Studi Analisa Potensi Hidrokarbon Pada Cekungan Barito, Kalimantan Selatan
ABSTRAK
berbatasan dengan tinggian Barito (Moss,
Cekungan Barito terletak bagian tenggara Kalimantan. Cekungan Barito disebelah barat dibatasi oleh dataran sunda, sebelah timur Pegunungan Meratus, sebelah utara dibatasi oleh Cekungan Kutai. Sedimen tersier dibawah cekungan ini relatif tipis. Cekungan ini khas asimetris. Dari sebelah barat
dekat
Cekungan
paparan
Barito
sunda
dengan
terdapat
kemiringan
relatif datar, ke arah timur menjadi cekungan yang dalam yang dibatasi oleh sesar-sesar
naik
ke
arah
barat
dari
punggungan Meratus yang merupakan bongkah naik. Cekungan Barito memiliki potensi
besar
dalam
hal
penghasil
Hidrokarbon, yang dapat di tinjau dari beberapa aspek pendukung seperti source rock, reservoir rock, seal rock, dan migrasi hidrokarbon. Kata Kunci : Cekungan Barito, Kalimantan
dkk, 1997) yang merupakan kelanjutan dari trend zona sesar Adang yang menerus hingga ke darat. Tinggian ini yang memisahkan Cekungan
Cekungan Kutai.
Pada
Barito
dari
bagian
timur
cekungan berbatasan dengan Kompleks Meratus. Batas ini menghasilkan
sabuk
ophiolit, metamrf akibat subduksi, dan batuan tipe busur dengan rentang umur Jura hingga Cretaceous yang tersingkap dengan trend Barat Laut – Tenggara (Wakita dkk,1998). Kompleks ini yang juga membatasi Cekungan Barito dengan cekungan Asam-Asam yang berukuran lebih kecil dan juga Platform Patenosfer di Timurnya. Ada kemiripan tratigrafi diantar dua area ini sehingga diperkirakan dua cekungan
ini
pernah
terhubung,
membentuk depocentre tunggal selama Paleogen dan Awal Neogen, sebelum pengangkatan Meratus.
Selatan STRATIGRAFI REGIONAL PENGANTAR Cekungan ini memiliki suksesi tebal dari batuan sedimen yang tersingkap dengan basik sepanjang tepi cekungan sebelah timur. Cekungan barito dibatasi oleh Kompleks Schwaner di bagian Barat yang merupakan batuan metamorfik dan batuan granitik pluton berumur cretaceous dan juga batuan vulkanik. Pada Utara
Secara umum stratigrafi Cekungan Barito dari muda ke tua secara berurut adalah sebagai berikut :
Formasi Dahor, litologinya terdiri dari
batupasir
kuarsa
berbutir
sedang terpilah buruk, konglomerat lepas dengan komponen kuarsa berdiameter 1-3 cm, batulempung 1
Studi analisa hidrokarbon pada cekungan Barito, Kalimantan Selatan
lunak, setempat dijumpai lignit dan
kuarsa berbutir kasar. Facies ini
limonit,
merupakan
terendapkan
sekitar
bagian
paling
lingkungan fluviatil dengan tebal
bawah dari Formasi Tanjung
sekitar 250 meter, dan berumur
yang diendapkan tidak selaras
Plio-Plistosen.
diatas batuan alas Pra-Tersier,
Formasi Warukin, batupasir kuarsa
tebalnya berkisar antara 8 meter
dan batulempung sisipan batubara,
dan 15 meter. Di tepi barat
terendapkan di lingkungan fluviatil
Pegunungan Meratus, Facies
dengan
400
Konglomerat lebih tebal dari
meter, berumur Miocene Tengah
yang di tepi timurnya. Di
sampai dengan Miocene Akhir.
beberapa tempat di tepi timur
Formasi Berai, litologinya terdiri
ditemukan
dari
mengandung
berbutir kasar dengan ketebalan
fosil foraminifera besar seperti
antara 75 cm dan 100 cm, yang
Spiroclypeus
orbitodeus,
memperlihatkan
dll
yang
sedimen
lapisan
menengah. Adanya
ketebalan
sekitar
batugamping
Spiroclypeus
sp,
menunjukkan
umur
Oligosen-
berskala
dan
bersisipan
perbedaan
Miocene
Awal
napal,
terendapkan
dalam
Facies
sisipan
batupasir
structure silang-siur
ketebalan
pada
Konglomerat
dan
lingkungan neritik, dan mempunyai
structure perlapisan silang-siur
ketebalan sekitar 1000 meter.
