BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang
Penyaki Pen yakitt ini mer merupa upakan kan pen penyak yakitit yan yangg ber berkait kaitan an den dengan gan kem kemisk iskina inann dan hamp hampir ir bis bisaa dik dikata atakan kan han hanya ya menyerang mereka yang berasal dari kaum termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerahdaerah terpencil yang sulit dijangkau. Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit rambusia terbatas hanya pada kulit saja, namun dapat juga mempengaruhi tulang bagian atas dan sendi. !alaupun hampir seluruh lesi rambusia hilang dengan sendirinya, ineksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum. "etelah # -1$ tahun, 1$ % dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan mengalami lesi yang merusak yang mampu mempengaruhi tulang, tulang rawan, kulit, serta jaringan halus, yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta stigma social. Beban Penyakit "elama periode 1&&$ an, rambusia merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang terdapat hanya di tiga negara di Asia 'enggara, yaitu India, Indonesia dan 'imor Leste. Berkat usaha yang gencar dalam pemberantasan rambusia, tidak terdapat lagi laporan mengenai penyakit ini sejak tahun ($$). "ebelumnya, penyakit ini dilaporkan terdapat di )& distrik di 1$ negara bagian dan pada umumnya didapati pada suku * suku didalam masyarakat. India kini telah mendeklarasikan pemberantasan penyakit rambusia dengan sasaran tidak adanya lagi laporan mengenai kasus baru dan membebaskan India bebas dari penyakit ini sebelum tahun ($$+. yaitu eroincidence o sero positi/e cases among 0 # children. i Indonesia, sebanyak ).$$$ kasus tiap tahunnya dilaporkan dari + dari 2$ pro/insi. % dari keseluruhan jumlah kasus yang dilaporkan tiap tahunnya dilaporkan dari empat pro/insi 3usa 'enggara 'imur 'imur,, "ulawesi 'enggara, Papua dan 4aluku. Pelaksanaan program pemberantasan penyakit ini sempat tersendat pada tahuntahun terakhir, terutama disebabkan oleh keterbatasan sumber daya. 5paya-upaya harus diarahkan pada dukungan kebijakan dan perhatian yang lebih besar sangat dibutuhkan demi pelaksanaan yang lebih eekti dan memperkuat program ini. i 'imor Leste, 6rambusia dianggap penyakit endemic di 7 dari 12 distrik. ata yang dapat dipercaya tidak terd te rdapa apatt di ne nega gara ra in ini.i. Pe Pend ndek ekata atann ya yang ng te terp rpadu adu se seda dang ng di dire renc ncana anaka kan, n, de deng ngan an me meng ngko komb mbina inasi sika kann pemberantasan penyakit kaki gajah dan rambusia, serta pengontrolan cacing tanah. "inergi program semacam ini merupakan pendekatan utama yang harus didukung. 6rambusia dapat diberantas karena penyakit ini dapat dideteksi dengan mudah oleh petugas kesehatan di klinikklinik serta dapat disembuhkan dengan satu kali penyuntikan penisilin aksi lama. "ecara geograis, penyakit ini hanya han ya ter terbat batas as pad padaa seb sebuah uah dae daerah rah yan yangg ter terpenc pencilil dan ter terloka lokalis lisir ir di tem tempat pat ter tersebu sebut. t. 4em 4emper perkena kenalka lkann pemberantasan rambusia dapat menjadi pintu masuk untuk pemberian penanganan kesehatan primer ke dalam populasi yang termarjinalkan secara social dan terisolasi secara geograis. "ecara histories, penggunaan strategi yang meliputi pendeteksian kasus secara akti dan penanganan tepat waktu dari kedua kasus ini serta kontak dengan keluarga penderita terbukti dapat memberantas penyakit ini. Padaa akh Pad akhirn irnya, ya, pem pembera beranta ntasan san ra rambu mbusia sia dap dapat at men menuru urunkan nkan ang angka ka kem kemisk iskinan inan dan mem member berdaya dayakan kan masyarakat tradisional sehingga egara-negara mampu mencapai 4illenium e/elopment 8oals 948s: atau paling tidak mampu menyediakan akses ke kondisi kesehatan dan sanitasi pada tingkat dasar. Berdasarkan argument-argument ini, !;< telah mendeklarasikan bahwa pemberantasan rambusia merupakan prioritas untuk daerah Asia 'enggara, 'enggara, dan hal ini dapat diwujudkan.
5ntuk menjalankan misi pemberantasan penyakit ini, !;< telah mempersiapkan kerangka kerja =egional "trategic Plan dan sebuah drat dokumen pendukung untuk mobilitas sumber daya. =egional "trategic Plan ($$7 -($1$ telah diselesaikan dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Bali, Indonesia pada bulan >uli ($$7 dann ke da kera rangk ngkaa ke kerj rjaa a atition onal al "t "tra rate tegic gic Pl Plan an un untu tukk In Indo dones nesia ia da dann 'i 'imo morr Le Lest stee te tela lahh di dibu buat at. .en enga gann pendeklarasian pemberantasan rambusia di India, Indonesia dan 'imor Leste diharapkan meningkatkan upayaupaya untuk memberantas penyakit rambusia. ?edua negara ini akan membutuhkan dukungan sumber daya dan teknis untuk memberantas penyakit rambusia sebelum tahun ($1$. "trategi-strategi untuk mencapai pemberantasan penyakit ini meliputi pendeteksian kasus secara akti di daerahdaerah yang terjangkiti penyakit ini @ pengobatan yang tepat, serta pemberian penisilin dosis tunggal @ pelatihan tenaga ten aga med medis is di dae daerah rah - dae daerah rah yan yangg ter terjang jangkit kitii men mengen genai ai dia diagno gnosa, sa, pen penang angana anan, n, pen penceg cegaha ahan, n, dan pengon pen gontro trolan lan pen penyak yakitit ini @ ad/ ad/okas okasii dan kam kampan panye ye I gun gunaa men mencipt ciptaka akann kesa kesadar daran an mas masyar yaraka akatt dan dukungan administrati/e, program pemantauan regular, dan peningkatan kerja sama. 8una mencapai tujuan pemberantasan ini, kedua negara ini membutuhkan komitmen politik dan dukungan kebijaksanaan, pengerahan sumber daya yang memadai, dan peningkatan dukungan teknis untuk memperkuat program ini, serta pelaksanaan strategi dan yang berkesinambungan dan dinamis.
BAB II 6=A4B5"IA (.1. Pengertian 6rambusia adalah penyakit menular, kumat-kumatan, bukan termaksud penyakit menular /enerik, yang disebabkan oleh 'reponema 'reponema palidum subs. pertinue dengan dengan gejala utama pada kulit dan tulang. Penyakit ramboesia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps 9berulang:. alam bahasa Inggris disebut Caws, ada juga yang disebut 6rambesia tropica dan dalam bahasa >awa disebut Pathek. i Daman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. i >awa saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa >awa dengan istilah Eora PathekenF. 6ramboesia termasuk penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat karena penyakit ini terkait dengan, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri, kurangnya asilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya asilitas asil itas keseh kesehatan atan umum yang mema memadai, dai, apal apalagi agi di bebe beberapa rapa daer daerah, ah, peng pengetah etahuan uan masyar masyarakat akat tentang penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah bahwa penyakit ini merupakan hal biasa dan alami karena siatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita.. (.(. pidemiologi ndemis epidemiologi penyakit ini terdapat di daerah beriklim panas di Asia 'enggara dan "elatan, termaksud Indonesia dan suku-suku terasing diAustralia bagian utara, Arika Arika serta Amerika Latin.
5ntuk menjalankan misi pemberantasan penyakit ini, !;< telah mempersiapkan kerangka kerja =egional "trategic Plan dan sebuah drat dokumen pendukung untuk mobilitas sumber daya. =egional "trategic Plan ($$7 -($1$ telah diselesaikan dalam sebuah pertemuan yang diadakan di Bali, Indonesia pada bulan >uli ($$7 dann ke da kera rangk ngkaa ke kerj rjaa a atition onal al "t "tra rate tegic gic Pl Plan an un untu tukk In Indo dones nesia ia da dann 'i 'imo morr Le Lest stee te tela lahh di dibu buat at. .en enga gann pendeklarasian pemberantasan rambusia di India, Indonesia dan 'imor Leste diharapkan meningkatkan upayaupaya untuk memberantas penyakit rambusia. ?edua negara ini akan membutuhkan dukungan sumber daya dan teknis untuk memberantas penyakit rambusia sebelum tahun ($1$. "trategi-strategi untuk mencapai pemberantasan penyakit ini meliputi pendeteksian kasus secara akti di daerahdaerah yang terjangkiti penyakit ini @ pengobatan yang tepat, serta pemberian penisilin dosis tunggal @ pelatihan tenaga ten aga med medis is di dae daerah rah - dae daerah rah yan yangg ter terjang jangkit kitii men mengen genai ai dia diagno gnosa, sa, pen penang angana anan, n, pen penceg cegaha ahan, n, dan pengon pen gontro trolan lan pen penyak yakitit ini @ ad/ ad/okas okasii dan kam kampan panye ye I gun gunaa men mencipt ciptaka akann kesa kesadar daran an mas masyar yaraka akatt dan dukungan administrati/e, program pemantauan regular, dan peningkatan kerja sama. 8una mencapai tujuan pemberantasan ini, kedua negara ini membutuhkan komitmen politik dan dukungan kebijaksanaan, pengerahan sumber daya yang memadai, dan peningkatan dukungan teknis untuk memperkuat program ini, serta pelaksanaan strategi dan yang berkesinambungan dan dinamis.
BAB II 6=A4B5"IA (.1. Pengertian 6rambusia adalah penyakit menular, kumat-kumatan, bukan termaksud penyakit menular /enerik, yang disebabkan oleh 'reponema 'reponema palidum subs. pertinue dengan dengan gejala utama pada kulit dan tulang. Penyakit ramboesia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps 9berulang:. alam bahasa Inggris disebut Caws, ada juga yang disebut 6rambesia tropica dan dalam bahasa >awa disebut Pathek. i Daman dulu penyakit ini amat populer karena penderitanya sangat mudah ditemukan di kalangan penduduk. i >awa saking populernya telah masuk dalam khasanah bahasa >awa dengan istilah Eora PathekenF. 6ramboesia termasuk penyakit menular yang menjadi masalah kesehatan masyarakat karena penyakit ini terkait dengan, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya kesadaran masyarakat akan kebersihan diri, kurangnya asilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya asilitas asil itas keseh kesehatan atan umum yang mema memadai, dai, apal apalagi agi di bebe beberapa rapa daer daerah, ah, peng pengetah etahuan uan masyar masyarakat akat tentang penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah bahwa penyakit ini merupakan hal biasa dan alami karena siatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita.. (.(. pidemiologi ndemis epidemiologi penyakit ini terdapat di daerah beriklim panas di Asia 'enggara dan "elatan, termaksud Indonesia dan suku-suku terasing diAustralia bagian utara, Arika Arika serta Amerika Latin.
Pada tahun 1G, 6rambusia di Indonesia tercatat sebanyak 1.27&.$+( penderita dan pada tahun 1&G7 pernah dinyatakan bebas dari 6rambusia, tetapi kenyataan di tempat-tempat yang terpencil dan jauh dari kota-kota besar masih sering ditemukan. 6rambusia terutama menyerang anak-anak yang tinggal di daerah tropis di pedesaan yang panas, lembab, ditemukan pada anak-anak umur antara (H1# tahun lebih sering pada laki-laki. Pre/alensi rambusia secara global menurun drastis setelah dilakukan kampanye pengobatan dengan penisilin secara masal pada tahun 1$-an dan 1&7$-an sehingga menekan peningkatan kasus rambusia, namun kasus rambusia mulai ditemukan lagi di sebagian besar daerah khatulistiwa Arika Barat dengan penyebaran ineksi tetap berokus di daerah Amerika Latin, ?epulauan ?aribia, India dan 'hailand Asia 'enggara dan ?epulauan Pasiik "elatan, Papua ew 8uinea, kasus rambusia selalu berubah sesuai dengan perubahan iklim. i daerah endemik rambusia pre/alensi ineksi meningkat selama musim hujan. 4enurut !;< 9($$7: bahwa kasus rambusia di Indonesia pada tahun 1&)& meliputi A, >ambi, Bengkulu, "umatera "elatan, >awa 9>awa 'imur: dan sebagian besar !ilayah 'imur Indonesia yang meliputi usa 'enggara, "ulawesi, 4aluku dan Papua. Penurunan pre/alensi 6rambusia secara bermakna terjadi pada tahun 1&+# sampai pada tahun 1& dengan prevalensi dengan prevalensi rate rambusia rate rambusia turun secara dramatis dari ((,1 9((1$ per 1$.$$$ penduduk: menjadi kurang dari 1 per 1$.$$$ penduduk di daerah kabupaten dan propinsi, strategi pencapaian target secara nasional epartemen ?esehatan yaitu jumlah rambusia kurang dari $,1 kasus per 1$$.$$$ penduduk penduduk di !ilayah >awa dan "umatera, "umatera, lebih dari 1 kasus per 1$$.$$$ 1$$.$$$ penduduk penduduk di !ilayah Indonesia 'imur 9Papua, 4aluku, '' dan "ulawesi:. 5ntuk menjangkau daerah-daerah kantong rambusia yang jumlahnya tersebar di beberapa Propinsi dan beberapa ?abupaten di Indonesia maka dilakukan sur/ey daerah kantong rambusia yang dimulai tahun ($$$. Propinsi yang masih mempunyai banyak kantong rambusia diprioritaskan untuk dilakukan sero sur/ei, yaitu A, >ambi, >awa 'imur, Banten Banten,, "ulawe "ulawesi si 'enggar enggaraa dan dan ''. ''. ;al ini di pengar pengaruhi uhi oleh oleh 2 aktor aktor yang yang penti penting, ng, yaitu yaitu aktor host 9manusia:, 9manusia:, agent (vector)dan (vector) dan environtment 9lingkungan: 9lingkungan: termasuk di dalam aktor host yaitu pengetahuan, pengetahuan, sikap dan perilaku perilaku perorangan. perorangan. 9epkes, ($$):. (.2. Penyebab 6rambusia merupakan penyakit ineksi kulit yang disebabkan oleh 'reponema pallidum sub spesies pertenue 9merupakan saudara dari 'reponema penyebab penyakit siilis:, penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, yang dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, banyak hujan, yang dikombinasikan dengan banyaknya jumlah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya asilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya asilitas kesehatan umum yang memadai.
