TERBATAS UPAYA DANSAT - 81 KOPASSUS DALAM DALAM MENGATASI MENGATASI PERMASALAHAN PERMASALAHAN PEMBINAAN PEMBINAAN SATUAN DI SATUAN – 81 KOPASSUS KOPASSUS DIHADAPKAN DIHADAPKAN PADA KESIAPAN OPERASI PENANGGULANGAN TEROR
Perkembang Perkembangan an situasi situasi keamanan keamanan Dunia dan Fenomena Fenomena global pasca pasca serangan serangan bom terhadap gedung World Trade Centre (WTC) Amerika Serikat tanggal tanggal 11 11 September September 2001 2001 dan serang serangkai kaian an kegiata kegiatan n aksi aksi teror teror di berbag berbagai ai negara negara di dunia dunia menjad menjadika ikan n terorisme sebagai isu global global utama mengalahkan isu demokrasi, demokrasi, hak asasi manusia manusia dan lingkunga lingkungan n hidup. hidup. Dengan Dengan keadaan keadaan tersebut tersebut menjadikan menjadikan terorisme sebagai sebagai ancaman ancaman utama dalam kehidupan masyarakat dunia, sehingga hal tersebut mendorong masyarakat internasion internasional al untuk meningkatk meningkatkan an kewaspad kewaspadaan aan terhadap terhadap ancaman ancaman terorisme terorisme dalam segala bentuk dan manifestasinya, karena aksi terorisme dapat terjadi kapan saja dan di mana saja tanpa mengenal mengenal waktu, waktu, tempat tempat dan sasara sasaranny nnya. a.
Disamping Disamping itu terorisme terorisme
memili memiliki ki dukung dukungan an finans finansial ial yang yang bersif bersifat at lokal lokal maupu maupun n globa global, l, dengan dengan tujuan tujuan yang yang semaki semakin n luas luas dari dari seked sekedar ar meneba menebarr ketaku ketakutan tan dan dan tindak tindakan an krimin kriminal al sampai sampai dengan dengan tuju tujuan an poli politi tik. k. Modu Modus s oper operan andi di aksi aksi tero terorr
cuku cukup p komp komple leks ks,, beru beruba bahh-ub ubah ah dan dan
menggu menggunak nakan an teknol teknologi ogi dari dari yang yang sederh sederhana ana sampa sampaii teknol teknologi ogi yang yang cangg canggih ih serta serta memiliki jaringan operasional lintas negara, sehingga terorisme telah menjadi salah satu ancaman nyata bagi stabilitas dunia yang sulit dicegah. dicegah.
Indonesia sebagai negara kepulauan dengan posisi geografis yang strategis dan terbuk terbuka a telah telah menjad menjadii soft soft targ target et bagi bagi aksi aksi tero terori rism sme, e, karen karena a masih masih penegakkan hukum terhadap tindak terorisme. terorisme.
lema lemahn hny ya
Hal ini ini dapat dilihat dari banyaknya banyaknya aksi
terorisme yang terjadi, seperti peristiwa Bom Bali I dan II, bom di hotel JW Marriot Jakarta, bom di depan kedutaan Australia dan serangkaian aksi penyerangan terhadap pos-pos Polisi yang terjadi di sejumlah kota di Indonesia. Sebagai respon Bom Bali I, pemerintah pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) RI Nomor 1 Tahun Tahun 2002 2002 tentan tentang g Pembe Pemberan rantas tasan an Tinda Tindak k Pidana Pidana Terori Terorisme sme yang yang selanj selanjutn utnya ya ditetapkan ditetapkan menjadi menjadi Undang-U Undang-Undan ndang g (UU) RI Nomor Nomor 15 tahun tahun 2003. 2003. aksi ksi
tero terorr
teru terus s
terj terjad adii
sampa ampaii
den dengan gan
saat ini. ini. Pada ada
Paska Paska Bom Bali I
kenyat nyata aanny annya a
denga ngan
diun diunda dang ngka kann nny ya UU RI Nomo Nomorr 15 tahu tahun n 2003 2003 belu belum m dapa dapatt meng mengak akom omod odir ir tinda tindak k pencegahan terhadap aksi teror, sehingga penanggulangan aksi teror di Indonesia belum optima optimal, l, bahka bahkan n Indone Indonesia sia telah telah diangg dianggap ap sebag sebagai ai salah salah satu satu “saran “sarang” g” terori teroris s yang yang aktivitasnya menyatu dengan dengan kelompok kelompok garis keras dari dari suatu agama tertentu. Kondisi ini memper mempersu sulit lit upaya upaya penan penanggu ggulan langan gan,, karena karena timbul timbul resist resistens ensii dan perlaw perlawana anan n dari dari
2
kelompok tersebut. Instansi yang bertanggung jawab dalam penanggulangan terorisme adalah Kepolisian RI seperti yang diamanatkan dalam UU RI No. 2 Tahun 2002 tentang Polri yang dalam pelaksanaannya dilapangan masih menghadapi beberapa keterbatasan dan kendala.
