1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Tujuan ujuan Praktikum Praktikum 1. Untuk Untuk mengetah mengetahui ui apakah apakah proses proses yang telah dilakuk dilakukan an berjalan berjalan dengan dengan
baik. 2. Untu Untuk k meng menguj ujii apak apakah ah sedi sediaa aan n ster steril il yang ang tela telah h dbua dbuatt mem memenuh enuhii persyaratan yang telah ditetapkan.
1.2. Dasar Te Teori Sediaan farmasetika terdiri dari sediaan steril dan sediaan non steril.
Sediaan non steril berbeda dengan sediaan steril, dimana sediaan non steril adal adalah ah sedia sediaan an yang yang dala dalam m peng penger erja jaan anny nyaa tida tidak k meme memerlu rluka kan n pros proses es sterilisasi, sedangkan sediaan steril adalah sediaan yang dalam pengerjaannya meme memerl rluk ukan an suat suatu u pros proses es dan dan tind tindak akan an steri sterili lisas sasi. i. Sedi Sediaa aan n steri sterill haru haruss terbebas terbebas dari mikroorganisme mikroorganisme,, bebas dari komponen komponen toksik dan memiliki kemurn kemurnian ian yang yang tinggi tinggi karena karena disunt disuntikk ikkan an melalu melaluii kulit kulit atau membran membran muko mukosa sa ke bagi bagian an dala dalam m tubu tubuh.P h.Pad adaa prin prinsip sipny nyaa ini ini terma termasu suk k sedia sediaam am parenteral, mata, dan irigasi (Lachman dkk., 2!". Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri. Steril menunjukkan kond kondis isii
yang ang
mikro ikroor orga gani nism smee
memu emungki ngkink nkan an denga engan n
terc tercip ipta tany nyaa
keter eterb batas atasan an
kebeb ebebas asan an
tert terten entu tu
penu penuh h
sed sedang angkan kan
dari dari asep asepti tiss
menunjukk menunjukkan an proses atau kondisi kondisi terkendali terkendali di mana tingkat kontaminas kontaminasii mikroba dikurangi sampai suatu tingkat tertentu di mana mikroorganisme dapat ditiadakan pada suatu produk. #septis #septis menunjukk menunjukkan an keadaan keadaan steril yang yang $tamp $tampak ak%% (Lac (Lachm hman an dkk. dkk.,, 2! 2!". ".& &arget rget suatu suatu meto metode de inak inakti ti'a 'asi si tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein atau membrane mikroorganisme tersebut. #gen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratii,2)".
2
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah telah mengal mengalami ami proses proses penste pensterila rilan n yang yang telah telah diberl diberlaku akukan kan.. *asilny *asilnyaa membuktikan baha prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. &etapi umumnya disetujui baha kontrol yang dilaksanakan selama proses 'alidasi member memberikan ikan jamina jaminan n lebih lebih efektifn efektifnya ya proses proses sterili sterilisasi sasi.. Uji ini dilaku dilakukan kan terhadap sampel yang dipilih untuk meakili keseluruhan lot bahan tersebut. Sampel Sampel bisa bisa diambil diambil dari dari kemasan kemasan atau atau adah adah akhir akhir suatu suatu produk produk,, atau atau sebagai bagian dari tangki bulk cairan atau dari bahan bulk lainnya (Lachman dkk., 2!". Salah satu tujuan uji sterilisasi pembuatan sediaan steril adalah untuk meminim meminimalka alkan n ketida ketidakpe kpercay rcayaan aan terhad terhadap ap pengu pengujian jian produk produk akhir akhir.. &iga &iga prinsip yang terlibat dalam proses uji sterilisasi sediaan steril adalah + 1" Untuk Untuk membu membuat at sterili sterilitas tas kedalam kedalam sedia sediaan an 2" Untuk Untuk menunjuk menunjukkan kan tingkat tingkat kemung kemungkin kinan an maksim maksimum um yang yang pasti pasti dimana dimana proses dan metode sterilisasi sterilisas i memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap