INTELLIGENCE TRANSPORTATION SYSTEM (ITS) IT telah mentransformasi banyak industri, mulai bidang pendidikan hingga pemerintahan. IT juga telah mengubah sistem transportasi. Perbaikan sistem transportasi tidak hanya memperbaiki infrastruktur jalan yang telah rusak, atau membangun jalan baru, tetapi juga dapat menggunakan dukungan IT yaitu dengan menggunakan Intelligence Transportation System. Dengan penggunaan ITS maka akan membawa perbaikan terhadap performa, termasuk meningkatkan keamanan serta kenyamanan pengguna transportasi. ITS dapat dikelompokkan dalam lima kategori utama yaitu : 1.
2. 3.
4.
5.
Advanced Traveler Information Information System, System, di mana pada sistem ini para pengguna transportasi dapat mengetahui informasi informasi secara real time, seperti jadwal, rute transit, arahan navigasi, traffic operation center Advanced Transportation Management System, termasuk traffic control devices, ramp meters, traffic signals, traffic operations center Intelligence Intelligence Transportation System Enabled Transportation Pricing System, termasuk electronic toll collection, congestion pricing, fee-based express (HOT) lanes and vehicle miles traveled (VMT) usage based fee system. Advanced Public Transportation System, di mana bus atau kereta dapat memberikan laporan kepada penumpang terkait terkait status realtime realtime posisi bus atau kereta tersebut tersebut (informasi kedatangan kedatangan dan keberangkatan). Fully integrated intelligence transportation system, seperti vehicle-to-infrastructure vehicle-to-infrastructure and vehicle-tovehicle integration, memungkinkan komunikasi antar asset di antara sistem transportasi. Tabel 1. Klasifikasi C ontact ontactless less Mob M obii le Pay P aym ment App A pplilica cati tion on
Keuntungan menggunakan Intelligence Transportation System antara lain: 1. 2. 3. 4.
Meningkatkan keamanan, Meningkatkan performa operasional, Meningkatkan mobilitas dan kenyamanan, Memberikan environmental benefit,
5.
Meningkatkan produktivitas, pertumbuhan ekonomi, dan employment.
Gambar 1. Contoh Teknologi yang Dibutuhkan Terkait Real-Time Traffic Information Systems
Gambar 2. Sistem Komunikasi dan Informasi Kendaraan di Jepang
Negara Singapura merupakan negara pertama yang memperkenalkan electronic congestion pricing system pada tahun 1998. Negara ini telah menerapkan adaptive computerized traffic signals, memasang real-time bus status screen pada hampir semua lokasi terminal bus, serta telah launchin g national parking guidance system pada bulan April 2008. i-Transport System merupakan sebuah sistem predictive traffic flow modeling berdasarkan penggunaan data histori dan data real time traffic. Untuk sistem MRT di negara Singapura, SMRT bekerja sama dengan Motorolla sebagai penyuplai integrated digital communication system untuk operasi MRT. SMRT (Singapore MRT Ltd.) merupakan operator kereta yang menghubungkan penumpang dengan central business district dan tempat wisata, di mana penumpang dapat melakukan pembayaran secara elektronik (dengan menggunakan kartu) serta mengetahui informasi kedatangan kereta melalui layar. Sistem SMRT telah menerapkan Intelligence Transportation System yang memudahkan penumpang dalam memperoleh informasi (Visual Passengers Information System). Benefit yang didapatkan dengan
penerapan ITS pada SMRT adalah efisiensi operasional proses bisnis, reliability dan performance yang lebih baik. http://sis.binus.ac.id/2014/04/17/intelligence-transportation-system-its/ diakses pada tgl 07 Oktober 2017 10:00 Wita
Intelligent Transport System (ITS) BlogKepo - Intelligent Transport System (ITS) adalah integrasi antarsistem informasi dan teknologi komunikasi dengan infrastruktur transportasi, kendaraan danpengguna jalan. Mengintegrasikan pengguna jalan, sistem transportasi, dan kendaraan melalui sistem informasi dan teknologi komunikasi serta membantu sistem transportasi secara keseluruhan untuk bekerja secara efektif dan efisien. Sebagai aplikasi inti untuk pengelolaan lalu lintas kota, ITS akan mengelola dan menggunakan sumberdaya data yang dibagikan antara berbagai sistem pengelolaan informasi. Sistem tersebut memadukan informasi dan fungsi manajemen lalu lintas untuk memudahkan kerjasama antara beberapa sistem. Untuk mendapatkan informasi yang berasal dari berbagai sumber diperlukan mekanisme pengumpulan dan pengelolaan informasi yang standard.Untuk pengumpulan dan pengelolaan informasi yang standar ITS menggunakan 3 devices yaitu: - CCTV - Auto Traffic Control System (ATCS) - Camera Counting Hal yang membuatnya semakin menarik dari Intelligent Transport System (ITS) adalah kita dapat mengetahui titik - titik kemacetan, Tempat terjadi kecelakaan lalu lintas, Situasi di Halte yang berada di Koridor IV, V, ataupun VI ... semoga semakin canggih dan tak hanya jakarta tapi di seluruh Indonesia ... Jika Ingin menuju ke webnya silakan Klik >>
DISINI
Berikut ini beberapa ScreenShot dari website Intelligent Transport System (ITS)
Ini Situasi di Dalam Halte Busway ..
