HUMANIORA
A. DESKRIPSI
Humaniora merupakan suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari segala hal yang diciptakan atau menjadi perhatian manusia baik itu ilmu filsafat, hukum, sejarah, bahasa, teologi, sastra, seni dan lain sebagainya. Atau makna intrinsik nilai-nilai kemanusiaan (Kamus Umum Bahasa Indonesia). Dalam bahasa Latin, humaniora artinya manusiawi. Menurut Martiatmodjo, BS dalam “Catatan Kecil tentang Humaniora” dikatakan sebagai Ilmu Budaya Dasar yang merupakan mata kuliah wajib di Perguruan Tinggi dan merupakan
juga
terjemahan
dari
istilah
Basic
Humanities
atau
pendidikan
humaniora. Humaniora ini menyajikan menyajikan bahan pendidikan yang yang mencerminkan keutuhan manusia dan membantu agar manusia menjadi lebih manusiawi. Martiatmodjo menegaskan bahwa perlunya humaniora bagi pendidik berarti menempatkan manusia di tengah-tengah proses pendidikan. Dari sumber yang lain definisi humaniora adalah disiplin akademik yang mempelajari kondisi manusia, menggunakan metode yang terutama analitik, kritikal, atau spekulatif, sebagaimana dicirikan dari sebagian besar pendekatan empiris alami dan ilmu sosial.
Dalam arti arti yang paling umum, humaniora adalah kualitas, perasaan dan
kecenderungan, bukan saja deskriptif tetapi juga normatif. Dalam kaitan ini humaniora mempunyai konotasi perasaan dan perilaku manusia sebagai gentleman, gentleman, orang yang berbudi luhur dan sifat-sifat luhur yang melekat dengannya. Humaniora juga mempunyai konotasi budaya intelektual. Humaniora dimaksudkan juga studi, pelatihan, proses yang menghasilkan kualifikasi tersebut. Istilah inhumanitas diartikan sebagai not civilized , tidak berbudaya. Kata-kata yang berdekatan dengan humaniora, bahkan sering disama artikan, adalah sebagai berikut:
Humanitarian (kata sifat)
Memfokuskan
pada
kebutuhan
manusia
dan
menghilangkan/mengangkat
penderitaan manusia. Berkaitan dengan pengabdian pada usaha-usaha kesejahteraan manusia dan dorongan untuk perubahan masyarakat ( social reform) = phylantopist, filantropis.
Humanitarianisme Pandangan, dasar-dasar, metoda dari humanitarian = filantropi. Keyakinan, bahwa
satu-satunya kewajiban moral manusia adalah bekerja untuk kesejahteraan kemanusiaan yang lebih baik (berdekatan dengan pengertian etik). Keyakinan bahwa kondisi manusia dapat mencapai kesempurnaan dengan upayanya sendiri, tanpa Tuhan.
Humanisme Keadaan atau kondisi atau kualitas sebagai manusia, makhluk berderajat tinggi.
Filsafat atau sikap yang menaruh perhatian terhadap manusia, perhatian dan pencapaiannya. Studi humaniora; ajaran tentang kesopanan dan budaya. Gerakan/budaya dan intelektual yang terjadi pada masa renaisans
Humanis Orang yang mengkaji humaniora, terutama mahasiswa tentang masalah-masalah
klasik.
Orang
yang
menaruh
perhatian
kepada
kajian
tentang
upaya
dan
kemampuan/pencapaian manusia. Pengkaji/mahasiswa tentang renaisans, atau pengikut dari paham humanisme
HUMANIORA MEDIS
Humaniora medis merupakan bidang interdisipliner medis dimana termasuk humaniora (literatur, filosofi, etika, sejarah dan bahasa), ilmu sosial (antropologi, studi budaya, psikologi, sosiologi), dan seni (literatur, teater, film dan seni visual) dan 7
aplikasinya terhadap edukasi dan praktek medis.