semua unit dari batch sediaan. " Untuk memberik memberikan an jaminan jaminan yang lebih lebih luas dan mendu mendukung kung hasil hasil dari uji sterilitas sediaan akhir. (-inda, 2!" Uji sterilitas sterilitas bermanfaat bermanfaat untuk untuk mengetahui mengetahui 'aliditas proses sterilisasi sterilisasi dan melakukan kontrol kualitas sediaan steril. Uji ini harus direncanakan dengan baik untuk menghindari hasil positif palsu. Positif palsu dapat terjadi karena karena kontam kontamina inasi si lingku lingkunga ngan n maupun maupun kesalah kesalahan an yang yang dilaku dilakukan kan oleh oleh personil. Lingkungan harus didesain sesuai dengan persyaratan ruang steril yang ang
tela telah h
dite diteta tapk pkan an
oleh oleh
arm armak akop opee
teru teruta tama ma
menge engena naii
jum jumlah lah
mikroorganisme maupun jumlah partikel yang hidup di udara. /edia yang digunakan untuk uji sterilitas hendaknya dipersiapkan dengan baik dan telah teruji kemampuannya di dalam menumbuhkan mikroorganisme yang dapat berupa jamur maupun bakteri. Uji sterilisasi menurut armakope 0ndonesia disi 0 dapat dilakukan dengan dua prosedur pengujian yang terdiri dari meto metode de inok inokul ulas asii lang langsu sung ng ke dala dalam m medi mediaa uji uji dan dan meto metode de tekn teknik ik filtrasimembran. Prosedur berikut dapat digunakan untuk menetapkan apakah
bahan farmakope yang harus steril memenuhi syarat berkenaan dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing3masing monografi (untuk penggunaan prosedur uji sterilisasi sebagai bagian dari pengaasan mutu di pabrik, seperti yang tertera pada Sterilisasi dan 4aminan Sterilitas 5ahan. a. Prosedur Uji 0nokulasi Langsung ke 6alam /edia uji Uji pada cairan, pindahkan cairan dari adah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap adah uji ke dalam tabung media. 7ampur cairan dengan media tanpa aerasi berlebihan. 0nkubasi dalam media sesuai dengan prosedur umum selama tidak kurang 18 hari. #mati pertumbuhan pada media secara 'isual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke3 atau ke3 8 atau ke39, pada hari ke3: atau ke3! dan pada hari terakhir masa uji. 4ika ;at uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak segera dapat ditentukan secara 'isual, pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke3 dan ke3: sejak pengujian dimulai. Lanjutkan inkubasi media aal dan media baru selama total aktu tidak kurang dari 18 hari sejak inokulasi aal. b. Prosedur Uji /enggunakan Penyaringan /embran 4ika teknik penyaringan membran digunakan untuk bahan cair yang dapat diuji dengan cara inokulasi langsung ke dalam media uji, uji tidak kurang dari 'olume dan jumlah seperti yang tertera pada pemilihan spesimen uji dan masa inkubasi. Peralatan unit penyaring membran yang sesuai terdiri dari satu perangkat yang dapat memudahkan penanganan bahan uji secara aseptic dan membran yang telah diproses dapat dipindahkan secara aseptik untuk inokulasi ke dalam media yang sesuai atau satu perangkat yang dapat ditambahkan media steril ke dalam penyaringnya dan membran diinkubasi in situ. /embran yang sesuai umumnya mempunyai porositas ,89 µm dengan diameter lebih kurang 8:mm, dan kecepatan penyaringan air 99 mL sampai :9 mL per menit pada tekanan :cm*g. Unit keseluruhan dapat dirakit dan disterilkan bersama dengan membrane sebelum digunakan atau membrane dapat disterilkan terpisah dengan cara apa saja
8
