ESSAI BEASISWA TANOTO FOUNDATION Oleh : Rajian Sobri Rezki
Saat ini saya mengikuti perkuliahan di Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa Fakultas Teknik, tepatnya di Program Studi Teknik Kimia. Pada dasarnya saya memilih jurusan Teknik Kimia didasarkan pada beberapa pertimbangan, di antaranya karena pada saat di SMA saya menyukai mata pelajaran Kimia dan merasa cukup memiliki modal, di antaranya beberapa kali memenangi perlombaan kimia semasa SMA, dan ditunjuk sebagai Ketua Tim Olimpiade Sains Kimia saat tahun kedua SMA. Sebelum memilih program studi ini, saya sedikit melakukan riset kecil, di antaranya dengan browsing di browsing di internet , namun terutama bertanya kepada alumni-alumni SMA. Informasi menarik yang saya peroleh di antaranya yakni , ketika alumni berkata bahwa Teknik Kimia tidak terlalu cocok bagi mereka yang hanya menyukai kimia, namun lebih menuntut pada Matematika dan Fisika, sebagaimana semua jurusan di Fakultas Teknik. Saya merasa hal ini tidaklah terlalu menjadi masalah, karena saat SMA selain menyukai kimia, kimia, presta prestasi si di bidang bidang eksak eksak lainny lainnyaa sepert sepertii Matema Matematik tikaa dan Fisika Fisika pun cukup cukup bagus bagus , berhubung SMA Plus tempat saya belajar hanya memiliki jurusan IPA. Maka, saya mantapkan diri memilih program studi Teknik Kimia. Mengenai apa yang akan saya lakukan setelah lulus, ada beberapa pilihan kerja yang mungkin mungkin dari Program Studi Teknik Kimia, Kimia, di antaranya antaranya yang berorienta berorientasi si pengolahan pengolahan minyak minyak bumi dan gas, pulp, polimer, atau proses. Saat ini saya terus mengumpulkan data dan mempertimbangkan pilihan-pilihan tersebut dengan seksama, tetapi saat ini saya tertarik tertarik dengan pengolahan minyak bumi dan gas, seperti bekerja di Chevron. Yang menginspirasi menginspirasi saya untuk bekerja di perusahaan perusahaan pengolahan minyak bumi dan gas seperti Chevron di antaranya yaitu saat ini kita sedang mengalami krisis energi global. Walaupun dunia dunia sedang sedang menghad menghadapi api tren tren inform informasi asi,, namun namun sektor sektor energi energi juga juga vital, vital, teruta terutama ma dalam dalam perannya sebagai basis kehidupan. Untuk berpartisipasi dalam menghadapi krisis energi ini saya memilih bekerja pada perusahaan yang mengolah energi, dan sesuai program studi saya, seperti Chevron. Pengalaman itu kiranya nanti bisa dijadikan modal untuk pemanfaatan energi yang lebih baik di masa depan. Alasan saya memilih perusahaan swasta seperti Chevron di antaranya karena memiliki standar yang jelas, cukup tinggi (seperti bahasa inggris aktif, kemampuan teknologi, kemampuan komunikasi komunikasi dan leadership, leadership, dll) dll) dan diak diakui ui (STA (STANDA NDAR R ISO) ISO) , sert sertaa kesem kesempat patan an untu untuk k ditempatkan di luar negeri (untuk memperkaya pengalaman melihat standar kerja asing). Saya Saya sada sadarr untuk untuk menc mencap apai ai semu semuaa itu itu di era era glob global al ini ini dibu dibutu tuhk hkan an tidak tidak hanya hanya kemampuan dari program studi saya , tetapi juga beberapa kemampuan lain semisal bahasa asing, teknologi, leadership, leadership, bisnis, dll.
Karena itu langkah yang telah dan akan saya lakukan di antaranya adalah terus belajar dan mencari tahu mengenai bidang Teknik Kimia dan disiplin lainnya. Untuk bidang Teknik Kimia, tentu selain dengan mengikuti perkuliahan bisa dengan mengikuti seminar yang diadakan di lingkungan kampus, juga mengikuti perkembangan berita yang terjadi di lingkungan Teknik Kimia, misalnya perkembangan metode pengolahan atau proses baru. Juga berita-berita mengenai teknologi terbaru ilmu teknik, bukan hanya teknik kimia. Untuk disiplin lainnya, misalnya bahasa Inggris saya membiasakan membaca ebook dan buku cetakan berbahasa Inggris, mendengarkan musik dan menonton film asing tanpa teks, dll. untuk pengembangan diri saya membeli dan membaca buku-buku lain, semisal Psikologi (AIC by Silvan Tomkins, Influence by Robert Cialdini, dll), atau leadership dan bisnis (Executive Power, buku Donald Trump, Mark Zuckerberg, Biografi Steve Jobs, dll) atau buku-buku lainnya seperti Tipping Point, Outliers, dan Blink by Malcolm Gladwell. Ini berfungsi ganda, sebagai refreshing dan juga pengembangan diri. Namun , selain dengan membaca buku-buku tersebut , saya merasa cara terbaik adalah menemukan intisarinya dan menerapkannya sedikit demi sedikit secara disiplin dalam hidup sehari-hari. Sejak dilahirkan, setiap manusia tanpa kecuali diberi bakat dan kemampuan masingmasing, yang oleh Howard Gardner disebut Multiple Intelligence Theory. Menggunakan serta mengembangkannya atau tidak adalah keputusan yang diletakkan di tangan manusia itu sendiri. Saya percaya ilmu selalu bisa dikembangkan, dan bagaimanapun, ilmu dan impian diberikan bagi mereka yang tidak kenal lelah dan disiplin.