Tanggal, 4 April 2014 Kelompok :
1. Abdul Rasyid Wahid N 2. Mela Rita 3. Ramona Intan Sari HISTORIOGRAFI ABAD 19-20
1. Ciri- ciri Historiografi Abad 19-20
Secara ringkas dapat disebutkan bahwa historiografi abad ke-19, ditandai dengan ciri sebagai berikut: o Munculnya filsafat sejarah kritis o Munculnya teori orang besar (The Grand Theory) o Timbulnya nasionalisme o Munculnya liberalism sebagai akibat revolusi Inggris pada abad ke-17, Revolusi Amerika, Revolusi Perancis, Perang Kemerdekaan Prusia, dan Revolusi pada 1830 serta 1848. Menjelang akhir abad ke-19 kebenaran yang dikemukakan oleh Ranken mulai diragukan, sebab menulis sejarah sebagaimana yang terjadi dinilai bertentangan dengan psikologi. Sadar atau tidak, setiap orang yang menulis pasti mempunyai maksud dan tujuan tertentu. Fakta sejarah bukanlah batubata yang tinggal dipasang saja, melainkan fakta yang dipilih dengan sengaja oleh sejarawan. Seperti dikemukakan oleh Carl L. Becker (1873-1945), pemujaan terhadap fakta hanyalah ilusi .Sementara itu James Harvey Robinson (1863-1936) mengatakan bahwa sejarah kritis kita hanya dapat menangkap permukaan, tidak dapat menangkap realitas dibawah dan tidak dapa tmemahami perilaku manusia.Atas dasar pemikiran itu maka muncul gagasan baru tentang perlunya sejarah baru atau 'new perpective
on historical writing'. Berbeda dengan historiografi modern yang dipelopori Ranke yang menekankan kritik, maka sejarah baru menekankan perlunya penggunaan ilmu-ilmu sosial, sekaligus mendekatkan kembali ilmu sejarah dengan ilmu-ilmu sosial, sehingga seringkali sejarah baru itu disebut sebagai sejarah sosial.
Ciri-ciri Historiografi Abad 20 adalah:
1. Munculnya filsafat sejarah kritis 2. Pendekatan multi disipliner 3. Metode baru dalam sumber sejarah
2. Aliran-Aliran Historiografi Abad 19-20 a) Aliran Rasionalisme Dalam penjelasan mengenai Rasionalisme akan mengambil mengenai penjelasan dari tokoh Rasionalisme yaitu Voltaire, rasionalisme menolak visi tradisional yang bersumberkan kitab suci, dan memperjuangkan rasio sebagai interpretasi sejarah secara teologis. Voltaire juga berpendapat Tuhan telah menarik diri dari dalam pengaturan sejarah, mungkin Tuhan masih mengaturnya, namun tidak ikut campur dalam proses sejarah. Menurut voltaire, tujuan dari sejarah itu ditentukan oleh akal manusia, akal berperan menentukan jalan sejarah. Perkembangan proses sejarah manusia dalam mencapai kebahagiaan itu ditentukan oleh akal manusia. b) Aliran Positivisme Pada saat itu juga berkembang positivisme yang dipelopori oleh Agustus Comte. Positivisme merupakan aliran pemikiran (kejiwaan) yang mengajarkan bahwa ilmu harus dapat membuat hukum-hukumnya.Dengan demikian, hanya ilmu yang dilengkapi dengan hukum-hukumlah yang berhak diakui sebagai ilmu pengetahuan.
c) Aliran Romantisme Aliran romantisme muncul karena reaksi terhadap aliran positivisme dan juga karena didorong gerakan nasionalisme. Dalam sejarah penulisan sejarah atau Historiografi, istilah romantik lebih berkaitan dengan sudut pandang politik. Romantik, yaitu visi yang konservatif mengenai negara dan masyarakat. Penulisan sejarah romantik adalah produk dan produsen dari historisme. Sedangkan romantik adalah berkaitan dengan kesadaran historis dan spirit untuk mempelajari dan menulis masa lampau miliknya sendiri (daerah, negerinya, sukunya atau bangsanya sendiri). Memang belum bisa ditemukan definisi Historiografi romantik secara pasti, namun karena bentuk dari ketidaksepakatan dengan aliran positivisme dan rasionalime, aliran romantik menyatakan tidak benar jika rasio itu merupakan prinsip yang menentukan segalanya, karena ada faktor yang terlupakan oleh rasionalisme yaitu sentimen, emosi atau perasaan. d) Metode Sejarah Kritis Metode Sejarah kritis muncul karena adanya kecenderungan untuk mengkritisi aliran sebelumnya terutama romantisme dimana penulisan sejarah dengan romantisme membuat sejarah itu akan terasa subjektif. Metode Sejarah kritis dipelopori oleh Leopold Von Ranke (1795-1886), dia memberikan kritikan terhadap sejarawan lama yang beraliran romntis. Ranke beranggapan bahwa peristiwa-peristiwa yang benar-benar terjadi lebih menarik dari pada peristiwa yang diromantisir. Oleh karena itu dia menolak segala hal yang berbau khayalan dalam penulisan sejarah dan memilih berpegang teguh kepada fakta-fakta. Ranke berkata, "sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula, cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya". Adanya metode kritis ini, maka sejarah sah sebagai ilmu sejarah.
