BAHAN AJAR Mata Kuliah Kode MK Semester Pengampu
I.
: : : :
Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat persalinan.
Asuhan Kebidanan II (Asuhan Persalinan) Bd. 302 III Gita Kostania, S.ST, M.Kes.
menjelaskan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
II. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor power dalam persalinan dengan benar 2. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor passanger dalam persalinan dengan benar 3. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor psikologis ibu yang dapat mempengaruhi kelancaran persalinan dengan tepat 4. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor posisi ibu dalam persalinan yang dapat mempengaruhi kelancaran persalinan dengan tepat. III. Materi Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan : 1. Power 2. Passenger 3. Psikologis 4. Posisi ibu IV. Uraian Materi
Power Power=
kekuatan=
kemampuan
1 ibu
(meliputi:
kontraksi
dan
tenaga/kekuatan mengejan) Kontraksi kontraksi otot-otot uterus yang mempengaruhi terjadinya pengeluaran janin dan placenta dari cavum uteri. Kontraksi uterus terdiri dari kontraksi involunter dan volunter.
1
Gita K/ Askeb II/ 2012
Kontraksi
uterus
involunter
disebut
kekuatan/kontraksi
primer,
menandai dimulainya persalinan disebut juga dengan istilah his dalam bahasan ini, selanjutnya disebut kontraksi/his. His dimulai pada bulan terakhir kehamilan sebelum persalinan disebut his pendahuluan/his palsu merupakan peningkatan dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan bersifat tidak teratur, tidak menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, tidak menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah tidak bertambah kuat dan sering seiring dengan bertambahnya waktu, dan tidak mempunyai pengaruh pada cerviks. His persalinan bersifat teratur, menyebabkan nyeri di perut bagian bawah dan lipat paha, menyebabkan nyeri yang memancar dari pinggang ke perut bagian bawah akan bertambah sering dan sakit seiring dengan bertambahnya waktu (makin lama makin sering dan makin sakit). Kontraksi
uterus
volunter
disebut
kekuatan/kontraksi
sekunder,
diakibatkan karena cerviks berdilatasi, mengakibatkan adanya kekuatan untuk mendorong janin keluar dalam bahasan ini, selanjutnya disebut kekuatan sekunder. Kontraksi Involunter (Kontraksi Primer/His) Kontraksi involunter (kontraksi primer/his) berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Kemudian dihantarkan ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang, diselingi periode istirahat singkat. Kontraksi ini terjadi karena otot-otot polos rahim bekerja dengan baik dan sempurna, dengan sifat kontraksi simetris, fundus dominan, diikuti relaksasi. Sifat-sifat yang lain involuntir (ke arah dalam-bawah), intermitten (disertai periode aktif dan tidak aktif), terasa sakit, terkoordinasi secara
2
Gita K/ Askeb II/ 2012
simetris, serta kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia dan psikis. Gambar 1 : Active Segment dan Passive Segment pada Kontraksi Primer
Istilah
lain
dalam
penggambaran
kontraksi
involunter
(kontraksi
primer/his): a. Frekuensi waktu antar kontraksi=waktu antara awal suatu kontraksi dan awal kontraksi berikutnya jumlah his dalam waktu tertentu, yaitu 10 menit. b. Durasi lamanya kontraksi berlangsung dalam satu kontraksi diukur dengan satuan detik. c. Intensitas kekuatan kontraksi diukur dalam satuan mmHg secara praktis, kekuatan kontraksi dapat ditentukan dengan meraba/palpasi saat kontraksi, dibedakan menjadi: kuat, sedang dan lemah d. Interval masa relaksasi (diantara dua kontraksi). e. Datangnya kontraksi dibedakan menjadi: kadang-kadang, sering, teratur. Kontraksi involunter (kontraksi primer/his) mengakibatkan cerviks menipis (effacement) dan berdilatasi, serta mengakibatkan janin turun.