Disisi lain TNI memiliki tugas pokok dan kemampuan yang memadai untuk
menanggulangi terorisme baik intelijen, aparat kewilayahan dan satuan khusus anti teror yang terlatih yaitu Satuan-81 Kopassus TNI AD, Detasemen Jalamangkara (Denjaka) TNI AL dan Detasemen Bravo (Denbravo) TNI AU, namun kemampuan ini belum dapat diimplementasikan sebagaimana mestinya, karena belum ada Peraturan
Pemerintah
yang mengaturnya. Seiring dengan perkembangan ancaman terorisme tersebut maka upaya penanggulangannya harus dilakukan dengan memberdayakan dan mensinergikan komponen bangsa yang memiliki kemampuan dan kewenangan serta terus meningkatkan kerjasama dengan beberapa pihak terkait.
Upaya pencegahan sebelum aksi terorisme
terjadi harus menjadi prioritas, sehingga penanggulangan bukan hanya merupakan tugas POLRI
tetapi juga menjadi bagian dari tugas pokok TNI sesuai amanat Undang-undang
nomor 34 tahun 2004 pasal 7 ayat 2, dengan melibatkan aparat intelijen, kewilayahan dan satuan khusus anti teror TNI
serta melakukan regulasi/deregulasi terhadap peraturan
perundang-undangan yang mengatur penanggulangan terorisme.
Dengan demikian
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dapat terlindungi dari ancaman aksi terorisme dan stabilitas nasional dapat terjaga ( Kondisi nyata ).
Aksi terorisme mempengaruhi sendi kehidupan bangsa, kewibawaan pemerintah yang berimplikasi pada eksistensi suatu bangsa di mata dunia. Oleh karenanya masalah terorisme harus dipandang secara komprehensif dan ditanggulangi dengan mengerahkan seluruh komponen bangsa termasuk TNI. Beberapa hal yang menjadi dasar pemikiran penulisan tentang aktualisasi peran TNI pada penanggulangan terorisme, antara lain karena maraknya aksi terorisme, terorisme merupakan kejahatan luar biasa dan bersifat transnasional, melihat kecenderungan aksi terorisme ke depan dan membandingkan peran militer negara lain dalam pemberantasan aksi terorisme.
Terorisme Merupakan Kejahatan Luar Biasa dan Bersifat Transnasional. Aksi terorisme merupakan tindakan kejahatan luar biasa oleh karenanya tidak dapat ditanggulangi hanya oleh penegak hukum saja namun harus melibatkan seluruh komponen bangsa lainnya. Oleh sebab itu, terorisme juga merupakan kejahatan transnasional (transnational crime)
yang memiliki jaringan tidak terbatas dalam satu
negara tetapi merupakan jaringan lintas negara.
Beberapa peristiwa aksi terorisme yang
3
terjadi di dalam dan di luar negeri telah banyak memakan korban jiwa serta kerugian harta benda, oleh karena itu apa bila penenganan terorisme tidak dilaksanakan secara serius maka akan memberikan ancaman serius bagi kedaulatan negara.
Kecenderungan Aksi Terorisme Ke depan. Kecenderungan aksi terorisme kedepan seperti yang diperkirakan oleh Badan Intelijen Amerika (CIA) adalah sebagai berikut: 1.
Ancaman asimetris dari teroris baik oleh state atau non-state actor akan
menghindari pertempuran langsung dengan militer tapi menggunakan strategi, taktik dan senjata serta memanfaatkan kelemahan-kelemahan yang ada antara lain perundang-undangan dan kondisi sosial masyarakat. 2.
Konflik internal suatu negara yang dipicu oleh sentimen suku, agama, ras
dan antar golongan maupun masalah ideologi, politik dan ekonomi cenderung meningkat. 3.
