LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING Averrhoa bilimbi L.) WULUH ( Averrhoa
Oleh : NURJANAH NIM. J1E11301 Kel!"#!$ %II (Sh&' II)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI%ERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 01*
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA II
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.)
Oleh : NURJANAH NIM. J1E11301 Kel!"#!$ %II (Sh&' II)
T+,--+l P+$&$/" : A#&l 01* D&$/"#/l T+,--+l : * A#&l 01* N&l+& :
Me,-e+h/&
(M&+ F&&+,+ M.S&. A#.)
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNI%ERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 01* PRAKTIKUM III
ISOLASI DAN IDENTIFIKASI TANIN DARI DAUN BELIMBING WULUH ( Averrhoa bilimbi L.)
I.
TUJUAN Tujuan dari percobaan ini adalah mahasiswa memahami dan terampil
melakukan isolasi tanin, dan melakukan identifikasi hasil isolasi secara II.
kualitatif. DASAR TEORI Secara kimia tanin tumbuhan dibagi menjadi dua golongan yaitu tanin terhidrolisis dan tanin terkondensasi. Tanin terhidrolisis mengandung ikatan ester yang dapat terhidrolisis jika dididihkan dalam asam klorida encer. Asam elagat merupakan hasil sekunder yang terbentuk pada hidrolisis beberapa tanin yang sesungguhnya merupakan ester asam heksaoksidifenat. Tanin terkondensasi merupakan senyawa tidak berwarna yang terdapat pada seluruh dunia tumbuhan tetapi terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin terkondensasi telah banyak ditemukan dalam tumbuhan paku-pakuan (Robinson, !!"#. $elimbing wuluh ( Averrhoa bilimbi %.# merupakan salah satu jenis tanaman yang sering digunakan sebagai obat tradisional. Tanaman ini banyak dimanfaatkan mengatasi berbagai penyakit seperti batuk, diabetes, rematik, gondongan, sariawan, sakit gigi, gusi berdarah, jerawat, diare sampai tekanan darah tinggi. &kstrak daun belimbing wuluh mengandung fla'onoid, saponin, triterpenoid dan tannin. Tanin dapat diisolasi dari daun belimbing wuluh menggunakan metode maserasi, sedangkan salah satu cara untuk memisahkan senyawa tannin adalah dengan kromatografi lapis tipis preparatif. enelitian ini bertujuan untuk mengetahui eluen terbaik dalam pemisahan senyawa tanin dari daun belimbing wuluh dengan kromatografi lapis tipis ()%T# dan mengetahui jenis senyawa tanin yang terdapat dalam daun belimbing wuluh (*ayati et al, +#. Secara struktur tanin adalah suatu senyawa fenol yang memiliki berat molekul besar yang terdiri dari gugus hidroksil dan beberapa gugus yang bersangkutan seperti karboksil untuk membentuk kompleks kuat yang efektif dengan protein dan beberapa makromoleku (*ar'art, !#. Sebagai salah satu tipe dari senyawa metabolit sekunder, tanin mempunyai karakteristik sebagai berikut
a. Senyawa oligomer dengan satuan struktur yang bermacam-macam dengan gugus fenol bebas b. $erat molekul antara " sampai + c. %arut dalam air, dengan pengecualian beberapa struktur yang mempunyai berat molekul besar d. /ampu berikatan dengan protein dan terbentuk komplek tannin-protein yang larut dan tidak larut (0iner-1ha'e2, +#. . Tanin Terkondensasi Tanin terkondensasi secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (galokatekin# yang membentuk senyawa dimer dan kemudiaan oligomer yang lebih tinggi. roantosianidin merupakan nama lain dari tannin terkondensasi karena jika direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskan monomer antosianidin (*arborne, !3#. +. Tanin Terhidrolisis Tannin terhidrolisis merupakan molekul dengan poliol (umumnya 44glikosida# sebagai pusatnya. Tannin terhidrolisis adalah pecahnya karbohidrat dan asam fenolik oleh asam lemah atau basa lemah (*agerman, !!#. Tanin secara alamiah didefinisikan sebagai senyawa polifenol yang mempunyai berat molekul tinggi dan mempunyai gugus hidroksil dan gugus lainnya (seperti karboksil# sehingga dapat membentuk kompleks dengan protein dan makromolekul lainnya dibawah kondisi lingkungan tertentu. Tanin dikelompokkan menjadi dua kelompok polimer, yaitu Hysrolysable tanin dan Conden sed tanin. Hysrolysable taninmerupakan turunan asan galat yang mudah dihidrolisis dalam suasana asam. Sedangkan tanin merupakan polimer polyfla'onoid (5anarto et al , +#. Secara kimia terdapat dua jenis tanin yang tersebar tidak merata dalam dunia tumbuhan yaitu tanin terkondensasi (roantosianidin# dan tanin terhidrolisis (*yroly2able tanin#. Tanin terkondensasi secara biosintesis dapat dianggap terbentuk dengan cara kondensasi katekin tunggal (galakatekin# yang membentuk senyawa dimer dan kemudian digomer yang lebih tinggi. roantosianidin merupakan nama lain dari tanin terkondensasi karena jika direaksikan dengan asam panas, beberapa ikatan karbon penghubung satuan terputus dan dibebaskanlah monomer antosianidin. roantosianidin dapat dideteksi langsung dalam jaringan tumbuhan hijau