3
Gita K/ Askeb II/ 2012
Perubahan-perubahan yang lain akibat kontraksi: a. Ibu rasa nyeri yang sangat, terjadi karena kontraksi mengakibatkan iskemia rahim, kenaikan frekuensi denyut nadi, kenaikan tekanan darah. b. Janin pertukaran oksigen pada sirkulasi utero-placenter berkurang, maka timbul hipoksia janin. Hipoksia janin mengakibatkan perubahan frekuensi denyut jantung janin. Frekuensi denyut jantung janin dapat melambat dan meningkat. Melambatnya frekuensi denyut jantung janin disebabkan oleh terjadinya iskemia fisiologis, sedangkan meningkatnya denyut jantung janin (diatas 160x/menit, dan tidak teratur) disebabkan oleh hipoksia yang agak lama oleh karena terjadinya tetania uteri. Gambar 2 : Terjadinya Kontraksi Involunter / Kontraksi primer
Keterangan : Terjadinya kontraksi primer yang mengakibatkan aksi hidrostatik myometrium, yang berakibat pada terjadinya effacement dan dilatasi cerviks. Gambar tersebut menekankan pada terjadinya perubahan pada cerviks yaitu hubungan antara OUI dan OUE dengan meningkatnya persalinan (gambar A, B dan C). Perhatikan tanda panah dan perhatikan petunjuk yang tertera pada gambar, tercantum : Internal Cervikal Os = OUI (Ostium Uteri Internum) Eksternal Cervikal Os = OUE (Ostium Uteri Eksternum)
4
Gita K/ Askeb II/ 2012
Effacement (penipisan cerviks) adalah pemendekan dan penipisan cerviks selama kala 1 persalinan. Cerviks normal panjang 2 – 3 cm dan tebal kira-kira 1 cm, menjadi terangkat ke atas karena terjadi pemendekan gabungan otot uterus selama penipisan SBR (segmen bawah rahim) pada tahap akhir persalinan, mengakibatkan bagian ujung cerviks yang tipis saja yang dapat diraba setelah effacement lengkap saat pemeriksaan dalam. Pada kehamilan pertama, effacement biasanya terjadi lebih dulu daripada dilatasi
cerviks
(pembukaan
cerviks).
Sedangkan
pada
kehamilan
berikutnya, effacement dan dilatasi cenderung terjadi bersamaan. Tingkat effacement dinyatakan dalam persentase dari 0% - 100%. Dilatasi cerviks (pembukaan cerviks) pembesaran atau pelebaran muara dan saluran cerviks yang terjadi pada awal persalinan. Diameter meningkat dari sekitar 1 cm sampai dengan 10 cm (dilatasi lengkap). Dilatasi cerviks terjadi karena komponen muskulo fibrosa tertarik dari cerviks ke arah atas (akibat kontraksi uterus yang kuat, tekanan oleh cairan amnion, tekanan dari presentasi janin). Dilatasi lengkap (pembukaan 10 cm) telah terjadi retraksi yang sempurna, cerviks tidak dapat diraba, menandai berakhirnya kala 1 persalinan. Penghambat dilatasi cerviks jaringan parut pada cerviks akibat infeksi/pembedahan di masa lalu. Kontraksi primer/his mempunyai sifat khas, yaitu mengalami retraksi suatu keadaan dimana setelah kontraksi berlangsung maka otot tersebut tidak berelaksasi kembali ke keadaan sebelum kontraksi, tetapi menjadi sedikit lebih pendek walaupun tonusnya seperti sebelum kontraksi. Retraksi mengakibatkan rongga rahim mengecil dan janin berangsur didorong ke bawah dan tidak banyak naik lagi ke atas setelah his hilang membentuk kekuatan sekunder.
5
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 3 : Terjadinya Effacement dan Dilatasi Cerviks
Keterangan : Gambaran di atas mengilustrasikan bagaimana cerviks tertarik ke atas di sekitar bagian presentasi (Ostium Uteri Internum/OUI), dengan keadaan ketuban masih utuh, kepala belum benar-benar menempati cerviks : A. Sebelum persalinan B. Effacemant dini C. Effacement lengkap (100%) D. Dilatasi lengkap (10 cm)
6
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 4 : Perbedaan Effacement dan Dilatasi Cerviks Multipara dan Primigravida
Keterangan : Gambar di atas menunjukkan effacement dan dilatasi cerviks pada multipara dan primigravida : A. Sebelum persalinan, cerviks primigravida terlihat lebih panjang dan belum berdilatasi, sangat berbeda dengan multipara dimana sudah mengalami dilatasi pada OUI dan OUE. B. Cerviks multipara mengalami effacement dan dilatasi bersama-sama, yaitu pada saat mengalami effacement, OUI berdilatasi seperti membentuk corong. Hal ini terlihat sangat jelas perbedaannya dengan cerviks primigravida, yang mana akan mengalami effacement terlebih dahulu kemudian mengalami dilatasi (tidak bersamaan). C. Pada saat telah mengalami effacement lengkap (100%), pada multipara telah mengalami dilatasi lengkap, sedangkan primigravida dilatasi minimal/baru sebagian.
