FIQH DEMONSTRASI & MANAJEMEN AKSI
Maman Abdullah
Bismillahirrahmanirrahim
Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci.
(As Saff [61]: 9)
"Akan senantiasa ada sekelompok orang dari ummatku yang dzohiriina 'alalhaq (yang memperjuangkan kebenaran). Tidak mencelakakan mereka siapa-siapa yang mengganggu mereka dan musuh-musuh mereka sehingga datanglah hari kiama sedangkan mereka tetap dalam keadaan demikian
(HR. Bukhari-Muslim)
PENGANTAR
Mencermati judul di atas, ada dua kategori sub pembahasan yang berbeda, yakni Fihh Demokrasi dan Manajemen Aksi. Fiqh Demonstrasi adalah sebuah istilah hasil perpaduan dua bahasa yang baru-baru ini banyak kita dengar, sedangkan judul yang kedua terkait dengan penerapan sebuah konsep yang pembahasannya lebih dalam tataran praktis (lapangan). Fiqh dalam termenologi berkaitan dengan masalah praktek, implementasi dari satu hukum yang telah ditetapkan agama. Artinya pembicaraannya lebih pada tataran taktis atau pada tataran lapangan, dimana akan banyak variasi yang berbeda. Tentu saja dalam tataran lapangan ini akan ada banyak perbedaan, baik mengenai cara, metode, ataupun waktu dan sebagainya. Istilah demonstrasi adalah serapan dari asing (Inggris, demonstran) yang berarti berkumpul, kumpulan, kelompok dan sebagainya. Kata itu kemudian diadopsi menjadi bahasa Indonesia dengan kata demonstrasi yang berarti pernyataan prostes yang dilakukan oleh banyak orang atau massa, atau kelompok masal (unjuk rasa).
Jika mencermati penjelasan ayat al Quran dan al Hadis pada lead di atas, ada istilah "memperjuangkan kebenaran", tentu saja lebih bersifat tersirat. Tidak diterangkan mengenai mekanisme dan teknik dalam memperjuangkan. Artinya ini berkaitan dengan kondisi dan waktu dimana "perjuangan" itu dilakukan. Dengan demikian, Alquran dan Hadits tidak secara langsung menyuruh kita melakukan muzhoharoh atau unjuk rasa sebagaimana kita pahami sekarang ini, yang diperintahkan adalah menyampaikan kebenaran yang secara hukum harus disampaikan (wajib). Adapun penggunaan bentuk demonstrasi (muzhoharoh) sebagai unjuk rasa sendiri hanyalah wasilah saja. Atas dasar itulah, dalam pandangan KAMMI, memelajari hal-hal yang berkaitan dengan teknis di lapangan sangat diperlukan agar apa yang menjadi tujuannya sesuai dengan prinsif-prinsif Islam
Secara umum, aksi adalah sebuah tindakan (proses). Penggunaan judul kedua Manajamen Aksi dirasa kurang tepat sebagai judul, mengingat aksi yang dimaksud di sini adalah lebih pada tataran praktis. Pada tulisan ini, aksi yang dimaksud adalah pada tataran kegiatan massa (unjuk rasa) yang dilakukan oleh aktivis dunia gerakan, khususnya gerakan mahasiswa. Manajamen aksi juga termasuk dalam tataran praktis, dikarenkan ada pembahasan lebih dalam dari manajamen aksi itu, yakni manajemen issu.
PEMBAHASAN
Manajemen aksi massa merupakan satu satu suatu metode perjuangan yang mengandalkan kekuatan massa dalam menekan pemerintah/ pengusaha untuk mencabut atau memberlakukan kebijakan yang tidak dikehendaki massa. Aksi massa merupakan bentuk perjuangan aktif dalam rangka merubah kebijakan yang tidak sesuai dengan kehendak massa, oleh karena aksi massa mengambil bentuk yang paling dekat dengan dinamika sosial yang berjalan dalam masyarakat.
Ada beragam bentuk asksi masa yang akhir-akhir ini banyak digenderungi kelompok-kelompok tertentu. Hal itu dilakukan sesui dengan target dan sasran yang diinginkan. Dilihat dari aktivitas aksi ada dua bentuk aksi massa, yaitu aksi statis, dan aksi dinamis. Aksi statis adalah aksi massa yang dilakukan pada satu titik tertentu mulai sejak aksi dibuka sampai aksi dibubarkan. Aksi dinamis adalah aksi massa yang dimulai dari titik kumpul tertentu kemudian berpindah sesuai dengan sasaran aksi. Misalnya, rapat akbar, long march, mimbar bebas, penggung kesenian, hingga dalam bentuk teatherical.
