IDENTIFIKASI FORENSIK Oleh: Nur Ahmad Hiday Hidayatullah atullah
DEFINISI •
•
Identifikasi adalah penentuan atau pemastian identitas orang yang hidup maupun mati, berdasarkan berdasarkan ciri khas yang terdapat pada orang tersebut. Identifikasi forensik forensik merupakan usaha untuk mengetahui identitas seseorang yang ditujukan untuk kepentingan forensik, yaitu kepentingan proses peradilan.
APA PERLUNYA??? •
•
•
•
Pemastian jati diri seseorang secara hukum Pemastian penyebab kematian seseorang secara resmi dan yuridis identifikasi jenazah tidak dikenal, jenazah yang telah membusuk, rusak, hangus terbakar dan pada kecelakaan massal, bencana alam atau huru-hara yang mengakibatkan banyak korban mati, serta potongan tubuh manusia atau kerangka Pembuktian klaim.
RUANG LINGKUP •
Kasus Forensik Pidana Ex: Pembunuhan, Pemerkosaan, Mutilasi, Ekshumasi dll
•
Kasus Forensik Perdata Ex: Paternitas, Bayi tertukar, Penculikan anak Asuransi, Pembagian warisan dll.
•
Kasus non Forensik Ex: Repatriasi, Kecelakaan, Bencana alam
METODE PEMERIKSAAN SECARA UMUM •
•
Identifikasi Primer pemeriksaan DNA, sidik jari dan gigi. Identifikasi Sekunder cara sederhana pakaian, perhiasan, KTP cara ilmiah medis
NB: minimal 1 identifikasi primer dan 2 identifikasi sekunder
METODE PEMERIKSAAN SECARA RINCI • • • • • • • • •
Metode visual Pakaian/Perhiasan Dokumen Medis Gigi Sidik jari DNA Serologi eksklusi
Pemeriksaan Medis/Antropometri • • • • • • • • •
Tinggi Badan Berat Badan Ukuran Badan Bentuk Telinga, Hidung, Dagu Warna Kulit Warna Rambut Warna Mata Kelainan/ Cacat Tatto
Gigi •
•
•
•
•
•
Odontogram Rahang Manual/ Ro Data Lain
Kelebihan : Pembusukan bisa dilakukan Kelemahan: Dental record terbatas di Indonesia.
Sidik Jari •
•
•
Sifat parennial nature
immutability
individuality
Kelebihan mudah secara massal, biaya murah, data ante mortem (+) Kelemahan pembusukan tdk bisa dilakukan
Pemeriksaan DNA •
•
•
•
•
DNA bersifat sangat bervariasi DNA lebih stabil DNA dapat diperbanyak dalam laboratorium walaupun sampel minim Bisa diambil dari sampel apa saja (darah, kuku, bukkal swab, tulang, otot, organ, rambut) Ketepatan pemeriksaan sangat tinggi (lebih dari 99,99 %)
Pemeriksaan Serologi •
Penentuan golongan darah
•
Diambil dalam tubuh korban bercak-bercak
yang terdapat pada
pakaian •
Ex: kasus perkosaan, tabrak lari, serta kasus bayi yang tertukar dll
Eksklusi •
•
pada kecelakaan massal dimana sebagian dapat di identifikasi sisanya di eksklusi Ex : kecelakaan pesawat terbang, kapal laut, kereta api dll
CARA-CARA IDENTIFIKASI •
Komparatif (data post mortem vs ante mortem)
•
Rekonstruktif (data ante mortem (-), hanya memperkirakan umur, gender, ras, TB, identifikasi khusus dll)
MACAM-MACAM IDENTIFIKASI •
Identifikasi sistem terbuka Ex: identifikasi korban pembunuhan tidak dikenal
•
Identifikasi sistem tertutup Ex: korban kecelakaan pesawat
•
Identifikasi sistem semi terbuka dan semi tertutup Ex: kecelakaan pesawat di malioboro, bus menabrak rumah warga
IDENTIFIKASI JENAZAH YG MEMBUSUK ATAU HANYA TULANG •
RAS
•
JENIS KELAMIN
•
UMUR
•
TINGGI BADAN
Penentuan Ras
No
TULANG
NEGROID
MONGOLOID
KAUKASOID
1
CRANIUM
Oval
Persegi
Bulat
2
KENING
Kecil dan melekuk
Miring
Menonjol
3
MUKA
Maxilla/ rahang atas menonjol
Lebar, datar, tulang pipi menonjol
Relatif sempit/kecil
4
EXTREMITAS
Extremitas atas relatif lebih panjang dibanding ukuran tubuh
Lebih kecil
normal
Penentuan Jenis Kelamin •
Penentuan pada orang hidup
•
Penentuan pada rangka
•
Penentuan dengan pemeriksaan histologik
Penentuan Umur •
•
•
Bayi baru dilahirkan - melalui panjang badan - melalui pusat penulangan Anak-anak dan dewasa sampai umur 30 tahun - melalui gigi - melalui penutupan garis epifisis Dewasa > 30 tahun - penyatuan sutura
Perkiraan umur dari panjang badan dengan rumus haase
Perkiraan umur dari pusat penulangan
Perkiraan umur dari gigi
Perkiraan umur menurut penutupan garis epifisis PRIA
Tulang humerus bagian distal
WANITA
14-15 th
13-15 th
Tulang radius bagian 14-15 th proksimal
13-15 th
Ulna bagian distal
18 th
17 th
Clavicula bagian medial
22 th
20 th
Perkiraan umur dari penyatuan sutura UMUR
PENUTUPAN SUTURA
20 – 30 tahun
Sutura sagitalis, koronarius dan lambdoideus
25 – 35 tahun
Sutura parieto-mastoid dan squamous
70 tahun
Sutura spheno-parietal
Penentuan Tinggi Badan tulang paha (femur) 27 persen dari tinggi badan tulang kering (tibia) 22 persen dari tinggi badan Tulang lengan atas (humerus) 35 persen dari tinggi badan tulang belakang 35 persen dari tinggi badan NB: pengukuran TB dgn formula ‘stevenson’ serta ‘Trotter dan Gleser ’ •
•
•
•
THANK YOU