Fraktur Tertutup Antebrachii 1/3 Distal
Kelompok D8 : Rich Richar ard d Yehez hezkiel kiel
1! 1!1 11"" ""
#o$italia 1!11%! Rosi Remal&a Tambunan 1!111' (uliant& De)isart& Ran&abar 1!111%* #o+ann& Felicia 1!11!1 ,eldina -ari -imatupan. 1!113%! (emie Rud&an 1!11"!3
Fakultas Kedokteran ni$ersitas Kristen Krida 0acana (l Terusan Ar2una #o % Kebon (eruk (akarta 4arat Telp !156%'"!%
1
KATA 7#9A#TAR
Puji syukur dan terima kasih pada Tuhan Yang Maha Esa, karena makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Terima kasih pula kami sampaikan kepada dr. Jefry selaku tutor yang ikut serta secara tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.Makalah ini kami buat berdasarkan skenario yang telah disediakan, dan diharapkan pula agar makalah ini dapat membantu dan memperlancar jalannya pembelajaran kuliah.Penulisan makalah ini kami harap dapat menjadi sebuah alternatif untuk pembelajaran mengenai Fraktur Tertutup ntebrachii !e"tra #$% !istal. Pembahasan makalah ini dilakukan secara lugas dan sederhana sehingga mudah dipahami. Perpaduan berbagai teori dan sumber pustaka menjadikan makalah ini menarik untuk dibaca dan dimengerti. &ami berharap siapa pun yang membaca makalah ini dapat diberikan inspirasi dan juga moti'asi yang tinggi untuk menjadi yang lebih baik.
2
DAFTAR -
&ata pengantar..............................................................................................( !aftar isi........................................................................................................% )ab * Pendahuluan........................................................................................+ )ab ** Tujan penulisan.................................................................................. )ab ** Pembahasan.......................................................................................*. **. ***. *0. 0. 0*. 0**. 0***. *6. 6. 6*.
namnesis............................................................................Pemeriksaan Fisik................................................................. Pemeriksaan Penunjang......................................................../ Mekanisme Trauma...............................................................1 2orking !iagnosis................................................................1 !iferenttial !iagnosis............................................................1 3ejela &linis 45E.................................................................#% Patofisiologi..........................................................................#+ Penatalaksanaan.....................................................................# &omplikasi.............................................................................#Prognosis................................................................................#/
Penutup &esimpulan..........................................................................................#/ !aftar pustaka..................................................................................................(#
4A4 3
7#DA;<A#
Fraktur radius distal merupakan #7 dari seluruh kejadian fraktur pada de8asa. braham 9olles adalah orang yang pertama kali mendeskripsikan fraktur radius distalis pada tahun #/#+ dan sekarang dikenal dengan nama fraktur 9olles :rmis, (;;;<. *ni adalah fraktur yang paling sering ditemukan pada manula, insidensinya yang tinggi berhubungan dengan permulaan osteoporosis pascamenopause. &arena itu pasien biasanya 8anita yang memiliki ri8ayat jatuh pada tangan yang terentang :pley = 4olomon, #11<. )iasanya penderita jatuh terpeleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. 3aya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius #$% distal di mana garis patah berjarak ( cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Tulang lengan ba8ah juga dapat patah. Fraktur colles adalah patah trans'ersa dari ujung ba8ah radius, kira>kira dua setengah sentimeter di atas pergelangan, umumnya pada orang berusia tua bila jatuh di atas tangan yang terenggang? ligamennya tertarik dan sobek, sedangkan prosesus stiloideus dari ulna bisa fraktur. perpindahan fragmen ba8ah dari radius ke arah atas memberi deformitas :perubahan bentuk< yang tidak indah seperti
@garpuA, yang memaksa tindakan reduksi :pembedahan< dan
tindakan untuk mengembalikan kedudukan yang baik :reposisi< supaya tulang dapat dalam susunan yang baik. #
4A4
4
T(A#
!alam makalah ini penulis ingin memberikan pemikiran yang luas untuk mengetahui anamnesis dari pasien, pemeriksaan terhadap pasien dengan gejala fraktur, 8orkingdiagnosis, differential diagnosis dari pasien, gejala klinis, mekanisme trauma, penatalaksanaan untuk pasien, komplikasi, prognosis dari pasien.
-kenario 6
4eorang 8anita berusia -; tahun, diba8a keluarganya ke B3! C4 dengan keluhan n yeri pada lengan ba8ah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar mandi dan posisi tangannya menahan berat tubuhnya ( jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda>tanda 'ital dalam batas normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada regio antebrachii de"tra #$% distal. Pada palpasi, teraba adanya penonjolan fragmen tulang, nyeri tekan :D<, tidak dapat digerakkan. 4tatus lokasi fraktur tertutup antebrachii d"tra #$% distal nyeri :D<, deformitas :D<, edema :D<, teraba penonjolan fragmen tulang, tidak dapat digerakkan.
