MATERI III
PELAKU PROYEK
CAKUPAN ISI Dalam minggu ini akan dibahas pokok materi sbb : 1. Proyek Konstruksi 2. Pelaku Proyek
TUJUAN PEMBELAJARAN Dari modul ini diharapkan dapat diketahui dan dipahami tentang proyek konstruksi serta pelaku proyek
KRITERIA PENILAIAN Mengerti dan memahami memahami tentang tentang proyek proyek konstruksi serta pelaku proyek
METODA PENYAMPAIAN DAN PENILAIAN Metoda penyampaian materi untuk mencapai tujuan dilakukan dengan : 1. Perkuliahan/ceramah 2. Diskusi/Tanya Jawab
Manajemen Konstruksi 1
PELAKU PROYEK
1. Pengertian Pelaku proyek adalah pihak-pihak yang memiliki peran dan tanggung-jawab tertentu pada suatu kegiatan proyek (konstruksi). Pelaku proyek dapat diklasifikasikan sebagai pelaku utama (dalam inner-circle project) maupun pelaku pendukung dan penunjang.
2. Pokok-Pokok Pemahaman Pemahaman yang diperlukan diseputar pelaku proyek, yakni :
-
Pasar industri konstruksi (The needs : the balance between demand & supply)
-
Tahapan proyek, pada setiap tahapan proyek pihak yang terlibat dapat berbeda-beda atau berbeda intensitasnya.
-
Keterlibatan, peran dan tanggung jawab setiap pelaku proyek tergantung pada kebutuhan proyek serta tipe kontrak.
-
Pelaku proyek pada umumnya adalah Pemilik, Perencana, dan Pelaksana / pembangun. Pengembangan dari ketiga pelaku tersebut sangat beragam dapat terjadi akibat kesepakatan/kontrak, tipe pendanaan proyek, organisasi proyek, dsb.
3. Pelaku Industri Konstruksi Industri konstruksi merupakan salah satu sector yang penting sebagai pendukung bagi pertumbuhan kesejahteraan bangsa (pertumbuhan sector property merupakan salah satu barometer kemajuan bangsa). Penyediaan infrastruktur (listrik, jalan, telekomunikasi, dll), fasilitas (pariwisata-hotel, kesehatan-rumah sakit, perhubungan-bandara, terminal, dsb), hingga hunian (rumah, apartemen, dll) tidak mungkin terlaksana tanpa dukungan industri konstruksi. Pelaku di industri konstruksi sangat tergantung pada karakter proyeknya. Dilihat dari sumber dana dapat dibedakan sebagai proyek pemerintah dan swasta.
Manajemen Konstruksi 2
4. Kasus Proyek Perhatikan contoh organisasi proyek pembangunan Hotel Sheraton-Solo. Dapat diperhatikan bahwa pelaku proyek yang terlibat pada tahap konstruksi adalah Pemerintah (pemberi ijin), Kreditor, Hotel chain pemegang franchaise
(developer), Konsultan
(Sheraton international),
(Arsitektur, Struktur, M&E,
Interior, Lansekap, Perhotelan), Konsultan MK, Kontraktor utama, Supplier.
Buat studi pada karakter proyek tertentu (diupayakan proyek berskala besar) seperti proyek pembangkit listrik, rumah sakit, kampus, dll. Perhatikan pihakpihak yang berperan di dalam proyek tersebut.