Ini Jadwal Busway sampai disalah satu Halte
Ini Situasi Jalan ....
http://seo-kepo.blogspot.co.id/2013/02/intelligent-transport-system-its.html diakses pada tgl 07 Oktober 2017 10:08 Wita
Intelligent Transportation System Intelligent Transportation System dalam bahasa Indonesia berarti sistem transportasi cerdas. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pennguna transportasi untuk:
Mendapatkan informasi.
Mempermudah transaksi.
Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi.
Mengurangi kemacetan atau antrian.
Meningkatkan keamanan dan kenyamanan.
Mengurangi polusi lingkungan.
Mengefisiensikan pengelolaan transportasi.
Intelligent Transportation System atau biasa disingkat ITS pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Penerapan ITS telah dilakukan dinegara-negara maju seperti : Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalanya sistem pengempulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Philipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan indurstri yang terkait umumnya dari industri automotive, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi. Lingkup ITS dapat berbeda pada masing-masing negara tergantung kepada kebijakan yang dibuat. Secara umum ITS mempunyai lingkup-lingkup sebagai berikut: Advanced Traveller Information System Sistem ini secara prinsip adalah sistem informasi yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan route jalan yang optimal. Pada pengembangan selanjutnya sistem ini bahkan diharapkan mampu untuk membantu pengemudi mengontrol kendaraan agar sampai ditujuan dengan aman, nyaman dan lancar. Advanced Traveller Information System merupakan terminologi dari ITS America, sedangkan pada ITS Japan mengembangkan jenis Advances Navigation System. Teknologi yang digunakan adalah peta digital berbasis Geographic Information System (GIS), yang dipasang pada on board unit di kendaraan yang mirip dengan PDA (Personal Digital Assistant). Advanced Traffic Management System Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan pada seluruh route alternatif yang ada, sehingga kemacetan dapat dihindari atau dikur angi
dengan memberikan saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau kecelakaan pada route yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat memakai alternatif route lain. Input informasi di dapat dari sensor-sensor yang terpasang di ruas jalan, misalkan: digital camera video atau cctv, traffic analyzer, traffic counter dan sebagainya. Sedangkan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai jalan, dapat digunakan berbagai alternatif media, misalkan: variable message sign atau electronic sign board, radio siaran khusus pemakai jalan dan sebagainya. Incident Management System. Incident Management System adalah sistem informasi yang digunakan untuk berbagai kejadian darurat, misalkan kecelakaan, longsor atau bencana lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan sensor-sensor pada Traffic Management System, pengelola jalan atau pihak yang berwenang dapat memperoleh informasi lebih awal. Informasi dapat berupa besarnya kecelakaan, fatalitas kecelakaan, jumlah ambulans yang diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, alat penolong yang harus didatangkan dan sebagainya. Informasi ini juga dapat diteruskan ke pihak-pihak lain yang terkait, misalkan rumah sakit, pemadam kebakaran dan lainnya. Sistem ini juga dapat memberikan informasi ke rumah sakit mana yang harus dituju agar korban kecelakaan segra sampai dengan cepat. Selian it u kondisi korban dapat terlebih dahulu disampaikan ke rumah sakit tersebut sebelum korban sampai di tempat. Electronic Toll Collection System Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan prinsip : E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai.
Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunikasi antar gerbang tol.
Pada beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan tanpa kendaraan harus berhenti. Proses transaksi dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on board unit) dengan computer network di jalan tol. Sedangkan sebagian negara seperti malaysia, menggunakan metoda yang masih memerlukan kendaraan untuk berhenti sebentar, karena pemakai jalan masih harus melakukan scanning kartu pembayaran pada reader yang tersedia di gardu tol. Assistance For Safe Driving Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang pada kendaraan. Manfaat dari sensor dan komputer pada kendaraaan adalah memberitahukan kepada pengemudi jika tanpa sengaja sang pengemudi melakukan hal-hal: Jarak dengan kendaraan lain terlalu dekat.
Berada di lajur jalan yang salah.
Kecepatan terlalu tinggi.
Terlalu dekat dengan tepi jalan, dsb.
Support for Public Transportation ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya: pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri,
monorail dan kereta api. Selain diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api, terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara.
http://nurantoro.blogspot.co.id/2006/11/intelligent-transport-system.html diakses pada tgl 07 Oktober 2017 10:16 Wita
Intelligent Transportation System (ITS)
1 Comment
Pada tahun 1988, OECD (Oraganitation for Economic Coorporation and Development ) di Paris merupakan organisasi pertama yang menyatakan bahwa negara-negara maju setiap tahunnya kehilangan millyaran dolar Amerika dari bidang transportasi hanya karena pengemudi tidak mempunyai cukup informasi yang terkait mengenai navigasi [ Krakiwsky, 1993]. IVHS AMERIKA (1992) adalah organisasi pertama yang mengkuantifikasi pernyataan OECD tersebut. Dalam laporannya, IVHS AMERIKA melaporkan bahwa pada tahun 1991 di Amerika Serikat 41.000 meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, dan lebih dari 5 juta orang terluka. Disamping itu kemacetan lalu lintas dipersalahkan sebagai faktor penghiang produktifitas kerja yang diestimasi merugikan Amerika Serikat sebesar 100 milyar dillar per tahun. Disamping itu kecelakaan-kecelakaan lalu lintas, yang sebagaiannya terkait dengan kemacetan lalu lintas, mengkontribusikan kerugian lainya yang diestimasi sebesar 70 milyar dollar per tahun. Setelah mempelajari karakterisrik persoalan tersebut, IVHS AMERIKA kemudian menyimpulkan bahwa sistem navigasi IVHS ( Intelligent Vehicle Highway systems), sekarang dinamakan ITS ( Intelligent Transportation Systems) dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diatas. ITS memadukan antara faktor manusia ( people), jalan (road ), dan kendaraan (vehicles) dengan memanfaatkan stade of the art teknologi informasi.
Gambar 1. Elemen Intelligent Transportation System
ITS merupakan sintesa dari beberapa teknologi seperti penentuan posisi, komunikasi, sistem informasi, kontrol dan elektronik. Dalam kaitannya dengan teknologi pendukung ITS, GPS biasanya berperan sebagai teknologi penentuan posisinya dan GIS (Geographic Information System) berperan sebagai teknologi sistem informasinya [ Arronoff, 1989; Autenucci et al.,1991]. Sistem navigasi ITS dapat diklasifikasikan dalam empat tipe yaitu : Autonomous ITS, Fleet Management ITS, Advisory ITS dan Inventory ITS . Sistem Autonomous ITS terdiri dari sistem penentuan posisi dan sistem peta elektronik yang ditempatkan pada kendaraan dan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi kendaraan yang bersangkutan. Sarana ini tidak mempunyai komunikasi dengan sistem luar kendaraan kecuali kalau menggunakan GPS untuk penentuan posisinya dimana dalam hal ini diperlukan antena untuk menerima sinyal GPS. Fleet Management ITS berfungsi untuk mengelola kendaraan dari pusat pengontrol (dispatch center ) melalui hubungan komunikasi. Dalam sistem ini kendaraan-kendaraan yang bersangkutan diperlengkapi dengan sistem penentuan posisi dan umumnya mereka tidak diperlengkapi dengan sistem peta elektronik. Kendaraan-kendaraan tersebut melaporkan posisinya kepusat pengontrol sehingga pusat pengontrol mempunyai kemudahan untuk mengelola pergerakan kendaraan tersebut. Disamping memberikan instruksi-instruksi mengenai pengarahan, pusat pengontrol juga bertanggung jawab memberikan
informasi-informasi yang diperlukan oleh pengemudi kendaraan sepeti informasi cuaca dan keadaan lalu lintas.
