PENGAMATAN KURA-KURA HITAM (Amboinensis) MELALUI PENGUKURAN TUBUH DI TEMPAT PEMELIHARAAN HEWAN DI KECAMATAN BIROMARU, KABUPATEN SIGI BLACK TORTOISE WATCH (Amboinensis) VIA BODY MEASUREMENT AT MAINTENANCE ANIMAL’S PLACE AT BIROMARU'S DISTRICT, SIGI'S REGENCY [1]
Muh Rifaldhi
[2]
[3]
Fakultas Peternakan Dan Perikanan Mahasiswa Fakultas Petrnakan dan Perikanan Prodi Pr odi Akuakultur [4] Universitas Tadulako [5] E-mail
[email protected]
Abstrak Indoesia merupakan Negara yang memiliki cukup banyak jenis hewan yang sangat indah, salah satu pulau di Indonesia yang mempunyai hewan yang cukup beragam adalah Sulawesi. Sulawesi sendiri adalah pulau yang cukup luas dan didalamnya terdapat berbagai macam satwa bail itu satwa introduksi maupun satwa endemic salah satunya adalah kurakura. Di Dilawesi sendiri terdapat 3 jenis kura-kura, 2 diantaranya adalah kura-kura endemic yaitu kura-kura Baniang Sulawesi (Indotestudo forstenii) forstenii) dan kura-kura Hutan Sulawesi (Leucoce phalon yuwonoi) serta satu diantaranya adalah kura-kura introduksi dan banyak di jumpai hamper diseluruh dunia yakni kura-kura kura-kura hitam atau Coura amboinensis Kata Kunci : Kura-kura hitam (Coura amboinensis) amboinensis) dan identifikasi
PENDAHULUAN Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang sangat banyak baik itu berupa flora maupun fauna yang dimilikinya dan salah satu fauna yang cukup diperhatikan pemerintah saat ini yakni kura-kura karena hingga saat ini populasi kura-kura semakin menurun.
Indonesia sendiri memiliki jenis kura kura yang sangat beragam dimana jumlah keanekaragaman tersebut melampaui negara lain karena dari beberapa jenis kura-kura di Indonesia terdapat 39 jenis kura-kura yang tersiri dari berbagai jenis misalnya 6 jenis penyu, 6 jenis labi-labi, 2 jenis kura-kura darat serta memiliki 25 jenis kura-kura yang hidup diair tawar (Riyanto dan Mumpuni dalam Endarwi Dkk, 2005).
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
1
Kura-kura sendiri merupakan salah satu
Coura amboinensis merupakan salah
hewan reptile dan sangat mudah dikenali
satu kura-kura yang hidup diair tawar dan
dengan hewan lainnya karena memiliki cirri
termasuk kedalam ordo Testudines, family
khas yag unik dan berbeda dari lainnya,
Emydidae dan subfamily Batagurinae. C.
salah satu cirri khas yang dimilikinya adalah
amboinensis termsuk salah satu jenis biota
perisai atau cangkangnya ata yang disebut
endemic
juga dengan karapas yang terbukti sangat
terkhususdi Sulawesi itu sendiri, hal ini
keras
dari
disebabkan karena hingga saat ini masih
Setiadi,
banyak di perdagangkan hingga keluar
sehingga
pemangsanya 2011).
berlindung
(Kendrick
Untuk
tersebut
dapat
dalam
menemukan
cara
yang
mudah
kura-kura adalah
mengetahui habitatnya dimana kura-kura hidup di berbagai tempat seperti lautan, sungai, rawa, dan bahkan hutan dan wilayah yang merupakan daerah tropis dengan suhu udara dan kelembaban yang cukup tinggi menjadikan Sulawesi sebagai salah satu wilayah tumbuh bagi kura-kura tersebut. Hal
ini
terbukti
dimana
tiga
diantaranya
termasuk
terdapat
di
Indonesia
negeri. Maka, dalam mengantisipasi kepunahan dari kura-kura C. amboinensis tersebut perlu adanya mata kuliah Domestikasi Biota Air Endemik dengan tujun biota-biota yang terancam
punah
dapat
dilindungi
atau
dilestarikan lagi sehingga generasi-generasi yang akan dating dapat melihat keindahan biota endemic yang kita miliki khususnya di
jeis
wilayah pulau Sulawesi.
kurakura itu sendiri terdapat di Sulawesi dan dua
yang
METODE PENGAMATAN
kura-kura
endemik dari Sulawesi itu sendiri. Kedua
Pengamatan kura-kura hitam (Coura
kura-kura tersebut adalah kura-kura darat
amboinensis) ini dilaksanakan pada tanggal
atau yang biasa disebut dengan Baniang
1 Desember 2017, bertempat di Tempat
Sulawesi (Indotestudo forstenii) dan kura-
Penangkaran Satwa yang beralamat di Desa
kura
Sigi,
Hutan
Sulawesi
(Leucoce phalon
Kabupaten
Biromaru,
Sulawesi
yuwonoi) serta jenis lainnya adalah kura-
Tengah. Adapun cara atau metode yang
kura hitam atau kura-kura batok (Coura
digunakan selama melakukan pengamatan
ambionensis),
adalah
kurakura
hitam
tersebut
merupakan salah satu jenis kura-kura yang memiliki tingkat penyebara yang sangat banyak meliputi Pulau Sumatera, Jawa, Kalimantan dan Sulawesi.