4A4 5
7,4A;A-A#
!ari skenario yang diberikan dapat dibuat mind map sebagai berikut Komplikasi
Prognosis Anamnesis
Pemeriksaan
Pemeriksaan Penun#ang
Seorang wanita 60th mengeluh nyeri p lengan !awah kanan" #atuh engan tangannya menahan !erat tu!uhnya isertai aanya eema an e$ormitas paa regio ante!ra%hii 1&3 istal" enon olan $ra men '()" n eri
Working Di*erintial Dia nosis
,e#ala Klinis
-ekanisme .rauma
penatalaksana
Anamnesis
Melalui keluhan pasien yang tercantum pada scenario yaitu seorang 8anita berusia -; tahun, diba8a keluarga ke B3! C4 dengan keluhan nyeri pada lengan ba8ah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar mandi dan posisi tangannya menahan berat tubuhnya ( jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda>tanda 'ital dalam batas normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada region antebrachii de"tra #$% distal. Pada palpasi, teraba penonjolan fragmen tulang, nyeri tekan positif dan tidak dapat digerakan. !ari keluhan>keluhan tersebut dan dasar teori dari anamnesis, maka dapat diketahui data>data sebagai berikut #. &eluhan utama nyeri pada lengan ba8ah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar
(. %. +. . -. . /. 1.
mandi dan posisi tangannya menahan berat tubuh &eluhan penyerta tidak diketahui Bmur -; tahun Jenis kelamin 8anita 5okasi nyeri lengan ba8ah sebelah kanan nset sejak ( jam yang lalu Faktor penyebab jatuh duduk dengan tangan menahan badan Ci8ayat penyakit dahulu tidak diketahui Ci8ayat penyakit keluarga dan sekitar tidak diketahui 6
7,RK-AA# F-K
Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis yang memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Pada pemeriksaan ini, dapat ditentukan lokalisasi dan sifat>sifat dari suatu penyakit.!alam kasus ini,pasien datang dengan kesakitan pada lengan kanan sebelah ba8ah, maka pemeriksaan lengan ba8ah secara menyeluruh harus dilakukan oleh dokter Pada pemeriksaan fisik kita lakukan dengan primary sur'ey dan secondery sur'ey. Primary sur'ey dilakukan dengan mengetahui keadaan umum pasien, sedangkan secondery sur'ey untuk mengetahui gerakan pasien apakah masih dianggap normal atau tidak. &edua pemeriksaan diatas dapat kita lakukan dengan look =inspeksi> • •
•
Melihat posisi tangan dalam keadaan 8ajar :sedikit fleksi dan paralel< Melihat permukaan dan kontur tangan dorsal dan palmar :pergelangan tangan, tangan, jari, tenar dan hipotenar< Melihat ada atau tidaknya pembengkakan pada sendi dan deformitas pergelangan tangan, tangan dan jari.
+eel =palpasi> • •
meraba permukaan dorsal dan palmar karpal :M9P, P*P, !*P< meraba processus styloideus radii.
mo$e=.erakan>
melakukan gerakan palmar fleksi, dorso fleksi, e'ersi dan in'ersi pergelangan tangan melakukan gerakan digiti * manus abduksi, adduksi dan oposisi.
Perlu untuk diketahui bah8a auskultasi tidak dapat dilakukan dalam pemeriksaan fisik tulang karena keras.(
7,RK-AA# 7##(A#9
Bntuk menegakan suatu diagnosis maka diperlukan pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini dimana seorang 8anita -; tahun terjatuh dikamar mandi dengan posisi tangan menahan berat badan, dicurigai 8anita tersebut mengalami fraktur antebrachii. leh karena itu dilakukan pemeriksaan penunjang dengan pemeriksaan radiologi berupa foto rontgen. Bntuk fraktur>fraktur dengan tanda>tanda klasik, diagnosis dapat dibuat secara klinis, sedangkan pemeriksaan radiologis tetap diperlukan untuk melengkapi deskripsi fraktur dan dasar untuk tindakan selanjutnya.% /
Bntuk fraktur>fraktur yang tidak memberikan gejala klasik memang diagnosanya harus dibantu dengan pemeriksaan radiologis baik rontgen biasa ataupun pemeriksaan yang lebih canggih seperti MC*. Foto rontgen minimal harus dua proyeksi yaitu P dan lateral. Posisi P dan lateral harus benar>benar P dan lateral. &arena posisi yang salah akan memberikan interpretasi yang salah.% Pada foto polos P dan lateral atau dua proyeksi yang s aling tegak lurus tampak gambaran garis diskontinuitas tulang :bisa berupa garis fraktur yang lusen< pada struktur tulang normal, utuh, padat, tidak tampak porotik, periosteum tampak licin. 4elain itu pada sekitar fraktur juga dapat ditemui soft tissue s8elling.+
3ambar #. Foto Contgen P $ 5ateral. + 4elain itu juga dapat dilakukan pemeriksaan ultrasound dan !oppler scan dimana skrining ini dapat mendeteksi lesi>lesi jaringan lunak dan melihat adanya ganglia samar serta massa intramuscular. ?