3. Sejarawan & Karyanya a. Abad ke- 19
1) VOLTAIRE (1694-1778) Voltaire merupakan nama samaran dari Francois Marie Arouet yang lahir pada 1694. Dia sempat bersekolah di Louis Le Grand. Ayahnya berharap ia mampu menjadi ahli hukum, namun ternyata dia tidak tertarik menjadi ahli hukum, dia lebih memilih bidang sastra. Karya pertamanya merupakan sebuah puisi yang berjudul Hendiade (1728), puisi ini berisi tentang pandangan mengenai siksaan berdasarkan agama pada abad 16, ini merupakan bentuk cintanya pada toleransi dan antipatinya terhadap agama. Secara unik Votaire mewujudkan suasana pencerahan bagi Prancis. Wataknya sangat militan dan penanya tajam. Ia melancarkan serangan terhadap Raja Luis XV dan gereja Katolik Perancis. Karyanya surat filsuf saran dengan kritikan dan penuh pujian untuk toleransi. Karyanya yang lain seperti Candile (1759) dan Philosophical Dictionary (1764), merupakan kritik terhadap teologi Kristen. Karya Voltaire: • Histoire de Charles XII (1731); • Le Siecle Louis XIV (1751); • Histoire de la Guerre de 1741 (1755); • Histoire generale depous Charlemagne jusqu”a nos jours (1756). Pada tahun 1778 Voltaire meninggal dan dikenang sebagai orang yang berpihak pada rakyat. Voltaire merupakan tokoh rasionalis, ia seorang sejarawan yang berpandangan maju dan sekuler, yang hanya mengakui akal manusia yang dapat menuju kemajuan proses sejarah manusia untuk mencapai masa depan gemilang. Karya Voltaire memiliki ciri sebagi berikut: • Cosmopolitan, yaitu pandangan yang luas dan tidak terikat pada suatu tempat bangsa atau suku tertentu. • Universal, yang berarti membicarakan atau membahas manusia secara umum. • Karyanya tidak disusun secara kronologis melainkat tematis, maksudnya berisi gambaran gaya hidup sesuai tren dalam
historiografi Eropa pada saat itu. • Bahan-bahan yang digunakan untuk menyusun karyanya diperoleh dari karangan atau tulisan etnografi.
2) AUGUSTE COMTE (1798-1857) Auguste Comte juga disebut sebagai bapak ilmu Sosial. Dalam sejarahnya Comte membuat periodisasi sejarah menjadi tiga jaman yaitu: 1. Jaman teologi, yaitu suatu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahawa segala sesuatu di dunia ini digerakan oleh kekuasaan super natural. 2. Jaman metafisis, yaitu jaman ketika masyarakat masih percaya adanya kekuatan diluar fisika yang tidak tampak, sebagai penggerak dinamika kehidupan ini. 3. Jaman rasionalisme, yaitu jaman ketika masyarakat hanya percaya bahwa dinamika di dunia ini, termasuk benda benda mati kekuatanya terletak pada hukum alam itu sendiri. Ada juga tokoh yang merupakan pengikut Comte yaitu Henry Thomas Bukle, dengan karyanya yang berjudul 'History of Civilization in England'. Buku itu berisi sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dengan mencari faktor-faktor pendorongnya. Kemudian juga terdapat karya dari tokoh lain yaitu N.D.F, de Coulanges dengan bukunya yang berjudul 'The Ancient City', dalam buku itu menyetakan bahwa penulisan sejarah Yunani dan Romawi sangat dipengaruhi oleh agama (Kristen abad pertengahan). 3) IMMANUEL KANT (1724-1804) Immanuel Kant lahir di Konigsberg, sebuah kota kecil di Prusia Timur. Dalam bidang filsafat dia dididik dalam suasana Rasionalisme yang pada waktu itu berkembang di Jerman. Kant tidak kawin dan selalu hidup tertib, sehingga dia dapat mencurahkan seluruh waktu dan tenaga kepada karya-karya filosofisnya. Dia memiliki karya sebuah esai yang berjudul 'An Idea for a Universal History from the Cosmopolitan Point of View', terbit pada bulan November
