Faktor Lingkungan dalam Pertumbuhan Tanaman
Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pertumbuhan tanaman
adalah; 1) tanah, yang memberi hara dan kelembaban, disamping sebagai
pndukung secara mekanik. 2) energi penyinaran dalam bentuk panas dan
cahaya.3) udara, yang memberikan karbondioksida dan oksigen
1. factor Tanah
pengertian tanah
istilah tanah mempunyai berbagai arti untuk orang-orang brbeda, ibu rumah
tangga,ahli arkeologi,insiyur ipil dan ahli pertanian.bagi ahli pertanian,
tanah merupakan bagian-bagian bumi dimana akar tanaman tumbuh. Tana
meruapkan komponen hidup dari lingkungan yang penting, yang dapat
dimanipulasi unuk memepengaruhi penampilan.
Dalam mendukung kehidupan tanaman, terdapat 3 fungsi tanah yang primer:
(memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.
(Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
(Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang
dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat
digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat
penting adalah bahan organic yang disebut humus.
Pembentukan tanah merupakan proses yang terus menerus.ini dapat dilihat
dari potongan vertical melalui tanah yang dangkal. Dimana batuan induk
hanya sedikit dibawah permukaan tanah. Ketiga gradasi yang agak nyata dari
batuan induk ke "top soil" disebut horizon-horison. Morfologi darihorison-
horison inilah yang memungkinkan klasifikasi tanah dalam tipe-tipenya.
Supaya struktur dan ksuburan dapat diramalkan. Pada saat kebanyakan tanah
hutan dan prairie matang, terbentuklah tiga buah horizon penting A, B dan
C.horison D dimaksudkan untuk lapisan dibawahnya,biasanya batuan induk.
Horizon A adalah zone pencucian (eluviasi) kurang banyak mengandung akar,
bekteri,cendawan dan binatang kecil. Miskin akan zat-zat terlarut dan telah
kehilangan fraksi liat dan besi dan oksida aluminium.
Horizon B adalah zone penumpukan (iluviasi) kurang banyak mengandung bahan
hidup. Lebih tinggi kandungan liat, besi dan oksida aluminium
Horizon C terdiri dari bahan batuan trlapuk, sering merupakan batuan induk.
System Tanah
Untuk tujuan produksi tanaman, tanah harus dipandang merupakan suatu
keseimbangan halus dari system yang saling menjalin dan berinteraksi :
mineral anorganik, bahan organic, organisme tanah, atmosfer tanah dan air
tanah.
(Mineral Anorganik
Mineral anorganik yang berasal dari pelapukan bahan induk, jumlanya
berfariasi dari 1% dalam tanah organic sampai 99% dalam tanah liat.komponen
mineral dalam tanah terdiri dari campuran partikel-partikel yang berbeda
ukuranya, komposisi dan sifat-sifat kimia dan fisiknya.menurut urutan
besarya, partikel tersebut adalah batu, kerikil,pasir,debu dan
liat.perbandingan dari jumlah bagian-bagian ini menentukan tekstur
tanah.tanah berat adalah tinggi dalam kandungan liat dan partikel lain yang
halus. Tanah ringan adalah rendah dalam kandungan liat dan tinggi dalam
pasir dan partikel-pertikl lain yang kasar.
Tekstur tanah mempengaruhi daya tahan air dan laju infiltrasi air. Tanah
kasar mengizinkan infilrtasi dan perkolasi air yang cepat. Sehingga tidak
ada "run off" permukaan sekalipun habis hjan leebat.
Struktur tanah ditunjukan pada pengaturan atau susunan dari partikel-
partikel tanah menjadi agregat-agregat. Factor yang menentukan struktur
yang baik adala ukuran dan aturanya kedalam butiran dari partikel-partikel
mineral dari berbagai ukuran tertentu bersama bahan organic dan
persenyawaan perekat. Tanah berstruktur sederhana biasanya terdiri dari
bahan-bahan yang relative bahan pelapukan, seperti pasir kwarsa, juga
sidebut tanah tersebut memiliki struktur butiran tunggal.kebanyakaan tanah
pertanian memiliki struktur majemuk, agregatnya lekat satu sama lain.
Berapa ukuran struktur majemuk:
Tipe struktur Ukuran agregat (mm)
Kolum > 25
Bongkah 5 – 25
Granolar 3 – 5
Remeh 1 – 3
Massif Kompak atau berlumpur
Struktur tanah berkembang bila partikel tanah kecil bersifat koloid
mengumpal bersama atau mengrombol menjadi butiran tanah ( granules).
Granulasi dirangsang dengan pembekuan dan pencairan, kegiatan akar tanaman
yang merusak, pengaruh pencampuran dari fauna tanah. Pengembangan
pengerutan lapisan air dan kehadiran jaringan hipha cendawan.
Sifat remah dari tanah pertanian yang baik tergantung tekstur tanah dan
persentasi humus. Tanah liat yang rendah bahan organiknya memiliki tekstur
tanah yang jelek. Untuk tujuan mempertahankan strukutr majemuk yang bagus
dalam tanah-tanah pasir haruslah dikelola secara baik.bila dikerjakan
sewaktu terlalu basah, strukturnya jadi rusak.
Reaksi tanah, menunjukan keasaman dan kebasaan tanah.dinyatakan dengan
istilah pH, yaitu kebalikan konsentrasi ion H, dan biasanya dinyatakan
dalam unit dari 0 sampai 14. ph tanah yang cocok ( 6 -7 ) untuk pertumbuhan
tanaman sangatlah vital. Nilai ph tanah yang terlalu tinggi diatas 9 atau
ph rendah dibawah 4 suda merupakan racun untuk akar-akar tanaman. Ph
menentukan tabiat dari hara-hara tertentu. Mengendapkan atau membuatnya
tersedia.