Kemungkinan teroris menggunakan senjata yang lebih canggih termasuk
penggunaan Weapon of Mass Destruction (WMD) atau senjata pemusnah massal baik yang diproduksi sendiri maupun didapat dari pihak lain. 4.
Kemungkinan penggunaan WMD untuk melawan kekuatan Amerika Serikat
berupa fasilitas dan kepentingannya di luar Amerika semakin besar. 5.
Ancaman senjata kimia dan biologi kepada Amerika Serikat akan semakin
meluas.
Senjata tersebut lebih mudah dibuat, disembunyikan, dan digunakan
dibandingkan dengan senjata nuklir. 6.
Ancaman Militer dengan menggunakan kekuatan senjata yang terorganisasi
mempunyai kemampuan yang membahayakan bagi kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap warga negara dalam bentuk spionase, sabotase dan aksis-aksi kekerasan lainnya.
Dalam rangka penanggulangan aksi terorisme harus melibatkan dan mensinergikan seluruh potensi nasional sehingga diperoleh hasil kinerja yang optimal.
Kenyataannya
saat ini penanggulangan aksi terorisme masih mengedepankan institusi Polri sebagai leading sector tanpa melibatkan institusi lain diantaranya TNI, sehingga upaya penanggulangan terorisme belum sesuai yang diharapkan akibatnya stabilitas nasional masih terus terancam. Penanggulangan terorisme yang dilaksanakan oleh Polri saat ini,
4
menggunakan metode induktif dimana langkah penanganan aksi terorisme baru dapat dilaksanakan setelah aksi terjadi dengan melaksanakan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), metode ini hanya merupakan sebagian kecil (5%) dari upaya penanggulangan aksi terorisme. Sedangkan metode deduktif/jaringan (95%) berkaitan dengan pencegahan (deteksi dini dan cegah dini) yang melibatkan kegiatan intelijen hanya sebatas koordinasi di Desk Antiteror Kantor Menkopolhukam. Desk Antiteror belum merupakan suatu badan yang dapat mengkoordinir dan mengerahkan kekuatan satuan-satuan anti teror. Di sisi lain pertukaran informasi intelijen (information sharing ) yang bersifat sensitif dan sangat berguna bagi salah satu pihak ke pihak lain tidak terlaksana dengan baik bahkan mengundang
kompetisi sektoral dan beda kepentingan baik di internal Polri maupun
antar instansi terkait termasuk TNI.
Berpijak dari permasalahan diatas maka dapat
dirumuskan ” Bagaimana Konsep
Pemecahan Permasalahan Tentang Pembinaan
Satuan 81 Kopassus ” ( PERUMUSAN MASALAH )Penulisan ini dibatasi pada pembahasan dalam bidang organisasi, bidang personil ,materil , pinak dan pangkalan guna memberikan masukan kepada pimpinan atas dan sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan lebih lanjut secara efektif dan efesien serta berdaya guna. ( NILAI GUNA ) Berdasar pada organisasi dan tugas Satuan 81 Kopassus Tahun 2004 adanya fungsi administrasi dengan melakukan pemeliharaan kekuatan, pemeliharaan moril dan kesejahteraan penegakan hukum disiplin dan tata tertib serta melakukam pemeliharaan dan perawatan yang berkaitan dengan materil , fasilitas dan peralatan yang dapat dipertanggungjawabkan. ( KERANGKA ANALISIS YAITU TEORI )
Dari latar belakang
diatas maka di lakukan Upaya dalam mewujudkan penyelesaian permasalahan dalam pembinaan satuan dengan mempertimbangkan faktor yang berpengaruh terutama keterbatasan anggaran dan kebijakan dari komando atas dalam pemenuhan kebutuhan prajurit.
Upaya
yang
dilaksanakan
adalah
sebagai
berikut
:
(
MENJAWAB
PERMASALAHAN ) 1.
Dalam bidang Organisasi.
Pada pelaksanaan pembinaan ini, maka Dansat
dibantu oleh pasiops melaksanakan pembinaan organisasi terhadap Satuan jajaran agar mempunyai daya guna yang maksimal untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok. Pembinaan ini diimplementasikan dengan mengeluarkan kebijaksanaan dan pengawasan terhadap:
Pertama.
a.
