EVALUASI BAYI BARU LAHIR
EVALUASI BAYI BARU LAHIR
DAN TINDAKAN RESUSITASI
I. Pendahuluan Evaluasi bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran bayi, terdiri dari penilaian awal di kamar bersalin dan penilaian lanjutan di ruangan bayi. Diantaranya adalah :
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ......................................... ................................................................ ............................................. ............................... ......... 1 II. Penatalaksanaan awal bayi baru............................... baru...................................................... .......................................... ................... 2 II. 1. Penilaian Penilaian Apgar Skore........................ Skore............................................... ............................................. ................................... ............. 2 II. 2. Inisiasi pernapasan spontan.............................. spontan.................................................... ........................................... ..................... 3 II. 2. 1.Membersihkan 1.Membersihkan jalan nafas .......................................... ................................................................ ...................... 4 II. 2. 2. Tidak adanya adanya respirasi efektif..................... efektif............................................ ...................................... ............... 4 II. 3. Memotong dan merawat tali pusat........................ pusat.............................................. ........................................ .................. 5 II. 4. Mencegah kehilangan kehilangan panas................... panas........................................... ............................................... ............................. ...... 5 II. 5. Pemeriksaan Pemeriksaan fisik tertentu......................... tertentu................................................. ............................................. ........................... ...... 5 III. Penatalaksanaan neonatus lanjutan III. 1. Pemeriksaan rutin..................................... rutin............................................................. ............................................... ........................... .... 6 III. 2. Pemeriksaan fisik fisik lengkap........................ lengkap.............................................. .............................................. ............................. ..... 7 III. 3. Identifikasi bayi.................................. bayi........................................................ ............................................. .................................... ............. 11 IV. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan............................ kegawatan.......................................... ..............
11
V. Resusitasi Aktif................................... Aktif.......................................................... ............................................. .............................. ........ 12 V.1. Persiapan Resusitasi.................................. Resusitasi.......................................................... ............................................... ......................... 13 V.2. Protokol Resusitasi....................... Resusitasi............................................. ............................................. .........................................14 ..................14 VI. Algoritma tindakan tindakan resusitasi......................... resusitasi............................................... .............................................. .............................. ...... 16 DAFTAR PUSTAKA
1.
Penila Penilaian ian Apgar Apgar Skore Skore
2.
Inisi Inisiasi asi perna pernapas pasan an sponta spontan n
3.
Memot Memotong ong dan dan meraw merawat at tali tali pusat pusat
4.
Stabilisasi lisasi suhu tubuh tubuh bayi (menjag (menjaga a agar bayi tetap tetap hangat) hangat)
5.
Pemeriks Pemeriksaan aan fisik fisik tertentu tertentu untuk untuk kelansung kelansungan an hidup hidup
6.
Pemeri Pemeriksa ksaan an fisi fisik k lengk lengkap ap
7.
Pemeriks Pemeriksaan aan laborat laboratoriu orium m untuk penyak penyakit it tertentu tertentu
8.
Iden Identi tifi fika kasi si bay bayii
9.
Im un un is as asi
Tujuan Tujuan pemantau pemantauan an bayi baru lahir lahir adalah adalah untuk mengetahu mengetahuii aktivita aktivitas s bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dua jam pertama setelah lahir
Hal – hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama setelah lahir adalah : 1.
Kemampuan menghisap kuat atau lemah
2.
Bayi aktif atau atau lunglai
3.
Bayi kemerahan atau biru
Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya
Penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian ada tidaknya masalah kesehatan yang memerlukan tindak lanjut seperti : 1.
Bayi kecil kecil untuk untuk masa keham kehamilan ilan atau atau bayi kurang kurang bulan bulan
2.
Gangg Gangguan uan pernaf pernafas asan an
3.
H ip ot oter mi mia
4.
infeksi
5.
Cacat Cacat bawaa bawaan n dan trau trauma ma lahir lahir
Selain hal-hal di atas, evaluasi janin sebelum dan selama proses kelahiran harus diperhatikan : 1.
K es es eh eh at at an an i bu bu
2.
Kompli Komplikas kasii prenat prenatal al
3.
Kompli Komplikas kasii pers persal alina inan n
4.
