JOURNAL READING Human Papiloma Virus in Juvenile Nasopharyngeal Angiofiroma Angiofiroma Posile re!en" #r #ren$ en$
Disusun Oleh % &' ,' .' 0'
(eline )ar"ino *eliLinna Asni / Ri12y Gumelar
*+ U+RIDA *+ U+RIDA *+ UPN *+ 3AR4I
+EPANI#ERAAN DEPAR#E)EN IL)U #ELINGA HIDUNG #ENGGORO+AN +EPALA LEHER R4PAD GA#O# 4OE5RO#O PERIODE &6 O+#O5ER ,7&8 9 &: NOVE)5ER ,7&8
LE)5AR PENGE4AHAN
Human Papiloma Virus in Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma Posible recent Trend
Disusun Oleh : 1. 2. 3. !.
Celine Martino FK UKRIDA Felix FK UKRIDA Linna Asni Z FK UP Ri"#$ %u&elar FK 'AR(I
)ournal Rea*in+ ini telah *i,resentasi#an *an *isah#an se-a+ai salah satu ,ras$arat &en+i#uti uian #e,aniteraan #lini# De,arte&ent /elin+a0 i*un+0 *an /en++oro#an Ru&ah (a#it Pusat An+#atan Darat %atot (oe-roto )a#arta.
)a#arta0
oe&-er 214
Men+etahui0 Pe&-i&-in+
*r. 5ita0 (,.//6KL
Human Papilloma Virus dalam Angiofibroma Nasofaringeal Juvenile
Anupam Mishra, MBBS, MS, DNB, DCP (NIH) a, b, c,⁎, Monica Sachadeva, PhDa, b, c, Ankia !ain, MSca, b, c, Nimisha Mishra Shuk"a, MBBS, MDa, b, c, d, Amia Pande#, MBBS, MS, DMa, b, c, e a
De,art&ent o7 Otorhinolar$n+olo+$0 Kin+ %eor+e Me*i8al Uniersit$0 Lu8#no9 - De,art&ent o7 O-stetri8s an* %$nae8olo+$0 an* De,art&ent o7 Me*i8al %eneti8s Kin+ %eor+e Me*i8al Uniersit$0 Lu8#no9 8 Diision o7 5n*o8rinolo+$ Central Dru+ Resear8h Institute0 Lu8#no9 * )ohn Muir os,ital0 alnut Cree#0 CA0 U(A e De,art&ent o7 Me*i8al %eneti8s ; O-stetri8s an* %$nae8olo+$0 Kin+ %eor+e Me*i8al Uniersit$0 Lu8#no90 In*ia
Abstrak:
Latar belakang: Insidens angiofibroma nasofaring juvenile (ANJ) ditemukan telah meningkat sebanyak 4 kali lipat di daerah kami 1 dekade belakangan ini bila dibandingkan dengan insidensnya pada tahun 1980an. Dengan meningkatnya insidens human pappilloma virus (HPV) di dunia yang berhubungan dengan kanker orofaring di India, kami membuat hipotesis implikasinya terhadap ANJ belum dipastikan.
Metode:
Ada 6 pasien yang dipakai di penelitian ini, mereka semua telah memenuhi kriteria inklusi. Biopsi yang diambil dari keenam pasien diambil dan diperiksa dengan teknik western blotting, PCR, dan imunofloresens, hal ini dilakukan untuk melihat apakah ada hubungan ANJ dengan HPV. Selain itu ada 6 pasien lain yang dipakai sebagai kontrol. Biopsi yang diambil dari kontrol diperiksa dengan teknik western blotting.
Observasi:
Laporan mengenai hubungan ANJ dengan HPV masih menjadi sebuah penemuan yang belum pasti, namun telah menunjukan suatu kemungkinan bahwa ANJ dan HPV berhubungan. Hanya ada 1 kasus yang ditemukan adanya infeksi ringan HPV. Sedangkan pada kasus kontrol tidak ditemukan adanya infeksi. Dengan demikian tidak ada hubungan ANJ dengan HPV pada populasi normal.
Interpretasi: Dengan dilakukan dan diselesaikannya penelitian ini, tidak ada kesimpulan pasti yang dapat dibuat, namun dengan demikian pertanyaan awal kami tentang hubungan ANJ dengan HPV telah terjawab.