Tamanan pertanian berbeda responya terhadap ph. Kebanyakan tamanan tumbuh
baik pada ph 6,0 – 6,5.reaksi tanah dapat digunakan untuk membrantas
penyakit-penyakit tanah pada tanaman yang kurang peka ph dibanding
penyakitnya. Reaksi tanah dapat diubah. Tanah dapat dijadikan lebih alkali
: pH tanah dapat dinaikan dengan menambah kation basa seperti kalsium,
magnesium , natrium dan kalium. Kalsium adalah kation yang paling murah
untuk menaikan ph dan penambahanya mempunyai efek menguntungkan lain.
Tanah dapat dibuat lebih asam dengan menambahkan ion hydrogen dalam
tanah.ini dapat terlaksana dengan penambahan bahan yang dapat menghasilkan
asam keras.berupa pupuk N dan S, tapi S yang paling efektif.
(Bahan organic tanah
Adalah bahan fraksi yang berasal dari organisme hidup. Yang sangat menyolok
adalah sampah-sampah dipermukaan tanah.sampah yang membusuk sebagian
disebut duff. Duff terbentuk bila tanah cukup lembab untuk memberi air yang
esensial untuk kegiatan microbial dan sampah cukup tebal untuk menghambat
kehilangan air penguapan.
Lapisan atas dari tanah sering tinggi dalam fraksi organic yang disebut
humus. Humus secara relative resisten terhadap oemecahan lebih lanjut dan
dekomposisi. Humus bukanlah kristal. Barangkali andil bahan organic yang
paling penting adalah daya pegang airnya.bahan organic bertindak sebagai
busa, dapat menyerap sejumlah air disbanding beratnya. Bahan organic juga
menupakan unsure mineral. Yang menjadi tersedia bila telah terurai. Daya
absorpsi yang tinggi dari bahan organic juga penting dalam retensi dan
pertukaran kation mineral.bahan organic membantu mempertahankan struktur
tanah terolah. Bahan organic yang terbagi halus menutupi partikelmineral
dan menghindarkanya dari saling melekat.
Menurut dasarnya ada dua tipe tanah yaitu tanah mineral dan tanah organic.
Tanah mineral tersusun dari zat anorganik dari bahan organic yang sedang
membusuk dalam jumlah yang berbeda-beda. Tanah organic dibentuk dari bahan-
bahan tanaman yang telah membusuk sebagian, pada keadaan berawa-rawa.
(Organisme tanah
Oranisme tanah memegang peranan penting dalam perkembangan tanah. Sebagian
tambahan akar-akar tanaman tingkat tinggi. Pada tanah tinggilah suatu
variaasi luas kehidupan tanaman dan hewan.bakteri tanah mencapai 5.600 kg
tiap hektar tanah hutan. Pada tanah subur 500 -1000 kg tiap hektar.
Disamping bakteri terdapat jamur-jamur disamping yang patogenik adapula
yang berguna.
(Atmosfer Tanah
Atmosfer tanah berada dalam ruang pori-pori yang tidak terisi air. Pori-
pori ini berisi gas-gas seperti atmosfer diatas tanah, tetapi beda
perbandinganya. Atmosfer tanah tidak selalu merupakan system kontinu,
karena mungkin ada ruang pori-pori yang terisolasi, tidak berhubungan .
kelembaban atmosfer tanah hamper selalu mendekati 100%.
(Air Tanah.
Klafikasi tanah.
Didaerah lembab dikenal 3 golongan luas: tanah tundra, podsolik dan
lateritik.Tanah dapat dikelaskan menurut asal-usul pembentukanya. Yaitu
batuan induknya, atau morfologinya.klafikasi sebelumnya didasarkan pada
angapan-angapan seperti apa tanah sewaktu Negara baru dimukimi.dalam system
baru itu ada 10 ordo tanah.
Kesuburan tanah
Factor yang paling penting adalah tingkatan bentuk hara yang tersedia bagi
tanaman. Tingkatan ini bergantung pada banyak factor diantaranya kelarutan
zat hara, ph tanahn, kapasitas pertukaran kation , teksrur tanah dan jumlah
bahan organic yang ada.
Hubungan air-tanaman-tanah
Air merupakan bagian dari semua sel. Jumlahnya berfariasi tergantung dari
jaringanya.dapat serendah 3% pada kulit biji kacang, sampai 95% pada buah
yang sukulen.air bagi tanaman berada dalam suatu kweadaan aliran yang
sinambung. Kehilangan air dapat mengakibatkan terhentinya prtumbuhan, dan
defisiensi air yang terus menerus menyebabkan perubahan dalam tanaman yang
tidak dapat balik dan mengakibatkan kematian.kehilangan air secara
transparasi oleh tanaman dapat dipandang sebgai pertukaran dengan karbon
dan dalam hal ini transpirasi sangatlah pentinguntik pertumbuhan.kecepatan
kehilangan air tergantung sebagian besar pada suhu, kelembaban relative dan
gerakan udara.
Kelembaban tanah
Jumlah dalam air dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Menyatakan air tanah
dengan istilah kapasitas lapang.dari suatu tanah berarti memperhatikan
kondisi fisik dari tanah itu dan mempunyai arti pertanian yang
besar.kecepatan eksrtasi air dari suatu tanah merupakan fungsi dari
konsentrasi akar,karenanya berkurang menurut kedalaman daerah akar.
Gerakan air
Perkolasi yaitu gerakan air melalui tanah berhubungan dengan jumlah air
yang ada.air yang diberikan ketanah bergerak melalui tanah itu hanya sesaat
setelah tercapainya kapasitas lapang. Sebegitu jauh kecepatan gerakan air
tergantung kepada tekstur tanah.
2. factor suhu
kecepatan reaksi dipengaruhi suhu, biasanya makin tinggi suhu reaksi makin
cepat.jadi, suhu mempunyai efek penting dan tegas pada respirasi. Akan
tetapi, hubungan suhu dan reaksi biokimia yang berlangsung dalam tanaman
jarang berbandung langsung karena adanya factor lain yang rumit.
Suhu mempengaruhi kestabilan system ensim, pada suhu optimum , sisten ensim
berfungsi baik dan tetap setabil untuk waktu lama. Pada suhu lebih dingin.
Mereka tetap setabil, tetapi tidak berfungsi, sementara pada suhu tinggi
sisten ensim rusak sekali. Suhu cardinal adalah suhu dimana perubahan
percepatan proses yang berlangsung.suhu yang ekstream dapat merusak
tanaman.