U si si a g es es ta ta si si
Perkiraan usia gestasi harus dilakukan segera setelah bayi lahir. Hubungan antara usia gestasi dan berat badan bayi digunakan untuk mengidentifikasi resiko komplikasai pada neonatus. Sebagai contoh, neonatus baik dengan usia
gestasi kecil maupun besar mempunyai resiko hipoglikemi dan polisitemia serta harus dilakukan pemeriksaan gula
untuk menghasilkan pemasukan udara pertama kali ke dalam alveoli yang penuh terisi air. Biasanya, dari
darah dan hematokrit (American Academy of Pediatrics and American College of Obstericians and Gynecologist,
pernapasan pertama setelah setelah lahir ini, secara progressif lebih banyak udara residual terakumulasi di dalam
2002)
paru-paru, dan pada setiap pernapasan berikutnya, diperlukan tekanan pembukaan paru yang lebih rendah. Pada
5.
Lamanya persalinan
bayi aterm normal, pada sekitar pernafasan kelima, perubahan tekanan volume yang dicapai pada setiap respirasi
6.
Lamanya pecah ketuban
sangat serupa dengan orang dewasa normal.
7.
Jenis, jumlah, waktu dan rute pemberian obat-obatan
Kompresi toraks janin pada persalinan kala dua mendorong cairan untuk keluar dari saluran pernafasan. Begitu bayi lahir segera dilakukan inisiasi pernapasan spontan dengan melakukan penilaian awal sebagai
II. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
berikut :
Penatalaksanan awal meliputi :
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat
1.
Penilaian Apgar Skore
Evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosis dan tentukan rencana perawatan bayi baru lahir
2.
Inisiasi pernapasan spontan
Nilai kondisi bayi baru lahir secara cepat dengan mempertimbangkan 5 keadaan berikut :
3.
Memotong dan merawat tali pusat
-
apakah air ketuban jernih
4.
Stabilisasi suhu tubuh bayi (menjaga agar bayi tetap hangat)
-
apakah bayi bernapas spontan
5.
Pemeriksaan fisik tertentu untuk kelansungan hidup
-
apakah kulit bayi berwarna kemerahan
-
apakah kekuatan otot bayi cukup
-
apakah kehamilan cukup bulan
II.1. Penilaian Apgar Skore
SIGNS Heart beats per minute Respiratory effort Muscle tone
1 Absent
Point Score 2 Slow (<100)
3 Over 100
Absent
Slow, irregular
Good, crying
Limb
Reflex irritability
No respone
color
Blue or pale
Some flexion of extremitas Grimace Body pink, Extremitas blue
Active motion Cry or cough
Jika kelima pertanyaan itu jawabannya iya, maka bayi dapat diberikan kepada ibunya, kemudian dilakukan :
mengeringkan bayi
bersihkan mulut dan hidung bayi secukupnya
hangatkan tubuh bayi
berikan bayi pada ibunya untuk pemberian ASI secara dini Jika kelima jawaban itu jawabnya tidak, maka lakukan resusitasi bayi baru lahir.
Completely pink
Table 1. Apgar scoring ( Digambar ulang dari Current Obstetry and Ginecology)
II. 2. 1.Membersihkan jalan nafas Bayi normal akan menangis spontan segera setelah lahir. Apabila bayi tidak lansung menangis,penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara berikut :
Apgar skore dinilai pada menit ke-1 dan menit ke-5. Penilaian pada menit pertama adalah untuk menilai fungsi kardiorespiratori. Jika didapatkan nilai rendah maka indikasi untuk segera resusitasi. Apgar skore pada menit kelima, khususnya perubahan nilai antara menit pertama dan kelima adalah penilaian penting untuk melakukan resusitasi. Pada menit ke-5 nilai apgar skore normal adalah 7-10. jika 4-7 maka diperlukan resusitasi. Pada bayi yang cukup bulan, jika nilai apgar kurang dari 3 pada menit ke-5, maka berhubungan dengan resiko terjadinya serebral palsy.
II. 2. Inisiasi pernapasan spontan
Letakan bayi pada posisi telentang di tempat yang keras dan hangat
Letakan sebuah ganjalan di bawah bahu sehingga leher lebih lurus dan kepala tidak menekuk
Bersihkan hidung, rongga mulaut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang dibuingkus kasa steril
Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyal 2-3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain kering dan kasar, diharapkan
bayi menangis.
