1
BAB I PENDAHULUAN
A . Latar Belakang Kolam renang merupakan salah satu tempat-tempat umum yang harus mendapatkan pengawasan dan perhatian tentang sanitasi. Sanitasi kolam renang bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit kepada pengunjung yang disebabkan oleh lingkungan kolam renang maupun akibat kualitas air kolam renang yang kurang memenuhi syarat kesehatan, dengan demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi, karena air dapat menjadi media utama dalam penularan penyakit diantaranya penyakit kulit, penyakit kulit, penyakit mata, penyakit perut dan penyakit lainnya.
Kolam renang pahoman merupakan salah satu kolam yang berada di Bandarlampung dengan ukuran 46 x 21 m (dewasa) dan untuk anak-anak 8 x 21 m dengan jumlah pengunjung 250 orang perbulan System pengolahan air di kolam renang pahoman mengunakan system fill & draw type dimana air yang telah kotor dibuang dan tidak dilakukan pengolahan kembali, tetapi air tersebut tidak dibuang sebelum kelihatan keruh atau kotor. Dikolam renang pahoman mengunakan zat kimia seperti : AL2O3 30% dan kaporit 60 %.
2
Sanitasi Tempat-Tempat Umum (STTU) merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang berlangsung di tempat -tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat dicegah. Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang mempunyai tempat, sarana dan kegiatan tetap diselenggarakan oleh badan pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh masyarakat. Sarana dan bangunan umum dinyatakan memenuhi syarat kesehatan lingkungan apabila memenuhi kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat mencegah penularan penyakit antar pengguna, penghuni dan masyarakat sekitarnya, selain itu harus memenuhi persyaratan dalam pencegahan terjadinya kecelakaan.
Sanitasi kolam renang bertujuan untuk memutuskan rantai penularan penyakit kepada pengunjung/ masyarakat yang disebabkan oleh lingkungan kolam renang maupun akibat kualitas air kolam renang yang kurang memenuhi syarat kesehatan, dengan demikian kualitas air kolam maupun faktor yang penting yang perlu diawasi baik secara fisik, kimia, maupun mikrobiologi.
3
B. Tujuan 1. Tujuan Umum Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan sanitasi di kolam renang pahoman.
2. Tujuan Khusus a. Memenuhi kegiatan praktek mata kuliah Praktik Sanitasi Tempattempat Umum dan Wisata (STTUW) semester V b. Mengetahui gambaran kontruksi kolam renang Pahoman c. Mengetahui pelaksaan pengelolaan air kolam renang Pahoman d. Mengetahui pelaksanaan pengelolan limbah cair dan padat di kolam renang Pahoman e. Memberikan masukan kepada pihak pengelola kolam renang Pahoman untuk meminimasi kemungkinan bahaya yang terjadi dari keadaan sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan.
4
BAB II PELAKSANAAN PRAKTEK KUNJUNGAN A. Lokasi Kolam renang Pahoman yang beralamat kan jalan Way Lubur No. 4 Pahoman Bandar Lampung. B. Waktu Hari
: Jum’at
Tanggal
: 04 Februari 2011
Pukul
: 08.30 WIB s.d 11.30 WIB
C. Peserta Peserta kunjungan ke kolam renang Pahoman,Semeter V Reguler Kelompok II No.
Nama Mahasiswa
Nomor Induk Mahasiswa
1.
Fitriana Dwi Fidiawati
08.330.018
2.
Romanna Tio Marlina
03.330.032
3.
Evi Julita Nababan
08.330.016
4.
Agung Pramuditya
08.330.002
5.
Ari Yulianto
08.330.007
6.
Tursino
08.330.038
7.
Suci Ramadani
08.330.036
8.
Rizky Mulya Sutanto
08.330.034
9.
Endah Padmasari P.
08.330.015
10.
Inneke Mutiara
08.330.023
11.
Dwi Jayanto Nugroho
08.330.011
12.
Masa Irawan
08.330.025
13.
Zaitun Ria Anggraini
08.330.040
14.
Taufik Hidayat
08.330.037
5
BAB III TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kolam Renang
Kolam renang adalah suatu konstruksi buatan yang dirancang untuk diisi dengan air dan digunakan untuk berenang, menyelam, atau aktivitas air lainnya. Kolam renang pribadi adalah simbol status bagi pemiliknya, karena membutuhkan banyak tempat dan biaya perawatan yang besar. Kolam renang umum biasanya adalah bagian dari pusat kebugaran jasmani atau taman rekreasi, dengan fasilitas-fasilitas lainnya meliputi sauna, lapangan olahraga (squash, tenis, dll) dan rumah makan. Untuk menjernihkan dan mendesinfeksi air biasanya digunakan kaporit. (http//:wikipedia.com) Kolam renang adalah suatu tempat pemandian yang diperuntukan bagi keperluan umum, untuk keperluan rekreasi dan olah raga renang. Sedangkan menurut Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992, kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya, menggunakan air bersih yang telah diolah. Macam-macam Pemandian Umum
Adapun macam-macam tempat permandian yaitu : 1. Dipandang dari segi bangunannya :
6
a. Natural bathing places (pemandian alam) b. Artifisial bathing places (pemandian buatan)
2. Dipandang dari segi kegunaannya : a. Publik swimming pool yaitu kolam renang yang digunakan bagi
masyarakat umum b. Private swimming pool yaitu kolam renang yang digunakan unuk
kepentingan perorangan atau jawatan
Dari kedua tipe pemandian tersebut diatas yang paling memerlukan perhatikan sanitasinya adalah artificial bathing place, oleh karena itu memerlukan perhatian yang sangat khusus. Pada tempat pemandian buatan
artificial
bathing place ada beberapa tipe yang digunakan dalam pengisian airnya yaitu : 1. Tipe through flow
Pada tipe ini air terus menerus diisi tanpa melihat jumlah pengunjungnya. 2. Tipe fill and drew
Pada tipe ini cara pengisiannya yaitu kolam renang diisi penuh dan penggantiannya dilihat dari jumlah pengunjungnya. 3. Tipe recirculation
Pada tipe ini air yang sudah kotor (terpakai) ditampung lalu ditreatment dan hasilnya diisikan kembali kolam renang. Kolam renang hubungannya dengan kesehatan bila tidak atau kurang diperhatikan segi kebersihannya akan menjadi sumber penularan. Penyakit yang ditimbulkan oleh kolam renang adalah sebagai berikut :
7
1. Penyakit mata : iritasi mata, trachoma, conjungtivitas 2. Penyakit perut : thypus abdominalis, dysentri amoeba, cholera 3. Penyakit kulit : eksim, gudig, gatal-gatal
4. Dan penyakit –penyakit lainnya
B.
