2
Yang, Tzu-Han dan Huang, Deng-Shing. Multinational Corporation, FDI and the East Asian Economic Integration. Halaman 1. 2011
Ibid.,
Ibid.,
Balaam, D.N & Dillman, B, 2011, "Introduction to International Political Economy hal 436-437
Ibid.,
Investopedia.2013. Definition of FDI.Diakses melalui http://www.investopedia.com/terms/f/fdi.asp
Kanisius, Wibowo.2010. Negara Centeng : Negara dan Saudagar di Era Globalisasi.Jakarta : Gramedia. Hlm 88-89
Sitha, Rambisha.2010. Kedudukan dan Tanggungjawab Perusahaan Multi NAsional dalam Hukum Internasional.Dikases melalui https://www.academia.edu/6577779/KEDUDUKAN_DAN_TANGGUNG_JAWAB_PERUSAHAAN_MULTI-_NASIONAL_MNC_DALAM_HUKUM_INTERNASIONAL
The CERES Principles (http://www.ceres.org/about-us/our-history/ceres-principles)
http://faculty.washington.edu/aseem/bargaining.pdf
ibid
Rasyidin, Muhammad.2010.Pengaruh Foreign Direct Investment terhadap Perkembangan Saham di Indonesia. Diakses melalui http://ejournal.umpwr.ac.id
Ibid.,
Sherawati.2012. Foreign Direct Investment di Indonesia. Diakses melalui http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/10/18/fdi-foreign-direct-investment-di-indonesia/
Gilpin, Robert. 2001. The State and The Multinationals. Global Political Economy: Understanding the International Economic Order. Princeton: Princeton University Press. Hal 278-304.
Sogen, Yustinia.Strategi McDonal ditengah Kompetisi Bisnis Waralaba Makanan Cepat Saji.Diakses melalui http://www.academia.edu/7463156/STRATEGI_MCDONALD_DITENGAH_KOMPETISI_BISNIS_WARALABA_MAKANAN_CEPAT_SAJI
Mohammad, Ardyan.2013.Uang dibatasiJumlah Gerai Mampukah KFC dan Mc.D Ekspansi. http://www.merdeka.com/uang/dibatasi-jumlah-gerai-mampukah-kfc-dan-mcd-ekspansi.html
Annual Financial for McD Corps. 2014. Diakses melalui http://www.marketwatch.com/investing/stock/mcd/financials/cash-flow
Robert Gilpin.2013.The Challenge of Global Capitalism : The World Economy In the 21st Century.Princenton University Press, USA, 2002, hal 183.
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dunia mungkin terasa begitu luas, bagi sebuah perusahaan untuk mendapatkan profit yang lebih. Tentu perusahaan tersebut akan mengekspansi lingkup perusahaannya. Selama ini di dalam negera, perusahaan sudah memiliki modal yang cukup untuk mendirikan perusahaannya di tempat lain. Ketika melakukan gekspansi pastinya perusahaan harus behadapan dengan kebijakan-kebijakan baru baik kebijakan Internasional maupun kebijakan di level domestik negara lain tempat perusahaan membuka cabang. Politik pada akhirnya ikut berperan dalam ekspansi perusahaan tersebut.
Ekpsansi perusahaan nasional ke lingkup internasional semenjak berakhirnya era Perang Dunia, ditambah lagi dengan mulai adanya polaritas yang terjalin di setiap negara di yang cukup mendorong dalam meningkatkan faktor ekonomi. Bisa melewati kerja sama antar negara, maupun regionalisme, termasuk juga transnasional bila melihat dari segi pemerintah. Apakah perusahaan-perusahaan non-pemerintah juga ikut terkena dampaknya? Jawabannya adalah iya, mereka juga menerima dampaknya. Sesuatu hal yang positif, seperti yang disebutkan sebelumnya, untuk mendapatkan keuntungan yang lebih maka perusahaan dengan memiliki modal yang cukup maka perusahaan tersebut akan mengekspansi. Tentu didukung pula dengan global free trade yang ikut dibantu dengan WTO sehingga ekspansi mereka semakin mudah. Ditambah lagi semakin berkembangnya teknologi dan komunikasi menjadi sebuah bonus bagi perusahaan.
Saat ini, karakteristik ekonomi politik internasional di abad 21 adalah pentingnya peran multi nasional corporations. MNCs mempengaruhi produksi dan perdangangan, moneterdan fiskal internasional, serta struktur pengetahuan dan teknologi. Kemampuan mereka dalam melewati batas negara menjadi isu yang menarik. Model struktur perusahaannya pun menjadi meluas, perusahaan home (perusahaan induk) memiliki afiliasi dengan perusahaan lain tentu akan mengirimkan sebuah modal berupa investasi yang tujuannya untuk meningkatkan faktor produksi perusahaan tersebut. Bisa dikatakan investasi dengan MNC merupakan sebuah ikatan yang tidak akan lepas. Dari investasi tersebut juga mendukung perekonomian negara host (negara penerima perusahaan). Apakah investasi tersebut memang membantu atau malah menjadi hal negatif ?. Hal tersebut yang akan di jelaskan dalam makalah ini termasuk dengan rumusan masalah lainnya.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dengan TNC, MNC & FDI dan bagaimana pengaruhnya terhadap ekonomi politik global ?
Bagaimana pengaruh McDonal di Indonesia ?
Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan TNC, MNC, dan FDI dan pengaruhnya terhadap ekonomi politik global.
Mengetahui pengaruh Mc Donald di Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi TNC
Dikatakan sebagai 'transnasional' TNC berarti perusahaan yang cukup memiliki kekuatan dalam mencapai negara lainnya ditambah lagi, perusahaan ini juga melampaui batas wilayah negara yang secara otomatis perusahaan ini akan berhadapan dengan ekonomi politik internasional. Disisi lain perusahaan transnasional bisa dipandang dalam segi eksploitasi dalam artian, perusahaan ini memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh perusahaan lain (domestik atau internasional) dan pada akhirnya mereka dapat menguasai pasar tersebut di negara lain. Selanjutnya bisa saja perusahaan transnasional ini menginginkan upah buruh yang murah atau mendapatkan akses sumber daya alam yang mumpuni.
Saat ini TNC lebih diartikansebagai sebuah perusahaan swasta yang bersaing di tingkat transnasional, regional, dan pasar global. TNC biasa menginvestasikan dalam bentuk produksi, riset, pendistribusian, dan fasilitas pemasaran, kadang juga mengirimkan beberapa teknologi untuk produksi selama dalam proses investasinya.Dalam artian 'besar' TNC memang cukup besar. Perusahaan ini mendominasi produksi, investasi, dan pekerjaan secara global. Bahkan TNC juga mengontrol pasar global.