Dalam kegiatan provokasi, dapat dilakukan beragam agitasi. Agitasi adalah hasutan kepada orang banyak (untuk mengadakan huru-hara, pemberontakan, dsb), biasanya dilakukan oleh tokoh atau aktivis partai politik (KBBI). Adapun bentuk-bentuk agitasi yakni sebagai berikut.
Agitasi-Propaganda tertulis
Agitasi dan propaganda terbuka/umum/massal.
Untuk aksi wilayah maka agitasi lewat poster biasanya sangat efektif untuk mensosialisasikan tuntutan-tuntutan kita, untuk membangkitkan atmosfir perlawanan disana. Apalagi ketika basis kita di wilayah tersebut masih lemah. Penempelan poster harus ditempelkan di tempat-tempat strategis yaitu tempat berkumpul massa.
Agitasi lewat selebaran
Tanpa selebaran tidak mungkin ribuan, puluhan ribu massa dapat kita organisir. Karena tidak mungkin kita mengumpulkan ribuan massa dan membicarakan hal ini, disamping tidak aman juga tidak ada tempat. Selebaran ini sifatnya bukan saja sebagai alat untuk agitasi dan propaganda melainkan lewat selebaran ini struktur agen-agen mobilisasi dibentuk/dibangun. Lewat selebaran ini massa dapat digerakan secara terorganisir, patuh dan disiplin terhadap seluruh keputusan taktik-taktik yang kita buat. Massa akhirnya bisa dipimpin lewat selebaran. Biasanya setelah selebaran kedua maka massa akan mengerti bahwa ia akan dipimpin oleh selebaran. Jadi pada dasarnya agen selebaran adalah juga agen mobilisasi sama dengan struktur mobilisasi kita. Selebaran juga berfungsi untuk keamanan rencana aksi. Lewat selebaran maka pertemuan-pertemuan massa dapat diperkecil. Catatan : Selebaran tidak hanya dipergunakan pada pra aksi melainkan juga pada pasca aksi hari pertama atau untuk menggerakan aksi kembali, memperluas aksi dll. Di tempat-tempat didistribusikannya selebaran atau poster penting untuk dikirimkan kawan ke lokasi ini. Tujuannya untuk menagitasi dan selanjutnya mendapatkan kontak untuk diorganisir.
Agitasi-Propaganda Oral
Agitasi dan Propaganda lewat pertemuan/kumpulan
Ini suatu tindakan yang penting adalah untuk meyakinkan massa dan mengaktifkan mereka dalam rencana kita. Karena biasanya ada persoalan-persoalan ataupun pertanyaan dari massa akan suatu hal yang tidak ia dimengerti. Artinya agitasi dan propaganda kita lewat selebaran harus juga dibarengi dengan agitasi-propaganda lewat pertemuan. Lewat pertemuan kita bisa menjelaskan tuntutan kita lebih panjang dan bisa diterima massa.
Agitasi dari rumah ke rumah
Agitasi –propaganda ini berfungsi untuk mengajak kontak untuk diyakinkan dan dapat ikut serta dalam pertemuan yang kita lakukan. Biasanya ini dipergunakan pada tahap awal pengorganisiran atau ketika ada perluasan ke basis lain dan sifatnya masih kontak.
Demi keberlangsungan aksi, perlu diperhatikan tapahan-tahapan. Adapun tahapan yang harus dilakukan sebelum aksi berlangsung, yakni persiapan, pelaksanaan dan evaluasi.
Persiapan
Persiapan terkait dengan adanya issu yang mucul di permukaan dalam bentuk "perdebatan yang cukup signifkan" di luar kebiasaan. Karenanya perlu adanya penekanan (pressure) massa untuk mengangkat permasalahan rakyat menjadi perdebatan luas dan terbuka di intra parlemen maupun public opinion di luar parlem hal tersebut menuntuk cara-cara dalam melakukan tindakan. Hal yang perlu dilakukan adalah
Issu
Isu atau tuntutan yang akan diangkat dalam aksi massa harus dibicarakan dan diperdebatkan. Penentuan issu sangat penting karena akan memberi batasan gerak secara keseluruhan proses aksi massa di lapangan.
