PENGARUH INTERIOR PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT SISWA/I UNTUK DATANG KE PERPUSTAKAAN (STUDI KASUS DI SEKOLAH METHODIST, TERUSAN BANDENGAN UTARA, JAKARTA UTARA) 1
1
1
Elsie , Karina Claudia Chandra , Astriani Natasha , dan 2 Ir. Nurhasanah, M. M Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dam Desain Universitas Tarumanagara, Jakarta, Indonesia Abstract The issues that want to be discussed in this research was is there any influence the interior of library with interest of students to come to the library and how big the impact. impact. The purpose of this research research to know and to analyze is there any influence the interior of library to interest students to come to the library and how big the impact. The observation was done at Methodist School, Jakarta. In this research used qualitative and quantitative method through observation, interviewed, i nterviewed, questionnaire, and documentation. The questionnaire distributed to 41 students as respondents. The data analyzed with taxonomy technique in qualitative method and then in quantitative used descriptive statistic method, linier regression and one sampling T. The result of this research was proved by statistic with R score = 0,585 show that has positive correlation between interior quality and interest of student and the big of influenced is 0,49. So, there is influenced the interior’s library with the interest of student, but the impact is small. (sig small. (sig = 0,000) Keywords: Interior Design, Library’s Interior Design, Interest of student t o
come to library
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi yang semakin maju membuat banyak orang lebih tertarik dengan hal-hal yang berhubungan dengan teknologi seperti handphone, tv, internet, dll. Alasan inilah yang membuat tingkat minat baca pun semakin menurun, salah satunya adalah Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki masyarakat
1
2
Mahasiswa S1 Program Studi Desain Interior, Universitas Tarumanagara, Jakarta Dosen Pembimbing dan Staf Pengajar Jurusan Desain Interior Universitas Tarumanagara, Jakarta
1
dengan minat baca yang rendah. khususnya pada tingkat sekolah mayoritas siswa di sekolah lebih senang bermain dibandingkan pergi ke perpustakaan. Secara sederhana pengertian perpustakaan adalah salah satu bentuk organisasi sumber belajar yang menghimpun berbagai informasi dalam bentuk buku dan bukan buku yang digunakan oleh guru dan siswa upaya menambah wawasan. Jika dikaitkan dengan proses belajar di sekolah, keberadaan perpustakaan di sekolah memberikan sumbangan dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia. Namun sayangnya minat siswa maupun guru yang datang ke perpustakaan semakin menurun. Penurunan minat baca terhadap siswa ini diduga karena oleh beberapa faktor. Minat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor internal yang berasal dari dalam diri sendiri bisa berupa kebutuhan, perasaan dan lingkungan. Selain itu, terdapat faktor eksternal ,secara umum seperti buku yang tidak lengkap atau tidak sesuai dengan perkembangan yang ada, kurang adanya hal yang menarik dalam perpustakaan, kurangnya sarana atau fasilitas yang ada bahkan bisa karena interior perpustakaan yang kurang menarik. Salah satu faktor menurunnya minat untuk datang ke perpustakaan adalah interior perpustakaan yang kurang mengikuti perkembangan. Saat ini, sudah banyak perpustakaan yang memberikan interior yang menyenangkan dengan memberikan suasana baca yang berbeda seperti adanya menggabungkan penggunaan teknologi, membaca dengan kondisi lesehan, membaca dengan suasana yang lebih santai dan nyaman dengan penggunaan sofa dan masih banyak lagi. Penggunaan warna dalam interior perpustakaan pun dibuat lebih menarik dengan penggunaan beberapa warna terang agar terlihat segar dan menarik perhatian.
