Pengukuran (Measurement)
Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud. Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan faktafakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007). Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka. Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudiono, 2001). Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu (Zaenal Arifin, 2012). Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa. Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau for mula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli. Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk me ngumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti me lihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan. Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu. Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif. Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.
Penilaian (Assessment)
Menurut Bonnie Campbell Hill & Cynthia Ruptic (1994). “ Assessment is the process process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth”. Penilaian adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan pembelajaran anak. Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif. Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai. Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 1 7 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”. Penilaian merupakan proses mengamati, merekam dan mengumpulkan berbagai dokumentasi dari hasil karya yang telah dikerjakan oleh anak dan bagaimana cara mer eka mengerjakannya (NAEYC & NAESC/ SDE, 1991). Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment is the process of gathering evidence and making judgement about students’ needs, strenghts, abilities and eachievement. Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan mem buat keputusan tentang kebutuhan siswa, kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya. Menurut Hargrove dan Poteet (1984) Assesment is the process process of gathering gathering information, using appropriate tools and technique. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi, dengan menggunakan alat dan teknik yang layak). Menurut Jamaris (dalam makalah Asesmen Perkembangan Anak Usia TK Berbasis Kecerdasan Jamak, 2004). Penilaian pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar anak usia dini. Menurut James A. Poteet & Ronald C Eaves (1985). Penilaian berarti proses pengumpulan informasi. Untuk guru, penilaian dilakukan sebagai tujuan m emutuskan keterampilan mengajar. Angelo T.A.(1991): “ Classroom Assessment Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students students are learning what they are being taught”. taught”. assessment Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.
Bob Kizlik (2009): “ Assessment is a process by which information is obtained obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes testing. A test is a special form of assessment. assessment. Tests are assessments assessments made under contrived contrived circumstances circumstances especially especially so that they may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments are tests”. Assessment adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari penilaian. Tes adalah salah satu bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes merupakan penilaian, namun tidak semua penilaian berupa tes. Terry Overton (2008): Assesment is is a process of gathering information information to monitor progress progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations, observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu penilaian bisa saja terdiri dari tes, at au bisa juga terdiri dari berbagai metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya). Palomba and Banta (1999), Assessment is the systematic systematic collection collection , review review , and use of information about educational programs undertaken for the purpose of improving student (Artinya: penilaian adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan learning and development (Artinya: informasi secara sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan perkembangan siswa). Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas untuk maksudmaksud pengambilan keputusan instruksional (Richard I. Arends, 2008: 217). Penilaian adalah proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai, untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja). Assesment atau penilaian diartikan sebagai ke giatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 3).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dll), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih ko nprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah ke giatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Evaluasi (Evaluate)
Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan. Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Norman E. Grounloud (1985) berpendapat evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.
Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu. Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 20 07). Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan S hadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) me ndefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan m enyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian t erhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian. Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatifalternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002). Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah ser angkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) evaluasi adalah program dalam konteks tuj uan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback (umpan (umpan balikan) perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990). Menurut Tyler (1950) dalam Suharsimi Arikunto (2003) Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya. se babnya. Menurut NSW Department of Education (dikutip Arthur, 1996) Evaluation is the process of gathering data and making judgement about the effectiveness of teaching programs, policies and procedures. Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang efektivitas program pembelajaran, kebijakan dan prosedurnya. Anas Sudiono (2001) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).
Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), me ngartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh me lalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5). Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya. Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan tentang manfaat pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa (Richard I. Are nds, 2008: 217). Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).
Dari berbagai definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.
Berdasarkan uraian pengertian pengukuran, penilaian. dan evaluasi di atas maka dapat ditarik perbedaan secara konsep dari ketiga istilah tersebut, yaitu sebagai berikut:
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. P engukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian. Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar. Penilaian lebih bersifat kualitatif. Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria judgment atau tindakan dalam pembelajaran yang bertujuan sebagai bahan bahan pengambilan keputusan atas obyek yang dievaluasi.
Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi adalah Sama-sama menentukan nilai dari sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek. Adapun bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi (evaluate) adalah seperti di bawah ini:
Hubungan Hierarki Evaluasi, Penilaian, dan Pengukuran
EVALUASI PENILAIAN PENGUKURAN
Tugas individu Tugas Kelompok Membuat laporan praktikum dll
CARA
TES
3.
Contoh kegiatan Konkrit terkait pengukuran, penilaian, dan evaluasi: Saya selaku guru mata pelajaran IPA ingin mengetahui aspek pengetahuan pengetahuan peserta didik kelas 7, apakah sudah menguasai kompetensi dasar 1.1 Mendeskripsikan besaran pokok dan besaran turunan beserta satuannya. Oleh karena itu, saya memberikan tes tertulis dalam bentuk objektif pilihan ganda sebagai alat untuk dapat melaksanakan pengukuran. Jumlah tes bentuk obyektif sebanyak 10 soal dan diberikan kepada peserta didik kelas 7 yang berjumlah 21 orang.
No.
Kompetensi Dasar
Materi
1
1.1 Mendeskripsikan
Pengukuran,
besaran pokok dan
besaran,
besaran turunan
dan satuan
beserta satuannya
Indikator Soal Peserta didik dapat:
- Mengidentifikasikan besaranbesaran fisika dalam kehidupan sehari-hari lalu mengelompokkannya dalam besaran pokok dan besaran turunan
- Menggunakan SI dalam pengukuran
Bentuk Jumlah Soal Pilihan Ganda
Soal 10
- Mengkonversi satuan panjang, massa, dan waktu secara sederhana
- Menggunakan besaran pokok dan besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari
Adapun instrumen dan jawabannya adalah sebagai berikut:
No.
Soal
1
Diantara kelompok besaran berikut, yang termasuk kelompok besaran
Jawaban D
pokok dalam system Internasional adalah …. A. Suhu, volume, massa jenis dan kuat arus B. Kuat arus, panjang, waktu, dan massa jenis C. Panjang, luas, waktu dan jumlah zat D. Kuat arus, intersitas cahaya, suhu, waktu 2
Perhatikan tabel berikut!
B
No Besaran Satuan dalam SI 1 Jumlah zat Mole 2 Suhu Celcius 3 Waktu Sekon 4 Panjang Km 5 Massa Gram Pasangan yang benar adalah …… A. 1 dan 2 B. 1 dan 3 C. 2 dan 5 D. 2 dan 4 3
Dibawah ini yang merupakan satuan besaran pokok adalah …
C
A. Newton ,Meter, Sekon B. Meter, Sekon, Watt C. Kilogram, Kelvin, Meter D. Newton, Kilogram, Kelvin E. Kelvin, Joule, Watt 4
Kelompok besaran di bawah ini yang merupakan kelompok besaran
B
turunan adalah … A. Panjang lebar dan luas B. Kecepatan, percepatan dan gaya C. Kuat arus, suhu dan usaha D. Kecepatan, berat dan suhu 5
Besaran pokok panjang dapat diturunkan menjadi …
C
A. volume dan daya B. volume dan kuat arus listrik C. luas dan volume D. luas dan tegangan 6
Beikut ini merupakan besaran pokok dengan satuannya dalam SI
B
adalah …. A. Berat-kg, panjang-meter B. Kuat arus – arus – ampere, ampere, waktu – waktu – sekon sekon C. Jumlah zat – zat – mole, mole, massa – massa – gram gram D. Waktu – Waktu – jam, jam, kecepatan – kecepatan – meter/sekon meter/sekon 7
Berikut ini yang termasuk besaran-besaran turunan adalah . . . .
