1 ANALISIS KOMPARASI METODE BUILDI NG INF ORMATION MODELI MODELI NG (BIM) DENGAN METODE KONVENSIONAL PADA PERENCANAAN DESAIN DAN RAB PADA PROYEK KONSTRUKSI I Gede Bayu Chandra Natha1, Dr. I Ketut Sutapa, SST, MT2, Ir. I Nyoman Suardika, MT 2 1 Mahasiswa / Diploma 4 / Teknik Sipil / Politeknik Negeri Bali 2 Dosen / Teknik Sipil / Politeknik Negeri Bali Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bali Jalan Kampus Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, 80364 Email : bayoechandra@gm :
[email protected] ail.com Abstrak : Seiring berkembangnya teknologi yang menuntut inovasi di segala bidang termasuk juga di dunia teknik sipil, maka mulai berkembang sebuah aplikasi yang berbasis Building berbasis Building Information Modeling (BIM). Building Information Modeling (BIM) (BIM) pada dasarnya adalah sebuah platform digital untuk penciptaan bangunan virtual. Autodesk Revit adalah suatu perangkat lunak canggih yang memungkinkan untuk menggunakan proses berbasis model cerdas untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola bangunan dan infrastruktur. Penulis ingin menerapkan konsep BIM pada bangunan rumah tinggal 2 lantai Teras Hijau. Bangunan ini memiliki luas 101,15 m2 dengan konsep minimalis. Penulis memilih bangunan ini, karena pada awal desain perencanaan bangunan ini masih menggunakan aplikasi berbasis CAD dan perhitungan volumenya masih menggunakan metode manual. Adapun keunggulan pada perangkat lunak Autodesk Revit dalam perencanaan desain dan RAB yaitu, dengan konsep Building konsep Building Information Modeling (BIM), pada perangkat lunak Autodesk Revit dapat mempermudah koordinasi antar pelaku konstruksi yaitu pemilik proyek (owner owner ), ), konsultan, dan kontraktor karena semua informasi tentang bangunan tersebut tersimpan dalam satu file digital, sehingga lebih praktis dan lebih efisien. Adapun kelemahan pada perangkat lunak Autodesk Revit dalam perencanaan desain dan RAB yaitu, Belum bisa membuat format RAB secara penuh karena kuantifikasi yang dilakukan masih bersifat PBS ( Product Product Breakdown Structure Structure)) belum bisa mendukung WBS (Work (Work Breakdown Structure). Structure). Kata kunci : Building : Building Information Modeling Modeling , konstruksi, manajemen konstruksi, Autodesk Revit
COMPA COMPARATIVE RATIVE ANALYSIS ANALYSIS OF BUIL DI NG I NFORMATION NFORMATION MO MODELI NG (BI M) METHODE METHODE WITH CONVENTI CONVENTI ONAL METH ODE I N DESI GN PLANNING AND BI LL OF QUANTITY QUANTITY I N CONST CONSTRUCTION RUCTION PROJECT PROJECT Abst Abstract ract : Along with the development of technology that demands demands innovation in all fields including in the world of civil engineering, an application that is based on Building Information Modeling (BIM) has begun to develop. Building Information Modeling (BIM) is basically a digital platform for creating creating virtual virtual buildings. buildings. Autodesk Autodesk Revit is a sophisticated software that makes it possible to use intelligent model-based processes processes to plan, design, build, and manage buildings and infrastructure. The author would like to apply the BIM concept to the building of 2-storey houses on the Teras Hijau. This building has an area of 101.15 m2 with a minimalist concept. The author chooses t his building, because at the beginning of the planning design this building still uses CAD-based applications and the calculation of the volume is still using the manual method. The advantages of Autodesk Revit software in design and Bill Of Quantity planning are with the concept of Building Information Modeling (BIM), on Autodesk Revit software can facilitate coordination between construction actors, namel project owners, consultants and contractors because all information about the building is stored in one digital file, making it more practical and more efficient. As for the weaknesses in Autodesk Revit software in design planning and RAB that is, Not yet able to make a ful l Bill Of Quantity format because the format type of Autodesk Revit quantification is PBS (Product Breakdown Structure) Structure) cannot support WBS (Work Breakdown Breakdown Structure).