1874. Sejarah yang telah lalu merupakan suatu paparan tentang ketidakrasionalan manusia dan beliau mengharap akan suatu Utopia bagi kehidupan yang rasional. Beliau menghubungkan sudut pandangan zaman kesadaran dengan jaman romantik, seperti juga beliau mengabungkan rasionalisme dengan empirisme didalam teori ilmu pengetahuannya. Sejarah yang mengkisahkan tindakan-tindakan manusia, memperhitungkan tindakan-tindakan itu ditentukan menurut hukumhukum alam sebagai kesan sebab akibat, tindakan itu sebagai fenomena yang tunduk terhadap hukum-hukum alam. Immanuel Kant telah memberikan sumbangan yang besar terhadap pemikiran sejarah dapat dirumuskan dalam empat hal: a. Sejarah sarwajagat ialah suatu keinginan yang bisa menjadi kenyataan, tetapi menuntut suatu gabungan diantarapemikiran sejarah tentang falsafah, fakta-fakta mestinya dipahami dan diceritakan dengan jelas, dilihat dari dalam bukan dari luar saja. b. Hendaknya mempunyai sangkaan lebih dahulu terhadap suatu ranacangan. Apakah ia menunjukan suatu kemajuanatau menunjukan suatu yang sedang maju menuju kelahirannya. c. Ada ketidakrasionalan manusia yang lahir akibat hawa nafsu, kejahatan, dan ketamakan. 4) LEOPOLD VON RANKE (1795-1886) Leopold Von Ranke adalah sejarawan Jerman. Ia adalah sejarawan yang memberikan reaksi terhadap aliran Romantisme, bila di jaman romantik penulisan sejarah banyak dihanyutkan oleh perasaan dan dibumbui oleh komentar serta keindahan. Oleh karena itu, kenapa dia menentang romanitisme dalam sejarah, Ranke berpendapat bahwa perlu dibuangnya bungkus perasaan dalam penulisan sejarah, dengan penulisan sejarah seperti kejadian yang sesungguhnya. Leopold Von Ranke pernah berkata 'sejarah baru mulai apabila dokumen dapat dipahami, lagi pula cukup banyak dokumen yang dapat dipercaya'. Adanya metode kritis dari Lepold Von Ranken ini, maka sejarah dianggap sah sebagai ilmu sejarah. Sebagai penghargaan atas karya-
karyanya, maka pada tahun 1865 Ranke dijadikan bangsawan dan berhak memakai 'von' didepan nama kekeluarga. Karya-karya Leopold Von Ranke yang terkenal adalah: a. Histories of the Romance and Teutonic People atau Geschichte der romanischen und germanichen Volker (1824); b. A critique of Moderen Historikal Writers atau Zur Kritik neuerer Geschichtschreiber; c. Fursten nd Volker von Sudeuropa im sechzehnten und seibzehnten jahrhundert; d. Die romische Papste, ihre Kirche und ihre Staat im und 17 Jahrhundert (1834-1836). b. Abad ke-20 1. James Harvey Robinson (1863-1936) James Harvey Robinson (29 Juni 1863 - 16 Februari 1936) adalah seorang sejarawan Amerika. Robinson lahir di Bloomington, Illinois . Dia mengajar sejarah di University of Pennsylvania (1891-1895) dan Columbia University (1895-1919), menjadi profesor pada tahun 1895. Setelah serangkaian keberangkatan fakultas dari Columbia dalam perselisihan tentang kebebasan akademik, termasuk dari temannya Beard Charles A. , Robinson mengundurkan diri dari Columbia pada Mei 1919 untuk menjadi salah satu pendiri dari Sekolah Baru untuk Penelitian Sosial. Robinson meninggal di New York . Pekerjaan dan beberapa tulisan James Harvey Robinson :
Petrarch, The Scholar modern Pertama dan Man of Letters, New York: GP Putman, 1898
Sebuah Pengantar Sejarah Eropa Barat, 1902
Garis Sejarah Eropa (dengan JH Breasted dan Beard CA ) 1.914
Sejarah Eropa: Waktu Kami Sendiri (dengan Beard A. Charles ) Boston: Ginn dan Co, 1921
Pikiran dalam Pembuatan ini: Hubungan Intelijen untuk Reformasi Sosial, 1921
The Memanusiakan Pengetahuan, New York:, George H. Doran Co 1.923
The Ujian Peradaban, New York: Harper & Brothers, 1926 (diterbitkan kembali sebagai The Story of Civilization kami)
Kisah Peradaban kami, New York: William H. Wise & Co, 1934 (sebelumnya berjudul The Ujian Civilization)
