PRAKTIKUM TEKNIK PENGAWETAN DAN EMERGING PROCESSING BAHAN PANGAN Evaluasi Proses Termal Bayu Airlangga 240210150077 240210150077 ABSTRAK Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, cara fisik, dan cara kimiawi. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121 oC yang tujuannya agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Oleh karena itu dalam praktikum kali ini dilakukan evaluasi mengenai proses thermal yaitu sterilisasi guna menentukan kecukupan proses sterilisasi dengan sampel daging dan jus mangga. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sterilisasi dengan suhu 121 oC selama 120 menit pada sampel daging dan selama 67 menit pada sampel jus buah menggunakan autoklaf dapat mereduksi jumlah mikroorganisme dan sterilisasi dapat dikatakan cukup. Kata Kunci: Sterilisasi, Autoklaf, Titik Dingin
AB A B STR ST R AC T Sterilization is the process or activity to free a material or object from all life forms. In principle, sterilization s terilization can be done in 3 ways, namely mechanical way, physical way, and chemical way. An autoclave is a tool for sterilizing various devices and materials using pressure of 15 psi (2 atm) and a temperature of 121oC which is intended for spores or microbes to t o be switched off. Spores are resting cells that resisit to heat and environment that serve as buds to breed further. Therefore, in this lab, evaluation of the thermal process is sterilized to determine the adequacy of sterilization process with mango meat and juice samples. The results showed that sterilization at 121 ° C for 120 minutes in meat samples and and for 67 minutes on fruit juice samples using autoclave reduces the number of microorganisms and sterilization is sufficient.
K eywo ywor ds: S ter ter i liz li zation, A utocla utoclave ve,, C old Point Poi nt I.
PENDAHULUAN Sterilisasi adalah proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua bentuk kehidupan. Sterilisasi dapat dilakukan tergantung dari bahan atau alat yang akan disteril. Menurut Muchtadi
(1994), sterilisasi adalah operasi yang paling penting dalam pengalengan makanan. Menurut Reuter (1993), kerusakan mutu pangan selama proses sterilisasi adalah rendah ketika bahan pangan tersebut diberi perlakuan suhu yang tinggi dalam
waktu yang singkat. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara, yaitu cara mekanik, cara fisik, dan cara kimiawi. 1. Sterilisasi cara mekanik (filtrasi) menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil (0.22 mikron atau 0.45 mikron) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. 2. Sterilisasi secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran. a. Pemanasan 1) Pemijaran (dengan api langsung): membakar alat pada api secara langsung, contoh alat: jarum inokulum (jarum ose), pinset, batang L. 2) Panas kering: sterilisasi dengan oven kira-kira 60180oC. Sterilisasi panas kering cocok untuk alat yang terbuat dari kaca, misalnya erlenmeyer, tabung reaksi, cawan. 3) Uap air panas: konsep ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air lebih tepat menggunakan metode ini supaya tidak terjadi dehidrasi. 4) Uap air panas bertekanan: menggunakan autoklaf. b. Penyinaran dengan Ultra Violet (UV) Sinar UV juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi, misalnya untuk