K ey word word : : Building Information Modeling, construction, construction management, Autodesk Revit.
2 I. Pendahuluan Dalam merancang sebuah bangunan para pelaku konstruksi biasanya menggunakan aplikasi berbasis CAD (Computer Aided Design). Kelemahan dalam aplikasi ini yaitu hanya dapat membuat desain geometri tanpa adanya informasi secara rinci tentang bangunan tersebut. Kemudian untuk hal revisi, pada aplikasi CAD, jika merevisi salah satu objek pada desain CAD, mengharuskan semua desain diperiksa dan direvisi kembali secara manual. Sehingga dalam merencanakan sebuah bangunan, membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus menghitung dan menganalisa bangunan tersebut secara manual, dan biasanya desain pada CAD dibuat secara terpisah seperti desain arsitektural, struktural dan MEP sehingga sering terjadi bentrokan (clash) pada saat pelaksanaan proyek. Seiring berkembangnya teknologi yang menuntut inovasi di segala bidang termasuk juga di dunia teknik sipil, maka mulai berkembang sebuah aplikasi yang berbasis Building Information Modeling (BIM). Building Information Modeling (BIM) pada dasarnya adalah sebuah platform digital untuk penciptaan bangunan virtual. Jika menerapkan konsep BIM, model harus memuat semua informasi yang dibutuhkan agar dapat berkolaborasi, memprediksi dan membuat keputusan mengenai desain, konstruksi, operasional, biaya, dan pemeliharaan fasilitas sebelum konstruksi. Berdasarkan penelitian Hannes Lindblad, bahwa teknologi BIM memiliki keunggulan dibandingkan teknologi 2D tradisional. Dengan meningkatkan kemampuan mengelola informasi dalam proyek konstruksi, proses kerja kolaboratif yang lebih baik dan dapat diadopsi dengan baik. Proses ini dapat memperlancar pekerjaan dalam proyek Architecture, Engineering, Constuction (AEC) dengan demikian dapat meningkatkan produktivitas proyek. [9] Berdasarkan penelitian Salman Azhar, dkk, bahwa keberhasilan penerapan BIM telah membantu para pelaku proyek konstruksi untuk merekayasa ulang dan menyederhanakan proses perancangan dengan menggunakan BIM sepenuhnya. Perkembangan penerapan BIM sangat pesat, tidak lama lagi BIM akan mengganti sistem CAD, karena seiring kebutuhan pasar yang terus menerapkan BIM sebagai standar. Kemajuan teknologi ponsel pintar ( smartphone) dan tablet akan memungkinkan pengguna untuk segera menggunakan model BIM untuk komunikasi dan pengambilan keputusan yang cepat. [13] Berdasarkan penelitian Juan Franco, dkk, bahwa Perbandingan antara metode estimasi tradisional dan metode estimasi otomatis atau disebut “ Automated Estimating Method” (AEM) menunjukkan bahwa akurasi yang lebih besar dapat diperoleh melalui AEM. Namun, biaya, waktu dalam mengembangkan model, struktur perusahaan dan pelatihan staf yang tepat dapat menghambat penerapan AEM di antara para kontraktor. [7] Konsep BIM dibuat untuk membangun dan mengeksplorasi suatu bangunan secara digital sebelum bangunan tersebut dibangun secara nyata. Hal
ini dapat membantu para pelaku konstruksi dalam merancang bangunan karena, jika dilakukan perubahan perencanaan secara digital maka tidak diperlukan biaya yang banyak dari pada melakukan perubahan perencanaan pada saat kegiatan konstruksi sedang berlangsung dimana, jika dilakukan perubahan pada saat proyek berlangsung akan jauh lebih mahal dan beresiko tinggi. Saat ini, BIM dianggap lebih dari sekedar alat atau teknologi, ini merupakan cara baru untuk menangani proses pembangunan. BIM memfasilitasi 3D, 4D, 5D, dan 6D. Dimana 3D adalah pemodelan parametrik berbasis objek, 4D adalah urutan dan penjadwalan material, orang dan lantai, 5D mencakup daftar bagian dan perkiraan biaya, dan 6D mempertimbangkan pengelolaan fasilitas, biaya siklus