•
Penularan penyakit rambusia dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung 9epkes,($$#:, yaitu 3 Penularan secara langsung 9 direct contact : . Penularan penyakit rambusia banyak terjadi secara langsung dari penderita ke orang lain. ;al ini dapat terjadi jika jejas dengan gejala menular 9mengandung Treponema pertenue: pertenue : yang terdapat pada
•
kulit seorang penderita bersentuhan dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin juga terjadi dalam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan selaput lendir. Penularan secara tidak langsung 9 indirect indirect contact contact : .
Penularan secara tidak langsung mungkin dapat terjadi dengan perantaraan benda atau serangga, tetapi hal ini sangat jarang. alam persentuhan antara jejas dengan gejala menular dengan kulit 9selaput lendir: yang luka, Treponema pertenue yang pertenue yang terdapat pada jejas itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut. 'erjadinya ineksi yang diakibatkan diakibatkan oleh masuknya Treponema Treponema partenue dapat partenue dapat mengalami ( kemungkinan3 a Infeksi effective. effective . Ineksi ini terjadi jika Treponema Treponema pertenue yang pertenue yang masuk ke dalam kulit berkembang biak, menyebar di dalam tubuh dan menimbulkan gejala-gejala penyakit. Ineksi eecti/e dapat terjadi jika Treponema Treponema pertenue yang pertenue yang masuk ke dalam kulit cukup /irulen dan cukup banyaknya dan orang yang mendapat ineksi tidak kebal terhadap penyakit rambusia. b Infeksi ineffective. ineffective . Ineksi ini terjadi jika Treponema Treponema pertenue yang pertenue yang masuk ke dalam dalam kulit tidak dapat berk berkem emba bang ng biak biak dan dan kemu kemudi dian an mati mati tanp tanpaa dapa dapatt meni menimb mbul ulka kann geja gejala la-g -gej ejal alaa peny penyak akitit.. Ineksi effective dapat effective dapat terjadi jika Treponema Treponema pertenue yang pertenue yang masuk ke dalam kulit tidak cukup /irulen dan tidak cukup banyaknya dan orang yang mendapat ineksi mempunyai kekebalan terhadap penyakit rambusia 9epkes, ($$#:.
1. (. 2.
). #. 7.
1.
6ramboesia berdasarkan karakteristik Agen 3 Inekti/itas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang biak di dalam jaringan penjamu. Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan isik tubuh yaitu terbentuknya benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. irulensi penyakit ini bisa bersiat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga menjadi cacat seumur hidup. Pada 1$% kasus rambusia, tanda-tanda stadiu sta dium m lan lanjut jut dit ditand andai ai de denga ngann le lesi si yan yangg mer merusa usakk sus susuna unann kul kulitit yan yangg jug jugaa men menge genai nai oto otott da dann persendian. 'oksisi oksisitas tas yait yaituu dibu dibuktika ktikann deng dengan an kemamp kemampuan uan Agen untu untukk meru merusak sak jari jaringan ngan kulit dala dalam m tubu tubuhh penjamu. In/asitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara penjamu yang satu dengan yang lainnya. Antigenisitas yaitu sebelum menimbulkan gejala awal Agen mampu merusak antibody yang ada di dalam sang penjamu. >enis klasiikasi penyakit ramboesia yaitu penyakit menular melalui 3 apat menular melalui air yaitu terbukti dengan banyaknya para penderita penyakit 6ramboesia di daerah yang sanitasi air dan lingkungannya tidak terjaga atau kotor yang dapat memungkinkan Agen untuk berkembang biak dan menulari Penjamu.
(. apat menular melalui kulit yaitu dengan melakukan kontak langsung penderita yang dimana si Agen berkembang biak di si penderita.
(.). 'anda dan gejala gejala klinis terdiri atas 2 "tadium yaitu 3 • "tadium I 3 "tadium ini dikenal juga stadium menular. 4asa inkubasi rata-rata 2 minggu atau dalam
•
kisaran 2-&$ hari. Lesi initial berupa papiloma pada port dJ entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh spontan tanpa meninggalkan bekas, kadangkadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papulapapula menyebar yang sembuh setelah 1-2 bulan. Lesi intinial berlangsung beberapa minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. Lesi ini sering ditemukan disekitar rongga mulut, di dubur dan /agina, dan mirip kandilomatalata pada sipilis. 8ejala ini pun sembuh tanpa meninggalkan parut, walaupun terkadang dengan pigmentasi. selain itu terdapat semacam papiloma pada tapak tangan atau kaki, dan biasanya lembab. 8ejala pada kulit dapat berupa macula, macula papulosa, papula, mikropapula, nodula, tanpa menunjukan kerusakan struktur pada lapisan epidermis serta tidak bereksudasi. Bentuk lesi primer ini adalah bentuk yang menular. "tadium II atau masa peralihan 3 pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum
•
pertinue. 'reponema positi ini terjadi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah stadium I. Pada stadium ini rambusia tidak menular dengan bermacam-macam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. ?elainan pada tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ekstermitas, yang dapat mengakibatkan terjadi atroi kuku dan deormasi ganggosa, yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran-gambaran hilangnya bentuk hidung, gondou 9 suatu bentuk ostitis hipertoi :, meskipun jarang dijumpai. ?elainan sendi, hidrartosis, serta junksta artikular nodular 9 nodula subkutan, mudah bergerak, kenyal, multiple:, biasanya ditemukan di pergelangan kaki dekat kaput ibulae, daerah akral atau plantar dan palmar. "tadium III 3 Pada stadium ini , terjadi guma atau ulkus-ulkus indolen dengan tepi yang curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan jaringan parut, dapat membentuk keloid dan kontraktur. Bila terjadi ineksi pada tulang dapat mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. ?erusakan sering terjadi pada palatum, tulang hidung, tibia.
1. 'ahap Prepatogenesis Pada tahap ini penederita belum menunjukan gejala penyakit. amun, tidak menutup kemungkinan si penyakit telah ada dalam tubuh si penderita.
(. 'ahap Inkubasi 'ahap inkubasi 6ramboesia adalah dari ( sampai 2 minggu 2. 'ahap ini 'erbentuknya benjolan-benjolan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. ). 'ahap Lanjut Pada gejala lanjut dapat mengenai telapak tangan, telapak kaki, sendi dan tulang, sehingga mengalami kecacatan. ?elainan pada kulit ini biasanya kering, kecuali jika disertai ineksi 9borok:. #. 'ahap Pasca Patogenesis Pada tahap ini perjalanan akhir penyakit hanya mempunyai tiga kemungkinan yaitu 3 a "embuh dengan cacat penyakit ini berakhir dengan kerusakan kulit dan tulang di daerah yang terkena dan dapat menimbulkan kecacatan 1$-($ % dari penderita b ?arier tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh. c Penyakit tetap berlangsung secara kronik yang jika tidak diobati akan menimbulkan cacat kepada si penderita.
(.#. Patoisiologi 6rambusia di sebabkan oleh 'reponemaa Pallidum, yang disebabkan karena kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. 'reponema palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. Pada awal terjadinya ineksi, agen akan berkembang biak didalam jaringan penjamu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. 'erjadinya kelainan tulang dan sendi sering mengenai jari-jari dan tulang ektermitas yang menyebabkan atroi kuku dan deormasi ganggosa yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambarangambaran hilangnya hilangya bentuk hidung. ?elainan pada kulit adanya ulkus-ulkus yang meninggalkan jaringan parut dapat membentuk keloid dan kontraktur. ?lasiikasi 6rambusia terdiri dari ) 9empat: tahap meliputi3 pertama 9 primary stage) berbentuk bekas untuk berkembangnya bakteri rambusia@ • secondary stage terjadi lesi ineksi bakteri treponema pada kulit@ • latent stage bakteri relaps atau gejala hampir tidak ada@ • • tertiary stage luka dijaringan kulit sampai tulang kelihatan, 9"mith, ($$7 @ 8reenwood, et al , 1&&) @ Bahmer, et al 1&&$ @ >awetD, et al ., ($$#:.
6rambusia
langsung
?ontak
kontak tak langsung 'reponema pallidum sub spesies pertenue
Ineksi
?ulit
tulang K persendian
9>ari-jari dan tulang ektermitas: Lesi Atroi kuku
gangosa
atroi tulang
deormasi
Papula
?erusakan tulang hidung
kecacatan ulkus-ulkus
K septum nasi keloid
;ilangnya
bentuk hidung
Ke miskinan Sanitas
lingkungan Kurang
air bersih
Frambusia Treponema Palidum Sub Pernetue
Infeksi
Kuli
t
Tulang & sendi
Lesi intinial
Kuku
Kerusakan
Atro
Atro Tlg ( Rongga mulut dubur
dan !agina "
tulang Ke#a#atan
Papiloma
hidung
Paltum
tulang
tibia (Tapak tangan & kaki "
$efor
masi %anggosa ikropula
'ilangna tulang
hidung
)odular
*unskta Artikular
'perkeratosis
nodular %uma+ulkus,ulkus nodulen Keloid
(.7. Pemeriksaan iagnosis iagnosis dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan treponema, =L, 'P;A, dan pada keadaan tertentu, diperlukan pemeriksaan patologi. 4ikroskop pandangan gelap, pada ase dini, diperlukan untuk pemeriksaan treponema. apat pula diaplikasikan pengecatan giemsa, iel-elson atauu tinta ;india untuk pemeriksaan Burry. 4enurut oordhoek, et al , 91&&$: diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung 6A 9 Flourescent Antibody : dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. 'est serologis nontrepanomal untuk siilis misalnya =L 9venereal disease research laboratory :, =P= 9rapid plasma reagin : reakti pada stadium awal penyakit menjadi non reakti setelah beberapa tahun kemudian, walaupun tanpa terapi yang spesiik, dalam beberapa kasus penyakit ini memberikan hasil yang terus reakti pada titer rendah seumur hidup. 'est serologis trepanomal, misalnya 6'A-AB" 9 fluorescent trepanomal antibody – absorbed :, 4;A-'P 9microhemag-glutination assay for antibody to t pallidum : biasanya tetap reakti seumur hidup. (.G. Pengobatan BenDatin penisilin diberikan dalam dosis (, ) juta unit untuk orang dewasa dan untuk 1,( juta uunit anak-anak. ;ingga saat ini , penisilin merupakan obat pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin ( gr hari selama #-1$ hari.