Bebaskan jalan napas
Warna kulit, adanya cairan atau mekonium dalam hidung atau mulut harus diperhatika n.
Bantuan untuk memulai pernapasan mungkin diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang adekuat.
Segera setelah lahir, pola pernapasan bergeser dari suatu inspirasi episodik dangkal, yang khas pada pernapasan janin, menjadi pola inhalasi lebih dalam dan teratur. tekanan negatif intra thoraks yang tinggi diperlukan
II. 2. 2. Tidak adanya respirasi efektif
Penyebab utama kegagalan melakukan respirasi efektif mencakup hal berikut :
Hipoksemia fetus karena sebab apapun
Pemberian obat kepada ibu
Imaturitas fetus yang nyata
Sumbatan saluran pernafasan bagian atas
Pneumothoraks
Kelainan paru lainnya, baik yang instrinsik (misal hipoplasi) atau ekstrinsik (misalnya hernia difragma)
Aspirasi caiaran amnion yang jelas terkontaminasi mekonium
Kelainan perkembangan sistem saraf pusat
Septikemia
Nadi dapat dipantau di semua titik-titik nadi perifer
Tekanan darah dipantau hanya jika ada indikasi
III. Penatalaksanaan neonatus lanjutan
III. 1. Pemeriksaan rutin Hal – hal berikut yang harus tetap dipantau setelah melakukan penilaian awal : 1.
fluktuasi suhu badan yang naik turun dari kondisi normal.
2. II. 3. Memotong dan merawat tali pusat Tali pusat dipotong sebaiknya segera setelah bayi dilahirkan. Apabila bayi lahir tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi baru lahir. Tali pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi secara steril. Sebelum memotong, dipastikan bahwa tali pusat telah diklem dengan baik, untuk mencegah terjadinya perdarahan.
II.4. Mencegah kehilangan panas 1.
Keringkan bayi secara seksama
2.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih, kering dan hangat
3.
Tutup kepala bayi
4.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan memberikan ASI
5.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
6.
Tempatkan bayi di lingkungan yang hangat
II.5. Pemeriksaan fisik tertentu Tujuan pemeriksaan fisik pada ruang bersalin adalah untuk mendeteksi apakah ada kelainan yang
Suhu
Dalam beberapa hari kehidupan, suhu bayi tidak stabil, yang memberi respon terhadap ransangan ringan dengan
Vitamin K
Kejadian perdarahan karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir dilaporkan cukup tinggi, sekitar 0,25% - 0,5%. Untuk mencegah terjadinya perdarahan tersebut, semua bayi baru lahir normal dan cukup bulan perlu diberi vitamin K per oral 1 mg/hari selama 3 hari, sedangkan bayi resiko tinggi diberi vitamin K 0,5-1 mg IM.
3.
Imunisasi Hepatitis B
Imunisasi rutin hepatitis B untuk semua neonatus sebelum dipulangkan direkomendasikan oleh centers for disease control . Jika ibu mempunyai antigen permukaan yang positif, neonatus seharusnya juga terimunisasi secara pasif oleh imunoglobulin hepatitis B.
4.
T al i Pu sa t
Infeksi tali pusat serius kadang kala ditemukan (tetanus neonatorum), hal ini menunjukkan kurangnya perawatan. Oleh karena itu, tindakan pencegahan aseptik yang ketat hendaknya diperhatikan pada perawatan dini tali pusat.
5.
Perawatan Kulit
Bayi hendaknya segera dilap kering untuk mengurangi kehilangan panas yang disebabkan oleh penguapan. Neonatus sebaiknya jangan dimandikan sampai suhu tubuhnya stabil.
mengancam hidup. Yang harus segera dinilai adalah : a. Jalan napas b. Thoraks, melihat pergerakan dada c. Abdomen, normal teraba lembut dan datar d. Kulit, apakah ada ptekia, warna (penting untuk menilai asfiksia, anemia, shok, ikterik atau edema)
6.
sering terjadi dan biasanya lebih berat dan berkepanjangan daripada bayi yang cukup bulan, karena imaturitas enzimatik hatinya lebih besar.
