Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Bisnis dan Dimensi Kinerja Bisnis
Oleh Indra Muis, S.S.,M.M
Abstrak
Penelitian ini dilakukan untuk menemukan dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada berbagai perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis. Diharapkan temuan ini dapet menjadi referensi para pelaku pasar dalam merumuskan sasaran dan program perusahaan.
Penelitian ini adalah penelitian pustaka yang mengunakan data yang bersumber dari jurnal dan buku teks. Temuan dari penelitian yang dipublikasikan pada berbagai jurnal dan teori-teori yang ditemukan pada buku teks dipahami dan dianalisis untuk menjawab pertanyaan penelitian.
Penelitian ini mencatat dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun jasa. Dimensi-dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan Non Finansial. Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on assets (ROA) dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non Financial adalah pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru, Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.
Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar, Kemampuan Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management, Implementasi Sistim ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi Bisnis, Branding, Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran Moral, Manajemen Produk, Transfer Pengetahuan.
Kata Kunci: Kinerja Bisnis, Kinerja Finansial, Kinerja Non Finansial, Dimensi
Pendahuluan
Latar Belakang
Globalisasi merupakan sebuah Isu strategis yang akan mempengaruhi perspektif bisnis ke depan. Lalu lintas perdagangan barang dan jasa, investasi dan pencari kerja antar negara menjadi sangat padat sebagai konsekwensi dari kesepakatan antar yang bersifat bilateral, regional atau multilateral..
Pemerintah Republik Indonesia telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas secara bilateral dengan Australia, Jepang, Iran, dan Pakistan, dan secara regional dengani The European Union (EU), North American Free Trade Area (NAFTA), Central American Free Trade Area (CAFTA), Asean Free Trade Area (AFTA), African Union (AU), South Asian Association for Regional Cooperation (SAARC), Komunitas Ekonomi Asean, Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik dan Komunitas ASEAN plus Jepang, Cina, Korea. Kondisi ini tentunya menjadi stimulus tingkat persaingan bisnis yang semakin tinggi menjelang Desember 2015 dan 2020
Menuju era Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun Desember 2015 dan Era Globalisasi yang bersifat multilateral pada tahun 2020, perspektif bisnis khususnya mengenai persaingan akan banyak berubah. Perubahan ini dipicu oleh realitas turbulensi yang dialami banyak pelaku bisnis baik secara domestik maupun multi nasional.
Persaingan yang semaki sengit mendorong para pelaku bisnis untuk senantiasa meningkatkan kinerja bisnis mereka. Upaya yang berkesinambungan ini dilakukan pelaku bisnis untuk memastikan keberlanjutan yang sehat dari bisnis mereka. Upaya tersebut bersifat strategic sehingga memerlukan perumusan yang penuh pertimbangan dan kajian
Beberapa studi tentang kinerja bisnis telah dilakukan oleh para peneliti di seluruh penjuru dunia. Penelitian tersebut telah memberi masukan berharga bagi para pelaku bisnis khususnya dan perkembangan keilmuan manajemen strategik pada khususnya. Penelitian tentang kinerja bisnis ini tentunya masih perlu dilakukan karena sifat kebenaran itu sendiri yang sangat ditentukan oleh konteks ruang dan waktu. Temuan penelitian memiliki kecendrungan bersifat parsial dan temporer yang masih terus diuji pada lokus dan waktu yang berbeda.
Para pelaku bisnis perlu mengetahui tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis dan dimensi-dimensi dari factor-faktor tersebut. Lebih penting dari semua itu tentunya para pelaku bisnis memerlukan dimensi yang dapat mengukur kirnerja bisnis baik yang bersifat Kinerja Financial (keuangan) atau Kinerja Non Financial (Non Keuangan).
Beberapa studi telah berhasil membuktikan hubungan antara variabel-variabel tertentu dengan kinerja bisnis. Fairoz, et al (2010) menemukan pengaruh orientasi kewirausahaan dengan kinerja bisnis. Calantone, et al (2001) menemukan pengaruh yang positif dan signifikan dari inovasi terhadap kinerja bisnis. Dampak hubungan dari kedua variabel ini kemudian diperkuat oleh temuan dari Ma'atoofi & Tajeddini (2010) dan Eshlaghy & Maatofi (2011). Therin (2002) menemukan bahwa pembelajaran organisasi berpengaruh secara langsung terhadap kinerja bisnis. Asosiasi ini diperkuat oleh temuan Alipour dan Karimi (2011)
Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pun beragam. Beberapa peneliti mengunakan dimensi keuangan. Peneliti lainnya mengunakan dimensi non keuangan. Ada juga yang mengabungkan kinerja keuangan dan non keuangan.