,KA#-, TRA,A
4eorang 8anita berusia -; tahun jatuh di kamar mandi dengan tangan menumpu berat badannya. Tangan berusaha mendahan badan dengan posisi terbuka dan pronasi. 3aya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius #$% distal dimana garis patah berjarak ( cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragmen bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. 3erakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur a'ulse dari processus styloideus ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorsal dan gerakan ke arah radial menyebabkan sublukasi sendi radioulnar.
?
0@RK#9 DA9#@--
Pada pasien dengan ri8ayat trauma yang perlu ditanyakan adalah 8aktu terjadinya, cara terjadinya, posisi penderita dan lokasi trauma. )ila tidak ada ri8ayat trauma berarti merupakan fraktur patologis )erdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi pasien yaitu adanya Fraktur Tertutup Antebrachii Detra 1/3 Distal . Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang ra8an sendi atau tulang ra8an epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lengan ba8ah sebelah kanan dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada pasien diregio antebrachii de"tra #$% distal nyeri, ada deformitas dan edema, serta penonjolan fragmen tulang dan tidak dapat digerakkan. !iagnosis diperkukuh dengan foto Contgen di bagian sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di antebrachii #$% distal de"tra pasien.Fraktur ini dikatakan sebagai tertutup karena kulit di atasnya utuh dan bila terdapat luka pada kulit di atasnya disebut fraktur terbuka :compound fracture<. -
? DFFR#TA< DA9#@-1> Fraktur Bolles Patah terjadi metafisis distal radius. &ebanyakan dijumpai pada penderita>penderita
8anita G umur ; tagun, karena tulang pada 8anita G ; tahun mengalami osteoporosis post menapause. 4iomekanisme )iasanya penderita jatuh terpleset sedang tangan berusaha menahan badan dalam posisi terbuka dan pronasi. 3aya akan diteruskan ke daerah metafisis distal radius yang akan menyebabkan patah radius distal #$% distal dimana garis patah berjarak ( cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fragment bagian distal radius terjadi dislokasi ke arah dorsal, radial dan supinasi. 3erakan ke arah radial sering menyebabkan fraktur a'ulsi dari procesus styloid ulna, sedangkan dislokasi bagian distal ke dorasal dan gerakan ke arah radial menyebabkan subluksasi sendi radio ulna distal. .
!> Fraktur -mith 5ebih jarang terjadi dibandingkan colles fraktur. &adang>kadang dijumpai diistilahkan
sebagai re'erse colles fracture 8alaupun tidak tepat. Etiologi )anyak dijumpai pada
penderita laki>laki muda.Fraktur 4mith merupakan fraktur dislokasi ke arah anterior :'olar<, karena itu sering disebut re'erse 9olles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan 'olar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. 3aris patahan biasanya trans'ersal, kadang>kadang intraartikular. 4iomekanisme Penderita jatuh, tangan menahan badan sedangkan posisi tangan dalam 'olar fleksi pada pergelangan tangan, pronasi. 3aris patah biasanya trans'ersal, kadang>kadang intraartikular. 3> Fraktur 9aleazzi Fraktur $ dislokasi Monteggiaa adalah fraktur ulna sepertiga>tengah atau proksimal
dengan disertai dislokasi caput radii. Etioligi Fraktur 3aleaHHi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. 4aat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan ba8ah dalam posisi pronasi 8aktu menahan berat badan yang memberi gaya supinasi.
4iomekanisme )iasanya pada anak>anak muda laki>laki, jatuh dengan tangan terbuka
menahan badan dan terjadi pula rotasi. Ial ini menyebabkan patah pada radius #$% distal dan fragmen distal>proksimal mengadakan angulasi ke anterior. "> Fraktur ,onte.ia Merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna disertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung.Terdapat ( tipe yaitu tipe ekstensi : lebih sering < dan tipe fleksi. Pada tipe ekstensi juga yang terjadi mendorong ulna ke arah hiperekstensi dan pronasi. 4edangkan pada tipe fleksi, gaya mendorong dari depan ke arah fleksi yang menyebabkan fragmen ulna mengadakan angulasi ke posterior.