yang dapat mempertahankan karakteristik penyaring dan menjamin sterilitas penyaring dan perangkatnya. 4ika bahan uji berupa minyak, membran dapat disterilkan terpisah dan setelah melalui pengeringan unit dirakit secara aseptic (6epkes <0, 1==9". &idak seperti syarat banyak sediaan yang lain, syarat sterilitas adalah nilai yang mutlak. Secara historis, pertimbangan sterilitas bersandar pada uji sterilitas lengkap yang resmi, namun pada akhirnya pengujian sterilitas mengalami banyak batasan.5atasan yang paling nyata dari uji sterilitas ini adalah uji yang dekstruktif, sehingga hal ini tergantung pada pemilihan sampel secara acak dari keseluruhan lot. Syarat suatu sediaan dikatakan steril, apabila Sterility Assurance Level (S#L" dengan probabilitas sama atau lebih baik dari 13), artinya dalam satu juta sediaan yang disterilkan hanya boleh maksimum 1 yang tidak steril.5ila proses pembuatan produk menggunakan teknik aseptik (aseptic processing " maka S#L > 138, artinya dalam sepuluh ribu sediaan yang disterilkan hanya boleh maksimum 1 yang tidak steril (Lukas, 2)". /edia
berfungsi
untuk
menumbuhkan
mikroba,
isolasi,
memperbanyak jumlah, menguji sifat3sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. 6alam armakope disi 0, disebutkan terdapat media yang dapat digunakan dalam uji sterilitas sediaan, yaitu media tioglikolat cair, media tioglikolat alternatif (untuk alat yang mempunyailumen kecil", dan SoybeanCasein Digest Medium. /edia uji memenuhi syarat jika terjadi pertumbuhan yang nyata dalam semua adah media yang diinokulasi dalam kurun aktu : hari. Uji sterilitas dinyatakan tidak absah, jika media uji menunjukkan respon pertumbuhan yang tidak memadai. /edia segar tidak digunakan dalam aktu 2 hari, simpan dalam tempat yang gelap, lebih baik pada suhu 2?7 hingga 29?7. 4ika media siap pakai disimpan dalam adah yang tidak tertutup kedap, dapat digunakan selama tidak lebih dari 1 bulan, dengan ketentuan media uji dalam kurun aktu : hari sebelum penggunaan dan indikator arna
9
memenuhi syarat. 4ika disimpan dalam adah tertutup kedap, media dapat digunakan selama tidak lebih dari 1 tahun, dengan ketentuan fertilitas media uji setiap bulan dan indikator arna memenuhi syarat (6epkes <0, 1==9". 5erikut merupakan komposisi masing3masing media serta manfaat masing3masing komponen+ 1. &hioglikolat cair ( Fluid Thioglycolate Media" &abel 1.1 &abel 5ahan /edia &hioglikolat 7air ( Fluid Thioglycolate Media" @ama 5ahan 4umlah ungsi L3sistin P ,9 #ntioksidan #gar ,:9 @utrient dan konsistensi @a7l 2,9 5ahan pengisotonis Alukosa 9,9 @utrient kstrak
)
2. &hioglikolat alternatif &abel 1.2 &abel bahan media thioglikolat alternatif @ama 5ahan L3sistin P @a7l Alukosa kstrak
4umlah ungsi ,9 #ntioksidan 2,9 5ahan pengisotonis 9,9 @utrient 9, @utrient 19, @utrient ,9 mL #ntioksidan , mL #ntioksidan 1 mL :,1 D ,2 di atas adalah+ panaskan semua bahan dalam
adah yang sesuai hingga larut. 7ampur, dan jika perlu, atur p* larutan hingga setelah sterilisasi :,1
,2 mnggunakan natrium hidroksida 1 @.
Saring jika perlu, tempatkan dalam tabung yang sesuai dan sterilisasi dengan uap air. /edia dibuat segar atau dipanaskan di tangas uap dan didinginan saat akan digunakan. Aunakan /edia &ioglikolat #lternatif dengan cara yang menjamin kondisi anaerob selama masa inkubasi (6epkes <0, 1==9".
. Soybean Casein Digest / Trypticase Soy roth (&S5" &abel 1. &abel bahan media soybean casein digest @ama 5ahan @a7l 6igesti Pankreas Basein P 6igesti Peptic &epung Bedelai B3osfat 6ibasa Alukosa #ir p*
4umlah ,9 1: , 2,9 2,9 1 mL :, D ,2
ungsi 5ahan pengisotonis @utrient @utrient 5uffer @utrient
(6epkes <0,1==9" 7ara pembuatan media di atas adalah sebagai berikut. 1. 6ilarutkan semua bahan padat dalam air, hangatkan hingga larut. 2. 6inginkan larutan hingga suhu kamar, dan jika perlu atur p* larutan hingga setelah sterilisasi :,D,2 menggunakan natrium hidroksida 1 @.