Beberapa postulat yang disampaikan sebelumnya menimbulkan keberagaman faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis dan keberagaman dimensi untuk mengukur kinerja bisnis. Artikel ini bertujuan untuk memaparkan keberagaman tersebut sebagai bahan referensi para pelaku bisnis dalam merumuskan strategi dan menetapkan program yang dapat meningkatkan kinerja bisnis mereka. Pelaku bisnis diharapkan dapat mengukur kinerja bisnis mereka dengan mengaju kepada keberagaman dimensi yang biasa dipergunakan untuk mengukur kinerja bisnis.
Masalah Penelitian
Terdapat 2 (dua) pertanyaan penelitian yang akan dijawab pada artikel ini. Mereka adalah:
1. Dimensi-dimensi apa saja yang dapat mengukur kinerja bisnis?.; dan,
2. Variabel-variabel apa saja yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis; dan,
2. variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis
Tinjauan Pustaka
Manajemen Strategik
David (2010) telah mengambarkan sebuah model manajemen strategis komprehensif yang mengambarkan proses manajemen strategis yang berawal dari pernyataan visi, dilanjutkan dengan penetapan tujuan jangka panjang, merumuskan strategi pencapaian, implementasi strategi dan diakhirnya dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja organisasi seperti Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1 Model Manajemen Strategis Komprehensif Fred R. David
Dari model pada gambar 2.1 dapat diketahui bahwa proses manajemen strategis memiliki 3 (tiga) tahapan yaitu Perumusan Strategi, Penerapan Strategi dan Pengevaluasian Strategi. Pada tahapan Perumusan Strategi terdapat beberapa aktifitas yaitu pimpinan sebuah organisasi memulai proses manajemen strategis dengan melakukan pengembangan pernyataan misi dan misi organisasi, dilanjutkan dengan melakukan analisa atau audit lingkungan eksternal dan internal, menetapkan tujuan-tujuan jangka panjang organisasi dan menciptakan, mengevaluasi dan memilih alternatif strategi untuk mewujudkan tujuan jangka panjang. Tahap berikutnya, Penerapan Strategi meliputi menerapkan strategi dalam lingkup isu-isu manajemen dan lingkup pemasaran, keuangan, akuntansi, penelitian dan pengembangan, dan isu Sistim Informasi Manajemen. Tahap terakhir adalah Pengevaluasiaan Strategi dengan cara mengukur dan mengevaluasi kinerja organisasi.
Daft (2010) merumuskan sebuah model pengembangan tentang proses manajemen strategis seperti Gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2 Model Proses Manajemen Strategis Richard L. Daft
Model Proses Manajemen Strategis pada Gambar 2.2 memulai aktifitas manajemen strategis dengan melakukan evaluasi terhadap misi, tujuan dan strategi yang ada saat ini melalui analisa lingkungan eksternal dan internal dari organisasi dalam upaya mengenal faktor-faktor strategis seperti peluang, kesempatan, kekuatan dan kelemahan.Pada tahap berikutnya dilakukan perumusan misi, tujuan dan strategi besar yang baru dan strategi pencapaian pada tingkat perusahaan, usaha dan fungsional. Langkah terakhir adalah penerapan strategi melalui perubahan kepemimpinan, budaya struktur, sumber daya manusia, sistim informasi dan kontrol.
Robbins dan Coulter (2009) merumuskan model proses manajemen strategis seperti pada gambar 2.3 berikut ini:
Gambar 2.3 Model Proses Manajemen Strategis Robbins dan Coulter
Model pada gambar 2.3 tersebut mengawali aktifitas manajemen strategis dengan melakukan identifikasi misi, tujuan dan strategi organisasi yang ada saat ini. Dilanjutkan dengan melakukan analisis SWOT yaitu analisis secara ekternal tentang peluang dan ancaman organisasi dan analisis secara internal tentang kekuatan dan kelemahan yang dimiliki organisasi. Dari hasil analisis selanjutnya dilakukan perumusan strategis yang dikuti dengan implementasi strategi-strategi yang telah diformulasikan. Tahap akhir adalah melakukan evaluasi terhadap hasil yang diperoleh organisasi.