?
K
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang ra8an epifisis atau tulang ra8an sendi. !imana fraktur dapat terjadi karena berbagai sebab dan berbagai jenis. Fraktur berdasarkan sebabnya #. Fraktur patologik Fraktur yang terjadi pada daerah tulang yang telah menjadi lemah oleh karena tumor atau proses patologik lainnya. Tulang sering kali menunjukkan penurunan densitas. 10
Penyebab yang paling sering dari fraktur>fraktur semacam ini adalah tumor primer atau tumor metastasis. 9ontohnya adalah osteoporosis, T)9 tulang, infeksi dan tumor. /
(. Fraktur trauma Fraktur yang paling sering terjadi di kehidupan sekitar. !imana fraktur ini terjadi karena terjadinya benturan keras seperti pada kecelakaan./ %. Fraktur stress !apat terjadi pada tulang normal akibat stress tingkat rendah yang berulang atau berkepanjangan. Fraktur stress juga disebut fraktur kelelahan :fatigue fracture<, biasanya terjadi akibat peningkatan drastic tingkat latihan pada seorang atlit, atau pada permulaan aktifitas fisik yang baru. &arena kekuatan otot meningkat secara lebih cepat dibandingkan kekuatan tulang, maka indi'idu dapat merasa mampu berprestasi melebihi sebelumnya 8alaupun tulang>tulang mereka mungkin tidak dapat menunjang peningkatan tekanan. / )erdasarkan energy yang mengenai tulang #. Fraktur komplit Fraktur yang terjadi karena energy yang mengenai tulang besar sehingga garis patahan melalui seluruh penampang tulang atau melalui kedua korteks tulang.
(. Fraktur inkomplit Fraktur yang terjadi karena energy yang mengenai tulang sedang, maka jaringan tulang tidak terputus seluruhnya. 9ontohnya hairline fracture, buckle fracture :terjadi lipatan dari satu korteks dengan kompresi tulang spongiosa diba8ahnya, umumnya terjadi pada distal radius anak>anak<, dan greenstick fracture. )erdasarkan jumlah garis patahan #. Fraktur kominutif !imana karena energy yang mengenai tulang sangatlah kuat, tulang tidak hanya mengalami fraktur komplit, tetapi nisa saja terjadi fraktur kominutif :remuk< yaitu terdapat garis patah lebih dari satu dan semuanya saling berhubungan. (. Fraktur segmental Terdapat garis patahan lebih dari satu tetapi tidak saling berhubungan. %. Fraktur multiple Terdapat garis patahan lebih dari satu tetapi pada tulang yang berlainan tempatnya. 9ontohnya adalah fraktur femur, fraktur cruris dan fraktur tulang belakang. +. Fraktur simple Pada fraktur simple ini hanya ada dua fragmen tulang. Pola garis patahan fracture simple hanya tiga yaitu trans'ersal, obliue, dan spiral. Menurut posisinya 11
#. Fraktur undisplaced :tidak bergeser< 3aris patah komplit tetapi kedua fragmen tidak bergeser dan periosteumnya masih tetap utuh. (. Fraktur displaced :bergeser< Terjadi pergeseran fragmen>fragmen fraktur yang juga disebut dislokasi fragmen. !islokasi ad longitudinam cum contractionum :pergeseran searah sumbu dan •
• •
o'erlapping< !islokasi ad a"im :pergeseran yang membentuk sudut< !islokasi ad latus :pergeseran dimana kedua fragmen saling menjauhi<.
)erdasarkan lukanya #. Fraktur terbuka )ila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. (. Fraktur tertutup )ila tidak terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit. )erdasarkan lokasinya #. !istal (. !iafisis %. Proksimal( 9(A
?