The Comedy Manusia: Sebagai Dirancang dan Disutradarai oleh Manusia Hakikat, New York: Harper & Brothers, 1937 Melalui tulisan-tulisannya dan ceramah, di mana ia selalu menekankan "sejarah baru"
- kemajuan sosial, ilmiah, dan intelektual kemanusiaan ketimbang kejadian politik - ia diberikan pengaruh penting pada studi dan pengajaran sejarah. Sebuah Editor (1892-1895) dari Annals of American Academy of Ilmu Politik dan Sosial , ia juga associate editor (1912-1920) dari Historical Review Amerika dan presiden pada tahun 1929 dari American Historical Association . The New History (Sejarah baru), menekankan pentingnya ilmu-ilmu sosial. Sejarah ini dikenal dengan multidimensional, yaitu sejarah dengan menggunakan pendekatan multidimensional yang diambil dari konsep, paradigma, dan teori-teori ilmu sosial. Sejarah baru, menolak pembatasan sejarah konvensional yang hanya menekankan pada aktifitas politik, konstitusi, militer, sejarah baru memanfaatkan temuan ilmu-ilmu sosial tentang studi kemanusiaan. Sejarah baru, disebut sejarah ilmiah ( scientific history) atau sejarah sosial ilmiah dan kalau semua aspek dipresentasikan disebut sejarah total. Gagasan awal Robinson adalah bahwa arti luas dari sejarah sesungguhnya termasuk semua jejak dan semua yang ditinggalkan manusia. Pakar antropologi, sosiologi, psikologi ekonomi telah menemukan beberapa butir yang sangat penting bagi perkembangan sejarah dan dianggap b erguna untuk mengaktualisasikan keaslian, kemajuan dan prospek sejarah masa depan. Perkembangan ilmu sosial yang revolusioner yang terjadi, maka sejarah harus mengikuti agar tidak ketinggalan . gagasan sejarah yang anarkis dan cirinya yang khas harus ditinggalkan
2. Carl L Barker (1873-1945) Carl Lotus Becker (7 September, 1873 - 10 April 1945) adalah seorang Amerika sejarawan. Ia lahir di Waterloo, Iowa . Dia terdaftar di University of Wisconsin-Madison pada tahun 1893 sebagai sarjana, dan sementara ada secara bertahap memperoleh minat dalam mempelajari sejarah. Sisa untuk pekerjaan lulusan, Becker belajar di bawah Frederick
Jackson Turner , yang menjadi penasihat doktornya di sana. Becker mendapat gelar Ph.D. pada tahun 1907. Becker meninggal di Ithaca, New York . Cornell telah mengakui karyanya sebagai seorang pendidik dengan penamaan salah satu dari lima baru perguruan tinggi perumahan yang disebut Carl Becker House .
Pekerjaan dan beberapa tulisannya:
Partai Politik di Provinsi New York 1766-75 (1908)
Awal Rakyat Amerika (1915)
Hawa Revolusi (1918)
Deklarasi Kemerdekaan-A Study in Sejarah Gagasan Politik (1922, 1942)
Kami Besar Percobaan dalam Demokrasi (1924)
Roh '76 (dengan GM Clark dan KAMI Dodd) (1926)
Sejarah Modern (1931) Kota Surgawi dari Eighteenth-Century filsuf (1932) Setiap Man Sejarawan Sendiri (1935)
Kemajuan dan Power (1936)
Kisah Peradaban (dengan Frederic Duncalf) (1938)
Demokrasi modern (1941)
Baru Kebebasan untuk Old (1941)
Cornell University: Pendiri dan Pendiri (1943) Bagaimana Baru Akan Dunia yang Lebih Baik Be?-Sebuah Diskusi Pasca-Perang Rekonstruksi (1944)
Kebebasan dan Tanggung Jawab dalam American Way of Life (1945)
Kebebasan Berbicara dan Pers Teori yang dikemukakan Ranke sebelumnya itu, mendapat kritikan dari sejarawan
Amerika, Carl L Barker. Ia mengatakan bahwa pemujaan terhadap fakta dan pembedaan fakta keras (hard fact ) dan fakta lunak (cold fact ) hanya ilusi. Sejarah yang obyektif itu tidak
ada, seperti halnya ternyata ilmu alam pun penuh ketidakpastian. Carl L Becker juga memprakarsai tentang Sejarah baru (New History) bersama James Harvey Robinson. Referensi -
Abdullah, Taufik. 1985. Ilmu Sejarah dan Historiografi. Arah dan Perspektif . Jakarta: PT Gramedia
-
Mestika zed. Pengantar historiografi. UNP Press