Dari ketiga model tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa proses manajemen strategis terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: tahap identifikasi posisi terkini organisasi seperti misi, tujuan dan strategi yang diterapkan saat ini, tahap analisi lingkungan ekternal dan internal perusahaan atau sering disebut dengan SWOT Analysis, tahap perumusan misi. Tujuan dan strategi besar yang baru, tahap perumusan strategi pencapaian pada tingkat korporasi, persaingan, dan fungsional, tahap implementasi strategi, dan evaluasi terhadap hasil dari implementasi strategi.
Kinerja Bisnis
Fairoz, et al (2010) menyatakan bahwa kinerja bisnis telah dilaporkan sebagai hasil dari tujuan-tujuan organisasi yang dicapai melalui efektifitas strategi dan teknik. Schneider et al (2003) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan bahwa produktifitas dan efisiensi sebuah organisasi diperoleh dengan cara memuaskan karyawan dan menjadi sensitive terhadap baik kebutuhan psikologis maupun sosio-emosional dengan cara yang menyeluruh.
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian pustaka yang menjelaskan jawaban penelitian melalui pengkajian berbagai sumber atau referensi. Jenis data yang dipergunakan pada penelitian pustaka ini adalah data sekunder dari berbagai publikasi yang terkait dengan unit analisis pada penelitian ini yaitu variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis dan dimensi untuk mengukur kinerja bisnis. Data dikumpulkan melalui jurnal-jurnal dan buku teks yang membahas tentang kinerja bisnis dan variabel yang berasosiasi dengannya.
Pembahasan
Dimensi untuk mengukur factor-faktor yang mempengaruhi kinerja binis
Terkait indikator-indikator dalam kinerja bisnis Kirca et al (2005) dalam Hartono (2013) membedakan kinerja dalam 2 (dua) kategori; pertama ukuran-ukuran kinerja berdasarkan pada biaya (cost based performance) seperti ukuran profit dan ukuran-ukuran kinerja berdasarkan pada revenue (revenue based performance) seperti penjualan dan pangsa pasar. Lee (2011) dalam Eshlaghy & Maatofi (2011) menyatakan bahwa beberapa perusahaan dan peneliti telah berfokus pada kinerja keuangan sementara yang lain berkonsentrasi pada kinerja operasional. Sementara itu, Wiklund (1999) dalam Yang (2008) menjelaskan bahwa terdapat dua indikator yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja bisnis. Indikator-indikator tersebut adalah indikator kinerja pertumbuhan dan kinerja keuangan. Selanjutnya Yang (2008) mengunakan 4 (empat) indikator pertumbuhan dan 3 (tiga) indikator keuangan dalam penelitiannya tentang hubungan gaya kepemimpinan dan orientasi kewirausahaan dengan kinerja bisnis yaitu pertumbuhan penjualan, pertumbuhan pekerjaan, pertumbuhan penjualan dibandingkan dengan para pesaing dan pertumbuhan pangsa pasar yang dibandingkan dengan para pesaing dan pangsa pasar. Sedangkan indicator keuangan yang digunakan adalah gross profit, return on assets (ROA) dan return on investment (ROI). Alipour dan Karimi (2011) mengunakan indicator-indikator volume penjualan, kemampulabaan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja dan produktifitas pegawai untuk mengukur kinerja bisnis dalam penelitiannya tentang hubungan orientasi pasar dengan kinerja bisnis. Selain hal tersebut Beracs dan Nagy (2010) mengunakan indikator-indikator seperti kinerja keuangan, kinerja pasar dan kinerja campuran (composite) dalam penelitian mereka tentang efek lingkungan bisnis terhadap orientasi pasar dan kinerja bisnis.
Lebih jauh tentang dimensi kinerja bisnis, Chung et al (2012) menjelaskan beberapa dimensi yang digunakan berbagai peneliti tentang kinerja bisnis seperti berikut ini.
2.1 Tabel Peneliti dan Dimensi Kinerja Bisnis
NO
Peneliti
Dimensi Kinerja Bisnis
1
Croteau & Bergeron (2001)
Kemampulabaan dan pertumbuhan penjualan
2
Shrader (2001)
Rata-rata keuntungan dan pertumbuhan penjualan
3
Farrell (2000)
Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru, pertumbuhan penjualan, ROI, dan kinerja menyeluruh yang dibandingkan dengan perusahaan lain.
