GANGGUAN PENGLIHATAN 1.
PENGERTIAN
Gangguan penglihatan adalah kondisi yang ditandai dengan penurunan tajam penglihatan ataupun
menurunnya luas lapangan pandang, yang dapat mengakibatkan kebutaan (Quigley dan Broman, 2006).
Caa Caatt !etr !etraa dala dalah h "ese "eseor oran ang g yang yang terh terham amba batt mobi mobili lita tass gera gerak k yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh hilang# hilang#ber berkur kurangn angnya ya $ungsi $ungsi pengli penglihat hatan an sebaga sebagaii akibat akibat dari dari kelahi kelahiran ran,, keelak keelakaan aan maupun maupun penyakit (%arjuki, 200&)
%enurut kamus besar bahasa 'ndonesia pengertian tunanetra ialah tidak dapat melihat, buta.
"edangkan menurut irektorat embinaan "ekolah *uar Biasa yang dimaksud dengan tunanetra adalah seseorang yang memiliki hambatan dalam penglihatan atau tidak ber$ungsinya indera penglihatan. +arena adanya hambatan dalam penglihatan serta tidak ber$ungsinya penglihatan (e-ard /rlansky, &11 cit kbar 20). %ata adalah organ sensorik yang mentransmisikan rangsang melalui jaras pada otak ke lobus oksipital dimana rasa penglihatan ini diterima. "esuai dengan proses penuaan yang terjadi, tentunya banyak perubahan yang terjadi, diantaranya alis berubah kelabu, dapat menjadi kasar pada pria, dan menjadi tipis pada sisi temporalis baik pada pria maupun -anita. +onjungti3a menipis dan ber-arna kekuningan,produksi air mata oleh kelenjar lakrimalis yang ber$ungsi untuk melembabkan dan melumasi konjungti3a akan menurun dan enderung epat menguap, sehingga mengakibatkan konjungti3a lebih kering.
ada mata bagian dalam, perubahan yang terjadi adalah ukuran pupil menurun dan reaks reaksii terha terhada dap p ahay ahayaa berku berkura rang ng dan dan juga juga terh terhada adap p akom akomoda odasi si.. *ens *ensaa meng menguni uning ng dan dan berangsur4angsur menjadi lebih buram mengakibatkan katarak, sehingga memengaruhi kemampuan untuk menerima dan membedakan -arna4-arna. +adang -arna gelap seperti oklat, hitam, dan marun tampak sama. andangan dalam area yang suram dan adaptasi terhadap kegelapan berkurang ( sulit melihat dalam ahaya gelap) menempatkan lansia pada risiko sedera. "ementara ahaya menyilaukan dapat menyebabkan nyeri dan membatasi kemampuan untuk memb membed edak akan an obje objek4 k4ob obje jek k denga dengan n jela jelas, s, semu semuaa hal itu itu dapat dapat meme memeng ngar aruhi uhi kemam kemampua puan n $ungsional para lansia. 2.
KLASIFIKASIPENYANDANG CACAT PENGLIHATAN
Berdasarkan Berdasarkan +lasi$ikas +lasi$ikasii International Classification of Functioning for Disability and Health ('C5) Health ('C5) dalam %arjuki (200&), enyandang Caat englihatan diklasi$ikasikan menjadi , yaitu7 a.
Low vision (englihatan "isa) adalah seseorang yang mengalami kesulitan# gangguan jika dalam jarak minimal 0 m dengan penerangan yang ukup tidak dapat melihat dengan jelas baik bentuk, ukuran, dan -arna. 8ika responden memakai kaamata maka yang ditanyakan adalah kesulitan melihat ketika melihat tanpa kaamata (sumber7 modi$ikasi "usenas 2000 dan 'C5) (tidak termasuk orang yang menggunakan kaamata plus, minus ataupun silinder).
b.
Light Perception (ersepsi Cahaya) yaitu seseorang hanya dapat membedakan terang dan gelap namun tidak dapat melihat benda didepannya.
.
Totall Totallyy blind ( Buta Buta 9otal 9otal ) ) yaitu yaitu seseorang seseorang tidak memiliki kemampuan untuk mengetahui# mengetahui# membedakan adanya sinar kuat yang ada langsung di depan matanya. "edangkan menurut irektorat embinaan "ekolah *uar Biasa, ada beberapa klasi$ikasi tunanetra, seperti di ba-ah ini7
a.
Berdasarkan :aktu 9erjadinya 9erjadinya +etunanetraan7
)
9unanetra sebelum dan sejak lahir; yakni mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman penglihatan.
2)
9unane 9unanetra tra setela setelah h lahir lahir atau atau pada pada usia usia keil; keil; mereka mereka telah telah memili memiliki ki kesan4k kesan4kesa esan n serta serta pengalaman 3isual tetapi belum kuat dan mudah terlupakan.
)
9unanetra pada usia sekolah atau pada masa remaja; mereka telah memiliki kesan4kesan 3isual dan meninggalkan pengaruh yang mendalam terhadap proses perkembangan pribadi.
<)
9unanetra pada usia de-asa; pada umumnya mereka yang dengan segala kesadaran mampu melakukan latihan4latihan penyesuaian diri.
=)
9unanetra dalam usia lanjut; sebagian besar sudah sulit mengikuti latihan4latihan penyesuaian diri.
b.
Berdasarkan +emampuan aya englihatan
)
9unanetra ringan (de$eti3e 3ision#lo- 3ision); yakni mereka yang memiliki hambatan dalam penglihatan akan tetapi mereka masih dapat mengikuti program4program pendidikan da n mampu melakukan pekerjaan#kegiatan yang menggunakan $ungsi penglihatan.
2)
9unanetra setengah berat (partially sighted); yakni mereka yang kehilangan sebagian daya penglihatan, hanya dengan menggunakan kaa pembesar mampu mengikuti pendidikan biasa atau mampu membaa tulisan yang beretak tebal.
)
9unanetra berat (totally blind); yakni mereka yang sama sekali tidak dapat melihat.
3.
PENYEBAB KETUNANETRAAN
da berbagai $aktor yang menyebabkan kelainan penglihatan (ketunanetraan) seperti kelainan struktur mata atau penyakit yang menyerang ornea, lensa, retina, sara$ mata dan lain sebagainya. i samping itu kelainan penglihatan juga dapat diperoleh karena $aktor keturunan misalnya perka-inan antar saudara dekat dapat meningkatkan kemungkinan diturunkannya kondisi kelainan penglihatan. "eara garis besar kelainan penglihatan dapat disebabkan karena beberapa hal yaitu7 a.