Pada keadaan fraktur umum biasanya terdapat beberapa gejala klinik yang tergantung pada sisi, beratnya dan besarnya kerusakan yaitu &eterbatasan$kehilangan fungsi pada bagian yang terkena :karena fraktur itu sendiri •
• • • •
• • • • •
atau terjadi secara sekunder dari pembengkakan jaringan, nyeri< Iipertensi :kadang>kadang terlihat sebagai respons terhadap nyeri$ansietas< Iipotensi :kehilangan darah< Takikardia :respons stress, hipo'olemia< Penurunan denyutan nadi pada bagian distal yang cedera :pengisian kapiler lambat, pucat pada bagian yang terkena< Pembengkakan jaringan atau massa hematoma pada sisi cedera Iilang gerakan$sensasi 4pasme otot &esemutan :parestesis< !eformitas local :angulasi abnormal, pemendekan, rotasi, crepitasi< 12
•
• • • • • •
Kyeri
berat
tiba>tiba
pada
saat
cedera
:karena
terlokalisasi
pada
area
jaringan$kerusakan tulang< Tidak ada nyeri karena kerusakan saraf 5aserasi kulit 'ulse jaringan Perdarahan Perubahan 8arna Pembengkakan local
!ari berbagai macam gejala klinis tersebut tidak semuanya merupakan gejala pasti terjadinya fraktur. Yang merupakan gejala pasti adalah false mo'ement, angulasi, rotasi dan pemendekan. 4edangkan tanda>tanda fraktur colles adalah pada inspeksi terdapat bentuk deformitas yang khas yaitu deformitas garpu perak :sil'er fork deformity<. 3ejala lain adalah gejala laHimnya patah tulang seperti ada pembengkakan, nyeri tekan dan nyeri gerak. C
7AT@F-@<@91
Trauma yang menyebabkan fraktur didaerah pergelangan tangan biasanya merupakan trauma langsung, yaitu jatuh pada permukaan tangan sebeklah 'olar atau dorsal. Jatuh pada permukaan tangan sebelah 'olar menyebabkan dislokasi fragmen fraktur sebelah distal ke arah dorsal. !islokasi ini menyebabkan bentuk lengan ba8ah dan tangan bila dilihat dari samping menyerupai garpu. )enturan mengenai sepanjang lengan ba8ah dengan posisi pergelangan tangan berekstensi. Tulang mengalami fraktur pada sambungan kortikokansekosa dan fragmen distal remuk ke dalam ekstensi dan pergeseran dorsal. 3aris fraktur berada kira>kira % cm proksimal processus styloideus radii. Posisi fragmen distal miring ke dorsal, o'erlapping dan bergeser ke radial, sehingga secara klasik digambarkan seperti garpu terbalik.
C
7#ATA
Pada patah colles tanpa dislokasi hanya diperlukan imobiliasi dengan pemasangan gips sirkular elbo8 selama + minggu. 4edangkan pada colles fraktur yang disertai dislokasi diperlukan tindakan reposisi tertutup. Pda reposisi tertutup dapat dilakukan dengan tindakan lokal anastesi atau 13
dengan anastesi umum. )iasanya dengan lokal anastesi sudah cukup, sebab di sini tidak diperlukan muscle rela"ant. Pada reposisi tertutup harus diperhatikan benar prinsip periosteum yang utuh dibagian dorsal, karena periosteum yang utuh ini akan dipakai sebagai internal splint pada tulang yang dislokasi. Bntuk itu pada 8aktu melakukan reposisi untuk membebaskan fragment distal dan proksimal tidak bolek dilakukan tarikan ke arah distal, harus dilakukan gerakan hiperekstensi fragment distal. Posisi tangan dibuat 'olar fleksi, ulnar de'iasi : untuk mengoreksi radial de'iasi < dan di putar ke arah pronatio < untuk mengoreksi supinasiL. !alam posisi tersebut di atas dimobilisasi dalam gips sirkular belo8 elbo8, dipertahankan selama + minggu>- minggu. pabila garis patahnya sangat comminuti'e gips sirkular dipasang di atas siku untuk menjamin posisi pronasi tetap. Ianya pada kasus>kasus yang communiti'e akan dilakukan operasi dipasang fiksasi yang bersifat ligamenta"is.