pada batupasir menunjukkan
Formasi
Tanjung
terdiri
dari
beberapa facies diantaranya : o
arah arus purba dari barat. o
Facies Batupasir Bawah terdiri
Facies Konglomerat terdiri dari
dari batupasir berbutir sedang
Konglomerat
sampai
komponen
alas,
dengan
setempat
besar
konglomeratan. Batupasir ini
terdiri komponen seperti batuan
disusun terutama oleh butiran
malihan, batuan beku, batuan
kuarsa dengan sedikit kepingan
klastika,
dan
batuan vulkanik, rijang, dan
Komponennya
feldspar. Facies ini berlapis
berukuran dari 1 cm sampai 8
tebal yaitu antara 50 cm dan
cm, berbentuk bulat sampai
200 cm. Structure sedimennya
membulat tanggung, terpilah
adalah lapisan sejajar, lapisan
buruk, bermassa dasar batupasir
silang-siur
kuarsa
sebagian
kasar
batugamping asap.
dan
lapisan 2
Studi Analisa Potensi Hidrokarbon Pada Cekungan Barito, Kalimantan Selatan
o
tersusun.
Tebal
terukur
di
facies tepi
ini
adalah laminasi sejajar dan
barat
setempat laminasi silang-siur.
Pegunungan Meratus antara 46
Setempat
meter dan 48 meter, sedangkan
sisipan tufa berwarna putih
di bagian tengah dan tepi
dengan ketebalan
timurnya antara 30 meter dan
antara 5 cm dan 15 cm,
35 meter.
sebagian
Facies
Batulempung
terdiri
dari
Bawah
ditemukan
pula
perlapisan
terubah
menjadi
kaolin.
batulempung
o
Facies Batupasir Atas terdiri
berwarna kelabu (kecoklatan
dari batupasir berbutir halus
sampai
sampai sedang, berlapis baik,
kehitaman),
dengan
sisipan batubara dan batupasir.
dengan ketebalan
Ketebalan facies ini berkisar
antara 3 cm dan 25 cm. Tebal
dari 28 meter sampai 68 meter.
facies ini berkisar dari 12 meter
Structure sedimen di dalam
sampai 26 meter. Structure
batulempung,
sedimennya
yang
terlihat
perlapisan
lapisan
sejajar
berupa lapisan pejal, laminasi
serta lapisan silang-siur pada
sejajar, setempat berlaminasi
batupasir berbutir sedang dan
silang-siur dengan ketebalan
laminasi sejajar serta silang-
berkisar antara 3 cm sampai 5
siur pada batupasir berbutir
cm. Batubara berwarna hitam
halus dan yang terakhir adalah
mengkilap
sebagai
Facies
Batulempung
ketebalan
terdiri
dari
sisipan
terdapat dengan
Atas
batulempung
berkisar antara 30 cm dan 200
berwarna kelabu kehijauan dan
cm. Setempat lapisan batubara
masif.
berasosiasi batulempung
dengan berwarna
kehitaman. Sisipan batupasir
TEKTONIK REGIONAL
berbutir halus sampai sedang dengan
Keadaan Tektonik dan Stratigrafi di
ketebalan perlapisan
Cekungan Barito secara umum dapat
antara 5 cm dan 25 cm,
digambarkan dalam 4 fase (Satyana, dan
menyendiri atau berkelompok
Silitongan,1994) sebagai berikut :
memiliki ketebalan mencapai 10 meter. Structure sedimennya
Prerift 3
Studi analisa hidrokarbon pada cekungan Barito, Kalimantan Selatan
Merupakan fase komplek tektonik
pada permukaan basement yang tidak
yang berpengaruh pada batuan dasar
rata akibat proses pemekaran.
cekungan. Batuan dasar terleta di sepanjang
Paparan
Sunda,
yang
terususn oleh berbagai macam variasi
litologi yang berasal dari sumber yang
Subsidence regional setelah pemekaran
berbeda-beda yaitu batuan dasar dari
terjadi secara luas dari miosen tengah
kerak benua pada bagian Barat, zona
samapi awal miosen. Selama itu terjadi
akresi Mesozoic dan batuan Paleogen
sedimentasu
di bagianb barat. Tidak ditemukan
bagian Bawah, Tanjung bagian atas,
referensi yang menjelaskan distribusi
dan
dari tipe batuan di bawah permukaan.
merupakan bagian dari transgressive
Namun Gaffney dan Cline (1971)
system.
menyebutkan di bagian timur cekungan
karekter sedimenter muncul pada batas
menunjukkan tipe batuan dari Barito-
antara sekuen synrift dan postrift. Pada
platform, hal ini yang menimnbukan
section bawah, sedimentasi dibatasi
spekulasi mengenai kontak dari dua
oleh
tipe batuan dasar dan menerangkan
perubahan
batuan dasar tipe Meratus mengalami
mengindikasikan pengisian cekungan
pensesaran.
pada saat pemekaran. Sedangkan pada
bagian atas sekuen, sedimen lebih
Synrift
Tumbukan antara lempeng Eurasia dan Lempeng Pasifik bagian barat pada Eosen Tengah menyebabkan proses rifting pada Cekungan Barito (Daly,
Postrift
dari
Berai.