+elainan >e$raksi Bagi seseorang yang mengalami kelainan re$raksi (pembiasan ahaya) tanpa disertai gangguan lain, biasanya dapat diperbaiki penglihatannya hingga menjadi normal dengan menggunakan kaa mata atau lensa kontak. Bagi penyandang kelainan re$raksi yang telah dikoreksi dengan kaa mata biasanya tidak ada masalah dengan penglihatannya keuali jika kaa mata atau lensa kontak yang diresepkan baginya tidak dipakai. Beberapa kelainan re$raksi meliputi7
) yopiadan Hyperopia alam penglihatan normal, berkas ahaya paralel yang datang dari jauh akan ter$okus pada retina. 8ika bola mata terlalu panjang dari depan ke belakang, maka berkas ahaya itu ter$okus di depan retina dan hal ini mengakibatkan penglihatan menjadi kabur atau buram. "eseorang
yang
mengalami
myopia
sering
dikatakan
memiliki
penglihatan
dekat
(nearsightedness) karena ketajaman penglihatannya bagus pada jarak dekat tetapi mengalami
masalah pada jarak jauh. ada penderita myopia image obyek yang dilihat tidak jelas, masalah ini terjadi selain karena bola mata lebih besar dari pada yang normal juga dapat terjadi pada bola mata yang normal tetapi elastisitas lensanya kurang baik dan kekuatan re$raksi lensa dan ornea menguat. alam kebanyakan kasus myopia, pemanjangan bola mata itu hanya sedikit dan tidak terus memanjang, dan koreksi dapat dilakukan dengan pemakaian kaa mata. kan tetapi, dalam sejumlah keil kasus myopia, bola mata memanjang terus. +ondisi ini dikenal dengan istilah progressive !yopia atau high !yopia, dan ketajaman penglihatan yang normal tidak akan dapat diapai dengan pemakaian kaa mata ataupun lensa kontak. . "ebaliknya jika bola mata lebih keil dari yang normal atau lensa dalam keadaan tidak dapat berakomodasi dengan baik sehingga bentuknya enderung ekung, akibatnya image obyek yang sedang dilihat di$okuskan di belakang retina dan pada kondisi seperti ini penderita merasakan penglihatannya menjadi kabur. +elainan seperti ini disebut hyperopiaatau penglihatan jauh ( farsightedness). enderita hyperopia mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan mengalami gangguan penglihatan pada jarak dekat tetapi normal pada jarak jauh. alam kasus hyperopia yang parah penglihatan menjadi tidak e$ekti$. yperopia sederhana dapat dikoreksi hingga ke penglihatan normal dengan mengunakan lensa embung (lensa plus) sehingga berkas ahaya ter$okus pada retina. ermasalahan biasanya timbul hanya apabila kondisi ini disertai kondisi penglihatan lain seperti katarak. alam kasus seperti ini, meskipun kaa mata akan diresepkan, tetapi ketajaman penglihatan tetap akan berkurang dan kondisi ini dapat disertai dengan keadaan juling. ") Presbyopia engan meningkatnya usia, seseorang pada umumnya mengalami penurunan $ungsi akomodasi sehubungan dengan lemahnya elastisitas lensa dan airan lensa yang mengeras. /leh karena gangguan penglihatan ini umumnya berkaitan dengan meningkatnya usia maka, keadaan ini disebut presbyopia. resbyopia biasanya terjadi pada usia <04an dan penderita mengalami penurunan ketajaman penglihatan dan mengalami gangguan untuk membaa. "eseorang yang mengalami presbyopia dapat dibantu dengan sepasang kaa mata yang memiliki dua lensa. *ensa semaam ini disebut lensa bifocals, satu lensa untuk membantu menyebarkan (diverge) ahaya dan yang lain untuk mem$okuskan (converge) ahaya. #) $stig!atis!
enyebab utama astigmatism adalah ber3ariasinya daya re$raksi ornea atau lensa akibat kelainan dalam bentuknya permukaannya. al ini mengakibatkan distorsi pada image yang terbentuk pada maula. Bila kasusnya sederhana, kondisi ini dapat dikoreksi dengan memakai kaa mata dengan lensa silindris, tetapi permasalahan menjadi lebih berat bila kondisi ini disertai myopia dan hypermetropia. Bila disertai dengan jenis gangguan penglihatan lain, koreksinya akan menjadi sulit dan dapat mengakibatkan berkurangnya ketajaman penglihatan bahkan kebutaan. 4)
KATARAK
+atarak adalah kelainan mata yang terjadi pada lensa di mana airan dalam lensa menjadi keruh. +arena airan dalam lensa keruh, lensa mata kelihatan putih dan ahaya tidak dapat menmbusnya. /rang yang mengidap katarak melihat seperti melalui kaa jendela yang kotor karena keruhnya lensa menghalangi masuknya ahaya ke retina. +atarak merupakan salah satu penyebab kebutaan yang utama baik pada anak4anak maupun orang tua. a)
Definisi Kaa!a" +atarak adalah perubahan lensa mata yang tadinya jernih dan tembus ahaya menjadi keruh,
menyebabkan gangguan pada penglihatan (+linik mata nusantara, 2001) +atarak adalah sejenis kerusakan mata yang menyebabkan lensa mataberselaput dan rabun. *ensa mata menjadi keruh dan ahaya tidak dapat menembusinya, ber3ariasi sesuai tingkatannya dari sedikit sampai keburaman total dan menghalangi jalan ahaya (:ikipedia, 202) +atarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat hidrasi (penambahan airan) lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat kedua4 duanya.Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresi$.(kapita selekta. jilid satu.200)
Gambar . erbedaan mata normal dan mata +atarak
#)
Ei$%$&i
"ebagian besar katarak terjadi karena proses degenerati$ atau bertambahnya usia seseorang. ?sia rata4rata terjadinya katarak adalah pada umur 60 tahun keatas. kan tetapi, katarak dapat pula terjadi pada bayi karena sang ibu terin$eksi 3irus pada saat hamil muda. enyebab katarak lainnya meliputi 7 5aktor keturunan. Caat ba-aan sejak lahir. %asalah kesehatan, misalnya diabetes. enggunaan obat tertentu, khususnya steroid. gangguan metabolisme seperti % (iabetus %elitus) gangguan pertumbuhan, %ata tanpa pelindung terkena sinar matahari dalam -aktu yang ukup lama. >okok dan lkohol /perasi mata sebelumnya. 9rauma (keelakaan) pada mata. 5aktor4$aktor lainya yang belum diketahui. ') K%asifi"asi () +atarak primer +atarak primer, menurut umur ada tiga golognan yaitu 7 (a) +atarak ju3enilis (umur @20 tahun ), (b) +atarak presenilis (umur sampai =0tahun) () katarak senilis (umur sampai =0tahun ) +atarak primer dibagi menjadi < stadium (Yasin, 2009)7 (a) "tadium 'nsipien "tadium paling dini +ekeruhan lensa terdapat pada bagian peri$er berbentuk berak4berak yang tidak teratur asien mengeluh gangguan penglihatan melihat ganda dengan satu mata 9ajam penglihatan belum terganggu roses degenerasi belum menyerap airan mata yang kedalam lensa sehingga terlihat bilik mata