————————————————————————————————————— ANJ merupakan tumor paling banyak yang diderita pada orang dewasa dan sangat terkenal akan vaskularisasi yang hebat (mimisan atau perdarahan saat operasi), dan etiologi pastinya yang masih belum diketahui hingga sekarang. Insidensnya sebanyak 0,05% dari semua tumor pada kepala dan leher, dan lebih banyak ditemukan di India. Belakangan ini insidens AN) ditemukan telah meningkat sebanyak 4 kali lipat di daerah kali dibandingkan dengan insidensnya pada tahun 1980an. Dengan ditemukannya ini, dicari hubungan host-
agent-lingkungan atau etiologi lain yang mungkin saja dapat berperan. HPV dikenal karena virusnya memberi efek pada tumor nasofaring. Sebagai contohnya dalah Human herpes virustype 8 (HHV-8) dengan Kaposi sarkoma, serta virus Epstein-Barr sebagai etiologi kanker nasofaring, limpoma Burkit dan limpoma Hodgkin. Dengan meningkatnya insidens HPV yang berhubungan dengan sel skuamosa kanker kepala dan leher, ini tampaknya memberikan pengaruh pada ruang belakang hidung. Dengan demian hubungan JNA dengan HPV tidak bisa diabaikan. Pada literatur yang membahas hubungan JNA dengan virus lain, namun hanya ditemukan satu laporan kasus, disimpulkan bahwa tidak ada hubungan JNA dengan HHV-8 atau EBV. Oleh sebab itu hingga saat ini belum ada studi yang melaporan hubungan JNA dengan HPV. Namun tetap kami membuat hipotesis yang demikian terlebih dahulu.
Dala& ,en+etahuan #a&i0 -elu& a*a stu*i $an+ &ela,or#an hu-un+ann$a *en+an P<. Ma#a *ari itu s#enario saat ini #a&i -erhi,otesis a*an$a hu-un+an *an &ene&u#an ei*en8e $an+ elas a*an$a P< *ala& arin+an )A. &' )a"eri $an )e"o$e
(esuai *en+an hi,otesis #a&i0 #a&i &en+a&-il 3 s,esi&en )A $an+ *ia9et#an *en+an 7or&alin untu# ,e&eri#saan la-oratoriu& a*an$a P< *ala& arin+an. Den+an rasa in+in tahu #a&i &en8o-a western blot *i s,esi&en ,erta&a =sa&,el 3> *an &en+eut#ann$a0 *ite&u#an
hasil
,ositi7. (elanutn$a
#a&i
&e&eri#sa#an sa&,el 1
? 2 untu#
i&&uno7loresens *an la+i *ite&u#an -u#ti6-u#ti *ari P< *ala& arin+an tu&or *i #e*ua sa&,el. (etelah #on7ir&asi a*an$a *i se&ua s,esi&en fixed formalin *an *en+an tuuan untu# &en+atasi #e&un+#inan #esi&,ulan ,ositi7 ,alsu ,a*a ,en++unaan satu te#ni#0 #a&i &en+a&-il
3 s,esi&en arin+an se+ar )A untu# esti&asi #o&,rehensi7 P<. Meto*e