7. Pemantauan tanda-tanda vital
Suhu tubuh bayi diukur melalui dubur atau ketiak
Pada pernapasan normal, perut dan dada hampir bergerak bersamaan tanpa adanya retraksi. Tanpa terdengar
suara pada inspirasi maupun ekspirasi.
Ikterus Neonatorum
Terjadi ikterus neonatorum fisiologis antara hari ke-3 dan ke-5 kehidupan. Pada bayi kurang bulan, ikterus lebih
Kehilangan Berat Badan Permulaan
Karena bayi mungkin hanya sedikit menerima nutrien pada hari ke-3 atau hari ke-4 kehidupan, dan pada waktu yang sama menghasilkan urine, feses, dan keringat yang cukup banyak, ia secara progresif kehilangan berat badan sampai aliran air susu ibu atau makanan lainnya telah tetap. Bayi prematur relatif kehilangan berat badan lebih banyak dan mencapai berat lahirnya kembali lebih lambat daripada bayi aterm. Selnajutnya berat badan bayi khas
meningkat dengan kecepatan tetap sekitar 25 gram sehari selama beberapa bulan pertama, dua kali berat badan
dan palate mungkin berhubungan dengan syndrome seperti trisomy 13. Kebanyakan bayi baru lahir memiliki
lahir pada umur 5 bulan, dan tiga kali berat badan lahir pada akhir tahun pertama.
mandibula yang kecil.
8.
Pemberian Makanan
Dianjurkan untuk mulai menyusui dalam 12 jam pertama post partum. Kebanyakan bayi cukup bulan menyedot
6. Mata Bentuk dan ukuran mata harus dinilai. Bentuk yang terlalu besar mungkin berhubungan dengan anomali kromosom
dengan baik kalua diberi makan dengan interval sekitar 2-4 jam. Lama setiap menyusui tergantung pada beberapa
pemeriksaan harus meliputi struktur periorbital dan anterior orbita (cornea, iris, lensa). Fungsi saraf, reflex cahaya
faktor, seperti jumlah air susu, kemudahan payudara menyediakan air susu dan keinginan bayi untuk menyusu.
juga harus dinilai. Hal ini penting untuk menilai suatu keganasan (ameloblastoma), penyakit kongenital seperti glukoma atau infeksi.
III. 2. Pemeriksaan fisik lengkap Setelah keadaan aman pada pemeriksaan di ruang bersalin, pemeriksaan kemudian dilanjutkan pada 24 jam pertama kelahiran. Pada pemeriksaan fisik lengkap, hal-hal yang dinilai adalah :
7. Telinga Malformasi telinga mungkin mengarah pada sindroma tertentu (Treacher Collins syndrome), dan malposisi letak yang rendah daun telinga mungkin berhubungan dengan anomali kongenital lain khususnya traktus urinarius.
1. General Appearance & Vital Signs
Ketulian kongenital mungkin diteksi dengan standardized neonatal screening tests atau dengan .Brainstem-evoked
Tanda vital, ukuran-ukuran fisik harus dinilai kembali. Pola irama jantung dan pernafasan sebaiknya dievaluasi.
auditory response (BEAR), terutama untuk bayi dengan berat lahir <1500 gr.
Tekanan darah yang normal berhubungan dengan ukuran dan umur posnatal janin, namun dalam banyak kasus harus lebih besar dari 30 mmHg.
8. Leher Kesimetrisan, posisi, jarak gerakan, dan tonus otot harus dinilai. Kulit yang tebal/berlebihan di kuduk kemunkinan
2. Kulit
suatu abnormalitas kromosom (Turner's syndrome, Down's syndrome ).
Dalam keadaan normal kulit bayi berwarna kemerahan. Verniks kaseosa dalam keadaan normal membungkus tubuh janin, jumlahnya juga meningkat sesuai usia kehamilan. Kulit kering dan retak serta jaringan superfisial yang
9. Thorax
terkelupas menandakan bayi posterm. Edema lokal di daerah dorsum manus dan pedis ditemukan pada sindroma
Bentuk dan kesimetrisan dada dan puting susu harus dicatat. Diperhatikan juga apakah ada tanda-tanda fraktur.