depan yang kedalaman normal. (b) "tadium 'matur roses degenerasi mulai menyerap airan mata kedalam lensa sehingga lensa %enjadi embung. 9erjadi pembengkakan lensa yang dapat menjadi katarak intumesen. 9erjadi miopisasi apat terjadi glauoma sekunder "hado- test positi$ () "tadium %atur 9erjadi kekeruhan seluruh lensa 9ekanan dalam seimbang dengan airan dalam mata dengan ukuran lensa normal +embali. 9ajam penglihatan sangat menurun dan hanya tinggal proyeksi sinar positi$ i pupil tampak lensa seperti mutiara (d) "tadium ypermatur
+orteks lensa yang seperti bubur telah menair sehingga nuleus lensa turun karena daya
beratnya. %elalui pupil, nuleus terbayang sebagai setengah lingkaran di bagian ba-ah dengan -arna berbeda dari atasnya yaitu keoklatan 9erjadi kerusakan kapsul lensa yang menjadi lebih permeabel dsehingga isi korteks dapat keluar dan lensa menjadi kempis yang diba-ahnya terdapat nuleus lensa (+atarak %orgagni) (2) +atarak +omplikata +atarak jenis ini terjadi sekunder atau sebagai komplikasi dari penyakir lain. enyebab katarak jenis ini adalah 7 Gangguan okuler, karena retinitis pigmentosa glauoma, ablasio retinayang sudah lama, u3eitis, myopia maligna. enyakit sistemik, iabetes %ellitus, hipoparatiroid, sindrom do-n, dermatitis atopik. 9rauma, trauma tumpul, pukulan, benda asing di dalam mata, terpajan panas yang berlebihan, sinar A, radioakti$, terpajan sinar matahari, toksik kimia. () +atarak +ongenital +atarak kongenital adalah kekeruhan pada lensa yang timbul pada saat pembentukan lensa. +ekeruhan sudah terdapat pada -aktu bayi lahir. +atarak ini sering ditemukan pada bayi yang dilahirkan oleh ibu yang 7 menderita rubella diabetes mellitus toksoplasmosis, hipoparatiroidisme galaktosemia da pula yang menyertai kelainan ba-aan pada mata itu sendiri seperti mikro$talmus, aniridia, koloboma , ektopia lentis, keratokonus, megalokornea, heterokornea iris. +ekeruhan dapat dijumpai dalam bentuk arteri hialoidea yang persisten, katarak polaris anterior4posterior, katarak aksialis, katarak onularis, katarak stelata, katarak totalis dan katarak ongenital membranasea. () Tan(a Dan Gea%a Biasanya gejala berupa keluhan penurunan tajam pengelihatan seara progresi$ (seperti rabun jauh memburuk seara progresi$). engelihatan seakan4akan melihat asap dan pupil mata seakan akan bertambah putih. ada akhirnya apabila katarak telah matang pupil akan tampak benar4 benar putih ,sehingga re$leks ahaya pada mata menja di negati$ (4). Bila +atarak dibiarkan maka akan mengganggu penglihatan dan akan dapat menimbulkan komplikasi berupa Glaukoma dan ?3eitis. Gejala umum gangguan katarak meliputi (8ulianto, 200&) 7 englihatan tidak jelas, seperti terdapat kabut menghalangi objek. eka terhadap sinar atau ahaya.
apat melihat dobel pada satu mata. %emerlukan penahayaan yang terang untuk dapat membaa. *ensa mata berubah menjadi buram seperti kaa susu.
e)
Pa$fisi$%$&i *ensa yang normal adalah struktur posterior iris yang jernih, transparan, berbentuk
seperti kaning baju, mempunyai kekuatan re$raksi yang besar. *ensa mengandung tiga komponen anatomis7 ada ona sentral terdapat nukleus, di peri$er ada korteks, dan yan mengelilingi keduanya adalah kapsula anterior dan posterior. engan bertambahnya usia, nukleus mengalami perubahan -arna menjadi oklat kekuningan . i sekitar opasitas terdapat densitas seperti duri di anterior dan poterior nukleus. /pasitaspada kapsul poterior merupakan bentuk aktarak yang paling bermakna seperti kristal salju. erubahan $isik dan kimia dalam lensa mengakibatkan hilangnya traansparansi. erubahan dalam serabut halus multipel (onula) yang memaenjang dari badan silier ke sekitar daerah di luar lensa. erubahan kimia dalam protein lensa dapat menyebabkan7 koagulasi, sehingga mengabutkan pandangan dengan menghambat jalannya ahaya ke retina. "alah satu teori menyebutkan terputusnya protein lensa normal disertai in$luks air ke dalam lensa. roses ini mematahkan serabut lensa yang tegang dan mengganggu transmisi sinar. 9eori lain mengatakan bah-a suatu enim mempunyai peran dalam melindungi lensa dari degenerasi. 8umlah enim akan menurun dengan bertambahnya usia dan tidak ada pada kebanyakan pasien yang menderita katarak. +atarak bisa terjaadi bilateral, dapat disebabkan oleh kejadian trauma atau sistemis (diabetes) tetapi paling sering karena adanya proses penuaan yang normal. 5aktor yang paling sering berperan dalam terjadinya katarak meliputi radiasi sinar ?D, obat4obatan, alkohol, merokok, dan asupan 3itamin antioksidan yang kurang dalam jangka -aktu yang lama. Pa*+a,
f) Pe-e!i"saan Dia&n$si" () +artu mata snellen #mesin telebinokuler 7 mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa,
(2) () (<) (=) (6) (E) (1) (&)
akueus#3itreus humor, kesalahan re$raksi, penyakit sistem sara$, penglihatan ke retina. *apang englihatan 7 penuruan mngkin karena massa tumor, karotis, glukoma. engukuran 9onogra$i 7 9'/ (2 A 2= mmg) engukuran Gonioskopi membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup glukoma. 9es ro3okati$ 7 menentukan adanya# tipe gllukoma /$talmoskopi 7 mengkaji struktur internal okuler, atro$i lempeng optik, papiledema, perdarahan. arah lengkap, *F 7 menunjukkan anemi sistemik # in$eksi. F+G, kolesterol serum, lipid 9es toleransi glukosa 7 kotrol %.
&)
K$-%i"asi
+omplikasi preoperasi katarak antara lain glaukoma sekunde r, u3eitis, dan dislokasi lensa. +omplikasi postoperasi katarak o
$akia (iris tremulans, 0 sampai diopter dengan adisi diopter untuk penglihatan dekat).
o
seudo$akia (dengan pemasangan '/*).
