Laporan Praktikum Biokimia “Hidrolisis Amilum ”
Diajukan untuk memenuhi tugas tugas terstruktur mata kuliah biokimia
Oleh Hamri Permana 14031028 Dosen : dr. Elsa Yunarti, S.Ked.,M.Biomed.
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2016
DASAR TEORI Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang mengandung hidrogen dan oksigen yang secara empiris memiliki rumus Cx(H2O)y. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton (Beran, 2000). Kelompok karbohidrat tersusun atas hidroksi aldehid, alkohol, asam berupa turunturunannya dan beberapa komponen yang dapat dihidrolisis menjadi seperti gugusnya (Donaldetal.,2002).
Beberapa senyawa dibagi menjadi 3 gologan yaitu monosakarida, oligosakarida dan polisakarida : 1. Monosakarida, adalah bentuk paling sederhana dari karbohidrat, senyawa ini tidak mengalami hidrolisa dikenal sebagai “gula sederhana” k arena memiliki rasa manis.Contohnya gula dan glukosa. 2. Oligosakarida, senyawa ini terdiri dari dua atau lebih monosakarida dan dapat mengalami hidrolisa menjadi bentuk monosakarida. Bila senyawa ini tersusun atas dua monosakarida disebut disakarida. 3. Polisakarida, senyawa merupakan gabungan dari banyak molekul monosakarida dengan ikatan glukosakarida. Oligosakaraida merupakan bentuk sederhana dari polisakarida. Namun tidak ada batasan yang jelas antara keduanya. Senyawa yang termasuk dalam golongan ini antaralain pati, dektrin dan selulosa (Gilvery, 1996).
Reaksi monosakarida dapat dilihat dari reaksi kimianya. Radikal formil, radikal karbonil, radikal hidroksil yang terdapat di dalam struktur kimia monosakarida memegang pernana penting dalam menentukan sifat-sifat monosakarida. Dengan hidrogen pada penekanan dan memepergunakan katalisator atau dengan natrium amalgam, baik aldosa atau ketosa dapat mengalami reduksi. Seperti halnya alkanal, aldosa dapat mengalami oksidasi. Hasil oksidasi aldosa tergantung pada kuat atau lemahnya oksidator yang digunakan. Dengan oksidator lemah aldosa akan mengalami oksidasi menjadi asam berbasa satu atau yang disebut basa aldonat. Oksidasi oladosa dengan oksidator kuat akan menghasilkan asam berbasa dua, yaitu asam aldarat atau asam sakarat. Heksosa dan beberapa pentosa dapat mengalami proses dehidrasi oleh pengaruh asam mineral kuat dan pemanasan. Dehidrasi pentosa akan menghasilkan furfural, sedangkan dehidrasi kesosa kan menghasilkan hidroksimetil furfural.
Ribosa akan mengalami dehidrasi menjadi furfural atau furaldehida bila dipanaskan dengan HCl 17%. Monosakarida atau disakarida pereduksi apabila dipanaskan dengan fenilhidrazin akan membentuk kristal berwarna kuning yang sukar larut dalam air yang disebut osazon (Sumardjo, 2006)
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka panjang (Panil, 2004.) Pati adalah suatu polisakarida yang mengandung amilosa dan amilopektin. Amilosa merupakan polisakarida berantai lurus bagian dari butir-butir pati yang terdiri atas molekulmolekul glukosa -1,4-glikosidik . Amilosa merupakan bagian dari pati yang larut dalam air, yang mempunyai berat molekul antara 50.000 - 200.000, dan bila ditambah dengan iodium akan memberikan warna biru.( Poedjadi, 1994) Amilopektin merupakan polisakarida bercabang bagian dari pati, terdiri atas molekulmolekul glukosa yang terikat satu sama lain melalui ikatan 1,4-glikosidik
dengan
percabangan melalui ikatan 1,6-glikosidik pada setiap 20-25 unit molekul glukosa. Amilopektin merupakan bagian dari pati yang tidak larut dalam air dan mempunyai berat molekul antara 70.000 sampai satu juta. Amilopektin dengan iodium memberikan warna ungu hingga merah.atau asam dilakukan oleh asam atau enzim. Jika pati dipanaskan dengan asam akan terurai menjadi molekul-molekul yang lebih kecil secara berurutan dan hasilnya adalah glukosa. (Lehninger, 1988). Pati dalam suasana asam bila di panaskan akan terhidrolisis menjadi senyawasenyawa yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai tidak berwarna. Hasil akhir hidrolisis di tegaskan dengan uji benedict. Hasil hidrolisis pati ditunjukkan seperti : WaktuHidrolisis
Warnadengan
HasilHidrolisis
Setelah 3 menit
Biru
Amilosa
Setelah 6 menit
Ungu
Amilopektin
Setelah 9 menit
Violet
Amilopektin
Setelah 12 menit
Merah
Eritrodekstrin
Setelah 15 menit
Kuningcoklat
Aktrodekstrin
Setelah 18 menit
Kuningpucat
Maltose
Setelah 21 menit
Kuningpucat
Glukosa
ALAT DAN BAHAN
Alat
1. Kertas pH 2. Alat pemanas 3. Tabung reaksi 4. Penjepit tabung 5. Pipet ukur Bahan
1. Larutan Amilum 5% 2. Larutan iodium 3. Pereaksi benedict 4. Larutan HCL 2N 5. Larutan NaOH 2M
PROSEDUR KERJA Uji Hidrolisis Pati
Amilum 1%sebanyak 5ml
2,5 ml HCl 2N