C
K@,7<KA-
&omplikasi dibagi menjadi % bagian •
&omplikasi 4egera :komplikasi yang terjadi saat fraktur atau segera setelahnya< Lokal: >kulit abrasi, laserasi, penetrasi >pembuluh darah robek >sistem saraf sumsum tulang belakang, saraf tepi motorik dan sensorik. >otot >organ dalam jantung, paru, hepar, limpa dan kandung kemih :fraktur pel'is< Umum: >rudapaksa$fraktur multipel >syok hemoragik, neurogenik &omplikasi !ini :komplikasi yang terjadi beberapa hari setelah kejadian< Lokal: >nekrosis kulit, gangren, compartment syndrome, trombosis 'ena, infeksi sendi, osteomyelitis 14
Umum: >cute Cespiratory !istress 4yndrome, emboli paru, tetanus. &omplikasi 5ama :omplikasi terjadi setelah fraktur tulang lama< Lokal: >sendi ankilosis fibrosa, ankilosis osal >tulang osteoporosis pasca trauma, gangguan pertumbuhan, osteomyelitis dan fraktur berulang >otot$tendon penulangan otot, rupture tendon >saraf kelumpuhan saraf lambat Umum: >batu ginjal akibat imobilisasi lama di tempat tidur. &omplikasi dapat berupa komplikasi umum, lokal atau sistemik meliputi komplikasi dini ataulambat, oleh trauma atau akibat pengobatan. &omplikasi umum meliputi crush syndrome,deep 'enous thrombosis, gas gangrene dan emboli lemak. 9rush syndrome terjadi karenatrauma keras yang menyebabkan otot hancur. Penderita yang terkena crush syndrome dapatmenderita kontinensia urin akibat dari otot yang hancur mengeluarkan acid myohaetaminyang akan menyebabkan kebuntuan pada tubulus sehingga penderita dapat menderita acutetubular necrosis. Bntuk terapi kita harus melakukan amputasi atau rena dialysis untuk menyelamatkan nya8a penderita. 3as gangrene dapat terjadi karena infeksi dari clostridiumperfringens yang terpaksa bagian tubuh orang yang terkena infeksi ini harus diamputasi.)erikutnya emboli lemak yang timbul setelah patah tulang, terutama tulang panjang.Embolus lemak dapat timbul akibat pajanan sumsum tulang, atau dapat terjadi akibat akti'asisistem saraf simpatis yang menimbulkan stimulasi mobilisasi asam lemak bebas setelahtrauma. Embolus lemak yang timbul setelah patah tulang panjang sering tersangkutdisirkulasi paru karena ada robekan dari pembuluh balik yang mempunyai daya tarik kembaliterhadap darah>darah kotor yang keluar dari pembuluh balik yang juga mengikut serertakanlemak yang dapat menimbulkan ga8at napas dan gagal napas. )erikutnya, komplikasi lokalyang meliputi komplikasi dini dan lambat. &omplikasi dini meliputi komplikasi dini tulang,dini jaringan lunak dan dini sendi. &omplikasi dini tulang misalnya dapat terjadi infeksi padatulang. &omplikasi dini jaringan lunak misalnya adanya kelepuhan pada kulit, luka akibatplester, terjadi robekan pada otot serta tendon dan sindrom kompartemen yang ditandai olehkerusakan atau destruksi saraf dan pembuluh darah yang disebabkan oleh pembengkakan danedema di daerah fraktur. &omplikasi dini sendi misalnya terjadi haemarthrosis dan infeksi.4edangkan komplikasi lambat meliputi lambat tulang, lambat jaringan lunak dan lambatsendi. &omplikasi lambat tulang misalnya terjadi a'askular nekrosis, non>union, delayedunion, atau mal>union yang menimbulkan deformitas atau
15
hilangnya fungsi. &omplikasilambat jaringan lunak misalnya terjadi bed sores karena tidur lama yang menyebabkan lukaulkus pada bagian gluteus, myositis ossifikasi dimana otot mengalami perkapuran, tendinitis:iritasi dan pembengkakan< serta juga ruptur tendon :tendon pecah<, penyempitan saraf misalnya ner'us ulnaris akibat terjadi fraktur pada daerah siku dan juga dapat terjadi 'olkmans contracture yaitu terjadi pelisutan otot jari sehingga terjadi kontraktur pada jari > jari. Terakhir dapat terjadi komplikasi lambat pada sendi misalnya ketidakstabilan pada sendi,kekakuan pada sendi, dan algodistrofi :nyeri pada sendi<. &omplikasi lambat yang tersering adalah salah>taut dan apabila salah>tautnya berupaangulasi disertai dengan ketidaksejajaran radius dan ulna, akan terjadi gangguan gerak pronasi dan supinasi. &omplikasi lain adalah terbentuknya sinostosis atau jembatan kalusyaitu kalus antara radius dan ulna sehingga kemungkinan supinasi dan pronasi hilang. Perludiketahui bah8a kalus merupakan hiperkeratosis setempat yang umumnya berbentuk kuranglebih bundar akibat gesekan kronik. )iasanya kelainan ini timbul di atas penonjolan tulangdan akan hilang sendiri bila gesekan kronik tadi dihentikan. Pada anak, dengan timbulnyakalus ini akan disertai proses pengaturan kembali pertumbuhan epifisis sehingga sudutpatahan akan pulih sampai derajat tertentu.(