Berkaitan dengan
unsur Organisasi tindakan yang dilakukan adalah:
Memelihara kekuatan personel Satuan sesuai dengan TOP/DSPP serta
5
menginventarisir pejabat di Satuan yang telah mempunyai kualifikasi sesuai dengan jabatannya antara lain :, Suspastaf, Susdanki
dan Sus/tar lain untuk bintara,
Terutama mengajukan Bintara untuk pindah ke satuan lain dalam hal in adalah ke Kowil .
sehingga diharapkan terjadi keseimbangan antara aspek kuantitas dan
kualitas komposisi personel . b.
Menginventarisir seluruh materiel Satuan (Senjata, Ran, Alkom dan
Alutsista lainnya) sesuai TOP/DSPP serta membuat “Data Base” untuk seluruh materil Satuan agar memudahkan pelaksanaan pengendalian dan dapat menjamin kesiapan operasional materiel Satuan. Kedua.
Berkaitan dengan unsur teritorial, Guna memperoleh simpati masyarakat
sekitarnya maka perlu diberikan pengalaman/kemampuan pembinaan teritorial terbatas terhadap para prajurit melalui kegiatan antara lain sebagai berikut : a.
Merencanakan dan melaksanakan
program pembekalan/penataran dan
pelatihan implementasi Binter terbatas bagi seluruh prajurit . b.
Membuat daftar nama tokoh-tokoh masyarakat sesuai dengan wilayah yang
menjadi sasaran pembinaan disekitar wilayah ke Satuan masing-masing. c.
Merencanakan dan melaksanakan program anjangsana dan silaturahmi
dengan warga sekitar. d.
Membuat dan melaksanakan program olah raga bersama secara bergantian
tempat untuk bisa lebih mengenal aturan dan kebiasaan di tempat masing-masing agar masyarakat khususnya tidak merasa takut tetapi akan merasa segan dan mengakui serta membutuhkan keberadaan kesatuan diantara wilayah mereka. e.
Memelopori Siskamling dan menyiapkan tiap-tiap kompi satu orang Bintara
sebagai penghubung dengan desa yang menjadi sasaran pembinaan. f.
Membuat
program
pengenalan
lingkungan masyarakat sekitar bagi
setiap anggota baru untuk menghindarkan salah paham antara masyarakat dan anggota karena tidak saling mengenal. g.
Melaksanakan kegiatan keagamaan dan peringatan hari-hari besar nasional
bersama secara bergantian dengan masyarakat. h. Mewajibkan setiap prajurit di Satuan tempur/Banpur untuk menjalin kekerabatan dengan masyarakat sekitar dalam wujud “Saudara angkat” .
6
Ketiga Berkaitan dengan Kesiapan Operasi.
a.
Melaksanakan latihan uji protap Satuan kepada seluruh anggota secara
periodik serta senantiasa melaksanakan pemutakhiran protap Satuan agar bersifat aplikatif dan senantiasa disesuaikan dengan setiap perkembangan situasi. b.
Menyusun
,
melengkapi
dan
merevisi
Protap
sesuai
standar
dan
Mensosialisasikan setiap protap kepada seluruh anggota dan protap-protap tertentu kepada keluarga prajurit agar dapat
dikuasai serta
memudahkan dalam
implementasinya. c. Mengatur penyusunan organisasi Satuan dalam bentuk Satuan tugas guna mengantisipasi penggunaan Satuan diluar fungsi (SST, SSD dan SSY). Sebagai contoh penyusunan Satgas untuk kepentingan (Pengamanan VIP/VVIP, Membantu otoritas sipil, Membantu mengatasi konflik horizontal dan konflik-konflik komunal lainnya,Membantu mengatasi bencana alam dan tugas-tugas kemanusiaan lainnya)
2.
Pembinaan Personel.
Pada pelaksanaan pembinaan ini, maka dansat dibantu
oleh Pasipers sebagai pembantu Dansat harus dapat melaksanakan seleksi penempatan jabatan terhadap personil yang akan dipromosikan. Upaya ini akan ditindak lanjuti oleh para Dansat bawahan dengan mengimplementasikan .
Pertama yang berkaitan dengan pembinaan karir .
a.
Melaksanakan seleksi penempatan jabatan dengan jalan menyelenggarakan
pemantauan sesuai dengan kemampuan. b.
Membuat rencana kebutuhan pendidikan tahunan bagi seluruh prajurit di
Satuan dengan berorientasi kepada dukungan terhadap pelaksanaan tugas pokok Satuan. c.
