Nama/Nim : Novfirman (16/405008/PMU/00895) Program Studi : Ilmu Lingkungan Mata Kuliah : Penginderaan Jauh & SIG 1. Gelombang Elektromagnetik pada Pengideraan Jauh Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walau tidak ada medium. Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa diukur, yaitu: panjang gelombang / wavelength, frekuensi, amplitude / amplitude, kecepatan. Amplitudo adalah tinggi gelombang, sedangkan panjang gelombang adalah jarak antara dua puncak. Frekuensi adalah jumlah gelombang yang melalui suatu titik dalam satu satuan waktu. Frekuensi tergantung dari kecepatan merambatnya gelombang. Karena kecepatan energi elektromagnetik adalah konstan (kecepatan cahaya), panjang gelombang dan frekuensi berbanding terbalik. Semakin panjang suatu gelombang, semakin rendah frekuensinya, dan semakin pendek suatu gelombang semakin tinggi frekuensinya (Martin, 2006). Penginderaan jauh dapat mengklasifikasikan sprektrum elektromagnetik dan panjang gelombangnya sebagai berikut: Tabel 1. Spektrum elektromagnetik dan bagian-bagiannya. Spektrum/sal Panjang Keterangan uran Gelombang Diserap oleh atmosfer, tetapi benda Gamma 0,03 nm radioaktif dapat diindera dari pesawat terbang rendah. Diserap oleh atmosfer, sinar buatan X 0,03 - 3 nm digunakan dalam kedokteran. Ultraviolet 3 nm - 0,4 0,3 n m diserap oleh atmosfer. (UV) nm Hamburan atmosfer berat sekali, UV fotografik 0,3 - 0,4 nm diperlukan lensa kuarsa dalam kamera. Tampak 0,4 - 0,7 nm Biru 0,4 - 0,5 nm Hijau 0,5 - 0,6 nm Merah 0,6 - 0,7 nm Inframerah 0,7 - 1.000 Jendela atmosfer terpisah oleh saluran (IM) nm absorpsi. IM Pantulan 0,7 - 3 nm Film khusus dapat merekam hingga IM Fotografik 0,7 - 0,9 nm panjang gelombang hampir 1,2 nm. Jendela-jendela atmosfer dalam IM Termal 3 - 5 nm spektrum ini. Gelombang panjang yang mampu Gelombang menembus awan, citra dapat dibuat 8 - 14 nm mikro dengan cara pasif dan aktif. Radar 0,3 - 300 cm Penginderaan jauh sistem aktif. Ka 0,3 - 300 cm Yang paling sering digunakan. K 0,8 - 1,1 cm Yang paling sering digunakan. Ku 1,1 - 1,7 cm X 1,7 - 2,4 cm
C S L P
2,4 - 3,8 cm 3,8 - 7,5 cm 7,5 - 15 cm 15 - 30 cm
Radio
30 - 100 cm
Tidak digunakan dalam penginderaan jauh.
Sumber: Paine, 1981 Secara garis besar penginderaan jauh dibedakan menjadi penginderaan jauh sistem fotografik dan penginderaan jauh non fotografik. Dikatakan penginderaan fotografi karena menggunakan kamera sebagai sensor, menggunakan film sebagai detektor dan menggunakan gelombang elektromagnetik yang berupa spektrum tampak dengan perluasannya sebagai tenaganya. Hasil dari sistem fotografik ini berupa foto udara dan foto satelit. Sedangkan sistem penginderaan jauh non fotografik menggunakan selain kamera misalnya RBV (Return Bean Vidicon) untuk Satelit Landsat generasi 1 (Landsat 4-5) yang terdiri dari 3 saluran RBV1, RBV2 dan RBV3 dan MSS (Multispektral scanner) yang keduanya mempunyai resolusi 79 meter.(Danudoro, 1996) 2. Jendela Atmosfer dan Peran Atmosfer Penginderaan Jauh Lapisan udara yang terdiri atas berbagai jenis gas, seperti O 2, CO2, nitrogen, hidrogen dan helium. Molekul-molekul gas yang terdapat di dalam atmosfer tersebut dapat menyerap, memantulkan dan melewatkan radiasi elektromagnetik. Pada Sehingga dapat disimpulkan bahwa atmosfer merupakan media yang harus dilalui oleh tenaga agar sampai kepermukaan benda(Sutanto, 1986). Interaksi tenaga dari objek ke sensor senantiasa melewati media atmosfer. Atmosfer adalah lapisan udara yang mengelilingi bumi. Energi dari matahari sebagai sumber tenaga tidak seluruhnya sampai ke permukaan bumi, namun energi tersebut hanya sebagian kecil saja yang sampai ke permukaan bumi karena adanya interksi antara energi matahari dan atmosfer. Energi tersebut dihambat melalui serapan, hamburan, dipantulkan, dan diteruskan (Suryantoro, 2013). Dalam penginderaan jauh terdapat istilah Jendela Atmosfer, yaitu bagian spektrum elektromagnetik yang dapat mencapai bumi. Keadaan di atmosfer dapat menjadi penghalang pancaran sumber tenaga yang mencapai ke permukaan bumi, sehingga Tenaga elektromagnetik pada penginderaan jauh sistem pasif dan sistem aktif untuk sampai di alat sensor dipengaruhi oleh atmosfer. Atmosfer mempengaruhi tenaga elektromagnetik yaitu bersifat selektif terhadap panjang gelombang (Tejasukmana, 2002). 3. Penginderaan Jauh dalam Kondisi Ideal Dalam sistem pengindraan jauh yang ideal komponen yang harus ada meliputi: 1) Sumber tenaga yang seragam, sumber tenaga akan menyajikan tenaga pada seluruh panjang gelombang, dengan suatu keluaran tetap, diketahui, kualitas tinggi, tidak terganggu pada waktu dan tempat; 2) Atmosfer yang tidak menganggu, atmosfer yang tidak akan mengubah tenaga dari sumbernya dengan cara apapun; 3) Serangkaian interaksi yang unik antara tenaga dan benda di muka bumi. Interksi ini
akan membangkitkan pantulan atau pancaran sinyal yang tidak hanya selektif tehadap panjang gelombang, namun juga diketahui tidak berubahubah; 4) Sensor sempurna, alat ini merrupakan sebuah sensor yang memiliki kepekaan tinggi terhadap seluruh panjang gelombang; 5) Berbagai pengguna data, para penguna data harus memiliki pengetahuan yang mendalam mengenai displin ilmu masing-masing maupun cara pengumpulan dan system analisis data pengindraan jauh. DAFTAR PUSTAKA : Danoedoro, P. 1996. Pengolahan Citra Digital Teori dan Aplikasinya dalam bidang Penginderaan Jauh. Yogyakarta : Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada. Kanginan, Martin. 2006. Fisika untuk SMA. Jakarta: Erlangga Paine, D.P. 1981. Aerial Photography and Image Interpretation for Resources Management. (Terjemahan). Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Suryantoro, Agus. 2013. Penginderaan Jauh Untuk Geograf. Malang: Ombak. Sutanto.1986. Penginderaan Jauh I. Cetakan ke dua.Yogyakarta : Gama Press Universitas Gadjah Mada. Tejasukmana,B. 2002. Pengembangan Penginderaan Jauh. Jakarta : LAPAN.