la-oratoriu& $an+ *ila#u#an untu# &en+etahui a*an$a in7e#si P< *ala& sa&,el arin+an &eli,uti PCR0 western blott ? i&uno7luoresensi. Untu# &en$in+#ir#an #e&un+#inan a*an$a P< ala&i *i naso7arin+ *ala& ,o,ulasi #a&i0 #a&i &ena&-ah#an @ s,esi&en a*enoi* untu# ,e&eri#saan western blot . Ini *i,eroleh sela&a a*enoi*e#to&i rutin *i 7asilitas #a&i *an ,roto#ol ,e&ilihan ,asien a*alah sesuai *en+an ,e*o&an ,e&-e*ahan. (e-uah usaha selanutn$a *i-uat untu# &en+#orelasi#an ,erila#u #linis *an ,e&-e*ahan #asus ini *en+an #eterli-atan P<. Pe&eri#saan #linis: *ila#u#an *i De,arte&en Otorhinolar$n+olo+$0 Kin+ %eor+e Me*i8al Uniersit$ Lu8#no9 ,a*a ,asien rutin )A. er*asar#an
ri9a$at0 *e&o+ra7i0
+eala0 tan*a6tan*a0 ,en8itraan0 staging ra*iolo+i0 inesti+asi lainn$a0 rin8ian ,e&-e*ahan ter&asu# ,er*arahan intrao,erati7 *an olu&e tu&or *i8atat. Pen+o-atan ,ilihan a*alah o,erasi ter-u#a *i &ana trans7usi intra *an ,os o,erasi RC *ila#u#an sesuai *en+an #e-utuhan. (etelah o,erasi sa&,el arin+an 0@ 8& *ian+#ut *ala& litter RA *i -a9ah ran+#aian *in+in =-e-era,a 8r$o+el -e#u *ala& #ota# terisolasi> #e CDRI untu# ,e&eri#saan &ole#ul. Pe&eri#saan &ole#ul: *ila#u#an *i CDRI Lu8#no9. (etelah s#rinin+ 7ixe* 7or&alin 3 sa&,el untu# P< analisis $an+ #o&,rehensi7 *ari 3 s,esi&en se+ar lainn$a *ila#u#an &elalui 9estern -lottin+0 PCR ? i&&uno7luores8en8e. 5#stra#si DA *an PCR: 1 &+ arin+an *i,oton+ ? 2 Bl -u77er A =! &M /ris0 ,h 0 @ &M aCl 1 &M5D/A0 ,h E0@>0 1 Bl ,roteinase K *an 3 Bl (D( 2 *ita&-ah#an #e *ala&n$a *an *iin#u-asi ,a*a suhu 3E G C se,anan+ &ala&. 2 Bl -u77er =! &M /ris0 ,h 0 10@ &M aCl 102 &M 5D/A0 ,h E0@>0 olu&e #loro7or& $an+ sa&a: al8ohol isoa&il *ita&-ah#an setelah 2! a& in#u-asi *an *isi&,an sela&a @ &enit. (a&,el #e&u*ian *isentri7u+asi ,a*a 12. r,& sela&a 1 &enit ,a*a suhu 1C ? la,isan air atas *i#u&,ul#an. La,isan air atas *i#u&,ul#an se8ara ter,isah *an olu&e $an+ sa&a *ari 7enol: #loro7or&: isoa&il al#ohol. =P: C: I> *ala& rasio 2@: 2!: 1 *ita&-ah#an *an #e&u*ian *isentri7u+asi ,a*a 12. r,& sela&a 1 &enit ,a*a 1GC. Cairan -a+ian atas *i#u&,ul#an la+i *an etanol *in+in olu&e *o-el *ita&-ah#an. Ke&u*ian *isi&,an se&ala& ,a*a suhu !GC untu# ,resi,itasi. Di ,a+i hari sa&,el *isentri7u+asi ,a*a 12. r,& sela&a 1 &enit. Pelet $an+ *i,eroleh *i8u8i 9ith E etanol0 *i#erin+#an *i u*ara *an *ilarut#an *ala& u8lease Free ater =F> ? *ihitun+ *en+an anoDro, =/her&os8ienti7i8>. Pri&er *iran8an+ untu# P< ti,e ,alin+ u&u& 6P<40 110140 10 31 *an 33 *i+una#an *ala& tes -er-asis ,ol$&erase 8hain rea8tion untu# *ete#si DA P< *ala& sa&,el ,asien. (e&ua sa&,el *i,eri#sa untu# inte+ritas DA &en++una#an ,ri&er +lo-in H. A&,li7i#asi PCR *ila#u#an *ala& rea#si olu&e 120@ &l $an+ &en+an*un+ DA +eno& =@ n+ ; &l>0 0@ Bl &asin+6&asin+ ,ri&er =1 ,.&ol>0 402@ &l PCR %uru Mix =2 > =/her&o(8ienti7i8> *an total olu&e telah *isesuai#an untu# 120@ &l &en++una#an u8lease 7ree 9ater. Fra+&en +en tera&,li7i#asi *ia&ati *ari 2E3 -, untu# P< *an 24 -, untu# +lo-in H. (e&ua ,ro*u# $an+ tera&,li7i#asi *iisualisasi#an ,a*a +el a+arosa 2. &'&'
