1. Buka prosper dan isikan dasa PVT (pada kolom kedua). 2. buka data “KE 38-1 DST#1 - Oil Interval” lihat sheet dengan nama P15 “Separator Analysis”
Pilih yang Bo nya paling kecil nilainya. Kenapa ? karena ini sumur minyak, jadi diharapkan STB nya lebih besar dibandingkan SCF nya. Jika dilihat dari data diatas maka nilai Bo yang paling ke cil yaitu 1.208 Kemudian pindah sheet ke sheet dengan mana P_16
Copy Data tersebut (yang ada Bo dengan nilai 1.208) ke dalam kolom prosper seperti dibawah ini
Untuk oil viscosity lihat pada sheet P_16 Jika sudah klik DONE Klik REGRESSION
Sebenarnya untuk parameter 1 bisa coba2 c orrelation dengan nilai yang mendekati nilai 1 dan parameter 2 mendekati nilai 0 (tapi semua bias dicoba coba untuk mematchkan data) Parameter 1 menggambarkan gradient Parameter 2menggambarkan Intercept (Perpotongan) Cara untuk tau apakah sudah matching atau belum dengan cara klik PLOT
Jadi titik2 biru adalah data, sedangkan garis merupakan hasil matchingan kita. Jadi usahakan garis mendekati titik2. 3. Untuk kolom IPR, Klik 2x pada kolom IPR ( kolom ketiga)
Jika sudah klik kanan atas pilih input data.
Untuk mengisi data diatas ada di data “notepad” ada di folder LUMPING dengan nama “ KE38-A09_net”
Untuk dietz shape factor lihat yang gambar lingkaran pada table dietz shape factor nanti lihat Cn. 4. Equipment Data Klik 2x pada kotak deviation survey. Karena kolomnya hanya sampai 20 saja, maka car anya klik filter…. Copy dari excel dengan nama “ Sumur X Desain Gas Lift ” ada di folder data gas lift dr phe wmo. Copy MD dan TVD nya aja DONE Klik 2x pada downhole equipment
Untuk mengisi lihat di excel dg nama well activities kemudian buka sheet dengan nama “schematic”, catat tiap terjadi perubahan diameter DONE Untuk kolom geothermal gradient bias diisi data surface dan subsurface aja
Untuk tau hasilnya dan mengecek benar atau tidak
Pilih summary Pilih draw downhole 5. Analysis Summary Klik 2x pada BHP from WHP. Cari yang data produksinya sesuai dengan Pr pd saat itu. Ex : Pr pd thn 2017 adl 423psig. Maka pilih data produksi kisaran thn 2017 (syarat mau mematchingkan data adalah data harus stabil. Disini saya lihat data produksi dan memilih tgl 16 sept 2017 sampai dgn 4 oct 2017. Klik calculate, klik export, pada report pilih “clipboard”pada For mat pilih “tab delimited” lalu klik print. Kemudian buka excel. Paste data2nya. Klik kotak ketiga pada prosper yaitu “IPR DATA”. Klik test data. Copy paste liquid rate dan BHPnya. DONE Pilih calculate, lihat jika semua titik2 biru mengenai garis IPR artinya data sudah matching. Tapi kalo blm bias diakali dengan disable data (titik2 ) yg memencar pada kolom test data. 6. Klik kotak pertama prosper “system summary”.pilih artificial lift method “ gas lift”. 7. Pada kotak keempat prosper klik 2x gas lift cont data. Isi sesuai data 8. Klik kotak kelima prosper, pilih BHP from WHP. Isi data gas lift gas rate, datanya dari file “ Data Produksi PHE 38A-9” lihat sheet 1, isikan data Qgas Injeksi.
Kemudian klik calculate, setelah itu kita akan mendapatkan data BHP yang baru. klik export, pada report pilih “clipboard”pada Format pilih “tab delimited” lalu klik print. Kemudian buka excel. Paste data2nya. Klik kotak ketiga pada prosper yaitu “IPR DATA”. Klik test data. Copy paste liquid rate dan BHPnya. DONE Pilih calculate, lihat jika semua titik2 biru mengenai garis IPR artinya data sudah matching. 9. Klik kotak kelima “analysis summary”pilih “system 3 variebles”. Isikan data yang ada, kemudian klik continue. Continue lagi kemudian klik calculate. Klik plot, pilih system plot.
DEEPENING GAS LIFT 1. Klik kotak pertama pada prosper, “system summary”. Well->Flow type -> pilih annular flow Disini kita menganggap tubing sebagai casing dan coiled tubing sebagai tubing. Prinsipnya kita menginjeksikan gas dibawah packer. Dengan cara melalui orifice, di orifice akan dipasang BHA Deepening Gas Lift. Ujung coiled tubing harus terendam static flow level. Static flow level bias didapatkan dari data tekanan reservoir terakhir, kemudian bagaimana caranya tiap penurunan kedalaman per ft gradiennya berkurang sebesar gradient air 0.4333 psi/ft, boleh j uga dianggap 0,465 psi/ft Jika sudah dapat SFLnya maka dikira kira dimana kita harus menentukan end of coiled tubing (yang penting dibawah packer, kalo bisa terkena SFL dan kalo lebih aman lagi sedikit diatas perforasi) Sebelumnya kita harus memastikan kalo hasil matchingan kita benar atau tidaknya. Caranya dengan mengasumsikan di downhole equipment. Kita buat tubing seolah olah menjadi casing dan yang menjadi tbing sendiri adalah coiled tubing ( masukkan juga restriksinya)
Kemudian klik kotak kelima system analysis “ system 3 variables”
Klik continue, continue, calculate, plot. Jika titik2 biru sudah berada ditengah maka ar tinya data sudah matching 2. Kemudian jika sudah balik lagi ke downhole equipment. Masukkan restriksi dari BHA Deepening gas lift.
3. Klik kotak kelima “analysis summary”pilih system 3 variable. Continue, variable 1 dikosongi. Continue -> calculate -> plot.
4. Jika dirasa Q sudah naik, maka berhasil. Jika belum maka coba cek r estriksi di downhole equipment nya. 5. Balik ke kotak system 3 variables -> continue -> untuk variable 1 pilih gas lift injection rate ( untuk melihat GLPC) . Klik Generate
Klik generate 6. Klik continue, calculate, sensitivity
Gas injeksi opt ada sekitar 2 mmscf/d, maka klik kotak keempat pada kolom atas, dan isikan gas injeksi 2 mmscf/d. dan untuk Gas lift valve depth isikan kedalaman coiled tubing. DONE
Kemudian coba ke snalysis summary, system 3 variables. Calculate lagi