1. Impaksi
Gigi impaksi atau gigi bungsu adalah gigi yang gagal erupsi ke dalam
lengkung rahang pada kisaran waktu yang diperkirakan. Suatu gigi
mengalami impaksi akibat gigi tetangga, lapisan tulang yang padat, atau
jaringan lunak yang tebal dan menghambat erupsi. Karena gigi impaksi
tidak erupsi, maka akan tertahan seumur hidup pasien kecuali dilakukan
pembedahan untuk mengeluarkannya. Namun, harus diingat bahwa tidak semua
gigi yang tidak erupsi dinyatakan mengalami impaksi. Jadi, diagnosis
impaksi membutuhkan pemahaman tentang kronologi erupsi, serta faktor-
faktor yang mempengaruhi potensi erupsi.(1)
1.2 Impaksi Caninus
Pertimbangan umum – impaksi caninus sering terjadi karena terlukanya
kepala dan pengaruh saraf pertama, kedua, dan ketiga dari Saraf Kelima.
Gigi kaninus merupakan yang terbanyak mengalami impaksi setelah gigi
molar ketiga maksila dan mandibula. Insidensi 0,92% dari total gigi
impaksi. Gigi ini sebaiknya diangkat pada awal ditemukan. Beberapa
impaksi caninus sangat dalam tertanam dan bersinggungan dengan gigi
tetangga, memungkinkan gigi berada di luar lengkung rahang. Ini adalah
indikasi untuk dilakukan pembedahan. Resorpsi akar gigi pada impaksi
caninus adalah menggunakan tekanan yang menimbulkan kondisi tidak nyaman.
Perluasan tekanan dapat juga melibatkan pulpa insisive dan molar pertama.
Tekanan dari gigi dapat merangsang.(2) (dari buku ully)
Gigi kaninus rahang atas yang sangat beragam sangat berkaitan dengan
hubungan mereka dengan gigi lain dalam lengkung ketika mereka impaksi
bahwa tidak mungkin untuk mengadopsi teknik standart untuk insisi
pengangkatan. Sayatan, pendekatan pada gigi, penghapusan struktur tulang
, dan metode penghapusan gigi, bergantung sepenuhnya pada jenis impaksi.
Sebagai tindakan preoperatif, bagaimanapun, gigi tersebut harus jelas
lokal dan rencana pasti prosedur yang diadopsi untuk kemudahan tertentu
di tangan. Flap harus diaktifkan kembali cukup lebar sehingga akan ada
akses ke impaction, dan sehingga ketika flap dikembalikan menjadi posisi
itu akan beristirahat langkan padat tulang, dan traumatism pada jaringan
lunak tidak akan terjadi..(3)
1.2.1 Etiologi(4)
terbagi menjadi 2 yaitu lokal dan sistemik.
1. LOKAL:
a. prolonged deciduous tooth retention,
b. malposed tooth germs,
c. arch-length deficiency,
d. supernumerary teeth,
e. Odontogenic tumors
f. abnormal eruption path,
g. cleft lip and palate
2. sistemik:
a. Syndrome cleidocranial dysplasia
b. Defisiensi endokrin
c. Down syndrome
d. Radiasi
1.2.3. Diagnosa klinis
Inspeksi : gigi tidak dalam posisi normal/ absen
1.2.4. Radiologis
Diagnosa klinis harus ditunjang dengan pemeriksaan radiograf.
a. Pemeriksaan radiograf harus memberikan gambaran dari sumbu panjang
gigi kaninus, posisi dari mahkoa dan apeks akar terhadap gigi
tetangga pada dimensi vertikal, mesiodistal dan labiopalatal.
b. gigi kaninus impaksi dapat dievaluasi secara akurat dengan menggunakan
2 foto periapikal dan 1 foto oklusal.
c. Pada foto polytomogram dapat didiagnosa resorpsi akar secara akurat
d. Untuk evaluasi secara optimal dari gigi kaninus yang ektopik
didapatkan pada usia 10-13 tahun.
e. Pada sebuah penelitian membandingkan radiograf konvensional dengan CT
scan, menunjukkan ct lebih baik untuk menampilkan bentuk gigi dan akar
serta relasi mahkota dengan akar, inklinasi dari gigi.