menggunakan
metode
survey,
wawancara serta metode identifikasi. Pada
metode
identifikasi
yang
digunakan adalah dengan cara mengukur morfologi atau bagian tubuh terluar dari
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
2
kura-kura itu sendiri, berupa pengukuran tinggi badan, panjang badan, lebar badan, bobot tubuh, panjang sisik, lebar sisik dan menghitung kelengkapan tubuh dari kurakura tersebut.
HASIL DAN PEMBAHASAN Dari sebanyak
hasil 30
pengamatan ekor
kura-kura
pengukuran
yang
didapatkan dapat dilihat dari table dibawah.
1.
2.
3.
4.
5.
Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik
: 17 cm : 13 cm : 7 cm : 3,5 cm : 3,8 cm : 0,7 kg : 17,6 cm : 12,3 cm : 6 cm :3,7 cm : 3,5 cm : 0,6 kg : 15 cm :11,6 cm : 5,3 cm : 3,1 cm : 2,8 cm : 0,5 kg : 16,6 cm : 12,4 cm : 7,2 cm : 4,7 cm : 3,9 cm : 0,8 cm : 18,4 cm : 13,6 cm : 7,6 cm : 4,3 cm : 4 cm
Bobot tubuh 6. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 7. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 8. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 9. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 10. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 11. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 12. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh
: 1 kg : 18,2 cm : 14 cm : 7,7 cm : 3,9 cm : 4,4 cm : 0,9 cm : 18 cm : 13,4 cm : 7,5 cm : 4,2 cm : 3,9 cm : 1 kg : 16,6 cm : 12,7 cm : 6,4 cm : 2,8 cm : 3 cm : 0,7 kg : 16,8 cm : 13 cm : 6,2 cm : 3,6 cm : 3,9 cm : 0,7 cm : 18,9 cm : 14,6 cm : 7,8 cm : 3,6 cm : 3,9 cm : 0,7 kg : 16 cm : 12 cm : 7 cm : 5,5 cm : 3,5 cm : 0,7 kg : 18,5 cm : 13,5 cm : 8,5 cm : 3,7 cm : 3,5 cm : 1 kg
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
3
13. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 14. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 15. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 16. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 17. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 18. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 19. Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh 20. Panjang tubuh
: 16 cm : 12 cm : 8 cm : 3,7 cm : 3,5 cm : 0,8 kg : 17 cm : 11,5 cm : 8,5 cm : 4 cm : 3,5 cm : 0,9 kg : 17 cm : 11,5 cm : 7 cm :3,5 cm :3,7 cm :0,7 kg : 17 cm : 12,5 cm : 7,5 cm : 3,5 cm : 3,5 cm :0,7 kg : 16 cm : 12 cm : 7 cm : 3,5 cm : 4 cm : 0,6 kg : 17 cm : 11,5 cm : 6,5 cm : 3,5 cm : 4 cm : 0,6 kg : 17 cm : 11,5 cm : 6,5 cm : 4 cm : 3,5 cm : 0,8 kg : 16 cm
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh Tinggi tubuh Panjang sisik Lebar sisik Bobot tubuh Panjang tubuh Lebar tubuh
: 11,5 cm : 6 cm : 3 cm : 4 cm : 0,7 kg : 15 cm : 11,5 cm : 6 cm : 3 cm : 3,5 cm : 0,7 cm : 12,5 cm : 11 cm : 6,5 cm : 2 cm : 3 cm : 0,5 kg : 13 cm : 10 cm : 6 cm : 2,5 cm : 3 cm : 0,4 kg : 14,5 cm : 11 cm : 6,5 cm : 2,5 cm : 3,5 cm : 0,5 kg : 18 cm : 13 cm : 8 cm : 4 cm : 3,5 cm : 0,7 kg : 19 cm : 13 cm : 8,5 cm : 3 cm : 3,5 cm : 0,6 kg : 17 cm : 12,5 cm
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
4
Tinggi tubuh : 8 cm Panjang sisik : 3 cm Lebar sisik : 3,5 cm Bobot tubuh : 0,8 kg 28. Panjang tubuh : 17 cm Lebar tubuh : 13 cm Tinggi tubuh : 7 cm Panjang sisik : 3,5 cm Lebar sisik : 3,5 cm Bobot tubuh : 0,6 kg 29. Panjang tubuh : 18 cm Lebar tubuh : 13 cm Tinggi tubuh : 7 cm Panjang sisik : 4 cm Lebar sisik : 4,5 cm Bobot tubuh : 0,6 kg 30. Panjang tubuh : 18,5 cm Lebar tubuh : 14 cm Tinggi tubuh : 7,5 cm Panjang sisik : 3,5 cm Lebar sisik : 4 cm Bobot tubuh : 0,6 kg Tabel 1. Pengamatan Morfologi Luar Kura-kura Hitam (C. amboinensis) Dari