Persyaratan Kolam Renang Persyaratan kolam renang sesuai dengan Peraturan MenKes RI dan Keputusan Direktur Jend PPM dan PLP tentang persyaratan kesehatan kolam renang dan pemandian umum tahun 1992 menyangkut beberapa hal : 1. Umum a. Lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan kejadian penularan penyakit serta tidak memungkinkan bersarang dan berkembang biaknya vector penular penyakit. b. Bangunan kolam renang dan pemandian umum serta peralatan yang dipergunakan harus memenuhi persyaratan kesehatan dan dapat mencegah terjadinya kecelakaan.
2. Tata Bangunan Setiap bangunan di lingkungan kolam renang dan pemandian umum harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air kolam renang dan pemandian umum.
8
3. Konstruksi Bangunan a. Lantai 1)
Setiap lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air,
permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan 2)
Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai
kemiringan yang cukup (2-3 persen) kearah saluran pembuangan air limbah b. Dinding 1) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan 2)
Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus
terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air c. Ventilasi Sistem ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ ruang dengan baik. d. Sistem Pencahayaan 1) Tersedia sarana pencahayaan dengan intensitas sesuai dengan fungsinya.
9
2) Khusus untuk kolam renang yang dipergunakan pada malam hari, didalam kolam harus dilengkapi dengan lampu berkekuatan 12 volt. e. Atap Tidak bocor dan tidak memungkinkan terjadinya genangan air. f. Langit-langit 1) Mudah dibersihkan 2) Tinggi minimal 2,5 m dari lantai g. Pintu Dapat
mencegah
masuknya
serangga,
tikus
dan
binatang
penggangguan lain. 4. Kelengkapan Kolam Renang dan Pemandian Umum a. Selain area untuk renang, kolam renang minimal harus memiliki bangunan dan fasilitas : bak cuci kaki, kamar/ pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang/ pakaian, kamar P3K, fasilitas sanitasi ( bak sampah, jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan ) dan gudang bahan-bahan kimia dan perlengkapan lain. b. Selain area untuk mandi, pemandian umum minimal harus memiliki bangunan dan fasilitas : kamar/ pancuran bilas, kamar ganti dan penitipan barang/ pakaian, kamar P3K, fasilitas sanitasi ( bak sampah,
10
jamban dan peturasan, serta tempat cuci tangan ) dan perlengkapan lain.
5. Persyaratan Bangunan dan Fasilitas Sanitasi a. Area untuk kolam renang dan kolam pemandian umum 1)
Harus ada pemisahan yang jelas antara kolam renang
dengan area lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk. 2) Kolam harus selalu terisi penuh dengan air. 3)
Maksimum jumlah perenang yang diizinkan sebanding
dengan luas permukaan kolam dibagi dengan 3 m3. 4)
Lantai, dinding kolam harus kuat, kedap air, rata, mudah
dibersihkan, serta berwarna putioh atau terang. Sudut-sudut dinding dan dasar kolam renang melengkung ( konus ). 5)
Saluran air yang masuk ke tempat kolamn renang menjamin
tidak terjadi hubungan langsung ( cross Connection ) antara air bersih dan air kotor. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam yang paling rendah, berseberangan dengan lubang pemasukan air. 6)
Lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi
dengan ruji-ruji tidak membahayakan perenang.
11
7)
Pada kedelaman kurang dari 1,5 m, kemiringan lantai
kolam renang tidak lebih dari 10%, pada kedalaman lebih dari 1,5 m kemiringan lantai kolam renang tidak lebih dari 30%. 8)
Dinding kolam renang harus rata dan vertical, bila
diperlukan
fasilitas
injakan,
pegangan
dan
tangga,
tidak
diperbolehkan adanya penonnjolan. 9) Kolam renang harus dilengkapi dengan saluran peluap di kedua belah sisinya. 10)
Tangga kolam renang harus vertical, dan terbuat dari bahan
barbantuk bulat dan tahan karat. 11)
Lantai di tepi kolam renang yang kedap air memiliki lebar
minimal 1 m, tidak licin dan permukaanya miring ke luar kolam. 12)
Harus ada tanda-tanda yang jelas untuk menunjukkan
kedalaman kolam dan tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dan tidak dapat berenang. 13)
Apabila dilengkapi dengan papan loncat, papan luncur,
harus sesuai dengan ketentuan teknis untuk dapat mencegah terjadinya kecelekaan.
b. Bak cuci kaki untuk kolam renang
12
1)
Harus tersedia bak cuci kaki yang berukuran minimal
panjang 1,5 m dan dalam 20 cm dan harus selalu terisi air yang penuh. 2)
Kadar sisa chlor pada air bak cuci kaki 2 ppm.
c. Fasilitas Sanitasi 1) Kamar/ pancuran bilas. a) Harus tersedia pancuran bilas minimal 1 pancuran untuk 40 perenang. b) Pancuran bilas untuk pria harus terpisah dari panuran bilas untuk wanita.
2) Tempat sampah a) Harus terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air, dan mempunyai permukaan yang halus pada bagian dalamnya. b) Mempunyai tutup yang mudah dibuka/ ditutup tanpa mengotori tangan. c) Mudah diisi dan dikosongkan/ dibersihkan. d) Jumlah dan volume tempat sampah disesuaikan dengan produk sampah yuang dihasilkan pada setiap tempat kegiatan.
13
e) Sampah disetiap ruang di buang setiap hari. f) Harus tersedia tempat pengumpulan sampah sementara yang tidak terbuat dari bak beton pemanen, tidak terjadi tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta terhindar dari gangguan binatang lain. g) Tempat pengumpul sampah sementara hrus terletak di tempat yang mudah dijangkau oleh kendaraan pengankut sampah minimal 3 kali 24 jam dikosongkan. 3) Jamban dan Peturasan a) Jamban untuk wanita terpisah dengan jamban pria. b) Harus tersedia minimal 1 buah jamban untuk tiap 40 orang wanita dan 1 buah jamban untuk tiap 60 orang pria. c) Harus tersedia 1 buah peturasan untuk tiap 60 orang pria d) Apabila kapasitas kolam renang kurang dari jumlah pengunjung diatas, maka harus disediakan minimal 2 buah jamban dan 2 buah peturasan untuk pria dan 3 buah jamban untuk wanita. e) Jamban kedap air dan tidak licin, dinding berwarna terang,
jamban leher angsa, ventilasi dan penerangan cukup, tersedia air pembersih yang cukup, luas lantai minimal 1 m2. f) Kontruksi peturasan terbuat dari bahan kedap air, tahan karat,
sistim leher angsa, luas lantai minimal 1,5 m2.