Gambar 2. Arsitektur Fleet Management ITS pada Taksi
Untuk Advisory ITS system menggabungkan aspek penentuan posisi dan sistem peta elektronik dari sistem autonomous ITS dengan aspek komunikasi dari arsitektur sistem fleet management ITS, Sistem advisory ITS adalah autonomous dalam artian bahwa sistem ini tidak di kontrol oleh suatu pusat pengontrol (dispatch center), tetapi pada saat yang sama sistem ini merupakan bagian dari armada kendaraan yang mendapat pelayanan dari pusat informasi lalu lintas. Pada beberapa sistem advisory ITS, kendaraan – kendaraan tertentu berdiri sendiri sebagai traffic probes, yang memberikan kendaraan-kendaraan lainnya (yang tidak terdefinisikan oleh pusat informasi lalu lintas) informasi-informasi terbaru tentang kondisi lalu lintas dan cuaca. Yang terakhir adalah Inventory ITS System. Sistem ini biasanya terdiri atas kendaraan yang berdiri sendiri dan dilengkapi dengan kamera video digital untuk mengumpulkan data (lengkap dengan koordinat dan waktu pengambilan) yang terkait dengan jalan; yang diperlukan antara lain untuk keperluan inventarisasi jalan, pemeliharaan jalan, serta penyelidikan objek-objek pengganggu lalu lintas. Kendaraan – kendaraan yang digunakan juga diperlengkapi dengan alat penentuan posisi, data logger, serta pendisplay data dalam bentuk peta elektronik. https://dennycharter.wordpress.com/2008/07/26/intelligent-transportation-system-its diakses pada
tgl 09 Oktober 2017 11:30 Wita
Aplikasi ITS (Intelligent Transportation System) pada GPS 2012 JUNE 28 by Vani Novita Sejarah Intelligent Transportation System (ITS) Pada tahun 1988, OECD (Organitation for Economic Coorporation and Development) di Paris,yakni organisasi pertama yang menyatakan bahwa negara-negara maju setiap tahunnya kehilangan millyaran dolar Amerika dari bidang transportasi hanya karena pengemudi tidak mempunyai cukup informasi terkait mengenai navigasi [Krakiwsky, 1993]. IVHS AMERIKA (1992) adalah organisasi pertama yang mengkuantifikasi pernyataan OECD tersebut. Dalam laporannya, IVHS AMERIKA melaporkan bahwa pada tahun 1991 di Amerika Serikat 41.000 meninggal akibat kecelakaan lalu lintas dan lebih dari 5 juta orang terluka. Disamping itu, kemacetan lalu lintas disebut sebagai faktor penghilang produktifitas kerja yang dianggap merugikan Amerika Serikat sebesar 100 milyar dollar per tahun. Kecelakaan-kecelakaan lalu lintas, yang terkait dengan kemacetan lalu lintas, mengkontribusikan kerugian lainya yang diperkirakan sebesar 70 milyar dollar per tahun. Setelah mempelajari karakterisrik persoalan tersebut, IVHS AMERIKA kemudian menyimpulkan bahwa sistem navigasi IVHS (Intelligent Vehicle Highway systems), sekarang dinamakan ITS (Intelligent Transportation Systems) dapat digunakan untuk menyelesaikan permasalahan diatas. ITS memadukan antara faktor manusia (people), jalan (road), dan kendaraan (vehicles) dengan memanfaatkan stade of the art teknologi informasi. Rajeev Verma dan Domitilla Del Vecchio, peneliti dari MIT, menggunakan sebuah sistem bernama ITS (Intelligent Transportation System). Pada dasarnya, ITS merupakan sebuah sistem keamanan yang bertujuan untuk menghindari terjadinya tabrakan. Hal ini terwujud dengan adanya kelengkapan seperti cruise control otomatis, radar atau sensor yang membantu mengurangi kecepatan mobil saat mendekati mobil lain, sistem peringatan dalam blind-spot pengemudi, serta traction control dan stability assist. Sistem ini telah banyak digunakan dalam produksi mobil-mobil terbaru, tetapi hingga saat ini masih bergantung pada kemahiran