f. Untuk menentukan posisi dari gigi kaninus yang impaksi dapat
dipergunakan radiograf dengan cara menggeser tube secara horizontal.
g. Jika gigi yang tidak erupsi bergerak pada arah yang sama maka gigi
terletak di lingual atau palatal.
h. Jika gigi bergerak pada arah yang berlawanan dengan tube maka gigi
terletak di bagian bukal/fasial.
i. Jika digunakan dua radiograf yang diambil dari angulasi vertikal yang
berbeda maka objek yang terletak di sisi bukal akan berada di inferior
bila sinar diarahkan ke inferior.
j. Sedangkan bila objek berada di lingual atau palatal akan bergerak ke
superior.
k. Foto periapikal dan oklusal akan memberikan dua gambaran yang berbeda
dari gigi.
Gambar 1.
Gambaran Rontgen Impaksi Gigi Caninus Rahang Atas(5)
1.2.5 Terapi
untuk gigi lainnya terutama gigi kaninus maxilla dan mandibula
terutama:
1. surgical exposure (dengan atau tanpa alat ortodontik)
2. transplantation
3. removal
Terapi : berdasarkan evaluasi klinis dan radiologis ; faktor resiko
Pembedahan : gigi dengan kumpulan gejala, (infeksi, pembentukan
kista, resorpsi akar gigi tetangga&/ gigi impaksi)
Terapi untuk gigi asimptomatik harus mempertimbangkan:
a. faktor usia
b. prevalensi kondisi patologis,
c. potensi komplikasi dan ketidaknyamanan dari terapi
d. faktor ekonomi, serta terapi lanjutan.
1.2.5.1 Surgical exposure
a. Prosedur ini memungkinkan gigi impaksi untuk erupsi secara alamiah.
b. Gigi diobservasi pasca prosedur ini selama 24 bulan (Öhman and Öhman)
c. Prosedur ini sering dikombinasikan dengan alat ortodonti ; 'guide'
gigi pada posisi ideal.
1.2.5.2 Transplantasi
a. Teknik ini digunakan pada pasien yang tidak dapat dilakukan perawatan
ortodonti ckonvensional untuk menggerakkan gigi kaninus atau premolar.
b. Sagne & Thilander menganjurkan teknik dengan exposure yang luas pada
gigi impaksi, kemudian gigi dipindahkan pada possisi lengkung yang
normal dan kemudian dilakukan stabilisasi dengan alat ortodonti.
c. Perawatan Endodontic dimulai pada minggu ke 6-8 dari prosedur ini
dengan menggunakan pasta kalsium hidroksida.
d. Pengisian saluran akar dilakukan satu tahun setelah transplantasi.
1.2.5.3 Surgical removal
Prosedur ini ditempuh apabila tidak tersedia metode terapi lainnya.
1.2.6 Macam-macam posisi impaksi caninus (2)
Disamping posisi anomali impaksi caninus yang ditemukan di mulut,
seperti di dinding naso-antral maksila, atau miring ke bawah ke arah
tulang bawah mandibula. Gigi ini biasanya terlihat mengikuti hubungan
dengan lengkung gigi dan gigi tetangga:
a. Posisi Labial – caninus terletak di daerah labial insisive, dengan
tonjolan di bawah mukosa menunjukkan lokasi lebih ke permukaan.
Mahkota dapat tertutup kontak gigi insisive, atau tingginya akar
insisive. Gigi dapat terletak horisontal atau sangat bersudut.
b. Posisi Palatal – caninus terletak di daerah palatal insisive, salah
satu permukaan terlihat dari area mahkota di atas mukosa, atau sangat
dalam pada hubungannya dengan akar insisive.
c. Posisi interlock – caninus terletak di sisi labial, di sisi palatal.
Mahkota dapat terlihat di antara labial insisive, dengan akar lurus di
palatal. Disini permukaan oklusal dapat tinggi atau rendah, seperti
impaksi di tempat lain.
d. Posisi subapikal – impaksi caninus dapat tertanam dalam di bawah akar
gigi tetangga, dengan tidak berkontak dengan gigi lainnya. Gigi
terletak di pertengahan antara bukal dan palatal tulang, atau
seluruhnya di labial, atau seluruhnya di palatal.