*)
Penaa%a"sanaan /e(is
() 'nter3ensi bedah
'ndikasi operasi katarak
ada bayi (@tahun) jika $undus tidak terlihat o ada usia lanjut 'ndikasi +linis 7 jika timbul komplikasi glauoma # u3eitis 'ndikasi Disual 7 katarak matur dengan 3isus #00 atau #Hdengan atatan * bik segala arah. 'ndikasi "osial 7 pekerjaan 8enis pembedahan katarak 7 o FItraapsular Catarat FItrati3e (FCCF) +orteks dan nuleus diangkat kapsul posterior di tinggalkan untuk menegah prolaps3itreus o
untuk melindungi retina dari sinar ultra3ioler dan memberikan sokongan untuk implantasi lensa mata intra okuler. o 'ntraapsular Catarat FItrati3e ('CCF) ada pembedahan jenis ini lensa diangkat seluruhnya. (2) engobatan +atarak "alah satu ara pengobatan katarak adalah dengan ara pembedahan ,yaitu lensa yang telah keruh diangkat dan sekaligus ditanam lensa intraokuler sehingga pasa operasi tidak perlu lagi memakai kaa mata khusus (kaa mata aphakia). "etelah operasi harus dijaga jangan sampai terjadi in$eksi. embedahan dilakukan bila tajam penglihatan sudah menurun sedemikian rupa sehingga mengganggu pekerjaan sehari4hari atau bila telah menimbulkan penyulit seperi glaukoma dan u3eitis. 9ekhnik yang umum dilakukan adalah ekstraksi katarak ekstrakapsular, dimana isi lensa dikeluarkan melalui pemeahan atau perobekan kapsul lensa anterior sehingga korteks dan nukleus lensa dapat dikeluarkan melalui robekan tersebut. !amun dengan tekhnik ini dapat timbul penyulit katarak sekunder. engan tekhnik ekstraksi katarak intrakapsuler tidak terjadi katarak sekunder karena seluruh lensa bersama kapsul dikeluarkan, dapat dilakukan pada yang matur dan onula inn telah rapuh, namun tidak boleh dilakukan pada pasien berusia kurang dari <0 tahun, katarak imatur, yang masih memiliki onula inn. apat pula dilakukan tekhnik ekstrakapsuler dengan $akoemulsi$ikasi yaitu $ragmentasi nukleus lensa dengan gelombang ultrasonik, sehingga hanya diperlukan insisi keil, dimana komplikasi pasa operasi lebih sedikit dan rehabilitasi penglihatan pasien meningkat. +aamata (aphaki spetales)
"etelah ekstraksi katarak, mata klien tidak mempunyai lensa yang disebut a$akia.+eadaan ini harus dikoreksi dengan lensa se$ris () 0 supaya dapat melihat jauh. +oreksi ini harus diberikan bulan pasa operasi sebab sebelum bulan keadaan re$raksi masih berubah A ubah, karena keadaan luka belum tenang dan astigmatismenya tidak tetap. *ensa kontak
+euntungan pilihan ini adalah ukuran bayangan hanya EJ lebih besar dari pada ukuran normal, sehingga kedua mata ber$ungsi bersama. *apang pandang tidak berubah# konstriksi. +erugiannya dapat terjadi lakrimasi, risiko tinggi komplikasi, kemungkinan penolakan lensa dan biaya mahal. #.
+elainan *antang andangan enerimaan ahaya oleh otak sangat tergantung pada kualitas impuls yang ditimbulkan oleh retina. 9erjadinya suatu hambatan atau kerusakan pada pusat penglihatan di otak atau bagian sara$ tertentu akan menimbulkan gangguan penglihatan.
'.
+elainan *ain
)
Buta :arna "eseorang yang tidak dapat membedakan -arna disebabkan karena mengalami kerusakan atau kelainan pada sel reeptor di retina yang berbentuk keruut yang disebut one. "eseorang yang buta -arna biasanya ketajaman penglihatannya (visus) normal. Buta -arna lebih banyak terjadi pada laki4laki dari pada perempuan.
2)
%trabis!us(juling) 'stilah strabismus digunakan untuk menunjukkan suatu kondisi dimana image obyek yang dilihat tidak diterima seara baik oleh mata kanan dan mata kiri. engan kata lain kedua mata tidak bekerja seara bersama4sama karena tidak ada koordinasi yang baik antara otot4otot mata. kibatnya dalam retina terdapat dua image terhadap satu obyek yang sedang dilihat. +ondisi ini disebut diplopia. ?ntuk menolong penderita strabismus dapat dilakukan operasi pada otot mata.
#) &ystag!us !ystagmus adalah suatu kondisi dimana mata bergerak seara epat dan tidak teratur. !ystagmus dapat terjadi pada seseorang karena kelelahan atau stress dan juga dapat terjadi karena adanya kerusakan pada otak atau gangguan medis lain yang kronis. enderita nystagmus tidak dapat melihat suatu obyek dengan baik karena matanya sselalu bergerak dan tidak dapat mem$okuskan obyek yang sedang dilihat. ')
lauco!a Glauoma mengakibatkan meningginya tekanan di dalam bola mata yang dapat mempengaruhi suplai darah ke kepala syara$ optik. 9erdapat beberapa jenis glauoma7 dapat merupakan penyakit tersendiri, atau dapat juga terkait dengan kondisi4kondisi lain, misalnya aniridia. "atu jenis glauoma yang terjadi pada anak4anak adalah buphthalmos (Kmata sapiL), yang ditandai dengan membesarnya satu mata atau kedua belah mata. 'ni merupakan kondisi yang berbahaya,
yang jika tidak diberi pera-atan dapat merusak lensa, retina atau syara$ optik. 8enis4jenis glauoma lainnya ditandai dengan berkurangnya bidang pandang dan kesulitan melihat di tempat yang gelap atau redup. <. ANAT0/I FISI0L0GI /ATA mata adalah organ sensori yang menstranmisikan rangsang memalui sara$ pada otak ke lobus oksipital, dimana rasa penglihatan ini diterima. a.
mata eksternal
+elopak mata adalah lipatan4lipatan kulit denga pelekatan otot yang memungkinkannya untuk
bergerak. +elopak mata melindungi bola mata yang berkedip seara re$lekti$ dan menggerakan airan yang melumasi diatas permukaan mata. 5isura palpebra adalah lubang diantara kelopak mata bagian atas dan bagian ba-ah. Bulu mata
pada tepi kelopak menegah objek dari udara masuk kemata. 'ntropion dimana kelopak mata terlipat kedalam sehingga bulu mata menggesek mata menyebabkan abrasi kornea. Fktropion dimana kelopak mata terbalik keluar, menegah penutupan, dan menyebabkan kemerahan dan kongesti bola mata. lis mata
9erletak seara transpersal diatas kedua mata sepanjang punak orbital superior tulang tengkorak. >ambut pendek dan tebal ini menegah keringat masuk kemata. sesuai proses penuaan alis berubah kelabu. +onjugti3a
"uatu yang tipis, transparan dan mensekresi muus, terbagi dalah dua bagian 7 konjungti3a palpebra yang membatasi permukaan interior dari masing4masing kelopak mata dan tampak merah muda berkilauan hingga merah dan konjungti3a bulbaris yang membatasi permukaan anterior bola mata sampai tembus dan tampak jelas. "esuai dengan proses penuaan, konjungti3a menipis dan be-arna kakuningan. pratus *akrimalis
9erdiri dari kelenjar lakrimalis, duktus dan pungta lakrmalis. +elnjar lakrimalis terletak pada bagian superolateral pada orbit dan dipersara$i oleh sara$ kranialis D'' ( $asialis ). +elenjar ini yang melembabkan konjungti3a dan kornea b.