II. PENGARUH
INTERIOR
TERHADAP
SISWA
DATANG
KE
PERPUSTAKAAN
Rancangan suatu bangunan / lingkungan yang bagus akan menyebabkan orang merasa lebih nyaman, aman, dan produktif dan sebaliknya rancangan yang jelek akan membuat perasaan tidak berdaya ( powerless) dan menimbulkan stress (Widodo, 2000). Demikian juga dengan suatu rancangan perpustakaan. Suatu rancangan perpustakaan yang baik, akan menyebabkan pengunjung perpustakaan merasa nyaman, aman, dan produktif. Konsekuensinya adalah apa yang akan dilakukan pengguna perpustakaan, yang datang
2
dengan maksud utama adalah pencarian informasi atau ilmu pengetahuan, dapat berjalan dengan lancar dan semestinya. (Sainttyauw, 2013: 2) Ruang perpustakaan akan nyaman bagi pemakai apabila ditata dengan memperhatikan fungsi, keindahan, dan keharmonisan ruang. Hal tersebut dimaksudkan agar dapat memberikan kenyamanan kepada pengguna perpustakaan. (Sainttyauw, 2013: 2) Kenyamanan yang semakin baik mengindikasikan adanya rasa motivasi yang tinggi untuk mengunjungi perpustakaan. Ruang yang nyaman bisa menyebabkan pengguna merasa tidak tertekan, gelisah, dan merasa mendapatkan kebebasan beraktifitas diruangan (Sukesi dalam Adianto, Alfian, 2011)
III. METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode kuantilatif yaitu dengan menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dalam melakukan pengamatan, wawancara, kuesioner dan foto dokumentasi. Obyek penelitian dalam tulisan ini meliputi interior perpustakaan yang berhubungan dengan elemen desain dan minat siswa/i yang datang ke perpustakaan. Penelitian ini melakukan survey lapangan di Perpustakaan Sekolah Methodist, Terusan Bandengan Utara, Jakarta. Sedangkan, teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik analisis taksonomi pada kualitatif,dan pada analisis data kuantitatif menggunakan metode statistik deskriptif, one sampling T dan regresi linier sederhana.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sekolah Methodist merupakan sekolah Kristen swasta yang terletak di jalan Terusan Bandengan Utara No. 91 AY, Jakarta Utara. 14450. Sekolah Methodist memiliki beberapa fasilitas seperti kantin, ruang laboratorium, ruang bahasa, ruang gymnastic, lapangan bulutangkis, koperasi dan perpustakaan. Perpustakaan ini memiliki ruangan yang terbilang kecil hanya 79,60 m2. Namun, perpustakaan sekolah Methodist memiliki fasilitas yang cukup lengkap dan baik. Terdapat wifi, komputer, koleksi buku yang cukup. Wifi didalam perpustakaan juga cukup baik sehingga memudahkan siswa/i dalam mengerjakan tugas sekolah. Perpustakaan juga memiliki fasilitas untuk mencetak/print tugas sekolah. Koleksi buku pada perpustakaan pun cukup lengkap baik itu fiksi maupun non fiksi, baik berupa buku maupun non buku. Fasilitas ini dapat digunakan oleh seluruh siswa/i di sekolah Methodist.
3
4.1 Analisa Kualitatif Perpustakaan Sekolah Methodist hanya menerapkan dua prinsip desain yaitu keseimbangan (balance) asimetris dari segi peletakkan furniture dan warna interior; dan ritme (rhythm) dari segi peletakkan dan penggunaan warna furniture.
Penerapan Keseimbangan (Balance ) Pada Ruang Perpustakaan Sumber: Elsie, 2016
Ritme
Penerapan Ritme (Rhythm) Pada Ruang Perpustakaan Sumber: Elsie, 2016
Sedangkan, penerapan elemen desain pada ruang interior perpustakaan Sekolah Methodist berdasarkan garis (line) sudah baik karena banyak menggunakan garis vertikal yang dapat membuat ruangan terkesan tinggi.
Garis Vertikal
Penerapan Garis (Line ) Pada Ruang Perpustakaan Sumber: Astriani, 2016
Penerapan bentuk ( shape) banyak menggunakan bentuk persegi sehingga memberikan kesan modern namun dapat juga terkesan monoton.
4
Bentuk Persegi Penerapan Bentuk Persegi Pada Ruang Perpustakaan Sumber: Astriani, 2016
Berdasarkan penerapan tekstur
(texture) pada interior perpustakaan sudah
sesuai. Terdapat pula ketidaksesuaian terhadap penggunaan warna (color ) funiture, dan pencahayaan (lighting ) yang masih kurang dari standarisasi. Warna coklat dan biru tua merupakan warna alam yang dapat cocok satu sama lain, namun penggunaan tone warna kedua warna yang gelap memberikan kesan ruang yang gelap dan terlihat tidak cocok. Pencahayaan (lighting ) didalam perpustakaan masih belum sesuai dengan standarisasi terlebih pada bagian area rak buku terdapat kesulitan dalam mencari buku. Sedangkan, pada area lainnya masih bisa dirasakan nyaman bagi penggunanya.