3. factor Cahaya
Cahaya mempengaruhi banyak respon lain dari tanaman, termasuk
perkecambahan, pembentukan umbi dan bulb, pembungaan dan perbandingan
kelamin pada bunga.cahaya mempengaruhi perkecambahaan dan pembunggaan
dengan pengaruhnya terhadap fitokrom. Fitokrom dipengaruhi cahaya merah dan
lewat merah pada spectrum cahaya.
Mutu dan jumlah cahaya
Kuantitas cahaya atau intensitas cahaya ditunjukan oleh konsentrasi
gelombang cahaya,dapat dinyatakan dengan energi lisrik (watt) tiap satuan
luas atau dengan terangnya.
Cahaya dan Fotosintetis
Laju fotosintetis berhubung dengan ketersediaan bahan mentah, yaitu air dan
karbondioksida dan energi yang tersedia dalam bentuk panas dan
cahaya.syarat sederhana ini sangat banyak terdapat didaerah tropic dan
sedang.baik laut maupun darat.
Banyak teknik budidaya yang didasarkan pada kebutuhan cahaya secara
relative dari spesies yang berdeda-beda. Pengetahuan mengenai ini dipandang
sebagai keahlian yang menyangkut factor bagi pengelola tanaman
Diposkan oleh Estea di 21.20
Faktor Lingkungan Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Tanaman
BAB I
(PENDAHULUAN)
Dalam usaha budidaya harus diketahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara ekologi, baik faktor biotik dan
abiotik di lingkungan tumbuh tanaman tersebut. Faktor biotik adalah faktor
hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun
hewan. Faktor abiotik, yaitu terdiri dari benda-benda mati seperti air,
tanah, udara, cahaya, matahari dan sebagainya. Dalam ekosistem, tumbuhan
berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan
mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Tanaman dalam kondisi alamiah
maupun dibudidayakan dengan pertanian seringkali mengalami stres akibat
kondisi lingkungan (environmental stresses). Stres biasanya didefinisikan
sebagai faktor luar yang tidak menguntungkan yang berpengaruh terhadap
tanaman.
Pertumbuhan tanaman dapat dipengaruhi dalam berbagai cara oleh
lingkungan. Kondisi lingkungan yang sesuai selama pertumbuhan akan
merangsang tanaman untuk berbunga dan menghasilkan benih. Kebanyakan
speises tidak akan memasuki masa reproduktif jika pertumbuhan vegetatifnya
belum selesai dan belum mencapai tahapan yang matang untuk berbunga.
Pertumbuhan suatu tanaman yang diproduksi akan selalu dipengaruhi oleh
faktor dalam maupun faktor luar dari tanaman itu sendiri. Faktor dalam dari
taman itu adalah genetika dari tanaman tersebut yang terekspresikan melalui
pertumbuhan sehingga diperoleh hasil, sedangkan faktor luarnya adalah
faktor biotic maupun abiotik yang meliputi unsur – unsur yang menjadi
pengaruh pada kualitas dan kuantitas produksi alam, antara lain iklim,
curah hujan, kelembaban, intensitas cahaya, kesuburan tanah, serta ada
tidaknya hama dan penyakit. Oleh sebab itu, mengetahui faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tentunya menjadi sangat
bermanfaat. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur tersebut secara optimal
maka perlu adanya perlakuan khusus pada tanaman tersebut, antara lain
pengolahan tanah, pemilihan bibit atau varietas unggul, pengaturan
kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak tanam, pengaturan pemupukan,
pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan penyakit, hingga akhirnya
diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
BAB II
(ISI)
Faktor lingkungan yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi
dua, yaitu faktor biotic dan abiotik :
1. Faktor Abiotik
Faktor abiotic yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman
yaitu iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban, dan
suhu), tanah, air, nutrisi dan ruang.
a. Iklim
Faktor iklim sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. Apabila
tanaman ditanam di luar daerah iklimnya, maka produktivitasnya sering kali
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam usaha pertanian, umumnya
disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Junghuhn mengklasifikasi daerah
iklim di Pulau Jawa secara vertikal sesuai dengan kehidupan tumbuh-
tumbuhan. Pembagian daerah iklim tersebut adalah:
- Daerah panas/tropis
Tinggi tempat : 0 – 600 m dari permukaan laut.
Suhu : 26,3o C – 22o C.
Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa,
coklat.
- Daerah sedang
Tinggi tempat : 600 m – 1500 m dari permukaan laut.
Suhu : 22 o C – 17,1 o C.
Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur-sayuran.
- Daerah sejuk
Tinggi tempat : 1500 – 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 17,1 o C – 11,1 o C.
Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran.
- Daerah dingin
Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut.
Suhu : 11,1 o C – 6,2 o C.
Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
Unsur – unsur iklim yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yaitu
suhu, cahaya, angin, dan kelembaban udara.
¬ Cahaya
Cahaya merupakan faktor utama sebagai energi dalam fotosintesis, untuk
menghasilkan energi. Kekurangan cahaya akan mengganggu proses fotosintesis
dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya tergantung pada jenis tumbuhan.
Kekurangan cahaya pada saat pertumbuhan berlangsung akan menimbulkan gejala
etiolasi, dimana dimana batang kecambah akan tumbuh lebih cepat namun lemah
dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat.
Pengaruh cahaya bukan hanya tergantung kepada fotosintesis (kuat
penyinaran) saja, namun ada faktor lain yang terdapat pada cahaya, yaitu
berkaitan dengan panjang gelombangnya. Penelitian yang dilakukan oleh
Hendrick & Berthwick pada tahun 1984, menunjukan cahaya yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan adalah pada spectrum merah dengan panjang gelombang
660nm.
Percobaan dengan menggunakan spectrum infra merah dengan panjang gelombang
730nm memberikan pengaruh yang berlawanan. Substansi yang merspon spectrum
cahaya adalah fitakram suatu protein warna pada tumbuhan yang mengandung
susunan atom khusus yang mengabsorpsi cahaya.