Memberlakukan Dewan Kebijaksanaan dan Kepangkatan Tinggi (penentuan
jabatan, pendidikan dan pangkat) pada setiap tataran kewenangan di Satuan dengan melibatkan unsur pimpinan mulai dari tingkat komandan unit / Tim
/
Detasemen. d.
Memprioritaskan dan memfasilitasi pengembangan karier bagi para prajurit
yang berprestasi baik dalam hal kesempatan pendidikan maupun jabatan dengan jalan memberikan rekomendasi kepada komando atas. e.
Menyelenggarakan penataran jangka panjang dan berkesinambungan bagi
anggota Satuan yang akan menempuh seleksi pendidikan pembentukan (Secaba dan Secapa reguler).
7
f. Membuat rencana pembinaan karier (jabatan dan pendidikan) jangka panjang bagi setiap perwira yang baru masuk Satuan. g. Mengikutsertakan seluruh Komandan Satuan
pada sidang penentuan hasil
seleksi pendidikan tingkat panitia daerah (Panda) khususnya untuk pendidikan Secaba dan Secapa Reguler.
Kedua yang berkaitan dengan Perawatan personil.
a. Mengoptimalkan penyelenggaraan perawatan personel dengan mengedepankan proporsionalitas
dan
memenuhi
rasa
keadilan.
Kegiatan
ini
antara
lain
dilaksanakan dengan cara sebagai berikut : (Menginventarisasi penyelenggaraan perawatan personel utamanya yang menyangkut permasalahan perlengkapan perorangan, Menyelenggarakan kegiatan-kegiatan untuk memenuhi kesejahteraan batiniah prajurit dengan menyelenggarakan pembinaan mental, rekreasi dan hiburan serta mengoptimalkan perawatan kesehatan mengupayakan danya pemeriksaan secara berkala tiap 3 ( tiga ) bulan sekali
bagi prajurit dan
keluarganya). b. Menginventarisir personel dan keluarganya sesuai dengan tanggal kelahirannya sehingga dapat dijadikan sebagai wahana untuk membina hubungan emosional dengan seluruh prajurit dan keluarganya. Ketiga yang berkaitan dengan hukum dan tatatertib a.
Membuat simulasi tentang materi HAM dan Hukum Humaniter serta
pengenalan setiap produk-produk hukum/perundang-undangan, sehingga anggota yakin apa yang dilakukan di daerah opersi tidak melanggar. b.
Menginventarisir serta mengadakan pengecekan secara mendadak terhadap
tempat-tempat yang rawan terjadi pelanggaran disekitar Satuan. c.
Koordinasi
dengan
Instansi
militer
lain
maupun
Kepolisian
untuk
mengadakan kegiatan bersama untuk memupuk rasa kebersamaan dalam rangka mencegah terjadinya perkelahian. d.
Mengimplementasikan “Pekan Disiplin Satuan” secara simultan untuk tiap-
tiap kompi, dimana setiap pelanggaran disiplin yang terjadi pada saat itu disamping akan menerima hukuman yang lebih berat dari pada ancaman hukuman yang telah ditentukan, juga terhadap unsur komandan langsung (Danunit , Dantim) akan menerima hukuman sebagai akibat dari pelanggaran yang di lakukan oleh anggotanya meskipun secara perorangan.
8
e.
Menyelenggarakan lomba dalam bidang kesadaran hukum, disiplin dan tata
tertib pada saat hari ulang tahun Satuan dimana acuannya adalah angka pelanggaran terkecil baik secara kualitas maupun kuantitas selama satu tahun program kerja Satuan.
Keempat yang berkaitan dengan unsur kesejahteraan dan moril.
a. b.
Mendistribusikan hak anggota tepat pada waktunya. Memberikan hak cuti berupa cuti tahunan kepada anggota yang dalam
pelaksanannya diatur secara bergiliran. c. Menyediakan sarana rekreasi atau hiburan sesuai kemampuan Satuan. d.
Membuat dan memelihara sarana olah raga di Satuan sesuai kemampuan
Satuan. e. Membuat papan pengumuman prestasi serta papan pengumuman pelanggaran anggota di tempat-tampat yang mudah dibaca oleh seluruh prajurit dan keluarganya.
Kelima yang berkaitan dengan Tradisi satuan.
a.