Pra kondisi aksi
Pra kondisi aksi adalah aktivitas yang dilakukan sebelum aksi utama massa berlangsung. Pra kondisi tersebut bisa dalam bentuk aksi penyebaran selebaran, penempelan poster, grafiti action, pawai kecil-kecilan disekitar target aksi dan sebagainya. Adapun tujuan pelaksanaan pra-kondisi aksi adalah (1) mensosialisasikan rencana aksi massa beserta dengan isu/tuntutannya, (2) memanaskan situasi di kawasan tertentu yang menjadi sasaran kampanye atau sasaran penyeretan massa.
Perangkat aksi massa
Yakni pembagian kerja para terhadap partisipan aksi. Biasanya, dalam aksi massa dibutuhkan perangkat sebagai berikut, yakni:
Koordinator Lapangan (Kolap)
Korlap bertugas sebagai pemimpin aksi di lapangan, yang berhak memberikan instruksi kepada massa. Keputusan untuk memulai ataupun membubarkan/mengakhiri aksi massa ditentukan oleh korlap. Ia hendaknya merupakan orang yang mempunyai kemampuan agitasi, propaganda, orasi dan komunikatif.
Wakil Koordinator Lapangan (Wakolap)
Wakolap adalah pembantu kolap di lapangan. Ia berfungsi sama dengan kolap.
Divisi Acara
Divisi acara bertugas menyusun acara yang akan dilangsungkan pada saat aksi massa. Divisi acara juga bertugas mengatur jalannya acara pada saat aksi berlangsung statis. Ia bertugas mengatur dan mengemas jalannya acara agar massa tidak menjadi jenuh.
Orator
Orator adalah orang yang bertugas menyampaikan tuntutan-tuntutan aksi massa dalam bahasa orasi. Ia juga merupakan agitator yang membakar semangat massa.
Hubungan masyarakat (Humas)
Perangkat aksi yang bertugas menyebarkan seluas-luasnya perihal aksi massa kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama pers dan media massa lainnya.
Negosiator
Negosiator berfungsi sesuai dengan target dan sasaran aksi. Misalnya target dan sasaran aksi adalah pendudukan gedung DPR/DPRD sementara target tersebut tidak dapat dicapai karena dihalangi oleh aparat keamanan, maka fungsi seorang negosiator adalah mendatangi komandannya dan melakukan proses tawar menawar agar massa aksi tidak dihalang-halangi. Karena itu hendaknya seorang negosiator adalah orang yang mempunyai kemampuan seni
Mobilisator
Orang yang bertugas memobilisasi massa, menyerukan kepada mssa untuk ikut bergabung pada massa yang akan digelar beberapa waktu
Kurir
Satu momentum aksi massa tidak bisa dipastikan hanya dimanfaaatkan oleh satu komite aksi/kelompok saja. Bisa jadi pada saat itu satu komite aksi sedang menggelar aksi massa, ada kelompok lain yang juga menggelar kegiatan yang sama menuju sasaran yang sama. Oleh karena itu, untuk mengantisipasi terjadinya kesalahpahaman antar komite aksi diperlukan fungsi kurir untuk menghubungkan kedua atau lebih komite aksi yang menggelar acara yang sama. Selain itu, kurir juga berfungsi menjembatani komite aksi-komite aksi agar terjadi penyatuan massa atau aliansi taktis di lapangan. Kurir dalam hal ini bertugas memberikan laporan kepada kolap perihal aksi massa yang dilakukan komite aksi lain
Advokasi
Perbenturan antara massa dengan aparat keamanan harus dihindari, akan tetapi kalau pun hal itu tidak bisa dihindari, dan terjadi penangkapan oleh aparat keamanan terhadap para aktivis aksi massa. Dibutuhkan peran tim advokasi yang bertugas membela (advocate) dan memberikan perlindungan hukum terhadap aktivis aksi massa yang telah distatuskan sebagai tersangka oleh aparat keamanan. Dengan demikian, aksi massa selalu dilengkapi dengan perangkat advokasi dan lazimnya perangkat ini bekerjasama dengan institusi bantuan hukum yang mempunyai komitmen terhadap perjuangan demokrasi.
Self Defence Unit (SDU) / Unit Keamanan Aksi
Sering terjadi aksi massa radikal menjadi aksi massa anarkis karena emosi massa terpancing untuk meakukan tindakan destruktif. Ataupun aksi yang berlangsung Chaos dengan aparat keamanan atau dengan kelompok tertentu. Antisipasi, terhadap kecenderungan semacam ini dilakukan dengan melengkapi aksi massa dengan perangkat SDU. SDU atau disebut juga Unit keamanan (security Unit) bertugas mencegah terjadinya penyusupan oleh pihak luar yang bertujuan memperkeruh suasana. Tugasnya mengamati kondisi massa. Selain itu, SDU juga berfungsi mengatasi massa dengan yel-yal dan lagu-lagu perjuangan agar aksi massa tetap tampil bersemangat.