Definisi MNC
Multinational Corporation(MNC) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang produksi dan menjual suatu barang atau jasa yang berada lebih dari satu negara. MNC merrupakan perusahaan yang memiliki ruang lingkup yang lebih luas dari TNC. Bentuk umumnya ada perusahaan induk (holding company) di suatu negara dengan beberapa anak perusahaan (subsidiaries) dinegara lain, yang umumnya kegiatan meliputi trading or manufacturing.Ciri khasnya MNC yaitu perusahaan harus membuat keputusan-keputusan mengenai pendapatan dalam berbagai jenis valas yang akan mempengaruhi berbagai operasi perusahaan. Sehingga melihat multi atau tidaknya perusahaan bukan dari besarnya asset tetapi dari operasionalnya.
MNC yang sangat besar memiliki dana yang melewati dana dari banyak negara. Mereka dapat memiliki pengaruh yang kuat dalam politik global, karena pengaruh ekonomi mereka yang sangat besar bagai para politisi, dan juga sumber finansial yang sangat berkecukupan untuk relasi masyarakat dan melobi politik. Hal itu dikarenakan jangkauaninternasional dan mobilitas MNC, wilayah di luar negeri dan dalam negeri harus berkompetisi agar perusahaan ini dapat menempatkan fasilitas mereka (dengan begitu juga pajak pendapatan, lapangan kerja, dan aktivitas ekonomi lainnya) di wilayah tersebut. Untuk dapat berkompetisi, negara-negara dan distrik politik regional seringkali menawarkan insentif kepada MNC, seperti potongan pajak, bantuan pemerintah atau infrastruktur yang lebih baik atau standar pekerja dan lingkungan yang memadai.
Selain itu, Robbins dan Faisal mendefinisikan Perusahaan Multinasional (MNC) sebagai suatu perusahaan yang mempertahankan operasi-operasi signifikan di dua atau lebih negara secara bersamaan namun pengelolaannya (keputusan dan kontrol utamanya) dilakukan oleh perusahaan induknya di negara asal. Sedangkan perusahaantransnasional (TNC) adalah suatu perusahaan yang mempertahankan operasi pentingnya di lebih dari satu negara secara simultan namun mendesentralisasikan manajemen (pembuatan keputusan) pada negara setempat dimana subsidiary berada.
Dari sudut pandang perilaku, Perusahaan Multinasional murni dapat didefinisikan sebagai komitmen perusahaan untuk mencari, melaksanakan dan mengintegrasi peluang-peluang investasi, marketing dan pendanaan dalam skala global bukan domestik. Adapun alasan perusahaan-perusahaan berekspansi ke negara-negara lain adalah untuk : (1) Mencari pasar baru; memproduksi dan menjualnya di pasar luar negeri; (2) Mencari suplai bahan baku baru; mengeksploitasi bahan-bahan yang dapat dijumpai di negara lain; (3) Meminimumkan biaya-biaya (cost minimizers) ; mencari dan berinvestasi pada fasilitas-fasilitas produksi luar negeri yang biayanya lebih rendah; (4) Memperoleh teknologi baru; (5) meningkatkan efisiensi produksi; (6) menghindari kendala/rintangan-rintangan politik dan regulasi; (7) mengurangi resiko dengan diversifikasi.
Definisi FDI
Foreign direct investment merupakan sumber pembiayaan luar negeri yang paling potensialdibandingkan dengan sumber lain, karenasumber arus modal (capital inflow) asingini sebagian besar di negara berkembangakibat kesenjangan modal (gap of capital)(Claessens et al. 2001). Kesenjanganmodal tersebut terjadi karenaperkembangan teknologi, penguranganatau pembatasan bagi investasi asing danakuisisi, serta deregulasi dan privatisasidi berbagai industri. Pandangan Claessensini sesuai dengan pendapat Hausman danArias (2000) yang mengatakan bahwaforeign direct investment adalah subsiderbagi pengembangan pasar modal, karenadengan masuknya foreign directinvestment dapat mengatasi kesulitaninvestasi melalui pasar modal, mengingatbahwa hak-hak pemegang saham tidakdilindungi.
Pandangan lain (Fritz et al.2005) mengatakanforeign directinvestment masuk ke negara-negara yangmemiliki fundamental yang baik dapatmembantu mengembangkan sistemkeuangan domestik.Foreign directinvestment dapat menjadi penggerak bagipengembangan pasar saham yaitu melaluipasar modal dan berpartisipasi denganperusahaan, karena investor asingmungkin ingin mendanai sebagian dariinvestasi dengan modal eksternal ataujuga ingin investasinya kembali denganmenjual saham di pasar modal. Kedua,mengingat bahwa investor asing sebagianberinvestasi melalui pembelian ekuitas.Investasi ini dilakukan oleh perusahaan atau badan yang ada di satu Negara atau menjadi perusahaanatau badan di negara lain. Investasi asing langsung berbeda secara substansial dari investasi tidak langsung seperti aliran portofolio, dimana lembaga di luar negeri berinvestasi di ekuitas yang terdaftar disuatu negara bursa. Entitas melakukan investasi langsung biasanya memiliki tingkat pengaruh yang signifikan dan kontrol atas perusahaan dimana investasi dilakukan. .
BAB III
PEMBAHAHASAN
TNC : Transnational Corporation
Sejarah TNC
TNC mulai bermunculan setelah Perang Dingin (lebih tepatnya 1990). Menurut UNCTAD (United Nation Conference on Trade and Development) ada tiga faktorutama yang mendorong adanya TNC ini. Pertama, karena adanya kebijakan liberalisasi pasar, teknologi yang semakin canggih, dan bertambahnya kompetisi pasar. Kedua, Banyaknegara-negara yang berupaya menarik perhatian investasi luar negeri untuk menciptakan lapangan kerja dan menumbuhkan perekonomiannegara tersebut. Ketiga, diawali tahun 1980 semenjak adanya "Washington Consensus" dimana kebijakan ini memfasilitasiperdagangan bebas.
Faktor pendukung yang mempengaruhi TNC
Politik : Politik merupakan strategi yang sangat penting bagi TNC. Karena TNC bergantung padainvestasi luar negeri maka mereka menginginkan akses investasi yang cukup luas. Aturan-aturan perdagangan yang ketat menjadikan TNC kurang efisien dan sangat merugikan. Ini mengapa TNC lebih cenderung ke regional seperti Uni Eropa atau NAFTA. TNC juga melihat lokasi sebagai acuan mereka dalam membangun perusahaannya di luar negeri. Salah satu skenarionya adalah ketika perusahaan ini ingin bersaing di bidang komputer makan perusahaan ini harus mendirikan di negara dimana keinginan komputer begitu tinggi. Ditambah lagi perusahaan ini memiliki aset yang berharga dan telah diakui maka menjadikan dorongan positif bagi pendapatan perusahaan tersebut.
