Grease Spot Test LANGKAH
1. Padamkan Padamkan lebih dulu dulu semua api karena karena eter mudah mudah terbakar. terbakar. 2. Zat padam padam atau cair cair yang akan akan diselidiki diselidiki dicamp dicampur ur dengan dengan 2 cc eter dalam tabung reaksi. 3. Biarkan Biarkan agar agar lapisan lapisan eter keluar. keluar. 4. Lapisan Lapisan eter dipindah dipindahkan kan dalam cawan cawan porselin porselin kering. kering. 5. Biarkan Biarkan eter menguap menguap (dapat (dapat dibantu dibantu dengan kipas). kipas). 6. Sesudah Sesudah eter habis habis usaplah cawan cawan porselinny porselinnya a dengan kertas kertas biasa (bukan kertas Saring). 7. Apa yang terli terlihat? hat? Apa Apa dasar dan gunanya gunanya percoba percobaan an ini? HASIL PERCOBAAN
Dari hasil percobaan yang telah kami lakukan, didapati hasil : Minyak kelapa (7 tetes) + eter (2 cc) = pada kertas terlihat transparan (putih bening) Minyak kelapa (10 tetes) + eter (2 cc) = pada kertas terlihat endapan berwarna kuning. PEMBAHASAN
Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organic yang terdapat di dalam alam serta serta tidak tidak larut larut dalam dalam air, air, tetapi tetapi larut larut dalam dalam pelaru pelarutt organi organik k nonnonpolar, misalnya dietil eter (C 2H5OC2H5), Kloroform (CHCI3) , benzene dan hidrokarbon hidrokarbon lainnya. lainnya. Salah satu contoh contoh lemak lemak yang sering kita jumpai jumpai adalah minyak kelapa atau minyak goreng. Minyak kelapa atau minyak goreng merupakan trigliserida yang pada kondisi kondisi segar (belum digunakan untuk menggoren menggoreng) g) memiliki memiliki kadar asam asam lem lemak tert terten entu tu.. Dima Dimana na pada pada pros proses es peng penggo gore reng ngan an akan akan menyebabkan terjadinya dekomposisi pada batas tertentu. Tujuan dari menggunakan 2 jenis minyak goreng ini adalah sebagai pembanding untuk membandingkan tingkat kualitas dari kedua minyak tersebut. Pada minyak kelapa yang digunakan awalnya berwarna putih setelah di tambahkan eter akan menimbulkan larutan bening. Kertas terbuat dari dari selu selulo losa, sa, dan dan apab apabil ila a selu selulo losa sa beri berikat katan an part partik ikel el lema lemak k yang yang berasal dari minyak kelapa, maka pori-pori selulosa akan meregang sehing sehingga ga kertas kertas biasa biasa yang yang digunak digunakan an akan lebih lebih mudah mudah ditemb ditembus us cahaya dan akan tampak lebih transparan. Ini membuktikan bahwa minyak kelapa yang digunakan mengandung lemak. Sedangkan pada minyak bekas (jelantah) setelah di tambahkan eter juga akan menimbulkan larutan bening berwarna kuning. Hal tersebut membukt membuktikk ikkan an bahwa bahwa kandung kandungan an pada minyak minyak jelant jelantah ah yang yang telah telah dicamp ampurkan kan dengan eter tidak dapat dilaru arutkan kan sehingga menimbulkan bercak kuning pada kertas tersebut.
Print document
In order to print this document from Scribd, you'll first need to download it. Tujuan digunakannya eter pada percobaan ini karena eter merupakan
pelarut organic non polar yang dapat melarutkan lemak atau minyak yang merupakan senyawa polar. Dimana Cancel non Download And Print tingkat kepolaran di antara eter dan minyak goreng hampir sama. Apabila menggunakan air sebagai pelarutnya maka minyak goreng tidak dapat larut karena antara minyak goreng dengan air memiliki tingkat kepolaritasan yang jauh berbeda. Selain itu digunakannya eter sebagai pelarut namun bukan organic yang lain adalah karena sifat eter yang mudah menguap, sehingga yang tersisa pada cawan porselin adalah minyak goreng atau minyak kelapanya saja.