pengemudinya dalam menghindari kecelakaan. Para peneliti dari MIT sedang mengembangkan sebuah algoritma ITS yang memungkinkan sistem tersebut mengambil alih gerak kendaraan demi menghindari terjadinya kecelakaan. Del Vecchio dan Verma melakukan percobaan algoritma ITS dengan menggunakan dua kendaraan mini dalam satu lintasan berliku. Satu kendaraan dikontrol oleh komputer dan satu lagi dikontrol oleh manusia. Percobaan ini diikuti oleh delapan orang sukarelawan dan 100 kali percobaan. Dari semua percobaan tersebut, 97 di antaranya menunjukkan keberhasilan algoritma ITS dalam menghindari terjadinya tabrakan. Apabila algoritma ITS ini berhasil dikembangkan dan dapat digunakan dalam kendaraan di jalan, nampaknya beberapa dekade ke depan, jumlah kecelakaan dapat berkurang secara signifikan. ITS merupakan perpaduan dari beberapa teknologi seperti penentuan posisi, komunikasi, sistem informasi, kontrol dan elektronik. Dalam kaitannya dengan teknologi pendukung ITS, GPS biasanya berperan sebagai teknologi penentuan
posisinya dan GIS (Geographic Information System) berperan sebagai teknologi sistem informasinya [Arronoff, 1989; Autenucci et al.,1991]. Konsep Intelligent Transport System Intelligent Transport System dalam bahasa Indonesia berarti sistem transportasi cerdas. Intelligent Transport System atau biasa disingkat ITS pada prinsipnya adalah penerapan teknologi maju di bidang elektronika, komputer dan telekomunikasi untuk membuat prasarana dan sarana transportasi lebih informatif, lancar, aman dan nyaman sekaligus ramah lingkungan. Sistem ini mempunyai tujuan dasar untuk membuat sistem transportasi yang mempunyai kecerdasan, sehingga dapat membantu pemakai transportasi dan pennguna transportasi untuk: • Mendapatkan informasi. • Mempermudah transaksi. • Meningkatkan kapasitas prasarana dan sarana transportasi. • Mengurangi kemacetan atau antrian. • Meningkatkan keamanan dan kenyamanan. • Mengurangi polusi lingkungan. • Mengefisiensikan pengelolaan transportasi. Penerapan ITS telah dilakukan dinegara-negara maju seperti: Amerika Serikat, Jepang, Kanada, Korea Selatan dan sebagainya. Negara berkembang juga sudah mulai menerapkan ITS dalam skala terbatas, misalanya sistem pengempulan tol secara elektronis dan sistem informasi lalu lintas. Contoh beberapa negara tetangga yang telah menggunakan sistem pengumpulan tol adalah Malaysia dan Philipina. Pengorganisasian ITS di negara-negara maju dilaksanakan secara bersama oleh pemerintah, kepolisian, operator transportasi dan kalangan industri. Selain masalah kebijakan, industri-industri terkait juga turut mendukung dari segi riset dan pengembangan teknologi. Kalangan indurstri yang terkait antara lain industri automotive, elektronika, komputer, telekomunikasi, penerbangan, perhubungan dan jalan tol. Karena itu ITS menjadi primadona dan dianggap sebagai masa depan transportasi. Ruang Lingkup ITS Lingkup ITS dapat berbeda pada masing-masing negara tergantung kepada kebijakan yang dibuat. Secara umum ITS mempunyai lingkup-lingkup sebagai berikut: 1. Advanced Traveller Information System Sistem ini secara prinsip adalah sistem informasi yang menjadi panduan kendaraan untuk mendapatkan route jalan yang optimal. Pada pengembangan selanjutnya sistem ini bahkan diharapkan mampu untuk membantu pengemudi mengontrol kendaraan agar sampai ditujuan dengan aman, nyaman dan lancar.Advanced Traveller Information System merupakan terminologi dari ITS America, sedangkan pada ITS Japan mengembangkan jenis Advances Navigation System. Teknologi yang digunakan adalah peta digital berbasis Geographic Information System (GIS), yang dipasang pada on board unit di kendaraan yang mirip dengan PDA (Personal Digital Assistant). 2. Advanced Traffic Management System Advanced Traffic Managent System digunakan oleh pengelola jalan untuk memantau lalu lintas dan memberikan informasi real time kepada pengguna jalan. Tujuan sistem ini agar lalu lintas dapat dioptimalkan pada seluruh route alternatif yang ada, sehingga