dengan mencelupkan kedalam *1% + / mendidih selama setengah jam. $ila terbentuk warna merah yang dapat diekstraksi dengan amil atau butyl alkohol, maka ini merupakan bukti adanya senyawa tersebut (Townshend, !!"#. Tanin dapat diisolasi dari daun jambu biji menggunakan metode maserasi, sedangkan cara terbaik untuk memisahkan dan mengidentifikasi senyawa fenol adalah )romatografi %apis Tipis ()%T#. /etode maserasi merupakan salah satu metode ekstraksi bahan alam yang menggunakan lemak panas, akan tetapi lemak-lemak panas itu telah diganti dengan pelarut-pelarut organik yang mudah menguap. enekanan utama pada maserasi adalah tersedianya waktu kontak yang cukup antara pelarut dan jaringan yang di ekstraksi (0uether, !3#. )romatografi digunakan untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk kromatografi berkerja berdasarkan prinsip ini. )romatografi adalah teknik pemisahan campuran berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam medium tertentu. ada kromatografi, komponen-komponennya akan dipisahkan antara dua buah fase yaitu fase diam dan fase gerak. 6ase diam akan menahan komponen campuran sedangkan fase gerak akan melarutkan 2at komponen campuran. )omponen yang mudah tertahan pada fase diam akan tertinggal. Sedangkan komponen yang mudah larut dalam fase gerak akan bergerak lebih cepat. Semua kromatografi memiliki fase diam (dapat berupa padatan, atau kombinasi cairan-padatan# dan fase gerak (berupa cairan atau gas#. 6ase gerak mengalir melalui fase diam dan membawa komponenkomponen yang terdapat dalam campuran. )omponen-komponen yang berbeda bergerak pada laju yang berbeda roses kromatografi juga digunakan dalam metode pemisahan komponen gula dari komponen non gula dan abu dalam tetes menjadi fraksi-fraksi terpisah yang diakibatkan oleh perbedaan adsorpsi, difusi dan eksklusi komponen gula dan non gula tersebut terhadap adsorbent dan eluent yang digunakan (Sudjadi, +3#. &luen yang baik adalah eluen yang bisa memisahkan senyawa dalam jumlah yang banyak ditandai dengan munculnya noda. 7oda yang terbentuk tidak berekor dan jarak antara noda satu dengan yang lainnya jelas. 4dentifikasi tanin dengan metode )%T menggunakan eluen 7$utanol asam asetat air (8"# didapatkan tiga noda yang masingmasing nilai Rf nya sebesar ,"9 : ,; : ,;. 7oda kedua dengan nilai Rf
sebesar ,; diduga merupakan senyawa tanin. *al ini diperkuat oleh *arborne yang menyatakan bahwa tanin dapat dideteksi dengan sinar <= pendek berupa noda yang berwarna lembayung, selain itu didukung dengan Rf dari ekstrak tanaman mimosa (tanin tinggi# dengan harga Rf sebesar ,;+ (*ayati et al, +#. III.
ALAT 2 BAHAN III.1 Al+
Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah bejana kromatografi, corong gelas, erlenmeyer ml, gelas ukur ml, perangkat alat maserator dan piring petri. III.
B+h+,
$ahan-bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah asam asetat, aseton, etil asetat, daun belimbing wuluh, kloroform, lempeng )%T silica gel 06 +"8, 7-butanol dan pereaksi semprot Al1l 9.
I%.
PROSEDUR KERJA
5aun belimbing wuluh •
5icuci bersih dengan
•
menggunakan air mengalir 5iangin-anginkan hingga kering 5iblender hingga menjadi serbuk
•
Serbuk daun belimbing wuluh •
5itimbang " gram
8 m% aseton air (39# •
5irendam hingga didapatkan ekstrak
&kstrak tanin 5ipekatkan dengan vacum rotary •
•
e'aporator 5ipanaskan diatas waterbath pada suhu 8o-"o1 5aun belimbing wuluh
5aun belimbing wuluh
)loroform 5ilakukan ekstraksi dengan menggunakan
•
corong pisah hingga terdapat dua lapisan 5iambil lapisan atas (air#
•
%apisan air 5iekstraksi
•
&tilasetat •
5itambahkan
•
5idiamkan hingga terdapat dua lapisan
•
5ipisahkan lapisan atas dan bawah
%apisan air •
5ipekatkan dengan vacum rotary e'aporator
*asil
DAFTAR PUSTAKA
5anarto, >.1., S.A. rihananta dan ?.A. amungkas. +. emanfaatan Tanin dari )ulit )ayu $akau sebagai engganti 0ugus 6enol pada Resin 6enol 6ormaldehid. Pengembangan Tekonologi Kimia untuk Pengolahan Sumber Daya Alam ndonesia,. >ogyakarta. &therington, R. ++. A. Dictionary !" Descri#tive Terminology. =egetable Tanin, 7ew >ork. 0iner-cha'e2, $. 4. 1. A. +. Tannins $ Chemical Struktual The Struktur !" Hyrolysable Tannins. 1orrert
*arborne, @.$. !3. %etode &itokimia Penuntun Cara %odern %enganalisis Tumbuhan. 4T$, $andung. *ar'art. !. Tannins $ De"inition. Animal Saence ebmaster. 1orrert ogyakarta. Townshend, A. !!". (ncyclo#edia o" Analytical Science )olume *. Academic ress 4nc, %ondon.