:
. 6isaring jika perlu, dan bagikan dalam tabung yang sesuai. Sterilisasi dengan uap air. 8. Aunakan Soybean-Casein Digest Medium untuk inkubasi dalam kondisi aerob. (6epkes <0, 1==9". Sebelum media digunakan untuk uji sterilitas, pada media dilakukan terlebih dahulu uji fertilitas untuk mengetahui kemampuan media untuk menumbuhkan bakteri. &abel 1.8. Pemilihan Spesimen Uji dan /asa 0nkubasi(6epkes <0, 1==9"
Uji fertilitas dilakukan dengan cara menginokulasi duplo adah tiap media secara terpisah dengan 1 mikroba hingga 1 mikroba 'iable dari tiap galur yang tertera dalam tabel, dan diinkubasi pada kondisi yang sesuai./edia uji memenuhi syarat jika terjadi pertumbuhan yang nyata dalam semua adah media yang diinokulasi dalam kurun aktu : hari (6epkes <0, 1==9". Uji sterilitas dapat dilakukan dengan inokulasi langsung ke dalam media uji atau dengan teknik penyaringan membran. Uji sterilitas dinyatakan tidak absah, jika media uji menunjukkan respon pertumbuhan yang tidak memadai. Uji sterilitas untuk bahan armakope, jika mungkin menggunakan penyaring membrane, merupakan metode pilihan (6epkes <0, 1==9".
!
Barena sifat bahan yang akan diuji ber'ariasi dan faktor lain yang mempengaruhi pada aktu melakukan uji sterilitas maka perlu diperhatikan ketentuan berikut dalam melakukan uji sterilitas. 1. 7ara /embuka Eadah 5ersihkan permukaan luar ampul dan tutup 'ial dan tutup botol menggunakan bahan dekontaminasi yang sesuai, dan ambil isi secara aseptic. 4ika isi 'ial dikemas dalam hampa udara, masukkan udara steril dengan alat steril yang sesuai, seperti alat suntik dengan jarum yang dilengkapi bahan penyaring untuk sterilisasi. 2. Pemilihan Spesimen Uji dan /asa 0nkubasi Untuk bahan cair, gunakan 'olume bahan dan media untuk setiap unit dan jumlah adah per media tidak kurang dari seperti yang tertera pada tabel di baah ini. &abel 1.9 4umah 5ahan 7air untuk Uji Sterilitas (6epkes <0, 1==9"
4ika kuantitas isi cukup, bahan dapat dibagi dan ditambahkan pada kedua media. 4ika 'olume setiap adah tidak cukup untuk kedua media, gunakan adah sejumlah dua kali. Untuk bahan selain cairan, uji 2 unit bahan dengan masing3 masing media. Untuk bahan yang hanya lumennya harus steril, bilas lumen dengan sejumlah media yang sesuai hingga diperoleh kembali tidak kurang dari 19 mL media (6epkes <0, 1==9".
=
4ika tidak dinyatakan lain, inkubasi campuran uji dengan media Fluid Thioglycollate(&/" atau &/ alternati'e selama 18 hari pada 39F7 dan dengan Soybean Casein Digest (S76" pada suhu 2329F7 (6epkes <0, 1==9". . Prosedur Uji 0nokulasi Langsung ke 6alam /edia Uji a. 7airan Pindahkan cairan dari adah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril. Secara aseptik inokulasikan sejumlah tertentu bahan dari tiap adah uji ke dalam tabung media. 7ampur cairan dengan media tanpa aerasi berlebihan. 0nkubasi dalam media tertentu seperti yang tertera pada !rosedur "mum, selama tidak kurang dari 18 hari. #mati pertumbuhan pada media secara 'isual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke3 atau ke38 atau ke39, pada hari ke3: atau ke3! dan pada hari terakhir dari masa uji. 4ika ;at uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak segera dapat ditentukan secara 'isual, pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke3 dan ke3: sejak pengujian dimulai. Lanjutkan inkubasi media aal dan media baru selama total aktu tidak kurang dari 18 hari sejak inokulasi aal. b. Salep dan minyak yang larut dalam isopropyl miristat Pilih 2 adah yang meakili, dibagi atas 2 kelompok terdiri dari 1 adah, dan perlakuakan tiap kelompok sebagai berikut. Secara aseptik pindahkan 1 mg dari tiap adah dari 1 adah ke dalam labu berisi 1 ml pembaa air steril yang dapat mendispersi homogen bahan uji dalam seluruh campuran cairan. Pemilihan bahan pendispersi yang bercampur dengan pembaa air, dapat berbeda sesuai dengan sifat salep atau minyak. Sebelum digunakan secara rutin, uji bahan pendispersi untuk memastikan baha kadar yang digunakan tidak mempunyai efek antimikroba yang bermakna selama selang aktu inkubasi. 7ampur 1 ml alikot dari campuran cairan yang diperoleh dengan ! ml tiap media.
