INDUSTRI DAN STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial mengacu pada pembagian para anggota masyarakat kedalam tingkatan atau strata yang berkaitan dengan sikap dan karakteristik masing-masing anggota atau kelompok (schneider,1 ( schneider,1969,hal 969,hal 148). PENGARUH INDUSTRI TERHADAP SISTEM STRATIFIKASI STRATIFIKASI
Stratifikasi sosial dalam masyarakat industri modern , memiliki dua bentuk utama , yaitu kelas dan status. “Kelas” umumnya digunakan untuk menunjukkan pembagian didalam masyarakat yang didasarkan atas posisi ekonomi dalam masyarakat, tanpa memperhatikan apakah mereka menyadari posisinya itu atau tidak. Secara historis, konsep kelas merupakan bagian terpenting dalam teori Karl Marx tentang masyarakat, yang menekankan perlunya perjuangan kelas, yaitu perjuangan si miskin melawan si kaya dalam usaha untuk menguasahi sumber – sumber produksi. Penganut Marxisme, percaya bahwa masyarakat industry modern terbagi kedalam dua kelompok kelas utama ,yaitu kelompok orang kaya ;kelas kapitalis ;dan kelompok kelompok orang orang
miskin ;kelas pekerja. Ada juga pendapat lain yang
mengemukakan mengemukakan bahwa dalam dalam masyarakat masyarakat terdapat stratifikasi social social yang lain , yaitu suatu pembagian kelas yang yang didasarkan atas kelompok penguasa ;power group;
dan kelompok yang dikuasai ; non – power power group ;
. istilah power‟
disini tidak selalu kita artikan sebagai suatu kekuatan ekonomi atau suatu kekayaan ; dahrendorf, dahrendorf, 1959. Kaitan antara industry dan stratifikasi berdasarkan berdasarkan status semakin lama semakin kabur , terutama disebabkan semakin luasanya ruang
lingkup hal-hal
yang berkaitan dengan dengan istilah status. Seandainya Seandainya status diukur dengan suatu suatu nilai yang spesifik , baik yang berdampak positif ,atau negative , yaitua suatu nilai kehormatan diri, ia bisa dinyatakan sebagai suatu bentuk economic power dan non economic power yang bentuknya bisa berupa kemampuan membeli berbagai barang konsumtif, tingkat pendidikan, latar belakang atau keturunan dan sebagainya.
Suatu data statistic mengenai para pegawai yang dipublikasikan oleh registral general men jelaskan apa yang disebut sebagai‟ kelas sosial‟ dan „ socio – economic group‟ yang berkaitan dengan suatu pekerjaan. Badan riset non ekonomis tipe-tipe ;life style „ dari pada terhadap „ pekerjaan yang membentuk suatu gaya hidup. Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh kawan-kawannya ;1966; telah mengungkapkan bahwa diantara inggris yang ditanyakan cirri apa yang menentukan orang termasuk ke dalam kelas menengah dan kelas buruh , 61 persen menjawab cirri pekejaan bagi kelas menengah dan 74 persen bagi kelas buruh. Penelitian subjektif tersebut merefleksikan suatu kecendrungan dari sebagai individu dalam masyarakat untuk mendapatkan posisi social yang lebih tinggi dari pada posisi social yang mereka miliki saat sekarang. Suatu penelitian yang telah dilakukan oleh Lockwood pada tahun 1958 , dimana yang menjadi objek penelitiannya ialah para pekerja berjas hitam‟, atau para pegawai administrsi , menyimpulkan bahwa walaupun para pegawai rendah tersebut sesungguhnya termasuk kelas proletar;. Tetapi mereka biasanya mengidentifikasikan dirinya kedalam kelompok kelasa menengah. Penelitian lain yang dilakukan oleh goldthorpe dan Lockwoods pada tahun 1963 telah menekankan gejala-gejala „melimpahnya orang-orang yang termasuk kedalam kelompok kelas pekerja. Dengan mengabaikan ekonomi dan rangkaian perubahan normative dan
relational
didalam kehidupan masyarakat pekerja , mereka
menyimpulka bahwa walaupun ada kemajuan ekonomi golongan buruh dengan masyarakat kelas menengah , tetapi jurang pemisah antara mereka masih tetap sangat lebar. Penelitian Tentang Status Jabatan
Beberapa penelitian yang dilakukan menggunakan istilah „prestise‟ tetapi kelihatannya lebih baik menggunakan istilah „status‟ untuk menunjukkan posisi seorang didalam suatu kelompok atau masyarakat, karena prestise merupakan suatu yang tejadi dikarenakan adanya status merupakan konsekuensi dari suatu status.
