Laporan Kasus
HOSPITAL-ACQUIRED HOSPITAL-ACQUIRED PNEUMONIA
Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Dalam Menjalani Kepaniteraan Klinik Senior Pada Bagian/SMF Pulmonologi dan Ilmu Kesehatan Respirologi Uniersitas S!iah Kuala RSUD Dr" #ainoel $bidin Banda $%eh &leh'
MUHAMMAD ADITHIA 1507101030255
Pembimbing'
dr. Anna Delana! S".P
#A$IAN%SM& PULMONOLO$I PULMONOLO$ I DAN DAN ILMU 'ESEHATAN 'ESEHATAN RESPIROLO$I RESPIROLO$ I &A'ULTAS &A'ULTAS 'EDO'TERAN UNI(ERSITAS S)IAH 'UALA ' UALA RSUD DR. *AINOEL A#IDIN #ANDA ACEH 201+
1
2
'ATA PEN$ANTAR PEN$ ANTAR
Puji dan s!ukur sa!a u%apkan kehadirat $llah S(T) karena berkat rahmat*+!a penulis H,"al-A/red Pne,na-" dapat men!elesaikan tugas analisis kasus !ang berjudul , H,"al-A/red
$nalisis kasus ini diajukan untuk memenuhi s!arat*s!arat dalam menjalankan Kepaniteraan Klinik Klinik Senior Senior Program Program Pendid Pendidika ikan n Dokter Dokter di Bagian Bagian Pulmon Pulmonolo ologi gi dan Ilmu Ilmu Kesehat Kesehatan an Respirologi Fakultas Kedokteran Uniersitas S!iah Kuala RSUD Dr" #ainoel $bidin" $bidin" Penulis mengu%apkan terima kasih kepada dosen pembimbing dr" $nna Deliana) Sp"P !ang !ang telah telah meluan meluangka gkan n .aktu .aktu dan member memberika ikan n masuka masukan n dan membim membimbin bingn! gn!aa dalam dalam men!usun laporan kasus ini sehingga penulis dapat men!elesaikan tepat pada .aktun!a" Penulis men!adari bah.a tugas analisis kasus ini masih jauh dari sempurna" &leh kare karena na itu) itu) saran saran dan dan masu masukk kkan an !ang !ang bers bersia iatt memb memban angu gun n dari dari semua semua piha pihak k sang sangat at diha diharap rapka kan n penu penuli liss demi demi ter%i ter%ipt ptan! an!aa kar! kar!aa !ang !ang lebi lebih h baik baik"" Semo Semoga ga tuga tugass ini ini dapa dapatt bermanaat bagi penulis dan pihak !ang memba%an!a memba%an!a
Banda $%eh) Desember 0123
Penulis)
Muhammad $dithia
#A# I
3
PENDAHULUAN
Pneumonia merupakan pen!akit ineksi saluran napas ba.ah akut pada parenkim paru" Pneumonia disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri) irus) jamur) dan parasit" Sedangkan ineksi !ang disebabkan oleh M!%oba%terium tuber%ulosis bukan termasuk bagian dari pneumonia" Ineksi saluran napas ba.ah masih tetap merupakan masalah utama dalam bidang kesehatan) baik di negara !ang berkembang maupun negara !ang sudah maju" 2 Ineksi saluran napas ba.ah terutama pneumonia menduduki peringkat keempat sebagai pen!ebab kematian tertinggi di dunia dan sekaligus pen!ebab utama kematian dari golongan pen!akit ineksi"0
Pneumonia digolongkan menjadi 4ommunit!*a%5uired pneumonia 64$P7 dan
8ospital*a%5uired pneumonia 68$P7" 4$P merupakan pneumonia !ang terjadi diluar ruang lingkup asilitas kesehatan" 4$P berbeda dengan 8$P !ang terjadi setelah seseorang masuk ke dalam rumah sakit lebih dari 9: jam" 4$P merupakan jenis !ang paling sering ditemukan pada ineksi pernapasan sedangkan 8$P merupakan kedua tersering setelahn!a" ;)9 8ospital*a%5uired pneumonia 68$P7 menga%u pada perkembangan ineksi parenkim paru*paru setelah setidakn!a 9: jam di rumah sakit) dan jika ineksi berkembang setelah pasien telah menjalani intubasi dan menerima entilasi mekanik untuk setidakn!a 9: jam) kondisi ini disebut entilator*asso%iated pneumonia 6<$P7"= Meskipun <$P umumn!a merupakan pen!akit berat) dengan pasien dira.at di unit pera.atan intensi 6I4U7) pasien tanpa diintubasi dengan 8$P dapat memiliki pneumonia baik ringan atau lebih berat" +amun) ketika pasien tidak menerima entilasi mekanik) seringkali sulit untuk mengumpulkan sampel dari saluran pernapasan ba.ah dalam untuk kultur penegakan diagnosis etiologis" Menurut $meri%an Thora%i% So%iet!) di $merika Serikat terjadi kasus 8$P = > 2= per 2111 pasien dan meningkat 3 * 01 kali pada la!anan intensi !ang menggunakan entilator" $ngka kematian pada 8$P antara ;1*?1@) keban!akan kematian disebabkan oleh pen!akit !ang mendasarin!a terutama pada pasien kritis"3 Berdasarkan data dari Panitia Pengendali Ineksi 6PPI7 RS"Dr"Sardjito Aog!akarta tahun 0120 terjadi ?1 kasus 8$P dari populasi berisiko seban!ak ;"??: pasien 6prealensi 2):=@7 dan 02"=1 total pasien !ang dira.at 61);0@7 dan meningkat menjadi 1);9@ pada tahun 012;" 3 Deinisi klinis dari 8$P mengharuskan pasien memiliki iniltrat radiograik parenkim paru baru atau progresi) di samping beberapa tanda bah.a iniltrat pada a.aln!a menular" 8al ini biasan!a membutuhkan kehadiran setidakn!a 0 dari tanda*tanda berikut' perubahan temperatur 6C;3 4 atau E;:"; 47) hitung sel darah putih C=111 sel / mm; atau 21"111 sel
4
/ mm;) atau mun%uln!a sputum purulen atau aspirasi endotrakeal" 4enters or Disease 4ontrol and Preention 64D47 menggunakan deinisi !ang sama) ditambah dengan temuan klinis lainn!a) seperti perubahan status mental) peningkatan sekresi pernapasan) onset batuk atau d!spnea baru) dan adan!a rales atau suara napas bronkial" Selain itu) deinisi 4D4 memungkinkan kehadiran konsolidasi radiograik atau kaitasi) selain kehadiran iniltrat paru*paru baru atau progresi"?