C
7R@9#@--
Prognosisnya tergantung pada jenis dan bentuk fraktur, bagaimana operasinya dan bagaimana fisioterapinya. Prognosis dikatakan baik jika penderita secepat mungkin diba8a ke rumah sakit sesaat setelah terjadi trauma, kemudian jenis fraktur yang diderita ringan, bentuk dan jenis patahan simple, kondisi umum baik, usia relati'e C
muda, tidak ada infeksi dan peredaran darah lancar.## K-,7
Fraktur adalah putusnya kontinuitas tulang, tulang ra8an epifisis atau tulang ra8an sendi. Penyebab fraktur ada bermacam>macam, seperti trauma, patologis karena ada penyakit tertentu dan juga bisa karena stress akibat benturan kecil yang berulang. Melalui keluhan pasien yang tercantum pada scenario yaitu seorang 8anita berusia -; tahun, diba8a keluarga ke B3! C4 dengan keluhan nyeri pada lengan ba8ah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar mandi dan posisi tangannya menahan berat tubuhnya ( jam 16
yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda>tanda 'ital dalam batas normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada region antebrachii de"tra #$% distal. Pada palpasi, teraba penonjolan fragmen tulang, nyeri tekan positif dan tidak dapat digerakan. !ari keluhan> keluhan tersebut dan dasar teori dari anamnesis, maka dapat diketahui data>data keluhan utama, keluhan penyerta, umur, jenis kelamin, lokasi nyeri, onset, faktor penyebab, ri8ayat penyakit dahulu, ri8ayat penyakit keluarga dan sekitar. 4elain itu pada pemeriksaan fisik dapat dilakukan inspeksi :memperhatikan posisi tangan, memperhatikan permukaan dorsal dan palmar, memperhatikan adanya deformitas pergelangan tangan, serta jari>jemari dan perhatikan kontur permukaan palmar<, palpasi, pergerakan $ mo'e $ range of motion :pergelangan tangan<, dan tes sensoris jari. Bntuk menegakan suatu diagnosis maka diperlukan pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan foto rontgen dua proyeksi yaitu P dan lateral, dan pemeriksaan ultrasound dan !oppler scan dimana skrining ini dapat mendeteksi lesi>lesi jaringan lunak dan melihat adanya ganglia samar serta massa intramuscular. Mekanisme traumanya adalah tangan berusaha mendahan badan dengan posisi terbuka dan pronasi. 3aya akan diteruskan ke daerah metafisis radius distal yang akan menyebabkan patah radius #$% distal dimana garis patah berjarak ( cm dari permukaan persendian pergelangan tangan. Fraktur dapat diklasifikasikan berdasarkan sebabnya :fraktur patologik, fraktur trauma, fraktur stress<, berdasarkan energy yang mengenai tulang :fraktur komplit, fraktur inkomplit<, berdasarkan jumlah garis patahan :fraktur kominutif, fraktur segmental, fraktur multiple, fraktur simple<, menurut posisinya :fraktur undisplaced, fraktur displaced<, berdasarkan lukanya :fraktur terbuka, fraktur tertutup<, dan berdasarkan lokasinya :distal, diafisis, proksimal<. !ifferential diagnosis yang diambil adalah fraktur Monteggia :merupakan fraktur ulna #$% bagian proksimal disertai dengan dislokasi sendi radio ulnar proksimal. pabila terjadi salah satu tulang radius atau ulna patah disertai dislokasi pasti akan diikuti oleh dislokasi sendi yang berdekatan<, fraktur 4miths :berbentuk seperti sekop kebun, merupakan fraktur radius bagian distal dengan angulasi atau dislokasi fragmen distal ke 'olar<, fraktur 9olles :patah terjadi pada metafisis distal radius. &ebanyakan dijumpai pada penderita 8anita umur diatas ; tahun, karena tulang 8anita diatas ; tahun mengalami osteoporosis post menopause<, dan fraktur 3aleaHHi :fraktur radius #$% distal disertai dislokasi sendi radio ulnar distal. Cadius ulna dihubungkan oleh jaringan yang kuat yaotu menbran interosseous. pabila 1/