Nilai tukar mata uang : TNC biasanya mendapatkan keuntungan dari berbagai nilai mata uang yang berbeda. Tidak terkecuali bila terjadi turunnya nilai mata uang maka perusahaan ini akan mengalami kerugian. Dalam mengatasi hal tersebut TNC lebih memilih fokus di pasar mayoritas (kondisi pasar yang relatif stabil dan memiliki demand dan supply yang seimbang).
MNC : Multi National Corporation
Ruang Lingkup MNC
MNC beroperasi dibeberapa negara namun berpusat di satu home country. Secara umum, perusahaan yang beroperasi di luar negara asalnya dapat disebut sebagai MNC, dan mungkin terletak salah satu diantara empat kategori: (1) multinasional, perusahaan yang terdesentralisasi dengan kehadiran negara asal yang begitu kuat; (2) global, perusahaan tersentralisasi dengan keuntungan harga dengan adanya sentralisasi produksi dimana harga bahan baku yang dibutuhkan lebih murah; (3) internasional, perusahaan didirikan dengan teknologi asal atau R&D; (4) transnasional, perusahaan yang mengombinasikan tiga pendekatan sebelumnya. Menurut data PBB, setidaknya terdapat 35000 perusahaan memilikiForeign Direct Investment (FDI) investasi langsung luar negeri, dan 100 perusahaan besar diantaranya mengatur hamper 40 % perdagangan dunia.
MNC modernpertama adalah Perusahaan Hindia Belanda (VOC) yang berdiri tahun 1602. Perusahaan multinasional memiliki dana melebihi beberapa GDP negara. MNC dapat memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam perekonomian lokal dan memainkan peranan penting dalam hubungan internasional dan globalisasi. Seiring dengan perkembangan zaman, MNC menjelma dalam bentu perusahaan yang beragam dan tersebar di belahan dunia dari selatan-utara, New York-Indonesia, Inggris-Zimbabwe, antara lain: Apple Computer, AOL, AT&T, Bombardier, BP, Coca-Cola, Dell, The Walt Disney Company, Enron, Exxon, Fiat, Fonterra, Google, General Electric, General Motors, Halliburton, Hearst Corporation, Honda, HSBC.
Karakteristik perusahaan Multinasional :
Membentuk afiliasi di luar negeri.
Visi dan Strategi yang dimiliki perusahaan bersifat global (mendunia).
Menempatkan afiliasi di Negara negara maju.
Lebih cenderung memilih kegiatan bisnis tertentu, misalnya manufaktur
MNC sebagai aktor ekonomi dalam HI
Perekonomian dunia saat ini yang terus berkembang akibat dari globalisasi membuat banyak sekali muncul aktor-aktor baru, salah satunya adalah MNC (Multinational Corporations). Pertumbuhan perusahaan multinasional ini terbilang cukup pesat, baik dalam jumlah perusahaan yang didirikan maupun jumlah aset yang dikuasai. MNC merupakan salahsatu aktor ekonomi dunia yang dianggap memiliki kekuatan ekonomi yang cukup besar bahkan diyakini dapat melebihi kekuatan ekonomi suatu negara. Hal ini dikarenakan terdapat sekitar 200 MNC besar di dunia yang berhasil menguasai 28 persen aktivitas perekonomian global, sekitar 500 MNC besar juga berhasil menguasai 70 persen dari aktivitas perdagangan dunia, dan sebanyak 1000 MNC besar telah mengontrol hasil industri dunia sebesar 80 persen.
Pengaruh ekonomi yang dimiliki oleh MNC dapat membangun perekonomian suatu negara melalui danainvestasi, menciptakan lapangan pekerjaan, menyediakan pendidikan latihan, serta teknologi yang canggih. Namun, disisi lain MNC juga mampu menghancurkan perekonomian suatu negara khususnya negara kecil atau negara berkembang. Untuk itulah diperlukan adanya suatu aturan yang membatasi perilaku MNC di suatu negara, aturan itu disebut dengan Code of Conduct. Code ofConductadalah pedoman untuk suatu perusahaan yang berisikan sistem nilai, etika bisnis, etika kerja, komitmen, serta penegakan terhadapperaturan-peraturan perusahaan bagi individu dalam menjalankan bisnis dan aktivitas ekonomi lainnya. Code of Conduct memiliki kekuatan mengikat terhadap MNC karena adanya kepentingan MNC sebagai bagian dari strategi usaha untuk membangun citra yang baikbagi kegiatan usaha mereka. Salah satu contoh dari Code of Conduct sebagai suatu kesepakatan internasional adalah The Coalition for Environmentally Responsible Economicsyang merumuskan mengenai The CERES principles.Kesepakatan tersebut berisi tentang sepuluh misi dan etika menyangkut kebijakanperusahaan terhadap lingkungan hidup.The CERES principlesmencantumkan kewajiban untuk secara rutin melaporkan hasil dari kegiatan pengelolaan lingkungan hidupnya serta komitmen untuk segera menginformasikan kepadapublik mengenai kegiatan usaha perusahaan yang mungkin akan berbahaya bagi kesehatan atau keselamatan manusia dan menimbulkan kerusakan lingkungan.
Multinational Corporation dalam level Global
Saat ini MNC telah banyak berperan dalam perekonomian dunia seperti Samsung, Aple, Microsoft, Yamaha, dan lain-lain. MNC juga tumbuh tidak hanya di negara maju tetapi banyak juga di negara berkembang seperti perusahaan Telecom yang dimiliki Carlos Slim dari Mexico. Carlos Slim sendiri tercatat menjadi orang terkaya di dunia versi Forbes. (Business Insider, 2013).Hal tersebut membuktikanbahwa MNC berkembang sangat pesat bahkan MNC yang berada di Negara berkembang tidak dapat di anggap remeh dalam ekonomi dunia.Bila dilihat dari perkembangan dari MNC dulu dengan sekarang akan terlihat perbedaan yang jauh. Gilpin (2001) beranggapan bahwa perusahaan transnasional dahulu lebih powerfull daripada MNC yang ada saat ini. Mereka dapat memerintah armada dan tentara, mereka juga mempunyai kebijakan luar negeri sendiri, dan mengkontrol perluasan teritori. Tidak hanya itu, MNC sekarang beroperasi secara nasional dan internasional, dan terkadang mempengaruhi strategi perusaahan internasional (Gilpin, 2001:279). Gilpin (2001) kemudian menambahkan bahwa MNC dahulu cenderung untuk mengeksploitasi penduduk pribumi namun sekarang MNC telah menjadi sumber modal dan teknologi yang penting bagi perkembangan ekonomi negara kurang maju.