kemacetan dapat dihindari atau dikurangi dengan memberikan saran kepada pemakai jalan. Sistem ini juga memberikan informasi adanya hambatan atau kecelakaan pada route yang akan ditempuh, sehingga pengemudi dapat memakai alternatif route lain.Input informasi di dapat dari sensor-sensor yang terpasang di ruas jalan, misalkan: digital camera video atau cctv, traffic analyzer, traffic counter dan sebagainya. Sedangkan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai jalan, dapat digunakan berbagai alternatif media, misalkan: variable message sign atau electronic sign board, radio siaran khusus pemakai jalan dan sebagainya. 3. Incident Management System. Incident Management System adalah sistem informasi yang digunakan untuk berbagai kejadian darurat, misalkan kecelakaan, longsor atau bencana lainnya. Berdasarkan hasil pemantauan sensor-sensor pada Traffic Management System, pengelola jalan atau pihak yang berwenang dapat memperoleh informasi lebih awal. Informasi dapat berupa besarnya kecelakaan, fatalitas kecelakaan, jumlah ambulans yang diperlukan, tenaga medis yang harus dikirim, alat penolong yang harus didatangkan dan sebagainya. Informasi ini juga dapat diteruskan ke pihak-pihak lain yang terkait, misalkan rumah sakit, pemadam kebakaran dan lainnya. Sistem ini juga dapat memberikan informasi ke rumah sakit mana yang harus dituju agar korban kecelakaan segra sampai dengan cepat. Selian itu kondisi korban dapat terlebih dahulu disampaikan ke rumah sakit tersebut sebelum korban sampai di tempat. 4. Electronic Toll Collection System Persoalan klasik pada jalan tol adalah lama waktu yang diperlukan untuk transaksi pelanggan di gerbang tol. Electronic Toll Collection diterapkan untuk mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol dengan prinsip : • E-Payment atau Cashless Payment, yaitu pembayaran secara elektronis, tanpa menggunakan uang tunai. • Pemrosesan transaksi secara eletronis menggunakan jalur telekomunika si antar gerbang tol. Pada beberapa negara seperti Jepang, Australia dan Amerika Serikat, proses transaksi di gerbang tol dapat dilakukan tanpa kendaraan harus berhenti. Proses transaksi dilakukan secara wireless antara unit elektronis yang ada di kendaraan (on board unit) dengan computer network di jalan tol. Sedangkan sebagian negara seperti malaysia, menggunakan metoda yang masih memerlukan kendaraan untuk berhenti sebentar, karena pemakai jalan masih harus melakukan scanning kartu pembayaran pada reader yang tersedia di gardu tol. 5. Assistance For Safe Driving Assistance for Safe Driving adalah bentuk dari ITS yang sangat maju. Kendaraan dilengkapi dengan sejumlah sensor yang dapat mengarahkan pengemudi unuk berkendara dengan aman. Sensor tersebut dihubungkan dengan sebuah komputer yang terpasang pada kendaraan. Manfaat dari sensor dan komputer pada kendaraaan adalah memberitahukan kepada pengemudi jika tanpa sengaja sang pengemudi melakukan halhal: • Jarak dengan kendaraan lain terlalu dekat. • Berada di lajur jalan yang salah.
• Kecepatan • Terlalu dekat dengan tepi jalan, dsb.
terlalu
tinggi.