membunuh mikroba yang menempel pada permukaan interior Safety Cabinet dengan disinari lampu UV. 3. Sterilisasi secara kimiawi biasanya menggunakan senyawa desinfektan, antara lain alkohol. Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121oC. Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas. Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121 oC dan tekanan 15 lb/in2 (SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu 121 oC atau 249,8oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika digunakan tekanan 15 psi. Pada tekanan 0 psi dengan ketinggian di permukaan laut ( sea sea level ) air mendidih pada suhu 100 oC. Pada saat sumber panas dinyalakan, air dalam autoklaf akan mendidih dan uap air yang terbentuk mendesak udara yang mengisi autoklaf. Setelah semua udara dalam autoklaf diganti dengan uap air, katup uap/udara ditutup sehingga tekanan udara dalam autoklaf naik. Pada saat tercapai tekanan dan suhu yang sesuai, maka proses sterilisasi dimulai dan timer mulai menghitung waktu mundur. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas dimatikan dan tekanan dibiarkan turun perlahan hingga mencapai 0 psi. Autoklaf tidak
boleh dibuka sebelum tekanan mencapai 0 psi. II. METODE 2.1. Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum sterilisasi ini antara lain autoklaf neraca analitik, thermocouple dan jar. Autoklaf digunakan untuk proses sterlisasi menggunakan tekanan tinggi, neraca analitik digunakan untuk menimbang sampel secara akurat, thermocouple digunakan karena merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor ini dibuat dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini dikomposisikan dengan campuran kimia tertentu, sehingga dihasilkan beda potensial antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi, dan jar digunakan untuk wadah sampel ketika sterilisasi berlangsung. 2.2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada praktikum sterilisasi ini antara lain media PCA PCA (Plate Count Agar) dan just buah mangga serta daging yang digunakan sebagai sampel. Media NaCl Fis dan PCA digunakan untuk memudahkan dalam proses perhitungan jumlah mikroorganisme. mikroorganisme. 2.3. Prosedur Sampel berupa daging dan jus mangga disiapkan. Kemudian sampel diberikan dua perlakuan yaitu dengan sterilisasi dan tanpa sterilisasi. Sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan 100 gram menggunakan neraca analitik. Untuk sampel sebanyak 1 gram diberikan perlakuan tanpa
sterilisasi, sementara sampel sebanyak 100 gram diberikan perlakuan dengan sterilisasi. Proses sterilisasi dilakukan selama 125 menit untuk sampel daging dan 90 menit untuk sampel jus mangga. Selama proses sterilisasi sterilisas i berlangsung diamati dan dicatat setiap perubahan suhu setiap satu menit. Pengukuran distribusi panas ini dilakukan dengan bantuan termokopel yang dihubungkan dengan recorder. Termokopel dipasang di dalam jar pada sampel untuk menentukan titik terdingin (coldest (coldest point ) dan dipasang di dalam retort untuk mengukur suhu lingkungan pada bagian kanan, kiri, atas, dan bawah. Setelah proses sterilisasi selesai, sampel ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam sebuah tabung reaksi dan ditambahkan 10 ml larutan NaCl Fis. Kemudian diambil 1 ml dan dimasukkan ke dalam 9 ml larutan NaCl Fis dan begitu seterusnya hingga mendapatkan pengenceran sebesar 10-4 dan 10-5 Kemudian pada pengenceran dimasukkan ke dalam media PCA dan disimpan selama dua hari. Setelah itu dilakukan perhitungan jumlah mikroorganisme dengan metode TPC (Total ( Total Plate Count). Data suhu dan waktu yang telah dicatat selama proses sterilisasi diaplikasikan ke dalam tabel letalitas dan kurva letality rate (LR). rate (LR). III. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN Sterilisasi pada sebagian besar makanan kaleng biasanya dilakukan secara komersial. Sterilisasi komersial adalah sterilisasi yang