7
Gita K/ Askeb II/ 2012
Kontraksi Volunter (Kekuatan Sekunder) Kekuatan sekunder bersifat mendorong keluar (menimbulkan perasaan ibu ingin mengejan) timbul setelah bagian presentasi mencapai dasar panggul. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi dilatasi cerviks, namun setelah dilatasi /pembukaan lengkap, kekuatan ini penting untuk mendorong janin kaluar dari uterus dan vagina. Sifat kekuatan sekunder (reflex/tanpa disadari) bekerja seperangkat otot dengan jenis yang berbeda-beda, otot-otot diafragma dan abdomen ibu
berkontraksi
dan
mendorong
janin
keluar
menyebabkan
peningkatan tekanan intraabdomen tekanan yang menekan uterus pada semua sisi dan menambah kekuatan untuk mendorong keluar. Refleks mengejan akan timbul saat bagian terendah janin sudah turun ke dasar panggul, mengakibatkan tekanan bagian presentasi/bagian terendah janin pada reseptor regang dasar panggul sehingga mengakibatkan hipofisis posterior melepaskan hormon oksitosin disebut juga ‘refleks Ferguson’. Refleks ferguson akan lebih baik saat otot-otot abdomen bekerja lebih sinkron (saling menguatkan) dengan kontraksi rahim pada pembukaan sudah lengkap dengan posisi ibu duduk atau berjongkok. Usaha mengejan usaha mendorong ke bawah (kekuatan sekunder) dibantu dengan usaha volunter yang sama dengan yang dilakukan saat buang air besar. Apabila dalam persalinan ibu melakukan usaha mengejan terlalu dini (sebelum pembukaan lengkap), maka dilatasi cerviks akan terhambat mengedan terlalu dini akan melelahkan ibu dan menimbulkan trauma cerviks.
8
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 5 : Ilustrasi Kekuatan Sekunder
Segmen Bawah Rahim (SBR) dan Lingkaran Retraksi Proses persalinan mengakibatkan perubahan pada uterus, terutama otototot dalam rahim. Dua bagian dari otot rahim yang mengalami perubahan signifikan saat terjadinya persalinan adalah corpus uteri dan isthmus uteri. Corpus uteri membentuk Segmen Atas Rahim (SAR), sedangkan isthmus uteri membentuk Segmen Bawah Rahim (SBR). Saat terjadi his, SAR memegang peranan aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya persalinan, sedangkan SBR memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan karena mengalami peregangan SAR berkontraksi menjadi tebal untuk mengeluarkan janin, sedangkan SBR dan cerviks berelaksasi dan berdilatasi menjadi saluran yang tipis dan teregang yang akan dilalui janin. Oleh kerena SAR makin tebal dan SBR makin tipis, maka batas antara SAR dan SBR menjadi jelas membentuk lingkaran retraksi fisiologis. Apabila SBR sangat diregang (karena kontraksi terlalu kuat), maka lingkatan retraksi lebih jelas lagi dan naik mendekati pusat disebut lingkaran retraksi patologis (lingkaran Bandl/Bandl’s ring). Lingkaran Bandl adalah tanda ancaman robekan rahim dan akan terjadi apabila bagian depan tidak dapat maju (misal karena panggul sempit).
9
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 6 : Perkembangan Progresif SBR dan Lingkaran Retraksi Uterus
Keterangan : A. Uterus tidak hamil B. Uterus kehamilan aterm pada persalinan normal awal kala 1 C. Uterus kehamilan aterm pada persalinan normal kala 1 fase aktif D. Segmen pasif berasal dari SBR (istmus) dan cerviks, dan cincin retraksi fisiologis berasal dari OUI anatomis E. Uterus pada persalinan abnormal saat distosia tahap kedua, terbentuk cincin/lingkaran retraksi patologis (Bandl’s ring) yang terbentuk pada kondisi abnormal berasal dari cincin fisiologis yang menjadi abnormal.
