Berikut, landasan hukum dan landasan akademik dalam pengembangan media pembelajaran:
Landasan hukum terdapat pada, Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang ini selain memuat pembaharuan visi dan misi pendidikan nasional, juga terdiri dari 77 Pasal yang mengatur tentang ketentuan umum(istilah-istilah terkait dalam dunia pendidikan), dasar, fungsi dan tujuan pendidikan nasional, prinsip penyelenggaraan pendidikan, hak dan kewajiban warga negara, orang tua dan masyarakat, peserta didik, jalur jenjang dan jenis pendidikan, bahasa pengantar, stándar nasional pendidikan, kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana pendidikan, pendanaan pendidikan, pengelolaan pendidikan, peran serta masyarakat dalam pendidikan, evaluasi akreditasi dan sertifikasi, pendirian satuan pendidikan, penyelenggaraan pendidikan oleh lembaga negara lain, pengawasan, ketentuan pidana, ketentuan peralihan dan ketentuan penutup. Landasan akademik dalam pengembangan media pembelajaran Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membantu guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran. Ketepatan memilih media merupakan faktor utama dalam mengoptimalkan hasil pembelajaran. Untuk memilih media yang tepat seorang guru juga mempertimbangkan berbagai landasan agar media yang dipilih benar-benar sesuai dengan tingkat pemahaman, kemampuan berfikir, psikologis, dan kondisi sosial siswa. Sebab penggunaan media yang tidak sesuai dengan kondisi anak akan menyebabkan tidak bisa berfungsinya media secara optimal. Ada tiga landasan penggunaan media pembelajaran yang dapat dijadikan pertimbangan bagi guru dalam memilih media yang tepat sesuai isi dan tujuan dalam pembelajaran. Ketiga landasan tersebut adalah landasan filosofis, landasan psikologis, dan landasan sosiologis. Berikut ini diuraikan deskripsi masing-masing landasan tersebut. a. Landasan Filosofis Dalam pembelajaran pasti terjadi interaksi antara guru dan siswa. Interaksi ini sebetulnya merupakan proses untuk mencari makna secara bersama, yaitu penguasaan materi pembelajaran. Dalam pembelajaran juga ada tujuan, materi pelajaran, strategi, dan evaluasi sebagai ukuran keberhasilan pembelajaran. Proses pembelajaran tidak lepas dari usaha pencarian kebenaran yang terdiri dari kegiatan berlogika, beretika dan berestetika. Dalam pembelajaran guru dan siswa berusaha mencari mana yang benar dan mana yang salah. Proses pencarian kebenaran inilah yang merupakan ranah filsafat, yaitu berlogika. b. Landasan Psikologis
Kondisi psikologis anak didik dalam satu kelas biasanya berbeda perkembangan psikologisnya. Oleh karena itu, perlakuan dalam interaksi antar siswa dan guru tidak bisa disamaratakan antara siswa satu dengan siswa lainnya. Pemberian materi dan penggunaan media pembelajaran pun perlu disajikan dengan kondisi psikologis anak yang beragam tersebut. Kondisi psikologis merupakan karakteristik psiko-fisik seseorang sebagai individu, yang dinyatakan dalam berbagai bentuk perilaku dalam interaksi dengan lingkungannya. Perilaku-perilaku tersebut merupakan manifestasi dari ciri-ciri kehidupannya baik yang tampak maupun yang tidak tampak, perilaku kognitif, afektif, dan psikomotor. c.
Landasan Sosiologis Penggunaan media pembelajaran tidak bisa dilepaskan dengan kondisi sosiologis peserta
didik. Sebab, kondisi sosiologis juga memengaruhi respon peserta didik terhadap jenis media yang digunakan guru dalam pembelajaran. Kesesuaian jenis media dengan kondisi sosial anak didik dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi media yang digunakan. Sebaliknya, penggunaan media pembelajaran yang tidak sesuai kondisi sosial peserta didik akan menimbulkan bias dalam pembelajaran, karena fokus peserta didik tidak pada isi (content ) media namun pada media itu sendiri. Langkah-Langkah Pengembangan Media Pembelajaran Secara garis besar kegiatan pengembangan media pembelajaran terdiri atas tiga langkah besar yang harus dilalui, yaitu kegiatan perencanaan, produksi dan penilaian. Sementara itu, dalam rangka melakukan desain atau rancangan pengembangan program media. Arief Sadiman, dkk, memberikan urutan langkah-langkah yang harus diambil dalam pengembangan program media menjadi 6 (enam) langkah sebagai berikut: 1. Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa 2. Merumuskan tujuan intruksional (Instructional objective) dengan operasional dan k has 3. Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung tercapainya tujuan 4.
Mengembangkan alat pengukur keberhasilan
5.
Menulis naskah media
6.
Mengadakan tes dan revisi
Apa yang harus dilakukan seorang guru di daerah terpencil dalam mengembangkan bahan ajar dan media pembelajarannya? Alternatif yang paling memungkinkan untuk diterapkan pada pembelajaran di daerah terpencil secara lebih meluas, yaitu mengembangkan media pendidikan yang sifatnya sederhana namun tetap relevan dengan pencapaian kemampuan-kemampuan yang diharapkan dikuasai anak. Media
pendidikan sederhana maksudnya adalah jenis media yang memiliki ciri mudah dibuat, bahanbahannya mudah diperoleh, mudah digunakan, serta harganya relatif murah. Jenis media yang dapat diklasifikasikan ke dalam media pendidikan yang sederhana yaitu meliputi jenis media visual yang terdiri atas media gambar diam (still picture), kelompok media grafis, media model, alat permainan dan media realia.