IRIGASI MATA
Irigasi mata dilakukan untuk melakukan pembersihan konjungtiva mata. Di RS, peralatan steril biasanya digunakan. Obat-obat unuk mata diberikan dalam bentuk cairan atau salep. Tetes mata dibuat dalam plastik monodrips yang digunakan untuk memasukkan sediaan obat. Salep biasanya dibuat dalam tabung kecil. Semua tempat obat harus tercantum bahwa obat untuk penggunaan mata. Biasanya sediaan steril digunakan, tapi teknik steril tidak selalu diindikasikan. Biasanya sediaan steril digunaakn, tapi teknik steril tidak selalu diindikasikan. Cairan yang diresepkan biasanya encer. Misalnya kepekatan kurang dari 1 % Prosedur : memberikan
irigasi dan instilasi mata
Peralatan :
1. Tempat steril untuk cairan irigasi 2. Cairan irigasi (biasanya 60 s/d 240 ml (2 s/d s/ d 8 oz) pada suhu 370 C (98,6 F) yang sesuai 3. Spoit mata steril atau irigator mata (penetes mata dapat digunakan jika hanya sejumlah kecil cairan yang diperlukan) 4. Fila ginjal steril 5. Bola kapas steril 6. Normal saline steril (sesuai kebutuhan) 7. Kain lembab 8. Sarung tangan steril Intervensi : Pada irigasi 1. Siapkan klien a. Jelaskan teknik kepada klien. Pemberian cairan atau obat irigasi mata biasanya tidak nyeri. Salep seringkali menyejukkan mata, tapi beberapa sediaan cairan mungkin terasa perih awalnya b. Bantu klien pada posisi yang menyenangkan, baik duduk atau berbaring. Miringkan kepala klien pada mata yang diobati, dan pastikan bawah sumber cahaya tidak menyilaukan mata klien. Kepala dimiringkan sehingga cairan akan mengalir dari mata ke bengkok disampingnya, tidak kemata lain. Sumber cahaya diarahkan agar jauh dari mata. Khususnya jika klien fotophobia. fotophobia. c. Tempatkan kain lembab untuk melindungi klien dan kain sepresi, dan atur posisi bengkok pada pipi pipi di bawah mata pada sisi yang diobati.
2. Kaji mata a. Kaji mata adanya kemerahan, lokasi dan sifat dari berbagai kotoran, air, mata pembengkakan kelopak mata atau kelenjar air mata. b. Catat adanya keluhan, misalnya gatal, terbakar, nyeri, penglihatan kabur atau fotophobia. c. Observasi perilaku klien misalnya mengedip, berkedip berlebihan, mengerutkan dahi atau menggosok mata. 3. Bersihkan kelopak mata dan bulu mata a. Gunakan bola kapas steril yang lembab dengan cairan irigasi steril atau normal saline steril dan usapkan dari kantus bagian dalam ke atas bagian luar, jika tidak keluar, benda pada kelopak dan bulu mata dapat dicuci dalam mata. Pencucian pada bagian luar kantus mencegah kontaminasi dari mata lain dan kelenjar air mata. 4. Berikan irigasi atau obat mata 5. Pada irigasi : a. Perlihatkan konjungtiva bahwa dengan memisahkan kelopak mata dengan jari dan jari telunju, atau untuk mengirigasi, pertama tahan kelopak mata ke bawah, kemudian tahan kelopak mata atas. Gunakan tekanan pada tulang yang menonjol dari tulang pipi dan dekat alis ketika menahan kelopak mata. Memisahkan kelopak mata mencegah refleks men gedip. Penggunaan tekanan pada tulang yang menonjol mengurangi kemungkinan penekanan pada bola mata dan menyebabkan rasa tidak nyaman. b. Isi dan pegang irigator sekitar 2,5 cm (1 in) di atas mata. Pada ketinggian ini tekanan cairan tidak akan merusak jaringan mata dan irrigator tidak akan menyentuh mata. c. Irigasi mata, arahkan cairan pada kantung konjungtiva bawah dari kantus sebelah dalam keluar, mengarahkan cairan pada cara ini mencegah kemungkinan injuri kornea dan mencegah cairan dan kontaminasi dari aliran ke bawah kelenjar air mata. d. Irigasi sampai cairan yang meninggalkan mata bersih (tidak ada kotoran) atau sampai semua cairan telah digunakan. Anjurkan klien untuk menutup dan menggerakkan mata secara periodik. Penutupan dan pergerakan mata membantu pergerakan pergerakan sekresi dari kantung konjunctiva atas ke bawah. e. Keringkan sekitar mata dengan bola kapas