¬ Suhu
Suhu berpengaruh terhadap fisiologi tumbuhan antara lain bukaan stomata,
laju transpirasi, laju penyerapan air dan nutrisi, fotosintesis, dan
respirasi. Suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan menghambat
proses pertumbuhan. Fotosintesis pada tumbuhan biasanya terjadi di daun,
batang, atau bagian lain tanaman. Suhu optimum (15°C hingga 30°C) merupakan
suhu yang paling baik untuk pertumbuhan. Suhu minimum (± 10°C) merupakan
suhu terendah di mana tumbuhan masih dapat tumbuh. Suhu maksimum (30°C
hingga 38°C) merupakan suhu tertinggi dimana tumbuhan masih dapat tumbuh.
Peningkatan suhu sampai titik optimum akan diikuti oleh peningkatan proses
di atas
Setelah melewati titik optimum, proses tersebut mulai dihambat: baik secara
fisik maupun kimia, menurunnya aktifitas enzim (enzim terdegradasi)
Peningkatan suhu disekitar iklim mikro tanaman akan menyebabkan cepat
hilangnya kandungan lengas tanah
Peranan suhu kaitannya dengan kehilangan lengas tanah melewati mekanisme
transpirasi dan evaporasi
Peningkatan suhu terutama suhu tanah dan iklim mikro di sekitar tajuk
tanaman akan mempercepat kehilangan lengas tanah terutama pada musim
kemarau. Pada musim kemarau, peningkatan suhu iklim mikro tanaman
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman terutama
pada daerah yang lengas tanahnya terbatas.
Meningkatnya konsentrasi CO2 diatmosfer sebenarnya berdampak positif
terhadap proses fisiologis tanaman, tetapi pengaruh positif CO2 dihilangkan
oleh peningkatan suhu atmosfer yang cenderung berdampak negatif terhadap
proses fisiologis tersebut
Pengaruh positif peningkatan CO2 atmosfer : merangsang proses fotosintesis,
meningkatkan pertumbuhan tanaman dan produktivitas pertanian tanpa diikuti
oleh peningkatan kebutuhan air (transpirasi).
Pengaruh negatif peningkatan CO2: meningkatnya suhu iklim global, berdampak
pada peningkatan respirasi, menurunkan produktifitas tanaman. Peningkatan
suhu menghilangkan pengaruh positif dari peningkatan CO2.
¬ Angin
Angin merupakan unsur penting bagi tanaman, karena angin dapat mengatur
penguapan atau temperature, membantu penyerbukan (lebih – lebih penyerbukan
silang), membawa uap air sehingga udara panas menjadi sejuk, dan membawa
gas – gas yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Hal – hal tersebut ditinjau
dari keuntungannya, tetapi dari segi kerugiannya adalah tanaman bisa
terbkar karena angin, penyerbukan karena angin bijinya tidak bisa menjadi
murni sehingga tanaman perlu diisolasi, dapat menyebarluaskan gulma,
membawa serangga tertentu kemana mana, dan angin yang kencang dapat
merebahkan tanaman. Salah satu jalan untuk mengatasi pengaruh buruk angin,
ialah dengan jalan menanam pohon penahan angin yang dapat menjamin
perlindungan sejauh 15 – 20 kali tinggi pohon perlindung. Misalnya tinggi
pohon 10 meter, tanaman sejauh 150 – 200 meter dapat dilindungi sehingga
memperlambat kecepatan angin. Angin dengan kecepatan 4 – 5 sampai 6 -7 m /
sec sudah tidak mampu untuk merobohkan tanaman. Angin mempengaruhi
transpirasi dengan bergeraknya uap air disekitar tanaman, sehingga
memberikan kesempatan terjadinya penguapan lebih lanjut. Situasi ini
merupakan tekanan yang kuat bagi keseimbangan air, meskipun jumlah air
dalam tanah cukup banyak. Pertumbuhan vertical akan terbatas sesuai dengan
kemampuan mengisap dan mentransformasikan air ke atas untuk mengimbangi
transpirasi yang cepat, hasilnya mungkin akan membentuk tanaman yang
kerdil.
¬ Kelembaban
Kelembapan ada kaitannya dengan laju transpirasi melalui daun karena
transpirasi akan terkait dengan laju pengangkutan air dan unsur hara
terlarut. Bila kondisi lembap dapat dipertahankan maka banyak air yang
diserap tumbuhan dan lebih sedikit yang diuapkan. Kondisi ini mendukung
aktivitas pemanjangan sel sehingga sel-sel lebih cepat mencapai ukuran
maksimum dan tumbuh bertambah besar. Pada kondisi ini, faktor kehilangan
air sangat kecil karena transpirasi yang kurang. Adapun untuk mengatasi
kelebihan air, tumbuhan beradaptasi dengan memiliki permukaan helaian daun
yang lebar. Untuk pemecahan senyawa bermolekul besar (saat respirasi) agar
menghasilkan energi yang diperlukan pada proses pertumbuhan dan
perkembangannya.
b. Tanah
Terdapat 3 fungsi tanah yang primer terhadap tanaman, yaitu :
- Memberikan unsure-unsur mineral, melayaninya baik sebagai medium
pertukaran maupun sebagai tempet persediaan.