Passenger
2
Passenger/penumpang dalam proses persalinan meliputi janin, placenta dan air ketuban. Penumpang (janin), bergerak di sepanjang jalan lahir merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu: ukuran kepala janin, presentasi, letak, sikap dan posisi janin dipengaruhi juga oleh keberadaan air ketuban.
10
Gita K/ Askeb II/ 2012
1.
Janin
Ukuran Kepala Janin Ukuran dan sifat kepala janin yang relatif kaku sangat mempengaruhi proses persalinan. Tengkorak janin terdiri dari: a. Dua os parietal b. Dua os temporal c. Satu os frontal d. Satu os oksipital Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak terdiri dari: a. Os nasalis (tulang hidung) b. Os maksilaris (tulang rahang atas) c. Os mandibularis (tulang rahang bawah) d. Os zygomatik (tulang pipi) Daerah-daerah pada tengkorak: a. Sinciput (depan kepala) b. Vertex (puncak kepala) c. Occiput (belakang kepala) Tolang-tulang pada tengkorak janin disatukan oleh sutura membranosa: a. Sagitalis b. Lambdoidalis c. Koronalis d. Frontalis Rongga yang berisi membrane tersebut di atas, disebut fontanel, terletak di tempat pertemuan sutura-sutura tersebut dua fontanel yang paling penting adalah fontanel anterior dan fontanel posterior. Fontanel anterior (fontanel yang lebih besar) disebut juga Ubun-Ubun Besar (UUB), berbentuk seperti intan dan terletak pada pertemuan: sutura sagitalis, koronalis dan frontalis (fontanel anterior/UUB akan menutup pada usia anak 18 bulan setelah lahir).
11
Gita K/ Askeb II/ 2012
Fontanel posterior (fontanel yang lebig kecil) disebut juga Ubun-Ubun Kecil (UUK), berbentuk segitiga dan digunakan sebagai petunjuk presentasi pada pemeriksaan dalam, terletak di pertemuan: sutura sagitalis dan lambdoidalis (fontanel posterior/UUK akan menutup pada usia anak 6 sampai 8 minggu setelah lahir). Sutura dan fontanel membuat tengkorak janin fleksibel, sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap otak bayi yang akan terus tumbuh beberapa lama setelah lahir. Akan tetapi, karena belum menyatu dengan kuat, tulang-tulang ini dapat saling tumpang tindih disebut molase, yaitu struktur kepala yang terbentuk selama persalinan. Molase (kemampuan tulang tengkorak untuk saling menggeser) memungkinkan untuk beradaptasi terhadap berbagai diameter panggul ibu. Molase dapat berlangsung berlebihan, tetapi pada kebanyakan bayi kepala akan mendapatkan bentuk normalnya dalam tiga hari setelah lahir. Ukuran normal diameter bagian tengkorak: a. D. occipito-frontalis (letak puncak kepala) = 11,5 cm b. D. mento-occipitalis (letak dahi) = 12,5 cm c. D. suboccipito-bregmatika (letak belakang kepala) = 9,5 cm d. D. biparietalis = 9,5 cm e. D. bitemporalis = 8 cm Selain
kepala
adalah
bahu,
meskipun
ukuran
bahu
janin
dapat
memengaruhi proses kelahirannya, namun posisi bahu relatif mudah berubah selama persalinan, sehingga posisi bahu yang satu dapat lebih rendah daripada bahu yang lain hal ini membuat diameter bahu yang lebih kecil dapat melalui jalan lahir. Sedangkan lingkar paha janin jauh lebih sempit dari bahu, sehingga tidak menimbulkan masalah.
12
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 7 : Tulang Kepala Janin Aterm
Gambar 8 : Sutura dan Fontanel Kepala Janin Aterm
Presentasi Janin Presentasi janin adalah bagian janin yang pertama kali memasuki Pintu Atas Panggul (PAP) dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai aterm. Presentasi janin dapat diketahui dari pemeriksaan palpasi dan atau pemeriksaan dalam. Bagian presentasi adalah bagian tubuh janin yang pertama kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemeriksaan dalam.