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 2.1.1
TETES MATA Definisi Cara memberikan obat pada mata dengan tetes mata atau salep mata. Obat yang biasa digunakan oleh klien ialah tetes mata dan salep, meliputi preparat yang biasa dibeli bebas , misalnya air mata buatan dan vasokonstrikstor (misalnya visine, dsb). Namun banyak klien menerima resep obat-obatan oftalmic untuk kondisi mata seperti glaukoma dan untuk terapi setelah suatu prosedur, misalnya ekstraksi katarak. Persentase besar klien yang menerima obat mata ialah klien lanjut usia. Masalah yang berhubungan dengan usia termasuk penglihatan yang buruk, tremor tangan dan kesulitan dalam memegang atau menggunakan botol obat, mempengaruhi kemudahan lansia menggunakan obat mata secara mandiri. Perawat atau bidan memberi penjelasan kepada klien dan anggota keluarga tentang teknik yang digunakan dalam pemberian obat mata. (Donnelly. 1987) menganjurkan untuk memperlihatkan klien setiap langkah prosedur pemberian obat tetes mata untuk meningkatkan kepatuhan klien.
2.1.2
Obat mata dapat digolongkan menjadi :
1. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi 2. Obat mata golongan kortikosteroid 3. Obat mata lainnya 2.1.3
Tujuan pemberian obat pada mata diantaranya :
1. Digunakan untuk persiapan pemeriksaan struktur internal mata dengan cara mendilatasi pupil, untuk pengukuran refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa 2. Digunakan untuk menghilangkan iritasi mata
3. Obat mata golongan antiseptik dan antiinfeksi digunakan pada gangguan mata karena adanya infeksi oleh mikroba, masuknya benda asing ke dalam kornea mata atau kornea mata yang luka/ ulkus 4. Obat mata kortikosteroid digunakan untuk radang atau aler gi mata atau juga bengkak yang bisa disebabkan oleh alergi itu sendiri atau oleh virus. Karena infeksi mata oleh virus itu resisten terhadap pengobatan biasanya digunakan obat mata golongan kortikosteroid untuk
menghilangkan gejalanya saja. Kalaupun dengan antiseptik hal itu menghindari infksi sekunder 5. Gabungan antiseptik dengan kortikosteroid digunakan untuk masalah mata yang disebabkan oleh mikroba dan dengan keluhan bengkak/ radang juga gatal atau alergi 6. Digunakan untuk keluhan mata karena habis operasi. 2.1.4
Prinsip pemberian obat mata
1. Kornea mata banyak disuplai serabut nyeri sehingga menjadi sangat sensitif terhadap apapun yang diberikan ke kornea. Oleh karena itu,tenaga kesehatan menghindari obat mata apapun secara langsung ke kornea 2. Resiko penularan infeksi dari satu mata ke mata lain sangatlah tinggi. Tenaga kesehatan menghindari menyentuh kelopak mata atau struktur mata yang lain dengan alat tetes mata atau tube salep 3. Tenaga kesehatan menggunakan obat mata hanya untuk mata yang terinfeksi. 2.1.5 1
Indikasi dan Kontraindikasi Pemberian Obat Pada Mata Indikasi Biasanya obat tetes mata digunakan dengan indikasi sebagai berikut :
a.
Meredakan sementara mata merah akibat iritasi ringan yang dapat disebabkan oleh debu, sengatan sinar matahari, pemakaian lensa kontak, aler gi atau sehabis berenang
b. Antiseptik dan antiinfeksi c.
Radang atau alergi mata.
2
Kontraindikasi Obat tetes mata yang mengandungnafazolin hidroksida tidak boleh digunakan pada penderita glaukoma atau penyakit mata lainnya yang hebat, bayi dan anak. Kecuali dalam pegawasan dan nasehat dokter.
2.1.6 1
Obat tetes mata Albucid
a.