•
4enurut epartemen ?esehatan =I, 9($$): dan 9($$G: bahwa pilihan pengobatan utama adalah benDatin penicilin dengan dosis yang sama, alternati pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin, doMicicline dan eritromisin. Anjuran pengobatan secara epidemiologi untuk rambusia adalah sebagai berikut 3 Bila sero positi N#$% atau pre/alensi penderita di suatu desa dusun N#% maka seluruh penduduk
•
diberikan pengobatan. Bila sero positi 1$%-#$% atau pre/alensi penderita di suatu desa (%-#% maka penderita, kontak, dan
•
seluruh usia 1# tahun atau kurang diberikan pengobatan Bila sero positi kurang 1$% atau pre/alensi penderita di suatu desa dusun 0 (% maka penderita,
•
kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan 5ntuk anak sekolah setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh murid dalam kelas yang sama. osis dan cara pengobatan sbb3 Pilihan utama
5mur
ama obat
osis
Pemberian Lama pemberian
0 1$ thn
BenD.penisilin 7$$.$$$ I5
I4
osis 'unggal
O 1$ tahun
BenD.penisilin 1.($$.$$$ I5
I4
osis 'unggal
0 + tahun
ritromisin
1# hari
+-1# tahun
'etra atau erit. (#$mg,)1 hri
1# hari
N+ tahun
oMiciclin
(-#mgkgBB bagi ) dosis
1# hari
1$$mg (1 hari
1# hari
Alternatif
ewasa
2$mgkgBB bagi ) dosis
?eterangan 3 'etrasiklin atau eritromisin diberikan kepada penderita rambusia yang alergi terhadap penicillin. 'etrasiklin tidak diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui atau anak dibawah umur + tahun (.+. iagnosa ?eperawatan ?erusakan integritas kulit bd adanya lesi =esiko terjadi ineksi bd kerusakan pada kulit, pertahanan tubuh menurun. 8angguan mobilisasi bd kecacatan 8angguan citra tubuh bd perubahan postur tubuh Ansietas bd perubahan kesehatan. ?urang pengetahuan bd kurang inormasi terhadap perawatan kulit
'abel Asuhan keperawatan ?lien dengan 6rambusia Perencanaan keperawatan o
iagnosa ?eperawatan
'ujuan
=asional
Inter/ensi 1
•
?erusakan integritas kulit • bd adanya lesi
'ujuan3 untuk
?aji kulit setiap hari. atat
memelihara integritas kulitmencapai penyembuhan tepat waktu
4enentukan garis dasar
warna, turgor, sirkulasi, dan
dimana terjadi perubahan pada
sensasi. Amati perubahan lesi
status
Pertahankan hygiene kulit. 4isalnya dengan membasuh
4asase meningkatkan
dan mengeringkannya dengan
sirkulasi kulit dan menambah
hati-hati dan melakukan
kenyamanan
masase dengan menggunakan lotion atau krim 8unting kuku secara teratur ?uku yang panjangkasar menimbulkan resiko kerusakan ?olaborasi pemberian obat
kulit
topical atau sistemik igunakan pada perawatan ?olaborasi pemberian salep
lesi kulit
antibiotik untuk melindungi lesi 4elindungi area dari kontaminasi bakteri dan meningkatkan penyembuhan
(
•
8angguan mobilisasi bd• 4obilisasi kecacatan
isik•
terpenuhi,
•
?aji ketidakmampuan
•
engan mengetahui derajat
bergerak klien yang
ketidakmampuan bergerak
diakibatkan oleh prosedur
klien dan persepsi klien
pengobatan dan catat
terhadap immobilisasi akan
persepsi klien terhadap
dapat menemukan akti/itas
immobilisasi.
mana saja yang perlu
.
dilakukan.
'ingkatkan ambulasi klien
•
engan ambulasi demikian
seperti mengajarkan
klien dapat mengenal dan
menggunakan tongkat dan
menggunakan alat-alat yang
kursi roda.
perlu digunakan oleh klien dan juga untuk memenuhi
•
8anti posisi klien setiap 2 H ) jam secara periodic
akti/itas klien •
Pergantian posisi setiap 2 H ) jam dapat mencegah
•
Bantu klien mengganti posisi
terjadinya kontraktur.
dari tidur ke duduk dan turun • 4embantu klien untuk dari tempat tidur.
meningkatkan kemampuan dalam duduk dan turun dari tempat tidur.
2
•
8angguan citra tubuh bd
•
perubahan postur tubuh
Pasien
dapat
mengembangkan peningkatan penerimaan diri
?aji adanya gangguan pada
8angguan citra diri akan
citra diri pasien 9menghindari
menyertai setiap penyakit atau
kontak mata, ucapan yang
keadaan byata bagi pasien.
merendahkan diri sendiri,
?esan seseorang terhadap
ekspresi perasaan muak pada
dirinya sendiri akan
kondisi kulit
berpengaruh pada dirinya
Berikan kesempatan untuk
sendiri
pasien mengungkapkan.
Pasien membutuhkan
engarkan dengan cara yang
pengalaman didengarkan dan
terbuka dan tidak menghakimi
dipahami. 4endukung upaya
untuk mengekspresikan
pasien untuk memperbaiki citra
berduka atau ansietas tentang
diri
perubahan citra tubuh Bersikap realistis selama pengobatan, pada penyuluhan kesehatan
4eningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan
>angan memberikan keyakinan yang salah
antara pasien dengan perawat 4eningkatkan perilaku positi dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realita 4empertahankan pola
orong interaksi keluarga dan dengan rehabilitasi
)
•
=esiko terjadi ineksi bd kerusakan pertahanan menurun
pada
•
4encapai
5kur tanda-tanda /ital
kulit, penyembuhan tepat termasuk suhu tubuh waktu, tanpa komplikasi
komunikasi dan memberikan dukungan terus-menerus pada pasien dan keluarga 4emberikan inormasi data dasar. Peningkatan suhu secara berulang-ulang dari demam yang terjadi untuk menunjukkan pada tubuh bereaksi pada proses ineksi yang baru.
'ekankan pentingnya tekhnik
4encegah kontaminasi silang,
mencuci tangan yang baik
menurunkan resikoineksi
untuk semua indi/idu yang kontak dengan pasien 8unakan sapu tangan, masker dan tekhnik aseptic selama
4encegah terpajan pada organism ineksius
perawatan dan berikan pakaian yang steril atau baru
#
•
Ansietas bd perubahan kesehatan
•
Pasien
dapat
menunjukkan penurunan ansietas sehingga dapat menerima perubahan status kesehatannnya dengan cara sehat
5ntuk mengetahui perubahan respon terhadap terapi 4engurangi pathogen pada system integument dan mengurangi kemungkinan pasien mengalami ineksi nosokomial. 4embunuh atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme penyebab ineksi
Berikan penjelasan yang
Pengetahuan diharapkan
sering dan inormasi tentang
menurunkan ketakutan dan
prosedur perawatan
ansietas, dan memperjelas kesalahan konsep dan
Libatkan pasien atau orang yang terdekat dalam proses pengambilan keputusan ?aji status mental terhadap penyakit
meningkatkan kerja sama 4eningkatkan rasa control dan kerja sama, menurunkan perasaan tak berdaya atau putus asa Pada awalnya pasien dapat menggunakan penyangkalan untuk meurunkan dan
Berikan orientasi konstan dan
menyaring inormasi secara
konsisten
keseluruhan. 4embantu pasien tetap
orong pasien untuk bicara
berhubungan dengan
tentang penyakitnya
lingkungan dan realitas. Pasien perlu membicarakan apa yang terjadi terus-menerus
>elaskan pada pasien apa
untuk membantu beberapa
yang terjadi. Berikan
rasa terhadap situasi apa yang
kesempatan untuk bertanya
menakutkan
dan berikan jawaban terbuka
Pernyataan kompensasi
atau jujur
menujukkan realitas situasi yang dapat membantu pasien
Identiikasi metode koping atau
atau orang yang terdekat
penangan siuasi stress
menerima realita dan mulai
sebelumnya
menerima apa yang terjadi
orong keluarga dan orang
perilaku masa lalu yang
yang terdekat untuk
berhasil dapat digunakan untuk
mengunjungi dan
membantu situasi saat ini
mendiskusikan yang terjadi
mempertahankan kontak
pada keluarga. 4engingatkan
dengan realitas keluarga,
pasien kejadian masa lalu dan
membuat rasa kedekatan dan
akan dating
kesinambunga hidup.
?olaborasi sedati/e ringan sesuai indikasi
7
•
?urang pengetahuan bd • Pasien mendapatkan
'entukan apakah pasien
4emberikan data dasar untuk
kurang inormasi terhadap perawatan kulit
mengetahui tentang kondisi
mengembangkan rencana
dirinya
penyuluhan
Pantau agar pasien
Pasien harus memiliki
mendapatkan inormasi yang
perasaan bahwa ada sesuatu
benar, memperbaiki kesalahan
yang dapat di perbuat
inormasi yang adekuat tentang perawatan kulit
persepsi inormasi Berikan inormasi yang spesiik
Inormasi tertulis dapat
dalam bentuk tulisan.
membantu mengingatkan
>elaskan penatalaksanaan
pasien
minum obat3 dosis, rekuensi,
4eningkatkan partisipasi
tindakan, dan perlunya terapi
pasien, memahami aturan
dalam jangka waktu lama
terapi dan mencegah putus
orong pasien agar mendapat
obat
status nutrisi yang sehat Penampakkan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang. Perubahan kulit dapat menandakan status nutrisi yang abnormal. utrisi 'ekankan perlunya atau pentingnya menge/aluasi perawatan atau rehabilitasi
yang optimal meningkatkan regenerasi jaringan dan penyembuhan umum kesehatan ukungan jangka panjang dengan e/aluasi ulang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk
penyembuhan optimal
•
BERANDA
•
DAFTAR ISI
•
INFO KONTAK
•
PROFIL BLOG Searh
Akatsuki Ners Blogshare Share Your Create - Knowledge - Your Thn! - "o#e Lo#er$ •
HOME
•
BUSINESS »
•
DOWNLOADS »
•
PARENT CATEOR! »
•
"EATURED
•
HEALTH »
•
UNCATEORI#ED
A$!e% Klen Dengan Fra&'u$a Senn( Fe'ruar )*( +),, Kul!el No o&&ent$
1. Pengertian
Frambusia merupakan penakit infeksi kulit ang disebabkan oleh Treponema pallidum sub spesies pertenue (merupakan saudara dari Treponema penebab penakit silis" penebaranna tidak melalui hubungan seksual ang dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat- Penakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik #ua#a panas banak hu.an ang dikombinasikan dengan banakna .umlah penduduk miskin sanitasi lingkungan ang buruk kurangna fasilitas air bersih lingkungan ang padat penduduk dan kurangna fasilitas kesehatan umum ang memadai-
Frambusia Stadium 2 2. Insiden dan Epidemologi $idunia pada a/al tahun 0123,an diperkirakan banak kasus frambusia ter.adi di Afrika Asia Amerika Selatan dan Tengah serta Kepulauan Pasik sebanak 42 5 023 .uta penderita- Setelah 6'7 memprakarsai kampane pemberantasan frambusia dalam kurun /aktu tahun 0128 5 019: para peneliti menemukan ter.adina penurunan ang drasti# dari .umlah penderita penakit ini- )amun kemudian kasus frambusia kembali mun#ul akibat kurangna fasilitas kesehatan publi# serta pengobatan ang tidak adekuat- $e/asa ini diperkirakan sebanak 033 .uta anak,anak beresiko terkena frambusiaasih adalah frambusia di Indonesia; *a/abanna masih ada tersebar di daerah kantong,kantong kemiskinan- Pada tahun 0113 40 pro!insi dari :0 pro!insi di Indonesia melaporkan adana penderita frambusia- Ini tidak berarti bah/a pro!insi ang tidak melaporkan adana frambusia di /ilaah mereka tidak ada frambusia hal ini sangat tergantung pada kualitas kegiatan sur!eilans frambusia di pro!insi tersebut-