terjadi salah satu tulang yang patah, dan tulang yang patah tersebut dislokasi pasti disertai dislokasi sendi yang berdekatan<. !ari anamnesis yang telah diketahui dan beberapa pendalaman dari differential diagnosis, maka dapat ditentukan bah8a 8anita berusia -; tahun itu menderita Fraktur tertutup antebrachii de"tra #$% distal dengan jenis fraktur 9olles. Tanda>tanda fraktur colles adalah pada inspeksi terdapat bentuk deformitas yang khas yaitu deformitas garpu perak :sil'er fork deformity<. 3ejala lain adalah gejala laHimnya patah tulang seperti ada pembengkakan, nyeri tekan dan nyeri gerak. )enturan mengenai sepanjang lengan ba8ah dengan posisi pergelangan tangan berekstensi. Tulang mengalami fraktur pada sambungan kortikokansekosa dan fragmen distal remuk ke dalam ekstensi dan pergeseran dorsal. 3aris fraktur berada kira>kira % cm proksimal processus styloideus radii. Posisi fragmen distal miring ke dorsal, o'erlapping dan bergeser ke radial, sehingga secara klasik digambarkan seperti garpu terbalik. Pada umumnya se8aktu patah tulang, maka sel>sel tulang mati. Perdarahan biasanya tejadi di sekitar tempat patah dan ke dalam jaringan lunak di sekitar tulang tersebut. Jaringan lunak juga biasanya mengalami kerusakan. Ceaksi peradangan hebat timbul setelah fraktur. 4el>sel darah putih dan sel mast berakumulasi menyebabkan peningkatan aliran darah ke tempat tersebut. Fagositosis dan pembersihan sisa>sisa sel matipun dimulai. !itempat parah terbentuk jaringan fibrin yang biasa disebut hematom fraktur dan berfungsi sebagai jala untuk melekatnya sel>sel baru. ktifitas osteoblas segera terangsang dan terbentuk tulang baru immature yang disebut kalus. )ekuan fibrin direabsorbsi dan sel>sel tulang baru secara perlahan mengalami remodeling untuk membentuk tulang sejati. Pada penatalaksanaan fraktur dilakukan secara farmakologis dan non farmakologis. Yang dilakukan pada terapi farmakologis adalah pemberian obat anelgesik opioid golongan agonis kuat deri'ate fenantren yaitu morfin. !isamping itu morfin juga sering digunakan untuk mengobati nyeri yang lain seperti infark miokard, neoplasma, kolik renal, kolik empedu, oklusio akut pembuluh darah perifer, luka bakar dan lain>lain. 4edangkan terapi non farmalokologisnya adalah dengan pemasangan gips, fiksator e"terna, reduksi terbuka dan fiksasi interna. &omplikasi yang dapat terjadi adalah sindrom kompartemen, embolus lemak, kekakuan sendi, mal union, non union, delayed union, bone atr ophy, osteomyelitis, aseptic mecrosis, gangguan pertumbuhan, dan localiHed myositis osifikan. Prognosisnya tergantung pada jenis dan bentuk fraktur, bagaimana operasinya dan bagaimana fisioterapinya. Prognosis dikatakan baik jika penderita secepat mungkin diba8a ke rumah sakit sesaat setelah terjadi trauma, kemudian jenis fraktur yang diderita ringan, 1
bentuk dan jenis patahan simple, kondisi umum baik, usia relati'e muda, tidak ada infeksi dan peredaran darah lancar.
DAFTAR 7-TAKA #. Pearce E. 9. natomi dan fisologi untuk paramedis. Jakarta PT gramedia? (;;+. h.+. (. Casjad 9. )uku pengantar *lmu )edah rtopedi edisi ***. Makassar Yarsif 2atampone(;;.h. %(>+/1. %. 3race P, )orley KC. t a glance ilmu bedah. Ed %. Jakarta Erlangga ? (;;.h.%;>+ +. Malueka C3. Cadiologi diagnostic. Yogyakarta Pustaka 9endekia Press ? (;;/.h.1->/ . To8nsend 9M, )eauchamp C!, E'eers )M, Matto" &5. )uku saku ilmu bedah sabiston. Jakarta ? Penerbit )uku &edokteran E3 9 ? (;#;.h. #;%%>-.
-. Price 4yl'ia , 2ilson 5orraine M. Patofisiologi. 0ol. ( Ed -. Jakarta E39? (;;-.h.#%->#. . 4imbardjo !. &umpulan kuliah ilmu bedah. Jakarta Fakultas &edokteran Bni'ersitas *ndonesia? (;;%. /. 9or8in EJ. )uku saku patofisiologi. Jakarta Penerbit )uku &edokteran E39 ? (;;%.h.(1/>%;# 1. 2ati 4. Cencana asuhan kepera8atan. Jakarta Penerbit )uku &edokteran E39 ? (;;%.h.(->+ #;. Pendit )B, Iartanto I, 2ulansari P, Mahanani !. Patofisiologi konsep klimis proses penyakit. Jakarta Penerbit )uku &edokteran E39 ? (;;-.h.#%->##. 3audineH CF, Ioisington 4, Ioppenfeld 4, &ram !, 5e8in J!. Terapi dan rehabilitasi fraktur. Jakarta Penerbit )uku &edokteran E39 ? (;##.h.#->/#
1