hidup, dan dampak lingkungan. Di Indonesia, penerapan BIM pada proyek gedung belum banyak dilakukan, oleh karena itu penulis ingin menerapkan konsep BIM pada bangunan rumah tinggal 2 lantai Teras Hijau. Bangunan ini memiliki luas 101,15 m2 dengan konsep minimalis. Alasan penulis memilih bangunan ini, karena pada awal desain perencanaan bangunan ini masih menggunakan aplikasi berbasis CAD dan perhitungan volumenya masih menggunakan metode manual. Berdasarkan pertimbangan tersebut, penulis ingin menerapkan konsep BIM pada bangunan tersebut menggunakan aplikasi Autodesk Revit. Autodesk Revit adalah suatu perangkat lunak canggih yang memungkinkan untuk menggunakan proses berbasis model cerdas untuk merencanakan, merancang, membangun, dan mengelola bangunan dan infrastruktur. Revit mendukung proses perancangan multidisiplin untuk desain kolaboratif. Tujuan dari penelitian ini yakni (1) Mengetahui perbandingan RAB dengan menggunakan hasil kuantifikasi Revit dengan RAB eksisting (2) Mengetahui keunggulan dan kelemahan yang terdapat pada Building Information Modeling (BIM) dengan metode konvensional dalam perencanaan desain dan RAB. II. Metodologi Penelitian Analisis data dilakukan dengan cara membuat pemodelan 3D dan pemodelan 5D pada aplikasi Autodesk Revit. Desain gambar perencanaan 2D CAD akan diolah kembali agar menjadi model 3D dan 5D. Pemodelan ini dilakukan dari pembuatan structural plans, floor plans, ceiling plans,component family parameter, elevation dan grid. Selanjutnya pemodelan tahap I dilakukan pada pemodelan Architectural seperti wall, windows, doors dan ornamen – ornamen yang sesuai dengan gambar rencana. Kemudian dilakukan tahap II yaitu penambahan bagian Structural seperti structure column, structure framing, rebar, structure slab, dan foundation dengan cara melakukan Revit Link pada pemodelan Architetural ke pemodelan Structural. Pada pemodelan 5D, desain 3D yang sudah dibuat ditambahkan informasi berupa schedule/quantity yaitu berupa volume setiap jenis objek yang dibuat dan
3 selanjutnya akan diproses menggunakan plug-in Dynamo 0.9.1 pada Revit kemudian akan dilakukan proses tabulasi yang langsung dihubungkan (link ) dengan aplikasi Microsoft Excel. Pada data volume yang sudah di-link ke Microsoft Excel, kemudian dibuatkan RAB (Rencana Anggaran Biaya) dengan cara volume dikalikan dengan harga satuan pekerjaan dari RAB Eksisting sehingga diperoleh RAB. III. Hasil dan pembahasan Autodesk Revit adalah perangkat lunak desain bangunan konstruksi pertama di dunia yang mendukung objek parametrik penuh. Pada Autodesk Revit mendukung multidisiplin ilmu yaitu, Arsitektural, Struktural dan Mekanikal Elektrikal Plumbing (MEP). Perangkat lunak Autodesk Revit dapat digunakan oleh kontraktor, sub-kontraktor, arsitek, para professional manajemen proyek dan pelaku industri konstruksi yang akan membantu dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemeriksaan data proyek. Perangkat lunak Autodesk Revit ini juga dapat digunakan untuk kolaborasi multidisplin antar unsur – unsur proyek agar dapat meminimalisir kesalahan dan mempermudah dan mempercepat koordinasi karena semua data tentang informasi bangunan konstruksi dapat disimpan dalam satu file. Perangkat lunak Autodesk Revit ini dapat disebut sebagai perangkat lunak baru di Indonesia. Memang butuh waktu yang cukup lama untuk bisa menguasai semua fitur – fitur yang ada pada perangkat lunak ini, karena masih jarang ada pelatihan – pelatihan tentang perangkat lunak ini di Indonesia. Hal pertama yang dilakukan sebelum melakukan pemodelan adalah memilih lembar kerja (template) yang sesuai dengan tipe pemodelan yang akan dibuat, pada tahap ini akan dipilih lembar kerja (template) Architectural.