;es"ern lo"
(a&,el
an+io7i-ro&a naso7arin+ arin+an *iti&-an+
se#itar
1 &+ *an
*iho&o+enisasi *ala& 1 &l -u77er RIPA -u77er $an+ &en+an*un+ 8o8#tail ,rotease
inhi-itor =Pier8e>. Lisat #e&u*ian *isentri7u+asi *an su,ernatan $an+ &en+an*un+ ,rotein e#stra#si *i#u&,ul#an. Protein tere#stra#si *i#uanti7i#asi *en+an &en++una#an &eto*e ra*7or* *an *i*enaturasi *en+an -u77er Lae&&li *en+an ,ena&-ahan rasio 1: 1. @ u+ ,rotein &asu##an #e &asin+6&asin+ *en+an -ai# *an *iele#tro7oresis ,a*a 120@ (D(6 PA%5 +el. Protein
ter,isah (D(6PA%5 *i,in*ah#an #e &e&-ran nitroselulosa =%5
ealth8are> oleh ele#tro-lottin+. Me&-ran -lot *i9arnai *en+an ,e9arnaan Pon8eau =(i+&a>. Ke&u*ian *i8u8i *en+an 1 P( *an *isi&,an untu# -lo#in+ *i (A 2 sela&a 2 a&. lot itu #e&u*ian *iin#u-asi *en+an anti-o*i ,ri&er P< =a-E0 A-8a&> untu# se&ala& *i suhu ! G C. (e#aran+ &e&-ran *i8u8i *en+an P(/ *an *ila#u#an #onu+asi anti-o*i se#un*er anti6ra--it *en+an RP sela&a ! a& ,a*a te&,erature ruan+an. (etelah &e&-ran *i8u8i *an ,rotein -an* ter*ete#si *en+an &en++una#an rea+en 5CL *an *i#e&-an+#an *en+an -antuan siste& *o#u&entasi #i&ia =Juant +a&-ar LA(!0 %5 li7e s8ien8e0 PA> &','
Imunofloresens
(a&,el arin+an *ari ,asien tu&or naso7arin+ *i7ix#an *i arin+an 7or&alin ! *an *i*ehi*rasi *ala& seri etanol -ertin+#at0 *i-ersih#an *ala& xilene *an *itana& *ala& ,ara7in. a+ian =E ,&> *i,oton+0 *i,asan+ ,a*a sli*e0 *i*e,ara77inisasi0 *irehi*rasi *an *i-lo# *en+an larutan -lo# $an+ &en+an*un+ 7etal -oine seru& 1 =F(> *i P(. a+ian #e&u*ian *iin#u-asi *en+an anti-o*i ,ri&er P< =a-E0 A-8a&> sela&a se&ala& ,a*a ! G C *ii#uti *en+an ,en8u8ian *en+an P(/. a+ian #e&u*ian &en+ala&i #onu+asi anti-o*i se#un*er anti6ra--it *en+an C$3 sela&a ! a& ,a*a suhu #a&ar *ala& +ela, *an *i8u8i *en+an P(/. Inti *i9arnai *en+an DAPI *ii#uti *en+an ,en8u8ian ? *i,asan+ *en+an #a8a ,enutu, -ersa&a sli, 8oer -ersa&a rea+en Prolon+ %ol* Anti7a*e =Initro+en> *an *ise+el *en+an 8at #u#u. a+ian *ia&ati *i -a9ah &i#ros#o, e,i7luores8en8e &en++una#an &i#ros#o, i#on. ,' Oservasi
A*an$a P< ,a*a arin+an )A *an u+a *ala& se&ua #asus &eru,a#an hasil $an+ ta# ter*u+a. Pen+a&atan #linis *an &ole#ular *iran+#u& *ala& /a-el 1. /i+a #asus ,erta&a &enunu##an P< ,a*a arin+an fixed 7or&alin $an+ sulit untu# *ite+a##an *i-an*in+ 3 s,esi&en arin+an 7resh 7ro"en setelahn$a *ala& litter RA. Untu# &e&-uat ,er-an*in+an le-ih auh antar #e*ua #elo&,o# $an+ sa&a #a&i &en+i#ut#an satu #asus -erulan+ *i setia, #elo&,o#.