RANC.PR
PELAKU
KONTRAK
PEMILIK
PERENCANA
SHARING : PERAN & TANGGUNG JAWAB
ORGNISASI PROYEK
TUJUAN PROYEK
PELAKSANA
VARIASI/EVALUASI-FEEDBACK: UNTUK OPTIMASI
Manajemen Konstruksi 3
Pelaku Proyek
TIPE-1
TIPE-2
TIPE-3
Pemilik
Grup pemilik
Kreditor
STUDI PROYEK LAIN
Franchaise Share grup Task-force
Perencana
Grup perencana
Perencana asr. Perencana sipil Perencana M&E Perencana interior Perenc. Lansekap Qntty Srvy Konsultan MK
Pelaksana
Kontraktor utama
Pelaks. Struktur Pelaks. Ars. Pelaks. M/E Pelaks. Interior Pelaks. Lansekap Pelaks. Pk.khusus
Supplier Alat Supplier bahan Supplier tng kerja
Catatan : Perhatikan peran dan tanggung-jawab masing-masing pihak
Manajemen Konstruksi 4
Gambar 1. DIAGRAM KETERKAITAN PELAKU PROYEK
Lisensi
Kreditor
Pengguna
Pemilik
Perencana
Pernc.Khs
Pelaksana
Supplier
Kont.Khs
Keterangan :
Hubungan Kontrak Koordinasi
Manajemen Konstruksi 5
Pelaku Proyek Penelusuran Pengendalian Pelaku Proyek - Laporan KP Carkam. Berdasarkan buku pengetahuan industri dan anggaran Biaya Jilid I, Penerbit Dinas Pekerjaan Umum tahun 1992 dijelaskan sebagai berikut :
1
Pemilik ( Bouwheer atau Owner )
Yang dimaksud dengan pemilik ,bouwheer atau owner ( Pemilik bangunan Atau pemberi tugas ) adalah yang memiliki bangunan , pemilik biasanya : -
Orang biasa ( Perorangan )
-
Wakil dari suatu Instansi ( dinas )
-
Wakil dari suatu perusahaan swasta .
2
Konsultan Perencana ( Designer Architect )
Yang dimaksud perencana adalah ahli bangunan yang biasa disebut arsitek, yaitu perorangan atau badan hukum yang mempergunakan keahliannya dan berdasarkan surat perintah tugas dari pemilik , mengerjakan perencanaan bangunan. Perencana dapat berbentuk perorangan , yaitu seorang ahli arsitek ( Insinyur Arsitek ), biro- biro perencana ( Biro Arsitek ) dan kadang -kadang jawatan teknik.
Syarat - syarat Perencana Antara Lain : 1.
Perencana dapat berupa perorangan atau berbentuk badan hukum .
2.
Perencana harus mampu
/ mengusahakan semaksimal mungkin memenuhi
keinginan pemilik, oleh karenanya harus seorang ahli. 3.
Perencana harus merupakan kepercayaan pemilik Perencana harus sanggup dan mampu menjadi penasehat dalam pelaksanaan pekerjaan
3
Konsultan Pengawas
Merupakan badan yang ditunjuk owner untuk mengawsi pelaksanaan proyek oleh kontraktor dilapangan.Pengawas berarti mewakili pemberi tugas dalam tahap pelaksanaan pekerjaan konstruksi tetap, bukan sebagai pimpinan harian melainkan hanya mewakili pemberi tugas dal hal- hal yang menyangkut teknik pelaksanaan pekerjaan konstruksi fisik yang meliputi : 1.
Memberi penjelasan tambahan untuk memperjelas maksud dan pengertian yang telah ditetapkan dalam dokumen kontrak.
2.
Memeriksa dan memeberikan perestujuan bagi waktu pemberian pembayaran angsuran biaya pelaksanaan . Manajemen Konstruksi 6
3.
Membuat gambar - gambar atau syarat - syarat tambahan untuk menyesuaikan dengan keadaan , bila dianggap perlu, untuk memperjelas hal -hal yang dianggap belum cukup jelas dalam dokumen kontrak.
4
Kontraktor (Pemborong , Contractor,Aannemer) Yang dimaksud dengan pemborong adalah perusahaan - perusahaan yang besifat perseorangan yang berbadan hukum atau badan hukum yang bergerak dalam bidang pelaksanaan pembangunan.
Hak dan Kewajiban Kontraktor antara lain : 1.
Menerima uang pembayaran borongan tepat pada waktunya menurut syarat syarat yang tercantum dalam bestek.
2.
Melaksanakan tugas pelaksanaan sesuai dengan gambar ( bestek )
3.
Mengikuti atau tunduk kepada direksi atas segala perintah / petunjuk yang tidak bertentangan dengan pelaksanaan ( bestek )
4.
Membuat laporan kepada direksi tentang data -data perkembangan pekerjaan , bahan - bahan dan tukang / tenaga.
Syarat -syarat Kontraktor antara lain : 1.
Memiliki modal yang sesuai
2.
Memiki tenaga ahli yang cukup
3.
Memiliki kantor dan ruang kerja ( work- shop )
4.
Memiliki peralatan kerja
5.
Memiki riwayat kerja yang baik
Persyaratan Umum 1.
Surat ijin Usaha Jasa Kontruksi ( SIUJK )
2.
Mempunyai akte Notaris
3.
