Teknik Teknik ikat celup dalam bahasa Afrika adalah adire, dalam bahasa India bandhana, dan dalam bahasa Jepang shibiro. Istilah tersebut sudah digunakan digunakan selama berabad-abad untuk menggambarkan cara membuat desain pada kain, yang disebut seni ubar ikat/ikat celup/jumputan/tie dye. Pada proses pembuatan motif ini, kain dijumput pada beberapa bagian tertentu, kemudian diikat dengan karet atau tali lalu di celup. ain akan menyerap !arna kecuali bagian-bagian yang diikat. "engan demikian terbentuklah pola-pola pada kain. #eni ikat celup/jumputan merupakan salah satu cara untuk mencegah terserapnya $at !arna oleh bagian-bagian yang diikat.
Benua Asia merupakan sumber sejarah sejara h dari kebudayaan kain dan tenun di dunia. Salah satunya ialah kain ikat-celup. Dibeberapa negara Asia Timur, seperti; India, Cina, dan epang, kain tradisi!nal dengan m!ti" ikat-celup sudah dikenal beberapa abad yang lampau, sebagai kain yang mempunyai makna dan symb!l tradisi. #ain dengan teknik ikat-celup diperkirakan berkembang di Cina dan $ersia yang dibuktikan !leh adanya jalur sutera dan penggalian kuburan #erajaan. $ada $ada jaman dinasti Tang, Tang, tahun %&'-()% *, telah dikenal dikenal teknik ikat-celup sebagai bagian dari cara-cara menciptakan ragam hias dan m!ti" di atas permukaan kain. Dari daratan Cina, budaya ikat-celup atau jumputan menyebar ke epang sebagai bahan bahan busana. Busana ka"tan dan sari yang menjadi pakaian adat di India memerlukan kain-kain berukuran berukuran panjang serta sert a +arna-+arna untuk meningkatkan keindahannya. Dari beberapa sumber yang diyakini, pr!ses teknik jumputan ternyata merupakan tradisi tertua yang berasal dari $eru yang kemudian menyebar ke *eic! hingga bagian barat daya Amerika Serikat. asil penernuan dari bebrapa ilmu+an ternyata teknik ikat-selup asal $eru lebih banyak ragamnya dibanding Asia Timur terutama dari segi material, mate rial, simb!l, serta kualitas kain dan teknik pe+arnaannya. Seni ikat celup berasal dari timur auh, diperkirakan sejak ))) tahun sebelum *asehi, terdapat !rang /!ma yaitu salah satu
bangsa pertama yang mengimp!r kain dari daerah Timur. #arena terpes!na !leh cara me+arnai kain katun India dan kain sutera halus China. *eskipun teknik ikat celup itu tampaknya rumit, namun lambat laun kemudian teknik ikat celup ini digunakan dan menyebar di negara China dan $eru. %eberapa ahli berpendapat bah!a seni ikat celup ditemukan secara terpisah di berbagai bagian dunia. "i India, china, Jepang, Amerika #elatan, dan Afrika banyak orang desa yang masih mempunyai tempat lingi bak-bak untuk pencelupan, yang besarnya mencapai dua meter persegi yang berisi $at pe!arna ber!arna!arni. %eberapa kain yang sudah diikat dan dicelup kemudian di bilas di dalam air sungai, kemudian dibentangkan sampai kering. Ada kain yang diikat dan dicelup sampai delapan kali, hal ini tergantung pada rumitnya pola yang ingin dibuat.
P&'(&)TIA' IAT *&+P *elup ikat merupakan ragam hias kain yang dibentuk melalui proses celup rintang. Teknik ini membentuk corak dengan menutupi bagian kain yang tak ingin ter!arnai karena pencelupan. *elup ikat menggunakan tali, benang dan karet sebagai bahan penghambat atau perintang !arna.
J&'I# J&'I# IAT *&+P "I %&%&)APA '&(A)A "i 'usantara terdapat sejumlah daerah penghasil kain celup ikat yang cukup menonjol. asing-masing daerah memiliki nama tersendiri untuk teknik ini. "i Palembang, kain ragam hias celup ikat disebut kain pelangi atau cinde. #ementara itu, di %anjarmasin, alimantan #elatan, kain dengan teknik ini dikenal dengan nama sasirangan. "i pulau Ja!a, pembuatan kain celup ikat dikenal dengan nama jumputan atau tritik . eski letak masing masing daerah penghasil kain celup ikat tersebut saling berjauhan, pemasarannya tidak terbatas. #eringkali ditemukan kain pelangi buatan Palembang dipasarkan di daerah ogyakarta, begitu pula sebaliknya. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat celup ikat terdiri dari kain, $at pe!arna, tali untuk mengikat, serta alat bantu untuk proses pencelupan.