14
g) Bila peturasan dibuat sistim talangatau memanjang, maka untuk tiap satu peturasan panjangnya minimal 60 cm.
4) Tempat cuci tangan a) Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun, pengering tangan dan cermin b) Terletak di tempat yang mudah dijangkau dan berdekatan dengan jamban peturasan dan kamar ganti pakaian.
5) Gudang bahan kimia a)
Tersedia gudang khusus tempat pengelolaan bahan – bahan kimia b) Penempatan
kalsium
hipoklorit
harus
terpisah
dengan
alumunium sulfat atau bahan – bahan kimia lainnya.
6) Perlengkapan lain a) Tersedia papan pengumuman yang berisi aantara lain : larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsy, penyakit jantung dan lain – lain. b) Tersedia perlengkapan pertolongan bagi perenang antara lain : pelampung, tali penyelamat dan lain –lain.
15
c) Untuk kolam renang selain perlengkapan seperti tersebut pada huruf a, dan b, harus tersedia : -
Alat untuk mengukur kadar pH dan sisa Chlor air
kolam renang secara berkala. -
Hasil pengukuran sisa Chlor dan pH air kolam
renang harian, diumumkan kepada pengunjung memelalui papan pengumuman. d) Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan. Menurut Permenkes RI no. 061/1991, kolam renang perlu di perhatikan dari segi : 1. Kualitas kolam renang Syarat kualitas fisik: a. Tidak berbau b. Tidak berwarna c. Bebas benda terapung d. Suhu dibawah temperatur sekelilingnya Syarat Mikrobiologi: a. Angka kuman untuk 1 cc air kurang dari 100 b. Bakteri E. Coli per 100 ml air harus nol Syarat Kimia a. pH air
: 6,5 – 8,5
16
b. Sisa clor
: 0,2 – 0,5 ppm
c. Al
: 0,2 ppm
d. CaCo3
: 50 – 500 ppm
Sedangkan
menurut
Peraturan
Menteri
Kesehatan
R.I
no
:
416/MENKES/PER/IX/1990, tanggal : 03 September 1990 tentang persyaratan kualitas air kolam renang yakni dijelaskan pada tabel berikut:
17
2. Pengolahan air kolam renang Ada dua macam cara pengolahan : a. Penjernihan dengan cara koagulasi dengan menggunakan 1) Al2 (SO4)3 2) Ca Co3 3) Na2CO3 4) CuSO4
b. Membersihkan dengan mengunakan 1) Gas Chlor (Cl2) : 100 % 2) Kaporit Cl2(Ocl)3
C. Pengertian tempat-tempat umum
Sanitasi memegang peranan yang penting dalam pembangunan kesehatan, salah
satunya
adalah
lingkungan
tempat-tempat
umum.
Adapun
ppengertian dari tempat-tempat umu adalah : “Tempat kegiatan bagi umum yang dilakukan oleh badan-badan pemerintah, swasta, maupun perorangan yang berlangsung digunakan oleh masyarakat yang mempunyai tempat dan kegiatan tetap serta
18
memiliki fasilitas”. (DEPKES RI, Persyaratan Tempat-Tempat Umum, 1985: 2)
D. Pengertian hygiene sanitasi lingkungan Lingkungan tempat-tempat umum sangat besar peranannya dalam penularan berbagai penyakit dan gangguan kesehatan manusia apabila sanitasinya tidak baik. Untuk itu perlu dilakukan pengawasan terhadap lingkungan, salah satunya dengan cara diadakan usaha hygiene dan sanitasi lingkungan. Adapun pengertian hygiene dan sanitasi lingkungan adalah: “Hygiene dan sanitasi lingkungan adalah pengawasan lingkuang fisik, biologis ,social dan ekonomi yang mempengaruhi kesehatan manusia, dimana lingkungan yang berguna ditingkatkan dan diperbanyak sedangkan yang merugikan diperbaiki atau dihilangkan”. (Entjang, Ilmu Kesehatan Masyarakat, 1976: 35)
19
BAB IV HASIL A.
Data Umum
Nama Tempat
: Kolam Renang Pahoman
Alamat
: Jalan Way Lubur No 4 Pahoman Bandar lampung
Luas Areal
: ± 1 Ha
Tahun Berdiri
: Diresmikan pada tgl 08 April 1979
Nama Ketua Pengurus
: M. Jarkani.,SE
Jumlah Pekerja
: 10 Orang 1.
1 orang pimpinan
2.
1 orang sekretaris
3.
1 orang Bendahara
4.
3orang petugas Kebersihan
5.
4 orang yang merangkap
sebagai ticketing, perawat air kolam,Tekhnis,dan life guard
Nama Narasumber
: Apriliawati
Nama Pengambilan Data
: Kelompok II Reguler
Tanggal Pengambilan Data
: 4 Februari 2011
20
Kolam Renang Pahoman yang beralamat di Jalan Way Lubur No 4 Pahoman Bandar Lampung yang diresmikan pada tanggal 08 April 1979 oleh Yasir Hadibrato seoarang Mayjen- TNI dengan luas area ± 1Ha. Kolam Renang Pahoman dikelola dibawah naungan DISPORA yang dipimpin oleh M. Jarkani,SE jumlah total karyawan sebanyak 10 orang yang terdiri dari 1 orang Pemimpin,1 orang Bendahara, 1 orang Sekretaris,3 orang petugas kebersihan, dan 4 orang petugas yang merangkap sebagai ticketing,tekhnis, perawatan air kolam dan life guard
Kolam renang Pahoman memiliki 2 bagian, yaitu kolam utama dengan ukuran 50 m x 22 m dengan kedalamam 1,2 m – 1,8 m, dan kolam untuk anak-anak.