5
#A# II LAPORAN 'ASUS 2.1
2.2
Idena Paen
+ama
' Bapak D
Genis kelamin
' Haki*laki
Umur
' 31 tahun
Status
' Menikah
Suku
' $%eh
$gama
' Islam
$lamat
' Banda $%eh
Pekerjaan
' Petani
+o" RM
' 2*22*2=*?0
Tanggal masuk
' 1? Desember 0123
Tanggal pemeriksaan
' 01 Desember 0123
Anane Pena4
2.2.1 'elan Uaa6 Penurunan kesadaran 2.2.2 'elan Taaan6 Batuk sesekali 2.2.3 R8aa Pena4 Se4aran96
Pasien merupakan konsultasi dari bagian neurologi dengan diagnose I48S$8 traumatis dengan batuk e% susp pneumonia" Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran !ang dialami sejak 2 hari !ang lalu" $.aln!a pasien sedang dibon%eng oleh temann!a
dengan sepeda motor
!ang
kemudian terjadtuh
akibat hilangn!a
keseimbangan" Pasien bangun tidak sadarkan diri) tidak terdapat adan!a mual) muntah) dan kejang" Pasien batuk berdahak sejak 9 hari) dahak sulit dikeluarkan" Tidak terdapat ri.a!at batuk darah) sesak naas dan n!eri dada" Dalam 0 minggu terakhir demam naik turun" 2.2.: R8aa Pena4 Dal6
Sebelumn!a pasien tidak pernah pernah mengeluhkan hal !ang sama" 2.2.5 R8aa Pena4 'elar9a6
Tidak ada anggota keluarga pasien !ang menderita pen!akit seperti !ang dialami pasien" 2.2.+ R8aa Pea4aan Oa6
6
Ri.a!at minum &$T 6*7 2.2.7 R8aa 'eaaan S,al6
Pasien bekerja sebagai petani 2.3
Peer4aan Tanda (al
Keadaan umum' Sakit sedang*berat Kesadaran
' $patis
Tekanan darah ' 291/?1 mm8g Frekuensi nadi ' =: kali/menit Pola pernapasan ' $bdominal Thorakal Frekuensi
' 01 kali/menit
Irama
' Reguler
Kedalaman
' +ormal
&tot bantu napas' Tidak ada Suhu 2.:
' ;3)3 o4 di $Jilla
Peer4aan &4
Kulit
' Sa.o matang) ikterik 6*7) sianosis 6*7) edema 6*7
Kepala
' Rambut distribusi normal) sukar di%abut
(ajah
' Simetris) edema 6*7) deormitas 6*7
Mata
'Konjungtia palpebra inerior pu%at 6*/*7)sklera ikterik6*/*7)sekret 6*/*7) releks %aha!a langsung 6/7) releks %aha!a tidak langsung 6 /7) pupil isokor ; mm/;mm
Telinga 8idung
' +ormotia) sekret 6*/*7 ' Sekret 6*/*7) %aum nasi hiperemis 6 */*7) napas %uping hidung 6 */*7
Mulut
' Mukosa kering 6*7)sianosis 6*7
Heher
' Retraksi suprasternal 6*7) pembesaran KLB 6*7
T,ra4 aner,r
Inspeksi
Statis
' Simetris) bentuk normochest.
Dinamis
' Simetris) pernaasan abdominal thorakal) retraksi interkostal 6*/*7"
Palpasi
' Sulit dinilai
Perkusi
' Hapangan paru kanan dan kiri sonor
7
Auskultasi
Hap" paru atas
Hap" paru tengah
Hap" paru ba.ah
8emitoraks Sinistra
8emithoraks DeJtra
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
(heeing 6*7
(heeing 6*7
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
(heeing 6*7
(heeing 6*7
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
(heeing 6*7
(heeing 6*7
T,ra4 ",er,r
Inspeksi Statis
' Simetris) bentuk normochest
Dinamis
' Simetris) jejas 6*7
Palpasi Fremitus taktil ' Hap" paru atas
' Sulit dinilai
Hap" paru tengah
' Sulit dinilai
Hap" paru ba.ah
' Sulit dinilai
Perkusi 8emitoraks sinistra Hap" paru atas Hap" paru tengah Hap" paru ba.ah
Sonor Sonor Sonor
8emithoraks DeJtra Sonor Sonor Sonor
Auskultasi
Hap" paru atas
Hap" paru tengah
8emitoraks Sinistra
8emithoraks DeJtra
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
(heeing 6*7
(heeing 6*7
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
8
Hap" paru ba.ah
(heeing 6*7
(heeing 6*7
Rhonki 6*7
Rhonki 6*7
(heeing 6*7
(heeing 6*7
;ann9
Inspeksi
' Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi
' Iktus kordis teraba di I4S < mid%lai%ula sinistra
Perkusi
' Batas*batas jantung dalam batas normal
$uskultasi
' BG I BG II ) reguler 67) bising 6*7
Ad,en
Inspeksi
' Simetris) distensi 6*7
Palpasi
' Soepel 67) undulasi 6*7) n!eri tekan di epigastrium 67
Perkusi
' Timpani) shifting dullness 6*7
$uskultasi
' Peristaltik kesan normal
E4rea
2.5
Superior
' Sianosis 6*/*7) clubbing finger 6*/*7) edema 6*/*7
Inerior
' Sianosis 6*/*7) clubbing finger 6*/*7) edema 6*/*7
Peer4aan Penn
2.5.1 Peer4aan La,ra,r Peer4aan La,ra,r
Hal Tera4r =1:%12%201+>
Nla N,ral
Dara Rn
8emoglobin
21)3N
8ematokrit
;0N
29)1*2?)1 gr/dH 9=*== @
Heukosit
2;)0N
9)=*21)= J 21 ;/mm;
Oritrosit
;):N
9)?*3)2 J 21 3/mm;
Trombosit
0?