Modal dasar perusahaan minimal kira-kira 1 ( satu ) milyar rupiah
4.
Mempunyai Surat Ijin Usaha Perdagangan ( SIUP )
5.
Memiliki tenaga ahli untuk masing - masing tenaga ahli bidangnya Seperti bidang perencanaan , konstruksi dan tenaga - tenaga ahli lain
yang
mendukung. 6.
Memiliki referensi Bank, serta system Administrasi yang dilakukan secara Professional.
Manajemen Konstruksi 7
Hubungan Antara Pemilik, Konsultan Perencana, Konsultan Pengawas dan Kontraktor Hubungan Antara perencana dan pemilik boleh dikata seperti hubungan antara Dokter dan pasien atau juga antara pengacara dank lien, perencana adalah Merupakan orang kepercayaan pemilik, perencana mempertimbangkan kemauan Pemilik dan memikirkan cara - cara pelaksanaan yang sebaik- baiknya untuk memenuhi keinginan pemilik dalam mewujudkan cita- citanya membangun secara tepat Dan ekonomis . Apabila pemilik dan perencana telah bersepakat atas rencana itu Lalu dicari orang ketiga sebagai pelaksana ( Kontraktor ) yang akan melaksanakan rencana itu. Pelaksanaan Pembangunan tersebut biasanya diborongkan oleh para Pemborong bangunan.Hubungan antara pemilik, konsultan Perencana , konsultan pengawas dan kontraktor dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut ini :
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Dalam melaksanakan pekerjaan bangunan ada beberapa cara tergantung siapa yang Membangun, pemerintah, swasta atau perorangan.
1
Dik erjakan Sendiri
Pada umumnya bangunan perorangan banyak yang dikerjakan sendiri artinya tidak Diborongkan kepada salah asatu kontarktor. Kadang - kadang hanya bagian - bagian pekerjaan saja yang diborongkan pada sub - pemborong dan hanya borongan upah kerja , sedangkan bahan - bahan disediakan oleh pemilik.Lain halnya dari pada bangunan pemerintah pada umumnya harus diborongkan ( dikontrak ). Hal ini berkaitan dengan adanya peraturan - peraturan pemerintah Yang harus ditaati. Tentang bangunan swasta kadang - kadang peraturannya harus Diborongkan dan kadang - kadang dikerjakan sendiri.
2
Pemborongan P ekerjaan
Pada dasarnya ada 2 hal dalam memborongkan pekerjaan bangunan, yaitu : a.
Pemborong hanya mengerjakan pekerjaan saja, yaitu pemborong hanya bertanggung jawab atas kwalitas kebaikan pekerjaan saja dan mendapat Uang jasa .
b.
Pemborong kecuali mengerjakan pekerjaan juga harus menyediakan bahan,Artinya pemborong bertanggung jawab baik kwalitas bahan - bahan yng digunakan ataupun kwalitas pekerjaannya, sehingga pemborong menanggung segala akibat untung - rugi dan kwalitas pekerjaannya.
Manajemen Konstruksi 8
Struktur Industri Konstruksi Nasional (Aspek Industri)
Efisien tidaknya perusahaan - perusahaan konstruksi nasional sangat ditentukan oleh struktur industrinya. Struktur industri yang efisien akan menurunkan biaya, meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan dan perusahaan - perusahaan dalam industri tersebut dapat cepat merespon perubahan permintaan pasar. Dengan kata lain struktur industri yang efisien akan meningkat kinerja dan keunggulan kompetitif perusahaan - perusahaan yang ada di dalam industri tersebut. Struktur industri jasa konstruksi nasional dapat digambarkar seperti gambar dibawah ini.