- Meberikan air dan melayaninya sebagai reservoir
- Melayani tanaman sebagai tempat berpegang dan bertumpu untuk
tegak
Tanah merupakan sumber utama zat hara untuk tanaman dan tempat sejumlah
perubahan penting dalam sikls pangan.susunan anorganik dalam tanah yang
dibentuk dari pelapukan padas dan pengkristalan mineral-mineral. Dapat
digolongkan pada liat,debu, pasir dan kerikil.komponen tambahan yang sangat
penting adalah bahan organic yang disebut humus. Kaitan hubungan tekstur
dan struktur tanah terhadap pertumbuhan tanaman sangat erat. Ada hubungan
timbal balik antara komponen satu dengan komponen yang lainnya. Pertumbuhan
tanaman dapat dipengaruhi oleh tekstur dan struktur tanah. Dalam keadaan
tanah yang memiliki tekstur yang dominan pasir, maka daya ikat tanah
terhadap air serta bahan organik lainnya kecil. Tanah dengan tekstur
dominan pasir ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang dibutuhkan
tanaman. Dalam keadaan tanah seperti ini, pertumbuhan akar tanaman akan
berkembang dengan baik. Akar mudah untuk melakukan penetrasi ke dalam
tanah. Drainase dan aerasi pada tekstur tanah dominan berpasir ini cukup
baik, namun tekstur tanah ini cenderung mudah melepas unsur-unsur hara yang
dibutuhkan tanaman. Tanaman akan sulit mendapatkan unsur hara, dan
pertumbuhan tanaman akan terganggu. Dalam keadaan tanah yang dominan liat,
akar pada tanaman akan sulit untuk melakukan penetrasi karena keadaan
lingkungan tanah yang lengket pada saat basah dan mengeras pada saat
kering. Drainase dan aerasi buruk, sehingga pertukaran udara maupun
masuknya unsur hara pada akar tanaman akan terganggu. Pada keadaan basah,
tanaman sulit mengikat gas-gas yang berguna bagi proses fisiologi karena
pori-pori tanah yang kecil tergenang oleh air (kecuali tanaman padi yang
mampu beradaptasi di lingkungan yang tergenang air). Air pada tanah dominan
liat ini tidak mudah hilang. Tanaman dapat mengalami kematian, karena
kurangnya unsur-unsur yang dibutuhkan tanaman untuk melakukan proses-proses
fisiologis yang semestinya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik, tanah
dengan aerasi, drainase, serta kemampuan menyimpan air maupun unsur hara
yang baik harus memiliki komponen pasir, debu, dan liat yang seimbang.
Sehingga tanaman mampu tumbuh dalam keadaan yang optimal. Selain tekstur
tanah, faktor lain yang memiliki kaitan yang erat dengan pertumbuhan
tanaman adalah struktur tanah. Pada struktur tanah, terdapat berbagai macam
komponen yang dapat mempengaruhi tumbuhnya suatu tanaman. Tanah mengandung
berbagai macam unsur-unsur makro maupun mikro yang berguna bagi tanaman.
Dengan struktur tanah yang mantap (terdapat bahan organik yang cukup,
mikroorganisme yang menguntungkan satu sama lain, dan pori-pori tanah cukup
baik), maka aerasi (pertukaran O2, CO2, maupun gas-gas lainnya di dalam
tanah) akan mampu mencukupi kebutuhan tanaman terhadap unsur-unsur
tersebut. Sehingga, tanaman mampu melakukan proses metabolisme dengan baik.
Pertumbuhan tanaman juga dipengaruhi oleh agregat tanah (daya ikat antara
partikel-partikel dalam tanah).
c. Air
Di dalam tanah keberadaan air sangat diperlukan oleh tanaman yang harus
tersedia untuk mencukupi kebutuhan untuk evapotranspirasi dan sebagai
pelarut, bersama-sama dengan hara terlarut membentuk larutan tanah yang
akan diserap oleh akar tanaman.
Dalam Buckman and Brady (1982) disebutkan bahwa keberadaan air berdasarkan
klasifikasi biologi air di dalam tanah ada tiga bentuk yaitu : air
kelebihan, air tersedia dan air tidak tersedia. Pada umumnya kelebihan air
yang terikat pada kapasitas lapangan tidak menguntungkan tanaman tingkat
tinggi. Bila terlalu banyak air, keadaannya merugikan pertumbuhan dan
menjadi lebih buruk ketika mencapai titik jenuh. Pengaruh buruk yang lain
dari kelebihan air adalah terlindinya unsur hara bersama gerakan air
tersebut ke bawah. Pada tanah yang bertekstur halus, hal ini mungkin hanya
perpindahan unsur hara ke lapisan yang lebih bawah dan tidak terlalu dalam
sehingga masih dapat diserap oleh akar tanaman.
Air merupakan pembatas pertumbuhan tanaman karena jika jumlahnya terlalu
banyak menimbulkan genangan dan menyebabkan cekaman aerasi sedangkan jika
jumlahnya sedikit sering menimbulkan cekaman kekeringan.
d. Ruang
Hasil analisis statistika pengujian pengaturan jarak tanam, populasi dan
pengolahan tanah memperlihatkan bahwa perlakuan pengolahan tanah
berpengaruh sangat nyata terhadap parameter pertumbuhan dan produksi
tanaman. Perlakuan populasi berpengaruh nyata sampai sangat nyata.
Perlakuan pemupukan dan interaksi antara ketiganya berpengaruh tidak nyata.
Salah satu bentuk interaksi antara satu populasi dengan populasi lain atau
antara satu individu dengan individu lain adalah bersifat persaingan
(kompetisi). Persaingan terjadi bila kedua individu mempunyai kebutuhan
sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak menyediakan
kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat
negatif atau menghambat pertumbuhan individu-individu yang terlibat.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis
yang berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada
umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk
dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda. Sarana
pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya
persaingan diantaranya air, cahaya, nutrisi dan ruang. Ruang merupakan
factor yang penting dalam persaingan antar spesies karena ruang sebagai
tempat hidup dan sumber nutrisi bagi tumbuhan. Ruang yang besar dapat
menyebabkan tingginya tingkat persaingan. Faktor utama yang memengaruhi
persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya adalah kerapatan.
Pengaruh kerapatan tanaman terhadap diameter dan tinggi tanaman yaitu
semakin besar kerapatan tanaman maka semakin kecil diameter dan tinggi
tanaman dan semakin kecil kerapatan tanaman maka semakin besar diameter dan
tinggi tanaman yang ada. Hal ini disebabkan karena kerapatan yang besar
berarti jumlah tanaman sejenis banyak tumbuh di ruang sempit, saling
berkompetisi untuk mendapatkan air, dan nutrisi yang jumlahnya terbatas.
Oleh karena itu diameter batang dan tinggi tanaman tidak dapat tumbuh .