13
Gita K/ Askeb II/ 2012
Faktor-faktor yang menentukan bagian presentasi adalah: letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala janin. Bagian presentasi: presentasi kepala, presentasi bokong, presentasi bahu, presentasi muka, dll. Bentuk presentasi kepala: a. Presentasi belakang kepala (occiput) b. Presentasi puncak kepala (vertex) c. Presentasi depan kepala (sinciput) d. Presentasi dahi e. Presentasi muka Gambar 9 : Presentasi Kepala
Keterangan : A. Presentasi vertex (puncak kepala) B. Presentasi sinsiput (depan kepala)
C. Presentasi dahi D. Presentasi muka
Letak Janin Letak janin adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Letak janin dibedakan menjadi : a. Letak memanjang/vertical sumbu panjang janin parelel dengan sumbu panjang ibu
14
Gita K/ Askeb II/ 2012
1) Letak kepala -
Letak fleksi (letak belakang kepala)
-
Letak defleksi (letak puncak kepala, letak dahi, letak muka)
2) Letak sungsang = letak bokong -
Letak bokong sempurna (complete breech)
-
Letak bokong murni (Frank breech)
-
Letak bokong tidak sempurna (incomplete breech)
b. Letak melintang/horizontal sumbu panjang janin membentuk sudut tegak lurus terhadap sumbu panjang ibu. c. Letak miring/oblique sumbu panjang janin membentuk sudut beberapa derajat terhadap sumbu panjang ibu, dibagi menjadi letak kepala mengolak dan letak bokong mengolak. Letak memanjang dapat berupa presentasi kepala atau presentasi bokong presentasi ini tergantung pada struktur janin yang pertama memasuki panggul ibu. Gambar 10 : Presentasi/Letak Bokong
A
B
C
Keterangan : A. Presentasi Frank breech (bokong murni) B. Presentasi complete breech (bokong sempurna) C. Presentasi incomplete breech (bokong tak sempurna/bokong kaki)
15
Gita K/ Askeb II/ 2012
Sikap Janin Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu dengan bagian yang lain. Janin mempunyai postur yang khas (sikap) saat berada di dalam rahim hal ini sebagian merupakan akibat pola pertumbuhan janin dan sebagian akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada kondisi normal keadaan janin: punggung janin sangat fleksi, kepala fleksi ke arah dada, paha fleksi ke arah sendi lutut, tangan disilangkan di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan dan tungkai sikap ini disebut fleksi umum. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan kesulitan saat anak dilahirkan misal pada presentasi kepala dengan kepala janin ekstensi atau fleksi yang kurang, yang dapat menyebabkan diameter kepala berada dalam posisi yang tidak menguntungkan terhadap ukuran-ukuran panggul ibu. Posisi Janin Posisi adalah hubungan antara bagian presentasi (occiput, sacrum, mentum, sinsiput/puncak kepala menengadah) yang merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan atau belakang terhadap empat kuadran panggul ibu misal pada letak belakang kepala (LBK) ubun-ubuk kecil (UUK) kiri depan, UUK kanan belakang. Di bawah ini beberapa indikator (penunjuk arah) dan variasi posisi bagian terbawah janin, yaitu: a. Letak belakang kepala (LBK) - Indikator : ubun ubun kecil (UUK) - Variasi posisi : 1) Ubun ubun kecil kiri depan (uuk ki-dep) 2) Ubun ubun kecil kiri belakang (uuk ki-bel) 3) Ubun ubun kecil melintang kiri (uuk mel-ki) 4) Ubun ubun kecil kanan depan (uuk ke-dep)
16
Gita K/ Askeb II/ 2012
5) Ubun ubun kecil kanan belakang (uuk ka-bel) 6) Ubun ubun kecil melintang kanan (uuk mel-ka) b. Presentasi Dahi - Indikator : teraba dahi dan ubun-ubun besar (UUB) - Variasi posisi : 1) Ubun ubun besar kiri depan (uub ki-dep) 2) Ubun ubun besar kiri belakang (uub ki-bel) 3) Ubun ubun besar melintang kiri (uub mel-ki) 4) Ubun ubun besar kanan depan (uub ka-dep) 5) Ubun ubun besar kanan belakang (uub ka-bel) 6) Ubun ubun besar melintang kanan (uub mel-ka) c.