%ata internal
"klera
"lera atau bagian putih mata tersusun atas jaringan4jaringa elastis dan kolagen yang memberi bentuk dan melindungi struktur4struktur bagian dalam dari bola mata. Beberapa lansia dapat terjadi bintik4bintik oklat pada sklera. *ensa
*ensa memisahkan bola mata dalam dua rongga ; ruang anterior dan posterior. >uang anterior terlatak didepan iris dan dibelakang kornea. >uang posterior diantara iris dan lensa. Glokoma suatu penyakit mata yang sering kali berhubungan dengan proses penuaan. 'ris
'ris adalah piringan bulat dan berpigmen dikelilingi oleh serat otot polos. +ontraksi serat otot ini mengatur diameter pupil, lubang ditengah iris. "esuai dengan proses penuaan pulpil menurun dalam ukuran dan kemampuannya untuk kontraksi pada respon dan ahaya akomodasi. >etina
>etina adalah lapisan mata paling dalam dimana bayangan diproyeksikan. "truktur retina tampak dengan optalmokopis meliputi piringan opti atau sara$ utama pada sara$ opti. "ara$ opti 7 pembuluh4pembuluh darah retina yang timbulm dari piringan opti 7 maula, dimana penglihatan pusat dan persepsi -arna dikonsentrasikan dan latara belakang retina jingga kemerahan itu sendiri. .
otot4otot ekstraokuler gerakan4gerakan bola mata dikontrol oleh enam otot ektrinsik 7 otot rektusuporior, in$erior, radial, dan median dan otot4otot obliMsuperior dan in$erior. %ata bergerak dalam arah yang sama karena otot pada satu mata bekerja dengan otot yang berhubungan dengan mata yang lainnya. /tot mata dipersara$i oleh tiga sara$ ranial, sara$ in$erior dan otot obliMue superior dan in$erior. "ara$ troklear ( "+ 'D ) mempersara$i otot obliMue superior dan otot abdusen ( "+ D' ) mempersara$i otot rektus lateral.
Gambar 2. natomi %ata .
PERUBAHAN SISTE/ PENGLIHATAN
erubahan normal pada system sensoris (penglihatan) akibat penuaan 7
Pe!#a*an N$!-a% ,an& #.( Penaan
enurunan kemampuan akomodasi.
I-%i"asi K%inis
+esukaran dalam membaa huru$4huru$ yang
keil +ontriksi pupil sinilis enyempitan lapang pandang eningkatan kekeruhan lensa dengan perubahan "ensiti3itas terhadap ahaya -arna menjadi menguning.
enurunan penglihatan pada malam hari dengan
persepsi kedalamam erubahan sistem indera englihatan pada penuaan 7
Pe!#a*an /$!f$%$&is
Pe!#a*an Fisi$%$&is
enurunan jaringan lemak sekitar mata
enurunan penglihatan jarak dekat
enurunan elastisitas dan tonus jaringan
enurunan koordinasi gerak bola mata
enurunan kekeuatan otot mata
istorsi bayangan
enurunan ketajaman kornea
andangaan biru4merah
egenerasi pada slera, pupil dan iris
Compromised night 3ision
eningkatan
$rekuensi
proses
terjadinya enurunan ketajaman mengenali -arna hijau,
penyakit eningkatan densitas dan rigiditas lensa
biru dan ungu +esulitan mengenali benda yang bergerak
erlambatan proses in$ormasi dari system
sara$ pusat
.
ENIS GANGGUAN PADA LANSIA DENGAN GANGGUAN PENGLIHATAN
a.
Pe!#a*an sise- %a"!i-a%is
ada usia lanjut seringkali dijumpai keluhan nroos. +egagalan $ungsi pompa pada system kanalis lakrimalis disebabkan oleh karena kelemahan palpebra, e3ersi puntum atau malposisi palpebra sehingga akan menimbulkan keluhan epi$ora. !amun sumbatan system kanalis lakrimalis yang sebenarnya atau daryostenosis sering dijumpai pada usia lanjut, diman dikatakan bah-a daryostenosis akuisita tersebut lebih banyak dijumpai pada -anita dibanding pria. dapun patogenesia yang pasti terjadinya sumbatan dutus nasolakrimalis masih belum jelas, namun diduga oleh karena terjadi proses jaringan mukosa dan berakibat terjadinya sumbatan. "etelah usia <0 tahun khususnya -anita pasa menopause sekresi basal kelenjar lakrimal seara progesi$ berkurang. "ehingga seringkali pasien dengan sumbatan pada duktus nasolakrimalis tak menunjukkan gejala epi$ora oleh karena 3olume air matanya sedikit. kan tetapi bilamana sumbatan sistim lakrimalis tak nyata akan memberi keluhan mata kering yaitu adanya rasa tidak enak seperti terdapat benda asing atau seperti ada pasir, mata tersa leleh dan kering bahkan kabur. "edangkan gejala obyekti$ yang didapatkan diantaranya konjungti3a bulbi kusam dan menebal kadang hiperaemi, pada kornea didapatkan erosi dan $ilamen. eriksa yang perlu dilakukan adalah "hirmer, >ose Bengal, K9ear $ilm break up timeL #.
Pe!#a*an !ef!a"si
ada orang muda, hipermetrop dapat diatasi dengan kontraksi muskulus silisris. engan bertambahnya usia hipermetrop laten menjadi lebih mani$est karena hilangnya adangan akomodasi. !amun bila terjadi slerosis nuleus pada lensa, hipermetrop menjadi berkurang atau terjadi miopisasi karena proses kekeruhan di lensa dan lensa enderung lebih enbung. erubahan astigmat mulai terlihat pada umur 0420 tahun dengan astigmat with the rule E=,=J dan astigmat against the rule 6,1J. ada umur E0410 tahun didapatkan keadaan astigmat with the rule E,2J dan against the rule =J. 5ator4$aktor yang mempengaruhi perubahan astigmat antara lain kornea yang mengkerut oleh karena perubahan hidrasi pada kornea, proses penuaan pada kornea. enurunan daya akomodasi dengan mani$estasi presbiopia dimana seseorang akan kesulitan untuk melihat dekat dipengaruhi oleh berkurangnya elastisitas lensa dan perubahan pada muskulus silisris oleh karena proses penuaan. '.