Pendatang Baru yang Potensial Supplier intern
Pembeli intern Persaingan Peruisahaan dalam Industri Harga Kualitas Keunikan produk Inovasi Produk Supplier, konsultan, kontraktor lain, konstraktor spesilais
Pembeli pemerintah & Swasta Barang substitusi
Gambar 1. Struktur Industri Jasa Konstruksi
Persaingan Perusahaan Konstruksi dalam Industri Jasa Konstruksi
Masing -masing perusahaan jasa konstruksi nasional agar tetap mampu bertahan hidup dan berkembang maka perusahaan tersebut harus mampu bersaing dengan perusahaan lain dalam rangka memperebutkan proyek - proyek konstruksi nasional. Perusahaan - perusahaan konstruksi yang tidak mempunyai keunggulan dalam aspek - aspek tertentu akan kalah bersaing dan akhirnya harus mundur
Manajemen Konstruksi 9
dari pasar. Idealnya perusahaan
- perusahaan konstruksi nasional harus
mempunyai keunggulan di segala aspek, tetapi masalahnya untuk mencapai keunggulan total tersebut membutuhkan biaya yang besar, teknologi yang tinggi dan sumberdaya manusia yang sangat berkualitas. Perusahaan konstruksi untuk mampu bertahan hidup tidak harus mempunyai keunggulan total dibandingkan perusahaan konstruksi yang lain, tetapi cukup mempunyai keunggulan keunggulan dalam bidang/aspek tertentu. Kalau perusahaan jasa konstruksi hanya mempunyai keunggulan dalam aspek - aspek tertentu maka perusahaan jasa konstruksi tersebut harus mempunyai strategi yang tepat dalam memasuki pasar, strategi tersebut meliputi: Memilih segmen pasar yang tidak dimasuki kontraktor besar Tidak berkonfrontasi langsung dengan perusahaan jasa konstruksi besar. Melakukan penetrasi pasar secara gerilya Melakukan kemitraan sesama kontraktor kecil/specialis agar mempunyai kekuatan besar dalam rangka meningkatkan keunggulan kompetitif. Melakukan kemitraan dengan kontraktor besar dalam bentuk sub kontrak, sebagai anak angkat atau kemitraan yang lain.
Dari kondisi diatas perusahaan - perusahaan jasa konstruksi nasional terutama yang kecil dan spesialis dalam rangka bertahan hodup dan berkembang harus fokus pada produk/pekerjaan tertentu dan melakukan kemitraan yang bersinergi. Perusahaan jasa konstruksi nasional agar mampu bersaing harus mempunyai keunggulan kompetitif yang komponennya terdiri dari: Harga yang murah pada kelasnya Kualitas produk/jasa yang baik pada kelasnya Produknya unik pada kelasnya Produk/jasa yang dihasilkan harus inovatif Cepat merespon perubahan kebutuhan dan keinginan pasar Supplier Semakin besar organisasi perusahaan dan semakin komplek produk yang dihasilkan maka menjadi tidak efisien kalau semua komponen produk diproduksi sendiri. Komponen produk yang banyak dan berteknologi tinggi jika diproduksi sendiri oleh sebuah perusahaan akan membutuhkan waktu penelitian yang lama, biaya penelitian yang besar, investasi aset produksi yang besar, depertemen
Manajemen Konstruksi 10
produksi yang banyak dan investasi tenaga ahli yang besar, oleh sebab itu pada era globalisasi model pengembangan perusahaan seperti diatas sudah ditinggalkan.
Model pengembangan perusahaan modern di era globalisasi, perusahaan akan fokus pada komponen / produk tertentu yang mampu menghasilkan komponen / produk yang betul - betul unggul sedangkan komponen - komponen lainnya yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk yang utuh mengandalkan pada suppliernya. Secara teoritis maupun empiris industri modern di era globalisasi dalam rangka mencapai keunggulan kompetitif membutuhkan kemitraan yang bersinergi baik pada aspek produksi dan logistik (supplay chain management), pasar maupun keuangan.
Permintaan Pasar (Pembeli) Maju dan tidaknya industri jasa konstruksi nasional mutlak ditentukan oleh permintaan pasar dari pekerjaan konstruksi tersebut. Permintaan pasar industri jasa konstruksi berasal dari dua sumber yaitu: Pasar pemerintah Pasar swasta Pasar pemerintah mempunyai karakteristik yang berbeda dengan pasar swasta. Pasar pemerintah mempunyai daya tawar (bargainingg power) yang tinggi dan tendensi tidak mengikuti mekanisme pasar. Kontraktor - kontraktor yang mengerjakan proyek pemerintah / mengikuti tender pekerjaan pemerintah akan mengikuti aturan main pemilik proyek dimana pihak kontraktor mempunyai daya tawar yang lebih rendah. Di negara - negara yang sedang berkembang, proyek proyek konstruksi lebih didominasi oleh pemerintah, begitu juga di Indonesia proyek - proyek pemerintah mempunyai peranan penting. Walaupun begitu dalam rangka mendorong pengembangan strukur industri jasa konstruksi nasional melalui kemitraan, proyek - proyek pemerintah dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong kemitraan antar perusahaan jasa konstruksi dengan cara mensyaratkan kontraktor besar yang mengikuti tender proyek besar dari pemerintah harus sudah mencantumkan daftar kontraktor kecil sebagai mitranya. Pasar swasta di negara berkembang masih relatif kecil, t etapi di negara maju permintaan jasa konstruksi didominasi oleh sektor swasta. Di Indonesia pada saat sekarang terjadi peralihan, yang dahulu permintaan jasa konstruksi didominasi
Manajemen Konstruksi 11
oleh sektor pemerintah sekarang sudah melai beralih ke sektor swasta. Permintaan jasa konstruksi sektor swasta akan lebih efisien karena mengikuti mekanisme pasar.