Humaniora dan seni memberikan pengertian yang dalam tentang kondisi manusia, penderitaan, kemanusiaan dan tanggung jawab kita satu sama lain, dan menawarkan perspektif sejarah dalam praktek medis. Perhatian terhadap literatur dan seni membantu dalam membangun dan memelihara kemampuan observasi, analisis, empati dan refleksidiri – kemampuan yang penting bagi pengobatan medis manusia. Ilmu sosial membantu kita memahami bagaimana biologi dan medis menempatkan diri dalam konteks sosial dan budaya dan juga bagaimana budaya berinteraksi dengan pengalaman individual akan kesakitan dan cara ilmu medis dipraktekkan. Sejak mahasiswa mulai memasuki Fakultas Kedokteran, seiring berjalannya waktu, situai dilema etik telah mulai bersentuhan sering dalam berbagai pertimbangan dalam mengambil keputusan. Masalah yang terkesan ringan namun lebih sering dan besar kemungkinannya ditemukan oleh setiap dokter adalah masalah etika terkait dengan indikasi medis, prefensi pasien, mutu hidup pasien, dan faktor kontekstual lain yang memperngaruhi. Harapan terhadap calon dokter, terutama yang tengan mengambil profesi dokter semakin diperinci, seperti yang dikutip dalam Pedoman Pelaksanaan Inernship Dokter Indonesia (2009), dimana beberapa butirnya pada Pendahuluan berbunyi :
Memikul tanggungjawab pelayanan pasien/ keluarga/ masyarakat sesuai dengan
kewenangan yang diberikan
Membuat keputusan profesional dalam pelayanan pasien/ keluarga/ masyarakat secara
memadai dengan memanfaatkan layanan diagnosis dan konsultasi.
Bekerja dibawh batas kewenangan hukum dan etika
Pengajaran etika umumnya ditujukan untuk pembinaan sikap mahasiswa Fakultas Kedokteran dalam bertindak terutama dalam melaksanakan tugasnya sehari hari jika mereka sudah berada di masyarakat, supaya menjunjung tinggi nilai Moral dan Etika serta selanjutnya adalah mempelajari sikap. Menurut Abbat (1980) yang dikutip oleh Edi Hartini Sundoro menyatakan bahwa, pembinaan sikap adalah bagian terpenting dari suatu program studi, tetapi sukar diajarkan dan sukar diukur keberhasilannya. Disamping itu juga memerlukan waktu. Karena itu pembinaan sikap sebaiknya dibentuk selama masa studi.
B.
Manfaat/Relevansi
Dokter adalah salah satu profesi yang berhubungan langsung dengan manusia sebagai lawan interaksinya. Karena itu seorang dokter harus mengetahui segala hal yang berkaitan dengan manusia, baik sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Salah satunya dengan pengetahuan humaniora ini. Sebetulnya, pengetahuan ini haruslah terintegrasi ke dalam seluruh kurikulum kedokteran (demikian juga semua pokok bahasan yang ada dalam blok ini harus diintegrasikan ke dalam tiap-tiap blok). Karena yang kita harapkan adalah lahirnya dokterdokter yang tidak saja kompeten dalam keilmuannya, tapi juga memiliki perilaku yang manusiawi, memperlakukan pasiennya seperti dirinya ingin diperlakukan. Tentu saja perilaku tersebut tidak akan muncul tanpa adanya pengetahuan tentang apa dan bagaimana sebetulnya sifat yang manusiawi itu. Agar Anda dapat memahami dan selanjutnya dapat menerapkan prinsip-prinsip yang terkandung dalam humaniora, maka Anda diperkenalkan dengan pengetahuan ini. Tentu, pengetahuan ini sendiri belumlah cukup untuk mencapai apa yang kita harapkan, tapi harus dipadukan dengan pengetahuan-pengetahuan lain yang akan dipelajari di dalam blok ini. Berbicara tentang humaniora, berarti berbicara tentang beberapa aspek yang memiliki pengertian yang saling berkaitan, di antaranya mengenai humanisme, etika, kebudayaan dan perilaku. Humaniora memberikan wadah bagi lahirnya makna intrinsik nilai-nilai humanisme. Humanisme sendiri adalah aliran yang bertujuan menghidupkan rasa perikemanusiaan/mencita-citakan pergaulan yang lebih baik. Ada juga yang berpendapat
humanisme sebagai sikap/tingkah laku mengenai perhatian manusia dengan menekankan pada rasa belas kasih serta martabat individu. Pengertian etika yang dipahami lebih luas di kalangan medis selama ini selalu menjadi jargon seorang dokter. Etika kedokteran dalam kamus kedokteran Stedman dirumuskan sebagai principles of correct professional conduct with regard to the rights of the physician himself, his patients, and his fellow practitioners. Dengan kata lain etika dalam kedokteran merupakan prinsip-prinsip mengenai tingkah laku profesional yang tepat berkaitan dengan hak dirinya sebagai dokter, hak pasiennya, dan hak teman sejawatnya.
REFERENSI
Samil, RS. Etika Kedokteran Indonesia. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohrdjo. Jakarta. 2001 Tu, U.M. Humanism and Ethics in Medical Practice, Health Service, Medical Education and Medical Research, dalam The First Myanmar Academy of Medical Science Oration. Myanmar.2001.