Ketika kita dihadapkan pada permasalah seberapa besar peran MNC dalam ekonomi politik internasional, maka akan terdapat dua pemikiran yang berseberangan. Di satu sisi menganggap bahwa peran MNC meningkatpesat. Bagi mereka globalisasi produksi dan peran sentral MNC pada ekonomi dunia merepresentasikan kejayaan kekuatan pasar dan rasionalitas ekonomi diatas anakronistik negara (Gilpin,2001:294). Di sisi lain negara-sentris beranggapan bahwa luasnya dampak dari perkembangan globalisasi terlalu dilebih-lebihkan. Negara masih memegang peranan penting dimana MNC harus mengikuti kekuasaan negara.Kenichi Ohmae kemudian menjadi pendukung utama besarnya peran MNC. MNC telah menjadi aktor independen sangat kuat menyaingi dan bahkan melampaui pentingnya negara (Gilpin,2001:295). Dalam pandangannya, telah terjadi perubahan MNC zaman dahulu dan sekarang. Dulu MNC memperlakukan operasi luar negeri hanya sebagai pelengkap produksi, yang komandonya di pegang oleh negara. Namun, seiring meningkatnya integrasi dan aktivitas perusahaan maka berbagai perusahaan transnasional tahun 1990an telah menjadi korporasi global sebenarnya. Mereka tidak lagi terikat negaranya dan independen dari asal mula negaranya. Kemudian untuk mendeskripsikan fenomena tidak relevannya negara maka Robert Reich (dalam Gilpin,2001) menganggap bahwa :
"In a world where components may be made in several countries, assembled in another, and sold in yet a third, the nationality of a particular firm or good has become almost impossible to identify and, moreover, has become irrelevant".
Selanjutnya pada pandangannegara-sentris menganggap bahwa MNC dianggap produk dari ekonomi domestik. Memang barang yang diproduksi ke luar negeri khususnya oleh perusahaan Amerika meningkat secara statistic namun hal itu tidak berarti peran negara tergerus. Pasar utama perusahaan masih tetap dalam tingkat domestik, dan kebijakan dari pemerintahan home memiliki bobot lebih berat dalam pengambilan keputusan perusahaan daripada dari pemerintahan negara host (Gilpin,2001:297).
Struktur domestik dan ideologi ekonomi suatu negara juga mempengaruhi strategi dan aktivitas MNC. Sebagai contoh adalah adanya perbedaan signifikan diantara tiga negara dominan yaitu Amerika Serikat, Jepang, dan Jerman. Amerika Serikat cenderung untuk memakai laissez faire dalam berbisnis. Kemudian Jerman dengan konsep "social market" dan kerjasama buruh/manajemen telah meletakkan penekanan adanya tanggung jawab sosial atau komunitas dari perusahaan. Jepang kemudian cenderung untuk mempertahankanindustri berdasarkan penduduk lokal/adat dan melestarikan "lifetime employment". Atau perusahaan Amerika Serikat yang lebih cenderung menjalankan R&D di luar negeri, dan lebih cenderung berinvestasi ke luar negeri daripada perusahaan Jerman dan Jepang. Selain itu banyak juga posisi strategis dalam perusahaan seperti direktur dipercayakan kepada pemegang saham nasional. Elemen kuncidari penelitian dan pengembangan sebagian besar juga tetap berada di negara asal. Sederhananya, tidak ada korporasi global yang benar-benar tanpa kewarganegaraan (Gilpin,2001:299).
Prespektif Dalam Memandang MNCs
Liberalis
Dalam memandang MNCs, liberal beranggapan bahwa otoritas negara telah berkurang dengan banyak bermunculan aktor-aktor non negara termasuk MNC dan banyaknya institusi.. Hal ini dikarenakan masifnya perubahan yang terjadi dalam bidang teknologi dan komunikasi. Pengaruh teknologi dan informasi inilah yangmembawa pada peningkatan aliran sumber daya dan arus modal. MNC s terbebas dari hal – hal yang membatasi individu dalam negara dan menciptakan hubungan saling ketergantungan. Antar negara melalui kepentingan MNCs .
Ekonomi Nasionalis/ Merkantilis/ Realis
Merkantilis berpendapat bahwa MNC merupakan refleksi dari ekspansi ekonomi terhadap negara tertentu yang terjadi di zaman kontemporer. Merkantilis percaya bahwa ada tekanan yang terjadi dalam negara atau identitas terkait dalam hal kepentingan antara MNCs dan negara. Keberadaan MNCs sebagai aktor transnasional merefleksikan dengan jelas kepentingan negara dominan. MNCs merupakan sektor paling dinamis dari perekonomian negara dominan. Perusahaan merepresentasikan aset –aset besar yang dimiliki oleh negara dominan tersebut. Untuk bertahan secara ekonomi, negara dominan harus berekspansi ke luar negeri untuk mengatur posisi relatifnya dalam pasar dunia baik dalam mengimpor bahan sumber daya alam, tenaga kerja dan memasarkan atau mendistribusikan hasil produksinya.
Marxis
Menurut kacamata Marxis, peningkatan hubungan ketergantungan antara negara – negara non komunis dalam ekonomi dunia justru didominasi oleh MNCs, bukan negara. MNCs merepresentasikan eksploitasi oleh kapitalisme dan imperialisme. MNCs dioperasikan oleh negara – negara borjuis dengan ekonomi yang mapan untuk mengeksploitasi negara – negara yang ekonominya lebih lemah. Ekonomi internasional disamping menciptakan kesejahteraan juga menciptakan kemiskinan. Ekonomi internasional juga menciptakan negara maju dan negara berkembang. Karena kontradiksi perekonomian domestik negara dominan, mereka memaksa untuk ekspansi ke luar guna menciptakan pasar yang baru. Kebijakan luar negri yang dihasilkan oleh negara dominan juga merefleksikan ekspansi kepentingan dominasi kelas kapitalis.
FDI : Foreign Direct Investment
Perbedaan FDI (Investasi Tidak Langsung) dengan Investasi Portofolio (Investasi Langsung)
Jika investasi portofolio adalah investasi dengan membayarkan sejumlah uang kepada perusahaan seperti pada umumnya, sedangkan foreign direct investment dilakukan dengan membuat pabrik dan perusahaan cabang di negara lain atau mengambil alih perusahaan lokal. Hal tersebut ditujukan untuk mengontrol secara managerial unit – unit produksi yang ada di luar negri.