atau dengan kata lain , prestise
Young dan Willmott;1956; memusatkan penelitiannya tentang tingkat social yang didapatkan dari pekerjaan, terhadap sejumlah pekerja manual. Pekerjaan yang bersifat manual atau kasar , mendapatkan status yang lebih tinggi dengan kenyataan tersebut , maka Young dan Willmott memberikan suatu komentar , bahwa; Dalam kegiatan penelitian yang akan dating ,jika sipeneliti ingin bertanya kepada sesorang mengenai pekerjaannya , sebaiknya yang ditanyakan tidaklah hanya pandangan mereka terhadap pandangan umum tentang pekerjaan mereka, tetapi juga bagaimana pandangan pribadi mereka tentang pekerjaan yang mereka lak ukan ‘. Dengan kata lain jika hendak menentukan status pekerjaan kitan harus mengetahui bagaimana pandangan pribadi seseorang terhadap pekerjaan yang dilakukannya.
Kritik-Kritik Terhadap Penelitian – Penelitian yang telah dilakukan .
Berbagai penelitian terhadap status jabatan atau pekerjaan telah banyak dikritik orang, karena para peneliti sebenarnya mencoba membentuk berbagai perbedaan yang secara normal sebenarnay tidak ada kedalam masyarakat. Reiss pada tahun 1959, menegaskan bahwa ;skala status pekerjaan dibuat hanyalah berdasrkan penaksiran yang ternyata tidak menghasilkan suatu skala yang unidimensial untuk semua pekerjaan, dan sesungguhnya status itu merupakan suatu gejala multidimensional dan demikian pula halnya dengan indicator dari status bersifat multimensional. Pada tahun 1959, Moris dan Morphy telah menggunakan istilah status untuk mengklasifikasikan pekerjaan secara horizontal , dimana pekerjaan diklasifikasikan berdasarkan fungsinya. Perbedaan Status
perbedaan didalam penentuan suatu status boleh saja disebabkan adanya analisa terhadap sumber-sumber yang berbeda. Misalnya , suatu pekerjaan dapat memberikan suatu status dikarenakan imbalan yang di berikannya baik secara
ekonomis maupun psilologis , atau karena prestise , kekuasaan dan pentingnya fungsi pekerjaan tersebut dalam masyarakat ; Pellegrin dan Bates1959;. Permasalahan yang lebih luas lagi ialah bagaimana pengaruh perbedaan status didalam lingkungan kerja terhadap lingkungan luar pekerjaan. Suatu pekerjaan yang berstatus tinggi dapat membantu seseorang untuk memasuki kegiatan yang memiliki prestise tinggi, misalkan , perkumpulan golf,
karena
status individu yang dipegangnya bersifat ;‟portabel.‟ Dilain pihak, moativasi untuk melakukan aktivitas diluar
pekerjaan sering hanyalah bertujuan
mendapatkan status , misalnya seseorang yang berkecimpung dalam kegiatan agama atau kegiatan dikampungnya. PENGARUH SISTEM STRATIFIKASI TERHADAP INDUSTRI
Perusahaan-perusahaan
industry,
baik
secara
kolektif
maupun
individual,memiliki suatu system stratifikasi yang memiliki aspek-aspek internal Dan eksternal. Secara internal, pekerjaan bisa dibagi
berdasarkan fungsinya
didalam perusahaan. Secara eksternal, kita harus meninjau stratifikasi status didalam masyarakat ,
dimana seeorang sering memiliki hak-hak istimewa
berdasarkan jabatannya di tempat kerj. Sebagai contoh, dari hasil survey nasional yang dilakukan oleh inggris, diketahui bahwa pekerjaan biasa mendapat tekanan yang keras untuk terus hadir dalam pekerjaannya. Jika mereka mangkir maka gaji mereka akan dipotong. Tetapi jika pihak manajer mangkir maka potongan gaji yang dilakukan sangat sedikit, padahal untuk mengoperasikan pekerjaan secara normal minimal diberlakukan kehadiran 98 persen pekerja bisa dan hanya memerlukan minimal kehadiran 6 persen manajer. ; Field, 1974,hal 33; . dalam pemberian uang pensiunpun terdapat perbedaan. Sebagai contoh para manajer mendapatkan uang pensiun sebanyak tiga kali lipat uang pensiun para pekerja biasa ; Westergaard and Rester,1976, hal 90;.