P!$("si *-$! a5e$s
ada mata sehat dengan pemeriksaan 5luoro$otometer diperkirkan produksi .Mueous 2.< 0,06 miro liter#menit. Beberapa $ator berpengaruh pada produksi .Mueous. dengan pemeriksaan $luoro$otometer menunjukkan bah-a dengan bertambahnya usia terjadi penurunan produksi .Mueous 2J (0,06 mikro liter#menit) tiap deade. enu runan ini tidak sebanyak yang diperkirakan, oleh karena dengan bertambahnya usia sebenarnya produksi .Mueous lebih stabil disbanding perubahan tekanan intra okuler atau 3olume C/. (.
Pe!#a*an s!"! "e%$a" -aa
engan bertambahnya usia akan menyebabkan kekendoran seluruh jaringan kelopak mata. erubahan ini yang juga disebut dengan perubahan in3olusional terjadi pada 7 1) M.orbicular
erubahan pada m.orbiularis bisa menyebabkan perubahan kedudukan palpebra yaitu terjadi entropion atau ektropion. Fntropion#ektropion yang terjadi pada usia lanjut disebut entropion#ekropion senilis# in3olusional. dapun proses terjadinya mirip, namun yang membedakan adalah perubahan pada m.orbiularis preseptal dimana enteropion muskulus tersebut relati3e stabil. ada ektropion, bila margo palpebra mulai e3ersi, konjungti3a tarsalis menjadi terpapar (ekspose), ini menyebabkan in$lamasi sekunder dan tartus akan menebal sehingga seara mekanik akan memperberat ektropionnya.
2) Retractor palpebra inferior
+ekendoran retrator palpebra in$erior mengakibatkan tepi ba-ah tarsus rotasi# berputar kearah luar sehingga memperberat terjadinya entropion. 3)
Tartus
Bilaman tartus kurang kaku oleh karena proses atropi akan menyebabkan tepi atas lebih melengkung ke dalam sehingga entropion lebih nyata. 4)
Tendo kantus medial/lateral
erubahan in3olusional pada usia lanjut juga mengenai tendon kartus medial# lateral sehingga sear horiontal kekenangan palpebra berkurang. erubahan4perubahan pada jaringan palpebra juga diperberat dengan keadaan dimana bola mata pada usia lanjut lebih eno$talmus karena proses atropi lemak orbita. kibatnya kekenangan palpebra seara horiontal relati3e lebih nyata. 8adi apakah proses in3olusional tersebut menyebabkan margo palpebra menjadi in3erse atau e3ersi tergantung perubahan4perubahan yang terjadi pada m.orbikularis ouli, retrator palpebra in$erior dan tarsus. ) Aponeurosis muskulus levator palpebra
engan bertambahnya usia maka aponeurosis m.le3ator palpebra mengalami disinsersi dan terjadi penipisan, akibatnya terjadi ble$aroptosis akuisita. %eskipun terjadi perubahan pada aponeurosis m.le3ator palpebra namun m.le3atornya sendiri relati3e stabil sepanjang usia. Bial ble$aroptosis tersebut mengganggu penglihatan atau seara kosmetik menjadi keluhan bias diatasi dengan tindakan operasi. ) Kulit
ada usia lanjut kulit palpebra mengalami atropi dan kehilangan elastisitasnya sehingga menimbulkan kerutan dan lipatan4lipatan kulit yang berlebihan. +eadaan ini biasanya diperberat dengan terjadinya peregangan septum orbita dan migrasi lemak preaponeurotik ke arterior. +eadaan ini bisa terjadi pada palpebra superior maupun in$erior dan disebut sebagai dermatokalis. 6.
K0/PLIKASI7 DA/PAK KETUNANETRAAN
englihatan merupakan salah satu saluran in$ormasi yang sangat penting bagi manusia selain pendengaran, pengeap, pembau, dan perabaan. engalaman manusia kira4kira 10 persen dibentuk berdasarkan in$ormasi dari penglihatan. i bandingkan dengan indera yang lain indera penglihatan mempunyai jangkauan yang lebih luas. ada saat seseorang melihat sebuah mobil
maka ada banyak in$ormasi yang sekaligus diperoleh seperti misalnya -arna mobil, ukuran mobil, bentuk mobel, dan lain4lain termasuk detail bagian4bagiannya. 'n$ormasi semaam itu tidak mudah diperoleh dengan indera selain penglihatan. +ehilangan indera penglihatan berarti kehilangan saluran in$ormasi 3isual. "ebagai akibatnya penyandang kelainan penglihatan akan kekuarangan atau kehilangan in$ormasi yang bersi$at 3isual. "eseorang yang kehilangan atau mengalami kelainan penglihatan, sebagai kompensasi, harus berupaya untuk meningkatkan indera lain yang masih ber$ungsi. "eberapa jauh dampak kehilangan atau kelainan penglihatan terhadap kemampuan seseorang tergantung pada banyak $aktor misalnya kapan (sebelum atau sesudah lahir, masa balita atau sesudah lima tahun) terjadinya kelainan, berat ringannya kelainan, jenis kelainan dan lain4lain. "eseorang yang kehilangan penglihatan sebelum lahir sering sampai usia lima tahun pengalaman 3isualnya sangat sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali. "edangkan yang kehilangan penglihatan setelah usia lima tahun atau lebih de-asa biasanya masih memiliki pengalaman 3isual yang lebih baik tetapi memiliki dampak yang lebih buruk terhadap penerimaan diri. a.
ampak terhadap +ognisi +ognisi adalah persepsi indi3idu tentang orang lain dan obyekobyek yang diorganisasikannya seara selekti$. >espon indi3idu terhadap orang dan obyek tergantung pada bagaimana orang dan obyek tersebut tampak dalam dunia kogniti$nya ,dan itra atau KpetaL dunia setiap orang itu bersi$at indi3idual. "etiap orang mempunyai itra dunianya masingmasing karena itra tersebut merupakan produk yang ditentukan oleh $ator4$aktor berikut7 () *ingkungan $isik dan sosisalnya, (2) struktur $isiologisnya, () keinginan dan tujuannya, dan (<) pengalaman4pengalaman masa lalunya. ari keempat $aktor yang menentukan kognisi indi3idu tunanetra menyandang kelainan dalam struktur $isiologisnya, dan mereka harus menggantikan $ungsi indera penglihatan dengan indera4indera lainnya untuk mempersepsi lingkungannya. Banyak di antara mereka tidak pernah mempunyai pengalaman 3isual, sehingga konsepsi orang a-as mereka tentang dunia ini sejauh tertentu mungkin berbeda dari konsepsi orang a-as pada umumnya.