Dalam perusahaan multi nasional, perusahaan induk bertindak sebagai koordinator dalam mengatur dan mengorganisasikan perusahaan di luar negri termasuk melakukan pembayaran, produksi, pemasaran, dan penelitian guna mencapai kemajuan perusahaan. Sistem pengambilan keputusan dilakukan secara terpusat oleh perusahaan induk dan akhirnya menciptakan monopoli oleh perusahaan induk.
FDI sebagai indikator ekonomi
FDI kini memainkan peran penting dalam proses internasionalisasi bisnis dan mengalami perubahan yang sangat besar yang disebabkan oleh perkembangan teknologi, pengurangan pembatasan bagi investasi asing dan akuisisi di banyak negara, serta deregulasi dan privatisasi di berbagai industri. Berkembangnya sistem teknologi informasi serta komunikasi global yang makin murah memungkinkan manajemen investasi asing dilakukan dengan jauh lebih mudah. Pengaruh terbesar FDI ini ada di negara-negara berkembang, dimana aliran FDI telah meningkat pesat dari rata-rata di bawah $10 milyar pada tahun 1970an menjadi lebih dari $200 milyar pada tahun 1999.
Negara-negara ASEAN dengan penghasilan menengah seperti Malaysia, Thailand, Indonesia, dan Filipina kini tengah menghadapi tantangan utama untuk meningkatkan daya saing dan daya tarik mereka sebagai tuan rumah bagi FDI dalam lingkungan ekonomi yang berubah dengan pesat. Pembiayaan swasta (privat), melalui FDI, telah menjadi sumber terbesar dari dana pembangunan suatu negara atau pada negara-negara berkembang. Pertumbuhan pesat perusahaan-perusahaan transnasional dalam ekonomi global menyebabkan peningkatan luar biasa bagi FDI.
Pemerintah sangat memberi perhatiaan pada FDI karena mempunyai akibat yang signifikan bagi laju investasi dalam suatu negara. Para ekonom menganggap FDI sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi karena memberi kontribusi pada ukuran-ukuran ekonomi nasional seperti Produk Domestik Bruto (PDB/GDP), Gross Fixed Capital Formation (GFCF, total investasi dalam ekonomi negara tuan rumah) dan saldo pembayaran. Mereka juga berpendapat bahwa FDI mendorong pembangunan karena bagi negara tuan rumah atau perusahaan lokal yang menerima investasi itu FDI menjadi sumber tumbuhnya teknologi, proses, produk sistem organisasi, dan ketrampilan manajemen yang baru. Lebih lanjut, FDI juga membuka pasar dan jalur pemasaran yang baru bagi perusahaan, fasilitas produksi yang lebih murah dan akses pada teknologi, produk, ketrampilan, dan pendanaan yang baru.
Liberalisasi dan FDI di Indonesia
UU Penanaman Modal pertama (UU No. 1/1967) yang dikeluarkan oleh Orde Baru dibawah pemerintahan Suharto sebenarnya mengatakan dengan jelas bahwa beberapa jenis bidang usaha sepenuhnya tertutup bagi perusahaan asing. Pelabuhan, pembangkitan dan transmisi listrik, telekomunikasi, pendidikan, penerbangan, air minum, KA, tenaga nuklir, dan media masa dikategorikan sebagai bidang usaha yang bernilai strategis bagi negara dan kehidupan sehari-hari rakyat banyak.Setahun kemudian, UU Penanaman Modal Dalam Negeri (UU No. 6/1968) menyatakan: "Perusahaan nasional adalah perusahaan yang sekurang-kurangnya 51% daripada modal dalam negeri yang ditanam didalamnya dimiliki oleh Negara dan/atau, swasta nasional" (Pasal 3 ayat 1). Dengan kata lain, pemodal asing hanya boleh memiliki modal sebanyak-banyaknya 49% dalam sebuah perusahaan. Namun kemudian, pemerintah Indonesia menerbitkan peraturan pemerintah yang menjamin investor asing bisa memiliki hingga 95% saham perusahaan yang bergerak dalam bidang pelabuhan; produksi dan transmisi serta distribusi tenaga listrik umum; telekomunikasi; penerbangan, pelayaran, KA; air minum, pembangkit tenaga nuklir; dan media masa" (PP No. 20/1994 Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 5 ayat 1).
Dibawah kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono, pemerintah Indonesia mengadakan International Infrastructure Summit pada tanggal 17 Januari 2005 dan BUMN summit pada tanggal 25-26 Januari 2005. Infrastructure summit menghasilkan keputusan eksplisit bahwa seluruh proyek infrastruktur dibuka bagi investor asing untuk mendapatkan keuntungan, tanpa perkecualian. Pembatasan hanya akan tercipta dari kompetisi antarperusahaan. Pemerintah juga menyatakan dengan jelas bahwa tidak akan ada perbedaan perlakuan terhadap bisnis Indonesia ataupun bisnis asing yang beroperasi di Indonesia.BUMN summit menyatakan jelas bahwa seluruh BUMN akan dijual pada sektor privat. Dengan kata lain, artinya tak akan ada lagi barang dan jasa yang disediakan oleh pemerintah dengan biaya murah yang disubsidi dari pajak. Di masa depan seluruh barang dan jasa bagi publik akan menjadi barang dan jasa yang bersifat komersial yang penyediaannya murni karena motif untuk mendapatkan laba. Kebijakan-kebijakan ini menunjukkan proses liberalisasi dan pentingnya FDI bagi pemerintah Indonesia. Adanya ayat-ayat dalam UUD 1945 yang bermaksud melindungi barang dan jasa publik yang bersifat strategis telah sirna.
Investasi langsung luar negeri atau FDI (foreign Direct Investment) menjadi salah satu ciri penting dari sistem ekonomi yang kian mengglobal. FDI bermula saat sebuah perusahaan dari satu negara menanamkan modalnya dalam jangka panjang ke sebuah perusahaan di negara lain. Dengan cara ini perusahaan yang ada di negara asal bisa mengendalikan perusahaan yang ada di negara tujuan investasi baik sebagian atau seluruhnya. Caranya yaitu penanam modal membeli perusahaan di luar negeri yang sudah ada atau menyediakan modal untuk membangun perusahaan baru di sana atau membeli sahamnya minimal 10%.Biasanya, FDI terkait dengan investasi aset-aset produktif, misalnya pembelian atau konstruksi sebuah pabrik, pembelian tanah, peralatan atau bangunan; atau konstruksi peralatan atau bangunan yang baru yang dilakukan oleh perusahaan asing. Penanaman kembali modal (reinvestment) dari pendapatan perusahaan dan penyediaan pinjaman jangka pendek dan panjang antara perusahaan induk dan perusahaan anak atau afiliasinya juga dikategorikan sebagai investasi langsung. Kini mulai muncul corak-corak baru dalam FDI seperti pemberian lisensi atas penggunaan teknologi tinggi.