1.3 Prosedur Pembedahan Untuk Impaksi Caninus Maksila(2)
a. Impaksi labial
Insisi pada flap muco-periostel dengan dibuat garis lebar di bawah
tonjol labial mahkota yang membantu menunjukkan jalan bagi operator.
Insisi tidak luas pada outline gingiva margin, walaupun kadang-kadang
flap yang luas sangat membantu. Ujung mahkota ke arah akar insisive
central, dan badan impaksi caninus meluas ke belakang dan lebih ke
sudut atas molar.
Setelah flap muco-periostel, mengebor sampai dinding alveolar bagian
labial mahkota, dan dilengkapi dengan mengelilingi mahkota. Pembukaan
tambahan adalah pengeboran ke dalam tepi cemento-enamel gigi impaksi,
cukup dalam, agar dapat membebaskan bagian mahkota.
Kesimpulan dari pelepasan gigi, sekeliling alveolar diratakan ke
bawah dengan rongeur, bur dan curret, mengairi luka dengan cairan
saliva normal, dan mengembalikan flap ke titik awal dengan penjjahitan
yang sesuai.
Gambar 2.
Impacted maxillary canines, buccally displaced(3)
b. Impaksi palatal
garis insisi lebih tepat untuk pembedahan caninus yang berada di
palatal yang berdekatan dengan gigi tetangga. Flap digambarkan dan
tulang yang melapisi mahkota dibur. Ini memperlihatkan secara umum
lapisan tulang menjadi tipis serentak berjalan dari mahkota dan ke
arah akar.
Ketika jumlah lapisan tulang yang diangkat cukup dengan bur bulat
besar, pengeburan dapat digunakan ke daerah cemento-enamel untuk
persiapan yang mudah untukmengangkat mahkota dari akar. Tidak perlu
mengangkat tulang dekat tepi insisal caninus. Untuk mengangkat
mahkota, dilakukan pembukaan dengan mengebur tulang hingga akar.
Mengembalikan gambaran muco-periosteum, penjahitan adalah tidak
tepat. Jika pasien mengijinkan menyingkirkan dengan golongan gauze
sponge untuk luka dan dipertahankan selama 10 sampai 20 menit, flap
akan bertahan pada tempat bekas bekuan darah.
c. Teknik untuk posisi interlock
Ini sering ditemukan pada impaksi caninus dimana mahkota di palatal
dan akarnya di labial. Ketika gigi dalam posisi impaksi, ini adalah
pembedahan yang sangat rumit.
Pembagian gigi menjadi dua bagian memudahkan pelepasan, dan
mengakhiri dengan mengebur adalah pekerjaan yang sangat mudah dan
efektif. Ini adalah hal pertama yang tepat, tentu saja, untuk membuka
gigi impaksi memerlukan perluasan dengan mengangkat lapisan
tulang.Untuk pengangkatan tulang yang hati-hati tanpa melukai gigi,
operator mendorong gigi dengan menggunakan pemotong mesin yang lebih
baik dibangdingkan prosedur mallet-chisel.
d. Impaksi subapikal
Pembedahan gigi ini tidak serumit impaksi gigi posisi interlock,
karena pelaksanaanya bebas dari bahaya yang menimbulkan trauma pada
gigi tetangga. Hubungan sulit dengan operasi untuk impaksi gigi
ditemukan hanya ketika permintaan untuk melindungi gigi tetangga.
Dimana impaksi subapikal, akan ditemui pada sisi labial maksila.
Jumlah lapisan tulang yang diangkat tergantung perluasan sudat gigi
impaksi. Jika gigi terletak horisontal, ini akan memudahkan
pengangkatan dibandingkan jika gigi inklinasi ke arah atas ridge infra-
orbital.
1.4 Impaksi Caninus Mandibula(3)
1.4.1. Lokalisasi
Impaksi caninus rahang bawah tidak sesering impaksi caninus
rahang atas. Gigi impaksi kaninus mandibula biasanya berbaring di sisi
bukal dari lengkungan atau jauh di rahang bawah. Cukup sering gigi ini
terlihat dalam posisi horizontal tetapi terkadang gigi ini juga dapat
ditemukan dalam posisi vertikal atau bersudut siku-siku atau di posisi
lain. Sangat penting untu melokalisasi impaksi ini dan ini paling baik
dilakukan secara intraoral roentgenogram lingual dan tampilan
roentgenogram oklusal. Dalam beberapa kasus roentgenogram ekstraoral
diperlukan dan dalam beberapa kasus tampilan stereoskopik juga
diperlukan.