b.
ampak terhadap +eterampilaan "osial /rang tua memainkan peranan yang penting dalam perkembangan sosial anak. erlakuan orang tua terhadap anaknya yang tunanetra sangat ditentukan oleh sikapnya terhadap
ketunanetraan itu, dan emosi merupakan satu komponen dari sikap di samping dua komponen lainnya yaitu kognisi dan keenderungan tindakan. +etunanetraan yang terjadi pada seorang anak selalu menimbulkan masalah emosional pada orang tuanya. yah dan ibunya akan merasa kee-a, sedih, malu dan berbagai bentuk emosi lainnya. %ereka mungkin akan merasa bersalah atau saling menyalahkan, mungkin akan diliputi oleh rasa marah yang dapat meledak dalam berbagai ara, dan dalam kasus yang ekstrem bahkan dapat mengakibatkan pereraian. ersoalan seperti ini terjadi pada banyak keluarga yang mempunyai anak aat. ada umumnya orang tua akan mengalami masa duka akibat kehilangan anaknya yang KnormalL itu dalam tiga tahap; tahap penolakan, tahap penyesalan, dan akhirnya tahap penerimaan, meskipun untuk orang tua tertentu penerimaan itu mungkin akan terapai setelah bertahun4tahun. roses KdukaitaL ini merupakan proses yang umum terjadi pada orang tua anak penyandang semua jenis keaatan. "ikap orang tua tersebut akan berpengaruh terhadap hubungan di antara mereka (ayah dan ibu) dan hubungan mereka dengan anak itu, dan hubungan tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi perkembangan emosi dan sosial anak. .
ampak terhadap Bahasa ada umumnya para ahli yakin bah-a kehilangan penglihatan tidak berpengaruh seara signi$ikan terhadap kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, dan seara umum mereka berkesimpulan bah-a tidak terdapat de$isiensi dalam bahasa anak tunanetra. %ereka mengau pada banyak studi yang menunjukkan bah-a sis-a4sis-a tunanetra tidak berbeda dari sis-a4 sis-a yang a-as dalam hasil tes intelegensi 3erbal. %ereka juga mengemukakan bah-a berbagai studi yang membandingkan anak4anak tunanetra dan a-as tidak menemukan perbedaan dalam aspekaspek utama perkembangan bahasa. +arena persepsi auditi$ lebih berperan daripada persepsi 3isual sebagai media belajar bahasa, maka tidaklah mengherankan bila berbagai studi telah menemukan bah-a anak tunanetra relati$ tidak terhambat dalam $ungsi bahasanya. Banyak anak tunanetra bahkan lebih termoti3asi daripada anak a-as untuk menggunakan bahasa karena bahasa merupakan saluran utama komunikasinya dengan orang lain. "eara konseptual sama bagi anak tunanetra maupun anak a-as, karena makna kakat4 kata dipelajarinya melalui konteksnya dan penggunaannya di dalam bahasa. "ebagaimana halnya dengan semua anak, anak tunanetra belajar kata4kata yang didengarnya meskipun kata4kata itu tidak terkait dengan pengalaman nyata dan tak ada makna baginya. +alaupun anak tunanetra mengalami hambatan dalam perkembangan bahasanya, hal itu bukan semata4mata akibat
langsung dari ketunanetraannya melainkan terkait dengan ara orang lain memperlakukannya. +etunanetraan tidak menghambat pemrosesan in$ormasi ataupun pemahaman kaidah4kaidah bahasa. d.
ampak terhadap /rientasi dan %obilitas %ungkin kemampuan yang paling terpengaruh oleh ketunanetraan untuk berhasil dalam penyesuaian soial indi3idu tunanetra adalah kemampuan mobilitas yaitu ketrampilan untuk bergerak seara leluasa di dalam lingkungannya. +etrampilan mobilitas ini sangat terkait dengan kemampuan orientasi, yaitu kemampuan untuk memahami hubungan lokasi antara satu obyek dengan obyek lainnya di dalam lingkungan (ill dan onder,&E6). ara pakar dalam bidang orientasi dan mobilitas telah merumuskan dua ara yang dapat ditempuh oleh indi3idu tunanetra untuk memmproses in$ormasi tentang lingkungannya, yaitu dengan metode urutan (seMunial mode) yang menggambarkan titk4titik di dalam lingkungan sebagai rute yang berurutan, atau dengan metode peta kogniti$ yang memberikan gambaran topogra$is tentang hubungan seara umum antara berbagai titik di dalam lingkungan (odds et al dalam allahan dan +au$man,&&). %etode peta kogniti$ lebih direkomendasikan karena ara tersebut mena-arkan $leksibilitas yang lebih baik dalam mena3igasi lingkungan. Ba yangkan tiga titik yang berurutan A , B, dan C. %emproses in$ormasi tentang orientasi lingkungan dengan metode urutan membatasi gerakan indi3idu sedemikian rupa sehingga dia dapat bergerak dari ke C hanya melalui B. 9etapi indi3idu yang memiliki peta kogniti$ dapat pergi dari titik langsung ke titik C tanpa memlalui B. kan tetapi, metode konseptualisasi ruang apapun , metode urutan ataupun metode peta kogniti$4 indi3idu tunanetra tetap berkekurangan dalam bidang mobilitas dibandingkan dengan sebayanya yang a-as. %ereka kurang mapu atau tidak mampu sama sekali menggunakan K3isual metaphorL (allahan dan +au$$man, &&70) i samping itu, para palanong tunanetra harus lebih bergantung pada ingatan untuk memperoleh gambaran tentang lingkungannya dibandingkan dengan indi3idu yang a-as (ol$ield 5ouke dalam allahan dan +au$$man,&&) ?ntuk membentuk mobilitas itu, alat bantu yang umum dipergunakan oleh orang tuna netra di 'ndonesia adalah tongkat, sedangkan di banyak negara barat penggunaan anjing penuntun ( guide dog ) juga populer. an penggunaan alat elektronik untuk membantu orientasi dan mobilitas indi3idu tunanetra masih terus dikembangkan. gar anak tuna netra memiliki rasa
peraya diri untuk bergerak seara leluasa di dalam lingkungannya dala bersosialisasi, mereka harus memperoleh latihan orientasi dan mobilitas. rogram latihan orientasi dan mobilitas tersebut harus menakup sejumlah komponen, termasuk kebugaran $isik, koordinasi motor, postur, keleluasaan gerak, dan latihan untuk mengembangkan $ungsi indera Aindera yang masih ber$ungsi. 8.
PENGKAIAN
a.
kti3itas # 'stirahat 7 erubahan akti3itas biasanya # hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
b.
%akanan # Cairan 7 %ual, muntah
.