6. Support for Public Transportation ITS jenis ini diterapkan pada moda transpotasi umum, misalnya: pesawat terbang, bus, kapal laut, ferri, monorail dan kereta api. Selain diterapkan pada wahana transportasi publik, sistem ini juga diterapkan pada pada prasarana transportasi publik seperti: stasiun kereta api, terminal bus, shelter bus, pelabuhan dan bandara. Tujuan penerapan ini agar pemakai transportasi umum mendapatkan informasi dan proses transaksi yang nyaman dan cepat. Klasifikasi Intelligent Transportation System (ITS) Sistem navigasi ITS dapat diklasifikasikan dalam empat tipe yaitu : Autonomous ITS, Fleet Management ITS, Advisory ITS dan Inventory ITS.Sistem Autonomous ITS terdiri dari sistem penentuan posisi dan sistem peta elektronik yang ditempatkan pada kendaraan dan dimaksudkan untuk memberikan kemampuan navigasi yang lebih baik bagi pengemudi kendaraan yang bersangkutan. Sarana ini tidak mempunyai komunikasi dengan sistem luar kendaraan kecuali kalau menggunakan GPS untuk penentuan posisinya dimana dalam hal ini diperlukan antena untuk menerima sinyal GPS. Fleet Management ITS berfungsi untuk mengelola kendaraan dari pusat pengontrol (dispatch center) melalui hubungan komunikasi. Dalam sistem ini, kendaraan-kendaraan yang bersangkutan dilengkapi dengan sistem penentuan posisi tetai umumya tidak dilengkapi dengan sistem peta elektronik. Kendaraan-kendaraan tersebut melaporkan posisinya kepusat pengontrol sehingga pusat pengontrol mempunyai kemudahan untuk mengelola pergerakan kendaraan. Disamping memberikan instruksi-instruksi mengenai pengarahan, pusat pengontrol juga bertanggung jawab memberikan informasi-informasi yang diperlukan oleh pengemudi kendaraan sepeti informasi cuaca dan keadaan lalu lintas. Advisory ITS menggabungkan aspek penentuan posisi dan sistem peta elektronik dari sistem autonomous ITS dengan aspek komunikasi dari arsitektur sistem fleet management ITS. Sistem advisory ITS adalah autonomous dalam artian bahwa sistem ini tidak di kontrol oleh suatu pusat pengontrol (dispatch center), tetapi pada saat yang sama sistem ini merupakan bagian dari armada kendaraan yang mendapat pelayanan dari pusat informasi lalu lintas. Pada beberapa sistem advisory ITS, kendaraan – kendaraan tertentu berdiri sendiri sebagai traffic probes, yang memberikan kendaraankendaraan lainnya (yang tidak terdefinisikan oleh pusat informasi lalu lintas) informasiinformasi terbaru tentang kondisi lalu lintas dan cuaca. Yang terakhir adalah Inventory ITS System. Sistem ini biasanya terdiri atas kendaraan yang berdiri sendiri dan dilengkapi dengan kamera video digital untuk mengumpulkan data (lengkap dengan koordinat dan waktu pengambilan) yang terkait dengan jalan. Sistem ini diperlukan antara lain untuk keperluan inventarisasi jalan, pemeliharaan jalan, serta penyelidikan objek-objek pengganggu lalu lintas. Kendaraan – kendaraan yang digunakan dilengkapi dengan alat penentuan posisi, data logger, serta pendisplay data dalam bentuk peta elektronik.