Pada tahun 011< hana enam pro!insi ang melaporkan adana frambusia dan pada saat krisis di tahun 011= dan 0111 tidak ada laporan sama sekali dari semua pro!insi- Tahun 4333 sampai dengan tahun 4338 =,00 pro!insi setiap tahun melaporkan adana frambusia- Pemerintah pada Pelita III (pertengahan pemerintahan 7rde >aru" menetapkan bah/a frambusia sudah harus dapat dieliminasi dengan sistem T?PS (Treponematosis Control Project Simplifed" dan @?rash Program Pemberantasan Penakit Frambusia (?P:F"- )amun kenataanna sampai saat ini frambusia masih ditemukan- 'al ini bisa disebabkan oleh karena metode organisasi mana.emen pemberantasan ang kurang tepat dan pembiaaan ang kurang atau daerah tersebut selama ini tidak tersentuh oleh pemerataan pembangunan- Paling tepat kalau dikatakan bah/a masih adana frambusia di suatu /ilaah sebagai resultan dari upaa pemberantasan ang kurang memadai dan tidak tersentuhna daerah tersebut dengan pembangunan sarana dan prasarana /ilaah3. Etiologi Frambusia ang disebabkan oleh Treponema pertenue adalah penakit menular bukan seksual pada manusia ang pada umumna menerang anak 5 anak berusia di ba/ah 02 tahun- Penakit ini terutama menerang kulit dan tulang serta banak didapati pada masarakat miskin pedesaan dan mar.inal di beberapa bagian Afrika Asia dan Amerika Selatan dimana kepadatan penduduk kekurangan persediaan air dan keadaan sanitasi serta kebersihan ang buruk terdapat di mana 5 mana *adi penakit ini merupakan penakit ang berkaitan dengan kemiskinan dan hampir bisa dikatakan hana menerang mereka ang berasal dari kaum termiskin serta masarakat kesukuan ang terdapat di daerah 5 daerah terpen#il ang sulit di.angkau- >isa dikatakan bah/a @penakit frambusia bermula dimana .alan berakhir4. Manifestasi Klinis Penakit frambusia ditandai dengan mun#ulna lesi primer pada kulit berupa kutil (papiloma" pada muka dan anggota gerak terutama kaki lesi ini tidak sakit dan bertahan sampai berminggu,minggu bahkan berbulan, bulan- Lesi kemudian menebar membentuk lesi ang khas berbentuk buah frambus (raspberry " dan ter.adi ulkus (luka terbuka"- Stadium lan.ut dari penakit ini berakhir dengan kerusakan kulit dan tulang di daerah ang terkena dan dapat menimbulkan ke#a#atan 03,43 persen dari penderita ang tidak diobati akan #a#atPenakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati dan akan menerang dan merusak kulit otot serta persendian sehingga men.adi #a#at seumur hidup- Pada 03B kasus frambusia tanda,tanda stadium lan.ut ditandai dengan lesi ang merusak susunan kulit ang .uga mengenai otot dan persendian5. Patosiologi Pada awaln.a( !oreng .ang %enuh dengan organ$&e %en.e'a' dtular!an &elalu !onta! dar !ult !e !ult( atau &elalu lu!a d !ult .ang dda%at &elalu 'enturan( ggtan( &au%un %engelu%a$an/ Pada &a.orta$ %a$en(
%en.a!t 0ra&'u$a ter'ata$ han.a %ada !ult $a1a( na&un da%at 1uga &e&%engaruh tulang 'agan ata$ dan $end/ 2alau%un ha&%er $eluruh le$ 0ra&'u$a hlang dengan $endrn.a( n0e!$ 'a!ter $e!under dan 'e!a$ lu!a &eru%a!an !o&%l!a$ .ang u&u&/ Setelah 3 4 ,) tahun( ,) 5 dar %a$en .ang tda! &ener&a %engo'atan a!an &engala& le$ .ang &eru$a! .ang &a&%u &e&%engaruh tulang( tulang rawan( !ult( $erta 1arngan halu$( .ang a!an &enga!'at!an d$a'lta$ .ang &elu&%uh!an $erta $tg&a $oal/
%
%$Cara
Pe&ulara&
"ra'(usia
Penularan %en.a!t 0ra&'u$a da%at ter1ad $eara lang$ung &au%un tda! lang$ung 6De%!e$(+))37( .atu 8 1)
Penularan
secara
langsung
(direct
contact) /
Penularan %en.a!t 0ra&'u$a 'an.a! ter1ad $eara lang$ung dar %enderta !e orang lan/ 9al n da%at ter1ad 1!a 1e1a$ dengan ge1ala &enular 6&engandung Tre%one&a %ertenue7 .ang terda%at %ada !ult $eorang %enderta 'er$entuhan dengan !ult orang lan .ang ada lu!an.a/ Penularan &ung!n 1uga ter1ad dala& %er$entuhan antara 1e1a$ dengan ge1ala &enular dengan $ela%ut lendr/ 2)
Penularan
secara
tidak
langsung
(indirect
contact) /
Penularan $eara tda! lang$ung &ung!n da%at ter1ad dengan %erantaraan 'enda atau $erangga( teta% hal n $angat 1arang/ Dala& %er$entuhan antara 1e1a$ dengan ge1ala &enular dengan !ult 6$ela%ut lendr7 .ang lu!a( Tre%one&a %ertenue .ang terda%at %ada 1e1a$ tu &a$u! !e dala& !ult &elalu lu!a ter$e'ut/ Terjadinya infeksi yang diakibatkan oleh masuknya Treponema partenue dapat mengalami 2 kemungkinan: a) I&*eksi e**e+ti,e In0e!$ n ter1ad 1!a Tre%one&a %ertenue .ang &a$u! !e dala& !ult 'er!e&'ang 'a!( &en.e'ar d dala& tu'uh dan &en&'ul!an ge1ala-ge1ala %en.a!t/ In0e!$ e00et#e da%at ter1ad 1!a Tre%one&a %ertenue .ang &a$u! !e dala& !ult u!u% #rulen dan u!u% 'an.a!n.a dan orang .ang &enda%at n0e!$ tda! !e'al terhada% %en.a!t 0ra&'u$a/ () I&*eksi i&e**e+ti,e In0e!$ n ter1ad 1!a Tre%one&a %ertenue .ang &a$u! !e dala& !ult tda! da%at 'er!e&'ang 'a! dan !e&udan &at tan%a da%at &en&'ul!an ge1ala-ge1ala %en.a!t/ In0e!$ e00et#e da%at ter1ad 1!a Tre%one&a %ertenue .ang &a$u! !e dala& !ult tda! u!u% #rulen dan tda! u!u% 'an.a!n.a dan orang .ang &enda%at n0e!$
&e&%un.a
!e!e'alan
terhada%
%en.a!t
0ra&'u$a
6De%!e$(
+))37/
Penularan %en.a!t 0ra&'u$a %ada u&u&n.a ter1ad $eara lang$ung $edang!an %enularan $eara tda! lang$ung $angat 1arang ter1ad 6FK:I( ,;<<7/
7. Stadium Framusia Frambusia umumna menerang anak,anak berusia diba/ah 02 tahunRata,rata ter.adi antara usia 9 5 03 tahun- *enis kelamin tertentu tidak terkait dengan penakit ini Terdapat : stadium frambusia ang dikenal akni C 0-
Stadium PrimerSetelah masa inkubasi antara 1,13 hari (rata,rata : minggu" lesi primer atau induk frambusia berkembang pada sisi ang terkena penularan berupa gigitan goresan dan gesekan dengan kulit ang terkena
frambusia- Dmumna ter.adi di daerah anggota gerak (lengan dan kaki"Lesi ber/arna kemerahan tidak neri dan kadang,kadang gatal,gatal berbentol+kutil (papul"- Papul,papul tersebut akan meluas dengan diameter 0,2 #m untuk kemudian men.adi ulkus (luka terbuka" dengan dasar ber/arna kemerahan seperti buah berr- Lesi,lesi satelit bisa bersatu membentuk plak- Karena .umlah treponema ang banak maka lesi tersebut sangat menular- Pembesaran kelen.ar limfa demam serta rasa neri merupakan tanda dari stadium ini- Induk frambusia akan pe#ah dalam 4,1 bulan ang meninggalkan bekas dengan bagian tengah ang bersifat hipopigmentasiStadium Se!under-
0-
Sekitar 9,09 minggu setelah stadium primer- Lesi kulit atau lesi anakan ang menerupai lesi induk tapi berukuran lebih ke#il ang biasana ditemukan dipermukaan tubuh dan sebagian di rongga mulut atau hidungLesi anakan ini akan meluas membentuk ulkus dan menghasilkan #airan, #airan brin ang berisi treponema ang kemudia mengering men.adi krusta- ?airan tersebut menarik lalat,lalat untuk hinggap dan kemudian menebarkanna ke orang lain- Kadang,kadang bentuk serupa infeksi .amur dapat terlihat- Kondisi ini diakibatkan proses penembuhan inti dari papiloma atau gabungan dari lesi ang membentuk bundaran- Lesi di aksila atau di lipat paha menerupai #ondlomatalata- Papil,papil di telapak kaki berberntuk tipis hiperkeratosis ang akan men.adi erosiRasa neri menandai stadium iniStadium "ersier-
0-
Pada stadium ini sekitar 03B kasus setelah 2,02 tahun akan kembali kambuh ang ditandai dengan lesi kulit ang destruktif lesi pada tulang dengan kemungkinan terkenana .aringan saraf dan penglihatan penderita- >ertambahna ukuran tidak neri perkembangan nodul,nodul diba/ah kulit dengan penampakan nanah nekrosis dan ulkus- Dlkus tersebut terinfeksi karena rusakna struktur kulit diba/ahna- >entuk hiperkeratosis dan keratoderma pada telapak tangan dan kaki sangat .elas terlihat- Stadium ini dapat menerang tulang dan persendian- Infeksi tulang (osteitis" ang terutama menerang tulang kaki dan tangan- Infeksi ini apabila tidak terkendali akan menebabkan han#urna struktur tulang dan berakhir dengan ke#a#atan dan kelumpuhan#.
Pemeri!saan
$iagnosti!
enurut )oordhoek et al (0113" diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung FA (Floures#ent Antibod" dari eksudat ang berasal dari lesi primer atau sekunder- Test serologis nontrepanomal untuk si lis misalna E$RL (!enereal disease resear#h laborator" RPR (rapid plasma reagin" reaktif pada stadium a/al penakit men.adi non reaktif setelah beberapa tahun kemudian /alaupun tanpa terapi ang spesik dalam beberapa kasus penakit ini memberikan hasil ang terus reaktif pada titer rendah seumur hidup- Test serologis trepanomal misalna FTA,A>S (uores#ent trepanomal antibod 5 absorbed" 'A,TP (mi#rohemag,glutination assa for antibod to t- pallidum" biasana tetap reaktif seumur hidup-
G G G G
%. Pen&ega'an Frambusia bila tidak segera ditangani akan men.adi penakit kronik ang bisa kambuh dan menumbulkan ge.ala pada kulit tulang dan persendianPada 03B kasus pasien stadium tersier ter.adi lesi kulit ang destruktif dan memburuk men.adi lesi pada tulang dan persendian- Kemungkinan kambuh dapat ter.adi lebih dari 2 tahun setelah terkena infeksi pertamaStrategi Pemberantasan frambusia terdiri dari 8 hal pokok aituC Skrining terhadap anak sekolah dan masarakat usia di ba/ah 02 tahun untuk menemukan penderitaemberikan pengobatan ang akurat kepada penderita di unit pelaanan kesehatan (DPK" dan dilakukan pen#arian kontakPenuluhan kepada masarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (P'>S"Perbaikan kebersihan perorangan melalui penediaan sarana dan prasarana air bersih serta penediaan sabun untuk mandi1(. Pengoatan enurut $epartemen Kesehatan RI (4338" dan (433<" bah/a pilihan pengobatan utama adalah benHatin peni#ilin dengan dosis ang sama alternatif pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin doi#i#line dan eritromisin- An.uran pengobatan se#ara epidemiologi untuk frambusia
adalah
sebagai
berikut
C
0" >ila sero positif J23B atau pre!alensi penderita di suatu desa+ dusun J2B maka seluruh penduduk diberikan pengobatan4" >ila sero positif 03B,23B atau pre!alensi penderita di suatu desa 4B,2B maka penderita kontak dan seluruh usia 02 tahun atau kurang diberikan pengobatan :" >ila sero positif kurang 03B atau pre!alensi penderita di suatu desa+ dusun 4B maka penderita kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan 8" Dntuk anak sekolah setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh murid dalam kelas ang sama- $osis dan #ara pengobatan sbbC Tabel 0- $osis dan #ara pengobatan frambusia Pilihan utama Dmur )ama obat $osis Pemberian Lama pemberian 03 thn >enH-penisilin 933-333 ID I $osis Tunggal 03 tahun >enH-penisilin 0-433-333 ID I $osis Tunggal Alternatif = tahun Mritromisin :3mg+kg>> bagi 8 dosis 7ral 02 hari =,02 tahun Tetra atau erit- 423mg80 hri 7ral 02 hari
J=
tahun
$e/asa
$oi#i#lin
033mg
4,2mg+kg>> 40
bagi
hari
8
dosis
7ral
7ral
02
02
hari hari
Keterangan C Tetrasiklin atau eritromisin diberikan kepada penderita frambusia ang alergi terhadap peni#illin- Tetrasiklin tidak diberikan kepada ibu hamil ibu menusui atau anak diba/ah umur (Sumber:
= Pedoman
Pengendalian
Eradikasi dan
Frambusia,
tahun Departemen
Penehatan
Kesehatan
!ingkungan,
RI,
Dirjen 2""#$
Sumer )eferensi * , httpC++herodessolutiontheogeu-blogspot-#om+4303+00+penakit, frambusia,patek,a/s-html , httpC++///-indosiar-#om+ragam+219:4+frambusia,a/s,penakit,ang, mudah,diberantas
, httpC++drhandri-/ordpress-#om+433=+30+3<+frambusia,penakit,ang, hampir,punah
!u&%ulan tuga$!u =u&at( )+ "e +),>
0ra&'u$a BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ada dua penyakit kulit yang perlu diwaspadai karena sering diabaikan yaitu Kusta dan Frambusia. Kusta dan frambusia merupakan penyakit kulit menular dan menahun yang mudah disembuhkan apabila ditemukan secara dini. Bila ditemukan sedini mungkin dan diobati dengan baik maka dapat mencegah penderita dari kecacatan tetap dan sembuh dalam waktu 6 bulan. Oleh karena itu, peran serta masyarakat sangat penting dalam menemukan penderita dan melaporkan ke Puskesmas untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan. idunia, pada awal tahun !"#$%an diperkirakan banyak kasus frambusia ter&adi di Afrika, Asia, Amerika 'elatan dan (engah serta Kepulauan Pasifik, sebanyak )# * !#$ &uta penderita. 'etelah +O memprakarsai kampanye pemberantasan frambusia dalam kurun waktu tahun !"#- * !"6, para peneliti menemukan ter&adinya penurunan yang drastik dari ¨ah penderita penyakit ini. /amun kemudian kasus frambusia kembali muncul akibat kurangnya fasilitas kesehatan public serta pengobatan yang tidak adekuat. ewasa ini, diperkirakan sebanyak !$$ &uta anak%anak beresiko terkena frambusia. 0asih adakah frambusia di 1ndonesia2 3awabannya masih ada, tersebar di daerah kantong%kantong kemiskinan. Pada tahun !""$, )! pro4insi dari ! pro4insi di 1ndonesia melaporkan adanya penderita frambusia. 1ni tidak berarti bahwa pro4insi yang tidak melaporkan adanya frambusia di wilayah mereka tidak ada frambusia, hal ini sangat tergantung pada kualitas kegiatan sur4eilans frambusia di pro4insi tersebut.