grid sesuai dengan jarak dan jumlah grid yang dibutuhkan. Untuk pembuatan level, pilih tab Architecture → pada panel Datum pilih level. Karena pada Revit tidak terdapat jenis family pondasi menerus, maka jenis family pondasi menerus dibuat sendiri (Custom Family) dengan cara pilih File → New → Family, kemudian pilih Structural Framing (Metric). Setelah itu buat pemodelan pondasi menerus. Jika pemodelan sudah selesai, pilih Load into Project and Close.
Gambar 4.3 Pondasi Menerus Cara membuat Wall atau dinding pada Autodesk Revit yaitu, pilih dahulu level bangunan yang akan dipasang dinding pada project browser, kemudian pilih tab Architecture → Wall. Kemudian pada properties bar , pilih jenis dinding yang akan digunakan. Untuk membuat jenis dinding baru, pilih opsi edit type pada properties palette, kemudian pilih duplicate → ubah nama jenis dinding → OK .
Gambar 4.4 Membuat Wall
Gambar 4.1 Pemilihan Lembar Kerja Cara pembuatan grid yaitu pilih tab Architecture → pada panel Datum pilih grid , kemudian gambar
Gambar 4.2 Grid dan Level
Untuk membuat floor , pertama pilih dahulu floor plans yang akan dibuatkan lantai atau floor, kemudian pilih tab Architecture → Floor. Kemudian pada properties bar , pilih jenis lantai yang akan digunakan. Untuk membuat jenis lantai baru, pilih opsi edit type pada properties palette, kemudian pilih duplicate → ubah nama jenis lantai → OK .
4 Type untuk mengatur jenis material, jenis profil untuk kusen yang digunakan dan dimensi.
Gambar 4.5 Membuat Floor Untuk memasang pintu atau jendela pada Revit Project , pilih tab Architecture → pilih Door atau Window, kemudian pilih jenis pintu atu jendela pada properties tab dan arahkan kursor ke objek dinding yang akan dipasangkan pintu atau jendela, tekan tombol space pada keyboard untuk memutar arah pintu atau jendela. Untuk mengatur tinggi, lebar, jenis material yang digunakan pada pintu atu jendela, cukup pilih menu Edit Type pada Properties Palette kemudian atur sesuai kebutuhan.
Gambar 4.8 Membuat Curtain Wall Untuk membuat atap atau roof, pertama pilih level Rooftop Wall pada Project Browser, kemudian pilih tab Architecture →Roof , lalu sketch atap pada lembar kerja Revit. Setelah selesai melakukan pemodelan, klik tanda centang ( Finish Edit Mode). Atur kemiringan atap, jenis material yang digunakan, model potongan ujung usuk atap pada Properties Palette.
Gambar 4.6 Membuat Doors Untuk membuat stair atau tangga yaitu, pilih tab Architecture → Stair pada Ribbon Panel Circulation. Pada Properties Palette, pilih Edit Type kemudian akan muncul kotak dialog Type Properies. Pada Family pilih Cast-In-Place Stair kemudian klik Duplicate, ubah nama tangga kemudian OK.
Gambar 4.9 Membuat Roof Revit Link merupakan fitur yang digunakan untuk melakukan kolaborasi antar multidisiplin ilmu. Pada
Gambar 4.10 Revit Link
Gambar 4.7 Membuat Stairs Cara pemodelan Curtain Wall, pada tab Architecture pilih Wall, kemudian pada Properties Palette pilih Curtain Wall → Store Front. Untuk sketching Curtain Wall sama dengan Sketcing dinding biasa. Setelah melakukan sketching, pilih menu Edit
pemodelan ini akan dilakukan kolaborasi dengan pemodelan arsitektural. Pada tab Insert pilih Revit Link , kemudian pilih file Architectural → Open. Fitur Copy/Monitor ini hanya dapat dilakukan pada objek Levels, Grids, Columns, Walls, Floors. Fitur ini dapat digunakan disemua disiplin ilmu pada Autodesk Revit. Fitur Copy/Monitor ada pada tab Collaborate → Copy/Monitor .
