PERANAN PSIKOLOGI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA
Pembelajaran Bahasa
Sejalan dengan perkembangan kosa kata dalam bahasa Indonesia yang semakin beragam maka peranan psikologi akan menjadi pendukung utama dalam menunjang munculnya kosa kata-kosa kata baru dalam berbahasa.
Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa diarahkan untuk meningkatkan kemampuan pebelajar dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis (Depdikbud, 1995). Hal ini relevan dengan kurikulum 2004 bahwa kompetensi pebelajar bahasa diarahkan ke dalam empat subaspek, yaitu membaca, berbicara, menyimak, dan mendengarkan.
Tujuan pembelajaran bahasa, menurut Basiran (1999) adalah keterampilan komunikasi dalam berbagai konteks komunikasi. Kemampuan yang dikembangkan adalah daya tangkap makna, peran, daya tafsir, menilai, dan mengekspresikan diri dengan berbahasa. Kesemuanya itu dikelompokkan menjadi kebahasaan, pemahaman, dan penggunaan. Tujuan pemelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia secara umum meliputi:
Siswa menghargai dan membanggakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan (nasional) dan bahasa negara.
Siswa memahami Bahasa Indonesia dari segi bentuk, makna, dan fungsi,serta menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk bermacam-macam tujuan, keperluan, dan keadaan.
Siswa memiliki kemampuan menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, kematangan emosional,dan kematangan sosial.
Siswa memiliki disiplin dalam berpikir dan berbahasa (berbicara dan menulis).
Siswa mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
Siswa menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Untuk mencapai tujuan di atas, pembelajaran bahasa harus mengetahui prinsip-prinsip belajar bahasa yang kemudian diwujudkan dalam kegiatan pembelajarannya, serta menjadikan aspek-aspek tersebut sebagai petunjuk dalam kegiatan pembelajarannya. Prinsip-prinsip belajar bahasa dapat disarikan sebagai berikut. Pembelajar akan belajar bahasa dengan baik bila:
Diperlakukan sebagai individu yang memiliki kebutuhan dan minat.
Diberi kesempatan berapstisipasi dalam penggunaan bahasa secara komunikatif dalam berbagai macam aktivitas.
Bila ia secara sengaja memfokuskan pembelajarannya kepada bentuk, keterampilan, dan strategi untuk mendukung proses pemerolehan bahasa.
Ia disebarkan dalam data sosiokultural dan pengalaman langsung dengan budaya menjadi bagian dari bahasa sasaran.
Jika menyadari akan peran dan hakikat bahasa dan budaya.
Jika diberi umpan balik yang tepat menyangkut kemajuan mereka.
Jika diberi kesempatan untuk mengatur pembelajaran mereka sendiri (Aminuddin, 1994).
Psikologi dalam Bahasa
Psikologi merupakan ilmu jiwa atau ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Dalam perkembangannya, psikologi lebih mengarah pada pembahasan atau pengkajian sisi-sisi manusia dari segi yang bisa diamati. Dr. singgih Dirgagunarasa mengatakan bahwa ilmu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
Psikologi juga dapat diaplikasikan di bidang bahasa, yaitu dengan menggabungkan cabang kajian kebahasaan linguistic dan ilmu psikologi, sehingga melahirkan disiplin ilmu baru berupa psikolinguistik. Menurut Steinthal, sebuah ilmu psikologi tidak mungkin dapat hidup tanpa sebuah ilmu bahasa. Juga dikatakan bahwa satu-satunya jalan unyuk masuk ke dalam akal manusia adalah melalui hokum-hukum asal bahasa dan bukan melalui pancaindra manusia.
Di dalam dunia ilmu psikologi, kita mengenal adanya psikologi umum dan psikologi khusus. Psikologi umum menyelidiki kegiatan-kegiatan manusia pada umumnya,yaitu manusia dewasa, normal dan beradab. Sedangkan psikologi khusus tercatat ada tujuh macam yang kita kenal, antara lain:
Psikologi Perkembangan
Psikolgi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua yang mencakuo psikologi anak, psikologi puber atau adolesensi ( psikologi pemuda ), psikologi orang dewasa, psikologi orang tua.
Psikologi Sosial
Psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi sosial.
Psikologi Pendidikan
Psikologi yang khusus menguraikan kegiatan-kegiatan atau aktivitas-aktivitas manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan, misalnya bagaimana cara menarik perhatian agar pelajaran dapat dengan mudah diterima, bagaimana cara belajar dan sebagainya.
Psikologi Kepribadian dan Tipologi
Psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
Psikopatologi
Psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak norman atau abnormal.
Psikologi Kriminal
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal kejahatan atau kriminalitas.
Psikologi Perusahaan
Psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan.
Dalam perkembangannya, psikologi telah terbagi menjadi beberapa aliran sesuai dengan paham filsafat yang dianut. Karena itulah dikenal adanya psikologi yang mentalistik, yang behavioristic, dan yang kognitifistik.
Psikologi yang mentalistik melahirkan aliran yang disebut psikologi kesadaran. Tujuan utama psikologi kesadaran adalah mencoba mengkaji proses-proses akal manusia dengan cara mengintropeksi atau mengkaji diri. Oleh karena itu, psikologi kesadaran lazim juga disebut psikologi intropeksionisme . psikologi ini merupakan suatu proses akal dengan cara melihat ke dalam diri sendiri setelah suatu rangsangan terjadi.