Alat pengikat yang digunakan telah berubah. Dahulu
menggunakan daun l!ntar, dan saat ini menggunakan tali ra0a. $ada dasarnya keseluruhan tali pengikat haruslah menggunakan bahan yang kedap air. anya penggunaan 1at pe+arna yang kemudian disesuaikan dengan perkembangan tekn!l!gi. Dulu teknik ini menggunakan 1at pe+arna alami. #ini celup ikat meman"aatkan 1at pe+arna sintetis seperti naphtol, indigosol, dan 1at +arna reakti" lainnya. Akhir-akhir ini kesadaran manusia telah kembali ke alam, maka 1at pe+arna alami mulai digunakan lagi. %&%&)APA IAT *&+P "I I'"'IA IKAT CELUP DARI PALEMBANG
)agam hias yang terdapat pada kain celup ikat Pelangi terbentuk melalui proses jelujur sesuai dengan bentuk yang diinginkan. mumnya ragam hias pelangi berupa aneka corak bunga bungaan, sulur atau paisley0corak dari Persia1, !ajit, serta titik-titik kecil sebagai pelengkap. Tidak jarang corak celup ikat Palembang ini diperkaya lagi dengan aneka sulaman dengan tambahan arguci 0payet1, manikmanik atau juga dengan prada0!arna emas1. 'uansa pelangi memiliki deretan !arna kemerah-merahan, seperti merah ros, merah jingga, merah cabai, atau merah coklat. "i samping itu, terdapat pula nada-nada !arna ke arah ungu, seperti 2iolet ,ungu kemerahan, ungu kebiruan, dan ungu muda yang dipadukan dengan merah ros. 3arna kehijauan dan kecoklatan menjadi pilihan ketiga dan keempat bagi para pembuat kain celup ikat dari daerah sungai usi ini. *'T4 IAT *&+P P&+A'(I
IKAT CELUP DARI KALIMANTAN
Sasirangan adalah kain adat khas %anjarmasin, alimantan #elatan, dan sudah dikenal sejak abad 56. #asirangan berasal dari kata sirang , artinya jahit jelulur. *orak-corak tertentu pada kain dibentuk dengan cara menjelujurnya terlebih dahulu. #ecara tradisional bahan pe!arna untuk kain sasirangan dihasilkan dari beberapa bagian tanaman, seperti daun, bunga dan akar. 3arna kuning berasal dari kunir 0kunyit1, !arna hitam dari buah labu, !arna coklat dari kulit kayu damar, !arna merah dari buah kesumba, dan banyak lagi !arna-!arna dari tetumbuhan lainnya. )agam hias khas sasirangan berbentuk jalur dan garis berkelok-kelok dengan berbagai !arna seperti pelangi. Proses pembuatannya memerlukan ketekunan dan kesabaran yang tinggi. arena itu, di masa lampau para pembuat kain sasirangan selalu menyelenggarakan selamatan sebelum mulai bekerja. #elain menampakkan citra artistik, ragam hias sasirangan juga mencuatkan kesan misteri. esan ini muncul karena bentuk coraknya yang seolah tidak jelas dan penuh nuansa. %ahkan kadang-kadang muncul efek tak terduga akibat ikatan atau jahitan yang tercelup !arna berbeda.
2arna dasar kain sasirangan biasanya lebih d!minan daripada +arna-+arna c!raknya. C!rak kain sasirangan pada dasarnya merupakan gambaran alam, tetumbuhan dan binatang. Ciri khas c!rak ini adalah garisgaris berliku-liku memanjang yang
kaya +arna dan nuansa. C!rak ini berbeda dengan ragam hias lainnya yang umumnya lebih besar dalam bentuk +ajit dan belah ketupat. 3ama-nama ragam hiasnya adalah, antara lain naga balimbur , bintang bertabur, kembang cengkeh, daun kangkung, kembang tapuk manggis, awan beriring dan masih banyak lagi. al ini mengisyaratkan bah+a gagasan mencipta ragam hias pada kain sasirangan ditimba dari alam seperti juga pr!ses kreati" karya-karya tradisi!nal, khususnya di 3usantara. IKAT CELUP JAWA TENGAH DAN YOGYAKARTA
Jumputan adalah nama yang diberikan pada kain celup ikat yang dihasilkan di daerahdaerah yang tersebar
di pedalaman a+a Tengah dan 4!gyakarta. Bahkan tidak jarang daerah-daerah di luar kedua pr!pinsi ini mulai mengerjakan jenis kain-kain ini dengan keunikannya masing-masing. $erkembangan ini lahir atas dasar kebutuhan pasar terhadap pr!duk tersebut, sehingga membangkitkan semangat ber+irausaha. umputan sudah sejak lama menjadi salah satu pr!duk kerajinan masyarakat secara turun temurun. enis kain celup ikat ini juga dibuat dengan meman"aatkan berbagai alat bantu, sehingga menghasilkan kain dengan ragam hias khas dalam anek+arna yang menarik. Bahan dasar yang digunakan adalah kain katun, blacu, m!ri, sutera dan akhir-akhir ini juga beberapa jenis kain dari benang serat sintetis. $engikatan bagian-bagian kain disebut nali dan pr!ses
pembuatan selanjutnya sama seperti yang dilakukan pada pelangi dan sasirangan. Bagian-bagian yang memerlukan jumlah pe+arnaan yang sedikit, dilakukan dengan cara colet . C!let adalah membubuhkan +arna pada sebagian bidang saja tanpa mencelup seluruh kain. al ini dilakukan untuk mempersingkat +aktu dalam menghasilkan aneka +arna tambahan. Bagian yang sudah dic!let kemudian diikat hingga kedap 1at air dan barulah seluruh kain dicelup. $enc!letan adakalanya dilakukan setelah seluruh pr!ses pencelupan selesai, yaitu setelah ikatan dibuka. Bagian-bagian yang masih ber+arna putih karena pada a+alnya terikat, kemudian dic!leti +arna-+arna sesuai selera. Taburan +arna-+arni tersebut memberikan penampilan khas jumputan.
