STASIUN GILINGAN 1) Pembongkaran Tebu a) Kraan Tebu Alat untuk memindahkan tebu dari Lorri/ Truk ke Meja tebu Uraian Jumlah Daya angkat 10 ton Sekarang sudah banyak memakai alat angkutan tebu dengan Truck yang muat -anya lebih dari 10 ton, sehingga meng -gangu Giling karena di bongkar 2 x sling Kecepatan angkat 15 mtr/mnt Kapasitas angkat per jam 30 kali i) Gangguan saat operasional - sling putus, penyebabnya adalah cara pengoperasionalnya - kampas rem cepat ganti, penyebabnya posisi setelan rem tidak tepat(tidak senter) b) Meja Tebu Alat mengatur Tebu untuk di masukan ke Cane Carrier I Uraian Jumlah Kapasitas per jam Panj. x Lebar x Tinggi x Density (d = 150 – 175 kg/m³ ) Umumny Luas Meja Tebu 6 x 9 mtr Pemakaian tenaga 0.5 kW/t.c.h Kecepatan Rantai carrier 0 – 18 m/jam Jumlah Rantai Carreir 8 buah i) Gangguan saat operasional - rantai Carrier putus, penybabnya adalah : o roda rantai tidak lurus terhadap roda rantai pasangannya o roda rantai disela² giginya banyak kotoran memadat, kontruksi roda rantai salah, yang benar kontruksi gigi roda rantai harus longgar terhadap rol rantai 2) Pekerjaan Pendahuluan a) Cane Carrier I Alat transport dan pengatur feeding ke Mesin(alat) pekerjaan pendahulua Di Pabrik² ada yang sudah di lengkapai Mesin Perata Tebu dan Pisau Tebu, dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja Pekerjaan Pendahuluan selanjutnya Uraian Jumlah Kapasitas per jam Panj. x Lebar x Tinggi x Density x n(rpj) (d = 150 – 175 kg/m³ ) Pemakaian tenaga 0.8 kW/t.c.h Kecepatan carrier 0 – 18 m/jam i) Perata Tebu Alat mengatur ketebalan Tebu di Cane carrier, dengan harapan mengurangi terjadinya pemadatan (over load ) di mulut Pekerjaan Pendahuluan Jarak ujung perata ± 1 meter dari Slate Carrier Uraian Jumlah Pemakaian tenaga 0.08kW/t.c.h Radius lengan perata 1500 mm Putaran Perata 60 rpm
ii) Pisau Tebu Alat Penghancur tebu (semi Perata Tebu karena jarak ujung Pisau nya terhadap Slate Carrier 400 mm) Uraian Jumlah Pemakaian tenaga 6-9 kW/t.f.h Putaran 600 rpm Hasil Cacahan tebu 250 kg/m³ Sebelunm masuk Pisai tebu 175kg/m³ - Gangguan saat operasional o Pisau tebu lepas, penyebabnya lubang baut Pisau sudah oval(longgar), sehingga daya pengikatnya antara baut satu dengan yang lainya kurang kompak o Pisau putus, penyebabnya mutu bahan tidak sesuai b) Unigrator Alat Penghancur sel-sel Tebu sampai tingkat P.I. ( Preparation Index ) tertentu, ini tergantung penyediaan Power yang tersedia, sebagai pedoman pencapaian P.I. adalah sbb. Pemakaian kW/t.f.h P.I. Keterangan 10 - 30 kW/t.f.h 78.4 – 86.5 P.I. baik antara 90 – 94.5 40 – 50 kW/t.f.h 88.8 – 90.6 60 – 80 kW/t.f.h 92.1 – 94.5 Uraian
Jumlah Keterangan Putaran 700 – 800 rpm Umur Pisau/Hammer 500,000 ton tebu Jarak Anvil 35 sisi atas 10-20 mm sisi bwh Hasil cacahan 300 – 450 kg/m³ Lihat di tabel atas i) Gangguan saat operasional - Pisau /Hammer tebu lepas, penyebabnya lubang baut sudah oval(longgar), sehingga daya pengikatnya antara baut satu dengan yang lainya kurang kompak - Pisau putus, penyebabnya mutu bahan tidak sesuai c) Cane Carrier II Alat transport cacahan tebu hasil Pekerjaan Pendahuluahn menuju ke Gilingan No: 1 Sebagai pengaturan masuknya Tebu tercacah dilengkapi Otomatis Cane Feeding, sehingga kinerja Gilingan ajeg. Disamping otomatis juga bisa dimanual Uraian Jumlah Kapasitas per jam Panj. x Lebar x Tinggi x Density x n(rpj) (d = 300 – 450 kg/m³ ) Pemakaian tenaga 0.8 kW/t.c.h Kecepatan carrier 0 – 18 m/jam - Gangguan operasional hampir tidak ada, selama pekerjaan pembersihan kotoran yang melekat pada celah² rantai bersih. Juga gigi –gigi roda rantai terhadap rol rantai kontruksiny dibuat longgar.