Pada tahun !""5 hanya enam pro4insi yang melaporkan adanya frambusia dan pada saat krisis di tahun !"" dan !""" tidak ada laporan sama sekali dari semua pro4insi. (ahun )$$$ sampai dengan tahun )$$-, %!! pro4insi setiap tahun melaporkan adanya frambusia. Pemerintah pada Pelita 111 7pertengahan pemerintahan Orde Baru8 menetapkan bahwa frambusia sudah harus dapat dieliminasi dengan sistem (9P' 7(reponematosis 9ontrol Pro&ect 'implified8 dan :9rash Program Pemberantasan Penyakit Frambusia 79PF8;. /amun, oleh karena metode, organisasi, mana&emen pemberantasan yang kurang tepat dan pembiayaan yang kurang atau daerah tersebut selama ini tidak tersentuh oleh pemerataan pembangunan. Paling tepat kalau dikatakan bahwa masih adanya frambusia di suatu wilayah sebagai resultan dari upaya pemberantasan yang kurang memadai dan tidak tersentuhnya daerah tersebut dengan pembangunan sarana dan prasarana wilayah. B. RUMUSAN MASALAH • Apa yang di maksud dengan frambusia2 • Bagaimana epidemiologi dari penyakit frambusia2 • Bagaimana etilogi penyakit frambusia2 • Bagaimana manifestasi klinis frambusia2 • Bagaimana upaya pencegahan frambusia2 • Bagaimana pengobatan frambusia C. TUJUAN • Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian frambusia • Agar mahasiswa dapat mengetahui epidemiologi dari penyakit frambusia. • Agar mahasiswa dapat mengetahui etiologi frambusia • Agar mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis frambusia • Agar mahasiswa dapat mengetahui upaya pencegahan frambusia • Agar mahasiswa dapat mengetahui pengobatan frambusia.
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN FRAMBOESIA Framboesia atau Patek 7 kamus kedokteran 8. Penyakit framboesia atau patek adalah suatu penyakit kronis, relaps 7berulang8. alam bahasa 1nggris disebut
atin, Kepulauan Karibia, 1ndia dan (hailand Asia (enggara dan Kepulauan Pasifik 'elatan, Papua /ew ?uinea, kasus frambusia selalu berubah sesuai dengan perubahan iklim. Penurunan pre4alensi Frambusia secara bermakna ter&adi pada tahun !"# sampai pada tahun !""# dengan pre4alensi rate frambusia turun secara dramatis dari )),! 7))!$ per !$.$$$ penduduk8 men&adi kurang dari ! per !$.$$$ penduduk di daerah kabupaten dan propinsi, strategi pencapaian target secara nasional epartemen Kesehatan yaitu ¨ah frambusia kurang dari $,! kasus per !$$.$$$ penduduk di +ilayah 3awa dan 'umatera, lebih dari ! kasus per !$$.$$$ penduduk di +ilayah 1ndonesia (imur 7Papua, 0aluku, /(( dan 'ulawesi8. @ntuk men&angkau daerah%daerah kantong frambusia yang ¨ahnya
!.
a. b.
c.
d. e. f. ).
.
tersebar di beberapa Propinsi dan beberapa Kabupaten di 1ndonesia maka dilakukan sur4ey daerah kantong frambusia yang dimulai tahun )$$$. Propinsi yang masih mempunyai banyak kantong frambusia diprioritaskan untuk dilakukan sero sur4ei, yaitu /A, 3ambi, 3awa (imur, Banten, 'ulawesi (enggara dan /((. al ini di pengaruhi oleh faktor yang penting, yaitu faktor host 7manusia8, agent 74ector8 dan en4irontment 7lingkungan8 termasuk di dalam faktor host yaitu pengetahuan, sikap dan perilaku perorangan. Agent Penyebab penyakit frambusia adalah(reponema pallidum, subspesies pertenue dari spirochaeta. Framboesia berdasarkan karakteristik Agen 1nfekti4itas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang biak di dalam åan pen&amu. Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya ben&olan%ben&olan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. irulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga men&adi cacat seumur hidup. Pada !$C kasus frambusia, tanda%tanda stadium lan&ut ditandai dengan lesi yang merusak susunan kulit yang &uga mengenai otot dan persendian. (oksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak åan kulit dalam tubuh pen&amu. 1n4asitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara pen&amu yang satu dengan yang lainnya. Antigenisitas yaitu sebelum menimbulkan ge&ala awal Agen mampu merusak antibody yang ada di dalam sang pen&amu. ost 0anusia dan mungkin Primata kelas tinggi. 'angat berpeluang tertular penyakit ini. itemukan pada anak%anak umur antara )*!# tahun lebih sering pada laki%laki. Dn4ironment >ingkungan Fisik i daerah tropis di pedesaan yang panas dan lembab. i daerah endemik frambusia pre4alensi infeksi meningkat selama musim hu&an. 0enurut +O 7)$$68 bahwa kasus frambusia di 1ndonesia pada tahun !"-" meliputi /A, 3ambi, Bengkulu, 'umatera 'elatan, 3awa 73awa (imur8 dan sebagian besar +ilayah (imur 1ndonesia yang meliputi /usa (enggara, 'ulawesi, 0aluku dan Papua. >ingkungan social ekonomi Kepadatan penduduk, kurangnya persediaan air bersih, dan keadaan sanitasi serta kebersihan yang buruk, baik perorangan maupun pemukiman.
Kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai dan kontak langsung dengan kulit penderita penyakit Framboesia. Pengetahuan masyarakat tentang penyakit ini masih kurang karena ada anggapan salah bahwa penyakit ini merupakan hal biasa dialami karena sifatnya yang tidak menimbulkan rasa sakit pada penderita. C.PENYEBAB ATAU ETIOLOGI PENYAKIT FRAMBOESIA Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh (reponema pallidum sub spesies pertenue 7merupakan saudara dari (reponema penyebab penyakit sifilis8, penyebarannya tidak melalui hubungan seksual pada umumnya menyerang anak * anak berusia di bawah !# tahun., yang dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Penyakit ini tumbuh subur terutama didaerah beriklim tropis dengan karakteristik cuaca panas, banyak hu&an, yang dikombinasikan dengan banyaknya ¨ah penduduk miskin, sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk dan kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai. 3adi, penyakit ini merupakan penyakit yang berkaitan dengan kemiskinan dan hampir bisa dikatakan hanya menyerang mereka yang berasal dari kaum termiskin serta masyarakat kesukuan yang terdapat di daerah * daerah terpencil yang sulit di&angkau. Bisa dikatakan bahwa :penyakit frambusia bermula dimana &alan berakhir;.
!8 )8
8
-8 #8 68
Framboesia berdasarkan karakteristik Agen 1nfekti4itas dibuktikan dengan kemampuan sang Agen untuk berkembang biak di dalam åan pen&amu. Patogenesitas dibuktikan dengan perubahan fisik tubuh yaitu terbentuknya ben&olan%ben&olan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. irulensi penyakit ini bisa bersifat kronik apabila tidak diobati, dan akan menyerang dan merusak kulit, otot serta persendian sehingga men&adi cacat seumur hidup. Pada !$C kasus frambusia, tanda%tanda stadium lan&ut ditandai dengan lesi yang merusak susunan kulit yang &uga mengenai otot dan persendian. (oksisitas yaitu dibuktikan dengan kemampuan Agen untuk merusak åan kulit dalam tubuh pen&amu. 1n4asitas dibuktikan dengan dapat menularnya penyakit antara pen&amu yang satu dengan yang lainnya. Antigenisitas yaitu sebelum menimbulkan ge&ala awal Agen mampu merusak antibody yang ada di dalam sang pen&amu.
D. FAKTOR RESIKO !. istribusi
(erutama menyerang anak%anak yang tinggal didaerah tropis di pedesaan yang panas, lembab, lebih sering ditemukan pada laki%laki. Pre4alensi frambusia secara global menurun drastis setelah dilakukan kampanye pengobatan dengan penisilin secara masal pada tahun !"#$%an dan !"6$%an, namun penyakit frambusia muncul lagi di sebagian besar daerah katulistiwa dan afrika barat dengan penyebaran fokus%fokus infeksi tetap di daerah Amerika latin, kepulauan Karibia, 1ndia, Asia (enggara dan Kepulauan Pasifik 'elatan. ). eterminan Faktor penyebab penyakit Framboesia adalah (reponema pallidum sub spesies pertenue. /amun bukan hanya Agen sa&a tetapi lingkungan si pen&amu &uga dapat mempengaruhi timbulnya penyakit Framboesia seperti sanitasi lingkungan yang buruk, kurangnya kesadaran masyrakat akan kebersihan diri, kurangnya fasilitas air bersih, lingkungan yang padat penduduk, kurangnya fasilitas kesehatan umum yang memadai dan kontak langsung dengan kulit penderita penyakit Framboesia. D. PATOFISIOLOGI FRAMBUSIA Frambusia di sebabkan oleh (reponemaa Pallidum, yang disebabkan karena kontak langsung dengan penderita ataupun kontak tidak langsung. (reponema palidum ini biasanya menyerang kulit dan tulang. Pada awal ter&adinya infeksi, agen akan berkembang biak didalam åan pen&amu, setelah itu akan muncul lesi intinal berupa papiloma yang berbentuk seperti buah arbei, yang memiliki permukaan yang basah, lembab, tidak bernanah dan tidak sakit, kadang disertai dengan peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian. Apabila tidak segera diobati agen akan menyerang dan merusak kulit, otot, serta persendian. (er&adinya kelainan tulang dan sendi sering mengenai &ari%&ari dan tulang ektermitas yang menyebabkan atrofi kuku dan deformasi ganggosa yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran%gambaran hilangnya bentuk hidung. Kelainan pada kulit adanya ulkus%ulkus yang meninggalkan åan parut dapat membentuk keloid dan kontraktur. Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan. Pada mayoritas pasien, penyakit frambusia terbatas hanya pada kulit sa&a, namun dapat &uga mempengaruhi tulang bagian atas dan sendi. +alaupun hamper seluruh lesi frambusia hilang dengan sendirinya, infeksi bakteri sekunder dan bekas luka merupakan komplikasi yang umum. 'etelah # * !$ tahun, !$ C dari pasien yang tidak menerima pengobatan akan mengalami lesi yang merusak yang mampu
a. b. c. d.
mempengaruhi tulang, tulang rawan, kulit, serta åan halus, yang akan mengakibatkan disabilitas yang melumpuhkan serta stigma social. Klasifikasi Frambusia terdiri dari - 7empat8 tahap meliputi pertama 7primary stage8 berbentuk bekas untuk berkembangnya bakteri frambusiaE secondary stage ter&adi lesi infeksi bakteri treponema pada kulitE latent stage bakteri relaps atau ge&ala hampir tidak adaE tertiary stage luka diåan kulit sampai tulang kelihatan,
F. JENIS KLASIFIKASI 3enis klasifikasi penyakit framboesia yaitu penyakit menular melalui !8 apat menular melalui air yaitu terbukti dengan banyaknya para penderita penyakit Framboesia di daerah yang sanitasi air dan lingkungannya tidak ter&aga atau kotor yang dapat memungkinkan Agen untuk berkembang biak dan menulari Pen&amu. )8 apat menular melalui kulit yaitu dengan melakukan kontak langsung penderita yang dimana si Agen berkembang biak di si penderita. G. RIWAYAT ALAMIAH PENYAKIT Penyakit frambusia ditandai dengan munculnya lesi primer pada kulit berupa kutil 7papiloma8 pada muka dan anggota gerak, terutama kaki, lesi ini tidak sakit dan bertahan sampai berminggu%minggu bahkan berbulan%bulan. >esi kemudian menyebar membentuk lesi yang khas berbentuk buah frambus 7raspberry8 dan ter&adi ulkus 7luka terbuka8. 'tadium lan&ut dari penyakit ini berakhir dengan kerusakan kulit dan tulang di daerah yang terkena dan akan mengakibatkan disabilitas dimana sekitar !$%)$ persen dari penderita yang tidak diobati akan cacat seumur hidup dan menimbulkan stigma social, yang tentunya akan mempengaruhi dera&at kesehatan masyarakat, hal inilah kemudian men&adi tantangan bagi seorang publich health dalam mencegah timbulnya penyakit tersebut dan memperpan&ang masa hidup seseorang.