Sebagian besar FDI ini merupakan kepemilikan penuh atau hampir penuh dari sebuah perusahaan. Termasuk juga perusahaan-perusahaan yang dimiliki bersama (joint ventures) dan aliansi strategis dengan perusahaan-perusahaan lokal. Joint ventures yang melibatkan tiga pihak atau lebih biasanya disebut sindikasi (atau 'syndicates') dan biasanya dibentuk untuk proyek tertentu seperti konstruksi skala luas atau proyek pekerjaan umum yang melibatkan dan membutuhkan berbagai jenis keahlian dan sumberdaya. Istilah FDI biasanya tidak mencakup investasi asing di bursa saham.
3.4 Hubungan antara MNC dan FDI
Setelah mengetahui apa itu Multinational Corporate (MNC) dan Foreign Direct Investment (FDI) mari kita coba pahami kembali apa yang dimaksud MNC dan FDI. MNC adalah sebuah korporasi perusahaan dimana perusahaan ini memiliki afiliasi luar negeri atau sebuah cabang di luar negeri dan pegawainya, pemegang saham, pemilik, dan managernya juga dari beberapa negara. Tentu, MNC memiliki sebuah ambisi dalam produksi, penjualan, hingga proyek pembangunan dan riset yang sering dilakukan oleh korporasi perusahaan tersebut. Sementara FDI, merupakan bagian dari yang dilakukan MNC dalam bidang investasi dimana perusahaan ini memberikan sebuah dana yang bertujuan untuk mencapai hubungan jangka panjang. Investasi tersebut datang dari sebuah salah satu kepemilikan dimana ia memiliki modal yang akan diberikan ke perusahaan lain atau bagian dari perusahaannya sendiri.
Beberapa penelitian yang dilakukan, FDI bertindak sebagai suatu kontribusi bagi produktifitas dan pertumbuhan penghasilan bagi perusahaan yang berdiri di negara lain yang nantinya akan membantu perkembangan ekonomi di negara tersebut. FDI juga dapat berakibat buruk yang disebut crowding out dimana pemerintah di negara tersebut mengeluarkan dana yang bersifat intens untuk digunakan dalam pembangunan sektor swasta. Dari penyebab crowding out tersebut bisa dikatakan malah mematikan perekonomian domestik yang seharusnya merupakan salah satu sumber penghasilan negara.Sederhananya, MNC membutuhkan FDI untuk melanjutkan pengembangan produksi mereka dengan memberikan sebuah supply dana dari perusahaan induknya. Lalu apakah FDI ini juga membantu negara yang ditempati oleh cabang dari MNC tersebut? Seperti yang dijelaskan sebelumnya, FDI juga ikut membantu apalagi FDI ini ditujukan pada negara berkembang. FDI ini akan membantu MNC dan negara tuan rumah dengan meningkatkan integrasi ke tingkat global dan mendorong perdagangan luar negeri. Jelas, negara penerima harus memiliki kebijakan-kebijakan yang tidak merugikan pertumbuhan ekonomi negaranya. Lalu, negera penerima menggunakan FDI tersebut dengan tujuan untuk meningkatkan ekspor ke negara lain.
Dapat disimpulkan, pada era globalisasi saat ini, MNC melakukan peranannya dengan melakukan investasi langsung ke negara lain, yaitu melalui Foreign Direct Investment (FDI) dan portofolio. Hal tersebut dilakukan dengan tujuan perluasan pasar yang dapat dilakukan dengan membuka cabang perusahaan di host country maupun dengan melakukan merger perusahaan di domestik suatu negara. Dengan demikian, perekonomian suatu negara tentu memiliki ketergantungan dengan perekonomian negara lain. Ketika terjadi sebuah investasi langsung (FDI), hal tersebut mengartikan bahwa MNC telah terlibat secara langsung ke dalam proses produksi hingga pemasaran, sementara ketika yang terjadi adalah portofolio, maka itu artinya tidak terdapat akses secara langsung bagi MNC, seperti deposito, sehingga pengaruh yang dimiliki tidak terlalu besar, karena hanya berorientasi pada pencapaian keuntungan semata. FDI dianggap dapat memberikan keuntungan yang tinggi, sebab dapat mengurangi biaya produksi yang langsung dilaksanakan di lokasi sumber daya berada, dengan memanfaatkan teknologi yang ada pula.
Dampak Positf dan Negatif dengan keberadaan Foreign Direct Investment (FDI) dan Multinational Companies (MNCs)
Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kesatuan pasar yang semakin terintegrasi tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian di satu pihak akan membuka peluang pasar produk dari dalam negeri ke pasar internasional secara kompetitif dan masuknya produk–produk global ke pasar domestik, hal ini juga menimbulkan peluang masuknya investasi asing pada perekonomian domestik.
Salah satu sifat dari arus modal internasional yang berupa investasi secara riil adalah dengan hadirnya Direct Investment (Investasi secara langsung).Contohnya, dengan membangun suau perusahaan di negara sasaran, pembangunan sebuah pabrik, dan pembelian barang modal seperti tanah, peralatan, perlengkapan, dll.Direct investment banyak dilakukan oleh perusahaan multinational company (MNC) sehingga investasi ini sering disebut sebagai foreign direct investment (arus investasi luar negeri secara langsung). Menurut Krugman (1994), FDI adalah arus modal internasional dimana perusahaan dari suatu negara mendirikan atau memperluas perusahaannya di negara lain. Sedangkan menurut World Bank (2013), FDI adalah investasi langsung berupa net inflow dari jumlah modal, reinvestasi pendapatan, modal jangka panjang lainnya, dan modal jangka pendek seperti yang ditunjukkan dalam neraca pembayaran (balance of payment) oleh investor asing. Meningkatkan FDI menjadi peran penting dalam pembangunan ekonomi setiap negara dan kebijakan terkait FDI merupakan salah satu cara sebuah negara khususnya negara berkembang untuk memenuhi kebutuhan akan teknologi dan modalnya.
Keputusan perusahaan multinasional dalam melakukan foreign direct investment sangat dipengaruhi variabel-variabel makro ekonomi tertentu.Hal ini telah dibuktikan oleh Tolentino (2010) yang menyimpulkan bahwa ada hubungan antara faktor-faktor makro ekonomi tertentu dengan aliran FDI.Foreign direct investment terjadi karena adanya ketergantungan antara negara yang mempunyai modal lebih (capital abundant) dengan negara yang mengalami kekurangan modal (capital scarce).