1
0nkubasi dalam media tertentu seperti yang tertera pada !rosedur "mum, selama tidak kurang dari 18 hari. #mati pertumbuhan pada media secara 'isual sesering mungkin sekurangnya pada hari ke3 atau ke38 atau ke39, pada hari ke3: atau ke3! dan pada hari terakhir dari masa uji. 4ika ;at uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak segera dapat ditentukan secara 'isual, pindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kali antara hari ke3 dan ke3: sejak pengujian dimulai. Lanjutkan inkubasi media aal dan media baru selama total aktu tidak kurang dari 18 hari sejak inokulasi aal (6epkes <0, 1==9". Selain media yang telah disebutkan di atas, pada uji sterilitas dapat juga digunakan media nutrient agar (@#". @utrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy.@# juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas
dari
mikroorganisme
yang
tidak
selektif,
dalam
artian
mikroorganisme heterotrof. /edia ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. @# merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, seage, produk pangan, untuk membaa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni. Untuk komposisi nutrien agar adalah eksrak beef 1 g, pepton 1 g, @a7l 9 g, air desitilat 1. ml dan 19 g agarCL. #gar dilarutkan dengan komposisi lain dan disterilisasi dengan autoklaf pada 121F7 selama 19 menit. Bemudian siapkan adah sesuai yang dibutuhkan (-inda, 2!". /edia segar tidak digunakan dalam aktu 2 hari, simpan dalam tempat yang gelap, lebih baik pada suhu 2 o hingga 29 o. 4ika media siap pakai disimpan dalam adah yang tidak tertutup kedap, dapat digunakan selama tidak lebih dari 1 bulan, dengan ketentuan media uji dalam kurun aktu : hari sebelum penggunaan dan indikator arna memenuhi syarat. 4ika disimpan dalam adah tertutup kedap, media dapat digunakan selama tidak lebih dari 1
11
tahun, dengan ketentuan fertilitas media uji setiap bulan dan indicator arna memenuhi syarat (6epkes <0, 1==9". Bomposisi @utrien #gar per liter +#gar 19, gram, Peptone 9, gram, @a7l 9, gram, Geast Htract 2, gram, 5eef Htract , gram. p* :,8 D ,2 pada 29o7./edia ini digunakan untuk kulti'asi dan pemeliharaan 'arietas yang luas dari mikroorganisme. Pembuatan media nutrien agar yaitu + 1.
&ambahkan komponen3komponen tersebut ke dalam air destilasi atau deionisasi.
2.
&ambahkan air destilasi atau deionisasi hingga 'olume 1, L.
.
#duk hingga merata.
8.
Panaskan sambil diaduk hingga mendidih.
9.
Pindahkan ke tube atau labu.
).
Sterilisasi dengan autoklaf selama 19 menit pada tekanan 19 lbs o suhu 121 7.
:.
/edia dituangkan ke caan petri steril atau tube, tunggu hingga dingin dan mengeras.
(#tlas, 29" Parameter uji sterilitas dapat dilihat dari nilai 6, nilai -, dan nilai . a. Nilai D
@ilai 6 adalah aktu (untuk pemaparan panas atau kimiai" atau dosis (untuk pemaparan radiasi" yang dibutuhkan populasi mikroba untuk turun satu titik (penurunan =I, atau satu unit logaritma". @ilai 6 dapat dihitung secara sistematis+ 6 =
U log @o 3 log @u
6imana U adalah aktu atau dosis pemaparan pada kondisi tertentu, @o adalah populasi mikroba pada tahap aal, dan @u adalah populasi mikroba setelah menerima pemaparan bahan pensteril selama aktu U dan sebanyak dosis U. Sebagai contoh, setelah 9 menit pemaparan produk sampai 11emperature 121o7, populasi mikroba berkurang dari 2 H 1 9 sampai ) H 1 . Sehingga nilai 6 pada 121 o7 adalah+
12
6 121
>
9 min 9
log (2H1 " 3 log ()H1 "
= ,2! min
4adi pada 121 o7, populasi mikroba berkurang =I setiap ,2! menit. @ilai 6 telah ditentukan secara tepat untuk berbagai mikroorganisme yang terdapat pada lingkungan tertentu (permukaan padat atau cair" pada 12emperature tertentu untuk sterilisasi panas, dan pada pemaparan langsung pada penyinaran cobalt3). @ilai 6 tidak dapat ditentukan secara tepat untuk mikroorganisme yang terpapar pada ;at gas seperti etilen oksida karena interaksi panas yang kompleks, konsentrasi gas, dan kelembaban nisbi. @ilai 6 untuk sterilisasi gas dihitung bila kemungkinan panas dan kelembaban tetap konstan, hanya membedakan konsentrasi gas. (Lachman dkk, 2!" b. Nilai Z
@ilai - adalah banyaknya derajat yang dibutuhkan (7 atau " untuk 1 log pengurangan dalam nilai 6. 6apat dihitung dengan rumus+ - =
&1 3 &2 log 6 1 3 log 6 2
(Lachman dkk, 2!" c. Nilai
@ilai adalah aktu ekui'alensi pada temperatur 121o7 disalurkan ke suatu unit produk yang dihitung dengan menggunakan harga ; 1 o7. @ilai dapat dihitung dengan rumus+ .