. MANIFESTASI KLINIS FRAMBUSIA ?e&ala klinis terdiri atas 'tadium yaitu a8 'tadium 1 'tadium ini dikenal &uga stadium menular. 0asa inkubasi rata%rata minggu atau dalam kisaran %"$ hari. >esi initial berupa papiloma pada port d entre yang berbentuk seperti buah arbei, permukaan basah, lembab , tidak bernanah, sembuh spontan tanpa meninggalkan bekas, kadang%kadang disertai peningkatan suhu tubuh, sakit kepala, nyeri tulang dan persendian kemudian, papula%papula menyebar yang sembuh setelah !% bulan. >esi intinial berlangsung beberapa
minggu dan beberapa bulan kemudian sembuh. >esi ini sering ditemukan disekitar rongga mulut, di dubur dan 4agina, dan mirip kandilomatalata pada sipilis. ?e&ala ini pun sembuh tanpa meninggalkan parut, walaupun terkadang dengan pigmentasi. selain itu terdapat semacam papiloma pada tapak tangan atau kaki, dan biasanya lembab. ?e&ala pada kulit dapat berupa macula, macula papulosa, papula, mikropapula, nodula, tanpa menun&ukan kerusakan struktur pada lapisan epidermis serta tidak bereksudasi. Bentuk lesi primer ini adalah bentuk yang menular. b8 'tadium 11 atau masa peralihan Pada stadium ini, di tempat lesi ditemukan treponema palidum pertinue. (reponema positif ini ter&adi setelah beberapa minggu sampai beberapa bulan setelah stadium 1. Pada stadium ini frambusia tidak menular dengan bermacam% macam bentuk gambaran klinis, berupa hyperkeratosis. Kelainan pada tulang dan sendi sering mengenai &ari%&ari dan tulang ekstermitas, yang dapat mengakibatkan ter&adi atrofi kuku dan deformasi ganggosa, yaitu suatu kelainan berbentuk nekrosis serta dapat menyebabkan kerusakan pada tulang hidung dan septum nasi dengan gambaran%gambaran hilangnya bentuk hidung, gondou 7 suatu bentuk ostitis hipertofi 8, meskipun &arang di&umpai. Kelainan sendi, hidrartosis, serta &unksta artikular nodular 7 nodula subkutan, mudah bergerak, kenyal, multiple8, biasanya ditemukan di pergelangan kaki dekat kaput fibulae, daerah akral atau plantar dan palmar. c8 'tadium 111 Pada stadium ini , ter&adi guma atau ulkus%ulkus indolen dengan tepi yang curam atau bergaung, bila sembuh, lesi ini meninggalkan åan parut, dapat membentuk keloid dan kontraktur. Bila ter&adi infeksi pada tulang dapat mengakibatkan kecacatan dan kerusakan pada tulang. Kerusakan sering ter&adi pada palatum, tulang hidung, tibia. 0anifestasi klinis frambusia &uga dibagi dalam beberapa tahap, antara lain a8 (ahap Prepatogenesis Pada tahap ini penederita belum menun&ukan ge&ala penyakit. /amun, tidak menutup kemungkinan si penyakit telah ada dalam tubuh si penderita. b8 (ahap 1nkubasi (ahap inkubasi Frambusia adalah dari ) sampai minggu c8 (ahap ini (erbentuknya ben&olan%ben&olan kecil di kulit yang tidak sakit dengan permukaan basah tanpa nanah. d8 (ahap >an&ut
!. ). .
Pada ge&ala lan&ut dapat mengenai telapak tangan, telapak kaki, sendi dan tulang, sehingga mengalami kecacatan. Kelainan pada kulit ini biasanya kering, kecuali &ika disertai infeksi 7borok8. e8 (ahap Pasca Patogenesis Pada tahap ini per&alanan akhir penyakit hanya mempunyai tiga kemungkinan, yaitu 'embuh dengan cacat penyakit ini berakhir dengan kerusakan kulit dan tulang di daerah yang terkena dan dapat menimbulkan kecacatan !$%)$ C dari penderita. Karier tubuh penderita pulih kembali, namun bibit penyakit masih tetap ada dalam tubuh. Penyakit tetap berlangsung secara kronik yang &ika tidak diobati akan menimbulkan cacat kepada si penderita.
I. RESERVOIR DAN CARA PENULARAN !. Geser4oir 0anusia dan mungkin Primata kelas tinggi. 'angat berpeluang tertular penyakit ini. ). 9ara Penularan Prinsipnya berdasarkan kontak langsung dengan eksudat pada lesi awal dari kulit orang yang terkena infeksi. Penularan tidak langsung melalui kontaminasi akibat menggaruk, barang%barang yang kontak dengan kulit dan mungkin &uga melalui lalat yang hinggap pada luka terbuka, namun hal ini belum pasti. 'uhu &uga mempengaruhi morfologi, distribusi dan tingkat infeksi dari lesi awal.
9ara Penularan Frambusia Penularan penyakit frambusia dapat ter&adi secara langsung maupun tidak langsung 7epkes,)$$#8, yaitu a. Penularan secara langsung 7 direct contact 8. Penularan penyakit frambusia banyak ter&adi secara langsung dari penderita ke orang lain. al ini dapat ter&adi &ika &e&as dengan ge&ala menular 7mengandung (reponema pertenue 8 yang terdapat pada kulit seorang penderita bersentuhan dengan kulit orang lain yang ada lukanya. Penularan mungkin &uga ter&adi dalam persentuhan antara &e&as dengan ge&ala menular dengan selaput lendir. b. Penularan secara tidak langsung 7 in direct contact 8 . Penularan secara tidak langsung mungkin dapat ter&adi dengan perantaraan benda atau serangga, tetapi hal ini sangat &arang. alam persentuhan antara &e&as dengan ge&ala menular dengan kulit 7selaput lendir8 yang luka, (reponema pertenue yang terdapat pada &e&as itu masuk ke dalam kulit melalui luka tersebut. (er&adinya infeksi yang diakibatkan oleh masuknya (reponema partenue dapat mengalami ) kemungkinan
!.
1nfeksi effecti4e . 1nfeksi ini ter&adi &ika (reponema pertenue yang masuk ke dalam kulit berkembang biak, menyebar di dalam tubuh dan menimbulkan ge&ala%ge&ala penyakit. 1nfeksi effecti4e dapat ter&adi &ika (reponema pertenue yang masuk ke dalam kulit cukup 4irulen dan cukup banyaknya dan orang yang mendapat infeksi tidak kebal terhadap penyakit frambusia. 1nfeksi ineffecti4e . ). 1nfeksi ini ter&adi &ika (reponema pertenue yang masuk ke dalam kulit tidak dapat berkembang biak dan kemudian mati tanpa dapat menimbulkan ge&ala% ge&ala penyakit. 1nfeksi effecti4e dapat ter&adi &ika (reponema pertenue yang masuk ke dalam kulit tidak cukup 4irulen dan tidak cukup banyaknya dan orang yang mendapat infeksi mempunyai kekebalan terhadap penyakit frambusia 7epkes, )$$#8. Penularan penyakit frambusia pada umumnya ter&adi secara langsung sedangkan penularan secara tidak langsung sangat &arang ter&adi 7FK@1, !"8. • 0asa 1nkubasi ari ) hingga minggu • 0asa Penularan 0asa penularan ber4ariasi dan dapat meman&ang yang muncul secara intermiten selama beberapa tahun barupa lesi basah. Bakteri penyebab infeksi biasanya sudah tidak ditemukan pada lesi destruktif stadium akhir. • Kerentanan dan Kekebalan (idak ada bukti adanya kekebalan alamiah atau adanya kekebalan pada ras tertentu. 1nfeksi menyebabkan timbulnya kekebalan terhadap reinfeksi dan dapat melindungi orang tersebut terhadap infeksi dari kuman golongan treponema lain yang patogen. J. DIAGNOSIS iagnosis dibuat berdasarkan ge&ala klinik dan pemeriksaan treponema, G>, (PA, dan pada keadaan tertentu, diperlukan pemeriksaan patologi. 0ikroskop pandangan gelap, pada fase dini, diperlukan untuk pemeriksaan treponema. apat pula diaplikasikan pengecatan giemsa, Hiel%/elson atauu tinta india untuk pemeriksaan Burry. 0enurut /oordhoek, et al, 7!""$8 iagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan dengan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung FA dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. (est serologis nontrepanomal untuk sifilis misalnya G> 7enereal isease Gesearch >aboratory8, GPG 7Gapid Plasma Geagin8 reaktif pada stadium awal penyakit men&adi non reaktif setelah beberapa tahun kemudian, walaupun tanpa terapi yang spesifik, dalam beberapa kasus penyakit ini memberikan hasil yang terus reaktif pada titer rendah seumur hidup. (est serologis trepanomal, misalnya
F(A%AB' 7Fluorescent (repanomal Antibody * Absorbed8, 0A%(P 70icrohemagglutination assay for antibody to (. pallidum8 biasanya tetap reaktif seumur hidup. an dapat dilakukan dengan metode dalam Dpidemiologi yaitu ! Anamnese ) (anda 7'ign8 (es 7@&iIPemeriksaan8 K. UPAYA PENCEGAHAN
!.
a.
b.
c.
a. @paya Pencegahan 7tahap Prepatogenesis8 +alaupun penyebab infeksi sulit dibedakan dengan teknik yang ada pada saat ini. Begitu pula perbedaan ge&ala%ge&ala klinis dari penyakit tersebut sulit ditemukan. engan demikian membedakan penyakit treponematosisi satu sama lainnya hanya didasarkan pada gambaran epidemiologis dan faktor linkungan sa&a. al%hal yang diuraikan pada butir%butir berikut ini dapat dipergunakan untuk manangani penyakit frambusia dan penyakit golongan treponematosis non 4enereal lainnya. Pencegahan tingkat pertama 7Primary Pre4ention8 'asaran pencegahan tingkat pertama dapat ditu&ukan pada factor penyebab, lingkungan serta factor pen&amu. 'asaran yang ditu&ukan pada faktor penyebab yang bertu&uan untuk mengurangi penyebab atau menurunkan pengaruh penyebab serendah mungkin dengan usaha antara lain desinfeksi, pasteurisasi, sterilisasi, yang bertu&uan untuk menghilangkan mikro%organisme penyebab penyakit, penyemprotanIinsektisida dalam rangka menurunkan dan menghilangkan sumebr penularan maupun memutuskan rantai penularan, disamping karantina dan isolasi yang &uga dalam rangka memutuskan rantai penularan. 'elain itu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan sumber penularan dapat dilakukan melalui pengobatan penderita serta pemusnahan sumber yang ada, serta mengurangi atau menghindari perilaku yang dapat meningkatkan resiko perorangan dan masyarakat. 0engatasi atau modifikasi lingkungan melalui perbaikan lingkungan fisik seperti peningkatan air bersih, sanitasi lingkungan dan perumahan serta bentuk pemukiman lainnya, perbaikan dan peningkatan lingkungan biologis seperti pemberantasan serangga dan binatang pengerat, serta peningkatan lingkungan sosial seperti kepadatan rumah tangga, hubungan antar indi4idu dan kehidupan sosial masayarakat. 0eningkatkan daya tahan pe&amu yang meliputi perbaikan status gi=i, status kesehatan umum dan kualitas hidup penduduk, pemberian imunisasi serta berbagai bentuk pencegahan khusus lainnya, peningkatan status psikologis, persiapan perkawinan serta usaha menghindari pengaruh factor keturunan, dan
peningkatan ketahanan fisik melalui peningkatan kualitas gi=i, serta olahraga kesehatan. ). Pencegahan tingkat kedua 7'econdary Pre4ention8 'asaran pencegahan ini terutama ditu&ukan kepada mereka yang menderita atau dianggap menderita 7suspect8 atau yang terancam akan menderita 7masa tunas8. Adapun tu&uan usaha pencegahan tingkat kedua ini yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat agar dapat dicegah meluasnya penyakit atau untuk mencegah timbulnya wabah, serta untuk segera mencegah proses penyakit untuk lebih lan&ut serta mencegah ter&adinya akibat samping atau komplikasi. a. Pencarian penderita secara dini dan aktif melalui peningkatan usaha sur4eillance penyakit tertentu, pemeriksaan ber&ala serta pemeriksaan kelompok tertentu 7 calon pegawai, ABG1, 0ahasiswa, dan lain sebagainya8, penyaringan 7screening8 untuk penyakit tertentu secara umum dalam masyarakat, serta pengobatan dan perawatan yang efektif. b. Pemberian chemoprophylaJis yang terutama bagi mereka yang dicurigai berada pada proses prepatogenesis Framboesia. . Pencegahan tingkat ketiga 7(ertiary Pre4ention8 'asaran pencegahan tingkat ketiga adalah penderita penyakit Framboesia dengan tu&uan mencegah &angan sampai cacat atau kelainan permanen, mencegah bertambah parahnya penyakit tersebut atau mencegah kematian akibat penyakit tersebut. Berbagai usaha dalam mencegah proses penyakit lebih lan&ut agar &angan ter&adi komplikasi dan lain sebagainya. Pada tingkat ini &uga dilakukan usaha rehabilitasi untuk mencegah ter&adinya akibat samping dari penyembuhan penyakit Framboesia. Gehabilitasi adalah usaha pengembalian funsi fisik, psikologis, sosial seoptimal mungkin yang meliputi rehabilitasi fisik atau medis, rehabilitasi mental atau psikologis serta rehabilitasi sosial. a. Pengawasan Penderita, Kontak dan >ingkungan 0asyarakat 7tahap Patogenesis8 !. >aporan kepada instansi kesehatan yang berwenang i daerah endemis tertentu dibeberapa negara tidak sebagai penyakit yang harus dilaporkan, kelas B 7lihat laporan tentang penularan penyakit8 membedakan treponematosis 4enereal non 4enereal dengan memberikan laporan yang tepat untuk setiap &enis, adalah hal yang penting untuk dilakukkan dalam upaya e4aluasi terhadap kampanye pemberantasan di masyarakat dan penting untuk konsolidasi penanggulangan pada periode selan&utnya. ). 1solasi (idak perluE hindari kontak dengan luka dan hindari kontaminasi lingkungan sampai luka sembuh. . isinfeksi serentak bersihkan barang%barang yang terkontaminasi dengan discharge dan buanglah discharge sesuai dengan prosedur.