/i+a s,esi&en fresh =o. !0 @0 ? 4> le-ih lanut &enalani polymerase chain reaction =PCR>0 &en++una#an P< ,ri&er s,esi7i# +en 54. (e&ua ti+a #asus &enunu##an ,ro*u# tera&,li7i#asi *ari 2E3 -, $an+ *ihara,#an. (a&,el ! ? @ serta +aris sel eLa =#ontrol ,ositi7> &enunu##an a&,li7i#asi intens i#a *i-an*in+#an *en+an sa&,el 4. Insi*en #eseluruhan P< *i )A *ite&u#an 1 &elalui PCR *en+an ,ositi7 le&ah han$a *ala& satu #asus =no. 4> = %a&-ar. 1>. Perlu *i8atat -ah9a ti*a# a*a #ontrol =a*enoi*> &ennunu##an -u#ti in7e#si P<. (e&ua sa&,el u+a *ia&,li7i#asi *en+an ,ri&er H6+lo-in *an ,ro*u# a&,li7i#asi 24 -, *i+una#an se-a+ai #ontrol internal. Perlu *i8atat -ah9a &es#i,un sin$al PCR le&ah *ala& satu s,esi&en =#asus 4>0 western blotting *ari #eti+a sa&,el )A =o&or !0 @ ? 4> serta +aris sel eLa =#ontrol ,ositi7> &enunu##an sin$al ,ositi7 =%-r. 2 > untu# anti-o*i P< 54. Re#a&an i&uno7loresens untu# ,rotein 54 *ari P< *ila#u#an *i se&ua ti+a sa&,el =o. !0@ ? 4> &en++una#an anti-o*i P< $an+ sa&a. Immunolocaliation *ite&u#an ,ositi7 untu# *ua s,esi&en =no&or ! ? @> =%a&-ar. 3 &e9a#ili no&or !> ta,i sa&,el 4 -eru-ah &ena*i ne+ati7 *en+an te#ni# ini -isa *ise-a-#an oleh iral loa* ren*ah ,a*a ,asien ini. Menari#n$a0 sa&,el $an+ sa&a ,ositi7 P< &elalui PCR0 &es#i,un &enunu##an a&,li#on le&ah *an ini &un+#in #arena tin+#at in7e#si $an+ le-ih ren*ah =&is.
. In7e#si P< telah *ieri7i#asi *i se&ua usia ter&asu# #asus ,as8a6re&aa =2! tahun> no&or !. Durasi +eala ti*a# si+ni7i#an se&entara ,atut *i,erhati#an a*alah 7a#ta -ah9a ti*a# satu,un *ari #asus6#asus ini &enunu##an e,ista#sis -erat.
Mes#i,un *en+an han$a 4 #asus *i seri ini a*an$a P< *i se&ua sa&,el arin+an tentu &enunu##an -ai# se-a+ai ,otensi ,en$e-a- 7a#tor etiolo+i atau a+en $an+ &e&-erat#an. a+ai&ana,un te&uan -aru san+at ,entin+ ini sen*iri a*ala h -u#ti $an+ 8u#u, untu# &e&ulai se-uah stu*i $an+ le-ih -esar ; #u&,ulan stu*i untu# le-ih auh &en8ari tahu #eter#aitan ini. Ini a*alah ,enelasan ali* untu# #enai#an e&,at #ali li,at saat insi*en )A *i 7asilitas #a&i. A,a#ah hu-un+an ini -enar +lo-al atau *i-atasi untu# -e-era,a -a+ian tertentu *i *unia ti*a# *i#etahui ,a*a saat ini na&un ,otensi +lo-al itu sen*iri ,entin+ untu# &ela#sana#an #e-ia#an ,en8e+ahan $an+ *i,erlu#an. P< &un+#in &e&ili#i ,realensi *i7erensial se,erti 5< $an+ ,a*a +ilirann$a telah &enunu##an ,realensi tin++i *i ne+ara6 ne+ara -er#e&-an+0 &es#i,un han$a @ atau le-ih *i ne+ara6ne+ara &au untu# ana#6ana# antara usia @ *an tahun. Alsae+h et al. &enunu##an P< &e&ili#i ,eran *ala& ,ato+enesis *an a+resiitas tu&or o*onto+eni #erato8$sti8 atas *asar a*an$a in7e#si P< a#ti7 *ala& e,itel o*onto+eni# $an+ *i#ait#an *en+an ,enin+#atan tin+#at ,roli7erasi. De&i#ian ,ula P< u+a 8en*erun+ &enin+#at#an tin+#at ,roli7erasi *i )A. P< &un+#in *a,at &ena*i ,en$e-a- ,resentasi a9al ; -erulan+ ,eralanan ,en$a#it atau &un+#in -er#ontri-usi terha*a, luasn$a aria-ilitas *ala& ,erila#u #linis )A. Kasus 2 *an #asus ! telah &en+ala&i re#urensi &asin+6&asin+ se#ali *an ti+a #ali se&entara lainn$a ti*a# &en+ala&i re#urensi. Oleh #arena itu ti*a# a*a hu-un+an untu# *urasi ,en$a#it *en+an #e8en*erun+an untu# #a&-uh atau ,resentasi $an+ -erat. a&un *en+an han$a ,en++a&-aran 4 #asus &un+#in ti*a# &ena*i #esi&,ulan $an+ ali*.