Kolam Renang Pahoman dilengkapi dengan beberapa fasilitas seperti tempat parkir, loket, ruang ganti (pria dan wanita),ruang bilas, toilet, penitipan barang dan fasilitas lainnya. Pengolaan Air Kolam Renang Pahoman Sistem pengolahan air di kolam renang pahoman mengunakan system circulation namun tidak dilaksanakan secara maksimal. Dimana pengurasan hanya dilakukan dengan menghisap kotoran yang berada di bagian bawah
21
kolam renang dengan menggunakan pompa penghisap tanpa melakukan pengolahan kembali pada air yang digunakan di kolam renang. Di kolam renang pahoman mengunakan zat kimia seperti ; AL2O3 30% dan kaporit 60%. Pembersihan pada kolam air di lakukan tiga kali dalam seminggu yakni pada hari senin, rabu, jum’at, Sedangkan untuk pembubuhan kaporit dilakukan tiga kali dalam seminggu yakni pada hari selasa, kamis, sabtu, dengan jumlah kaporit ± 30 kg setiap pembubuhan pada hari kamis dan 15kg pada hari selasa dan sabtu atau tergantung dari jumlah pengunjung dan tingkat kekotoran kolam renang. Dalam pengolahan air kolam renang unila menggunakan zat-zat kima antara lain : 1. Kaporit (Kalsium Hypochlorite/ CaCO2)
Yaitu salah satu jenis zat kimia yang digunakan sebagai desinfektan dengan konsentrasi 60% chlor aktif. Cara pembubuhan kaporit ke kolam renang yaitu 8 kg kaporit dilarutkan kedalam 20 liter air. Dengan perkiraan pembagiannya yaitu untuk kolam renang anak-anak 1 kg.
2. PAC (Poly Aluminium Sulfat)
PAC yang digunakan adalah alumunium sulfat (Al2(SO4)3) dengan konsentrasi 30%. Zat kimia ini berfungsi sebagai koagulan. Untuk kolam renang utama pemberian PAC sebanyak 2 kg dan kolam renang
22
anak 0,5 kg, pemberian PAC ini dilakukan sesaat setelah pembubuhan kaporit. 3. Kamper Sulfat
B.
Data Khusus Bagian Luar 1.
Lokasi
Kolam renang ini terletak dekat dari jalan raya utama namun terhindar dari pencemaran kimia (tidak terletak berdekatan dengan wilayah industri), tidak berada di kawasan banjir dan tidak terletak dekat dengan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah.
2.
Halaman
Halaman kolam renang Pahoman bersih ,Terdapat TPS (Tempat Penampungan Sementara) di sekitar halaman. Pada pinggir bangunan bagian luar terdapat penerangan buatan (lampu),Memilki pagar permanen yang cukup kuat
3.
Tempat Parkir
Kondisi lantai tempat parkir cukup rata,namun tidak kedap air, tidak licin dan terdapat penghijauan yang cukup luas
23
4. Tempat Sampah Di sekitar halaman luar kolam renang pahoman terdapat tempat sampah,tetapi tempat sampah yang digunakan tidak memiliki tutup,terbuat dari bahan yang tidak permanen,tetapi bahan yang digunakan ringan,tahan karat,kedap air, dan mampu menahan sampah selama 3 hari .
Bagian Dalam 1.
Kelengkapan Bangunan - Tersedia kamar/ pancuran bilas - Terdapat kamar ganti/ tempat penitipan barang - Tersedia alat-alat P3K - Tersedia kotak sampah, jamban, peturasan .
Tersedia papan pengumuman yang berisi antara lain : larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dll yang tergabung dalam tat tertib pengunjung kolam renang. Tersedia juga papan pengumuman tentang kedalaman kolam, dan tersedia perlengkapan pertolongan perenang antara lain : pelampung, tali penyelamat dll 2.
Persyaratan Kesehatan Kamar/ Ruangan
a. Ruang Umum Ruang Loket - Cukup bersih tidak terdapat sampah yang berserakan - Terdapat tempat sampah namun belum memenuhi syarat kesehatan
- Kaca loket bersih
24
- Tidak terdapat ventilasi b. Ruang Khusus 1.
Ruangan Istirahat Karyawan
-
Kondisi bersih
-
Lantai kedap air, tidak licin dan permukaan rata
-
Tinggi langit-langit < 2,5 m
-
Ruang istirahat karyawan pria dan wanita tidak terpisah
-
Tidak terdapat locker bagi karyawan
-
Pencahayaan tidak terang
2.
Kamar Ganti
Kondisi kamar ganti cukup bersih, kamar ganti terpisah antara kamar ganti pria dan wanita dan berhubungan dengan kamar mandi, jamban dan peturasan, dan tempat bilas. Keadaan kamar ganti cukup bersih namun ada beberapa pintu kamar ganti dalam keadaan rusak kemudian lantai terdapat genangan air.
3.
Kamar mandi, Jamban dan Peturasan
Kondisi : - Kurang bersih - Berbau - Aliran air bersih lancar - Aliran air limbah lancar - Sarana pembuangan air limbah kedap air dan tertutup
25
- Tidak tersedia sabun,dan pengering tangan - Terpisah antara wanita dan pria - Ada beberapa kamar mandi rusak - Peturasan tidak dapat digunakan
Lantai : - Kedap air - Tidak licin - Tidak miring kearah pembuangan sehingga terdapat genangan
air - Beberapa lantai tidak utuh/ retak - Kurang dalam keadaan bersih
Dinding : -
Berwarna terang
-
Kuat
-
Tidak bersih
-
Permukaan yang selalu kontak dengan air kedap air
Langit-langit : - Bersih - Berwarna terang
26
- Kuat( Hanya ada beberapa bagian yang sudah rusak(tidak
terawat)) Pintu : -
Terdapat banyak tulisan
-
Kuat
- Tidak rapat - Mudah dibuka dan ditutup dengan baik Kelengkapan : -
Tidak tersedia sabun
-
Tidak tersedia pengering tangan/ tissue
Air Bersih : -
Kuantitas air mencukupi -
Kualitas air memenuhi syarat kualitas fisik (tidak berbau,
berwarna dan berasa) -
Aliran air bersih lancar
Air Limbah : -
Aliran air limbah lancar
-
Sarana pembuangan air limbah (kedap air dan terbuka)
4.
Gudang
Lantai kedap air, tidak licin, kurang bersih, dan permukaan rata. Dinding kuat tetapi kotor karena sudah tidak terawat dan berwarna
27
terang. Atap terbuat dari bahan asbes. Kondisi gudang kurang bersih, barang tersimpan tidak tertata rapi, gudang ini juga merupakan
gudang
mesin
dimana
terdapat
mesin
untuk
pencampuran kaporit yang akan dialirkan ke kolam renang.
5.
Kolam Chlorinasi
Tidak terdapat kolam chlorinasi di kolam renang pahoman . 6.
Tempat Penitipan Barang
Kondisi ruangan cukup bersih, lantai (kuat, kedap air, permukaan rata, kurang bersih), dinding (kuat, berwarna terang, kurang bersih, kedap air), pintu (bersih, mudah dibuka dan ditutup dengan baik), tata letak barang teratur, terpisah antara laki-laki dan perempuan, dan sesuai dengan kapasitas barang-barang pengunjung karena tidak terlalu kecil. Namun ada beberapa loker dalam keadaan rusak atau tidak terdapat penutup.
7.