2=1*9=1 J 21 ;/mm;
M4<
:9
:1*211 H
M48
0:
0?*;2 pg
M484
;;
;0*;3 @
RD(
20)2
22)=*29)= @
9
PD(
22)9
MP<
21);
?)0*22)2 H
HOD
:=N
C 01 mm/jam
Hn9 ;en
Oosinoil
2
1*3 @
Basoil
1
1*0 @
+etroil batang
1N
0*3 @
+etroil segmen
?3N
=1*?1 @
Himosit
20N
01*91 @
Monosit
22N
0*: @
$ST/SL&T
;9
C ;2 U/H
$HT/SLPT
;9
C 9= U/H
Ha dan E"ed
Bilirubin Total
1)=0
1);*2)0 mg/dH
Bilirubin Direk
1)0?
C 1)=0 mg/dH
Fosatase alkali 6$HP7
3
=;*20: U/H
0):2N
;)=*=)0 g/dH
Kolesterol Total
2;
C 011 mg/dH
Kolesterol 8DH
9;N
31 mg/dH
Kolesterol HDH
2;2
C 2=1 mg/dH
Trigliserida
?9
C 2=1 mg/dH
+atrium 6+a7
2;;
2;0*293 mmol/H
Kalium 6K7
9);
;)?*=)9 mmol/H
Klorida 64l7
:*213 mmol/H
21
C 011 mg/dH
;)3
;)=*?)0 mg/dH
$lbumin Lea4 Dara
Ele4r,l
Daee
LDS $n
$sam Urat
2.5.3 Rad,l,9 &,, T,ra? "r,e4 PA
10
'ean6
4or dan Pulmo tak tampak kelainan"
11
2.+
Da9n, #andn9
8$P dd/ 2" Trakeobronkitis 0" Bronkiolitis ;" $RDS 9" 48F 2.7
Da9n, 'er
8$P 2.@
Taala4ana S",r
2" 8ead up ;1 0" Diet Makanan 4air 3J011 Med4aen,a
Penatalaksanaan Pulmonologi 2" Drip HeoloJa%in ?=1mg/09jam 0" +ebule
Plannn9
2" Penge%ekan Darah Rutin 0" Kultur Sputum ;" Kultur Darah 2.10 Pr,9n,
uo ad itam
' Dubia ad bonam
uo ad un%tionam ' Dubia ad bonam uo ad sana%tionam ' Dubia ad bonam
2.11 &,ll,8 U" Haran
12
S/ Penurunan kesadaran 01/20/012 3
8*2
Th/ * Drip HeoloJa%in ?=1mg/09jam 6827 * +ebule
&/ Kesadaran' apatis TD' 292/?3 mm8g 8R' :1 J/i RR' 23 J/i T' ;?)0 4 PF I' simetris) statis) dinamis P' sulit dinilai P' sonor/sonor $' esikuler 6/7) rh 6*/*7) .h 6*/*7 $ss/* 8$P S/ Penurunan kesadaran
02/20/012 3 8* 0
Th/ * Drip HeoloJa%in ?=1mg/09jam 6807 * +ebule
&/ Kesadaran' apatis TD' 2;2/? mm8g 8R' :J/i RR' 09J/i T' ;?)94 PF I' simetris) statis) dinamis P' sulit dinilai P' sonor/sonor $' esikuler 6/7) rh 6*/*7) .h 6*/*7 $ss/* 8$P
#A# III TIN;AUAN PUSTA'A 3.1
Den
8ospital*a%5uired pneumonia 68$P7 menga%u pada perkembangan ineksi parenkim paru*paru setelah setidakn!a 9: jam di rumah sakit) dan jika ineksi berkembang setelah pasien telah menjalani intubasi dan menerima entilasi mekanik untuk setidakn!a 9: jam) kondisi ini disebut entilator*asso%iated pneumonia 6<$P7"= Meskipun <$P umumn!a merupakan pen!akit berat) dengan pasien dira.at di unit pera.atan intensi 6I4U7) pasien tanpa diintubasi dengan 8$P dapat memiliki pneumonia baik ringan atau lebih berat" +amun)
13
ketika pasien tidak menerima entilasi mekanik) seringkali sulit untuk mengumpulkan sampel dari saluran pernapasan ba.ah dalam untuk kultur penegakan diagnosis etiologis" Meskipun terdapat ribuan penelitian ditujukan untuk hospital*a%5uired pneumonia 68$P7) masih terdapat kontroersi dalam deinisi dan manajemen dari 8$P" $dalah penting untuk membedakan %ommunit!*a%5uired pneumonia 64$P7 dari 8$P) Karena paradigma pengobaatan dan peningkatan kualitas berariasi antara keduan!a" 8$P) atau pneumonia noso%omial) timbul 9: jam atau lebih setelah masuk rumah ssakit dalam ketiadan tanda atau gejala dari pneumonia saat didatarkan"
Menurut $meri%an Thora%i% So%iet!) di $merika Serikat terjadi kasus 8$P = > 2= per 2111 pasien dan meningkat 3 * 01 kali pada la!anan intensi
!ang menggunakan
entilator" $ngka kematian pada 8$P antara ;1*?1@) keban!akan kematian disebabkan oleh pen!akit !ang mendasarin!a terutama pada pasien kritis"3 Terdapat beberapa data epidemiologi mengenai 8$P) beberapa asilitas kesehtan di $sia melaporkan insidensi pneumonia berkisar dari 2 sampai 02 per 2111 pasien masuk" Sebuah laporan insidensi 8$P men!atakan bah.a terdapat 2: per 2111 pasien masuk ke bangsal umum pada penelitian di India) 3"; per 2111 pasien masuk di Korea)3"1 per 2111 pasien masuk di Filipina 68$P dan <$P7) dan 2"1 per 2111 pasien masuk di 4ina 68$P dan <$P) dengan 2;3 dari =30 jenis Q;1"9@ onset a.al dan sisan!a onset terlambat Q3"3@7) 02": per 2111 pasien masuk di Thailand) dan 2"?3 per 2111 pasien masuk di unit pela!anan kesehatan tersier pada rumah sakit di India Utara" Di 8ong Kong) sebuah sure! cross sectional menemukan bah.a 8$P mengakibatkan ;1@ dari seluruh ineksi nosokomial" Berdasarkan data dari Panitia Pengendali Ineksi 6PPI7 RS"Dr"Sardjito Aog!akarta tahun 0120 terjadi ?1 kasus 8$P dari populasi berisiko seban!ak ;"??: pasien 6prealensi 2):=@7 dan 02"=1 total pasien !ang dira.at 61);0@7 dan meningkat menjadi 1);9@ pada tahun 012;" 3
3.3 Pa,,l,9
Terdapat beberapa port d'entrée dari 8$P !akni melalui empat rute) !aitu 21'
14