Membuat buku sejarah Satuan dengan cara “Refining” yaitu menggali
keterangan-keterangan dari pelaku/saksi-saksi sejarah dan bukti-bukti sejarah tentang keterlibatan Satuan dalam peristiwa-peristiwa heroik di m asa lalu. b.
Membuat protap serta menyelenggarakan acara tradisi korps kepada setiap
personel baru untuk menumbuhkan rasa kebanggaan korps dan semangat jiwa korsa Satuan.
Keenam yang berkaitan dengan kepersitan .
a.
Melaksanakan kegiatan pelatihan kepemimpinan bagi pengurus dan ketua-
ketua cabang / ranting Persit secara periodik. b.
Membuat “kotak pengaduan” langsung khusus permasalahan persit dan
keluarga prajurit kepada ketua persit maupun pembinaan. c.
Menyelenggarakan lomba pembinaan persit antar cabang / ranting pada
setiap kegiatan ulang tahun Satuan. d. Merencanakan pembinaan olah raga prestasi untuk anggota Persit. e. Merencanakan kegiatan agama/pengajian bagi anggota Persit. f. Memfasilitasi Persit Satuan untuk memiliki ketrampilan (Memasak, menjahit, dan ketrampilan-ketrampilan lainnya) yang dapat digunakan untuk meningkatkan
9
kesejahteraan keluarga. Dengan demikian diharapkan dapat dikembangkan menjadi “Home industry” .
Ketujuh
a.
yang berkaitan perkoperasian .
Mengikut
sertakan
pengurus
koperasi
pada
pelatihan
manajemen
usaha/bussiness sehingga dapat mengelola koperasi secara profesional. b.
Mengembangkan koperasi agar memiliki unit-unit usaha yang tidak hanya
mengandalkan income dari dalam lingkungan prajurit. Meningkatkan pelayanan koperasi dengan cara memperpendek jalur
c.
distribusi barang dan jasa sehingga harga-harga toko-toko
barang
di koperasi
menjadi
lebih
murah dari
sekelilingnya.
d.
Mengembangkan koperasi agar tidak hanya menjadi retailer tetapi juga
sekaligus sebagai distributor untuk barang/jasa tertentu.
3.
Pembinaan Materill.
Para Komandan kompi dan didalam melaksanakan
Pembinaan Matriil memberikan penekanan kepada seluruh anggota, guna menjaga keutuhan dan kesiapan materill dengan melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur . Pertama yang berkaitan dengan Materiil/Harcegah.
a. b.
Melaksanakan apel gelar materiel lengkap minimal 1 kali setiap bulan. Merumuskan kerja sama segitiga antara Satuan, bengkel daerah/lapangan
dengan BLK atau SMK Teknik/Perguruan Tinggi untuk rekayasa teknik/perbaikan alat peralatan Satuan yang juga dipakai oleh masyarakat pada umumnya (kendaraan, peralatan listrik, dan lain -lain). c.
Senjata harus disusun teratur, rapi dan bersih.
d.
Membuat data tentang kondisi materiel dan senjata pada setiap gudang.
e.
Memelihara kuantitas dan kualitas munisi BP.
f.
Melengkapi setiap
kendaraan
dengan
buku
service
( kerusakan,
penggunaan BBM dan SAE). g.
Menjaga dan memelihara Alsintor dan Aloptik sehingga terawat rapi, bersih
dan siap operasional. h.
Alkapsat dan Alut sista harus disimpan dalam gudang sesuai kelompok dan
jenisnya dalam keadaan bersih serta siap pakai.
10
Kedua yang berkaitan dengan pergudangan.
a.
Melengkapi Gudang munisi dan senjata dengan standar minimal alat
pengamanan (Terali besi, Prosedur Penguncian dan CCTV serta alat ukur suhu, dll). b.
Senjata dan munisi disusun
sesuai jenisnya serta memiliki prosedur
pengeluaran dan pemasukan yang baik dan benar. c.
Dalam gudang munisi dan senjata terdapat data rekapitulasi materiel.
d.
Gudang senjata dan munisi harus bersih dan rapi.
e.
Dansat dan Pa staf harus melaksanakan pemeriksaan gudang senjata dan
munisi secara periodik. f.
Gudang Alut sista dan aloptik harus memenuhi standar sehingga dapat
meningkatkan kesiapan operasional materiel serta m emperpanjang usia pakai.
Ketiga yang berkaitan dengan prasarana latihan Praslat.
a.