Ruang Pencucian Bilas
Ruang pencucian bilas di kolam renang Pahoman kondisinya kotor namun tidak berbau, air bersih tersedia dengan kapasitas yang cukup, namun air limbah sehabis pencucian bilas pengunjung tergenang dan alirannya kurang lancar.
Kondisi lantai kedap air dan tidak licin. Ruang pencucian bilas tidak terdapat pintu,
tidak rapat dan banyak terdapat tulisan
28
sehingga terlihat kotor. Sedangkan untuk atap langit di ruang pencucian bilas dalam kondisi bersih dan masih kuat .
Terdapat pancuran bilas, dengan jumlah tempat bilas sebanyak 22 buah yang dipisahkan antara tempat bilas pria dan wanita, dengan 11 tempat bilas wanita dan 11 tempat bilas pria.
8.
Penanganan Sampah
Penanganan sampah di kolam renang menggunkan kotak sampah yang disediakan dibeberapa tempat. Namun kotak sampah yang disediakan tidak memenuhi syarat kesehatan yakni tidak memilki tutup, ada beberapa kotak sampah tidak kedap air. Sampah yang ditampung dari kotak sampah kemudian di buang ke TPS, diamana terdapat enam TPS di kolam renang yang terdapat di setiap sudut bangunan kolam renang.
Kondisi tempat penampungan sementara (TPS) di kolam renang Pahoman tidak memenuhi syarat, karena tidak terdapat bak penampung sampah atau open damping. pembakaran
di TPS
tersebut
Kemudian dilakukan
tanpa ada
pengolahan
pemanfaatan sampah terlebih dahulu.
9.
SPAL (Saluran Pembuangan Air Limbah)
dan
29
Saluran pembuangan air limbah menggunakan system terbuka dan kedap air namun pada SPAL pada bangunan bagian atas yakni tempat penonton terdapat kebocoran SPAL. Sedangkan aliran air tidak lancar yang bisa dilihat dari tergenangnya air di SPAL baik di bagian dalam kolam renang. Saluran pembungan air limbah di dekat kolam di alirkan menuju saluran pembuangan air limbah yang berasal dari kamar mandi dan ruang pembilasan. Kontruksi lantai yang berada di sekitar kolam renang miring kearah luar kolam atau miring kearah saluran pembuangan air limbah yang berada di luar kolam renang. 10.
PAB (Penyediaan Air Bersih)
Penyediaan air bersih,di kolam renang Pahoman berasal dari 1 unit sumur bor. Kuantitas air mencukupi dan air tersedia pada setiap tempat
kegiatan
secara
berkesinambungan.
Distribusi
air
menggunakan sistem perpipaan yang sebelumnya ditampung di Reservoir. Sedangkan distribusi air ke kolam renang tidak dilakukan pengolahan.
11.
Areal Kolam Renang
Kondisi : - Tidak terdapat pemisah yang jelas antara area kolam renang
dengan area lain sehingga orang yang tidak berkepentingan masih dapat masuk
30
Volume Air Kolam Renang : Kolam terisi penuh dengan air dimana volume air kolam sebanyak 153.120 m3. Konstruksi Kolam : Bentuk kolam renang di Pahoman yakni sebagi berikut 120 cm kedalaman
120 cm 180 cm
Dengan saluran pembuangan air berada di bagian kedalaman 180 cm atau dengan system pemusatan. Adapun kontruksi kolam renang itu sendiri ialah: - Lantai dan dinding kolam kuat, kedap air,dan pemukaan rata -
Lantai berwarna biru dan terang, namun lantai kurang
bersih, terdapat lumut di bagian dasar lantai. -
Tidak terjadi hubungan langsung (cross sectional) antara
air bersih dan air kotor. -
Tangga dan pegangan kolam berbentuk bulat, tahan karat
dan tidak menonjol namun beberapa pegangan kolam renang patah/ tidak utuh khususnya di kolam utama (1,5 m, 2 m dan 5 m) -
Lantai di tepi kolam renang memiliki lebar ± 1 m, kedap
air, dan tidak licin
31
- Dinding kolam renang vertilal namun tidak terdapat fasilitas injakan atau peganngan tangan -
12.
Ada tanda-tanda yang jelas tentang kedalaman kolam
Bak Cuci
Sebelumnya telah disediakan bak pencucian, namun sekarang tidak disediakan bak pencuci kaki. 13.
Mushola
Kondisi tidak bersih, banyak terdapat debu, tidak terdapat hijab, terdapat
tempat
wudhu,
terdapat
ventilasi
dan
terdapat
perlengkapan sholat seperti mukena, sarung, sajadah, namun dalam keadaan kotor. Pencahayaan di Mushola cukup terang, diamana pencahayaan menggunakan pencahayaan alami dan buatan. Sedangkan untuk penghawaan menggunakan penghawaan secara alami yakni ventilasi. Dimana kondisi ventilasi dan jendela kurang bersih atau terdapat debu di bagian kaca jendela. Lantai : - Kedap air, tidak bersih, permukaan rata, tidak licin
Dinding Tidak bersih, kedap air, dan berwarna terang Atap :
32
- Bersih, kuat, dan tidak bocor
Langit-langit : - Bersih, tinggi dari lantai lebih 2,5m, kerangka langit kuat,
berwarna terang Pintu : - Kuat, bersih, dapat dibuka dan ditutup dengan baik
14.
Kantin
Tidak terdapat kantin di dalam kolam renang Pahoman, hanya terdapat pedagang di sekitar halaman luar kolam renang.
15.
Perlengkapan Kebersihan
Tersedia alat-alat kebersihan seperti :Sapu lidi, sapu ijuk, serok sampah, sikat pembersih lantai, dan jaring pengambil sampah di area kolam renang dan kelengkapan lain seperti : Desinfektan (pembersih lantai) 16.
APD (Alat Pelindung diri ) Petugas Kebersihan
Petugas kebersihan di kolam renang khusus petugas pembersih lantau kolam renang menggunakan sepatu boot. Sedangkan APD lain seperti sarung tangan tidak digunakan karena tidak disediakan oleh pengelola kolam renang.