2" $spirasi) dimana loran!a berasal dari oroaring) nasal) sinus dan lambung" 0" Inhalasi) misaln!a daripada perlengkapan alatan medik seperti alat bantu naas pada pasien entilator) alat penghisap dan nebulier
ataupun bronkoskopi !ang
terkontiminasi" ;" 8ematogen) !aitu pen!ebaran melalui darah dari organ tubuh !ang lebih jauh dari paru" 9" Translokasi langsung dari sisi tubuh =" $spirasi sekresi oroaring) nasal) sinus) dan lambung berperan besar dalam terjadin!a 8$P"Sekitar 9=@ orang !ang sehat akan mengalami aspirasi dalam keadaan normal pada saat tidur) akan tetapi pada pasien dengan gangguan pembersihan mukosilier dan penurunan kekebalan tubuh terjadin!a 8$P"22 Petugas ataupun peralatan medis juga dapat menjadi salah satu rute penularan mikroorganisme
oleh
kerana
kolonisasi
mikroorganisme
langsung
pada
paru"
Mikroorganisme !ang memasuki saluran pernasan ba.ah se%ara langsung melalui inhalasi aerosol akibat terkontaminasi peralatan medis) misaln!a seperti peralatan nebulier) alat penghisap) entilator ataupun peralatan anestesi" Saat %airan dalam reseroir nebulier terkontaminasi bakteri) maka aerosol !ang dihasilkan akan mengandungi bakteri dengan konsentrasi !ang tinggi !ang kemudian terdisturbsi ke saluran pernaasan bagian ba.ah "Pasien !ang terinhalasi aerosol amat berbaha!a) terutama pada pasien !ang diintubasi kerana pipa endotrakeal ) men!ediakan akses langsung ke saluran pernaasan bagian ba.ah"22 Rute hematogen) !ang merupakan salah satu pen!ebab 8$P" Bakteri pen!ebabn!a kebiasan!a berasal dari bagian tubuh !ang jauh dan men!ebar se%ara hematogen seperti akibat lebitis atau ineksi saluran kemih"20 8$P) !ang disebabkan oleh translokasi biasan!a diperkirakan terjadi pada pasien dengan kekebalan tubuh !ang lemah atau dengan imunosupresi) seperti pada pasien dengan keganasan ataupun luka bakar) namun hipotesa tersebut belum dibuktikan pada manusia" Translokasi bakteri mungkin berasal dari sisi tubuh !abg berdekatan dengan paru) %ontohn!a saluran per%ernaan) jantung maupun pleura melalui epitel mukosa ke kelenjar getah bening mesenterika menuju ke paru" 20 3.3.1 M4r,,l,9
&rganisme pen!ebab untuk 8$P berbeda se%ara signiikan dari !ang biasan!a men!ebabkan pneumonia" 2;>23 Hingkungan klinis di mana 8$P mun%ul memungkinkan untuk mempengaruhi
organisme
pen!ebab"
Tidak
han!a
perubahan
dalam
mikrobiologi
mempengaruhi pera.atan !ang tepat) tetapi juga memiliki implikasi pada morbiditas dan mortalitas" 8$P timbul lebih a.al 6C= hari7 dalam perjalanan rumah sakit dikaitkan dengan
15
prognosis !ang lebih baik daripada 8$P onset lanjut"2 Dengan demikian) 8$P dapat dibagi menjadi dua kategori' onset a.al 6timbul kurang dari = hari dalam perjalanann!a di rumah sakit7 dan akhir onset 6timbul = hari atau lebih dalam perjalanann!a di rumah sakit7" Kedua kategori kemudian dapat dibagi lagi menjadi kategori pasien dengan paparan antibiotik sebelumn!a dan pasien tanpa paparan antibiotik sebelumn!a" 8$P onset a.al pada pasien tanpa paparan antibiotik sebelumn!a %enderung men%erminkan pneumonia komuniti" Patogen pen!ebab !ang paling sering termasuk Enterobacteraciea) Haemophilus influenae) !treptococcus pneumonia) dan !taph"loccous aureus sensiti metisilin"22 Pasien dengan paparan antibiotik dalam .aktu dekat rentan terhadap organisme di atas) selain basil gram*negati non*ermentasi laktosa" 8$P onset lanjut pada pasien tanpa paparan antibiotik sebelumn!a tampak dengan bakteri !ang serupa" +amun) kadang*kadang pasien ini hadir dengan basil gram negati resisten terhadap sealosporin generasi pertama" Tiga kategori mikroba sebelumn!a umumn!a melibatkan organisme antibiotik !ang sensiti" Kategori terakhir) 8$P onset lanjut dengan paparan antibiotik sebelumn!a) memberikan masalah !ang lebih besar pada kedua prediksi dan pengobatan empiris pathogen !ang di%urigai" Seban!ak 91@ dari pasien*pasien ini hadir dengan
patogen
potensial
resisten multidrug) termasuk Pseudomonas
aeruginosa)
Acinetobacter baumannii) dan !taph"lococcus aureus resisten metisilin 6MRS$7"22 3.3.2 #a4er $ra P,