Area Counter Area Meja Baca Area Baca (Lesehan) Area Rak Buku
Rekomendasi Iluminasi (lux)
Kondisi Eksisiting (lux)
600 400 200 400
284 227 58 12
Perbandingan Pencahayaan (Lighting ) Berdasarkan Literatur dengan Kondisi Eksisting Sumber: Data Pribadi, 2016
Jika dianalisis berdasarkan fleksibelitas, area perpustakaan,menggunakan sistem open plan sehingga mudah dalam beraktivitas. Begitu j uga dengan penghawaan memiliki suhu rata-rata 23,5oC, sehingga terasa sejuk nyaman. Sedangkan, berdasarkan kelembaban telah sesuai dengan standarisasi.
5
Nama Area Area Counter Area Meja Baca Area Baca (Lesehan) Area Rak Buku Area Komputer Rata - Rata
Kondisi Eksisting (%) 49,7 % 47,8 % 41,4 % 46,5 % 45,2 % 46,12 %
Standarisasi
45 % - 55%
Perbandingan Kelembaban Berdasarkan Literatur dengan Kondisi Eksisting Sumber: Data Pribadi, 2016
Akustik pada ruang masih belum diperhatikan karena penggunaan material lantai, dinding dan plafon yang bukan material kedap suara. Plafon G
sum
Dinding Kaca
Lantai Vynil Lantai Keramik Penerapan Material Pada Bidang Ruang Perpustakaan Sumber: Astriani, 2016
Berdasarkan furniture karena merupakan produk pabrikan sehingga ukuran telat sesuai dengan standar ergonomi. Selain itu, penggunaan material juga tidak berbahaya bagi pengguna. Tidak mengeluarkan zat yang berbahaya bagi manusia.
HPL
Fabric
Furniture Pada Ruang Perpustakaan Sumber: Astriani, 2016
6
4.2 Analisa Kuantitatif Dalam analisis deskriptif dapat disimpulkan bahwa siswa/i Sekolah Methodist jarang mengunjungi ke perpustakaan, dan didominasi karena alasan hobi membaca. Namun, alasan ini tidak diseimbangkan dengan jumlah kunjungan perpustakaan. hal ini dikarenakan kebanyakan siswa/i yang hobi membaca lebih suka dan nyaman baca dirumah. Siswa/i Sekolah Methodist lebih tertarik datang ke perpustakaan jika memiliki interior perpustakaan yang nyaman dan menarik. Hal ini dikarenakan dengan interior yang menarik dan nyaman dapat memberikan kesan yang tidak bosan dan santai sehingga dapat menjadi salah satu sarana siswa dalam mengisi waktu luang. Menurut siswa/i Sekolah Methodist, interior perpustakaan Sekolah Methodist dinilai sudah baik dari segi fasilitas dan buku yang tersedia. Namun, interior perpustakaan bukanlah daya tarik utama bagi siswa untuk datang ke perpustakaan. Analisis one sampling T dilakukan untuk mengetahui pendapat siswa tentang interior
perpustakaan Sekolah
Methodist.
Dasar
pengambilan keputusannya
berdasarkan rata-rata atau mean, dikatakan kualitas interior perpustakaan sudah baik jika mendapat hasil rata-rata > 3 dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% ( = 5%), maka keputusan : Jika sig > 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima. H0 = Kualitas interior perpustakaan Sekolah Methodist tidak baik. Ha = Kualitas interior perpustakaan Sekolah Methodist baik. One-Sample Statistics
Kualitas
mean .2439
1
Std. Deviation 1.11311
Std. Error Mean .17384
One-Sample Test
Test Value = 3 t
Kualitas
1.403
df
40
Sig. (2-
Mean
95% Confidence Interval of
tailed)
Difference
the Difference
.168
.24390
Lower
Upper
-.1074
.5952
7
Pada presentasi ini menggunakan hasil Sig. (1-tailed) karena hanya memiliki satu penilaian. Jadi, hasil signifikasi yang ada dibagi dua untuk mendapatkan hasil yang diinginkan. Sig. (1-tailed) = Sig. (2-tailed) 2 =
0,168 2
=
0, 084
Pada analisis one sampling terlihat bahwa hasil mean adalah 3.2439 dan nilai sig = 0,084. Hasil perhitungan secara rata-rata dari penilaian siswa sebesar 3,24, lebih besar dari 3. Namun, nilai signya 0,084 lebih besar dari 0,05, jadi tolak Ha, terima H0, artinya interior perpustakaan Sekolah Methodist menurut siswa/i dianggap kurang baik. Sedangkan, Analisis regresi sederhana dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh interior perpustakaan terhadap minat siswa untuk datang ke perpustakaan. Dasar pengambilan dengan menggunakan tingkat keyakinan 95% ( = 5%), maka keputusan : Jika sig > 0,05 maka H0 diterima, Ha ditolak. Jika sig < 0,05 maka H0 ditolak, Ha diterima. H0 = Tidak ada pengaruh kualitas interior terhadap keinginan siswa untuk datang ke perpustakaan. Ha= Ada pengaruh kualitas interior terhadap keinginan siswa untuk datang ke perpustakaan. Model Summary
Mod
R
el 1
.585a
R
Adjusted R
Std. Error of
Square
Square
the Estimate
.342
.325
.76623
a. Predictors: (Constant), kualitas
8
Coefficientsa
Model
1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
Std. Error
(Constant)
1.485
.373
kualitas
.490
.109
t
Sig.