Presentasi Muka - Indikator : dagu (mento) - Variasi posisi : 1) Dagu kiri depan (da ki-dep) 2) Dagu kiri belakang (da ki-bel) 3) Dagu melintang kiri (da mel-ki) 4) Dagu kanan depan (da ke-dep) 5) Dagu kanan belakang (da ka-bel) 6) Dagu melintang kanan (da mel-ka)
d. Presentasi Bokong - Indikator : sacrum - Variasi posisi : 1) Sacrum kiri depan (sa ki-dep) 2) Sacrum kanan depan (sa ka-dep) 3) Sacrum kanan belakang (sa ka-bel) 4) Sacrum melintang kanan (sa mel-ka) e. Letak lintang 1) Menurut posisi kepala a) Kepala di kiri (LLi I) b) Kepala di kanan (LLi II)
17
Gita K/ Askeb II/ 2012
2) Menurut arah punggung a) Punggung depan/ dorso anterior (PD) b) Punggung belakang/ dorso posterior (PB) c) Punggung atas/ dorso superior (PA) d) Punggung bawah/ dorso inferior (PI) 3) Presentasi bahu (scapula) a) Bahu kanan (ba-ka) b) Bahu kiri (ba-ki) 4) Tangan menumbung -
Tentukan apakah : a) Tangan kiri (ta-ki) b) Tangan kanan (ta-ka)
-
Indikator adalah ketiak (axilla) a) Ketiak menutup/membuka ke kanan b) Ketiak menutup/membuka ke kiri. Gambar 11 : Presentasi Vertex (Oksipito Anterior)
A
B
Keterangan : A. Oksipito anterior kanan B. Oksipito anterior kiri
18
Gita K/ Askeb II/ 2012
Gambar 12 : Presentasi Vertex (Oksipito Posterior – Transversal) A
B
C
Keterangan : A. Oksipito posterior kiri B. Oksipito transversal kanan C. Oksipito posterior kanan Gambar 13 : Presentasi Muka A
B
Keterangan : A. Mento anterior kanan B. Mento anterior kiri C. Mento posterior kanan
19
Gita K/ Askeb II/ 2012
C
2. Placenta Placenta merupakan pruduk kehamilan yang akan lahir mengiringi kelahiran janin. Placenta cukup bulan bercirikan membentuk massa bulat dan datar dengan diameter sekitar 20 cm dan ketebalan 2,5 cm di bagian pusat; beratnya sekitar seperenam berat badan bayi cukup bulan atau rata-rata sekitar 500 – 600 gram (meskipun perbandingan ini dapat dipengaruhi oleh waktu tali pusat diklem karena jumlah darah janin yang bervariasi yang tertahan di dalam pembuluh darah); terdiri dari permukaan maternal dan fetal juga terdapat selaput ketuban dan tali pusat. a. Permukaan maternal - Darah maternal menyebabkan permukaan ini tampak merah tua dan memisahkan sebagian desidua basalis - Permukaan ini terbagi menjadi 20 lobus, yang dipisahkan oleh sulkus (alur) tempat desidua masuk untuk membentuk septum (dinding) - Lobus terdiri atas beberapa lobules yang masing-masing memiliki satu villus dan percabangannya - Terkadang deposit garam kapur terdapat di permukaan ini dan membuatnya sedikit berpasir, hal ini tidak memiliki signifikansi klinis. b. Permukaan fetal - Amnion yang menutupi permukaan fetal pada placenta menyebabkan plecenta berwarna putih dan berkilat - Cabang-cabang vena dan arteri umbilikalis dapat terlihat, menyebar dari insersi pusat yang biasanya terdapat di tengah - Amnion dapat lepas dari permukaan, lepas dari lempeng korionik tempat placenta berkembangan dan terus bersama korion. c. Selaput ketuban - Selaput ketuban terdiri atas membrane ganda membrane luar dan membrane dalam.