$ambar %& 'onrmasi ineksi HP* den+an PC da"am sampe" biopsi nasoarin+ea" an+iobroma & (A) HP* primer spesik erhadap amp"ikasi (./- bp) dari +en 01 #an+ biasa di+unakan unuk deeksi DNA HP* dida"am sampe" biops# dan se" He2a & (B) Ine+rias DNA e"ah di cek den+an ampikasi (.13 bp) bea +"obin unuk semua sampe"
Carlos et al. =3> *ala& o-serasi &ere#a *ala& < *an <6 &enunu#an -ah9a usia ,asien ti*a# &enunu##an #orelasi *en+an Ki64E la-ellin+ in*ex $an+ &enunu##an -ah9a ,u-ertas ,en+aruh0 testosterone6*e,en*en8e ti*a# &e&ili#i ,eran si+ni7i#an *ala& ,er#e&-an+an )A. Data $an+ a*a 8u#u, *i,er*e-at#an se&entara ealuasi terha*a,
#e&un+#inan 5R0 PR *an AR *ala& ,atho+enesis )A =E0001> . Fara+ et al. u+a &en+ata#an -ah9a ,u-ertas *iin*u#si0 ,ertu&-uhan tu&or testosterone6*e,en*ent =11>. Dala& ,e&-elaaran #a&i u+a0 *eraat e#s,resi P< u+a sa&a *ala& ,er-an*in+an usia 12 tahun *an 2! tahun. (atu6satun$a o-serasi #onstan a*lah ti*a# a*an$a e,ista#sis he-at $an+ *i#etahui se-a+ai #ara#teristi# *ari ,en$a#it. er*asar#an *eraat e,ista#sis rin+an $an+ terlihat ,a*a se&ua #asus na&,a#n$a *i#ait#an *en+an #o&,onen in7la&asi $an+ terlihat le-ih a9al *ala& ,en$a#it ini. 5#s,resi &ole#uler *ari #asus 4 &enunu##an #e&un+#inan in7e#si $an+ le&ah.
Ini ti*a# se,erti -er#aitan *en+an in7la&asi untu# &en+uran+i
,er*arahan #e8uali a,a-ila &e&,en+aruhi ,ertan*a as8ular &ole8ular. /i*a# a*a aria-le #linis lain $an+ *a,at &enunu##an +eala #linis P< terha*a, )A. /eta, *a,at *i,er*e-at#an -ah9a *ala& -u#ti *ari @ #ontrol ini ti*a# a*e#uat untu# &en$i&,ul#an a-sen *ari P<. Ka&i &e&ilih ana#6ana# =4612 tahun> se-a+ai 8ontrol #arena #e&un+#inan a#tiitas se#sual le-ih ren*ah *i-an*in+#an #e-era*aan P< ,a*a *e9asa =&elalui oral sex =12>> *a,at &e&,en+aruhi ,er-an*in+an #a&i. Den+an *ata ini &e&-u#ti#an -ah9a in7e#si P< ti*a# #on+enital 9alau,un ,en$e-a- *ari ana# usia 12 tahun *a,at teran+#it P< &asih -elu& elas. (tu*i saat ini ti*a# ti*a# &en8atat ri9a$at se#sual ,asien *an esti&asi *ari status P< 8eri8al *ari i-u. Ma#a *ari itu0 ,enelitian *i &asa *e,an *i-utuh#an untu# &enentu#an #e&un+#inan &en*a,at#an in7e#si naso7arin+ #on+enital *ari i-u $an+ &elahir#an *en+an P< ,ositi7. Karena ti*a# a*an$a *ata $an+ &enunu#an in7e#si &aternal6P< *ala& 8ontrol #a&i #arena sa&,el $an+ ter-atas0 &a#a #esi&,ulan -isa &ena*i #uran+ 8o8o#. Penin+#atan insi*en )A &un+#in -er#aitan *en+an -er#uran+n$a tin+#at natural inolution. /estosteron6*e,e&*ent saat ini *i,ertan$a#an *an -er*asar#an )A se,ertin$a aran+ *ala& ara# usia extri&. 