5 dimensi dari pondasi pada tab Dimension setelah itu pilih OK.
Gambar 4.10 Copy Monitor pada Grid dan Level Tentukan dahulu Plan View pada Structural Plans, kemudian pilih tab Structure → Beam, kemudian buat dahulu Beam Family sesuai parameter yang tertera pada tabel diatas dengan cara, pada Properties Palette pilih Edit Type → Duplicate → ketikan nama dari jenis balok.
Gambar 4.13 Membuat Foundation Untuk membuat structural floor , pertama pilih dahulu floor plans yang akan dibuatkan lantai atau floor, kemudian pilih tab Structure → Floor. Kemudian pada properties bar , pilih jenis lantai yang akan digunakan. Untuk membuat jenis lantai baru, pilih opsi edit type pada properties palette, kemudian pilih duplicate → ubah nama jenis lantai → OK.
Gambar 4.11 Membuat Beam Tentukan dahulu Plan View pada Structural Plans, kemudian pilih tab Structure → Column, kemudian buat dahulu Column Family sesuai parameter yang tertera pada tabel diatas dengan cara, pada Properties Palette pilih Edit Type → Duplicate → ketikan nama dari jenis kolom yang akan dibuat → OK .
Gambar 4.14 Membuat Structural Floor Untuk membuat stair atau tangga pada pemodelan struktural, hampir sama dengan pemodelan arsitektural yaitu, pilih tab Architecture → Stair pada Ribbon Panel Circulation. Pada Properties Palette, pilih Edit Type kemudian akan muncul kotak dialog Type Properies. Pada Family pilih Cast-In-Place Stair kemudian klik Duplicate, ubah nama tangga kemudian OK.
Gambar 4.12 Membuat Column Tentukan dahulu Plan View yang digunakan pada Structural Plans : Footplat, kemudian pilih tab Structure → Isolated pada Ribbon Panel : Foundation, pilih Edit Type pada Properties Palette. Buatlah Foundation Family baru dengan cara pilih Duplicate → ketikan nama Family → OK. Setelah itu atur
Gambar 4.15 Membuat Structural Stairs
6 Pada pembuatan penulangan balok dan kolom pada Revit menggunakan sebuah plug-in tambahan yang bernama REX ( Revit Extension). Plug-in ini bisa di unduh secara gratis pada website Autodesk Store
(https://apps.autodesk.com). Mendesain pada komponen model informasi yang mampu mengekstrak informasi volume dan biaya yang akurat adalah inti dari 5D BIM. Dengan menggunakan 5D BIM kita mendapatkan infomasi kebutuhan jumlah volume material serta estimasi biaya yang lebih cepat dan akurat karena data yang dikeluarkan sesuai dengan pemodelan yang dibuat. Pemodelan 5D BIM pada Autodesk Revit dilakukan dengan menggunakan fitur Scheduling/Quantity. Fitur Scheduling/Quantity pada perencanaan RAB Rumah Tinggal Teras Hijau ini menggunakan 2 tipe Scheduling/Quantity yakni, Schedule/Quantities dan Material Takeoff. Fitur Schedule/Quantity ini dapat digunakan pada semua jenis pemodelan seperti pemodelan
dengan RAB sehingga, apabila dilakukan perubahan atau revisi pada pemodelan, data kuantifikasi pada Microsoft Excel akan ikut berubah secara otomatis. Selanjutnya, membuat RAB dengan menggunakan hasil kuantifikasi dari Autodesk Revit berdasarkan dari RAB Eksisting. Hasil yang digunakan untuk membuat RAB dari Autodesk Revit hanya hasil volume, berat besi, luasan, panjang dan jumlah objek. Pembuatan RAB dari Autodesk Revit dilakukan dengan cara melakukan link dari sheet RAB Revit ke sheet output hasil kuantifikasi dari Dynamo Revit. Pada RAB Revit maupun Eksisting, penulis hanya meninjau dari pekerjaan arsitektur dan struktural, untuk pekerjaan lainya seperti pekerjaan persiapan, galian, MEP tidak dicantumkan. Untuk harga satuan ditetapkan berdasarkan RAB Existing. Setelah dilakukan linking , selanjutnya dilakukan perbandingan harga pada RAB Revit dengan RAB Existing. Tabel 3.1. Perbandingan Biaya RAB Revit Dengan Eksisting NO