= ∆t ∑ 1 & 3 121 .................Persamaan 1 1
> 6121 (log @o J log @u" ..... Persamaan 2 @ilai pada persamaan 1 diperoleh dengan pengukuran fisik temperatur produk dan substitusi temperatur itu untuk & dalam eksponen tersebut. /enurut definisi, bila digunakan, nilai ; dianggap menjadi 1 o7. 0ni berarti baha setiap peningkatan 1 o7 pada temperatur produk, nilai 6 berkurang =I atau 1 log satuan.
1
Persamaan 2 adalah persamaan secara biologis, karena nilai dihitung setelah penetapan nilai 6121 dan produk muatan @ . Probabilitas nonsterilitas pada tingkat berapapun yang diinginkan, biasanya minimum 1 3 )
. Secara umum, persamaan 2 digunakan dalam dua keadaan. Pertama, bila
nilai 6121, @ , @u diketahui maka nilai dapat dihitung. 7ontohnya, bila 6 121 > 1 menit, @ > 12, dan @u > 13), maka+ > 1 menit (log 1 2 J log 13)" > ! menit Bedua, bila 6121, @, dan diketahui, tingkatnonsterilitas yang diperoleh dapat dihitung. /isalnya, bila 6 121 > 2 menit, @ > 12, dan > ! menit, maka+ @ u
. = antilog log @ 3 6121
@ u
= antilog log 1 2
3
!
2
@u > 132 Pentingnya nilai dalam 'alidasi siklus sterilitas bisa diringkas sebagai berikut+ 1. menghubungkan efisiensi pembunuhan dari proses tersebut pada tiap temperatur dengan efek pembunuhan yang dihasilkan pada temperatur sterilisasi yang diinginkan, 121 7. 2. memberikan nilai kuantitatif tunggal yang menggambarkan aktu pemaparan panas dari siklus tersebut, dengan aktu mana produk itu dipaparkan ekui'alen dengan 121 7. . menggabungkan andil dari bagian pemanasan dan pendinginan profil temperatur3aktu selama suatu siklus dengan efek kematian keseluruhan dari panas terhadap mikroorganisme. 8. jika digunakan untuk menggambarkan
efek
letal
terhadap
mikroorganisme pada tempat terdingin dalam pensteril, menyatakan perkiraan
yang
paling
konser'atif
dari
derajat
pengrusakan
mikroorganisme, sehingga merupakan kondisi paling aman untuk menentukan aktu siklus.
18
Paling tidak ada tiga faktor yang mempengaruhi nilai . aktor3faktor tersebut antara lain+ a. Barakteristik adah termasuk ukuran, geometri, dan koefisien pemindahan panas b. olume dan 'iskositas produk c. Ukuran dan konfigurasi dari muatan batch dalam pensteril Persamaan dapat digunakan untuk sterilisasi panas kering, alaupun kebanyakan bahan yang disterilkan dengan pemanasan kering dapat mengalami siklus aktu3temperatur pembunuhan besar3besaran. (Lachman dkk, 2!"
19
BAB II P!"#EDU! $E!%A 2.1
Alat &an Ba'an − Alat
a. 7aan petri b. Lampu bunsen c. Kse d. 7orong gelas e. Aelas beaker f. Bertas saring g. 5atang pengaduk h. 0nkubator i. #utoklaf j. Pipet tetes k. #luminium foil l. Plastik ikan m. Lap −
2.2
@o . 1. 2. .