IKAT CELUP DARI JAWA
)agam hias pada kain tritik dibuat dengan cara menjahit jelujur sehingga dihasilkan garis-garis yang terdiri dari titik-titik kecil atau pun titik-titik menyilang yang menyerupai ragam hias nitik pada batik."i Ja!a tehnik ini banyak di aplikasikan pada kain kembangan,biasa nya digunakan sebagai kemben.Tehnik tritik kadang dikombinasikan dengan tehnik batik yang di jumpai ada dodot/kampuh.
A. Ragam Batik ikan celup ilua! nege!i
IAT *&+P "A)I J&PA'( #hibori merupakan teknik tie dye yang sangat tua, telah ditemukan ribuan tahun yang lalu di Jepang. Persebaran shibori membagi periodesasi persebaran asal-usul kebudayaan Jepang. #hibori adalah istilah di Jepang untuk berbagai cara untuk menghiasi bahan tekstil dengan cara membuat pola pada bahannya dan menutup bagian tertentu sebelum dicelup. ata shibori berasal dari kata kerja shiboru, memeras, menekan. eskipun shibori termasuk kedalam golongan khusus dalam teknik pencelupan tekstil, tetapi peluasan kata kerjanya lebih menekankan pada pekerjaan yang dilakukan pada bahan, proses untuk memanipulasi bahan. %iasanya teknik lain menghasilkan permukaan dua dimensi, shibori dapat menghasilkan bentuk tiga dimensi dengan cara dilipat, dikisutkan, dijahit, dijalin, atau ditarik dan dipelintir. %entuk akhir bahan dengan menggunakan metode ini didapat dengan beberapa cara lain, yaitu dengan cara mengikat dan membuat simpul. #hibori seperti juga celup ikat di Indonesia pun mempunyai keistime!aan, dapat menghasilkan unsur !arna dan motif yang tidak terduga sekaligus menampilkan unsur-unsur tiga dimensi pada tekstur kainnya. aka dari itu upaya pemaksimalan potensi teknik shibori dengan hasilnya yang cenderung tidak
terduga tersebut harus dikembangkan, dipertahankan dan yang lebih utama direncanakan garis desain dan sejauh mana hasil tidak terduga itu harus diarahkan karena sebuah produk tekstil yang baik biasanya ditunjang oleh keserasian bentuk, !arna, teknik dan pemilihan material yang digunakan yang kesemuanya itu memerlukan unsur perencanaan yang matang. Prose asimilasi inilah yang nantinya akan terlihat jelas membedakan antara teknik shibori dari Jepang dan celup ikat di Indonesia.
IAT *&+P "A)I I'"IA Jenis tie-dye dipraktekkan terutama di negara dari )ajasthan dan (ujara, India. The BANDHANI Istilah ini berasal dari bahasa #ansekerta kata banda07untuk
mengikat71. %andhani juga dikenal sebagai Bandhej atau Tie "ye atau %andhni atau %andana, dll sesuai pengucapan regional. #eni %andhani adalah proses yang sangat terampil. Teknik ini melibatkan pencelupan kain yang diikat erat dengan benang di beberapa titik, sehingga menghasilkan berbagai pola seperti +eheriya, othra, &kdali dan #hikari tergantung pada cara di mana kain terikat. 2arna-
+arna utama yang digunakan dalam Bandhani alami. Bahkan semua +arna dalam BA3DA3I gelap, tidak ada +arna cahaya yang digunakan, dan latar belakang sebagian besar hitam 5 kain merah.
IAT *&+P "A)I A8)IA Adire adalah ikat celup dari Afrika yang dibuat dengan teknik resist dyeing yang dibuat oleh masyarakat oruba,di bagian barat daya 'igeria. Adire ini identik dari !arna birunya yang diperoleh dari pe!arna alami indigo. Ada 9 teknik dasar adire, tapi yang menggunakan konsep ikat celup hanya : yaitu adire oniko dan adire alabere.
IAT *&+P "A)I T4AI+A'" Mumee
udmee tie-dye berasal dari T"ailan. etode ini menggunakan bentuk dan !arna yang berbeda dari jenis lain tie-dye yang lain. Perbedaan lain adalah kebanyakan !arna dasarnya hitam.