20
Gita K/ Askeb II/ 2012
- Membrane luar adalah korion yang berada di bawah desisua kapsularis dan menempel dengan erat pada dinding uterus, sedangkan membrane dalam adalah amnion yang berisi cairan amnion. - Korion adalah membrane tebal, tidak tembus cahaya, dan rapuh, berasal dari trofoblas, bersambungan dengan lempeng korionik membentuk dasar placenta. - Amnion adalah membrane yang halus, kuat dan tembus cahaya yang berasal dari massa sel dalam. Amnion dianggap berperan dalam pembentukan cairan amnion (liquor amnii). d. Tali pusat - Tali pusat (funis) memanjang mulai dari janin sampai placenta dan berisi pembuluh darah umbilikalis (dua arteri, satu vena). - Pembuluh darah tali pusat tersebut diselubungi dan dilindungi oleh jelly Wharton, zat gelatin yang terbentuk dari mesoderm. - Seluruh tali pusat diselubungi oleh lapisan amnion, sama dengan yang diselubungi placenta. - Panjang tali pusat rata-rata 50 cm hal ini cukup untuk memungkinkan kelahiran bayi tanpa menarik placenta. Tali pusat dianggap pendek apabila panjangnya kurang dari 40 cm. - Tidak ada kesepakatan spesifik tentang tali pusat yang terlalu panjang, tetapi kerugian dari tali pusat yang terlalu panjang adalah dapat melilit leher atau tubuh janin atau membentuk simpul kedua hal tersebut dapat menyebabkan oklusi pembuluh darah, terutama selama persalinan. Gambar 14 : Placenta Cukup Bulan
Keterangan : A. Permukaan maternal 21
Gita K/ Askeb II/ 2012
B. Permukaan fetal
Gambar 15 : Potongan Melintang Tali Pusat
Terdapat beberapa variasi anatomi placenta berdasarkan jenis/tipe placenta, yaitu: a. Placenta suksenturiata (satu lobus terpisah) terdapat sebuah lobus kecil ekstra terpisah dari placenta utama, dan dihubungkan oleh pembuluh darah sepanjang membrane untuk mencapainya. Bahayanya bahwa lobus kecil dapat tertahan di dalam uterus setelah placenta dilahirkan, yang akan mengakibatkan infeksi dan perdarahan. b. Placenta sirkumvalata placenta dengan bentuk lingkaran yang tidak tembus cahaya terlihat pada permukaan fetal placenta. Lingkaran ini terbentuk dari bagian belakang yang rangkap pada korion dan amnion dan dapat menyebabkan lepasnya membrane dari placenta yang lebih dekat bagian tengah dan bukan dari tepi seperti yang seharusnya. c. Insersi battledore tali pusat tali pusat melekat di bagian yang sangat dekat dengan tepi placenta, seperti bet tenis meja. Hal ini tidak menimbulkan masalah, kecuali jika pelekatannya rapuh. d. Insersi velamentous tali puat insersi tali pusat ke dalam membrane agak jauh dari tepi placenta. Pembuluh darah umbilikalis melewati membrane dari tali pusat sampai placenta. Apabila letak placenta rendah, pembuluh darah dapat melewati tulang uterus, dan istilah yang digunakan untuk pembuluh darah yang terletak dalam posisi ini adalah vasa previa. e. Placenta bipartite terdapat dua bagian yang lengkap dan terpisah, masing-masing memiliki sebuah tali pusat. Tali pusat bipartite menyatu pada jarak yang tidak jauh dari dua bagian placenta.
22
Gita K/ Askeb II/ 2012
f. Placenta tripartite hampir sama dengan placenta bipartite, bedanya terdapat tiga bagian yang berbeda. Variasi anatomi placenta berdasarkan jenis insersi tali pusat, yaitu: a. Insersi centralis di tengah placenta b. Insersi marginalis di tepi placenta c. Insersi lateralis (parasentralis) di bagian antara centralis-marginalis placenta d. Insersi velamentosa. Gambar 16 : Variasi Anatomi Placenta dan Tali Pusat A
B
C
D
E Keterangan : A. Placenta suksenturiata B. Placenta sirkumvalata C. Insersi battledore tali pusat D. Insersi velamentous tali pusat E. Placenta bipartit
23
Gita K/ Askeb II/ 2012
3. Air Ketuban Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan kira-kira 1000 – 1500 cc. Ciri-ciri air ketuban berwarna putih keruh, berbau amis dan berasa manis, reaksinya agak alkalis dan netral, dengan berat jenis 1,008. Komposisinya terdiri atas 98% air, sisanya albumin, urea, asam uric, kreatinin, sel-sel epitel, rambut lanugo, verniks caseosa, dan garam anorganik. Kadar protein kira-kira 2,6% gram per liter, terutama albumin. Apabila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin, dan atau terjadi infeksi, maka air ketuban berwarna keruh kehijauan karena telah bercampur dengan mekonium. Pada persalinan, selama selaput ketuban tetap utuh, cairan amnion/air ketuban melindungi placenta dan tali pusat dari tekanan kontraksi uterus. Cairan ketuban juga membantu penipisan dan dilatasi cerviks.