Bakteri gram positi !ang men!ebabkan pneumonia pada pasien ra.at inap umumn!a adalah ! pneumoniae dan ! aureus" ! pneumoniae berkolonisasi pada saluran napas atas dan merupakan organisme pen!ebab umum pneumonia" Untuk alasan ini) ! pneumoniae lebih mungkin berhubungan dengan 8$P onset a.al dari 8$P onset lanjut" ! pneumoniae umumn!a jarang resisten terhadap antibiotik beta*laktam tradisional" S aureus juga sering berkolonisasi di saluran napas atas) terutama pada bagian hidung" Pasien !ang lebih muda di rumah sakit dengan %edera otak traumatis berada pada peningkatan risiko pneumonia akibat ! aureus" &rganisme ini dapat men!ebabkan pneumonia pada setiap titik perjalanan dalam rumah sakit" $.aln!a) sebagian besar isolat sensiti terhadap antimikroba tahan penisilin beta*laktam 6methicillin-sensiti#e ! aureus7" +amun) pasien !ang telah dira.at di rumah sakit untuk .aktu !ang lama atau terkena terapi antimikroba sebelumn!a berada pada peningkatan risiko untuk MRS$" 22
16
MRS$ adalah kokus gram positi !ang sering berkolonisasi pada nares dari pasien !ang dira.at di rumah sakit dan terlihat bahkan sekarang sebagai patogen !ang didapat dari komunitas" Faktor risiko untuk pneumonia MRS$ termasuk pen!akit paru obstrukti kronik 6PP&K7) durasi !ang lebih lama dari entilasi mekanik) paparan antibiotik sebelumn!a) penggunaan kortikosteroid) dan bronkoskopi sebelumn!a" Mekanisme resistensi berkembang melalui protein mengikat penisilin !ang men!ebabkan penurunan ainitas untuk antimikroba beta*laktam) meninggalkan spektrum sempit untuk pilihan pengobatan untuk MRS$"
2;
3.3.3 #a4er $ra Ne9a
8$P onset a.al dikaitkan dengan Hemophilus influenae dan basil gram negatie ermentasi laktosa) seperti Enterobacteraciae" Seperti ! pneumoniae) H influenae merupakan pen!ebab umum dari pneumonia komuniti dan mudah diberantas ketika diobati" Enterobacteraciae adalah enterik basil gram negati !ang memermentasi laktosa" Kelompok organisme ini termasuk Echerichia coli) Klebsiella spp dan Enterobacter spp" Pertumbuhan berlebihan dari organisme ini dapat dikaitkan dengan terapi antibiotik sebelumn!a) dan irulensi mereka dapat meningkatkan di pen!akit kritis" Enterobacteraciae spp semakin menunjukkan aktiitas beta*laktamase spe%trum meluas 6OSBH7" Sementara organisme ini sering diperlakukan dengan antimikroba beta*laktam spektrum luas) resistensi plasmid dimediasi untuk agen ini meningkat" Strain produsen OSBH dianggap tahan terhadap semua agen beta*laktam" Mereka menunjukkan penambahan resistensi tingkat tinggi bersamaan untuk luorokuinolon) membuat agen karbapenem lini pertama !ang direkomendasikan untuk strain produsen OSBH" 22 P aeruginosa adalah basil gram*negati resisten multidrug !ang paling sering men!ebabkan 8$P/<$P dan merupakan isolat <$P paling sering pada pasien dengan entilasi mekanik selama lebih dari 9 hari" Faktor risiko adalah mirip dengan MRS$" Resistensi diperoleh melalui pembentukan beberapa pompa eluks !ang memaksa antibiotik kembali keluar dari sel" Pseudomonas juga meningkatkan resistensi terhadap berbagai jenis antimikroba beta*laktam" Pasien dengan pneumonia !ang disebabkan oleh P aeruginosa resisten multidrug berada pada peningkatan risiko sepsis berat dan kematian" 2? Se%ara khusus) ineksi basil gram negati non ermentasi laktosa) dimana Pseudomonas adalah !ang pen!ebab tersering) telah disarankan untuk menjadi prediktor independen dari kematian dan kekambuhan"2:
17
$aumannii merupakan patogen !ang mun%ul dalam pera.atan pasien sakit kritis dengan pneumonia" Tingkat ineksi di kalangan personil militer !ang terluka di Timur Tengah adalah tinggi"2 Selain itu) sebuah studi epidemiologi !ang memeriksa sistem kesehatan militer menunjukkan bah.a pen!ebaran berasal dari kontaminasi peralatan rumah sakit daripada inokulasi luka dari lingkungan" 2)01 Acinetobacter spp aerobik) basil gram*negati non* ermentasi laktosa sering ditemukan di tanah dan air ta.ar" Sementara biasan!a tingkat irulensi rendah) strain tersebut pulih pada pasien terluka dan dira.at di rumah sakit memiliki ketahanan intrinsik untuk ban!ak antibiotik) dan men!ebabkan ineksi nosokomial !ang dapat men!ebar dengan %epat di antara rumah sakit pasien" Mekanisme resistensi antimikroba dari Acinetobacter spp adalah tiga kali lipat) dan beberapa mekanisme mungkin bekerja di setiap strain !ang diberikan" Karena kemampuann!a !ang %epat memperoleh resistensi terhadap ban!ak obat) paparan antibiotik sebelumn!a merupakan aktor risiko !ang signiikan untuk timbuln!a resistensi" 01 3.: Manea 'ln