4
Baer & Frese (2003)
Tingkat ketercapaian tujuan
5
Tippins & Soh (2003)
Tingkat keuntungan, ROI, customer maintenance rate, dan pertumbuhan penjualan
6
Kirca et. al. (2005)
Kinerja bisnis menyeluruh, tingkat keuntungan, penjualan dan pangsa pasar
7
Saraph et. al.(1989.)
Kepuasan pelanggan, terhadap kualitas selama periode 3 tahun dan kualitas kinerja
8
Baker & Sinkula (1999)
sales revenue, market share,
and profit rate.
9
Slater & Narver (2000)
ROI
10
Su et. Al (2003)
profits and customer satisfaction
11
. Pelham (2000)
Efisiensi perusahaan, pertumbuhan dan pangsa pasar, profitabilitas
Chung et al (2012) sendiri mengunakan dimensi tingkat keuntungan, pertumbuhan penjualan, kualitas produk, kualitas layanan, customer Maintain Rate, Produk Baru yang berhasil di pasar dan ROI.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis
Hubungan Orientasi Kewirausahaan dan Kinerja Bisnis
Yang (2008), Wulandari (2009) dan Huang, et al (2011) menjelaskan hubungan antara orientasi kewirausahaan dengan kinerja bisnis perusahaan sebagai hubungan yang memiliki pengaruh yang positif secara signifikan. Huang, et al (2011), menambahkan bahwa walaupun memiliki hubungan yang positif dan signifikan dijelaskan bahwa implikasi kinerja dari orientasi kewirausahaan ini sangat tergantung kepada suasana yang ada di perusahaan.
Hubungan Inovasi dan Kinerja Bisnis
Sebuah penelitian telah menunjukkan sebuah hubungan antara inovasi dan kinerja bisnis. Calantone, et al 2001 dalam risetnya yang berjudul Learning orientation, firm innovation capability, and firm performance.telah membuktikan bahwa terdapat hubungan antara inovasi dan kinerja bisnis.
Hubungan Pembelajaran Organisasi dengan Kinerja Bisnis
Terkait hubungan antara pembelajaran organisasi, Therin (2002) dalam riset mereka yang berjudul Organizational Learning and Innovation in High-Tech Small Firms, telah menemukan keterkaitan antara pembelajaran organisasi dengan kinerja bisnis. Mereka menyatakan bahwa pembelajaran organisasi mempengaruhi kinerja bisnis secara langsung.
Hubungan Orientasi Pasar dengan Kemampuan Pemasaran
Beberapa penelitian telah menemukan hubungan antara variable orientasi pasar dengan kemampuan pemasaran. Ngo dan O'Cast (2012) dalam penelitian yang berjudul In Search of Innovation and Customer-related Performance Superiority: The Role of Market Orientation, Marketing Capability, and Innovation Capability Interactions menemukan hubungan antara kemampuan pemasaran dengan orientasi pemasaran. Peneliti lainya, Morgan et al (2009) dalam sebuah penelitian yang berjudul Market orientation, marketing capabilities, and firm performance juga menemukan hubungan antara orientasi pasar dengan kemampuan pemasaran pada sebuah penelitian pada lintas industri.
Hubungan Kemampuan Pemasaran dengan Kinerja Bisnis
Beberapa peneliti telah menemukan hubungan antara variable kepampuan pemasaran dengan koinerja bisnis. Salah satunya adalah Chang, et al (2010). Chang et al (2010) dalam penelitiannya yang berjudul How does CRM technology transform into organizational performance? A mediating role of marketing capability, telah menjelaskan bahwa terdapat hubungan antara teknologi CRM dengan kinerja bisnis yang dimediasi oleh variable kemampuan pemasaran pada konteks perusahaan korea. Temuan lainnya adalah hasil penelitian Mohammed dan Rashid (2012) yang berjudul Customer Relationship Management (CRM) in Hotel Industry: A framework Proposal on the Relationship among CRM Dimensions, Marketing Capabilities and Hotel Performance. Pada penelitian ini ditemukan hubungan antara kemampuan pemasaran dengan kinerja perusahaan dalam industri perhotelan. Diaconu (2011) dengan penelitian yang berjudul Considerations about the Relationship between the Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the Performance in the Performing Services Organization juga menemukan hubungan antara kemampuan pemasaran dan kinerja bisnis pertunjukkan.