biasanya dilakukan terhadap sebagian besar makanan di dalam kaleng, plastik, atau botol. Bahan pangan yang disterilkan secara komersial berarti semua mikroba penyebab penyakit dan pembentuk racun (toksin) dalam makanan tersebut telah dimatikan, demikian juga mikroba pembusuk. Spora bakteri non-patogen non-patogen yang tahan panas mungkin saja masih ada di dalam makanan setelah proses pemanasan, tetapi bersifat dorman (tidak dalam kondisi aktif berproduksi), sehingga keberadaannya tidak membahayakan jika produk tersebut disimpan dalam kondisi normal (Hariyadi, 2000). Makanan yang telah dilakukan sterilisasi komersial memiliki daya simpan yang tinggi. Sterilisasi biasa dilakukan pada suhu 121oC, yaitu agar spora atau mikroba dapat dimatikan. Spora adalah sel istirahat yang resisitan terhadap panas dan lingkungan yang berfungsi sebagai tunas untuk berkembang biak selanjutnya. Ketahanan panas mikroba atau sensitifitas panas mikroba oleh suhu pemanasan yang dinyatakan dengan nilai D berbeda-beda untuk setiap mikroba. Bakteri mesofilik seperti C. botulinum botulinum memiliki nilai D sebesar 0,25 menit pada suhu 121,1 oC (250oF) (Kusnandar, 2006). Sensitivitas nilai D terhadap perubahan suhu yang dinyatakan dengan nilai Z juga tidak sama untuk setiap jenis mikroba. Bakteri C. botulinum memiliki botulinum memiliki nilai Z sebesar 10oC (Kusnandar, 2006). C. botulinum botulinum yang ada pada produk pangan terutama makanan kaleng
harus dibunuh, karena bakteri ini dapat menyebabkan keracunan tipe intoksikasi pada manusia. Keracunan tipe intoksikasi ini disebabkan oleh terkonsumsinya toksin (racun) ekstraseluler yang dihasilkan oleh mikroba yang mencemari pangan. Intoksikasi tidak memerlukan adanya mikroba hidup pada pangan yang dikonsumsi karena umumnya toksin mikroba telah dieksresikan ke medium sekitarnya (ke dalam pangan) pada saat mikroba tumbuh dan mencemari pangan. Racun yang dikeluarkan oleh C. botulinum disebut “neurotoksin” karena racun tersebut menyerang sistem susunan syaraf. Gejala keracunannya bersifat neuroparalitik, yaitu menyebabkan kelumpuhan bagian tubuh tertentu tert entu karena susunan syaraf yang terganggu. Racun botulinum adalah suatu protein yang sangat beracun, sehingga walaupun tertelan dalam jumlah sedikit sudah dapat menyebabkan keracunan. Racun botulinum diproduksi oleh sel C. botulinum botulinum dalam bentuk toksin progenitor. Toksin ini kemudian dapat diaktifkan oleh enzim-enzim tertentu di dalam tubuh menjadi komponen yang beracun. Toksin yang telah aktif akan dibawa melalui pembuluh darah ke sistem syaraf kholinergik, dimana toksin tersebut bekerja pada bagian akhir dari sistem syaraf dengan cara mencegah bagian sineptik untuk melepaskan asetilkholin yang dapat menggerakkan otot-otot melalui reaksi dengan ujung-ujung otot. Penghambatan pelepasan asetilkholin
dapat mengakibatkan kelumpuhan hubungan antara waktu dengan suhu atau paralisis. Dosis toksin yang dapat dari makanan tersebut. menyebabkan kematian pada manusia Menurut Kusnandar, et al. diperkirakan 0.1-1.0 mikrogram (2006), metode umum (trapezoidal) (Fardiaz, et. al., 1988). menganggap nilai letalitas yang Oleh karena itu dalam diukur antara titik satu dengan titik praktikum kali ini dilakukan evaluasi yang lainnya membentuk suatu garis mengenai proses thermal yaitu lurus, sehingga nilai letalitas proses sterilisasi guna menentukan