Logistik dan Medical Rescue
Perangkat logistik bertugas menyediakan perlengkapan-perlengkapan fisik yang diperlukan dalam aksi massa seperti spanduk, poster, selebaran, pengeras suara (megaphone) dan pernyataan sikap (statement). Sedangkan medical rescue bertugas menyediakan obat-obatan dan memberikan bantuan P3K terhadap massa yang kesehatan fisiknya terganggu ketika aksi massa berlangsung. Kalau terjadi bentrok antara aparat keamanan dengan massa dan menyebabkan jatuhnya korban luka ringan, serius atau meninggal, maka tugas medical rescue untuk memberikan pertolongan pertama sebelum korban dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif.
Dokumentasi
Perangkat aksi massa yang lain adalah dokumentasi. Divisi ini bertugas mengabadikan penyelenggaraan aksi massa dalam bentuk gambar (fotografi) atau dalam bentuk tulisan kronologi. Foto dan kronologis aksi massa ini penting sebagai bukti jika keadaan yang tidak diinginkan terjadi.
Sentral Informasi
Sentral informasi adalah nomor telepon yang dijaga oleh seseorang yang bertugas mendapatkan dan memberikan informasi tentang kondisi massa, situasi lapangan, sampai dengan informasi-informasi lainnya
Kronolog
Kronolog berfungsi untuk mencatat segala sesuatu yang terjadi selama aksi berlangsung, mulai dari tempat star aksi sampai aksi selesai. Kronologis yang dibuat oleh kronolog nantinya berfungsi sebagai salah satu dokumentasi aksi, sebagai bahan evaluasi aksi, dan sebagai bukti tertulis jika ada hal-hal yang terjadi kemudian.
Kelengkapan material aksi
Selain kelengkapan struktur berupa perangkat aksi massa, dibutuhkan pula kelengkapan material yang berupa instrumen aksi massa berupa Poster, Spanduk, Selebaran, Pengeras suara (soud sysitem), dan Statement/ pernyataan sikap
Masa persiapan aksi
Kehadiran massa dalam jumlah yang massif dalam aksi massa merupakan faktor yang menentukan keberhasilan aksi massa. Semakin besar kemampuan aksi suatu komite aksi dalam hal mobilisasi massa untuk memberikan suport akan semakin memberikan konstribusi positif terhadap aksi massa. Maka pada tahap persiapan aksi massa dipersiapkan perangkat aksi/divisi khusus bekerja memobilisasi massa sebelum aksi berlangsung
Target aksi
Target aksi adalah tujuan-tujuan minimal dan maksimal yang akan diraih dalam aksi massa tersebut. Misalnya aksi massa dengan target membangun persatuan dan solidaritas, target mengkampanyekan isu/tuntutan, target memenangkan tuntutan, dll.
Sasaran dan waktu
Mobilisasi massa akan diarahkan kemana senantiasa dibicarakan dalam persiapan pra aksi massa. Instansi atau lokasi yang dituju disesuaikan dengan isu atau tuntutan yang diangkat. Oleh karena itu ditentukan pula metode aksi massa yang diterapkan : rally dari satu titik awal menuju sasaran atau massa langsung dimobilisasi ke sasaran tujuan. Sedangkan waktu (momentum) aksi ditentukan berdasarkan kebutuhan yang paling mungkin dengan segala pertimbangan seperti: basis massa, sasaran aksi massa. Aksi pada satu momentum bersejarah akan membuka kembali memori massa akan satu peristiwa yang tidak dihendaki terjadi oleh semua. Maka momentum dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
ourself made momentum (momentum yang dibuat sendiri)
Momentum pengajuan tuntutan terhadap pemerintah untuk mencabut atau mengukuhkan kebijakan saat tertentu yang tidak ada basis materialnya pada masa lalu, bahwa pernah terjadi satu peristiwa penting yang diketahui orang banyak pada hari atau tanggal yang bersangkutan.
privided momentum (Momentum yang disediakan)
Momentum yang disediakan yaitu saat penyelenggaran aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa silam saat penyelenggaran aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa silam. Misalnya aksi Hari Pahlawan.
Pelaksanan aksi (demonstrasi)
Saat penyelenggaran aksi massa yang dipaskan dengan memperingati satu kejadian pada masa silam. Misalnya aksi mahasiswa pada tanggal 12 Mei memperingati hari tumbangnya rezim Soeharto, Hardiknas, hari Anti Korupsi, hari Tani dan sebagainya.