Komposisi : Na Sulfasetamida.
b. Indikasi Pengobatan & pencegahan infeksi pada konjungtiva (selaput ikat mata), kelopak mata & kerusakan mata akibat bahan-bahan industri, konjungtivitis (radang selaput ikat mata) akut, ulserasi kornea, ophtalmia neonatorum (radang mata atau selaput ikat mata yang berat pada bayi yang baru lahir). c.
Efek samping Reaksi alergi, super infeksi.
d. Kemasan Tetes mata 10 % x 10 ml. e.
Dosis 1-2 tetes & diulangi paling sedikit 4 kali sehari selama beberapa hari.
2
Azyter
a.
Komposisi Azithromycin dihydrate
b. Indikasi Terapi antibiotika secara lokal untuk conjunctivitis yang disebabkan oleh bakteri tertentu. trachomatous conjunctivitis disebabkan oleh Chlamydia trachomatis. c.
Kontra indikasi Hipersensitivitas
terhadap
azithromycin
atau
antibiotika
golongan
makrolida
lainnya, pasien yang berusia < 2 tahun. d. Efek samping Rasa tidak nyaman di mata (pruritus, panas,perih) setelah diteteskan. Penglihatan menjadi kabur. Mata terasa lengket. Sensasi rasa aneh di tubuh setelah penetesan. e.
Indeks keamanan pada wanita hamil Pada wanita hamil tidak memperlihatkan efek merugikan (kecuali penurunan kesuburan) dimana tidak ada penelitian terkendali yang mengkonfirmasi risiko pada wanita hamil semester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trisemester selanjutnya)
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1
PEMBERIAN OBAT TETES MATA Obat tetes mata biasanya dikemas dalam botol atau tanpa pipiet (botol plastik). Cara pemberian obat tetes ini mudah. Kerugian pemberian obat tetes mata adalah obat ini lebih cepat hilang dari mata. 3.1.1 Prosedur Pemberian Obat Tetes mata Persiapan Alat 1. Obat dalam tempatnya 2 .Kertas tisu 3 .Sarung tangan 4. Air hangat atau kapas pelembab Persiapan Lingkungan 1. Jaga privasi klien 2. Beri penerangan yang cukup 3. Tutup jendela, korden, dan pintu atau beri sketsel jika pasien lebih dari 1 Persiapan Klien 1. Jelaskan prosedur tindakan pada klien 2. Tempatkan klien dengan posisi yang nyaman 3. Kaji kembali riwayat medis klien Prosedur 1.
Cuci tangan
2.
Pakai sarung tangan jika terdapat secret.
Rasional 1.
mikroorganisme permukaan. 2.
3.
basah lebih dulu jika ada sekret. Jelaskan prosedur kepada
3.
–
4.
Mengurangikecemasan klien.
5.
Menjamin ketepatan medikasi.
klien. 5.
Melindungi dari pemajanan terhadap sekresi.
Bersihkan mata dengan kapas
4.
Menghilangkan
Cek nama obat, dosis, dan
6.
Memposisikan kepala untuk jalan termudah pada struktur
tanggal kadaluarsa obat. 6.
Anjurkan klien tengadah dan
mata. 7.
Membentuk kantong tempat
melihat ke atas. 7.
Tarik kelopak ke bawah
meneteskan obat mata. 8.
melalui tulang pipi, pegang kulit palpebra bawah dengan
8.
Memudahkan mengontrol botol.
9.
ibu jari dan jari telunjuk serta
mata tanpa menyentuh bola
tarik ke depan.
mata atau bulu mata.
Pegang botol seperti
10. Memungkinkan tetesan jatuh
memegang pensil dengan ujung di bawah. 9.
Mengarahkan botol ke bola
Letakan pergelangan tangan
ke dalam kantong. 11. Mencegah tumpahnya obat. 12. Meratakan obat (penekanan
yang memegang botol pada
menyebabkan obat tertekan
pipi klien.
ke dalam sistem
10. Tekan botol secara perlahan
nasolakrimalis yang
pada formix inferior. 11. Secara pelan lepaskan
menurunkan absorpsi obat). 13. Meningkatkan absorpsi obat
palpebra bawah. 12. Instruksikan klien untuk menutup mata secara perlahan, jangan menekannya. 13. Tunggu 5-10 menit sebelum meneteskan obat tetes yang lain. Evaluasi 1. Reaksi total 2. Reaksi pasien 3. Munculnya efek sampingobat Dokumentasi Nama Umur Waktu tindakan (Jam, hari, bulan,tahun )
yang maksimal.