3.983
.000
4.499
.000
Beta .585
a. Dependent Variable: dayatarik Arti R = 0,585, menunjukan ada korelasi antara interior perpustakaan dengan minat siswa/i datang ke perpustakaan. Nilai R Square = 0,342, artinya interior perpustakaan mempengaruhi minat siswa/i datang ke perpustakaan sebesar 34,2 %, sisanya dipengaruhi oleh faktor lain seperti fasilitas, kemauan diri sendiri, buku yang ada, yang tidak ada di dalam. Hasilan analisis dari regresi sederhana, didapatkan bahwa Sig < 0,05 yaitu 0,000 maka H0 ditolak, Ha diterima. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh interior perpustakaan terhadap minat siswa untuk datang ke perpustakaan.
V. SIMPULAN DAN SARAN
Perpustakaan Sekolah Methodist masih belum bisa dikatakan baik. Interior perpustakaan hanya menerapkan dua prinsip desain, sedangkan pada elemen desain penerapan warna (color ), bentuk ( shape), cahaya (lighting ), dan akustik masih belum memenuhi standarisasi. Namun, berdasarkan tekstur (texture), fleksibelitas, area perpustakaan, penghawaan, kelembaban, furniture sudah baik dan sesuai dengan standarisasi. Berdasarkan hasil penelitian ini telah dibuktikan serta statistik, bahwa nilai R = 0,585 menunjukkan bahwa ada korelasi positif antara kualitas interior dengan minat untuk datang ke perpustakaan, sedangkan besar pengaruhnya antara kualitas interior terhadap minat yang datang ke perpustakaan sebesar 0,49. Melalui hasil uji hipotesa dapat dibuktikan secara statistik dan signifikan, bahwa terdapat pengaruh interior terhadap minat siswa untuk datang ke perpustakaan (sig = 0,000). Selanjutnya, usaha yang dapat dilakukan agar interior perpustakaan Sekolah Methodist menjadi lebih baik, sebaiknya menerapkan prinsip desain secara baik.
9
Menggunakan warna (color ) yang terang dan beragam seperti warna pastel agar memberikan kesan yang segar dan luas pada ruang. Penerapan bentuk ( shape) pada ruang sebaiknya lebih bermain lagi. Berdasarkan pencahayaan (lighting ), agar ruangan terasa lebih terang dapat dari penggunaan warna interior yang lebih terang dan material yang dapat memantulkan cahaya. Selain itu, juga terdapat tambahan lampu pada area rak buku dan tingkat cahaya pada area lainnya. Sedangkan dalam mengatasi solusi akustik ruang, interior perpustakaan dapat menggunakan material kaca kedap suara pada bagian dinding dan material karpet pada bagian lantai.
DAFTAR PUSTAKA
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2005). Dasar-Dasar Tata Rupa dan Desain. Yogyakarta: Arti Bumi Intaran. Swasty, Wirania. (2010). A-Z Warna Interior Rumah Tinggal . Depok: Griya Kreasi. Thompson, Godfrey. (1989). Planning and Design of Library Building: Third Edition. Oxford: Butterworth Architecture. Wicaksono, Andie. A dan Endah Tisnawati.(2014). Teori Interior . Cibubur: Griya Kreasi. Sainttyauw, Adrina Ayu Candra Zelzi Jeint. (2013). Pengaruh Desain Interior Perpustakaan Terhadap Kenyamanan Pengguna di Perpustakaan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Vol 2, No.1. http://journal.unair.ac.id/downloadfullpapers-Jurnal%20Adrina.pdf. Di Akses 2 Maret 2016.
10