setiap selang waktu adalah luas kecukupan proses sterilisasi dengan trapesium dengan tinggi (t n – tn-1), sampel daging dan jus mangga. panjang sisi atas dan bawah masingMetode umum merupakan metode masing Ln dan L n-1. Untuk yang paling teliti dalam menghitung menghitung kecukupan panas perlu proses sterilisasi sterili sasi yang dikembangkan ditentukan mikroba yang akan oleh Bigelow (1920) yang kemudian dijadikan target, dalam hal ini target dilanjutkan oleh Ball dan kawanmikroba yang akan dimusnahkan kawan. Ketelitiannya yang tinggi adalah Clostridium botulinum. botulinum . disebabkan oleh suhu bahan pangan Menurut Muchtadi (2008), yang diukur dalam suatu percobaan, Clostridium botulinum memiliki botulinum memiliki nilai secara langsung digunakan dalam D pada suhu 250˚F sebesar 0,2 menit dan nilai z sebesar 18˚C. perhitungan tanpa mengasumsikan Berikut merupakan grafik perubahan suhu terhadap waktu selama proses sterilisasi berlangsung dan grafik perubahan nilai letalitas terhadap waktu dengan sampel daging:
Gambar 1. Grafik Waktu terhadap Lethal Rate Sampel Daging dan Jus Mangga Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017
Gambar 2. Grafik Waktu terhadap Temperatur Sampel Daging dan Jus Mangga Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017 Berdasarkan hasil Tabel 1. Hasil Pengamatan Bakteri Bakteri pengamatan yang terdapat pada Sebelum dan Sesudah Sterilisasi Jumlah Jumlah lampiran diperoleh nilai Fo hitung MO Awal MO Akhir Sampel sampel daging sapi yaitu sebesar 10-4 10-5 10-4 10-5 26,50742942 menit. Fo hitung ini Daging 135 124 9 2 dapatkan dengan cara mengakumulasi luas daerah trapesium dari grafik waktu terhadap letality rate. rate. Sedangkan nilai F standar yang diperoleh yaitu sebesar 2,448 menit (Do=0,204 menit; S=12 siklus). Berikut perhitungannya: F st standar = S × Do F st standar = 12 × 2,448 F stan standa darr = 2,4 2,488 88 men menit it
Maka hal ini menunjukkan bahwa Fo hitung lebih besar daripada F standar. Apabila nilai Fo hitung lebih besar daripada F standar maka sterilisasi dapat dikatakan cukup. Maka dari data tersebut dapat diperoleh makna bahwa sterilisasi yang dilakukan selama 125 menit pada sampel daging sapi yang dilakukan kelas B lebih dari cukup. Hal ini dikarenakan nilai Fo hitung jauh lebih besar dari F standar. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah bakteri awal dengan bakteri akhir pada data sebagai berikut:
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017 Analisis mikroba dilakukan bertujuan mengetahui jumlah mikroba yang terdapat dalam sampel daging. Analisis mikroba yang dilakukan adalah pengukuran total plate count (angka lempeng total) yaitu pengukuran jumlah mikroba secara keseluruhan (total mikroba) baik bakteri, kapang, maupun maupun khamir. Sebagai media pertumbuhannya adalah PCA ( plate count agar ). ). Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa jumlah bakteri awal sebelum dilakukan proses sterilisasi pada pengenceran 10-4 adalah sebesar 135, sedangkan pada pengenceran 10-5 adalah sebesar 124 dan setelah dilakukan sterilisasi dan penyimpanan jumlah mikroorganisme menjadi berkurang. Setelah dilakukan penyimpanan selama dua hari terjadi peningkatan jumlah mikroorganisme pada pengenceran 10-4 adalah sebesar 9,