Evaluasi Jenis tindakan Nama terang dan tanda tangan perawat dan pasien
Yang harus diperhatikan pada waktu memakai obat tetes mata : 1. Tetes mata jangan dihangatkan sebelum diteteskan, karena panas dapat mempengaruhi kestabilan struktur kimia obat. 2. Laporkan pada dokter apabila setelah penetesan obat mata, klien mengeluh adanya iritasi kulit atau rasa panas/ kaku karena mungkin merupakan petunjuk adanya alergi. 3.1.2
Pemberian Obat Salep Mata
Obat ini biasanya dikemas dalam bentuk tube. Sifat substansi lebih stabil dibanding larutan. Penyebaran lebih lambat sehingga digunakan sebagai pengganti tetes mata jika dibutuhkan kerja yang lama. Salep mata juga digunakan untuk pelumas, misalnya untuk tepi kelopak yang meradang atau apabila kornea terpajan, karena basis minyak pada salep akan membentuk lapisan pelindung pada permukaan kornea. Obat ini lebih lama ada di mata dibanding tetes mata, lebih enak dipakai, dan yang masuk apparatus lakrimali s sedikit. 3.1.3
Kerugian penggunaan obat salep :
1. Mengganggu penglihatan karena menimbulkan sensasi bayangan pada mata. 2. Mengganggu penyembuhan kornea karena dapat menghambat pelepasan epitel kornea. 3. Dapat menyebabkan dermatitis kontak. 3.1.4
Prosedur pemberian obat salep mata : Persiapan alat 1. Obat pada tempatnya 2. Sarung tangan 3. Kasa Persiapan Lingkungan 1. Jaga privasi klien 2. Beri penerangan yang cukup 3. Tutup jendela, korden, dan pintu atau beri sketsel jika pasien lebih dari 1 Persiapan Klien 1. Jelaskan prosedur tindakan pada klien 2. Tempatkan klien dengan posisi yang nyaman
3. Kaji kembali riwayat medis klien Prosedur Cuci tangan 2. Pakai sarung tangan jika terdapat secret. 3. Bersihkan mata denngan kapas basah lebih dulu jika ada sekret.
Rasional 1. Menghilangkan mikroorganisme permukaan. 2. Melindungi dari pemajanan terhadap sekresi. 3. –
4. Jelaskan prosedur kepada klien.
4. Mengurangi kecemasan klien.
5. Cek nama obat, dosis, dan
5. Menjamin ketepatan medikasi.
tanggal kadaluarsa obat.
6. Memposisikan kepala untuk jalan
6. Anjurkan klien tengadah dan
termudah pada struktur mata.
melihat ke atas. 7. Tarik kelopak ke bawah melalui tulang pipi, pegang kulit
7. Membentuk kantong tempat mengoleskan obat mata. 8. Mencegah sentuhan pada mata atau
palpebra bawah dengan ibu jari
bulu mata, yang akan
dan jari telunjuk serta tarik ke
menyebabkan cedera okular dan
depan.
mencegah kontaminasi salep.
8. Masukan obat dari area bersih ke area kotor. Pegang tube salep dekat mata tapi jangan menyentuh mata atau bulu mata. 9. Tekan sejumlah kecil salep
9. Memasukan obat dari area bersih ke area kotor. 10. Mencegah salep keluar dari sakus konjungtiva. 11. Meratakan obat.
secara horisontal ke dalam
12. –
forniks inferior dari kantus
13. Menghilangkan kecemasan klien
medial ke lateral. 10. Lepaskan kelopak mata bawah secara perlahan. 11. Instruksikan klien untuk menutup mata secara perlahan, jangan menekannya. 12. Usap kelebihan salep mata dengan kasa. 13. Beritahu klien bahwa
dan mencegah cedera.