Ba'an a. #uadest b. #lkohol :I c. /edia &ioglikolat 7air d. Soybean-Casein Digest Medium e. /edium 0nstant @utrien #gar
#e&iaan (an) Diuji &abel 1. Sediaan yang akan dilakukan uji sterilitas
4enis Sediaan
@ama Sediaan
0nfus 6eHtrosa 9I 0njeksi enitoin Salep mata Bloramfenikol 1I
<6&
olume Sediaan 1 mL 9 mL ,9 g
olume Sampel 1 mL mL 1 mg
1)
2.*
+ara $erja a. Pembuatan ,e&ia Tio)likolat +air
L3Sistin P ,9 g @atrium klorida P 2,9 g Alukosa P (7)*12K).*2K" 9,9 g #gar P, granul (kadar air tidaklebih dari 19 I" ,:9 g kstrak ragi P (larut dalam air" 9, g 6igesti pancreas kasein P 19, g @atrium tioglikolat P atau ,9 g #sam tioglikolat P , mL Larutan natrium resa;urin P (1 dalam 1" dibuat segar 1, mL #ir 1 mL p* setelah sterilisasi :,1 D ,2 (6epkes <0, 1==9" 7ara Pembuatan+ 7ampur dan panaskan hingga larut. #tur p* larutan hingga setelah sterilisasi :,1 D ,2, menggunakan natrium hidroksida 1 @. 4ika perlu saring selagi panas menggunakan kertas saring. &empatkan media dalam tabung yang sesuai, yang memberikan perbandingan permukaan dengan kedalaman media sedemikian rupa sehingga tidak lebih dari setengah bagian atas media yang mengalami perubahan arna sebagai indikasi masuknya
oksigen
pada
akhir
masa
inkubasi.Sterilisasi
dalam
autoklaf.4ika lebih dari sepertiga bagian atas terjadi arna merah muda, media dapat diperbaiki satu kali dengan pemanasan di atas tangas air atau dalam uap yang mengalir bebas hingga arna merah muda hilang./edia siap digunakan jika tidak lebih dari sepersepuluh bagian atas media berarna merah muda.Aunakanlah media &ioglikolat 7air untuk inkubasi dalam kondisi aerob (6epkes <0, 1==9". b. Pembuatan Soybean-Casein Digest Medium
6igesti pankreas kasein P 6igesti papaik tepung kedele @atrium klorida P Balium fosfat dibasa P Alukosa P (7)*12K).*2K" #ir p* setelah sterilisasi :, D ,2 (6epkes <0, 1==9" 7ara Pembuatan+
1:, g , g 9, g 2,9 g 2,9 g 1 mL
1:
Larutkan semua bahan padat dalam air, hangatkan hingga larut. 6inginkan larutan hingga suhu kamar, dan jika perlu atur p* larutan hingga setelah sterilisasi :, D ,2 menggunakan natrium hidroksida 1 @. Saring jika perlu, dan bagikan dalam tabung yang sesuai. Sterilisasi dengan uap air. Aunakan Soybean-Casein Digest Medium untuk inkubasi dalam kondisi aerob (6epkes <0, 1==9". c. Prose&ur Uji #terilitas #e&iaan
a" Sediaan 7air 1. 6isiapkan media tioglikolat cair dan soybean casein digest medium dalam tabung media. 2. 6ipindahkan cairan dari adah uji menggunakan pipet atau jarum suntik steril. . 6iinokulasikan bahan uji (sampel infus dekstrosa 9I dan injeksi fenitoin" sesuai 'olume yang tertera di atas, dari adah uji ke tabung media. 8. 6icampurkan cairan tersebut dengan media tanpa aerasi berlebihan 9. 0nkubasi dalam media di atas selama tidak kurang dari 18 hari (untuk media tioglikolat cair diinkubasi pada suhu o39o7 dan soybean casein digest medium pada suhu 2 o329o7 ). 6iamati pertumbuhan pada media secara 'isual sesering mungkin sekurang3kurangnya pada hari ke3 atau ke38 atau ke39, pada hari ke3: atau hari ke3!, dan pada hari terakhir dari masa uji. :. 4ika ;at uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak dapat ditentukan secara 'isual, dipindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kal pada hari3 ke3 dan ke3: sejak pengujian dimulai !. 6ilanjutkan inkubasi media aal dan media baru selama total aktu tidak kurang dari 18 hari sejak inokulasi aal (6epkes <0, 1==9" b" Sediaan Semisolid 1. 6isiapkan media tioglikolat cair dan soybean casein digest medium dalam tabung media, masing3masing ! mL.