sedangkan pada pengenceran 10-5 adalah sebesar 2. Hal ini menunjukkan bahwa sterilisasi dapat mematikan mikroorganisme yang hidup pada daging dan selama penyimpanan memungkinkan adanya kontaminasi dari lingkungan terhadap sampel daging yang disimpan. Daging merupakan komoditas pangan yang kaya akan karbohidrat, protein dan lemak. Hal ini merupakan substrat yang sangat mendukung untuk menunjang kebutuhan hidup mikroorganisme karena di dalamnya terdapat karbon (C), hidrogen (H), oksigen (O) dan nitrogen (N). Sedangkan pada sampel jus mangga berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat pada lampiran diperoleh nilai Fo hitung sampel jus mangga yaitu sebesar 4,511335 menit. Fo hitung ini dapatkan dengan cara mengakumulasi luas daerah trapesium dari grafik waktu terhadap letality rate. rate. Sedangkan nilai F standar yang diperoleh yaitu sebesar 2,448 menit (Do=0,204 menit; S=12 siklus). Berikut perhitungannya: F st standar = S × Do F st standar = 12 × 2,448 F stan standa darr = 2,4 2,488 88 men menit it
Maka hal ini menunjukkan bahwa Fo hitung lebih besar daripada F standar. Apabila nilai Fo hitung lebih besar daripada F standar maka sterilisasi dapat dikatakan cukup. Maka dari data tersebut dapat diperoleh makna bahwa sterilisasi yang dilakukan selama 67 menit pada sampel jus buah yang dilakukan kelas A cukup. Hal ini dikarenakan nilai Fo
hitung lebih besar dari F standar. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan jumlah bakteri awal dengan bakteri akhir pada data sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Pengamatan Bakteri Bakteri Sebelum dan Sesudah Sterilisasi
Sampel
Jumlah MO Awal -4
10 Jus Mangga
TBUD
10
-5
65
Jumlah MO Akhir -4
10
2
105
0
Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017 Dari hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa jumlah bakteri awal sebelum dilakukan proses sterilisasi pada pengenceran 10-4 adalah sebesar TBUD (tidak bisa untuk dihitung), sedangkan pada pengenceran 10-5 adalah sebesar 65. Namun setelah dilakukan sterilisasi jumlah mikroorganisme menjadi berkurang. Pada hari kedua setelah sterilisasi jumlah bakteri pada pengenceran 10-4 adalah sebesar 2, sedangkan pada pengenceran 10 -5 adalah sebesar 0. Hal ini menunjukkan bahwa sterilisasi dapat mematikan mikroorganisme yang hidup pada jus mangga dan selama penyimpanan memungkinkan adanya kontaminasi dari lingkungan terhadap sampel yang disimpan. Dari data jumlah bakteri awal dan akhir pada kedua sampel menunjukkan bahwa jumlah bakteri pada sampel daging lebih banyak daripada sampel jus mangga. Hal ini dikarenakan daging lebih memiliki substrat yang kompleks daripada jus mangga. Daging sapi merupakan
salah satu bahan pangan asal ternak yang mengandung nutrisi berupa air, protein, lemak, mineral, dan sedikit karbohidrat sehingga dengan kandungan tersebut menjadikan medium yang baik untuk pertumbuhan bakteri dan menjadikan mudah mengalami kerusakan (Nurwantoro et al., 2012). Komposisi daging sapi terdiri dari 19% protein, 5% lemak, 70% air, 3,5% zat-zat non protein, dan 2,5% mineral (Forrest et al., 1992). Sumber lain menyatakan bahwa daging sapi terdiri dari 75% air, 19% protein, 3,5% substansi non protein yang larut, dan 2,5% lemak (Lawrie, 2003). DAFTAR PUSTAKA Fardiaz, S., F.G Winarno dan D. Fardiaz, 1988. Pengantar Teknologi Pangan. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Forrest. J.C, E.D. Aberle, H.B Hendrik, M.D. Judge and R.A. Markel. 1992. Principle of Meat Science. W.H. Freeman and Co, San Fransisko. Hariyadi, P. 2000. Dasar-dasar Teori dan Praktek Proses Termal. Bogor: Pusat Studi Pangan dan Gizi, Institut Pertanian Bogor. Kusnandar F, Hariyadi P, Wulandari N. 2006. Modul Kuliah Prinsip Teknik Pangan. Bogor: Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas
IV.
KESIMPULAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari evaluasi proses thermal ini adalah daging yang disterilisasi selama 125 menit dan jus mangga yang disterilisasi selama 67 menit menggunakan autoklaf pada suhu 121 0C dapat mereduksi jumlah mikroorganisme patogen. Selama penyimpanan bahan dapat terjadi kontaminasi mikroorganisme dari lingkungan. Daging merupakan bahan yang dapat menjadi medium yang baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Muchtadi D. 1994. Makanan Kaleng: Teknologi dan Pengawasan Mutu. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Nurwantoro, V.P. Bintoro, A.M. Legowo, A. Purnomoadi, L.D. Ambara, A. Prokoso, dan S. Mulyani. 2012. Nilai pH, kadar air dan total Escherichia coli daging sapi yang dimarinasi dalam jus bawang putih. J Aplikasi Teknologi Pangan. 1:20-22 Lawrie, R.A. 2003. Ilmu Daging. Penerbit Universitas Indonesia Press. Jakarta Reuter H. 1993. Aseptic Processing of Food: Foods -1nd ed. New Holland. Technomic.
LAMPIRAN Tabel 1. Hasil Pengamatan Letality Rate Sampel Daging t (menit)
Suhu (oC)
Lethal Rate (z = 10 oC)
0
26,1
3,23594E-10
1
26,3
3,38844E-10
6,624E-10
3,31219E-10
1
3,31219E-10
-9,47
2
26,3
3,38844E-10
6,777E-10
3,38844E-10
1
3,38844E-10
-9,47
3
26,7
3,71535E-10
7,104E-10
3,5519E-10
1
3,5519E-10
-9,43
4
27,3
4,2658E-10
7,981E-10
3,99057E-10
1
3,99057E-10
-9,37
5
27,7
4,67735E-10
8,943E-10
4,47157E-10
1
4,47157E-10
-9,33
6
28,4
5,49541E-10
1,017E-09
5,08638E-10
1
5,08638E-10
-9,26
7
29,2
6,60693E-10
1,21E-09
6,05117E-10
1
6,05117E-10
-9,18
8
29,7
7,4131E-10
1,402E-09
7,01002E-10
1
7,01002E-10
-9,13
9
30,6
9,12011E-10
1,653E-09
8,26661E-10
1
8,26661E-10
-9,04
10
31,7
1,1749E-09
2,087E-09
1,04345E-09
1
1,04345E-09
-8,93
11
32,6
1,44544E-09
2,62E-09
1,31017E-09
1
1,31017E-09
-8,84
12
34
1,99526E-09
3,441E-09
1,72035E-09
1
1,72035E-09
-8,7
13
35,5
2,81838E-09
4,814E-09
2,40682E-09
1
2,40682E-09
-8,55
14
37,2
4,16869E-09
6,987E-09
3,49354E-09
1
3,49354E-09
-8,38
15
38,9
6,16595E-09
1,033E-08
5,16732E-09
1
5,16732E-09
-8,21
16
40,9
9,77237E-09
1,594E-08
7,96916E-09
1
7,96916E-09
-8,01
17
43
1,58489E-08
2,562E-08
1,28107E-08
1
1,28107E-08
-7,8
18
46,3
3,38844E-08
4,973E-08
2,48667E-08
1
2,48667E-08
-7,47
19
51,4
1,09648E-07
1,435E-07
7,17661E-08
1
7,17661E-08
-6,96
20
56,8
3,80189E-07
4,898E-07
2,44919E-07
1
2,44919E-07
-6,42
21
62,2
1,31826E-06
1,698E-06
8,49223E-07
1
8,49223E-07
-5,88
22
66,8
3,80189E-06
5,12E-06
2,56008E-06
1
2,56008E-06
-5,42
23
70,5
8,91251E-06
1,271E-05
6,3572E-06
1
6,3572E-06
-5,05
24
73,7
1,86209E-05
2,753E-05
1,37667E-05
1
1,37667E-05
-4,73
25
76,8
3,80189E-05
5,664E-05
2,83199E-05
1
2,83199E-05
-4,42
26
79,9
7,76247E-05
0,0001156
5,78218E-05
1
5,78218E-05