Hubungan Nilai Pelanggan dengan kinerja bisnis
Tan (2007) menemukan hubungan antara nilai pelanggan dan kinerja bisnis pada penelitian yang sources of competitive advantage for emerging fast growth small-to medium enterprises: the role of business orientation, marketing capabilities, customer value dan firm performance. Peneliti lainnya yang menemukan hubungan antara nilai pelanggan dan kemampuan pemasaran adalah Slater dan Naver 1994) dalam tulisan berjudul Market Orientation, Customer Value dan Superior Performance menjelaskan hubungan antara orientasi pasar dan nilai pelangan
Variabel-Variabel Lainnya
Tabel berikut ini berisikan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja bisnis;
NO
VARIABEL
PENELITI
1
Praktek Total Quality Management
Hasan, et al (2012)
2
Implementasi Sistim ERP
Elragal dan Al-Serafi (2011)
3
Lingkungan External
Aziz dan Yasin (2010)
4
Strategi Bisnis
Kock, et al (2002)
5
Branding
Hafeez et al (2012)
6
Sumberdaya Perusahaan
Hafeez et al (2012)
7
Kemampuan Manajemen
Suci (2009)
8
Moral Awareness
Campos, et al (2011)
9
Knowledge Transfer
Alipour dan Karimi (2011)
Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan
Penelitian pustaka ini telah menjelaskan dimensi-dimensi untuk mengukur kinerja bisnis pada berbagai bentuk bisnis baik pada organisasi nirlaba, manufatur maupun jasa. Dimensi-dimensi tersebut dikelompokkan pada 2 (dua) kategori; Finansial dan Non Finansial. Dimensi yang tergolong pada Finansial adalah Gross Profit, Return on assets (ROA) dan return on investment (ROI). Dimensi yang tergolong kepada Non Financial adalah pangsa pasar, pertumbuhan penjualan, akses kepada pasar, penciptaan lapangan kerja dan produktifitas. Customer maintenance rate, tingkat kesuksesan produk baru, Kepuasan pelanggan, Efisiensi perusahaan.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis adalah Orientasi Kewirausahaan, Inovasi, Pembelajaran Organisasi, Orientasi Pasar, Kemampuan Pemasaran, Nilai Pelanggan, Praktek Total Quality Management, Implementasi Sistim ERP, Praktek Retensi Pelanggan, Lingkungan External, Strategi Bisnis, Branding, Sumber Daya Perusahaan, Kemampuan Manajemen, Kesadaran Moral, Manajemen Produk, Transfer Pengetahuan.
Saran
Para pelaku bisnis disarankan untuk mengunakan dimensi-dimensi yang dipaparkan dalam artikel ini dalam mengukur kinerja bisnis perusahaan. Kinerja bisnis yang telah diukur pada saat ini dapat dijadikan patokan untuk menetapkan sasaran pada periode waktu mendatang.
Variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja bisnis dapat dijadikan referensi dalam menyusun program perusahaan. Program perusahaan disesuaikan dengan sasaran perusahaan. Kinerja bisnis diukur melalui sasaran yang telah ditetapkan melalui implementasi program perusahaan. Disarankan pula penyusunan sasaran dan program dirumuskan dari dimensi-dimensi kinerja bisnis dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bisnis.
Daftar Pustaka
Daft, 2010, Era Baru Manajemen, Salemba Empat, Jakarta
David, 2010, Manajemen Strategis: Konsep, Salemba Empat; Jakarta
Robbins, SP., dan Coulter, M., 2009. Management. International Edition. New
Jersey: Pearson Education, inc.