pandangan dapat menjadi kabur karena salep. Evaluasi 1.Reaksi total 2.Reaksi pasien 3.Munculnya efek sampingobat Dokumentasi 1.Nama 2. Umur 3. Waktu tindakan (Jam, hari, bulan,tahun ) 4. Evaluasi 5. Jenis tindakan Nama terang dan tanda tangan perawat dan pasien
Yang harus diperhatikan pada waktu memakai obat mata : 1. Perhatikan etiketnya. 2. Perhatikan tanggal kadaluarsanya. 3. Perhatikan adanya perubahan warna. 4. Sebaiknya jangan digunakan jika telah terbuka selama tiga bulan (>2 bulan). 5. Perhatikan, jika ada partikel-partikel sebaiknya jangan digunakan. 6. Hindarkan kontaminasi. Khususpada obat mata, tutup jangan sampai tertukar yaitu tutup hijau untuk miotik. Tutup merah untuk midriatik dan tutup putih untuk antibiotik, anestesi dan steroid
b.
Pada Mata
Pemberian obat pada mata dilakukan dengan cara meneteskan obat mata at au mengoleskan salep mata. Persiapan pemeriksaan struktur internal mata dilakukan dengan cara mendilatasi pupil, untuk mengukur refraksi lensa dengan cara melemahkan otot lensa, kemudian dapat juga digunakan untuk menghilangkan iritasi mata Obat mata biasanya berbentuk cairan dan ointment/ obat salep mata yang dikemas dalam tabung kecil. Karena sifat selaput lendir da n jaringan mata yang lunak dan responsif terhadap obat, maka obat mata biasanya diramu dengan kakuatan yang rendah misalnya 2 %. Tindakan Alat & Bahan : a.
Obat dalam tempatnya dengan penetes steril atau beruupa salep
b.
Pipet
c.
Pinset anatomi dalam tempatnya
d.
Korentang dalam tempatnya
e.
Plester
f.
Kain kasa
g.
Kertas tisu
h.
Balutan
i.
Sarung tangan
j.
Air hangat atau kapas pelembab
Prosedur Kerja : 1. Cuci tangan 2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan 3. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah, dengan posisi perawat di samping kanan 4. Gunakan sarung tangan 5. Bersihkan daerah kelopak dan bulu mata dengan kapas lembab dari sudut mata kearah hidung. Apabila sangat kotor basuh dengan air hangat 6. Buka mata dengan menekan perlahan-lahan bagian bawah dengan ibu jari, jari telunjuk di ataas tulang orbita
7. Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva . Setelah tetesan selesai sesuai dengan dosis, anjurkan pasien untuk menutup mata secara perlahan 8. Apabila obat mata jenis salep, pegang aplikator salep diatas pinggir kelopak mata kemudian pijat tube sehingga obat keluar dan berikan obat pada kelopak mata bawah. Setelah selesai anjurkan pesian untuk melihat kebawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan biarkan pasien untuk memejamkan mata dan menggerakan kelopak mata 9. Tutup mata dengan kasa bila perlu 10. Cuci tangan 11. Catat obat, jumlah, waktu dan tempat pemberian
Cara Menggunakan Tetes Mata dengan Benar
1. Cuci tangan sebelum memegang obat 2. Periksa apakah ujung botol tidak tersumbat 3. Hindari memegang ujung penetes atau menyentuhkan ke mata
4. Miringkan kepala kebelakang, tarik kelopak mata kebawah sampai terbentuk kantung mata. 5. Teteskan obat sesuai dosis 6. Mata ditutup selama 1-2 menit, jangan mengedip. Ujung mata dekat hidung ditekan selama 1-2 menit atau gerakkan bola mata secara berkeliling (masih dengan keadaan tertutup) agar obat dapat menyebar secara merata. Langkah ini diulangi untuk tetesan selanjutnya (misalnya tetulis 4 tetes, tiap 1 tetes, mata ditutup kembali). Tidak dianjurkan untuk meneteskan secara beruntun (langsung) 4 tetes sekaligus karena memungkinkan obat tidak terdistribusi seluruhnya dan dapat terbuang bersama airmata. 7. Tutup botol dengan baik setelah digunakan 8. Tangan dicuci untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar pada tangan
PERHATIAN!!! Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata setelah dibuka lebih dari 30 hari, karena obat tidak bebas kuman lagi. Hindari penggunaan obat tetes mata atau salep mata oleh lebih dari satu orang, agar tidak terjadi penulaan infeksi