Memelihara kesiapan pakai prasarana latihan seperti lapangan tembak
senapan dan pistol, lapangan HR, prasarana kesemaptaan jasmani, tower serba guna dan sarana lempar kapak dan sangkur serta prasarana latihan lainnya . b.
Bekerjasama
dengan
pemerintah
daerah
atau
membuat
perjanjian
kerjasama guna memudahkan pemanfaatan wilayah / daerah ataupun potensi wilayah untuk mendukung keperluan latihan atau kegiatan di Satuan.
4.
Pembinaan Piranti Lunak.
Guna mewujudkan keamanan dan ketertiban
aktivitas Satuan, maka didalam pembinaan Piranti Lunak para bawahan
Komandan Satuan
menggunakan metoda Sosialisasi dan Persuasi dengan kegiatan sebagai
berikut: Pertama secara Kuantitas.
a.
Melengkapi setiap Satuan minimal memiliki 18 protap sesuai STR Kasad
Nomor : STR/188/2001 tanggal 16 Maret 2001. b.
Melengkapi Doktrin, peraturan dan buku petunjuk yang diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan operasional Satuan.
Kedua secara kuantitas.
a. tahun.
Protap yang ada di Satuan direvisi setiap ada perubahan minimal setiap
11
b.
Memelihara Buku-buku referensi dengan baik sehingga memudahkan
penggunaannya. c.
Menyarankan kepada komando atas (LKT) untuk memvalidasi peranti lunak
yang sudah tidak valid dengan situasi dan kondisi sekarang.
5.
Pembinaan Pangkalan.
Para
Dansatwah harus mampu membina ketertiban
Pangkalan Satuannya dengan mengedepankan metoda Optimalisasi dan rehabilitasi, dengan melaksanakan kegiatan sebagai berikut:
Pertama berkaitan dengan ketertiban pangkalan.
a. Mengusahakan sertifikasi lahan-lahan / aset Satuan untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan kepemilikannya oleh pihak-pihak tertentu. b.
Mengatur perumahan anggota Satuan agar tertata, tertib dan rapi sehingga
dapat menjamin kemurnian pangkalan. c.
Koordinasi dengan Dinas Perkebunan/Kehutanan atau dinas pertamanan
dan kebersihan pemerintah Kabupaten Atau Kota untuk program “Asrama Hijau” untuk menciptakan Paru-paru bagi lingkungan. d.
Menganjurkan anggota untuk membuat taman atau menanam tanaman
hias/tanaman lain yang bermanfaat dihalaman rumah dengan tertib dan bersih. e. Mengadakan lomba kebersihan baik perorangan maupun lingkungan guna meningkatkan pemeliharaan terhadap bangunan dan fasilitas l ainnya.
Kedua yang berkaitan dengan Urusan dalam.
a.
Melaksanakan Jaga Satri / planton harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan. b.
Petugas piket dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya harus
sesuai ketentuan. c.
Di rumah jaga harus
dilengkapi
buku laporan kejadian,
serah terima,
tamu, protap dsb. d.
Melaksanakan apel serah terima Pa Piket/jaga Satri harus dilaksanakan
sesuai dengan ketentuan. e.
Mencatat setiap tamu harus dalam buku tamu dan diberikan tanda tamu.
f.
Tugas jaga kamar/serambi tetap dilaksanakan.
g.
Penentuan petugas piket batalyon dijabat oleh Pa staf/Danki agar dapat
mengambil tindakan yang tepat terutama pada saat diluar jam dinas.
12
Ketiga yang berkaitan dengan pengamanan ,Pengamanan merupakan kegiatan
yang paling dominan di kesatuan militer dengan melakukan kegiatan antara lain: a.
Pengamanan Markas dengan memberi pagar keliling.
b.
Pengamanan Gudang senjata dan munisi dengan membuat pintu dan kunci
rangkap sesuai ketentuan. c.
Dan/Wadan/Pa staf secara periodik memeriksa gudang senjata dan munisi
sesuai jadwal. d.
Petugas provost melaksanakan tugas jaga.
e.
Membuat Protap Pam markas/gudang senjata dan munisi.
f.
Membuat jurnal pengamatan terhadap penonjolan-penonjolan negatif yang
terjadi di lingkungan prajurit. g.