Begitupun sebaliknya, jika kerapatan kecil maka air dan nutrisi yang
tersedia akan semakin besar dan kesempatan tanaman untuk menyerap air dan
nutrisi semakin besar, sehingga diameter batang dan tinggi tanaman bisa
tumbuh secara maksimal. Pengaruh kerapatan tanaman terhadap pertumbuhan
akar dan tajuk yaitu semakin besar kerapatan tanaman, pertumbuhan akar dan
tajuk tanaman akan semakin kecil karena factor nutrisi dan air akan
diperebutkan oleh banyak tanaman yang sejenis.
e. Nutrisi
Nutrisi terdiri atas unsur-unsur atau senyawa-senyawa kimia sebagai sumber
energi dan sumber materi untuk sintesis berbagai komponen sel yang
diperlukan selama pertumbuhan. Nutrisi umumnya diambil dari dalam tanah
dalam bentuk ion dan kation, sebagian lagi diambil dari udara. Unsur-unsur
yang dibutuhkan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (C, H, O, N,
P, K, S, Ca, Fe, Mg). Adapun unsur-unsur yang dibutuhkan dalam jumlah
sedikit disebut unsur mikro (B, Mn, Mo, Zn, Cu, Cl). Jika salah satu
kebutuhan unsur-unsur tersebut tidak terpenuhi, akan mengakibatkan
kekurangan unsur yang disebut defisiensi. Defisiensi mengakibatkan
pertumbuhan menjadi terhambat.
2. Faktor Biotik
Faktor biotic yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman yaitu makhluk hidup,
seperti serangga di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti hama,
bakteri, penyakit, gulma, annelida seperti cacing tanah.
a. Serangga
Serangga adalah organisme yang mendominasi rantai dan jejaring makanan
dihampir semua jenis ekosistem. Serangga merupakan salah satu komponen yang
terdapat di dalam ekosistem yang mempunyai peran yang tidak dapat dianggap
kecil, sebab kehadirannya mempumyai arti banyak bagi komponen lainnya,
terutama bagi tumbuhan dan organisme lainnya. Kelimpahan serangga dimuka
bumi mencapai 80 persen dari total kelimpahan organisme lain. Sampai saat
ini, lebih dari 1 juta spesies serangga baik serangga darat maupun serangga
yang hidup di air telah berhasil diidentifikasi, dan para ahli yakin bahwa
masih banyak spesies serangga yang belum diidentifikasi. Melihat hal-hal
tersebut, kita dapat menduga bahwa serangga mempunyai peran ekologis dan
ekonomis yang amat penting. Secara ekologis, serangga berperan sebagai
komponen rantai makanan sebagai herbivora, karnivora, pengurai dan
penyerbuk. Sementara itu, serangga dapat menjadi hama, musuh alami, atau
vektor penyakit tanaman, binatang, dan manusia. Sebagian besar serangga
adalah pemakan tumbuhan, dan menjadi serangga yang merugikan atau biasa
disebut hama. Banyak jenis ulat (larva kupu-kupu dan ngengat) menjadi hama
penting pada tanaman, misalnya belalang Locusta migratoria adalah pemangsa
rakus hampir segala jenis tumbuhan yang mereka temui disepanjang jalan yang
mereka lalui, Sexava sp. dan Aspidiotus destructor yang menyerang tanaman
perkebunan kelapa, dan banyak jenis yang lain. Secara ekologis, serangga
herbivora dapat berperan sebagai pengontrol kelimpahan tumbuhan. Pada
beberapa kasus, serangga herbivora dimanfaatkan untuk mengendalikan
pertumbuhan tumbuhan pengganggu (gulma). Lalat gall Procecidochares connexa
misalnya, digunakan untuk mengendalikan gulma siam (Ewusie, 1990). Serangga
juga berperan sebagai pemakan daging (karnivora), ada yang bersifat
menguntungkan yang sering kita kenal dengan musuh alami yaitu serangga yang
berperan sebagai predator dan parasitoid. Misalnya semut rangrang adalah
pemangsa banyak jenis ulat dan larva dari berbagai penggerek. Chilocorus
yang merupakan kumbang kubah (Coleoptera : Coccinellidae) yang memangsa
Aspidiotus destructor pada tanaman perkebunan kelapa. Musuh alami tersebut
akan mengontrol kelimpahan serangga inang atau mangsanya, sehingga selalu
berkisar pada ambang yang normal. Banyaknya pemangsaan dan parasitisme yang
dilakukan serangga terhadap hama dalam lingkungannya cenderung untuk
membatasi berlimpahnya spesies tertentu, sehingga mempersulit banyak
spesies untuk menambah kerapatannya (Ewusie, 1990). Serangga pengurai
mempunyai peran penting di alam. Misalnya, rayap dapat menghancurkan dan
menguraikan kayu dan bahan-bahan dari tumbuhan dengan bantuan protozoa dan
bakteri pemecah selulosa di dalam usus belakangnya, sehingga membantu
mengubah sampah tumbuhan menjadi bahan-bahan yang dapat digunakan kembali,
baik oleh si rayap sendiri maupun oleh tanah sebagai bahan penyubur.
Beberapa contoh bakteri simbion pemecah selulosa pada rayap adalah bakteri
fakultatif Serratia marcescens, Enterobacter aerogens, Enterobacter
cloacae, dan Citrobacter farmeri yang menghuni usus belakang rayap spesies
Coptotermes formosanus (famili Rhinotermitidae) dan berperan memecah
selulosa, hemiselulosa dan menambat nitrogen. Sementara itu, protozoa
simbion yang hidup pada usus rayap C. formosanus, misalnya
Pseudotrichonympha grassi, Holomastigotoides hartmanni, dan Spirotricho.