Fomasi
Ketiga
Perubahan
ketebalan
Tanjung
sedimen berbeda
yang
cukup
fasies
ini pada
dan yang
dapat dikorelasikan secra regional, mengindikasikan
berkurangnya
pengaruh dari daerah horst dan graben yang tidak rata.
Hooper, dan Smith, 1987; Kusumam
dan Darin 1989;Daly et al., 1991; van
Pada pertengahan Miosen , fragmen
de Weerd and Armin, 1992). Fase
benua Laut China Selatan bertumbukan
synrift pada cekungan terjadi Paleosen-
dengan
Eosen Tengah, yaitu pada pengendapan
menghasilkan
Formasi
terangkat.
Tanjung
bagian
bawah.
Formasi ini diendapakan langsung
Syninversi
Kalimantan Pada
Utara
tinggian saat
yang
Kuching
yang
sama,
tumbukan pada lengan timur Sulawesi 4
Studi Analisa Potensi Hidrokarbon Pada Cekungan Barito, Kalimantan Selatan
mengakhiri pemekaran Sleat Makassar
hingga
dan mengangkat proto-Meratus. Kedua
Sejumlah lapisan tipis batubara diduga
event tektonik mengawali inversi pada
diendapkan
cekungan
Lingkung lacustrine dalam terbentuk
Barito.
Inversi
pada
ke
lingkungan sepanjang
tepi
pada
saat Pasif Margin barat laut Australia
Lingkungan
berumbukan dengan Sunda Trench
lingkungan reduksi yang baik bagi
dan Banda Firearc pada awal Pliosen
akumulasi algae. Lapisan source rock
dimana
Inversi
berupa
sistem
sesar
mendatar,
oleh
sumbu
danau.
cekungan lebih kuat tergambar pada
diakomodasi
bagian
lacustrine.
ini
graben.
menghasilkan
Lacustrine
alga
dapat
melalui
membentuk prolific oil. Carbonaceous
Sulawesi(Daly, Hooper, and Smith,
clay/ shale dan lapisan tebal batubara
1987; Letouzey, Werner, and Marty,
lebih dari 10 meter di temukan
1990; Daly et al., 1991 dalam Satyana
sedimentasi
1994).
hidrokarbon di Tanjung raya field
Tinggian
Kuching
yang
terangkat meberikan sedimen yang mengisi cekungan, sedangkan ProtoMeratus Range memisahkan cekungan
tahap
2.
Kebnyakan
diduga terbentuk dari tahap 2 ini.
Maturasi
Barito dari laut terbuka di sebelah
Dari analisi maturasi Lower Tanjung
Timur yang menghasilkan karakteristik
source rock diketahui Pada
sedimen
baratlaut
berganti
dari
siklus
matursi
bagian
hidrokarbonnya
immature – early mature, dan pada
trangressive ke regressive.
bagian tengahnya mature, sedangkan dibagian
tenggaranya
maturasinya
PETROLEUM SISTEM
overmature ( bagian paling dalam
Pada area Tanjung raya hidrokarbon
basin ini).
terbentuk dari source rock lower Tanjung dan lower Warukin. Hidrokarbon terjebak pada struktural trap yang mengandung lower Tanjung dan Upper Warukin sand.
Source Rock
Reservoar
Reservoar utama berupa synrift sand tahap 1, post rift sag fill tahap 2 dan 3. batu pasir synrift pada tahap 1 ( disebut batupasir A dan B atau Z 1015 dan Z
Tahap pertama, Sedimen diendapkan di
950 ) diendapkan dilingkungan alluvial
graben
fan
paleogen
berupa
alluvial
dan
lingkungan
delta
front
channel dan fan mengalami progradasi 5
Studi analisa hidrokarbon pada cekungan Barito, Kalimantan Selatan
lacustrine. Memiliki ketebalan 30 – 50
800 meter dengan dominasi neritic
meter.
shale dan silty shale.
Batupasir pada tahap 2 ( batupasir c dan d atau Z.860 dan Z.825 ) mewakili batupair
alluvial
fan.
Reservoar
properties pada batupasir Z.860 ini lebih baik di bandingkan batupasir pada
formasi
Lower
Tanjung,
Batupasir ini memiliki sorting yang bagus dan mineralogy maturity yang bagus, ketbalan 25 – 30 meter, dengan nilai porisitas dan permeabilitas ratarata yang bagus. Tidak seperti Z.860, batupasir Z.825 tipis dan diskontinyu ( melensa ) dengan ketebalan 3 – 5 meter.