-4,11
27
82,5
0,000141254
0,0002189
0,000109439
1
0,000109439
-3,85
28
85
0,000251189
0,0003924
0,000196221
1
0,000196221
-3,6
29
86,8
0,000380189
0,0006314
0,000315689
1
0,000315689
-3,42
30
88,6
0,00057544
0,0009556
0,000477815
1
0,000477815
-3,24
31
90
0,000794328
0,0013698
0,000684884
1
0,000684884
-3,1
32
91,2
0,001047129
0,0018415
0,000920728
1
0,000920728
-2,98
33
92,4
0,001380384
0,0024275
0,001213756
1
0,001213756
-2,86
34
93,5
0,001778279
0,0031587
0,001579332
1
0,001579332
-2,75
35
94,2
0,002089296
0,0038676
0,001933788
1
0,001933788
-2,68
36
95,2
0,002630268
0,0047196
0,002359782
1
0,002359782
-2,58
37
96,4
0,003467369
0,0060976
0,003048818
1
0,003048818
-2,46
38
97,4
0,004365158
0,0078325
0,003916263
1
0,003916263
-2,36
LR1 + LR2
(LR1+LR2)/2
Menit
Luas Trapesium (Fo Parsial)
(T-Tref)/z -9,49
39
98,4
0,005495409
0,0098606
0,004930284
1
0,004930284
-2,26
40
99,3
0,00676083
0,0122562
0,006128119
1
0,006128119
-2,17
41
100,1
0,008128305
0,0148891
0,007444567
1
0,007444567
-2,09
42
101
0,01
0,0181283
0,009064153
1
0,009064153
-2
43
101,19
0,010447202
0,0204472
0,010223601
1
0,010223601
-1,981
44
102,6
0,014454398
0,0249016
0,0124508
1
0,0124508
-1,84
45
103,5
0,017782794
0,0322372
0,016118596
1
0,016118596
-1,75
46
104,2
0,020892961
0,0386758
0,019337878
1
0,019337878
-1,68
47
105
0,025118864
0,0460118
0,023005913
1
0,023005913
-1,6
48
105,7
0,029512092
0,054631
0,027315478
1
0,027315478
-1,53
49
106,3
0,033884416
0,0633965
0,031698254
1
0,031698254
-1,47
50
107
0,039810717
0,0736951
0,036847566
1
0,036847566
-1,4
51
107,9
0,048977882
0,0887886
0,044394299
1
0,044394299
-1,31
52
108,5
0,056234133
0,105212
0,052606007
1
0,052606007
-1,25
53
109,2
0,066069345
0,1223035
0,061151739
1
0,061151739
-1,18
54
109,9
0,077624712
0,1436941
0,071847028
1
0,071847028
-1,11
55
110,5
0,089125094
0,1667498
0,083374903
1
0,083374903
-1,05
56
111,2
0,104712855
0,1938379
0,096918974
1
0,096918974
-0,98
57
111,9
0,123026877
0,2277397
0,113869866
1
0,113869866
-0,91
58
112,4
0,138038426
0,2610653
0,130532652
1
0,130532652
-0,86
59
113
0,158489319
0,2965277
0,148263873
1
0,148263873
-0,8
60
113,7
0,186208714
0,344698
0,172349016
1
0,172349016
-0,73
61
114,1
0,204173794
0,3903825
0,195191254
1
0,195191254
-0,69
62
114,6
0,229086765
0,4332606
0,21663028
1
0,21663028
-0,64
63
115,4
0,27542287
0,5045096
0,252254818
1
0,252254818
-0,56
64
115,8
0,301995172
0,577418
0,288709021
1
0,288709021
-0,52
65
116,3
0,338844156
0,6408393
0,320419664
1
0,320419664
-0,47
66
116,8
0,380189396
0,7190336
0,359516776
1
0,359516776
-0,42
67
117,2
0,416869383
0,7970588
0,39852939
1
0,39852939
-0,38
68
117,7
0,467735141
0,8846045
0,442302262
1
0,442302262
-0,33
69
118
0,501187234