Banyak manajer menghendaki agar jam kerja dan hak istemewa mereka dibedakan dengaan jam kerja dan hak para pekerja biasa. Cemensts ; 1958; menyatakan bahwa posisi manajer senior cenderung diisi oleh orang-orang yang memiliki latar belakang tingkat social yang tinggi dan memiliki tingkat pendidikan yang memadai serta telah berpengalaman. Sesungguhnya para pekerja biasanya pun menghendaki suatu peningkatan status. Mereka yang pindah ke pekerjaan lain dengan tingkat upah yang sama, tetapi tingkat status yang rendah ,sering merasa kecil hati; Brown
, 1954, hal
140;. Standar konsumsi merupakan suatu cirri status yang mudah dipahami dari kelas pekerja tak dapat di sangkal lagi, mirip dengan standar komsumsi kelas menengah ; walaupun strata social dan hubungan-hubungan otoritas didalam industry tidak mengalami perubahan apapun. Goldthrope dan rekan-rekannya ;1968 a, hal 78; menyatakan ; Walaupun jumlah pekerja biasa
sangat besar, sehingga posisi mereka didalam
pekerjaan dan pengendalian manajemen cukup berpengaruh, tetapi secara
individual mereka selalu merasa dirinya termasuk kedalam kelas ‘pekerja biasa’ padahal pihak perusahaan sendiri tidak memandang mereka secara individual, tetapi secara kolektif, sehingga sesungguhnya bisa berbuat dalam mengubah statusnya.
Tannenbaum dan koleganya ;1979; menyimpulkan bahwa partisipasi dari semua pihak adalah basis utama untuk memperkecil pengaruh hirarki dan menghilangkan ataupun paling tidak mengurangi perbedaan status. banyak partisipasi
Semakin
perusahaan akan semakin bersifat social dan semakin
memungkinkan terbentuknya persamaan.
Tetapi dalam perusahaan kapitalis
ternyata tingkat hirarki tidak lebih banyak dari pada perusahaan sosialis. Teori Stratifikasi dan Industri
Teori statifikasi dan teori kelas social telah mengalami cukup banyak kemajuan ;Mac Kenzic, hal 176;. Berbicara mengenai masalah perbedaan antar kelas termasuk
masalah
stratifikasi , sebaiknya kita kembali pada para ahli sosiolog amerika yang telah menganggap masalah stratifikasi ini sebagai sebuah polemic yang banyak menarik perhatian orang. Perbedaan tentang stratifikasi ini kebanyakan berkisar tentang masalah apakah stratifikasi itu merupakan suatu yang tak terhindarkan dalam masyarakat ataukah sengaja dibuat oleh individu-individu atau kelompok tertentu dalam masyarakat. Pada tahun 1945, Davis dan Moore mengetengahkan teori mereka tetang stratifikasi. Mereka mengatakan bahwa‟ ada suatu kebutuhan universal untuk membentuk suatu stratifikasi
dalam masyarakat‟.
Stratifikasi
muncul
disebabkan oleh perbedaan posisi yang kemudian menimbulkan perbedaan tingkat fungsional dalam masyarakat. Statifikasi adalah suatu hal yang tidak bisa terhindarkan. Dalam tahun 1953, tumin bertanya tentang logika dari anggapan bahwa pebedaan fungsional adalah suatu hal yang tak dapat di ukur dan bersifat intuisif. Diapun bertanya pula tentang ke abstrakan kriteria untuk menentukan stratifikasi yang berdasarkan kekurangan tenag-tenaga yang berbakat dalam masyarakat. Ia mengemukakan argumentasinya bahwa dalam kenyataanya, kebanyakan system stratifikasi justru menghambat perkembangan bakat dan kemampuan individu dalam masyarakat. Huaco mencoba mengabaikan teori davis- Moore dengan mengatakan bahwa teori tersebut tidak mampu menjawab berbagai keritikan yang dilancarkan terhadapnya. Maka selanjutnya Huaco menerangkan teori stratifikasi berdasarkan 3 postulat, yaitu; 1. Imbalan yang tidak sama yang dikaitkan dengan perbedaan
posisi
adalah penyebab mobilitas individu untuk mendapatkan posisi tertentu. 2. Eksistensi dan operasi keluarga adalah penyebab timbulnya status .
3. Terbatasnya
tenaga-tenaga
bermutu
menyebabkan
timbulnya
stratifikasi. Sampai saat sekarang para ahli teori social action belum mengembangkan suatu teori tentang stratifikasi, walaupun sesungguhya tidak sulit bagi mereka untuk berbuat demikian. Eksistensi stratifikasi dalam masyarakat terletak pada mayoritas anggotanya yang melegalisir perbedaan didalam wewenang atas kekuasaan pada setiap strata. Posisi puncak pada strata tinggi ; manajer, pemimpin dsb ; tidak mungkin ada tanpa dukungan mayoritas strata paling bawah ; tenaga pelaksana , bawahan, dan sebagainya.