33
BAB IV PEMBAHASAN
A. Kontruksi Bangunan Kolam Renang
Bentuk dan kontruksi kolam renang merupakasn salah satu hal yang perlu memerlukan perhatian khusus karena mempengaruhi sanitasi yang ada di kolam renang itu sendiri. Montruksi yang dibahas sebagai berikut yakni: 1. Kontruksi kolam renang Kontruksi kolam renang yang di jelaskan di bagian hasil yakni dengan system pemusatan di bagian tengah kolam renang berarti kotoran yang berada di bagian pinggir atau kedalaman 120 m akan di alirkan ke bagian
34
bawah kolam atau kedalaman 180 m, baru kemudian kotoran beserta air d alirkan ke pengolahan dari lubang pengurasan di bagian tengah. Namun yang terjadi ialah pembersihan kotoran dengan sikat dan vacuum hanya dilakukan pada bagian yang dirasa kotor saja. Dengan demikian apa yang diharapkan dari kontruksi kolam renang tersebut tidak terlaksana. Sebaiknya dilakukan pemusatan dalam pembersihan atau disemua bagian dilakukan pembersihan namun resiko yang akan didapat ialah air kolam renang akan kotor karena kotoran-kotoran yang dihasilkan akan mengapung atau terangkat ke bagian atas dan menyebabkan air menjadi kotor. Jika dilihat dari kontruksi lantai dan dinding memenuhi syarat kesehatan yakni tidak licin, kedap air, berwarna terang. Lantai dan dinidng yang tidak licin memperkecil kemungkinan untuk kecelakaan perenang ketika berada dalam kolam renang. kemudian untuk lantai dan dinding yang kedap air sehingga tidak memungkinkan kebocoran pada kolam renang tersebut. Selain itu, untuk dinidng lantai tidak terdapat pegangan di dinding, dimana dinding difungsikan untuk pegangan perenang ketika terjadi kecelakaan di dalam kolam renang. 2. Kontruksi Lantai di sekitar kolam renang
Kontruksi lantai di sekitar kolam renang khususnya lantai di dekat kolam renang anak-anak cukup bagus yakni miring atau menjauh dari kolam renang. dengan demikian air yang terdapat di lantai yang dihasilkan dari air hujan atau kegiatan lain tidak mengalir ke dalam kolam renang.
35
Sehingga air kolam renang tetap terjaga kebersihannya. karena seperti kita ketahui air yang berasal dari lantai di areal kolam renang ialah air kotor. Namun untuk lantai di bagian lain, kontruksinya belum landai dan menjahui kolam renang, terlihat lantai masih rata dengan kolam renang sehingga masih memungkinkan air hujan mengalir ke dalam kolam renang. Jika memungkinkan di lakukan perubahan kontruksi lantai di area dekat kolam renang, namun jika tidak memungkinkan hal lain yang dilakukan yakni frekuensi pembersihan lantai kolam renang harus di tingkatkan khususnya pada musim penghujan karena volume air yang dihasilkan lebih banyak dari biasanya. 3.
Kontruksi Saluran Air Limpasan Kolam Renang Saluran limpasan air yang berada di samping kolam renang dengan jarak ± 50 cm dari kolam renang ini perlu diperhatikan khusus. Yang diperhatikan yakni arah aliran airnya. Air limpasan kolam renang di alirkan menuju saluran air limbah yang dihasilkan dari kegiatan lain seperti kamar mandi, Jika SPAL mengalami penyumbutan maka yang akan terjadi ialah air limbah yang berasal dari kegiatan-kegiatan lain akan meluap dan dapat mengalir ke saluran limpasan air kolam renang dan tentunya air akan masuk ke dalam kolam renang. Sehingga yang akan terjadi air kolam renang akan tercemar oleh air limbah. Keadaan ini tentunya akan memperburuk kualitas kolam renang, dimana jika memang tercemar oleh air limbah berarti perlu pengolahan khusus
36
atau bahkan harus dilakukan pengurasan kolam renang. Karena air limbah dapat membahayakan kesehatan bagi perenang. Jika memungkinkan saluran air limpasan kolam renang dilakukan pengaliran sendiri dan tidak disalurakan dengan SPAL air limbah. Selain itu sebaiknya pengelola meningkatkan pembersihan saluran air kolam renang, yang dikhawartirkan ialah apabila saluran limpasan air kolam renang dalam keadaan kotor, terdapat banyak alga dan kotoran maka akan mencemari air kolam renang. Saluran limpasan air kolam renang dapat dimanfaarkan oleh pihak kolam renang sebagai bak pencuci kaki, namun kondisi air dalam keadaan tidak mengalir sehingga dilakukan penutupan saluran kearah SPAL air limbah. Air harus memiliki kadar atau sisa clor 2 ppm ini menurut Permenkes RI No. 61 tahun 1991. Dengan memanfaatkan saluran limpasan air kolam renang menjadi bak pencuci maka akan mempermudah perenang atau pengunjung
untuk
membersihkan
kaki
dan
akan
meminimisasi
pencemaran air kolam renang. 4.
Bak Cuci Kaki Tidak terdapat bak cuci kaki di kolam renang pahoman, Hal ini dapat menyebabkan lantai dan air kolam renang kotor ataupun terkontaminasi karena kaki pengunjung. Sebenarnya sebelumnya telah terdapat bak cuci kaki disekitar area kolam renang, akan tetapi karena bak cuci kaki sering digunakan untuk tempat bermain anak-anak maka pihak pengelola menutup bak cuci kaki menjadi
37
lantai di sekitar area kolam, padahal seharusnya bak cuci kaki wajib dimiliki oleh setiap kolam renang. Jika dilihat dari kontruksi bak pencuci kolam renang ini tidak memenuhi syarat, dimana bak pencuci kaki ini terdapat di dekat tempat ganti wanita. Hal ini dikarenakan, setelah pengunjung melakukan cuci kaki akan menginjak lantai di sekitar kolam renang, dan di sekitar kolam renang masih terdapat halaman yang tidak di plester sehingga tidak kedap air. Sehingga masih memungkinkan kaki pengunjung terkontaminasi oleh mikroorganisme . sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991 kontruksi bak pencuci ialah panjang minimal 1,5 m dan dalam 20 cm dan harus selalu terisi air yang penuh. Sebaiknya ada perbaikan bak pencuci kaki, sehingga dan dapat dimanfaatkan kembali. Jika memungkinkan, bak pencuci kaki di bangun kembali atau memanfaat saluran air limpasan air kolam. 5.
Ruang Loket Kondisi ruang loket cukup bersih, akan tetapi tempat sampah belum memenuhi syarat karena kotak sampah tidak tertutup sehingga memungkinkan kotak sampah tersebut menjadi tempat perindukan vektor dan sarang penyakit. Selain itu penghawaan diruang loket terasa pengap, karena tidak terdapat ventilasi. Sebaiknya untuk ventilasi di ruang loket kolam renang ditambahkan ventilasi buatan misalnya seperti kipas angin atau AC sehingga sirkulasi udara yang terjadi lebih lancar dan akan membuat ruangan menjadi nyaman untuk ditempati.
38
6.