Pendatang Baru yang Potensial Kontraktor asing yang masuk ke Indonesia dapat dianggap sebagai pendatang baru yang potensial. Pada era globalisasi pasar bebas sudah tidak dapat dicegah, proteksi tidak mungkin dilakukan karena sudah ada perjanjian pasar bebas diantara negara - negara yang mempunyai kepentingan sama. Jika suatu negara melakukan proteksi masuknya perusahaan asing / produk asing ke negara tersebut maka ekspor negara tersebut juga akan dihambat oleh negara lain. Untuk menghambat laju pendatang baru yang potensial (masuknya kontraktor asing ke Indonesia) strategi proteksi sudah tidak lagi efektif, oleh sebab itu harus dicari strategi lain agar supaya proyek konstruksi nasional tidak dikuasai oleh kontraktor asing.
Menurut teori supplay chain management agar supaya perusahaan mempunyai keunggulan kompetitif masing - masing perusahaan harus fokus pada produk / komponen tertentu sehingga lebih efisien dan biaya produksinya rendah dan dalam rangka menghasilkan produk yang utuh komponen - komponen yang lain diandalkan dari supplier / perusahaan lain yang unggul, dengan demikian produk yang dihasilkan akan unik, biayanya rendah dan cepat merespon perubahan permintaan pasar. Jadi secara teoritis dalam rangka meningkatkan keungglan kompetitif industri konstruksi nasional dilihat dari aspek produksi dan logistik (supplay chain management) maka ada dua hal yang harus dipenuhi: Masing - masing kontraktor harus mempunyai keunggulan dalam aspek tertentu / komponen tertentu / produk tertentu / pekerjaan tertentu Untuk menghasilkan produk yang utuh / pekerjaan yang utuh diperlukan kemitraan bersinergi diantara kontraktor - kontraktor yang mempunyai keungguan tertentu tersebut, oleh sebab itu kemitraan di era globalisasi ini secara teoritis sudah merupakan kebutuhan dan k eharusan.
Barang Substitusi Barang substitusi merupakan barang pengganti yang sifatnya emergency. Barang substitusi baru akan dipilih oleh konsumen jika barang utamanya :
Manajemen Konstruksi 12
harganya naik diluar kemampuan konsumen klualitasnya turun diluar batas toleransi konsumen barangnya langka sehingga tidak memungkinkan diperoleh konsumen. Sebagai contoh di lapangan barang substitusi dalam industri jasa konstruksi nasional misalnya apabila kontraktor formal (berbadan hukum) untuk mengerjakan proyek kontruksi harganya relatif mahal diluar daya beli konsumennya maka konsumen (konsumen kelas bawah) akan mencari alternatif substitusinya dengan memilih kontraktor informal (kelompok tukang informal) yang mampu mengerjakan proyek tersebut. Contoh lain misalnya apabila kayu untuk membangun rumah yang berasal dari industri kayu harganya mahal maka konsumen yang berpenghasilan rendah akan beralih menggunakan bambu dan kayu kampung.
Begitu juga apabila pemilik proyek besar untuk pekerjaan jasa konstruksi merasa krantraktor nasional tidak mempunyai teknologi canggih, tidak mempunyai tenaga pelaksana yang profesional, tidak mempunyai modal besar maka pemilik proyek besar akan memilih kontraktor substitusinya yaitu kontraktor asing. Untuk menghadapi produk / kontraktor substitusi tersebut maka kontraktor harus fokus pada pekerjaan tertentu dan bermitra dengan kontraktor lain sehingga kontraktor tersebut mempunyai keunggulan kompetitif.
Manajemen Konstruksi 13