1!
2. Secara aseptic dipindahkan 1 mg dari tiap adah dari 1 adah ke dalam labu berisi 1 mL pembaa air steril yang dapat mendispersi homogeny bahan uji dalam seluruh campuran cairan (untuk 1 mg sediaan dari 1 adah, sediaan dilarutkan denga 1 mL air steril . 6icampurkan 1 mL campuran tersebut dengan ! mL media (gunakan pipet atau jarum suntik steril". 8. 6icampurkan cairan tersebut dengan media tanpa aerasi berlebihan 9. 0nkubasi dalam media di atas selama tidak kurang dari 18 hari (untuk media tioglikolat cair diinkubasi pada suhu o39o7 dan soybean casein digest medium pada suhu 2 o329o7 ). 6iamati pertumbuhan pada media secara 'isual sesering mungkin sekurang3kurangnya pada hari ke3 atau ke38 atau ke39, pada hari ke3: atau hari ke3!, dan pada hari terakhir dari masa uji. :. 4ika ;at uji menyebabkan media menjadi keruh sehingga ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba tidak dapat ditentukan secara 'isual, dipindahkan sejumlah memadai media ke dalam tabung baru berisi media yang sama, sekurangnya 1 kal pada hari3 ke3 dan ke3: sejak pengujian dimulai !. 6ilanjutkan inkubasi media aal dan media baru selama total aktu tidak kurang dari 18 hari sejak inokulasi aal (6epkes <0, 1==9"
&. Pembuatan ,e&ium Instant Nutrient A)ar -embuatan seban(ak 1 L/
6itimbang sebanyak 2,9 gram medium instant nutrient agar.
6isuspensikan dalam auades dan 'olume akhir dibuat 1mL. 6ipanaskan suspensi tersebut sampai agar3agar menjadi matang. #gar cair dimasukkan ke dalam medium tegak dan dibiarkan membeku. e. Prose&ur $erja Uji #terilitas a&a #e&iaan -men))unakan LA/
1=
Laminar #ir lo 7abinet (L#7" disiapkan terlebih dahulu.
/edium @# (nutrient agar" yang telah dibuat dalam caan petri dibagi menjadi area yang sama besar dan diberi nomer 13.
Semua peralatan yang dibutuhkan dan sediaan yang akan diuji dimasukkan dalam L#7 dan bunsen dinyalakan. 6iambil sampel dari sediaan sedikit saja. 4arum ose dibakar pada nyala api bunsen hingga membara, kemudian dicelupkan pada sampel sediaan. 6ilakukan strick pada media @utrient #gar. Sediaan pertama yang diuji adalah sediaan salep mata kloramfenikol 1I (<#@0BKL", kemudian infus deHtrosa 9I (L#6
Selanjutnya diinkubasi pada suhu :F7 selama hari.
6iamati dan dihitung ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada daerah strick yang telah dilakukan.
2
2.0
Penasiran Hasil Uji #terilitas a. Ta'a Pertama
Pada inter'al aktu tertentu dan pada akhir periode inkubasi, amati isi semua adah akan adanya pertumbuhan mikroba seperti kekeruhan dan atau pertumbuhan pada permukaan. 4ika tidak terjadi pertumbuhan, maka bahan uji memenuhi syarat. 4ika ditemukan pertumbuhan mikroba, tetapi peninjauan dalam pemantauan fasilitas pengujian sterilitas, bahan yang digunakan, prosedur pengujian dan kontrol negatif
menunjukkan tidak memadai
atau teknik aseptik yang salah digunakan dalam pengujian, tahap pertama dinyatakan tidak absah dan dapat diulang. 4ika pertumbuhan mikroba teramati tetapi tidak terbukti uji tahap pertama tidak absah, lakukan tahap kedua. b. Ta'a $e&ua
4umlah spesimen uji yang diseleksi minimum dua kali jumlah &ahap pertama. olume minimum tiap spesimen yang diuji dan media dan periode inkubasi sama seperti yang tertera pada &ahap pertama. 4ika tidak ditemukan pertumbuhan mikroba, bahan yang diuji memenuhi syarat.4ika ditemukan pertumbuhan, hasil yang diperoleh membuktikan baha bahan uji tidak memenuhi syarat. 4ika dapat dibuktikan baha uji pada &ahap kedua tidak abash karena kesalahan atau teknik aseptik tidak memadai, maka &ahap kedua dapat diulang.