3) Pemerahan Gilingan No: 1 a) Donnelly chute Alat ini berfungsi meratakan cacahan tebu masuk ke mulut penggilingan untuk di perah, cara pemasangan harus sesuai SOP (lihat gambar kontruksi terlampir) Gangguan operasional tidak dijumpai. Namun kalau menyimpang dari kontruksi tersebut seperti - mulut corong lebarnya melebih sudutnya, maka akan terjadi nyangkut(tidak mau turun) - kontruksi penempatan roda rantai Intermediate Carrier harus lurus plaat corong sisi Toprol, kalau tidak ampas sering memadat di poros roda rantai - sisi atas Corong diberi pitu otomatis (bila terjadi ampas slyp di gilingan bisa tumpah) b) Voedingrol Alat ini berfungsi mendorong cacahan tebu masuk ke celah (bukaan ) rol muka, penyetelan Voedingrol dibuat 5 - 5.5 kali bukaan muka sedangkan kecepatan keliling 1 -1.1 kali kecepatan keliling Toprol (catatan bila ∅Voedingrol < 60% Toprol 1.2 – 1.3 kali) Gangguan operasional - Nira terperah melewati (tumpah) ke Toprol, ini menandakan stelan bukaan Voedingrol kurang lebar, atau gangguan alur rol muka sudah dangkal sehingga nira tidak lancar. c) Rol penggiling Terdiri 3 rol penggiling - pemerahan sisi muka sebanyak 70 – 80 % Nira terperah, ini hasil kinerja Toprol dengan Rol muka. Bila tidak tercapai pemerahan nya perlu di Resetting. - pemerahan sisi belakang sebanyak 20 - 30 % Nira terperah, ini hasil kinerja Toprol dengan Rol belakang. Bila tidak tercapai pemerahan nya perlu di Resetting. - Sebagai kontol adalah Bahan Kering Ampas setelah diperah harus > 50% d) Ampas plaat(trashplate) Alat ini berfungsi penghantar ampas setelah diperah dimuka. Sedangkan cara penyetelan Ampas plaat ini, tersebu gambar terlampir. Gangguan Operasional. - Bila terjadi penyimpangan dalam penyetelan akan terjadi Ampas slyp, tandanya Nira sering nyembur keluar bersamaan Ampas keluar. Maka akan kerugian Power yang tidak sedikit(± 10 -20%) e) Hydraulic Kap Alat ini untuk mempertahankan kontinyuitas kepadatan sabut pada saat Feeding tidak stabil. Tekanan Hydraulic 100 – 120 kg/cm² (karena dalam operasional ketebalan ampas tidak merata maka para pelaksana operasional tekanan nya dibuat 175 – 200 kg/cm²) Gangguan operasional - Biasanya bila seal Hydraulic bocor berakibat metal Toprol panas karena minyak pelumasnya tercemar. Ini segera diperbaiki, kaluau tidak akan mempengaruhi kinerja Gilingan. b) Untuk Gilingan selanjutnya adalah sama seperti tersubut diatas. 4) Menyetel Gilingan a) Tentukan data – data antara lain : - Kapasitas tebu digiling - Sabut % tebu - ∅ Rol - rol dan panjang rol Penggiling lengkap kedalaman Alur rol( bentuk alur kalau sudah aus harus di bubut lagi sesuai ukuran yang benar) - kepadatan sabut tiap Gilingan
- Putaran Top rol tiap-tiap Gilingan b) Rumus stelan Gilingan antara lain sbb : Tebu digiling per jam x %sabut -
Menentukan bukaan kerja belakang =
π X ∅ Toprol X Panj. rol X n(rpm) X Fiber index Asumsi Fiber Index masing² Gilingan Uraian Gil. No:1 Gil. No: 2 Gil. No: 3 Gil. No: 4 Gil. No: 5 Fiber Index 0.65kg/dm³ 0.75kg/dm³ 0.85kg/dm³ 0.94kg/dm³ 0.99kg/dm³ -
Menentukan bukaan kerja Muka
= Bukaan kerja belakang X perbandingan bukaan kerja muka dengan belakang Asumsi Perbandingan bukaan karja muka dengan belakang Uraian Gil. No:1 Gil. No: 2 Gil. No: 3 Gil. No: 4 Gil. No: 5 Muka : Belakang 2 : 1 2 .1: 1 2.2 : 1 2.3 : 1 2.4 : 1 -
Menentukan bukaan Voeding rol
= Bukaan kerja Muka X perbandingan bukaan kerja muka Asumsi Perbandingan bukaan karja muka dengan Voeding Rol Uraian Gil. No:1 Gil. No: 2 Gil. No: 3 Gil. No: 4 Gil. No: 5 Muka : Voeding Rol 5:1 4.5 : 1 4:1 3.25 : 1 3.5 : 1 c) Rumus meletakan Ampas plaat sbb : - Menentukan Radius Ampas plaat = KSK Muka – R.∅kaki Rol Muka - Menentukan titik pusat Radius Ampas plaat lihat gambar terlampir - Tentukan lossing Ampas plaat Gilingan No:1 , 2, 3, 4 dan 5 adalah 4%, 4.5%, 5%, 5.5%, dan 6% d) Rumus menentukan Bukaan corong Donnelly chute sbb: - Menentukan titik kontak antara ∅Voding Rol dengan ujung plaat corong sisi Voeding Rol adalah 135° - (β + ε ) → dimana β adalah sudu plaat corong Donnelly chute terhadap garis Horizontal dan ε adalah sudut garis SKS Toprol dengan Voeding rol terhadap garis Horizontal. - Menentukan titik kontak antara ∅Top Rol dengan ujung plaat corong sisi Top Rol adalah Bukaan Voeding Rol Cos ( ½ ( 1 + ∅Top Rol 5) Intermediate Carrier Alat ini berfungsi sebagai alat transport penghantar ampas dari gilingan No:1 ke Gilingan No: berikutnya Selama rantai carrie dalam kondisi standar tidak ada gangguan dalam operasional Maret 2007