Lambaran klinis berupa dengan gambaran pneumonia bakteril akut !ang ditandai dengan gejala misaln!a demam tinggi) batuk produkti) dahak purulen !ang produkti) danjuga disertai sesak naas" Tetapi pada pasien !ang dira.at di ra.at inap) hal ini tidak dapat dikaitkan se%ara langsung karena berbagai keadaan pen!akit !ang gejalan!a mirip dengan pneumonia" Diagnosis 8$P sering tidak jelas) hal ini karena diagnosis 8$P adalah proses !ang berhubungan dengan inspirasi obat !ang toksik dan alergik) atelektasis) emboli paru) $RDS gagal jantung kongesti) dan trakheobronkitis" Pneumonia aspirasi bahan kimia bisa mirip dengan pneumonia bakteril"02 3.5 Da9n,a
Metode penegakan diagnosis 8$P masih kontroersial dan belum ada metode telah mun%ul sebagai standar emas" Sejumlah besar penjelasan ada untuk demam onset baru dan leukositosis" Berupa!a untuk menegakkan diagnosis pneumonia pada studi radiologi saja sama tidak dapat diandalkan" Untuk alasan ini) pedoman klinis !ang tersedia untuk membantu dalam pengambilan keputusan tentang siapa !ang dan tidak memiliki pneumonia" 4enters or Disease
4ontrol
and
Preention
dan
+ational
8ealth%are Saet! +et.ork
telah
mengembangkan kriteria untuk diagnosis 8$P) dengan aktor klinis) seperti demam dan leukositosis) serta kriteria radiologi) termasuk temuan baru persisten terhadap oto toraks 6BoJ 27"22
18
4lini%al Pulmonar! Ine%tion S%ore
64PIS7 dikembangkan untuk membantu
mengukur temuan klinis dan meminimalkan baik inisiasi terapi antibiotik atau untuk mempengaruhi durasi" 4PIS merupakan pendekatan tertimbang untuk diagnosis klinis" Sistem penilaian ini meliputi aktor klinis dan radiologi !ang memperbesar kemungkinan adan!a pneumonia" Poin kun%i ditugaskan untuk setiap kriteria dan dalam jumlah dihitung" Biasan!a) skor ambang lebih dari enam telah digunakan untuk mendiagnosis pneumonia 6Tabel 27"22
19
3.+ Penaala4anaan
Penatalaksanaan 8$P bergantung dari mikroorganisme !ang terdapat di negara serta rumah sakit masung*masing" Rekomendasi untuk terapi empiris tergantung dari data epidemiologis dan kepekaan mikroorganisme di daerah tersebut" Kejadian 8$P lebih sering ditemukan di negara*negara $sia dibandingkan di negara maju) hal ini berkaitan dengan prealensi
mikroorganisme
!ang
resisten
berbagai
antibiotik)
sehingga
strategi
penatalaksanaan 8$P dengan pendekatan sebagai berikut00' 2.1.5.1. Tera" E"r Pada HAP
Pendekatan terhadap terapi empiris dibahagi pasien ke dalam dua kelompok !aitu kelompok dengan 8$P onset a.al dan kelompok dengan 8$P onset lanjut" Kelompok dengan 8$P onset a.al tidak berisiko terhadap mikroorganisme resisten berbagai antibiotik sehingga tidak memerlukan terapi antibiotik spektrum luas) sedangkan kelompok dengan 8$P onset lanjut berisiko terineksi mikroorganisme !ang resisten terhadap berbagai antibiotik dan berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan kematian" Terapi antibiotik empiris dipilih dengan mempertimbangkan beberapa hal seperti pola kepekaan kuman) ketersediaan antibiotik dan bia!a !ang dikeluarkan" 00 2.1.5.2. Tera" E"r "ada Pne,na HAP One A8al
Pengobatan terhadap 8$P onset a.al menggunakan satu ma%am antibiotik" $ntibiotik tunggal !ang direkomendasikan adalah %ephalosporin generasi ke tiga) luoro5uinolon) kombinasi inhibitor *laktam/*laktamase) dan ertapenem" Tabel 0"= menunjukkan terapi empiris antibiotik pada 8$P onset a.al" 00 Mikroorganisme pen!ebab
Terapi !ang direkomendasikan
20
• • • • •
• •
!. Pneumonia H. Influenae !. Aureus E. %oli Klebsiella pneumonia Proteus sp !eratia
• • •
Sealosporin generasi ketiga 6%etriaJone) %eotaJime7 Floro5uinolon 6moksiloksasin) leoloksasin7 Inhibitor *laktam/ *laktamase 6amoksisilin/asam klaulanik)
•
marcences
6ertapenem7 Sealosporin
ampisilin/sulbaktam7 generasi
ketiga
atau
4arbapenem
ditambah
makrolid
monobaktam dan klindamisin 6untuk pasien alergi * laktam7
Pengobatan pada 8$P onset lanjut menggunakan golongan %ephalosporin generasi ke tiga atau ke empat) golongan %arbapenem anti pseudomonas) atau pipera%illin/ taoba%tam dikombinasikan dengan luoro5uinolon atau aminoglikosida saja atau ditambah dengan glikopeptid seperti an%om!%in atau tei%oplanin atau lineolid" Seperti pada pneumonia onset a.al) pengobatan pada pneumonia onset lanjut harus disesuaikan dengan pola kepekaan kuman di daerah masing*masing" Tabel 0"= menunjukkan terapi antibiotik empiris pada 8$P onset lanjut"00 Mikroorganisme pen!ebab Pseudomonas • •
• •
aeruginosa Klebsiella pneumoniae &E!$L ()!A Legionella pneumophila
•
Terapi !ang direkomendasikan 4eepime 4arbepenem anti pseudomonas Inhibitor *laktam/ *laktamase 6piperasilin
•
taobaktam7 Floro5uinolon
•
6opsional7 atau
• •
•
• •
6siproloksasin/leoloksasin7
$minoglikosia
6amikasin)