-. Karantina (idak perlu #. 1munisasi terhadap kontak (idak perlu 6. 1n4estigasi terhadap kontak dan sumber infeksi 'eluruh orang yang kontak dengan penderita harus diberikan pengobatan, bagi yang tidak memperlihatkan ge&ala aktif diperlakukan sebagai penderita laten. Pada daerah dengan pre4alensi rendah, obati semua penderita dengan ge&ala aktif dan semua anak%anak serta setiap orang yang kontak dengan sumber infeksi. 5. Pengobatan spesifik Penisilin, untuk penderita !$ tahun ke atas dengan ge&ala aktif dan terhadap kontak, diberikan in&eksi dosis tunggal ben=athine penicillin ? 7Bicillin8 !,) &uta unit 10E $,6 &uta unit untuk penderita usia dibawah !$ tahun. b. @paya Penanggulan +abah 7(ahap Pasca Patogenesis8 engan melakukan program pengobatan aktif untuk masyarakat di daerah dengan pre4alensi tinggi. (u&uan utama dari program ini adalah !. Pemeriksaan terhadap sebagian besar penduduk dengan sur4ei lapangan. ). Pengobatan terhadap kasus aktif yang diperluas pada keluarga dan kelompok masyarakat sekitarnya berdasarkan bukti adanya pre4alensi frambusia aktif. . 0elakukan sur4ei berkala dengan tenggang waktu antara ! * tahun sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan disuatu negara. 3. Program Pemberantasan 'trategi Pemberantasan framboesia terdiri dari - hal pokok yaitu !. 'krining terhadap anak sekolah dan masyarakat usia di bawah !# tahun untuk menemukan penderita. ). 0emberikan pengobatan yang akurat kepada penderita di unit pelayanan kesehatan 7@PK8 dan dilakukan pencarian kontak. . Penyuluhan kepada masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat 7PB'8. -. Perbaikan kebersihan perorangan melalui penyediaan sarana dan prasarana air bersih serta penyediaan sabun untuk mandi. ". 9ara * cara pemberantasan A. @paya pencegahan +alaupun penyebab infeksi sulit dibedakan dengan teknik yang ada pada saat ini. Begitu pula perbedaan ge&ala%ge&ala klinis dari penyakit tersebutsulit ditemukan. engan demikian membedakan penyakit treponematosisi satu sama lainnya hanya didasarkan pada gambaran epidemiologis dan faktor linkungan sa&a. al%hal yang diuraikan pada butir%butir berikut ini dapat dipergunakan untuk manangani penyakit frambusia dan penyakit golongan treponematosis non 4enereal lainnya. !8 >akukanlah upaya promosi kesehatan umum, berikan pendidikan kesehatan
kepada masyarakat tentang treponematosis, &elaskan kepada masyarakat untuk memahami pentingnya men&aga kebersihan perorangan dan sanitasi%sanitasi yang baik, termasuk penggunaan air dan sabun yang cukup dan pentingnya untuk meningkatkan kondisi sosial ekonomi dalam &angka waktu pan&ang untuk mengurangi angka ke&adian. )8 0engorganisir masyarakat dengan cara yang tepat untuk ikut serta dalam upaya pemberantasan dengan memperhatikan hal%hal yang spesifik diwilayah tersebutE periksalah seluruh anggota masyarakat dan obati penderita dengan ge&ala aktif atau laten. Pengobatan kontak yang asimtomatis perlu dilakukan dan pengobatan terhadap seluruh populasi perlu dilakukan &ika pre4alensi penderita dengan ge&ala aktif lebih dari !$C. 'ur4ei klinis secara rutin dan sur4eilans yang berkesinambungan merupakan kunci sukses upaya pemberantasan. 8 'ur4ey serologis untuk penderita laten perlu dilakukan terutama pada anak% anak untuk mencegah ter&adinya relaps dan timbulnya lesi infektif yang menyebabkan penularan penyakit pada komunitas tetap berlangsung. -8 0enyediakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mamadai untuk dapat melakukan diagnosa dini dan pengobatan dini sebagai bagian dari rencana kampanye pemberantasan di masyarakat 7lihat butir "A) di atas8. endaknya fasilitas diagnosa dan pengobatan dini terhadap frambusia ini merupakan bagian yang terintegrasi pada fasilitas pelayanan kesehatan setempat yang permanen. #8 >akukan penanganan terhadap penderita cacat dan penderita dengan ge&ala lan&ut.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitarnya !8 >aporan kepada instansi kesehatan yang berwenang i daerah endemis tertentu dibeberapa negara tidak sebagai penyakit yang harus dilaporkan, kelas B 7lihat laporan tentang penularan penyakit8 membedakan treponematosis 4enereal non 4enereal dengan memberikan laporan yang tepat untuk setiap &enis, adalah hal yang penting untuk dilakukkan dalam upaya e4aluasi terhadap kampanye pemberantasan di masyarakat dan penting untuk konsolidasi penanggulangan pada periode selan&utnya. )8 1solasi (idak perluE hindari kontak dengan luka dan hindari kontaminasi lingkungan sampai luka sembuh. 8 isinfeksi serentak bersihkan barang%barang yang terkontaminasi dengan discharge dan buanglah discharge sesuai dengan prosedur. -8 Karantina (idak perlu #8 1munisasi terhadap kontak (idak perlu
68 1n4estigasi terhadap kontak dan sumber infeksi 'eluruh orang yang kontak dengan penderita harus diberikan pengobatan, bagi yang tidak memperlihatkan ge&ala aktif diperlakukan sebagai penderita laten. Pada daerah dengan pre4alensi rendah, obati semua penderita dengan ge&ala aktif dan semua anak%anak serta setiap orang yang kontak dengan sumber infeksi. 58 Pengobatan spesifik Penisilin, untuk penderita !$ tahun ke atas dengan ge&ala aktif dan terhadap kontak, diberikan in&eksi dosis tunggal ben=athine penicillin ? 7Bicillin8 !,) &uta unit 10E $,6 &uta unit untuk penderita usia dibawah !$ tahun. 9. @paya penanggulangan wabah >akukan program pengobatan aktif untuk masyarakat di daerah dengan pre4alensi tinggi. (u&uan utama dari program ini adalah !8 pemeriksaan terhadap sebagian besar penduduk dengan sur4ei lapanganE )8 pengobatan terhadap kasus aktif yang diperluas pada keluarga dan kelompok masyarakat sekitarnya berdasarkan bukti adanya pre4alensi frambusia aktifE 8 lakukan sur4ei berkala dengan tenggang waktu antara ! * tahun sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan masyarakat pedesaan disuatu negara. . 1mplikasi bencana (idak pernah ter&adi penularan pada situasi bencana tetapi potensi ini tetap ada pada kelompok pengungsi didaerah endemis tanpa fasilitas sanitasi yang memadai. D. (indakan 1nternasional @ntuk melindungi suatu negara dari risiko timbulnya reinfeksi yang sedang melakukan program pengobatan massal aktif untuk masyarakat, maka negara tetangga di dekat daerah endemis harus melakukan penelitian untuk menemukan cara penanganan yang cocok untuk penyakit frambusia. (erhadap penderita yang pindah melewati perbatasan negara, perlu dilakukan pengawasan 7lihat sifilis bagian 1, "D8. 0anfaatkan Pusat Ker&asama +O. Komplikasi (anpa pengobatan, sekitar !$C dari indi4idu yang terkena mengembangkan menodai dan melumpuhkan komplikasi setelah lima tahun karena penyakit ini dapat menyebabkan kerusakan berat pada kulit dan tulang. al ini &uga dapat menyebabkan kelainan bentuk rahang kaki, hidung, langit%langit dan bagian atas.
L PENGOBATAN FRAMBUSIA Pengobatan framboesia dilakukan dengan memberikan antibiotika. Antibiotika golongan penicillin merupakan obat pilihan pertama. Bila penderita alergi terhadap penicillin, dapat diberikan antibiotika tetrasiklin, eritromisin atau doksisiklin.
Ben=atin penisilin diberikan dalam dosis ), - &uta unit untuk orang dewasa dan untuk !,) &uta unit untuk anak%anak. ingga saat ini, penisilin merupakan obat pilihian, tetapi bagi mereka yang peka dapat diberikan tetrasiklin atau eritromisin ) grIhari selama #%!$ hari. 0enurut epartemen Kesehatan G1, bahwa pilihan pengobatan utama adalah ben=atin penisilin, dan pengobatan alternatif dapat dilakukan dengan pemberian tetrasiklin, doJicicline dan eritromisin.
a8 b8 c8 d8
An&uran pengobatan secara epidemiologi untuk frambusia adalah sebagai berikut Bila sero positif L#$C atau pre4alensi penderita di suatu desaI dusun L#C maka seluruh penduduk diberikan pengobatan. Bila sero positif !$C%#$C atau pre4alensi penderita di suatu desa )C%#C maka penderita, kontak, dan seluruh usia !# tahun atau kurang diberikan pengobatan. Bila sero positif kurang !$C atau pre4alensi penderita di suatu desaI dusun M )C maka penderita, kontak serumah dan kontak erat diberikan pengobatan. @ntuk anak sekolah setiap penemuan kasus dilakukan pengobatan seluruh murid dalam kelas yang sama. osis dan cara pengobatan sbb Tabel 1. Do! "a# $a%a &e#'oba(a# )%a*b+!a P!l!,a# +(a*a
@mur
/ama obat
osis
Pemberian
>ama pemberian
M !$ thn
Ben=.penisilin
6$$.$$$ 1@
10
osis (unggal
N !$ tahun
Ben=.penisilin
!.)$$.$$$ 1@
10
osis (unggal
M tahun
Dritromisin
$mgIkgBB bagi dosis
Oral
!# hari
%!# tahun
(etra atau erit.