↓ tabungreaksi ↓ Mencampurdenganbaik ↓ Memasukkankedalampenangas air mendidih ↓ Setelah 3 menit, megujidenganlarutaniodium ↓ Mengambil 2 teteslarutan ↓ Menambah 2 tetesiodiumdalamlempengtetes ↓ Mencatatperubahanwarna ↓ Melakukanujiiodiumsetiap 3 menitsampaihasilnyaberwarnakuningpucat ↓ Melakukanujiiodiumsetiap 3 menit ↓ Melakukanhidrolisisselama 5 menitlagi ↓ Setelahdidinginkan, mengambil 2 ml larutanhasilhidrolisis ↓ MenetralkandenganNaOH 2% ujidengnkertas pH ↓ Mengujidengan benedict ↓ Menyimpulkanapa yang dihasilkandarihidrolisispati
HASIL PENGAMATAN
Gambar
Keterangan
Perubahan warna setelah dilakukan uji iodum
PEMBAHASAN
Percobaan ini dilakukan untuk membuktikan adanya polisakarida. Percobaan ini dilakukan dengan memasukkan 3 tetes larutan uji .Pada percobaan ini dilakukan hidroolisis karbohidrat menggunakan HCl 2N. Dalam hidrolisis karbohidrat, pati akan mengalami proses pemutusan rantai oleh enzim atau asam selama pemanasan menjadi molekul – molekul yang lebih kecil. Ada beberapa tingkatan dalam reaksi hidrolisis tersebut. Mula-mula pati pecah menjadi unit rantai glukosa yang lebih pendek (6-10 molekul) yang disebut dekstrin.Dekstrin kemudian pecah lagi menjadi maltose yang kemudian pecah lagi menjadi glukosa. Pada percobaan ini juga dilakukan penentuan titik akromatik. Titik akromatik adalah titik dimana pati tersebut menunjukan warna yang lebih pudar saat dilakukan penetesan iodine yang menandakan bahwa pati tersebut telah terhidrolisis secara sempurna menjadi unit yang lebih kecil yaitu glukosa. Kemudian hasil hidrolisis tersebut di lakukan penetralan dengan NaOH yang dilakukan untuk menetralkan HCl yang ditambahkan pada proses pemutusan rantai (hidrolisis). Setelah larutan tersebut netral, kemudian dilakukan kembali dengan pengujian dengan diambil larutan yang telah dinetralkan, kemudian direaksikan dengan pereaksi bennedict dan dilakukan pemanasan kembali, hal ini menunjukkan adanya perubahan warna larutan menjadi merah bata, yang menandakan reaksi positif mengandung gula pereduksi, dan glukos adalah contoh dari kelompok monosakarida yang memiliki kemampuan untuk mereduksi. Pemanasan diatas hanya dilakukan untuk mempercepat terjadinya atau jalannya reaksi antara bennedict dan hasil larutan netral dari hidrolisis pati. Cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna: Hidrolisis pati sempurna jika, hasil hidrolisis bereaksi positif dengan pereaksi benedict membentuk endapan merahbata. Hal ini meunjukkan bahwa pemanasan dapat meningkatkan prosese reaksi yang terjadi dibuktikan dengan adanya endapan merah bata yang terjadi pada tabung reaksi yang dipanaskan. Pada tabung terdapat endapan merah bata banyak karena dengan adanya pendidihan menyebabkan terjadinya hidrolisis sehingga menghasilkan gugus reduksi bebas yang lebih banyak. Tanpa pemanasan menyebabkan tidak terjadinya hidrolisis sehingga hanya mempunyai sebuah gugus
reduksi
bebas.
Fungsi larutan hasil hidrolisis dinetralkan terlebih dahulu supaya larutan hasil hidrolisis tersebut pHnya sesuai ketika akan diuji dengan pereaksi benedict, karena itu diuji juga dengan kertas lakmus, supaya menghasulkan hasil yang positif Cara menetralkan larutan uji dengan NaOH 2% menggunakan kertas pH adalah denan langkah pertama larutan hasil hidrolisis diambil di masukkan kedalam porselin tetes, dinetralkan dengan NaOH 2%, kemudian diuji dengan kertas pH, jika larutan masih bersifat basa, maka ditambahkan HCl untuk menetralkan larutan tersebut dan diuji kembali menggunakan kertas pH, HCl ditambahkan terus menerus hingga larutan bersifat netral.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan, pada menitke 21 amilum (pati) terhidrolisis dengan penambahan asam dan pemanasan yang apabila diuji dengan larutan Iodium membentuk kompleks berwarna kuning yang diketahui bahwa karbohidrat mengandung gugus reduksi. Dilanjutkan dengan uji menggunakan pereaksi Benedict di dapat hasil terbentuk endapan berwarna merah bata yang menandakan pati terhidrolisis oleh HCl dalam suasana
panas
menjadi
glukosa.
DAFTAR PUSTAKA Beran,J.A. 2000. Chemistry in the Laboratory. 2nd ed. Jhon Willey and Sons,Inc. New York. Donald.et.al. 2002. Animal Nutrition Sixth Edition. Person Prentice Hall. England Gilvery, M.C and Giddstein. 1996. Biokimia Suatau Pendekatan dan Fungsional . Airlangga University Press. 219P Sumardjo, Damin. Pengantar Kimia:Buku Panduan Kuliah Mahsiswa Kedokteran dan Program Strata 1 Fakultas Bioeksata. EGC Penerbit. Jakarta. Poedjadi, Anna, 1994, Dasar-DasarBiokimia, Universitas Indonesia. Jakarta. Lehninger, Albert l. 1982. Dasar – DasarBiokimiaJilid I . Erlangga. Jakarta. Panil, Zulbadar. 2004. Memahami Teori dan Praktek Biokimia Dasar Medis. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.