1.4.2. Insisi dari Jaringan Lunak
Sayatan untuk mengembalikan flap gusi tergantung pada posisi
impaksi itu. Dimana impaksi ini jauh dari perbatasan gingiva, sebuah
sayatan semilunar atau semicircular di antara margin gingiva dan apeks
akar harus dibuat di atas gigi yang terkena impaksi dan dengan menarik
flap ke atas sebanyak alveolus yang mungkin terlihat. Akses ke gigi
kemudian dapat dibuat dengan white hand bone chisel No. 1-M atau
dengan mallet dan chisel.
Jika gigi sudah dekat perbatasan gingiva flap harus dikembalikan, sama
dengan teknik terbuka. Hal ini biasanya baik untuk membuat dua
sayatan, satu sayatan mulai dari arah mesial di perbatasan gingiva dan
berjalan ke bawah dan ke depan, dan sayatan lainnya di perbatasan
gingiva bagian distal lalu ke belakang dan ke bawah. Posisi flap
seperti ini dan tingkatan flap tergantung sepenuhnya pada impaksi
tersebut. Flap harus mencakup tulang baik di luar daerah operasi
sehingga ketika flap dikembalikan flap tersebut akan terbentang pada
struktur tulang padat dan istirahat dalam posisinya.
1.4.3 Pengangkatan Struktur Tulang
Pengangkatan dari struktur tulang diatasnya dapat dicapai dengan
chisel / pahat No 1-M S.S. white hand bone atau tangan dengan mallet
dan chisel. Ada beberapa kasus-kasus ekstrim di mana burr dengan mesin
akan menjadi keuntungan besar. Mahkota gigi harus terpapar baik dalam
rangka memfasilitasi pengangkatan. Dalam beberapa kasus tertentu akan
menguntungkan untuk memisahkan mahkota di atas akar oleh pukulan
terarah dari mallet dan chisel atau dengan burr.
1.4.4. Pengangkatan Gigi
Setelah gigi terlihat/terpapar dengan baik, bisa diangkat dengan
elevator No. 11-M S.S. dengan gerakan wedging. Setelah gigi sudah
mulai kendur/ goyang, bisa digenggam dengan rongeur No. 1-M, dan
diangkat.
Cukup sering impaksi caninus mandibula terlibat di daerah kistik atau
di daerah patologis. Teknik terbuka (open view technic) akan
memungkinkan operator untuk mengangkat semua jaringan patologis
setelah pengangkatan gigi.
Dalam kasus impaksi kaninus mandibula yang dalam yang mendekati batas
bawah mandibula, sebaiknya gigi diangkat dari dalam mulut daripada
melalui insisi eksternal. Hal ini biasanya dapat dilakukan dengan
membuat sayatan semilunar atas gigi tersebut, retraksi jaringan,
mengangkat plat luar mandibula sebanyak mungkin di atas gigi agar gigi
terlihat, dan tip keluar dari posisi dengan elevator yang cocok. Dalam
kasus ini diperlukan sayatan yang besar dan memiliki pandangan terbuka
dalam pengangkatan tulang, sehingga gigi dapat terlihat dan kemudian
ujung gigi keluar dari posisi dengan tekanan sesedikit mungkin.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
1. Impaksi. http://asepbikers.blogspot.com/2010/06/gigi-impaksi.html
2. Hayes, Michael A. 1985. Exodontia. Philadelphia : Lea & Fager.223-232
3. Mead Sterling.1946. Oral Surgery third edition. Washington D.C. The
C.V.Mosby Company, 575-585,596-598.
4. Impksi Caninus. http://www.bugisbagus.com/2010/06/impaksi-
caninus.html
5. Impaction Canines Roentgen. http://periodontist.org/wp-
content/gallery/cuspid-exposure/cuspid_exposure-10.jpg ( 4Desember
2011)