1 III
JUMLAH
JUMLAH
JENISPEKERJAAN
HARGA (EKSISTING)
HARGA (REVIT)
2
3
4
V VI
Architecture, Structure dan Mechanical, hanya saja yang membedakan yakni parameter fields yang digunakan, parameter fields yang digunakan disesuaikan dengan output apa yang ingin ditampilkan pada Schedule/Quantity. Dynamo adalah sebuah plug – in visual scripting dimana plug – in ini akan membantu untuk membuat algoritma bebas (custom algorithms) untuk memproses data dan menghasilkan grafis geometri. Dengan Dynamo kita dapat membuat Code tanpa harus mengetahui cara coding secara penuh. Hanya dengan melakukan pemodelan pada Autodesk Revit, data kuantifikasi pada Schedule/Quantity akan keluar secara otomatis dan Dynamo ini akan berfungsi sebagai penghubung antara Schedule/Quantity dengan RAB pada Microsoft Excel, dimana hasil kuantifikasi pada Schedule/Quantity akan tersinkronisasi langsung
Gambar 4.17 Output Schedule/ Quantity
6
156.659.678,33
3.241.241,30
0,68%
Jumlah IV
40.581.497,73
36.672.663,14
3.908.834,59
0,82%
Jumlah V
76.766.842,01
68.333.396,84
8.433.445,16
1,76%
Jumlah V
80.452.356,65
79.042.288,11
1.410.068,54
0,29%
Jumlah VII
50.305.992,46
50.330.423,40 -
24.430,93
-0,01%
Jumlah VIII
43.102.454,77
43.429.839,17 -
327.384,41
-0,07%
Jumlah IX
27.726.619,42
27.525.858,17
200.761,25
0,04%
478.836.682,66
461.994.147,16
16.842.535,51
3,52%
PEKERJAANPEMBESIAN PEKERJAAN PINTUDAN JENDELA
VII
PEKERJAAN ATAP& PLAFOND PEKERJAAN KERAMIKLANTAI & DINDING PEKERJAAN PENGECATAN T O T AL
Gambar 4.16 Output Schedule/ Quantity
159.900.919,63
PEKERJAAN BETON camp. 1pc:2ps :3kr
VIII X
PROSENTASE
5
PEKERJAAN PASANGAN & PLESTERAN Jumlah III
IV
SELISIH HARGA
IV. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan dari penelitian ini (1) Dari perbandingan antara biaya Arsitektur dan Struktur Autodesk Revit dengan RAB Arsitektur dan Struktur Eksisting, didapat nilai biaya dari Autodesk Revit lebih rendah dibandingkan dengan RAB eksisting dengan selisih biaya sebesar Rp. 16.842.535,51 atau lebih rendah 3.52 % dari RAB Eksisting. (2) Adapun keunggulan yang terdapat pada Building Information Modeling (BIM) dengan metode konvensional dalam perencanaan desain dan RAB, yaitu (a) Dengan konsep Building Information Modeling (BIM), pada perangkat lunak Autodesk Revit dapat mempermudah koordinasi antar pelaku konstruksi yaitu pemilik proyek (owner ), konsultan, dan kontraktor karena semua informasi tentang bangunan tersebut tersimpan dalam satu file digital, sehingga lebih praktis dan lebih efisien. (b) Desain yang lebih cepat dan koordinasi yang lebih baik dibandingkan dengan cara CAD Tradisional. (c) Tools yang lebih lengkap dan dukungan integrasi ke perangkat lunak lainnya yang lebih banyak. (d) Mendukung perancangan dan kolaborasi desain multi-disiplin, Revit mendukung perancangan multi-disiplin seperti architectural, structural, MEP (mechanical, electrical and plumbing) dan dapat dilakukan kolaborasi antar multidisiplin sehingga dapat memudahkan dalam koordinasi antar pelaku konstruksi. (e) Kuantifikasi yang lebih cepat dan akurat sebab, informasi kuantifikasi yang disampaikan dapat langsung ditampilkan pada saat melakukan pemodelan serta kuantifikasi yang dihasilkan lebih akurat karena,