Turner. Kulit pada bayi kurang bulan lebih transparan dan mungkin dibungkus dengan lanugo..
Ketidaksimetrisan dinding thorak mungkin mengindikasikan suatu pulmonary distress, airway obstruction, atau kebocoran paru ( pneumothorax).
3. Rambut Diperiksa apakah ditemukan tanda-tanda infeksi pada kulit kepala yang juga mengenai rambut.
10. Paru-paru Ditentukan dengan pemeriksaan auskultasi untuk mendengarkan suara nafas, frekuensi, apakah disertai rhonkhi
4. Kepala
atau wheezing. Kemudian juga dengan perkusi paru untuk menentukan sonor, redup, atau hipersonor
Ukuran kepala, bentuk dan kesimetrisan harus dicatat, demikian juga lingkar kepala harus diukur. Harus diperhatikan
(pneumothorax). Pemeriksaan foto rongent diindikasikan jika ditemukan ketidaknormalan.
juga apakah ada caput suksadeneum, cephalhematom yang menandakan adanya perdarahan di rongga subperiostal tulang kepala. Fontanela anterior ukurannya bervariasi dari 1 sampai 4 cm, dan garis sutura ada yang teraba
11. Sistem Kardiovaskuler
terbuka, ada juga yang tumpang tindih. Fontanel posterior diameternya biasanya kurang dari 1 cm dan tidak bisa
Diperiksa dengan cara auskultasi dan dinilai frekuensi, regularitas bunyi jantung. Apakah ada murmur atau gallop
diraba.
yang menandakan adanya suatu kelainan kongenital.
5. Wajah, hidung dan mulut
12. Abdomen
Kesimetrisan dan penampilan struktruk wajah secara umum harus diperhatikan. Bentuk yang tidak lazim mungkin
Pada awal kelahiran tampak datar dan kemudian bertambah cembung karena usus terisi udara. Harus diperhatikan
mengarah ke suatu sindrom tertentu. Kontusio atau adanya edem lokal pada wajah atau ketidaksimetrisan bisa juga
apakah ada omphalokel atau gastroskizis yang meningkatkan angka kematian bayi dan kelainan kromosom lainnya.
disebabkan oleh proses pelahiran dimana wajah menyesuaikan terhadap jalan lahir. Pada saat bayi menangis harus diperhatikan fungsi saraf wajah. Bentuk hidung tertentu bisa mengarah kepada anomali kromosom spesifik. Cleft lip
13. Genitalia
a. Genitalia laki-laki
Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda-tanda berikut :
Sesaat setelah kelahiran testis turun ke pendulous scrotum, dan rugae secara lengkap membungkus kantong
- Sesak napas
skrotum. Ukuran skrotum sangat bervariasi. Harus diperhatikan juga apakah ada hernia, hipospadia, dan phimosis.
- Frekuensi pernafasan > 60 x/menit - Gerak retraksi di dada
b. Genitalia perempuan
- Malas minum
Pada keadaan normal labia mayora secara sempurna menutupi labia minor dan klitoris.diperhatikan himen apakah
- Panas/demam atau hipotermi
intak, perforasi dengan disertai sekret. Ibu juga harus diberi tahu bahwa dalam 14 hari setelah kelahiran, perdarahan
- Kurang aktif
per vaginam munkin terjadi sebagai akibat sisa estrogen ibu dan akan berhenti dalam tiga hari.
- Berat lahir rendah (1500 – 2500) dengan kesulitan minum
14. Anus dan Rektum
Tanda – tanda bayi sakit berat
Rektum harus diperiksa keutuhannya dan lokasi anus harus diperiksa. Tonus rektum dan keluarnya mekonium harus
Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut :
diperhatikan. Jika ditemukan anus imperforata atau atresia ani maka dilakukan USG atau foto invertogram untuk
- Sulit minum
menentukan letak rendah atau tinggi yang penting unruk terapi.
- Sianosis sentral (lidah biru) - Perut kembung
15. Extremities
- Periode apnoe
Harus dinilai kesimetrisan, apakah ada parese, tidak terbentuknya tulang, clubfoot, polidaktili, kecacatan dan
- Kejang
deformitas lainnya.