Sementara itu, bakteri Bacillus cereus ditemukan pada usus kecoa Blaberus
giganteus pemakan kayu. Aktivitas rayap membuat sarang di dalam tanah juga
membantu menggemburkan tanah, sehingga pertukaran udara di dalam tanah
menjadi lebih baik. Proses penyerbukan pada tumbuhan oleh serangga disebut
entomofili. Hubungan antara serangga penyerbuk dengan tumbuhan yang
diserbukinya kadang-kadang sangat erat (bersifat obligat). Bersifat obligat
maksudnya imago serangga berperan sebagai penyerbuk namun stadia larva
serangga berperan sebagai herbivora pada tanaman yang diserbukinya. Selain
itu ada juga serangga penyerbuk yang bersifat fakultatif, yaitu serangga
yang tidak mempunyai hubungan yang khas, maksudnya serangga imago hanya
sebagai penyerbuk, sedangkan stadia lain dari serangga tersebut tidak
sebagai herbivora pada tanaman yang diserbukinya. Contoh dari serangga
penyerbuk yang bersifat fakultatif adalah lebah atau tawon. Perhatikan pada
saat lebah madu mengunjungi bunga. Lebah madu sangat berperan aktif dalam
proses penyerbukan bunga sambil mencari cairan madu (nektar), mereka juga
mengumpulkan serbuk sari disekujur tubuhnya. Serbuk sari inilah yang secara
tidak sengaja akan menempel pada putik bunga lain yang dikunjunginya,
sehingga terjadilah penyerbukan, sehingga jika disuatu areal tanaman
budidaya ditemukan serangga ini maka memungkinkan sekali untuk membantu
penyerbukan tanaman budidaya.
b. Bakteri
Bakteri berperan dalam siklus nitrogen, seperti bakteri nitrifikasi.
Bakteri nitrifikasi adalah kelompok bakteri yang mampu menyusun senyawa
nitrat dari senyawa amonia yang pada umumnya berlangsung secara aerob di
dalam tanah. Kelompok bakteri ini bersifat kemolitotrof. Nitrifikasi
terdiri atas dua tahap yaitu nitritasi (oksidasi amonia (NH4) menjadi
nitrit (NO2-)) dan nitratasi (oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat
(NO3)). Dalam bidang pertanian, nitrifikasi sangat menguntungkan karena
menghasilkan senyawa yang diperlukan oleh tanaman yaitu nitrat. Setelah
reaksi nitrifikasi selesai, akan terjadi proses dinitrifikasi yang
dilakukan oleh bakteri denitrifikasi. Denitrifikasi sendiri merupakan
reduksi anaerobik senyawa nitrat menjadi nitrogen bebas (N2) yang lebih
mudah diserap dan dimetabolisme oleh berbagai makhluk hidup. Contoh bakteri
yang mampu melakukan metabolisme ini adalah Pseudomonas stutzeri,
Pseudomonas aeruginosa, and Paracoccus denitrificans. Di samping itu,
reaksi ini juga menghasilkan nitrogen dalam bentuk lain, seperti dinitrogen
oksida (N2O). Senyawa tersebut tidak hanya dapat berperan penting bagi
hidup berbagai organisme, tetapi juga dapat berperan dalam fenomena hujan
asam dan rusaknya ozon. Senyawa N2O akan dioksidasi menjadi senyawa NO dan
selanjutnya bereaksi dengan ozon (O3) membentuk NO2- yang akan kembali ke
bumi dalam bentuk hujan asam (HNO2). Di bidang pertanian dikenal adanya
suatu kelompok bakteri yang mampu bersimbiosis dengan akar tanaman atau
hidup bebas di tanah untuk membantu penyuburan tanah. Kelompok bakteri ini
dikenal dengan istilah bakteri pengikat nitrogen atau singkatnya bakteri
nitrogen. Bakteri nitrogen adalah kelompok bakteri yang mampu mengikat
nitrogen (terutaman N2) bebas di udara dan mereduksinya menjadi senyawa
amonia (NH4) dan ion nitrat (NO3-) oleh bantuan enzim nitrogenase. Kelompok
bakteri ini biasanya bersimbiosis dengan tanaman kacang-kacangan dan polong
untuk membentuk suatu simbiosis mutualisme berupa nodul atau bintil akar
untuk mengikat nitrogen bebas di udara yang pada umumnya tidak dapat
digunakan secara langsung oleh kebanyakan organisme. Secara umum, kelompok
bakteri ini dikenal dengan istilah rhizobia, termasuk di dalamnya genus
bakteri Rhizobium, Bradyrhizobium, Mesorhizobium, Photorhizobium, dan
Sinorhizobium. Contoh bakteri nitrogen yang hidup bersimbiosis dengan
tanaman polong-polongan yaitu Rhizobium leguminosarum, yang hidup di akar
membentuk nodul atau bintil-bintil akar.
c. Penyakit
Gangguan terhadap tanaman telah terjadi sejak berabad-abad lamanya. Dalam
sejarah telah tercatat berbagai kejadian yang telah mempengaruhi
perekonomian negara seperti antara lain.
Penyakit daun kentang (Phytophtora infestans) di Irlandia pada
pertengahan abad ke 19.
Penyakit karat daun kopi (Hemileia vastatrix) di Srilangka, Indonesia
dan negara-negara sekitarnya pada akhir abad ke 19
Penyakit cacar daun teh (Exobasidium vexans) di India, Srilangka,
Indonesia dan negara-negara disekitarnya pada pertengahan abad ke 20
Penyakit denegerasi pada jeruk yang lebih terkenal dengan CPVD pada
tahun 1950-an.
Selain itu masih banyak lagi penyakit yang menjadi bahaya potensial diwaktu
yang akan datang biak yang sekarang sudah berada di negara lain dan belum
rnasuk ke Indonesia atau sudah berada di negara kita, tapi rnasih tergolong
penyakit yang belum mempunyai arti ekonomi penting. Gangguan tersebut akan
masih terasa jika digunakan kultivar tanaman tertentu secara luas dengan
teknologi maju. Banyak diantara kultivar tanaman yang dapat berproduksi
tinggi tidak tahan terhadap penyakit-penyakit penting. Atau walaupun dapat
diketemukan kultivar yang tahan hanya terbatas terhadap satu atau beberapa
macam penyakit saja sedangkan sering terjadi, satu macam tanaman dapat
terganggu pertumbuhannya oleh berbagai macam penyakit. Gangguan penyakit
tidak. saja terbatas di pertanaman, tetapi terdapat pula diternpat
penyimpanan, ditempat pemasaran dan sebagainya. Jadi akan sangat berbahaya
sekali usaha peningkatan produksi pertanian, tidak memperhatikan terhadap
kemungkinan adanya gangguan oleh penyakit tumbuhan.