7 kuantifikasi yang ditampilkan sesuai dengan pemodelan yang dibuat sehingga, dalam perencanaan 5D dapat dilakukan lebih cepat akurat dan lebih efisien. Adapun kelemahan yang terdapat pada metode Building Information Modeling (BIM) dengan metode konvensional dalam perencanaan desain dan RAB, yaitu (a) Harga perangkat lunak yang cukup mahal jika hanya digunakan untuk perorangan. (b) Membutuhkan spesifikasi komputer yang tinggi untuk melakukan pemodelan yang lebih kompleks. (c) Belum adanya pilihan untuk pemodelan framework (bekisting) pada pemodelan struktural Autodesk Revit. (d) Belum bisa membuat format RAB secara penuh karena kuantifikasi yang dilakukan masih bersifat PBS ( Product Breakdown Structure) belum bisa mendukung WBS (Work Breakdown Structure). (e) Untuk melakukan sinkronisasi dari kuantifikasi Autodesk Revit ke Microsoft Excel dilakukan dengan Coding/Scripting yang cukup rumit. Adapun saran yang terdapat pada penelitian ini (1) Diperlukan pembelajaran dan pelatihan yang lebih mendalam mengenai perangkat lunak Autodesk Revit. (2) Diperlukan pengembangan informasi pada pemodelan rumah tinggal Teras Hijau ke tahap 4D dan 6D. (3) Perlu diupayakan pengenalan dan penggunaan BIM ( Building Information Modeling ) di lingkungan jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Bali. (4) Sebaiknya, metode Building Information Modeling (BIM) digunakan langsung pada saat awal perencanaan proyek konstruksi Daftar Pustaka [1]. Anonim. (2009). Project Management (A Systems Approach To Planning, Scheduling and Control). [2]. Anonim. (2012). Manajemen Proyek 2 (Materi 3). Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pelita Nusantara. [3]. Autodesk. (n.d.). Autodesk . [online]. Available: www.autodesk.com/revit/overview [4]. Azhar, S. (2012). Building Information Modelling (BIM): Now and Beyond. [5]. Eastman, C. (2011). BIM Handbook (A Guide To Building Information Modeling for Owners, Managers, Designers, Engineers, And Contractors). [6]. Eddy Krygiel, d. (2014). Mastering Autodesk Revit Architecture 2015. Autodesk Official Press. [7]. Franco, J. (2015). Using Building Information Modeling (BIM) for Estimating and Scheduling, Adoption Barriers. [8]. Ilia, M. (2011). Peranan Google Sketchup dan Autodesk Revit Architecture Terhadap Pendidikan Arsitektur. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. [9]. Lindblad, H. (2013). Study of implementation process of BIM in construction project. [10]. Nurcholid Syawaldi, dkk. (2015). Rencana Anggaran Biaya. [11]. Popov, L. (2016). Implementation of BIM in construction project.
[12]. Prof. Dr. Suryana, M. (2010). Metodologi Penelitian. Universitas Pendidikan Indonesia. [13]. Salman Azhar, d. (2008). Building Information Modeling (BIM): A New Paradigm for visual Interactive Modeling and Simulation for Construction Project. [14]. Saputri, F. (2012). Penerapan Building Information Modeling (BIM) pada Pembangunan Struktur Gedung Perpustakaan IPB menggunakan Software Tekla Structures 17. [15]. Tjell, J. (2010). Building Information Modeling (BIM) – in Design Detailing with Focus on Interior Wall System. Technical University Of Denmark.