Psikologis
3
Tingkat kecemasan pada ibu bersalin cenderung meningkat dapat dipengaruhi oleh tingkat pemahaman ibu tentang proses persalinan. Dukungan dari suami dan orang-orang terdekat ibu dapat mengurangi tingkat kecemasan meningkatkan kenyamanan (perasaan disayangi) dengan mendampingi jalannya persalinan (mulai dari awal kala I, dan apabila mungkin sampai proses persalinan selesai). Dukungan diantaranya
bidan
yang
dapat
membantu
ibu
mengurangi untuk
tingkat
berpartisipasi
kecemasan dalam
ibu
proses
persalinannya, memenuhi harapan ibu akan hasil akhir persalinan, membantu ibu untuk menghemat tenaga, dan mengendalikan rasa nyeri. Tingkat kecemasan akan berkurang dengan meningkatkan perasaan nyaman pada diri ibu, diantaranya kamar bersalin dibuat senyaman mungkin, member sentuhan dan dukungan, memberikan penanganan nyeri yang tepat, berada di sisi pasien.
24
Gita K/ Askeb II/ 2012
Posisi Ibu
4
Posisi ibu saat persalinan akan mempengaruhi adaptasi anatomi dan fisiologi persalinan. Perubahan posisi saat persalinan mengakibatkan rasa letih berkurang, memberikan rasa nyaman, memperbaiki sirkulasi darah, memperbaiki posisi janin. Posisi ibu yang tidak sesuai dengan posisi, sikap dan presentasi janin, akan menghambat
penurunan
bagian
terendah
janin,
sehingga
dapat
memperlama proses persalinan. V. Referensi 1.
Bag. Ob-Gyn FK-Unpad. 1983. Obstetri Fisiologi. Eleman, Bandung.
2. Bobak, Lowdermilk, Jensen (Alih bahasa: Wijayarini, Anugerah). 2005.
Buku Ajar Keperawatan Maternitas, edisi 4. EGC, Jakarta. 3. Cunningham, et.al. 2010. E-book Williams Obstetrics, edisi 23. The Mc Graw-Hill Companies, USA. 4. Fraser, Cooper (Alih bahasa: Rahayu, et.al.). 2009. Myles, Buku Ajar
Bidan, edisi 14. EGC, Jakarta. 5. Mochtar. 2002. Synopsis Obstetri, edisi 2. EGC, Jakarta. 6. Sumarah, Widyastuti, Wiyati. 2008. Perawatan Ibu Bersalin (Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin). Fitramaya, Yogyakarta. VI. Tugas Mandiri 1.
Apakah yang dimaksud dengan istilah hipotonik, hipertonik, inersia uteri, tetania uteri, dan uterus inkoordinasi ? Jelaskan penyebab dan cara penanganannya !
2. Apakah yang dimaksud dengan bradikardi dan takikardi ? 3. Jelaskan mekanisme kelahiran placenta ! 4. Apakah yang dimaksud dengan poli-hidramnion dan oligo-hidramnion?
25
Gita K/ Askeb II/ 2012
5. Buatlah alat peraga dilatasi cerviks, dimulai dari pembukaan 1cm s.d. 10cm. Ketentuan: bahan kertas karton, dipotong menjadi 10 bagian (untuk 10 pembukaan) masing-masing panjang sisi 12,5cm, kemudian lubangi seolah-olah membentuk dilatasi cerviks. Gunakan jangka untuk membentuk diameter lingkaran yang sempurna. VII. Evaluasi 1.
Apakah yang dimaksud dengan his, jelaskan sifat-sifatnya !
2. Apa sajakah yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan his ? 3. Sebutkan akibat dari terjadinya kontraksi primer/involunter ! 4. Apa yang dimaksud dengan reflex Ferguson ? 5. Jelaskan proses terjadinya lingkaran retraksi fisiologis ! 6. Sebutkan daerah-daerah pada tengkorak ! 7. Sutura apa sajakah yang membentuk UUK dan UUB ? 8. Sebutkan
denominator/petunjuk
pada
presentasi-letak:
kepala, puncak kepala, muka dan bokong ! 9. Sebutkan jenis-jenis insersi placenta ! 10. Jelaskan fungsi air ketuban selama proses persalinan !
26
Gita K/ Askeb II/ 2012
belakang