Geopolitik Indonesia Di Era Globalisasi

“Geopolitik Indonesia di Era Globalisasi” Ketika membahas tentang politik, maka sebagian besar kalangan akan cenderung skeptis dan apatis. Tak terkecuali kalangan pemuda dengan mahasiswa yang di daulat sebagai dutanya. Bahkan mungkin lebih ramai pembahasan politik di debat kusir sepertinya. Fenomena banyak ini akan makin nampak terlihat jelas pada kalangan mahasiswa ilmu eksakta dimana disiplin ilmu kebumian ada di dalamnya. Citra yang terbangun sekarang ini menggambarkan bahwa politik adalah suatu yang kotor, dimana banyak permainan kepentingan untuk menguntungkan pribadi atau kelompok yang acap kali menghiasi berita media massa. Ini menyebabkan arti Politik melenceng jauh dari arti yang dimaksudkan dimana Politik mempunyai arti sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan bersama dan kemashlahatannya dengan kebijakan-kebijakan. Geopolitik adalah suatu hal klasik dalam kehidupan antar bangsa dimana di dalamnya akan menghubungkan antara kekuatan politik dan ruang geografis. Dimana dalam ruang geografis terdapat sumber daya geologi yang bernilai ekonomi. Sehingga sampai disini kita harus menyadari pentingnya kekuatan geopolitik indonesia dalam menegakkan kedaulatan NKRI. Mengingat tak kurang dari tujuh belas ribu Pulau terhampar di Indonesia, dengan luas lautan yang begitu luasnya maka potensi sumber daya sangat besar. Tentu kita tak akan lupa dengan kasus akusisi Pulau Sipadan dan Ligitan oleh negara tetangga kemudian naik lagi ke permukaan kasus blok Ambalat. “Apa yang membuat ingin mengusai blok Ambalat?” Maka lagi-lagi adalah tentang sumber daya bernilai ekonomi. Belum lagi nanti kasus Laut Cina Selatan, Pencurianpencurian Ikan,dsb. Akan menjadi sangat penting untuk melakukan pendidikan politik bagi generasi bangsa di era Globalisasi ini agar nantinya mereka matang untuk mengambil kebijakan ketika menjadi pemimpin. Karena mau tidak mau, dan suka tidak suka sistem negara ini menggunakan sebuah sistem politik. Sebagaimana bangsa lain, kekuatan Geopolitik Indonesia wajib di dukung oleh kekuatan laut dan daratan. Dan tentang sumberdaya, mengutip dari Annual Convention MGEI beberapa tahun lalu “Resource Discovery to Resource Inventory” adalah hal yang tak boleh luput tertama di daerah tapal batas selain pendeklarasian Hukum Kemaritiman yang menegaskan batas kedaulatan NKRI yang diakui dunia melalui United Nations Convention on the Law of the Sea. Dari situ, maka para geosaintis di era globalisasi ini hendaknya lebih memperhatikan lagi tentang kehidupan politik. Karena semua dampak hari ini, adalah buah dari politik elite sebelumnya. Tak kurang dari 70 tahun negara ini merdeka, dan lebih dari itu bangsa lain melakukan kegiatan berburu minyak dan mineral di negeri ini apakah kita belum mampu melakukan kegiatan yang diajarkan sedari kecil, yaitu melihat kemudian menduplikasi baik SOP hingga teknologi dalam eksplorasi dan eksploitasi. Teknologi memang terus berkembang, setidaknya kita mulai melangkah maju, agar tak terlalu kalang kabut ketika harga komoditi dimainkan oleh para broker elite global dan berdiri di kaki sendiri. Serta melakukan kajian-kajian agar setidaknya tidak hanya pasrah menerima kebijakan tentang Sumber Daya agar tidak

merugikan bangsa ini, sesungguhnya kita yang lebih tahu seberapa besar potensi negeri ini dibanding para politisi.