5ntah P< le-ih &en+inhi-isi natural inolusi *ari )A *en+an u&ur atau anata+onis terha*a, testosterone6*e,en*en8e ini se&ua a*alah &asalah untu# ,enelitian #e*e,ann$a. Ke*ua 7a8tor ta*i &un+#in &e&ili#i #ontri-usi terha*a, ,enin+#atan insi*en. )A $an+ a++resi7 &enunu##an antara ,ertu&-uhan $an+ 8e,at *en+an ,resentasi e,ista#sis -erat $an+ 8e,at atau ,resentasi $an+ le&-at *en+an u#uran tu&or $an+ san+at -esar. A,a#ah P< &en+inisasi e,ista#sis *ini *an &e&7asilitasi &ani7estasi #linis *ini -elu& *a,at *itentu#an. (tu*i $an+ le-ih -esar ,erlu *ila#u#an untu# &enentu#an a,a#ah tu&or $an+ le-ih #e8il $an+ &un8ul le-ih *ini &e&ili#i #e&un+#inan se-a+ai in7e#si P< *is-an*in+#an *en+an $an+ &un8ul ,erlahan na&un le-ih -esar.
$ambar .& 4esern b"oin+ dari He2a se" dan - sampe" biops# nasoarin+ea" an+iobroma "isis den+an anibod# HP* 01& (A) Semua sampe" diemukan posii erhadap 01 proein HP*& (B) Pro" proein dari sampe" diun5ukan erus menerus me"a"ui pe6arnaan ponceau dari b"o& N%, N. dan N- berkaian den+an sampe" 7,8 dan 1&
Apakah ada hubungan HPV dengan faktor penyebab (HNSCC) belum diputuskan. Penelitian lain perlu dilakukan untuk mengetahui hubungan HPV pada prognosis (HNSCC). Diaz, dkk telah menemukan bahwa ada 4 miRs yang dicetuskan oleh HPV, perkembangan papillomatosis pada respirasi yang berulang (RRP). MiRs yang sama telah dihubungkan dengan kanker prostat dan kanker tiroid, serta tumor jinak lainnya. Penelitian selanjutnya dapat mengemukanan peran miRs pada patogenesis HPV yang mencetuskan terjadinya ANJ. Namun insidens dari RRP yang ternyata ditemukan berhubungan dengan HPV tipe 6 dan 11 telah menyingkirkan kemungkinan hubungan ANJ dengan HPV. Hingga penelitian ini selesai, ada 120 tipe virus HPV yang dikloning atau dimodifikasi. Penelitian yang berikutnya dapat mencoba mencari apakah ada hubungan berbagai macam virus HPV ini dengan ANJ, termasuk pada tipe 16 dan 18 yang memiliki resiko tinggi. Dengan terjawabnya pertanyaan
ini, telah timbul pertanyaan baru lainnya, dengan demikian kami lebih baik segera melakukan penelitian lain untuk mengetahui hubungan ANJ dengan HPV.
Konsep vaksin HPV sebagai salah satu tindakan pencegahan layak diterima. Walau ada perdebatan lain mengenai pemberian vaksini ini, namun tampakanya tidak ada salahnya untuk tetap menerima vaksin HPV. Dengan penemuan ini, para ahli bedah harus melakukan aksi pencegehan sebelum operasi, seperti memakai sarung tangan, dan tentunya memastikan apakah pasien memiliki virus HPV, dengan cara melakukan pemeriksaan sebelum operasi. Transmisi HPV merupakan suatu ancaman berbahaya bagi para ahli bedah, oleh sebab itu perlu diketahui cara mencegah transmisinya.