Penerapan dan Fungsi Sistem Transportasi Intelijen (ITS) Sistem Transportasi Intelijen (ITS) adalah penerapan teknologi informasi dan komunikasi dalam infrastruktur transportasi dan kendaraan sebagai alternatif solusi untuk masalah kepadatan yang semakin tinggi di kota-kota besar/ metropolitan. Sistem ini diterapkan untuk mengendalikan dan mengelola lalu lintas kendaraan, distribusi kendaraan dan infrastruktur untuk mencapai sistem transportasi yang lebih aman, lebih teratur dan perbaikan efisiensi sistem transit dan infrastruktur lalu lintas. Sistem ini akan mengurangi kepadatan lalu lintas sehingga penggunaan energi lebih efisien dan otomatis emisi gas rumah kaca akan lebih rendah. Penerapan sistem ini membutuhkan kajian yang lebih intensif dan perencanaan yang hati-hati untuk menyesuaikan dengan sistem transportasi lokal. Sistem ini diperkirakan menelan biaya infrastruktur hampir 900 juta rupiah, sumber lain menyebutkan sampai 1,2 trilyun rupiah. Singapura menghabiskan sekitar 125 juta dolar Amerika pada tahun 1995 untuk menerapkan Electronic Road Pricing (ERP). Skema ERP di Singapura adalah penarikan biaya secara elektronik terhadap setiap kendaraan yang melewati jalur tertentu. Hal ini dilakukan untuk menegelola lalu lintas dengan penarikan biaya penggunaan jalan (road pricing) dan penarikan biaya di kepadatan tinggi (congestion pricing). Singapura adalah kota pertama di dunia yang menerapkan penarikan biaya jalan tol secara elektronik. Sejak 2007, sistem ERP telah diperbaiki dengan penggunaan alat untuk memperkirakan kepadatan lalu lintas yang disebut Traffic Estimation and Prediction Tool (TrEPS). Tujuan penggunaan TrEPS adalah untuk menentukan biaya yang lebih akurat yang berdasarkan pada real-time variable pricing sehingga biaya penggunaan jalan bisa lebih bervariasi dan lebih adil. ERP diterapkan dengan penempatan gerbang baja yang dilengkapi alat sensor dan kamera di setiap jalan yang berhubungan dengan daerah pusat bisnis yang lalu lintasnya padat. Selain di daerah bisnis, kerangka baja bersensor ini ditempatkan juga di tempat lain seperti di beberapa jalan tol dan jalan arteri untuk mengurangi kepadatan pada jam jam tertentu. Alat yang disebut In-Vehicle Unit (IU) ditempatkan di setiap mobil yang terdaftar di Singapura. Alat tersebut adalah untuk pembayaran biaya penggunaan jalan dengan cara mengurangi nilai dari kartu yang dapat diisi ulang (cash card) saat kendaraan melewati jalan yang menerapkan ERP. Teknologi ini disinyalir akan digantikan dengan teknologi berbasis GPS (Global Positioning System), karena penempatan gerbang yang tidak fleksibel sehingga sulit dipindahkan bila diperlukan. Teknologi yang sama juga digunakan untuk menentukan harga parkir kendaraan (electronic parking system/ EPS). ITS juga dapat diterapkan untuk mengatasi kemacetan karena ITS merupakan gabungan dari sistem transportasi dengan teknologi informasi demi meningkatkan aksesibilitas dan efisiensi serta keamanan transportasi. Dengan diterapkannya ITS di Indonesia maka setiap pengguna jalan akan dapat mengaksesnya secara real time dan mudah. Hanya dengan menggunakan handphone maka setiap orang bisa mengetahui kondisi jalan apakah sedang mengalami macet atau lancar. Selain itu, ITS juga mampu mengatasi kecelakaan yang terjadi di kereta api. Karena bila alat tersebut terpasang maka kereta yang saling berhadapan akan berhenti dengan sendirinya.Secara umum ruang lingkup ITS terdiri dari beberapa hal, diantaranya sistem informasi dan navigasi yang modern. Dengan sistem ini akan memberikan informasi tentang pilihan rute jalan yang optimal
kepada pelaku perjalanan. ITS juga berperan sebagai sistem manajemen lalulintas yang dapat memberi informasi real time tentang kondisi lalu lintas yang sedang terjadi. ITS juga berperan sebagai sistem manajemen kecelakaan yang digunakan untuk mendeteksi kejadian darurat seperti kecelakaan lalu lintas, kebakaran, banjir, longsor atau bencana lainnya. Fungsi lainnya, ITS juga berperan sebagai sistem pengumpulan pembayaran transportasi elektronik dan sistem untuk bantuan mengemudi seperti jarak dengan kendaraan yang terlalu dekat, berada di lajur jalan yang salah, kecepatan terlalu tinggi atau terlalu dekat dengan tepi jalan. http://blog.ub.ac.id/vanino/2012/06/28/aplikasi-its-intelligent-transportation-system-padagps/ diakses pada tgl 09 Oktober 2017 11:50 Wita