gentamisin/tobramisin7 Hineolid
Terapi empiris dengan lineolid atau gl!%opeptide tidak direkomendasikan sebab pada sekitar 01@ pasien 8$P onset lanjut disebabkan oleh Acinetobacter spp. sehingga
21
penggunaan
antibiotik
!ang
se%ara
langsung
mela.an
mikroorganisme
ini
akan
meningkatkan mun%uln!a !taph"lococcus aureus atau Enterococcus spp" !ang resisten terhadap an%om!%in" Gika mikroorganisme pen!ebab adalah Acinetobacter spp" Maka pemilihan antibiotik !ang dianjurkan adalah leoloJa%in) moJiloJa%in) atau gatiloJa%in dibandingkan %iproloJa%in" 00
#A# I( PEM#AHASAN
Pasien merupakan konsultasi dari bagian neurologi dengan diagnose I48S$8 traumatis dengan batuk e% susp pneumonia" Pasien datang dengan keluhan penurunan kesadaran !ang dialami sejak 2 hari !ang lalu" $.aln!a pasien sedang dibon%eng oleh temann!a dengan sepeda motor !ang kemudian terjadtuh akibat hilangn!a keseimbangan" Pasien bangun tidak sadarkan diri) tidak terdapat adan!a mual) muntah) dan kejang" Pasien batuk berdahak sejak 9 hari) dahak sulit dikeluarkan" Tidak terdapat ri.a!at batuk darah) sesak naas dan n!eri dada" Dalam 0 minggu terakhir demam naik turun" Terdapat beberapa port d'entrée dari 8$P !akni melalui empat rute) !aitu 21' 2" $spirasi) dimana loran!a berasal dari oroaring) nasal) sinus dan lambung" 0" Inhalasi) misaln!a daripada perlengkapan alatan medik seperti alat bantu naas pada pasien entilator) alat penghisap dan nebulier
ataupun bronkoskopi !ang
terkontiminasi" ;" 8ematogen) !aitu pen!ebaran melalui darah dari organ tubuh !ang lebih jauh dari paru" 9" Translokasi langsung dari sisi tubuh =" $spirasi sekresi oroaring) nasal) sinus) dan lambung berperan besar dalam terjadin!a 8$P" Sekitar 9=@ orang !ang sehat akan mengalami aspirasi dalam keadaan normal pada saat tidur) akan tetapi pada pasien dengan gangguan pembersihan mukosilier dan penurunan kekebalan tubuh terjadin!a 8$P"22
22
Petugas ataupun peralatan medis juga dapat menjadi salah satu rute penularan mikroorganisme
oleh
kerana
kolonisasi
mikroorganisme
langsung
pada
paru"
Mikroorganisme !ang memasuki saluran pernasan ba.ah se%ara langsung melalui inhalasi aerosol akibat terkontaminasi peralatan medis) misaln!a seperti peralatan nebulier) alat penghisap) entilator ataupun peralatan anestesi" Saat %airan dalam reseroir nebulier terkontaminasi bakteri) maka aerosol !ang dihasilkan akan mengandungi bakteri dengan konsentrasi !ang tinggi !ang kemudian terdisturbsi ke saluran pernaasan bagian ba.ah "Pasien !ang terinhalasi aerosol amat berbaha!a) terutama pada pasien !ang diintubasi kerana pipa endotrakeal ) men!ediakan akses langsung ke saluran pernaasan bagian ba.ah"22 Pemeriksaan oto thorak P$ pada kasus ini didapatkan kesan %ord dan pulmo tampak normal" Pemeriksaan oto thoraJ P$ dapat digunakan untuk melihat progresiitas 8$P pada pasien"0; #A# ( 'ESIMPULAN
Berdasarkan anamnesa) pemeriksaan isik dan pemeriksaan penunjang) didapatkan pada pasien Bapak D) usia 31 tahun dengan diagnosa 8$P" 8$P menga%u pada perkembangan ineksi parenkim paru*paru setelah setidakn!a 9: jam di rumah sakit" Pen!ebab dari kondisi ini adalah aspirasi dan inhalasi bakteri pen!ebab 8$P" 8$P memiliki beberapa onset !aitu onset a.al dan onset lanjut" Penatalaksanaan untuk 8$P didasarkan pada pathogen dan onset pen!akit"
23
Daar Pa4a
2"
Bambang B" Proil Pneumonia Komunitas di Bangsal Paru RSUP dr" M" Djamil Padang tahun 012;*0129" Uniersitas $ndalas 0123"
0"
(underink RL) (aterer L(" 4ommunit!*$%5uired Pneumonia" + Ongl G Med QInternet"
0129;?1637'=9;>=2"
$ailable
rom'
http'//..."nejm"org/doi/ull/21"21=3/+OGM%p2029:3@=4nhttp'//..."nejm"org/doi /pd/21"21=3/+OGM%p2029:3 ;"
(atkins RR) Hemonoi%h TH" Diagnosis and management o %ommunit!*a%5uired pneumonia in adults" 4lin 4hest Med QInternet" 0122:;6227'20>;13" $ailable rom' http'//..."n%bi"nlm"nih"go/pubmed/02332?20
9"
Prina O) Ranani &T) Torres $" 4ommunit!*a%5uired pneumonia" In' The Han%et" 012=" p" 21?>21:"
="
+iederman MS" 8ospital‐$%5uired Pneumonia) 8ealth 4are>$sso%iated Pneumonia)
and
Pneumonia)
4hallenges
0121=26S27'S20>?"
in
and Trial
4lin
$ailable
Tra%heobron%hitis'
Ine%t
Dis
QInternet" rom'
http'//%id"oJordjournals"org/lookup/doi/21"21:3/3=;1;= 3"
Orraaldin +) (ulan Retno 8" 8ubungan $ntara Faktor Prediktor Mortalitas Dengan Masa Ra.at Inap Pada Pasien 8ospital*a%5uired Pneumonia 68$P7 di Rsup Dr"
24
Sardjito Aog!akarta Pada Tahun 0120" Ladjah Mada Uniersit! 012;" ?"