)#$mg,-! hri
Oral
!# hari
L tahun
oJiciclin
)%#mgIkgBB bagi dosis
Oral
!# hari
!$$mg )! hari
Oral
!# hari
Al(e%#a(!)
ewasa
Keterangan (etrasiklin atau eritromisin diberikan kepada penderita frambusia yang alergi terhadap penicillin. (etrasiklin tidak diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui atau anak dibawah umur tahun 7'umber Pedoman Dradikasi Frambusia , epartemen Kesehatan G1, ir&en Pengendalian dan Penyehatan >ingkungan, )$$58
DIAGNOSA KEPERAWATAN Kerusakan integritas kulit bId adanya lesi Gesiko ter&adi infeksi bId kerusakan pada kulit, pertahanan tubuh menurun. ?angguan mobilisasi bId kecacatan ?angguan citra tubuh bId perubahan postur tubuh Ansietas bId perubahan kesehatan. Kurang pengetahuan bId kurang informasi terhadap perawatan kulit ASUHAN KEPERAWATAN Tabel -. A+,a# e&e%a/a(a# Kl!e# "e#'a# F%a*b+!a
No . 1
Pe%e#$a#aa# Ke&e%a/a(a# D!a'#oa T+0+a# Ke&e%a/a(a# I#(e%e#! Ra!o#al @ntuk memelihara¬ Ka&i kulit setiap hari. ¬ 0enentukan garis dasar Ke%+aa# I#(e'%!(a K+l!( b2" integritas 9atat warna, turgor, dimana ter&adi A"a#3a Le! kulitImencapai sirkulasi, dan sensasi. perubahan pada status penyembuhan Amati perubahan lesi tepat waktu ¬ Pertahankan hygiene ¬ 0asase meningkatkan kulit. 0isalnya dengan sirkulasi kulit dan menambah kenyamanan membasuh dan mengeringkannya dengan hati%hati dan melakukan masase dengan menggunakan ¬ Kuku yang pan&ang I lotion atau krim kasar menimbulkan ¬ ?unting kuku secara resiko kerusakan kulit teratur ¬ igunakan pada
perawatan lesi kulit Kolaborasi pemberian obat topical atau ¬ 0elindungi area dari sistemik kontaminasi bakteri dan ¬ Kolaborasi pemberian meningkatkan salep antibiotik untuk penyembuhan melindungi lesi ¬
-
Ga#''+a# Mob!l!a! b2" Ke$a$a(a#
0obilisasi fisik terpenuhi,
4
Ga#''+a# C!(%a T+b+, b2" Pe%+ba,a# Po(+% T+b+,
Pasien dapat mengembangkan peningkatan penerimaan diri
Ka&i ketidakmampuan ¬ engan mengetahui bergerak klien yang dera&at diakibatkan oleh ketidakmampuan prosedur pengobatan bergerak klien dan dan catat persepsi persepsi klien terhadap klien terhadap immobilisasi akan dapat immobilisasi. menemukan akti4itas mana sa&a yang perlu dilakukan. ¬ (ingkatkan ambulasi ¬ engan ambulasi klien seperti demikian klien dapat menga&arkan mengenal dan menggunakan tongkat menggunakan alat%alat dan kursi roda. yang perlu digunakan oleh klien dan &uga untuk memenuhi ¬ ?anti posisi klien akti4itas klien setiap * - &am ¬ Pergantian posisi setiap secara periodic. * - &am dapat mencegah ter&adinya ¬ Bantu klien mengganti kontraktur. posisi dari tidur ke duduk dan turun dari ¬ 0embantu klien untuk meningkatkan tempat tidur. kemampuan dalam duduk dan turun dari tempat tidur. ¬
Ka&i adanya gangguan ¬ ?angguan citra diri akan pada citra diri pasien menyertai setiap 7menghindari kontak penyakit atau keadaan mata, ucapan yang byata bagi pasien. Kesan merendahkan diri seseorang terhadap sendiri, ekspresi dirinya sendiri akan perasaan muak pada berpengaruh pada kondisi kulit dirinya sendiri ¬ Berikan kesempatan ¬ Pasien membutuhkan untuk pasien pengalaman didengarkan mengungkapkan. dan dipahami. engarkan dengan 0endukung upaya pasien cara yang terbuka untuk memperbaiki citra dan tidak menghakimi diri ¬
untuk mengekspresikan berduka atau ansietas tentang perubahan citra tubuh ¬ 0eningkatkan ¬ Bersikap realistis kepercayaan dan selama pengobatan, mengadakan hubungan pada penyuluhan antara pasien dengan kesehatan perawat 0eningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tu&uan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realita ¬ 0empertahankan pola ¬ orong interaksi komunikasi dan keluarga dan dengan memberikan dukungan rehabilitasi terus%menerus pada pasien dan keluarga Q 0encapai ¬ @kur tanda%tanda ¬ 0emberikan informasi penyembuhan 4ital termasuk suhu data dasar. Peningkatan tepat waktu, suhu secara berulang% tanpa komplikasi ulang dari demam yang ter&adi untuk menun&ukkan pada tubuh bereaksi pada proses infeksi yang baru. ¬ 0encegah kontaminasi ¬ (ekankan pentingnya silang, menurunkan tekhnik mencuci resikoinfeksi tangan yang baik untuk semua indi4idu yang kontak dengan ¬ 0encegah terpa&an pada organism infeksius pasien ¬ ?unakan sapu tangan, masker dan tekhnik aseptic selama ¬ @ntuk mengetahui perawatan dan perubahan respon berikan pakaian yang 3angan memberikan keyakinan yang salah
¬
5
Re!o Te%0a"! I#)e! b2" Ke%+aa# Pa"a K+l!(6 Pe%(a,a#a# T+b+, Me#+%+#
¬
7 8
A#!e(a b2" Pe%+ba,a# Kee,a(a#
steril atau baru terhadap terapi ¬ Obser4asi lesi secara ¬ 0engurangi pathogen periodic pada system integument dan mengurangi ¬ Berikan lingkungan kemungkinan pasien yang bersih dan mengalami infeksi ber4entilasi baik. nosocomial Periksa pengun&ung atau staf terhadap ¬ 0embunuh atau tanda infeksi dan mencegah pertumbuhan pertahankan mikroorganisme kewaspadaan sesuai penyebab infeksi indikasi ¬ Kolaborasi pemberian preparat antibiotic dengan dokter Pasien dapat ¬ Berikan pen&elasan ¬ Pengetahuan diharapkan menun&ukkan yang sering dan menurunkan ketakutan penurunan informasi tentang dan ansietas, dan ansietas sehingga prosedur perawatan memper&elas kesalahan dapat menerima konsep dan perubahan status meningkatkan ker&a kesehatannnya sama dengan cara sehat ¬ 0eningkatkan rasa ¬ >ibatkan pasien atau control dan ker&a sama, orang yang terdekat menurunkan perasaan dalam proses tak berdaya atau putus pengambilan asa keputusan ¬ Pada awalnya pasien ¬ Ka&i status mental dapat menggunakan terhadap penyakit penyangkalan untuk meurunkan dan menyaring informasi secara keseluruhan ¬ Berikan orientasi ¬ 0embantu pasien tetap konstan dan konsisten berhubungan dengan lingkungan dan realitas ¬ Pasien perlu ¬ orong pasien untuk membicarakan apa yang bicara tentang ter&adi terus%menerus penyakitnya untuk membantu
beberapa rasa terhadap situasi apa yang menakutkan ¬ Pernyataan kompensasi ¬ 3elaskan pada pasien menu&ukkan realitas apa yang situasi yang dapat ter&adi.Berikan membantu pasien atau kesempatan untuk orang yang terdekat bertanya dan berikan menerima realita dan &awaban terbuka atau mulai menerima apa yang &u&ur ter&adi ¬ Perilaku masa lalu yang berhasil dapat ¬ 1dentifikasi metode koping atau penangan digunakan untuk membantu situasi saat siuasi stress ini sebelumnya ¬ 0empertahankan kontak dengan realitas ¬ orong keluarga dan keluarga, membuat rasa orang yang terdekat kedekatan dan untuk mengun&ungi kesinambunga hidup dan mendiskusikan yang ter&adi pada keluarga. 0engingatkan pasien ke&adian masa lalu dan akan dating ¬ Obat ansietas diperlukan untuk periode singkat ¬ Kolaborasi sedati4e sampai pasien lebih ringan sesuai indikasi stabil secara psikis ¬ (entukan apakah ¬ 0emberikan data dasar 9 8 K+%a#' Pe#'e(a,+a# Pasien mendapatkan pasien mengetahui untuk mengembangkan b2" K+%a#' tentang kondisi rencana penyuluhan I#)o%*a! Te%,a"a& informasi yang adekuat tentang dirinya ¬ Pasien harus memiliki Pe%a/a(a# K+l!( perawatan kulit ¬ Pantau agar pasien perasaan bahwa ada mendapatkan sesuatu yang dapat informasi yang benar, diperbuat memperbaiki kesalahan persepsi ¬ 1nformasi tertulis dapat informasi membantu mengingatkan ¬ Berikan informasi pasien yang spesifik dalam
bentuk tulisan ¬ 3elaskan penatalaksanaan minum obat dosis, frekuensi, tindakan, dan perlunya terapi dalam &angka waktu lama ¬ orong pasien agar mendapat status nutrisi yang sehat
(ekankan perlunya atau pentingnya menge4aluasi perawatan atau rehabilitasi
¬
0eningkatkan partisipasi pasien, memahami aturan terapi dan mencegah putus obat
¬
Penampakkan kulit mencerminkan kesehatan umum seseorang. Perubahan kulit dapat menandakan status nutrisi yang abnormal. /utrisi yang optimal meningkatkan regenerasi åan dan penyembuhan umum kesehatan ¬ ukungan &angka pan&ang dengan e4aluasi ulang continue dan perubahan terapi dibutuhkan untuk penyembuhan optimal ¬
BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN Frambusia merupakan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh(reponema pallidum sub spesies pertenue 7merupakan saudara dari (reponema penyebab penyakit sifilis8, penyebarannya tidak melalui hubungan seksual, yang dapat mudah tersebar melalui kontak langsung antara kulit penderita dengan kulit sehat. Frambusia, yang disebabkan oleh (reponema pertenue, adalah penyakit menular bukan seksual pada manusia yang pada umumnya menyerang anak%anak berusia di bawah !# tahun. Penyakit frambusia ditandai dengan munculnya lesi primer pada kulit berupa kutil 7papiloma8 pada muka dan anggota gerak, terutama kaki, lesi ini tidak sakit dan bertahan sampai berminggu%minggu bahkan berbulan%bulan.
Pada awalnya, koreng yang penuh dengan organisme penyebab ditularkan melalui kontak dari kulit ke kulit, atau melalui luka di kulit yang didapat melalui benturan, gigitan, maupun pengelupasan. Penyakit fambusia tidak menyerang &antung, pembuluh darah, otak dan saraf dan tidak ada frambusia kongenital, namun daerah endemis pada musim hu&an penderita baru akan bertambah. ?e&ala klinis terdiri atas stadium pertama pada tungkai bawah sebagai tempat yang mudah traumaE masa tunas berkisar antara %6 minggu. Penularan penyakit frambusia dapat ter&adi secara langsung maupun tidak langsung. (er&adinya infeksi yang diakibatkan oleh masuknya (reponema partenue dapat mengalami ) kemungkinan yaitu 1nfeksi effecti4e dan 1nfeksi ineffecti4e. (erdapat stadium Frambusia yang dikenal, yakni 'tadium Primer, 'tadium 'ekunder, dan 'tadium (ersier. 0enurut /oordhoek, et al, 7!""$8 diagnosa dapat ditegakkan dengan pemeriksaan mikroskop lapangan gelap atau pemeriksaan mikroskopik langsung FA 7Flourescent Antibody8 dari eksudat yang berasal dari lesi primer atau sekunder. (est serologis nontrepanomal untuk sifilis misalnya G> 74enereal disease research laboratory8, GPG 7rapid plasma reagin8. (est serologis trepanomal, misalnya F(A%AB' 7fluorescent trepanomal antibody * absorbed8, 0A%(P 7microhemag%glutination assay for antibody to t. pallidum8. Pilihan pengobatan utama adalah ben=atin penicilin dengan dosis yang sama, alternatif pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian (etrasiklin, oJicicline, dan Dritromisin. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit Frambusia dapat dilakukan dengan cara yaitu @paya PencegahanE Pengawasan Penderita, Kontak, dan >ingkungan 'ekitarnyaE dan @paya Penanggulangan +abah. iagnosa Keperawatan yang sering muncul pada penyakit Frambusia adalah Kerusakan integritas kulit bId adanya lesi, Gesiko ter&adi infeksi bId kerusakan pada kulit, pertahanan tubuh menurun, ?angguan mobilisasi bId kecacatan, ?angguan citra tubuh bId perubahan postur tubuh, Ansietas bId perubahan kesehatan, dan Kurang pengetahuan bId kurang informasi terhadap perawatan kulit. B. SARAN 'ebagai mahasiswa keperawatan kita harus mengetahui tentang penyakit Frambusia. al ini ditu&ukan apabila mahasiswa menemukan kasus Frambusia di lingkungannya, agar dapat melakukan tindakan lebih awal pada klien dengan Frambusia. 'elain itu, rencana asuhan keperawatan pada klien dengan Frambusia sangat penting dipela&ari mahasiswa agar dapat membuat rencana asuhan keperawatan tentang Frambusia dan merawat klien &ika berhadapan langsung pada klien dengan Frambusia.