Meningkatkan kemampuan dan mendidik seluruh prajurit selaku insan
intelijen dengan cara :(Memberikan penugasan-penugasan kepada penyelenggara fungsi intelijen di Satuan untuk senantiasa membuat jurnal atau laporan situasi tentang perkembangan situasi wilayah pembinaan teritorial terbatas.Membiasakan prajurit untuk selalu mengikuti perkembangan situasi baik yang terjadi di lingkungannya maupun dalam skala nasional.)
6.
Pembinaan latihan. a.
Menyusun program
kerja
bidang latihan
yang
didesuaikan
dengan
kemungkinan tugas yang dihadapi terutama latihan perorangan . dan mendesaian latihkan suatu bentuk latihan-latihan khusus untuk membekali prajurit yang telah disesuaikan dengan proyeksi penugasan Satuan yang kemungkinan akan dihadapi. b.
Membentuk tim pelatih sesuai tingkat pengetahuan dan ketrampilan taktik
dan teknis serta melaksanakan latihan dalam satuan guna memelihara kemampuan terutama latihan perorangan dan kesemaptaan serta ketangkasan . c.
Untuk mengatasi kesulitan tentang daerah latihan ditempuh dengan cara
menginventarisir keberadaan sarna prasarana latihan. d.
Merumuskan kriteria standar keberhasilan bagi setiap jenis-jenis latihan baik
yang bersifat teknis, taktis sampai dengan yang bersifat geladi/uji e.
Melengkapi setiap prajurit dengan buku saku yang berisi tentang uraian atau
petunjuk dan jabaran tugas sesuai dengan jabatannya masing-masing, sehingga para prajurit mengetahui betul apa yang harus diperbuat dengan jabatan yang diembannya pada saat ini.
13
f.
Melaksanakan pengawasan dan penilaian terhadap setiap penyelenggaraan
latihan oleh Satuan jajarannya. g.
Melaksanakan penelitian kebutuhan di lapangan terhadap Latihan Program
yang telah dikeluarkan oleh komando atas dihadapkan kepada tipologi tuntutan dan tantangan tugas Satuan-Satuan dalam kerangka penyelenggaraan tugas-tugas satuan. h.
Membuat petunjuk/contoh penyelenggaraan Geladi Gultor TNI (Posko I & II)
yang bersifat audio visual dan dikemas dalam “Compact Disc” (CD).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa Pembinaan satuan yang dilaksanakan oleh Satuan 81 Kopassus belum tercapai secara maksimal hal ini dipengaruhi oleh kondisi lingkungan, terbatasnya anggaran dan kebijakan satuan atas serta kepedulian seluruh prajurit disatuan sehingga kondisi yang ada belum maksiaml, dari permasalahan yang ada baik bidang organisasi, Personil, materil, pangkalan dan piranti lunak serta bidang latihan namun dengan konsep pembinanan melalui metoda pemeliharaan, pengadaan, sosialisasi dan pengawasan dan pengendalian serta koordinasi, pendekatan kepada unsur terkait dalam mengatasi permasalahan satuan yang dilakukan oleh Komandan Bawahan, Staf serta Seluruh anggota diharapakan pembinaan di Satuan 81 Kopassus dapat mencapai sasaran dengan baik. adapun saran yang dapat di sampaikan kepada komando atas yang berkaitan dengan upaya Dansat 81 Kopassus melalui Binsat dalam menghadapi tugas operasi penanggulangan teror adalah:
Pertama. Agar komando atas membuat
fasilitas Latihan yang mendukung peningkatan kemampuan prajurit Satuan 81 Kopassus
sehingga kesiapan operasional prajurit dapat terbina dan terpelihara
dihadapkan dengan perkembangan situasi maraknya aksi teror di wilayah Indonesia seperti Fasilitas latihan Kereta api, kapal Laut dan Wind Tunnel ( Kemampuan Free Fall ) Kedua. Mengajukan surat penerbitan Skep keterangan cacat akibat latihan kepada komando atas, dalam rangka proses memperoleh tunjangan cacat dari Mabes TNI.
14
Demikian essay ini dibuat, semoga dapat dijadikan pedoman dan bahan pertimbangan bagi perwira TNI khususnya di lingkungan Kopassus dalam rangka meningkatkan kesiapan operasional satuan Batalyon Aksus Satuan-81 Kopassus dimasa mendatang.
Jakarta,
Februari 2013 Penulis
R.Sidharta Wisnu Graha S.E Kolonel Inf NRP 1910034660170