- Merintih - Perdarahan
16. Sistem saraf pusat Pada skrining neurologik diperiksa :
- Sangat kuning - Berat badan lahir < 1500 gram
Tonus otot
Refleks mengisap
Refleks Rooting
Refleks menggenggam
kejadian secara jelas, mengarah pada apneu primer atau sekunder ( American Academy of Pediatrics and American
Reflek moro
Heart Association, 1994).
Reflek biseps, triseps, lutut, tendon akhiles
Righting respon
V. Resusitasi Aktif Ketika janin mengalami asfiksia, apakah sebelum atau sesudah lahir akan menampakkan suatu urutan
Kekurangan oksigen tahap awal menghasilakna periode pernapasan cepat sementara. Jika keadaan seperti itu menetap, gerakan pernapasan berhenti dan janin masuk ke stadium apneu yang dikenal sebagai apneu primer. Hal ini disertai penurunan frekuensi denyut jantung dan kehilangan tonus neuro muskular. Stimulasi
III.3. Identifikasi bayi
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia di tempat penerimaan pasien, di kamar bersalin dan di
ruang rawat bayi.
Alat yang digunakan hendaknya kebal air dengan bahan yang lembut
Pada gelang/alat dicantumkan nama lengkap ibu/nyonya, tanggal lahir nomor bayi, jenis kelamin, unit.
Sidik telapak kaki bayi dan sidi jari ibu harus dicetak di catatan yang tidak mudah hilang.
Ukur dan catat dalam rekam medik berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar perut
sederhana dan pemaparan terhadap oksigen akan menghilangkan apnue primer. Jika setelah pemberian oksigen asfiksia menetap, janin akan mengalami usaha bernapas yang dalam, dan dilanjutkan dengan apneu sekunder. Hal ini disertai penurunan denyut jantung lebih lanjut, penurunan tekanan darah, dan kehilangan tonus neuro muskular. Janin pada apneu sekunder tidak akan merespon stimulasi dan tidak akan memulai kembali usaha bernapas secara spontan. Kematian akan terjadi, kecuali jika diberikan bantuan ventilasi (resusitasi).
Grafik perubahan fisiologis sehubungan dengan apnoe primer dan sekunder pada bayi baru lahir
IV. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
Penilaian untuk melakukan resusitasi semata-mata ditentukan oleh tiga tanda penting, yaitu : 1.
Warna kulit ; apakah merah atau tidak
2.
Usaha bernafas ; apakah menangis atau tidak
3.
Tonus otot ; kuat atau lemah
Penilaian langsung dilakukan tanpa melihat apakah bayi prematur atau cukup bulan
-
Sonde lambung ukuran 5F
V.2. Protokol Resusitasi Resusitasi akan efektif bila protokol yang telah mapan ini diikuti ( American Academy of Pediatrics and
Bila salah satu tidak ada : Resusitasi Bila ketiganya baik : Rooming in
American Heart Association, 1994) : 1.
Cegah kehilangan panas
V.1. Persiapan Resusitasi
2.
Bebaskan jalan napas
Persiapan Alat
3.
Evaluasi janin (frekuensi pernapasan, frekuensi denyut jantung, dan warna kulit yang harus dilakukan
4.
Usaha pernapasan
dalam waktu kurang dari 20 detik).
Alat pemanas siap pakai Oksigen Dibutuhkan sumber oksigen 100% bersama pipa oksigen dan alat pengukurnya Alat Penghisap -
penghisap lendir kaca
-
Penghisap mekanis
-
Kateter penghisap No. 5F atau 6F, 8F, 10F
-
Sonde lambung No. 8F dan semprit 20 ml
-
Penghisap mekonium Alat sungkup dan balon resusitasi
-
Sungkup berukuran untuk bayi cukup bulan dan kurang bulan
-
Balon resusitasi neonatus dengan katup penurun tekanan. Alat intubasi
Jika tidak ada lakukan ventilasi dengan tekanan positif. 5.
Frekuensi denyut jantung
Jika frekuensi denyut jantung kurang dari 100 per menit, berikan ventilasi tekanan positif. Jika lebih dari 100 per menit, evaluasi warna kulit janin. 6.