Artikel Jurnal
Alipour dan Karimi , 2011, Mediation Role of Innovation and Knowledge
Transfer in the Relationship between Learning organization and Organizational Performance. International Journal of Business and Social Science. Vol. 2 No. 19 [Special Issue - October 2011]
Aziz and Yassin, 2010, How Will Market Orientation and External Environment Influence the Performance among SMEs in the Agro-Food Sector in Malaysia. International Business Research Vol. 3, No. 3 P.154-164
Beracs dan Nagy, 2010, Effect of Business Environment on Market
Orientation and Performance in an Emerging Country, Marketing Journal, Vol XXII (2010) br.2, str.243-254: University of Budapest and University of Pannonia Budapest Hungary
Calantone, et al , 2001, Learning orientation, firm innovation capability, and
firm performance. Industrial Marketing Management 31 (2002) 515–
524
Campos, et al, 2011, The Impact of Moral Awareness on the Entrepreneurial Orientation-Performance Relationship in New Technology Based Firms. Journal of Technology Management and Innovation Volume 6, Issue 4 P.93 – 104
Chung et al, 2012, The Correlation between Business Strategy, Information
Technology, Organizational Culture, Implementation of CRM, and Business Performance in a High Tech Industry, South African Journal of Industrial Engineering, July 2012, Vol 23 (2): pp 1-15
Diaconu, 2011, Considerations about the Relationship between the
Work Satisfaction – Marketing Capabilities and the Performance in the Performing Services Organizations. Journal of Knowledge Management, Economics and Information Technology, Issue 5
Elragal dan Al-Serafi, 2011, The Effect of ERP System Implementation on Business Performance: An Exploratory Case Study.IBIMA Publishing Communications of the IBIMA Vol. 2011 (2011), Article ID 670212, 20 pages DOI: 10.5171/2011.670212
Fairoz , et al ,2010, Entrepreneurial Orientation and Business Performance of Small and Medium Scale Enterprises of Hambantota District Sri Lanka, Asian Social Science, Vol 6 No 3 March 2010.
Firoozfar, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm Resources, SME Branding and Firm's Performance: Is Innovation the Missing Link? American Journal of Industrial and Business Management, 2012, 2, 153-159
Harfeez, et al (2012) Relationship between Entrepreneurial Orientation, Firm
Resources, SME Branding and Firm's Performance: Is Innovation the
Missing Link? American Journal of Industrial and Business
Management, 2012, 2, 153-15
Hassan, et al, 2012, Impact of TQM Practices on Firm's Performance of Pakistan's Manufacturing Organizations. International Journal of Academic Research in Business and Social Sciences October 2012, Vol. 2, No. 10 ISSN: 2222-6990 p.232 - 259
Huang, et al, 2011, Revealing the effects of entrepreneurial orientation on
firm performance:a conceptual approach. Journal of Applied Sciences 11 (16) ISSN 18125654
Kock et al, 2012, The Alignment Between Effective People Management,
Business Strategy, and Organisational Performance in The Bangking a nd Insurance Sector, SA Journal of Industrial Psychology, 2002, 28(3), 83-9
Mohammed dan Rashid ,2012, Customer Relationship Management (CRM) in
Hotel Industry: A framework Proposal on the relationship among CRM Dimensions, Marketing Capabilities and Hotel Performance. International Review of Management and Marketing Vol. 2, No. 4, 2012, pp.220-230
Morgan et al ,2009, Market orientation, marketing capabilities, and firm
performance Strategic Management Journal Volume 30, Issue 8, pages 909–920, August 2009
Slater dan Narver,1994, Market Orientation, Customer Value and Business
Performance, Business Horison, March-April 1994.
Ngo dan O'Cast, 2012, In Search of Innovation and Customer-related
Performance Superiority: The Role of Market Orientation, Marketing
Capability, and Innovation Capability Interactions. The Journal of
Product Innovation Management, 2012;29(5):861–877
Suci, Rahayu Puji,2009, Peningkatan Kinerja Melalui Orientasi Kewirausahaan, Kemampuan Manajemen. dan Strategi Bisnis (Studi pada Industri Kecil Menengah Bordir di Jawa Timur.Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol 11 No 1 Maret 2009 Hlm: 46-58
Tan ,2007, Sources of Competitive Advantage for Emerging Fast Growth
Small-to- Medium Enterprises, the role of Business Orientation, Marketing Capabilities, Customer Value, and Firm Performance. A thesis submitted in fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy from the Royal Melbourne Institute of Technology
Therin, 2003, Learning Organization and Innovation Performance in High-
Tech Small Firms, Papiers De Recherche Working Paper
Yang, 2008. The Relationships Among Leadership Styles, Entrepreneurial
Orientation,and Business Performance, Managing Global Transition Journal Vol 6 No 3 Fall 2008
Wulandari, 2009, Pengaruh lingkungan eksternal dan lingkungan internal
terhadap orientasi wirausaha dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan, Jurnal Pengembangan Wiraswasta Volume 11 No 2 Agustus 2009
Jurnal Insan Akuntans Vol.3 No 6 September 2012 ISSN: 2086-6798 Page 288 -305