Kamar ganti dan kamar bilas Kamar ganti berdampingan dengan kamar bilas dengan kondisi cukup bersih, hanya saja lantainya terlihat becek karena masih adanya air yang tergenang disekitar lantai yang memungkinkan kecelakaan seperti terpeleset saat berada di kamar ganti bahkan jika genangan air dalam jumlah banyak maka akan menjadi tempat perindukan nyamuk, selain itu sebagian besar terdapat pintu yang kurang dalam keadaan baik bahkan ada beberapa kamar ganti tidak memiliki pintu sehingga menimbulkan ketidak nyamanan bagi pengunjung. Sebaiknya ada perbaikan pintu di ruang ganti agar pengunjung merasa nyaman karena keterjaminan mereka saat di berada di ruang ganti. Jika dilihat dari kebutuhan kamar bilas, sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991 1 kamar bilas untuk 40 perenang. Sedangkan di kolam renang pahoman telah disediakan tempat cuci bilas sebanyak 22 buah sehingga dapat menampung atau digunakan 880 perenang atau 440 perenang laki-laki dan 440 perenang wanita. Dengan kondisi tersebut maka tempat cuci bilas yang disediakan di kolam renang Pahoman masih memenuhi kebutuhan perenang bila mengalami lonjakan.
7.
Kamar Mandi, Jamban dan Peturasan Kondisi ruangan kurang bersih, cat dinding yang sudah mulai luntur dan kondisi lantai yang kurang bersih mengakibatkan kamar mandi terlihat kotor, sehingga hal tersebut dapat menimbulkan ketidak yamanan bagi pengunjung. Peturasan yang tidak terawat dan tidak terpakai kembali di bagian ruang pria sebaiknya dilakukan pembenaran ulang. Sehingga
39
pengunjung dapat memanfaatkan peturasan yang ada. Kerusakan kamar mandi di bagian wanita dan pria sebaiknya dilakukan perbaikan yang dikhawatirkan
yakni
apabila
kolam
renang
mengalami
lunjakan
pengunjung maka akan menimbulkan keantrian ke kamar mandi. Selain itu kamar mandi tidak menyediakan fasilitas pelengkap seperti sabun dan tissue bagi pengunjung, padahal sabun dan tissue sangat dibutuhkan bagi pengunjung dan menghindari penularan penyakit melewati tangan atau sebagai desinfektan. Jika dilihat dari kebutuhan sesuai dengan Permenkes No. 61 tahun 1991 8.
Gudang Kondisi gudang yang kurang terawat, sehingga mengakibatkan gudang terlihat kurang bersih,hal ini dikarenakan adanya mesin pembubuh kaporit yang sangat besar,kemudian peletakan barang-barang yang kurang tersusun rapi sehingga terlihat berantakan, kondisi cat dinding yang kurang terwat mengakibatkan ruangan semakin terlihat kotor karena banyak debu di sekitar jendela dan ventilasi
B. Pengelolaan Air Kolam Renang Pahoman System pengelolaan kolam renang terdapat empat tipe yakni tipe through, fill and drew, dan system sirculation. sistem yang digunakan untuk mengelola air kolam renang yakni system sirkulasi, diamana pengetian dari system sirkulasi
40
ialah air kolam yang telah terpakai di lakukan pengolahan air dengan cara menyaring dengan sand filter berupa pasir silica atau dengan cartride filter berupa spon atau kasa dan memberinya desinfektan seperti clor, dimana clor akan bereaksi dengan bahan organic maupun anorgani yang ada di dalam air seperti H2S, Fe++, Mn++, NO2 baru kemudian akan aktif untuk membunuh mikroorganisme pathogen, mencegah adanya algae, sesuai dengan peraturan menteri kesehatan no. 416 tahun 1990 tentang kualitas air kolam renang bahwa air kolam renang angka koliform maksimum 200 per 100 ml dengan sisa clor 0,2 ppm - 0,5 ppm. Namun yang dilakukan di kolam renang tidak lah sperti itu, system sirkulasi yang sebenarnya tidak berjalan. Yang mereka lakukan ialah hanya dengan membersihkan kotoran di dasar kolam renang dengan sikat dan vacuum penghisap kotoran tanpa melakukan pengolahan terhadap air itu sendiri. Dengan keadaan tersebut berarti kotoran-kotan yang berada dalam air tidak dapat benar-benar hilang. Sehingga air kolam renang dari segi parameter fisika tidak memenuhi syarat kesehatan yakni air tidak bersih. Oleh sebab itu, perlu adanya pengolahan atau treatment untuk air kolam renang itu sendiri yakni dengan benar-benar menjalankan system sirkulasi sesuai dengan ketentuan yang ada. Perhitungan sisa clor dari pendensifeksian air kolam renang dengan klorida sebanyak 30 kg untuk 153.120 m3 yakni…………… dengan perhitungan sebagai berikut:………………
41
Sesuai dengan peraturan menteri kesehatan No.416 tahun 1990 tentang persyaratan air bersih, kadar atau sisa clor yakni antara 0,2 ppm- 0,5 ppm. Hal ini berarti sisa clor untuk kolam renang Pahoman masih kurang memenuhi syarat kesehatan dan menjadikan air kolam renang menjadi media yang baik untuk penularan penyakit seperti penyakit kulit, penyakit mata, penyakit pencernaan atau perut dan masih banyak lagi. Oleh sebab itu, untuk mencegah terjadinya hal tersebut perlu ada penambahan zat desinfektan atau clor untuk kolam renang atau dengan meningkatkan frekuensi pemberian zat desinfektan dari pihak pengelola. Dengan demikian dapat meningkatkan kadar klor pada air kolam renang dan dapat memperkecil kemungkinan tercemarnya air kolam renang oleh mikroorganisme pathogen. Selain kegiatan desinfeksi, terdapat pengoalahan yakni dengan penambahan koagulan berupa PAC. Dimana penambahan PAC sebagai koagulan dimaksudkan agar partikel-partikel yang sulit untuk mengendap dalam air mengalami destibilasi dan saling berikatan membentuk flok yang lebih besar dan lebih berat sehingga dapat mengendap di bagian dasar kolam renang. yang diharapkan jika menggunakan system sirkulasi ialah flok-flok yang telah membesar akan di lakukan pengolahan penyaringan baru kemudian di lakukan desinfektan yang telah dijelaskan di atas. C. Pengelolaan Limbah Cair Ail limbah di alirkan melalui saluran pembuangan air limbah dimana keadaannya terbuka, di beberapa saluran aliran air limbah cukup lancar,di beberapa bagian saluran limbah langsung di buang ke lingkungan. tetapi
42