C
A. Panjang, gaya, waktu B. Gaya, usaha, massa C. Massa jenis, gaya, volume D. Kecepatan, panjang, waktu
8
Satuan dari beberapa besaran-besarn besaran-besarn dibawah ini yang benar adalah… A. Massa satuannya Newton B. Berat satuannya Kilogram C. Massa jenis satuannya Newton/m2 D. Tekanan satuannya Paskal
9
Sebuah mobil melaju dengan kecepatan 54 km/jam. Kecepatan ini jika C dinyatakan dalam SI adalah ……. m/s A. 5,4 B. 11 C. 15 D. 25
10
Suhu benda 50oC, yang termasuk besaran yaitu ……….. A. Benda B. 50 C. Celcius D. Suhu
D
Selanjutnya, saya memeriksa lembar jawaban peserta didik sesuai dengan kunci jawaban, lalu menghitung skor mentah. Caranya adalah dengan menghitung jumlah jawaban yang betul saja, setiap jawaban betul diberi skor 1 dan jawaban salah diberi skor 0. Jadi, skor = jumlah jawaban yang betul. Selanjutnya menetapkan nilai hasil belajar dengan menggunakan rumus: =
Setelah dikonversi maka diperoleh nilai hasil belajar peserta didik yang sangat bervariasi, seperti di bawah ini:
No.
Nama Siswa
Skor
Nilai
1
A
7
70
2
B
6
60
3
C
7
70
4
D
5
50
5
E
4
40
6
F
8
80
7
G
8
80
8
H
6
60
9
I
9
90
10
J
8
80
11
K
7
70
12
L
6
60
13
M
10
100
14
N
3
30
15
O
7
70
16
P
8
80
17
Q
7
70
18
R
7
70
19
S
8
80
20
T
6
60
21
U
10
100
Berdasarkan skor mentah yang diperoleh setiap siswa maka dapat dikatakan bahwa saat itu sudah terjadi pengukuran . Angka atau skor-skor tersebut tentu belum mempunyai nilai /makna
dan arti apa-apa. Untuk memperoleh nilai dan arti dari setiap skor tersebut, saya melakukan interval predikat dengan KKM IPA adalah 70 maka dapat dihitung dengan menggunakan rumus interval:
=
100 −
3 Intervalnya adalah 10, maka dapat dituliskan interval nilai dan predikat IPA seperti di bawah ini:
Interval Nilai
Predikat
90 - 100 80 - 89 70 - 79 < 70 Maka diperoleh predikat hasil belajar sebagai
No.
Nama Siswa
Keterangan
A B C D berikut:
Sangat Baik Baik Cukup Kurang
Nilai
Predikat
Keterangan
1
A
70
C
Cukup
2
B
60
D
Kurang
3
C
70
C
Cukup
4
D
50
D
Kurang
5
E
40
D
Kurang
6
F
80
B
Baik
7
G
80
B
Baik
8
H
60
D
Kurang
9
I
90
A
Sangat Baik
10
J
80
B
Baik
11
K
70
C
Cukup
12
L
60
D
Kurang
13
M
100
A
Sangat Baik
14
N
30
D
Kurang
15
O
70
C
Cukup
16
P
80
B
Baik
17
Q
70
C
Cukup
18
R
70
C
Cukup
19
S
80
B
Baik
20
T
60
D
Kurang
21
U
100
A
Sangat Baik
Berdasarkan keterangan dari hasil belajar IPA di atas maka tampak beragam hasilnya, ada 7 siswa yang memperoleh hasil belajar kurang, 6 siswa hasil belajarnya cukup, 5 siswa hasil belajarnya baik, dan sisanya 3 siswa memperoleh hasil belajar sangat baik. Sampai disini sudah terjadi proses penilaian . Ini contoh dalam ruang lingkup penilaian hasil belajar aspek
pengetahuan. Jika selanjutnya saya menilai seluruh komponen pembelajaran maka berarti saya melakukan evaluasi. Evaluasi dilakukan berdasarkan hasil pengukuran dan penilaian kemudian dari hasil evaluasi dibuatlah perencanaan tindak lanjut hasil penilaian dan pengukuran, siswa yang mendapat nilai mencapai atau diatas KKM maka diberikan pengayaan, kemudian siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM maka dilakukan program remidi.