Evaluasi
Aksi massa atau sering disebut demonstrasi telah semarak di Indonesia sejak periode akhir kejayaan Rezim Soeharto. Fenomena aksi massa ini tidaklah lahir secara spontanitas belaka, kemunculannya lebih dilatar belakangi oleh latar belakang sosiologis dan psikologi massa yang tidak puas dengan keadaan sosial yang melingkupinya. Keadaan sosial tersebut disebabkan oleh sistem sosial, ekonomi, politik dan kompleksitas sistem yang lain, aksi demonstrasi dengan melibatkan massa yang relatif besar pertama kali terjadi ketika mahasiswa makassar menolak kebijakan ekonomi dan peraturan kepolisian tahun 1986 yang memakan korban. Trend aksi demonstrasi dengan mengerahkan massa dalam jumlah besar terus terjadi dikalangan mahasiswa, buruh pabrik, masyarakat, baik diperkotaan sampai kedaerah-daerah.
SIMPULAN
Kegiatan aksi merupakan salah satu bagian dari proses terbukanya sistem demonstrasi ditubuh bangsa Indonesia. Karenanya undang-undang pun melindungi sengenap warga negara yang menyampaikan hak-haknya sengan cara-cara yang diizinkan. Dalam kapasitas aksi mahasiwa, haruslah dilaksanakan dengan manajemen yang baik. Dimulai dari advokasi issu hingga sampai simpulan turun lapangan dengan massa yang masif. Model aksi di atas lebih difokuskan pada aksi massa, dalam hal ini menyangkut mengenai pengesahan peraturan, rancangan Undang-undang yang menyangkut permasalahan khalayak ramai. Sedangkan, model-model aksi mahasiswa lebih praktis disesuaikan dengan kebutuhan. Misalnya dari koordinator umum, korlap, spioner (negosiator), orator, dan beberapa perlengkapan material aksi dan sebagainya.
Sumber Rujukan
Aus Hidayat Nur. Tidak ada tahun. Fiqih Demonstrasi: Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Pusat Dakwah.
Depdiknas. 2008. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Jakarta: Gramedia.
Kaisya Lamudi. 2011. "Manajemen Aksi Massa", (http://keisya-lamudi.blogspot.com, diakses 25 November 2013).
Jindan, Khalid Ibrahim. The Islamic Thoery of Government According to Ibn Taymiyah (Terj. Marohin). Surabaya: Risalah Gusti
Thalib, Muhammad. 2012. Al Quran Tarjamah Tafsiriyah: Memahami Makan Al Quran Lebih Mudah, Cepat, dan Tepat. Yogyakarta: Ma'had An Nabawin Majlis Mujahidin Indonesia.
*Terimakasih*
SIMULASI AKSI KAMMI AL FATH UMS
SILAHKAN PILIH ISSU YANG DI BAWAH INI!
Kenaikan BBM dan Rakyat miskin
Maraknya Pejabat korupsi
Politik bersih menuju Pemilu 2014
DISKUSISKAN KEMUDIAN BUAT STATEMENT PERNYATAAN
TENTUKAN PENANGGUNG JAWAB AKSI
Tentukan masing-masing penanggung jawab aksi (perangkat aksi)
Kordum (koordinator umum)
Korlap (koordinator lapangan)
Divisi acara
Orator
Negosiator (spioner)
Humas
Dokumentasi
Kelengkapan material aksi
Waktu dan tempat (rute aksi)
Sasaran utama aksi
EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan setelah kegiatan aksi berlangsung. Kordum langsung memimpin berjalannnya evaluasi.
Disampaikan pada acara Training Kepemimpinan Pemuda Islam, diselenggarakan oleh KAMMI Al Fath UMS, tanggal 30 November 2013 di Bumi Perkemahan Kepurun-Klaten.
Mahasiswa Postgraduate & Fress Student MPB UMS 2013
Depdiknas, KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), Gramedia (Jakarta, 2008), edisi IV, cet. I, hlm. 310
bdk., Aus Hidayat Nur, Fiqih Demonstrasi: Fatwa-Fatwa Dewan Syariah Pusat Dakwah
bdk., http://keisya-lamudi.blogspot.com, diakses 25 November 2013.
Fiqh Demonstrasi & Manajemen Aksi " Daurah Marhalah II Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia [KAMMI] Al Fath UMS
1
[Type the company name]