Psikologi yang behavioristic melahirkan aliran yang disebut psikologi perilaku. Tujuan utama psikologi perilaku ini adalah mencoba mengkaji perilaku manusia yang berupa reaksi apabila suatu rangsangan terjadi., dan selanjutnya bagaimana mengawasi dan mengontrol perilaku tersebut. Para pakar psioklogi behavioristic ini tidak berminat mengkaji proses-proses akal yang membangkitkan perilaku tersebut karena proses-proses akal ini tidak dapat diamati atau diobservasi secara langsung. Jadi, para pakar psikologi perilaku ini tidak mengkaji ide-ide, pengertian, kemauan, keinginan, maksud, pengharapan, dan segala mekanisme fisiologi. Yang dikaji hanyalah peristiwa-peristiwa yang dapat diamati, yang nyata dan konkret, yaitu kelakuan atau tingkah laku manusia.
Psikologi yang kognifistik dan lazim disebut psikologi kognitif mencoba mengkaji proses-proses kognitif manusia secara ilmiah. Yang dimaksud proses kognitif adalah proses-proses akal (pikiran, berpikir) manusia yang bertanggung jawab mengatur pengalaman dan perilaku manusia. Hal utama yang dikaji psikologi kognitif adalah bagaimana cara manusia memperoleh, menafsirkan, mengatur, menyimpan, mengeluarkan dan menggunakan pengetahuannnya, termasuk perkembangan dan penggunaaan pengetahuan bahasa. Perbedaannya dengan psikologi kesadaran (yang bersandar pada mentalis tradisional) adalah bahwa menurut paham mentalis proses-proses akl itu berlangsung setelah terjadinya rangsangan. Sedangkan menurut psikologi kognitif (yang merupakan mentalis modern) proses-proses akal itu terjadi karena adanya kekuatan dari dalam, tanpa adanya rangsangan terlebih dahulu. Perilaku yang muncul sebagai hasil proses akal seperti ini disebut perilaku atau tindakan bertujuan sebagai hasil kreativitas organisme manusia itu sendiri.
Psikologi sangan berkaitan erat dengan kehidupan manusia dalam segala kegiatannya yang snagta luas. Oleh karena itu, muncullah berbagai cabang psikologi yang diberi nama sesuai dengan penerapannya. Di antara cabang-cabang itu adalah psikologi social, psikologi perkembangan (kanak-kanak), psikologi klinik, psikologi komuniksdi, dan psikologi bahasa.
Peranan Psikologi dalam Belajar Bahasa
Pembelajaran bahasa menjadi sangat penting untuk dikaji, karena seperti yang sudah disebutkan di atas, bahwa belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar komunikasi. Bagi sebagian orang belajar bahasa bukanlah sesuatu yang sulit, karena memang ada manusia yang sejk lahir memiliki bakat dalam keterampilan berbahasanya, ketika ia dewasa tidak sulit baginya untuk lebih memahami bahasa lewat pembelajaran bahasa itu sendiri. Akan tetapi ada sebagian orang yang kesulitan dalam belajar bahasa. Baik itu mengalami kesulitan karena adanya organ tubuh yang tak sempurna ataupun keadaan psikologisnya yang terganggu sehingga menyebabkan terhambatnya pembelajaran bahasa itu sendiri.
Seseorang yang memiliki gangguan psikologi akan sulit belajar berbahasa, karena di dalam dirinya tertanam penyakit yang menyabotase kepercayaan dirinya, seperti halnya pengaruh negative hasil didikan secara tidak langsung dari lingkungannya, seperti:
Tudingan dan Kritik
Konformitas (suatu jenis pengaruh sosial ketika seseorang mengubah sikap dan tingkah laku mereka agar sesuai dengan norma sosial yang ada.)
Pengucilan
Persaingan
Kekecewaan
Kesempurnaan
Dominasi
Ketika seseorang telah menyimpan penyakit itu, maka akan sulit baginya belajar bahasa, baik untuk kepentingan dirinya maupun kepentingan social. Untuk mengatasi hal itu, dan meningkatkan kepercayaan diri yang bisa membantu pembelajaran bahasa lebih baik, ada beberapa cara, yakni:
Melakukan obrolan ringan
Menambah referensi
Mengajukan pertanyaan di forum diskusi
Mengingat nama
Menciptakan kesan
Mengembangkan kemampuan mendengarkan.
DAFTAR RUJUKAN
Chaer, Abdul. 2009. Psikolinguistik: Kajian Teoretik. Jakarta: Rineka Cipta.
Dennis, Fitryan G. 2011. Bekerja sebagai psikolog "referensi bimbingan karier". Jakarta:
Esensi.
Perry, Martin. 2006. Confidence Boosters "pendongkak kepercayaan diri", kalahkan rasa
tidak percaya diri anda dalam 10 langkah. Jakarta: Esensi.
Sarwono, Jonathan. 2010. Pintar Menulis Karangan Ilmiah (kunci sukses dalam menulis
Ilmiah). Yogyakarta: Andi.