!eurosensori 7 Gangguan penglihatan (kabur#tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan bertahap penglihatan peri$er, kesulitan mem$okuskan kerja dengan dekat#merasa di ruang gelap (katarak). englihatan bera-an#kabur, tampak lingkaran ahaya#pelangi sekitar sinar, kehilangan penglihatan
peri$er,
$oto$obia(glaukoma
akut).
erubahan
kaamata#pengobatan
tidak
memperbaiki penglihatan. 9anda 7 upil menyempit dan merah#mata keras dengan kornea bera-an. eningkatan penyebab katarak mata. d. !yeri # +enyamanan 7 +etidaknyamanan ringan#mata berair, nyeri tiba4tiba#berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala. e.
enyuluhan # embelajaran >i-ayat keluarga glaukoma, %, gangguan sistem 3askuler. >i-ayat
stres,
alergi,
gangguan
3asomotor
(ontoh7
peningkatan
tekanan
ketidakseimbangan endokrin. 9erpajan pada radiasi, steroid#toksisitas $enotiain. engkajian pada lansia dengan gangguan penglihatan meliputi hal4hal berikut ini 7 a.
?kuran pupil mengeil
b.
emakaian kaamata
.
englihatan ganda
d.
"akit pada mata seperti glauoma dan katarak
3ena),
e.
%ata kemerahan
$.
%engeluh ketidaknyamanan terhadap ahaya terang (menyilaukan).
g.
+esulitan memasukan benang ke lubang jarum.
h.
ermintaan untuk membaakan kalimat
i.
+esulitan# kebergantungan dalam melakukan akti3itas pemenuhan kebutuhan sehari4hari (mandi, berpakaian, ke kamar keil, makan, B+#BB, serta berpindah)
j.
Disus
9.
DIAGN0SA KEPERA:ATAN YANG /UNGKIN /UNCUL
a.
Gangguan persepsi sensori7 penglihatan berhubungan dengan gangguan penerimaan sensori dari organ penerima,
b.
e$isit pera-atan diri berhubungan dengan kelemahan $isik
.
+urang engetahuanberhubungan dengan kurangnya in$ormasi mengenai penyakit
d.
>esiko jatuh berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai dengan
e.
>esiko Cedera berhubungan dengan keterbatasan lapang pandang yang ditandai dengan
RENCANA KEPERA:ATAN N0 D;
DIANG0SA KEPERA:ATAN DAN TUUAN
NIC Pen'aaian K$+aji reaksi pasien t jak pasien ntuk m eskripsikan lingk 8angan memindah pasien Baakan surat atau "ediakan huru$ brai 'n$ormasikan letak /anae-en Lin& Ciptakan lingkunga indahkan benda4b asang side rail "ediakan tempat tid 9empatkan benda
2
<
NIC = e$isit pera-atan diri N0C = "el$ are 7 ti3ity o$ aily *i3ing (*s) berhubungan dengan "el$ Care assistan kelemahan $isik K!ie!ia Hasi% = %onitor kemempu +lien terbebas dari bau badan %onitor kebutuha %enyatakan kenyamanan terhadap kemampuan berhias, toileting d untuk melakukan *s "ediakan bantuan s apat melakukan *" dengan bantuan orong klien untu yang dimiliki. orong untuk m mampu melakuka jarkan klien# kel hanya jika pasien t Berikan akti3itas r ertimbangkan usi NIC = +urang engetahuan N0C = +o-l-dge 7 disease proess berhubungan dengan Tea'*in& = (iseas Berikan penilaian kurangnya in$ormasi +o-ledge 7 health Beha3ior mengenai penyakit spesi$ik K!ie!ia Hasi% = 8elaskan pato$isio asien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan anatomi dan $isiol Gambarkan tanda program pengobatan asien dan keluarga mampu melaksanakan tepat Gambarkan proses prosedur yang dijelaskan seara benar asien dan keluarga mampu menjelaskan 'denti$ikasi kemun "ediakan in$ormas kembali apa yang dijelaskan pera-at#tim kesehatan lainnya indari harapan y "ediakan bagi kel yang tepat iskusikan perub komplikasi di mas iskusikan pilihan ukung pasien u ara yang tepat ata Fksplorasi kemung >ujuk pasien pada 'nstruksikan pasie pera-atan kesehat >esiko jatuh berhubungan N0C NIC 7 En>i!$n-e "ediakan lingkung dengan keterbatasan lapang >isk +ontrol pandang yang ditandai dengan K!ie!ia Hasi% = 'denti$ikasi kebut +lien terbebas dari edera kogniti$ pasien da +lien mampu menjelaskan ara#metode %enghindarkan lin %emasang side rail untukmenegah injury#edera +lien mampu menjelaskan $ator resiko dari %enyediakan temp lingkungan#perilaku personal %enempatkan sakl %ampumemodi$ikasi gaya hidup %embatasi pengun
=
%emberikan pener untukmenegah injury %enggunakan $asilitas kesehatan yang ada %enganjurkan kelu %ampu mengenali perubahan status kesehatan %engontrol lingku %emindahkan bara Berikan penjelasa status kesehatan d >esiko Cedera berhubungan N0C NIC 7 En>i!$n-e "ediakan lingkung dengan keterbatasan lapang >isk +ontrol pandang yang ditandai dengan K!ie!ia Hasi% = 'denti$ikasi kebut +lien terbebas dari edera kogniti$ pasien da +lien mampu menjelaskan ara#metode %enghindarkan lin %emasang side rail untukmenegah injury#edera +lien mampu menjelaskan $ator resiko dari %enyediakan temp lingkungan#perilaku personal %enempatkan sakl %ampumemodi$ikasi gaya hidup %embatasi pengun untukmenegah injury %emberikan pener %enggunakan $asilitas kesehatan yang ada %enganjurkan kelu %ampu mengenali perubahan status kesehatan %engontrol lingku %emindahkan bara Berikan penjelasa status kesehatan d
DAFTAR PUSTAKA
%aryam >",ekasari,%5,dkk .2001.!engenal usia lanut dan perawatannya.8akarta7salemba medika 9amher,s,noorkasiani.200&.*esehatan usia *eperawatan.8akarta7salemba medika
lanut
dengan
pende*atan
asuhan
ranaka, +ris. 200. +u*u $ar +oedhi Dar!oo eriatri (Il!u ,esehatan -sia Lanut). Fdisi <. 8akarta7 Balai enerbit 5akultas +edokteran ?ni3ersitas 'ndonesia "tokslager, 8aime * . 2001. $suhan ,eperawatan eriatri*. /disi ". 8akarta 7FGC "tanley %, atriia GB.2006. +u*u $ar ,eperawatan eronti*. /disi ". 8akarta7 FGC udjiastuti "", Budi ?tomo. 200. Fisioterapi pada Lansia. 8akarta7 FGC %aryam >", ekasari %5, dkk .2001. engenal -sia Lanut dan Perawatannya. 8akarta7 "alemba