beberapa tempat juga terdapat saluran air limbah yang tidak kedap air, sehingga air limbah merembes ke lantai di sekitar SPAL dan halaman Sehingga halaman sekitar menjadi becek, licin, dan mengakibatkan air tergenang sampai ke halaman luar dan halaman parkir. Sedangkan SPAL yang berada di bagian atas bagunan kolam renang mengalami kebocoran yang mengakibatkan langit-langit menjadi berlumutan akibat selalu terkena air limbah yang ada di bagian atas, sebaiknya ada perbaikan kembali SPAL di bagian atas agar tidak terjadi kerusakan yang lebih parah. Yakni melakukan perbaikan SPAL di bagian atas bangunan kolam renang, sehingga tidak menimbulkan genangan air di ruang penonton yang dapat merusak lantai bangunan. D. Penanganan Limbah Padat Penanganan sampah di kolam renang Pahoman masih terlihat kurang, walaupun telah tersedia tempat sampah disekitar kolam, hal ini dikarenakan tempat sampah yang masih terbuka sehingga memungkinkan terciumnya bau oleh pengunjung atau mengganggu estetika serta dapat menjadi tempat perindukan vektor dan menjadi sarang penyakit, selain itu tempat penampungan sampah sementara (TPS) terdapat di beberapa tempat dan tidak ada pemusatan TPS sehingga terjadi penumpukan sampah disetiap sudut bangunan kolam renang, selain itu TPS dalam kondisi yang tidak memenuhi syarat kesehatan karena hanya terbuka atau open dumping dan tidak ada bak penampung khusus sampah sehingga TPS tidak kedap air. Sehingga sampah yang ada bisa menjadi tempat perindukan vektor dan menjadi sarang penyakit yang membahayakan kesehatan pengunjung ataupun pekerja. Selain itu lindi
43
yang dihasilkan oleh sampah dapat menyebabkan pencemaran tanah tempat pembuangan sampah atau bahkan dapat menyebabkan pencemaran sumber air yang ada di kolam renang. sebaiknya dilakukan pembangunan TPS dan pemusatan TPS dengan criteria kedap air, tertutup, dan dapat menampung sampah yang dihasilkan. Untuk kontainer sampah di area halaman dan tempat parkir kurang mencukupi kebutuhan dan konstruksi tidak memenuhi syarat karena hanya terbuat dari plastik biasa, hal ini yang memungkinkan pengunjung sulit untuk membuang sampah sehingga pengunjung membuang sampah sembarangan. Sebaiknya untuk container sampah sendiri sebaiknya disediakan kotak sampah kedap air, tertutup, tidak mudah karat, ringan, dan dapat menampung sampah selama 3 hari. Dalam pennganan sampah, dilakukan pemisahan antara sampah organik dan anorganik yang dimaksud untuk mempermudah dalam pengolahan atau pemanfaatan sampah yang dihasilkan di kolam renang pahoman. Sampah organik dapat dimanfaatkan menjadi kompos sedangkan sampah anorganik dapat dimanfaatkan menjadi barang pernak-pernik. 9. APD (Alat Pelindung Diri) Petugas Kebersihan Para petugas kebersihan tidak menggunakan APD karena tidak tersedianya alat pelindung diri untuk petugas di kolam renang Pahoman. Selain itu para petugas merasa kurang nyaman ketika bekerja jika menggunakan APD. Mereka juga beranggapan bahwa pekerjaan mereka tidak menimbulkan resiko besar ketika bekerja.
44
BAB V PENUTUP
Demikianlah laporan ini kami buat, kami mohon maaf jika terdapat kekurangan ataupun kesalahan dan tidak dapat memuaskan banyak pihak dan semoga laporan ini dapat menjadi bekal ilmu yang berguna bagi kita semua kelak dikemudian hari. Amin. A. Kesimpulan Kolam renang Pahoman marupakan tempat – tempat umum yang merupakan tempat berinteraksi antara para pengunjung yang kita tidak tahu pasti kondisi kesehatannya. Dari bab pembahasan kami dapat menyimpulkan hal – hal serbagai berikut : 1.
Untuk letak lokasi, kontruksi bangunan, kualitas airnya secara
umum telah memenuhi syarat. 2.
Pada fasilitas sanitasi untuk kolam renang pahoman kurang
memenuhi syarat karena tidak terdapat bak cuci kaki. 3.
Penanganan sampah di kolam renang Pahoman masih terlihat
kurang, walaupun telah tersedia tempat sampah disekitar kolam, hal ini dikarenakan tempat sampah yang masih terbuka. Selain itu tempat penampungan sampah sementara (TPS) masih dalam kondisi yang belum memenuhi syarat kesehatan karena hanya terbuka dan tidak ada bak penampung sampahnya.
45
4.
SPAL (Sistem Pembuangan Air Limbah)
Sistem pembuangan air limbah terbuka, di beberapa saluran aliran air limbah cukup lancar, di beberapa bagian saluran limbah langsung di buang ke lingkungan saluran air limbah yang tidak kedap air, sehingga air limbah merembes ke lantai di sekitar SPAL dan halaman Sehingga halaman sekitar menjadi becek,licin,dan mengakibatkan air
tergenang sampai
kehalaman luar dan halaman parkir . 5.
Para petugas kebersihan tidak menggunakan alat pelindung
diri,karena belum tersedianya alat pelindung diri di kolam renang pahoman,karena para petugas masih menganggap pekerjaan mereka tidak beresiko besar walaupun tidak menggunakan alat pelindung diri .
B. SARAN Kolam renang Pahoman merupakan kolam renang untuk masyarakat luas, maka kami menyarankan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sebaiknya disediakan bak cuci kaki di kolam renang,agar air kolam renang
tidak terkontaminasi yang dapat terbawa dari kaki pengunjung yang kotor sebelum pengunjung berenang 2. Untuk tempat sampah sudah cukup memadai, tetapi seharusnya tempat sampah yang digunakan tertutup,dan untuk pengolahan sampah sementara harus lebih diperhatikan yaitu sebaiknya dibuat bak penampung sampah sementara agar sampah yang telah dikumpulkan tidak berserakan kembali setelah dikumpulkan .
46
3. Untuk SPAL sebaiknya lebih diperhatikan kembali,terutama SPAL yang mengalirkan air kurasan dari kolam harus kedap air sehingga air tidak tergenang disekitar area kolam dan tidak merembes sampai keluar area halaman luar dan halaman parkir . 4. Sebaiknya disediakan alat pelindung diri bagi petugas kebersihan seperti masker,sarung tangan,dan sepatu boat, untuk memperkecil kemungkinan terjadinya kecelakaan saat kerja .