KOLERASI KLINIS
Melalui praktikum kali ini dapat diketahui bahaya dari penggunaan minyak dalam kehidupan sehari-hari. Minyak kelapa murni tergolong baik untuk kesehatan karena tidak menyebabkan endapan lemak dalam tubuh, namun minyak jelantah berbahaya untuk kesehatan karena minyak jelanyah dapat mengendap dalam tubuh sehingga dapat menimbulkan berbagai macam penyakit, contohnya atherosclerosis.
LANDASAN TEORI
Air merupakan zat pelarut yang baik karena strukturnya kecil dan berbentuk V. Dan air disebut sebagai molekul polar dan akan melarutkan senyawa polar dan ionic. Air melarutkan senyawa tersebut karena dapat berinteraksi dengannya. Jika senyawa ionic seperti natrium klorida dilarutkan dalam air, maka ion-ionnya akan terpisah. Senyawa kovalen polar seperti alcohol dan glukosa mengandung gugus –OH dan larut dalam air karena senyawa ini mampu membentuk ikatan hydrogen dengan air. Substansi yang larut dalam air disebut juga hidrofilik (suka air). Molekul kovalen nonpolar, seperti lilin, lemak dan steroid tidak dapat larut dalam air karena air tidak dapat berinteraksi dengan zat-zat tersebut. Zat ini disebut juga hidrofobik (tidak suka air) atau lipofilik (suka lemak). Senyawa nonpolar larut dalam pelarut non polar, misalnya senyawa hidrokarbon sperti bensin dan heksana. (James, 2002) Lipid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar atau semi polar. Senyawa-senyawa yang termasuk lipid ini dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara
Print document
In order to print this document from Scribd, you'll penggolongan besar, yaitu lipid sederhana (yaitu ester asam lemak first need to download it. dengan berbagai alcohol, contohnya lemak atau gliserida dan lilin), lipid gabungan (yaitu ester asam lemak yang mempunyai gugus tambahan, contohnya fosfolipif serobrosida), dan desivat lipid (yaitu Cancel Download And Print senyawa yang dihasilkan oleh proses hidrolisis lipid, contohnya : asam lemak, gliserol dan sterol). Berdasarkan sifat kimia yang penting, lipid dibagi dalam 2 golongan besar yaitu lipid yang dapat dihidrolisis dengan basa, (contohnya lemak) dan lipid yang tidak dapat dihidrolisis (contohnya steroid). (Poedjadi, 1994).
Secara kimia lemak dan minyak merupakan senyawa yang sangat mirip. Walaupun secara fisik, lemak berbentuk padat sedangkan minyak berbentuk cair pada suhu kamar. Baik lemak maupun minyak terbentuk dari 1 molekul gliserol dan 3 molekul asam lemak, oleh sebab itu lemak dan minyak sering disebut sebagai trigliserida ( Lakitan, 2008 ). Lipid biasanya diklasifikasikan berdasarkan jenis dan jumlah atom C yang dikandungnya, tetapi dapat juga diklasifikasikan dengan kriteria lain atau terikatnya senyawa lain misalnya lipid yang m en gi ka t gu gu s po sp or d ise bu t ph os po lip id. Beb erap a golongan lipid: Glis erida dan asam lemak (termasuk d id al am nya m in ya k d an l em ak ) P ho sp ol ip id , s pin go li pi d, Glikolipid, dan Terpenoid, termasuk didalamnya getah steroid. S al ah s at u j en is l ip id a da la h l em ak y an g t er di ri d a r i a s a m a s a m l e m ak . A s am l e ma k a d a la h s a la h s a tu b a h an b a ku u nt u k s em u a l ip id p ad a m a kh lu k h id up . A s a m l e m a k dapat ditemukan dalam bentuk bebas (karena lemak y a n g terhidrolisis) maupun dalam bentuk gliserida. Asam lemak memiliki rantai panjang atom C, yang biasanya jumlahnya berkisar antara 14–24 atom karbon. Semakin panjang rantai atom C, lipid ak an semakin mudah membeku dan semakin sukar larut dalam air. Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh. (Dody, 2001:55). Minyak goreng sangat mudah untuk mengalami oksidasi. minyak bekas atau yang biasa disebut minyak jelatah telah mengalami penguraian molekul-molekul, bila disimpan dapat menyebabkan minyak menjadi berbau tengik. Adapun hal yang dapat menyebabkan bau tengik adalah karena penyimpanan yang salah dalam jangka waktu tertentu sehingga menyebabkan pecahnya ikatan trigliserida menjadi gliserol dan FFA (free fatty acid) atau asamlemak jenuh. Minyak jelatah sangat di sukai oleh jamur aflatoksin yang menghasilkan racun yang dapat menyebabkan penyakit hati (Endo, 1997).