hasil
pengamatan
yang
dilakukan diatas jumlah kura-kura
tersebut termasuk jenis jantan dan apabila perutnya tidak ada cekungan maka kura-kura tersebut betina. Jenis
kura-kura
yang
diamati
diatas adalah kura-kura yang memiliki perkembangan yang baik hal ini disebabkan semua bagian tubuhnya masih utuh, hal ini terbukti pada saat melakukan identifikasi kelengkapan tubuh kura-kura itu sendiri. marginal 2 nukhal 1 vertebral 5 costal 8 suprakaudal 22 gular 2 pectoral 2 abdominal 2 anal 22 askiler 4 Tabel 2. Identifikasi kelengkapan Tubuh Kura-Kura (C.amboinensis)
jantan yang diamati adalah 21 ekor KESIMPULAN
dan jumlah betina yang didapatkan adalah 9 ekor dan utuk membedakan
Dari
kura-kura jantan dan kura-kura betina
didapatkan hasil bahwa kura-kura
hal utama yang perlu diperhatikan
hitam(Coura amboinensi ) merupakan
adalah cekungan yang berada di
kura-kura
bawah
itu
Sulawesi sudah terancam punah dan
sendiri, yang mana apabila bawah
saat ini kura-kura hitam tersebut telah
atau
dikembangbiakkan
dari
perut
tubuh
kura-kura
kura-kura
itu
sendiri
hasil
pengamatan
yang
diatas
keberadaannya
di
tempat
terdapat cekungan maka kura-kura Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
di
5
penangkaran
hewan.
Pada
penulis
pada
saat
melakukan
pengamatan ini pengukuran tubuh
pengamatan setra teman-teman yang
yang didapatkan hamper sama semua,
selalu membantu penyusunan jurnal
hal ini disebabkan karena umur dari
ini.
semua kura-kura yang ada di tempat penangkaran hampir sama semua dan atau tingkat pertumbuhannya sama disebabkan oleh pola makan dan cara pemeliharaan
yang
sama
pengamatan
kura-kura
kelengkapan
tubuh
dan
mengenai
juga
Penulis
menyadari
jurnal
ini
masih jauh dari kata sempurna, maka dari
itu
menulis
mengharapkan
kritikan dan saran yang sifatnya membangun
agar
jurnal-jurnal
selanjutnya lebih baik lagi.
legkap
sehingga kura-kura tersebut dapat
DAFTAR PUSTAKA
dikatakan sebagai kura-kura yang
Afriyani, F., Amin, M dan Rahayu,
sehat.
S.E., 2010. Analisa filogenetik kura-kura (Coura amboinensis) di
UCAPAN TERIMA KASIH
daerah Sulawesi berdasarka DNA Segala puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang
telah
memberikan
menyelesaikan
jurnal
mata
Domestikasi
Biota
Air
kuliah
Endarwin,
W.,
2005.
Studi
tentukan.
(Chelodina 1994) pula
penulis
mengucapkan terima kasih kepada
Ut-Hasanah,
A.,
Vazquiz, R.I., dan Kusrini, M.D.,
keberadaan
lupa
c.
Oxidase Sub Unit 1).
Endemik ini pada waktu yang telah di
Tak
(Cytochrome
nikmat
kesehatan kepada penulis sehingga dapat
mitokondria
di
pendahuluan
kura-kura mccordi, pulau
rote Rhodin
rote,
Nusa
Tenggara Timur. Jurnal Media Konservasi 10(2):51-57.
bapak Fadli Y. Tantu dan ibu Jusri Nilawati yang
telah membimbing
Fithria, A., 2008. Upaya konservasi bangsa
kura-kura
di
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
areal 6
penambangan cathment
emas
area
dan
riam
intan kanan,
Kalimantan selatan. Jurnal hutan tropis borneo : 180-192. Hardiyanti., Prihartini, W dan Darda, R.I., 2013. Inventarisasi spesies kura-kura dalam red list IUCN dan CITIES yang diperdagangkan di Jakarta dan Bogor. Ryanto,
A.,
Soemarno,
Wawangningru, Partomihardjo, Karakteristik
S.,
H
dan
T., habitat
2006. kura-kura
hutan Sulawesi berstatus kritis Leucocephalon
yuwonoi
di
kawasan sungai ganonggol dan bangkir, Sulawesi Tengah. Jurnal Biologi Indonesia 4(2):99-116. Setiadi, A.E., 2007. Identifikasi jenis kura-kura di Kalimantan barat. Seminar nasional XI pendidikan biologi
FKIP
UNS.
Yanuafera, M.F dan Hariyanto, G., 2007. Kura-kura taman nasional alas purwo.
Muh Rifaldhi | Jurnal Domestikasi Biota Air Endemik, 2017
7