Sehingga dengan adanya arus modal yang masuk, diharapkan dana dari negara dengan modal berlebih tersebut dapat diserap secara optimal untuk menggerakkan sektor perekonomian di negara yang kekurangan modal. Namun, Investor luar negeri mengharapkan investasinya di negera sasarannya tersebut tetap dapat menghasilkan keuntungan lebih yang akhirnya akanterakumulasi menjadi suatu modal baru yang akan diinvestasikan kembali untuk lebih meningkatkan keuntungan.
Inilah dampak Positif dan Negatif yang ditimbulkan oleh FDI di negara investasi sasarannya tersebut :
Direct investment tidak akan memberatkan balance of payment karena disebabkan tidak ada kewajiban membayar utang ataupun bunga. Karena transfer keuntungan didasarkan pada keberhasilan perusahaan asing tersebut berinvestasi.
Kenaikan produksi dan pendapatan nasional di negara sasaran investasi tersebut.
Sebagai sumber dana untuk pembangunan, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Mendorong pembangunan Regional dan Sektoral.
Sebagai sumber pembiayaan jangka panjang dan pembentukan modal (capital formation).
Terjadinya transfer teknologi dan pengetahuan di bidang managerial perusahaan.
Meningkatkan jiwa kewirausahaan dan persaingan yang sehat di dalam negeri tersebut.
Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat domestik.
Selain dampak positif yang ditimbulkan ada juga dampak negatif dengan kehadiran FDI, yaitu :
Berpotensi menghambat perencanaan perekonomian suatu negara.
Munculnya dominasi industrial, yang berpotensi mematikan industri dalam negeri yang kalah bersaing dalam segi modal.
Dapat terjadi intervensi terhadap home government oleh MNC. Sehingga kemungkinan akan terjadi kebijakan yang cenderung melindungi MNC dari berbagai ancaman, termasuk investasi dan industri dalam negeri
Return (keuntungan) berpotensi ke luar negeri. Hal ini tergantung pada kebijakan pemerintah untuk mengatur perputaran uang di dalam negeri agar dapat terserap dengan optimal.
Ketergantungan teknologi, dan
Perubahan budaya.
Kehadiran investasi luar negeri menjadi cerminan kondisi politik, ekonomi, dan keamanan yang mendukung investasi di suatu negara.Namun, terlalu banyak investasi asing yang masuk juga berarti mencerminkan lemahnya kekuatan politik dan ekonomi suatu negara. Karena dimungkinkan rakyat negara tersebut lebih banyak hanya akan menjadi "budak" di "rumah" sendiri (domestik).
Walaupun keberadaan FDI akan memberi pengaruh terhadap kesenjangan tingkat upah, hal ini sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan lagi karena FDI akan turut serta menciptakan technology spillover dan meningkatkan kualitas produksi. Meskipun transfer teknologi tidak seluruhnya terealisasikan, namun asalkan efisiensi produksi dan efektivitas pekerja menjadi lebih baik, keberadaan FDI tetap bisa diterima. Di sisi pasar tenaga kerja, permintaan terhadap skilled-labor akan lebih meningkat. Semakin terintegrasinya suatu negara dengan perekonomian global (melalui FDI), maka akan terjadi pergeseran produksi dari labor-intensive menjadi skill-intensive ataucapital-intensive di negara itu. Trend ini akan menyebabkan nilai upah skilled-labor terus meningkat. Selama FDI memberikan net benefit, dimana keuntungan ekonomis dan efisiensi produksi yang meningkat akibat technology spillover lebih besar daripada negative wage spillover, maka kebijakan-kebijakan berupa pemberian insentif bagi perusahaan multinasional dalam rangka mendukung peningkatan foreign direct investment di host country akan sangat baik untuk dilakukan.
Studi Kasus : FDI McDonal
Latar Belakang
Salah satu MNC (Multinational Corporation) dari sekian banyak MNC yang masuk daftar pemilik aset terbesar dunia adalah Mc Donald. MNC ini memiliki cabang di host country hampir di seluruh dunia. Melayani 20 juta pelanggan di seluruh dunia per hari, mulai dari Chili sampai Korea Selatan, Panama sampai Singapura dan bahkan sampai ke negara komunis sekalipun yaitu Cina. Dana periklanan Mc Donal yang berfungsi memperkenalkan pada pasar mencapai jumlah yang sangat fantastis. Jumlah dana untuk menopang periklananya tumbuh sangat besar, meningkat 1/3 lebih cepat dari populasi dunia, serta naik tujuh kali lipat yaitu dari 39 milyar dolar menjadi 256 milyar pada tahun 1950 sampai 1990. Pengeluaran global per kapita meningkat dari 15dolar AS per orang pada tahun 1950 dan jika dibaningmenjadi 50 dolar saat ini
Kondisi ini selain ditopang dengan keberhasilanya dalam mempengaruhi orang untuk mengkonsumsi produknya, Mc Donald juga terkenal dengan penetrasi pasarnya yang sangat luar biasa mulai dari sub sahara Afrika sampai Asia Tenggara. Untuk pasar di Asia Tenggara, penulis hanya akan mengambil studi kasus Indonesia. Ditambah, secara keseluruhan kondisi McDonal's berada pada tahap kematangan akan tetapi terus melakukan ekspansi untuk memperluas pangsa pasar dan pertumbuhan penjualan pasar. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya angka aktivitas investasi yang dilakukan dari tahun ke tahun ,tingkat perputaran modal kerja juga sangat cepat menandakan internal perusahaan berkembang dan tidak ada dana yang mengangur.
Sejarah Perkembangan McDonal di Indonesia
Restoran McDonald's hadir di Indonesia pada tahun 1991 dan merupakan negara ke 70 dari McDonald's seluruh dunia. H. Bambang N. Rahcmadi Msc MBA adalah warga negara Indonesia pertama yang berhasil mendapatkan hak master franchise dari McDonald's Corporation dengan mengalahkan 13.000 pesaing. Sampai sekarang beliau bertindak sebagai Presiden Direktur McDonald's Indonesia. Sebelum membuka restorannya yang pertama di Sarinah-Jakarta, H. Bambang Rahcmadi Msc MBA diwajibkan mengikuti training selama 1 tahun di Australia, Amerika Serikat, Malaysia dan Singapura. Dalam masa training tesebut beliau melakukan semua pekerjaan di restoran McDonald's dari yang paling sederhana termasuk membersihkan toilet sampai ke tingkat manajerial, kemudian menerapkan semuanya di Indonesia. Tepat pada 22 Februari 1991, restoran McDonald's di Sarinah Thamrin Jakarta beroperasi dengan mempekerjakan 460 crew dan 26 manajer. Perkembangan McDonald's Indonesia dalam 10 tahun ini dinilai sangat cepat. Sampai saat ini restoran McDonald's Indonesia telah berjumlah 126 restoran dengan jumlahkaryawan seluruhnya mencapai sekitar 8000 orang yang sebagian besar lulusan SLTA. Visi dari McDonald's baik McDonald's Internasional maupun McDonald's Indonesia.