Print document
In order to print this document from Scribd, you'll first needlutoi download it. it un ga n m ela p en gh b ila ng an
U ji k un ti ta ti f p er ok si da , bilangan asam, dan bilangan penyabunan, dilakukan juga uji secara kuantitatif untuk kandungan lipid dari Cancelmengidentifikasi Download And Print s ua tu b ah an . B erd as ark an s if at -s if at l ip id s ec ar a u mu m misa lnya menimb ulka n berca k pada kertas, dilakukan melalui uji bercak minyak (Grease spot test). Sampel yang mengandung lipid bila dilarutkan pada eter jika diusapkan dengan kertas saring akan menimbulkan bercak minyak pada kertas saring (Herlina, 2004). Analisa lemak dan minyak yang umum dilakukan dapat dibedakan menjadi tiga kelompok berdarkan tujuan analisa, yaitu: Penentuan kuantitatif, yaitu penentuan kadar lemak dan minyak yang terdapat dalam bahan makanan. Penentuan kualitas minyak sebagai bahan makanan, yang berkaitan dengan proses ekstraksinya, atau ada pemurnian lanjutan, misalnya: penjernihan (refining), penghilangan bau (deodorizing), penghilangan warna (bleacihing). Penentuan tingkat kemurnian minyak ini sangat erat kaitannya dengan daya tahannya selama penyimpanan, sifat gorengnya, baunya maupun rasanya. Tolak ukur kualitas ini adalah angka asam lemak bebasnya (free fatty acid atau FFA), angka peroksida, tingkat ketengikan dan kadar air. Penentuan sifat fisika maupun kimia yang khas ataupun mencirikan sifat minyak tertentu. Data ini dapat diperoleh dari angka iodinnya, angka Reichert-Meissel, angka polenske, angka krischner, angka penyabunan, indeks retraksi titik cair, angka kekentalan, titik percik, komposisi asam-asam lemak dan sebagainya (Brahmana, 1998). P ro se s h id ro li si s ya ng me ng gu na ka n b as a me ng ha sil ka n gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu p ro se s h id ro li si s y an g m en gg un ak an b as a d is eb ut p ro se s penyabunan. Jumlah mol basa yang digunakan untuk proses p en ya bu na n i ni t er ga nt un g p ad a j um la h m ol a sa m l em ak . Jum la h mg KOH ya ng di pe rl uk an untu k me ny abu nk an 1 gr l em ak d is eb ut b il an ga n p en ya bu na n. J ad i, b es ar k ec il ny a b il an ga n p en ya bu na n i ni t erg an tu ng p ad a p an ja ng a ta u pendeknya rantai karbon asam lemak (Poedjadi, 2007: 60-61). Lemak atau minyak nabati dan hewani merupakan contoh dari gliserol dan lemak jenuh atau minyak dapat dihidrolisa oleh larutan alkali menjadi garam dari asam lemak yang sehari-hati dikenali sebagi sabun. Reaksi hidrolisa ini disebut penyabuna/ safonikasi (Matsjeh, 1996).
Print document
In order to print this document from Scribd, you'll first need to download it. DAFTAR PUSTAKA
Brahmana, H.R. , R.Dalimunthe dan M.Ginting. 1998. Pemanfaatan Cancel Download And Print asam lemak bebas minyak kelapa sawit dan inti sawit dalam pembuatan nilon 9,9 dan ester sorbitol asam lemak . Laporan RUT III – Kantor Menteri Negeri Riset dan Teknologi. Dewan Riset Nasional, Jakarta. Endo, Y. 1997. Autooxidation of Synthetic Isomers of Triacylglycerol Containing Eicosapentaenoic Acid . J.Am.Oil Chem. Soc. 543-548. Herlina, Netti dan Ginting. 2002. Lemak dan Minyak . Sumatera Utara: Universitas Sumatera Utara-Press. James, Joyce. 2002. Prinsip-prinsip sains untuk keperawatan. Jakarta : Penerbit Erlangga (EMS) Lakitan, Benyamin. 2008. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT. Raja Persada. Poedjiadi, Anna. 2007. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta : UI Press Matsjeh. 1996. Kimia Organik II. Yogyakarta : UGM Press.