Traping Mechanism
Hydrocarbon dari
terbentuk,
Lower-middle
carbonaceous
bermigrasi
tanjung
shales,
coals,
dan
lower
warukin carbonaceous shales. Kitchen utama terletak pada depocentre basin sekarang. Sealing rocks dihasilkan dari intra-formational shales. Generation, migration,
dan
pemerangkapan
hydrocarbon terjadi sejak middle early miocene
(20
Ma).
Barito
basin
merupakan contoh dari efek interaksi
Tahap 3 reservoarnya terdiri dari
tektonik terhadap tempat pembentukan
Batupasir – e ( Z.710 dan Z. 670 ).
hydrocarbon
Batupasir-E di endapakn pada pantai/
Extensional
barrier bar pada lingkungan garis
tertiary membentuk rifted basin, dan
pantau
grabennya
yang
regresi.Ketebalan
terus
mengalami
maksimum
dari
batupasir- E ini 30 meter.
Sealing Rock postrifting
regional/
dari
transgresi
subsidence
setelah
tectonics diisi
system).
pada
oleh
early
lacustrine
tanjung shales dan coals. Lingkungan lacustrine
inilah
yang
akan
membentuk
tanjung
source
rocks.
subsidence
yang
terus
Karena Pase
(petroleum
berlangsung dan rifted structure makin turun,
shale
diendapkan
semakin
pengendapan dari sag-fill sedimen
melebar, dan akan membentuk seal
menghasilikan
marine
untuk reservoir yang ada dibawahnya.
mudstone pada tahao 4 formasi Upper
Kondisi ini juga yang menyebabkan
Tanjung. Batuan mudstone marine ini
penyebaran
menyediakan sealing yang efektif bagi
rocks. Extensional faults merupakan
reservoir Lower Tanjung. Tersusun atas
media untuk migrasinya hydrocarbon
shallow
pengendapan
reservoir
6
Studi Analisa Potensi Hidrokarbon Pada Cekungan Barito, Kalimantan Selatan
yang terbentuk dibagian terbawah dari
Hidrokarbon
graben. Selama late miocene, basin
terperangkap
mengalami permbalikan akibat naiknya
terbentuk selama inveri. Inversi Plio-
Meratus,
Pleistosen juga menghasilkan jebakan
membentuk
asymmetric
pada
bermigrasi antiklin
yang
basin, Barito basin mengalami dipping
baru
kearah NW dan makin ke SE semakin
hidrokarbon
curam. Akibatnya bagian tengah dari
hidrokarbon kembali bermigrasi dan
mengalami
terperangkap pada stuktru inversi yang
subsidence,
sehingga
tanjung source rocks semakin terkubur,
atau
yang
merusak
akumulasi
sebelumnya,
sehingga
lebih baru.
dan menghasilkan kedalaman yang cukup bagi source rock untuk menjadi hydrocarbon.
KESIMPULAN
Hydrocarbon mengisi jebakan melalui
Cekungan Barito terletak bagian tenggara
patahan dan melalui permeable sands. Pada awal Pliocene, Tanjung source rocks kehabisan liquid hydrocarbon, sehingga
membentuk
gas
dan
Kalimantan, disebelah barat dibatasi oleh dataran sunda, sebelah timur Pegunungan Meratus, sebelah utara dibatasi oleh Cekungan Kutai.
bermigrasi mengisi jebakan yang telah ada. Lower Warukin shales pada depocentre basin mencapai kedalaman dari oil window
selama
plio-pleistocene.
Minyak terbentuk dan bermigrasi ke structural traps dibawah warukin sand
Migrasi Hidrokarbon
Inversi struktural yang terjadi di Awal Miosen
dan
sangat
mempengaruh
cekungan pada akhir Miosen sampai Pliosen
telah
menurunkan
Batuan
Induk dari Formasi Tanjung bagian bawah
ke
hidrokarbon
kedalaman dapat
dimana dihasilkan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. “Indonesia Summaries”. (2006): 95-103.
Basin
Satyana, Awang Harun, dan Parada D. Silitonga. "Tectonic reversal in East Barito Basin, South Kalimantan: consideration of the types of inversion structures and petroleum system significance." (1994): 57-74. Witts, Duncan, dkk. "Stratigraphy and Sediment Provenance, Barito Basin, Southeast " (2011). Witts, Duncan, dkk. "A new depositional and provenance model for the 7
Studi analisa hidrokarbon pada cekungan Barito, Kalimantan Selatan
Tanjung Formation, Barito Basin, SE Kalimantan, Indonesia." Journal of Asian Earth Sciences 56 (2012): 77-104.
8
Studi Analisa Potensi Hidrokarbon Pada Cekungan Barito, Kalimantan Selatan
9