Rekso Nasional Food yang mengantongi lisensi dari McDonalds International Property Companysemakin ekspansif. Hingga akhir Maret 2012, 124 gerai McD sudah beroperasi di Indonesia. Waralaba asing lainnya, Burger King, juga mulai meramaikan persaingan waralaba restoran melalui 39 gerai yang sudah beroperasi.
Investasi McD
Aktvitas Investasi Mc.D
Analisis kasus
Perspektif Marxis
Mc Donald di Indonesia mampu meraup keuntungan yang sangat luar biasa sampai triliunan rupiah per tahun. Pundi-pundi ekonomi yang dikumpulkan oleh Mc Donald ini memang secara sekilas menguntungkan Indonesia, tetapi jika kita mencermati lebih mendalam ternyata hasil ekonomi yang diberikan Mc Donald bagi Indonesia yang berupa pajak ternyata lebih kecil dibandingkan di tingkat ekonomi mikro yaitu pendapatan masyarakat dan cenderung mengakibatkan terjadinya gap antara yang kaya dan yang miskin semakin melebar.
Selain minimnya pemasukan dari sektor pajak, pemerintah Indonesia juga mengalami keruguian dari sektor perimbangan pembagian ekonomi. Hal ini bisa kita lihat dari konsep "Global Production Chain" yang lebih menguntungkan parent country dari pada host country (Indonesia). Konsep rantai produksi global itu memberikan gambaran bahwa dengan mendirikan cabang-cabang di luar negeri selain sebagai alat untuk mendapatkan pasar juga bisa untuk faktor efisiensi (baik dari sisi upah tenaga kerja maupun biaya produksi).
Perspektif Realis
Mc Donald sebagi MNC raksasa dari Amerika ini betul-betul memanfaatkan ekonomi kapitalismenya sebagai alat untuk mengeruk keuntungan di host country. Keuntungan Mc Donald tersebut bisa kita lihat dalam pembagian keuntungan yang tidak seimbang antara Mc Donald dengan Indonesia, pembagianya adalah 70 % untuk Mc Donald dan 30% untuk Indonesia. Pembagian ini memang tidak fair, tetapi itulah sebuah realita yang harus diambil oleh sebuah negara yang memang tidak mempunyai sebuah bargaining position yang jelas.
Perekrutan karyawan yang dilakukan oleh Mc Donald yang kebanyakan merekrut tenaga pekerja yang mensyarakatkan pendidikan tinggi dan professional mejadikan tersisihnya pemuda-pemudi Indonesia yang memang mayoritas terpaksa tidak bisa melanjutkan sekolah atau melanjutkan di bangku perguruan tinggi karena terbentur maslah finansial. Kenyataan ini, membuat tersisihnya mereka yang tidak berpendidikan dari bursa dunia kerja sehingga memunculkan gap antara masyarakat di Indonesia dan sekaligus juga berdampak pada jumlah pengangguran yang kian merata.
Masalah yang timbul dengan ekspansi yang dilakukan McDonal
Posisi tawar pemerintah yang minim dihadapan Mc Donald juga mempunyai dampak yang signifikan di sector politik. Hal itu bisa dilihat dari produk-produk hukum yang dihasilkan oleh parlemen yang tidak menguntugkan rakyat, tetapi cenderung mendukung keberadaan Mc Donald. Kebijakan-kebijakan itu bisa kita lihat pada proses mendirikan bangunan yang sangat mudah, tidak adanya hukum yang mengatur tentang dampak lingkungan yang ditimbulkan oleh Mc Donald, dan tidak adanya hukum yang mengatur tentang keselamatan pekerja dan hak-haknya.
Lemahnya produk hukum dan lemahnya kekuatan politik pemerintah ini bisa dilacak dengan menelusurinya menggunakn konsep imperalisme yang ditawarkan oleh Johan Galtung. Dalam pandangan Galtung, keterpurukan ekonomi maupun politik di negara-negara di dunia ketiga (Indonesia) karena disebabkan oleh adanya keselarasan kepentingan antara elit di Indonesia (periphery) dengan elit di AS (center),
DAFTAR PUSTAKA
Annual Financial for McD Corps. 2014. Diakses melalui http://www.marketwatch.com/investing/stock/mcd/financials/cash-flow tanggal 2 April 2015
Balaam, D.N & Dillman, B. 2011.Introduction to International Political Economy.hal 436-437
Gilpin, Robert. 2001. The State and The Multinationals. Global Political Economy: Understanding the International Economic Order. Princeton: Princeton University Press. Hal 278-304.
Gilpin, Robert .2013.The Challenge of Global Capitalism : The World Economy In the 21st Century.Princenton University Press, USA, 2002, hal 183
Kanisius, Wibowo.2010. Negara Centeng : Negara dan Saudagar di Era Globalisasi.Jakarta : Gramedia. Hlm 88-89
Mohammad, Ardyan.2013.Uang dibatasiJumlah Gerai Mampukah KFC dan Mc.D Ekspansi. http://www.merdeka.com/uang/dibatasi-jumlah-gerai-mampukah-kfc-dan-mcd-ekspansi.html tanggal 2 April 2015
Sherawati.2012. Foreign Direct Investment di Indonesia. Diakses melalui http://blog.pasca.gunadarma.ac.id/2012/10/18/fdi-foreign-direct-investment-di-indonesia/ tanggal 3 April 2015
Sitha, Rambisha.2010. Kedudukan dan Tanggungjawab Perusahaan Multi NAsional dalam Hukum Internasional.Dikases melalui https://www.academia.edu/6577779/KEDUDUKAN_DAN_TANGGUNG_JAWAB_PERUSAHAAN_MULTI-_NASIONAL_MNC_DALAM_HUKUM_INTERNASIONAL tanggal 12 April 2015
Sogen, Yustinia.Strategi McDonal ditengah Kompetisi Bisnis Waralaba Makanan Cepat Saji.Diakses melalui http://www.academia.edu/7463156/STRATEGI_MCDONALD_DITENGAH_KOMPETISI_BISNIS_WARALABA_MAKANAN_CEPAT_SAJI tanggal 2 April 2015
Yang, Tzu-Han dan Huang, Deng-Shing. Multinational Corporation, FDI and the East Asian Economic Integration. Halaman 1. 2011
Investopedia. 2013. Definition of FDI.Diakses melalui http://www.investopedia.com/terms/f/fdi.asp tanggal 2 April 2015
yy