Warna kulit janin
Jika janin berwarna merah atau hanya menunjukkan sianosis perifer, lanjutkan observasi sederhana. Jika terlihat sianosis sentral, berikan oksigen bebas dengan konsentrasi 80-100%. 7.
Frekuensi denyut jantung (sambungan)
Frekuensi denyut jantung dievaluasi setelah pemberian ventilasi tekanan positif 15-30 detik. Jika frekuensi denyut jantung >100 per menit, evaluasi warna seperti pada langkah 6. jika frekuensi denyut jantung 60-100 per menit dan meningkat, lanjutkan ventilasi. jika frekuensi denyut jantung <60 atau 80 per menit dan tidak meningkat, ventilasi dilanjutkan dan kompresi dada dimulai. Pada situasi ini intubasi trakea harus dipertimbangkan.
-
Laringoskop dengan lidah lurus No. 0 (bayi kurang bulan) dan No.1 (untuk bayi cukup bulan)
-
Pipa endotrakeal ukuran 2,5 ; 3,0 ; 3,5 ; 4,0 mm
Mulai kompresi dada dengan kecepatan 2 kompresi/detik dengan berhenti selama 0,5 detik setiap kompresi, setiap
8.
K om pr esi d ad a
Obat – obat
kompresi ketiga untuk ventilasi. Kompresi dihentikan setiap 30 detik selama 6 detik, sementara denyut jantung
-
Epineprin 1 : 10.000 dalam ampul 3 ml atau 10 ml
diperiksa. Jika frekuensi denyut jantung tetap <80 denyut per menit setelah 30 detik ventilasi dan kompresi dada,
-
Nalokson hidroklorid 0,4 mg/ml ampul 1 ml atau 1 mg/ml ampul 2 ml
mulai resusitasi kimia.
-
Volume ekspander 5% larutan Albumin Salin NaCL 0,9% RL
-
BicNat 4,2 % (5 mEq/10 ml) dalam ampul 10 ml
-
Larutan Dekstrose 5 %, 10%, 250 ml Lain-lain
-
Stetoskop bayi
-
Kateter umblikus berukuran 3,5 F ; 5F
-
Three-way stopcocks
9.
Resusitasi kimia
Resusitasi kimia terdiri dari epinefrin, penambahan volume, natrium bikarbonat, dan kemungkinan nalokson 10. Intubasi trakea Intubasi trakea penting pada 4 situasi : ketika ventilasi tekanan positif memanjang dibutuhkan, ketika kantong dan masker ventilasi tidak efektif, ketika dibutuhkan pengisapan trakea, dan ketika dicugai terjadi hernia diafragma.
DAFTAR PUSTAKA
1. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, Edisi ke-1, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2001 2. Cunningham GF, Gant FN, Leveno JK dkk, Williams Obstetrics, Twenty-second Edition, 2005 3. Duenhoelter HJ, Greenhill's Office Ginecology , Tenth Edition, Obstetrics and Gynaecology of Washington, EGC 2000 4. Llewellyn D, Jones. Fundamental of Obstetrics and Gynaecology , Third Edition, Faber and Faber, London 1982 5. Prawirohardjo S, Wiknjosastro H, Ilmu Kandungan, Edisi Kedua, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Bina Pustaka Jakarta, 1999 6.Gabbe. Obstetrics - Normal and Problem Pregnancies, 4th ed., Copyright Churchill Livingstone, Inc, 2002 7.Alan H. DeCherney and Lauren Nathan. Current Obstetric & Gynecologic Diagnosis & Treatment , Ninth Editionby The McGraw-Hill Companies, Inc, 2003 8.Wayne R. Cohen Sheldon H. Cherry Irwin R. Merkatz. Cherry & Merkatz's Complications of Pregnancy 5th edition: by) By Lippincott, Williams & Wilkins January, 2000 9.Pritchard AJ, MacDonald CP, Gant FN. Williams Obstetrics. Seventeenth Edition. Appleton Century Crofts, 1984. 243-254 10.James R, Md. Scott, Ronald S., Md. Gibbs, Beth Y., Md. Karlan, Arthur F., Md. Haney. Danforth's Obstetrics and Gynecology , 9th Ed: N. Danforth By Lippincott Williams & Wilkins Publishers ,August ,2003