Klompas M) Platt R" ="
:"
&ttosen G) Oans 8" Pneumonia' 4hallenges in the deinition) diagnosis) and management o disease" Surg 4lin +orth $m" 01299637'2;1=>2?"
"
4ha.la R" Opidemiolog!) etiolog!) and diagnosis o hospital*a%5uired pneumonia and entilator*asso%iated pneumonia in $sian %ountries" $m G Ine%t 4ontrol" 011:;369 SUPPH"7"
21"
&stendor U) O.ig S) Torres $" +oso%omial pneumonia" 4urr &pin Ine%t Dis QInternet"
01132697';0?>;:"
$ailable
rom'
Pneumonia'
Pathoph!siolog!)
http'//..."n%bi"nlm"nih"go/pubmed/23:19;? 22"
Kieninger
$+)
Hipsett
P$"
8ospital*$%5uired
Diagnosis) and Treatment" Surg 4lin +orth $m QInternet" 011:607'9;>32" $ailable rom' http'//dJ"doi"org/21"2123/j"su%"011:"22"112 20"
Tablan &4) $nderson HG) Besser R) Bridges 4) 8ajjeh R" Luidelines or preenting health*%are**asso%iated pneumonia) 011;' re%ommendations o 4D4 and the 8ealth%are Ine%tion 4ontrol Pra%ti%es $disor! 4ommittee" MM(R Re%omm reports Morb Mortal (kl! report Re%omm reports" 0119 Mar=;6RR*;7'2>;3"
2;"
Kalil $4) Metersk! MH) Klompas M) Mus%edere G) S.eene! D$) Palmer HB) et al" Management o $dults (ith 8ospital*a%5uired and 222"
29"
8o.ard HSLO) Sillis M) Pasteur M4) Kamath $ <") 8arrison BD(" Mi%robiologi%al proile o %ommunit!*a%5uired pneumonia in adults oer the last 01 !ears" G Ine%t" 011==1607'21?>2;"
2="
4hastre G" $ntimi%robial treatment o hospital*a%5uired pneumonia" Ine%t Dis 4lin +orth
$m
QInternet"
011;2?697'?0?>;?"
$ailable
http'//..."s%opus"%om/in.ard/re%ord"urlVeidW0*s0"1* 21900:;=;XpartnerIDW91Xmd=W02eba1020b01eb=db2b20%ee;%=de9
rom'
25
23"
Park DR" The mi%robiolog! o entilator*asso%iated pneumonia" Respir 4are" 011==1637'?90*?3;*?3="
2?"
#aas%ki $P) Barth $H) Fernandes GF) Moro $HD) LonYales $HS) Loldani H#" Reappraisal o Pseudomonas aeruginosa hospital*a%5uired pneumonia mortalit! in the era
o
metallo*beta*la%tamase*mediated
multidrug
resistan%e'
a
prospe%tie
obserational stud!" 4rit 4are" 011321697'R229" 2:"
4ombes $) Hu!t 4*O) Fagon G*A) (ol M) Trouillet G*H) 4hastre G" Oarl! predi%tors or ine%tion re%urren%e and death in patients .ith entilator*asso%iated pneumonia" 4rit
4are
Med
QInternet"
011?;=627'293>=9"
$ailable
rom'
http'//..."n%bi"nlm"nih"go/pubmed/2?1:1119 2"
S%ott P) De!e L) Sriniasan $) Murra! 4) Moran K) 8ulten O) et al" $n outbreak o multidrug*resistant $%inetoba%ter baumannii*%al%oa%eti%us %ompleJ ine%tion in the US militar! health %are s!stem asso%iated .ith militar! operations in Ira5" 4lin Ine%t Dis" 011?996207'2=??>:9"
01"
Maragakis HH) Perl TM" $%inetoba%ter baumannii' epidemiolog!) antimi%robial resistan%e) and treatment options" 4lin Ine%t Dis QInternet" 011:936:7'20=9>3;" $ailable rom' http'//..."n%bi"nlm"nih"go/pubmed/2:999:3=
02"
Rei%handran K" Lambaran Pola Kuman Pada Pasien Pneumonia +osokomial Di Ruang Ra.at Inap Intensi RSUP 8" $dam Malik Medan Tahun 0129" Uniersitas Sumatera Utara 0129"
00"
Song G8" Treatment re%ommendations o hospital*a%5uired pneumonia in $sian %ountries' irst %onsensus report b! the $sian 8$P (orking Lroup" $m G Ine%t 4ontrol" 011:;369 SUPPH"7"
0;"
+air LB) +iederman MS" +oso%omial Pneumonia" Hessons Hearned" 93"
09"
Torres $) Ferrer M) Badia GR" Treatment guidelines and out%omes o hospital*a%5uired and entilator*asso%iated pneumonia" 4lin Ine%t Dis QInternet" 0121=2 Suppl 26SupplementZ27'S9:*=;"
$ailable
http'//%id"oJordjournals"org/%gi/%ontent/long/=2/SupplementZ2/S9:
rom'
26