Menurut taksiran kasar di Amerika Serikat kehilangan hasil bahan makanan
oleh gangguan penyakit berkisar sekitar 6 - 20 persen. Sebagai contoh dapat
dikemukakan taksiran kerugian pada tahun 1965 oleh penyakit di Amerika
Serikat setiap tahunnya untuk berbagai komoditi pangan sebagai berikut:
- Kentang 24%
- Gandum 28%
- Buah-buahan 30%
- Jagung 15%
- Kacang-kacangan 22%
- Bunga-bungaan 15%
- Tebu 14%
- Padi 6%
Khusus mengenai penyakit padi yang banyak merugikan di Amerika Serikat
ialah cendawan Piricularia oryzae kemudian menyusul busuk akar yang
disebabkan oleh berbagai patogen, Helminthosporium oryzae, Coshiobolus
miyabeanus, Cercospora oryzae, Leptospaeria salvini, Rhizoctonia oryzae,
dan sebagainya.
Untuk negara-negara Asia termasuk Indonesia besarnya kerugian produksi padi
oleh gangguan hama, penyakit dan tanaman pengganggu keseluruhannya
berjumlah sekitar 57 persen sedangkan kerugian oleh penyakit sendiri
sebesar 10 persen. Diantara negara Asia hanya Jepang yang telah dapat
menekan kerugian oleh gangguan tersebut hingga 13 persen termasuk kerugian
oleh penyakit sendiri sebesar 4 persen.
Jika keadaan lingkungan memungkinkan untuk perkembangan penyakit, maka
kerugian akan lebih besar lagi sehingga dapat menggagalkan panen. Banyaknya
kerugian karena penyakit ini disebabkan antara lain, karena kemungkinan
penggunaan benih yang kurang baik, pemeliharaan tanaman yang tidak memadai,
cara penyimpanan dan pengangkutan ying kurang sempurna, serta kurangnya
usaha penanggulangan penyakit. Akibat dari kerugian penyakit tumbuhan
tersebut tidak saja mempengaruhi bidang ekonomi, tapi jika menyangkut
kepentingan masyarakat luas akan mengakibatkan ketenteraman hidupnya
terganggu. Dengan demikian perlu selalu diperhatikan terhadap kemungkinan
terjadinya gangguan dibidang produksi pertanian termasuk gangguan yang
disebabkan oleh penyakit tumbuhan.
d. Gulma
Gulma adalah tumbuhan yang kehadirannya tidak diinginkan pada lahan
pertanian karena menurunkan hasil yang bisa dicapai oleh tanaman produksi.
Batasan gulma bersifat teknis dan plastis. Teknis, karena berkait dengan
proses produksi suatu tanaman pertanian. Keberadaan gulma menurunkan hasil
karena mengganggu pertumbuhan tanaman produksi melalui kompetisi. Plastis,
karena batasan ini tidak mengikat suatu spesies tumbuhan. Pada tingkat
tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma. Sebaliknya, tumbuhan yang
biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak mengganggu. Contoh,
kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur jagung dapat
dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya merupakan
tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan dikenal sebagai
gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Gulma secara langsung maupun
tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma
dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk
pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gilma rerumputan
(grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan
gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran
gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup
semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan
buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku
pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan
helaian daun., contoh gulama rerumputan Panicium repens, Eleusine indica,
Axonopus compressus dan masih banyak lagi. Golongan teki-tekian kebanykan
berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip
dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang
dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-
tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh
golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Golongan gulma
berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum
odorotum. Berdaarkan habita tunbuhanya, dikenal gulma darat, dan gulma air.
Gulma darat merupakan gulma yang hidu didarat, dapat merupakan gulma yang
hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebaranya dapat
melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya
Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus
spinosus. Gulma air merupakan gulama yang hidupnya berada di air. Jenis
gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung
dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang
tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul
ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).
e. Cacing Tanah
Cacing tanah mampu menghasilkan pupuk organik yang terbukti dapat
memperbaiki kondisi tanah sehingga lahan menjadi subur dan menjadikan
tanaman lebih produktif. Cacing tanah (Lumbricus rubellus) sering disebut
"perut bumi" karena semua mikroorganisme menguntungkan ada di perut cacing
tanah. Karenanya, cacing tanah berperan penting dalam mempercepat proses
pelapukan bahan organik sisa. Dengan kemampuannya memakan bahan organik
seberat badannya sendiri setiap 24 jam, cacing tanah mampu mengubah semua
bentuk bahan organik menjadi tanah subur. Kemampuan inilah yang
dimanfaatkan petani untuk memperbaiki kesuburan lahan pertaniannya. Cacing
juga dapat membuat tanah menjadi lebih gembur sehingga aerase serta
draenase dalam tanah menjadi lebih baik.
BAB III
(KESIMPULAN)
1. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman dibedakan menjadi dua,
yaitu faktor biotic dan abiotik.
2. Faktor biotic yaitu makhluk hidup seperti
- serangga, di mana serangga ada yang bersifat merugikan seperti
hama
- bakteri
- penyakit
- gulma
- annelida seperti cacing tanah.
3. Faktor abiotik yaitu :
- iklim (unsur – unsur iklim seperti cahaya, angin, kelembaban,
dan suhu)
- tanah
- air
- nutrisi
- ruang.
4. Untuk dapat memanfaatkan unsur – unsur yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman secara optimal maka perlu adanya perlakuan khusus pada
tanaman tersebut, antara lain pengolahan tanah, pemilihan bibit atau
varietas unggul, pengaturan kebutuhan benih pada petak, pengaturan jarak
tanam, pengaturan pemupukan, pengaturan air irigasi, pengendalian hama dan
penyakit, hingga akhirnya diperoleh hasil panen atau produksi pertanian.
Tentunya kegiatan tersebut dapat dilakukan dengan benar jika kita
mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.