0,9689224
0,484461187
1
0,484461187
-0,3
70
118,5
0,562341325
1,0635286
0,531764279
1
0,531764279
-0,25
71
119
0,630957344
1,1932987
0,596649335
1
0,596649335
-0,2
72
119,2
0,660693448
1,2916508
0,645825396
1
0,645825396
-0,18
73
119,6
0,72443596
1,3851294
0,692564704
1
0,692564704
-0,14
74
119,9
0,776247117
1,5006831
0,750341538
1
0,750341538
-0,11
75
120,3
0,851138038
1,6273852
0,813692577
1
0,813692577
-0,07
76
120,7
0,933254301
1,7843923
0,892196169
1
0,892196169
-0,03
77
120,6
0,912010839
1,8452651
0,92263257
1
0,92263257
-0,04
78
120,9
0,977237221
1,8892481
0,94462403
1
0,94462403
-0,01
79
121,1
1,023292992
2,0005302
1,000265107
1
1,000265107
0,01
80
121,1
1,023292992
2,046586
1,023292992
1
1,023292992
0,01
81
121,2
1,047128548
2,0704215
1,03521077
1
1,03521077
0,02
82
121,3
1,071519305
2,1186479
1,059323927
1
1,059323927
0,03
83
121,2
1,047128548
2,1186479
1,059323927
1
1,059323927
0,02
84
121,4
1,096478196
2,1436067
1,071803372
1
1,071803372
0,04
85
121,4
1,096478196
2,1929564
1,096478196
1
1,096478196
0,04
86
121,4
1,096478196
2,1929564
1,096478196
1
1,096478196
0,04
87
121,6
1,148153621
2,2446318
1,122315909
1
1,122315909
0,06
88
121,4
1,096478196
2,2446318
1,122315909
1
1,122315909
0,04
89
121,4
1,096478196
2,1929564
1,096478196
1
1,096478196
0,04
90
121,5
1,122018454
2,2184967
1,109248325
1
1,109248325
0,05
91
120,6
0,912010839
2,0340293
1,017014647
1
1,017014647
-0,04
92
118
0,501187234
1,4131981
0,706599036
1
0,706599036
-0,3
93
115,6
0,28840315
0,7895904
0,394795192
1
0,394795192
-0,54
94
113,1
0,16218101
0,4505842
0,22529208
1
0,22529208
-0,79
95
110,7
0,09332543
0,2555064
0,12775322
1
0,12775322
-1,03
96
108,2
0,052480746
0,1458062
0,072903088
1
0,072903088
-1,28
97
105,8
0,030199517
0,0826803
0,041340132
1
0,041340132
-1,52
98
103,8
0,019054607
0,0492541
0,024627062
1
0,024627062
-1,72
99
101,8
0,012022644
0,0310773
0,015538626
1
0,015538626
-1,92
100
99,7
0,007413102
0,0194357
0,009717873
1
0,009717873
-2,13
101
98,1
0,005128614
0,0125417
0,006270858
1
0,006270858
-2,29
102
96,7
0,003715352
0,008844
0,004421983
1
0,004421983
-2,43
103
96,2
0,003311311
0,0070267
0,003513332
1
0,003513332
-2,48
104
95,5
0,002818383
0,0061297
0,003064847
1
0,003064847
-2,55
105
94,7
0,002344229
0,0051626
0,002581306
1
0,002581306
-2,63
106
93,9
0,001949845
0,0042941
0,002147037
1
0,002147037
-2,71
107
92,9
0,001548817
0,0034987
0,001749331
1
0,001749331
-2,81
108
92
0,001258925
0,0028077
0,001403871
1
0,001403871
-2,9
109
91,4
0,001096478
0,0023554
0,001177702
1
0,001177702
-2,96
110
91
0,001
0,0020965
0,001048239
1
0,001048239
-3
111
90,6
0,000912011
0,001912
0,000956005
1
0,000956005
-3,04
112
90,1
0,000812831
0,0017248
0,000862421
1
0,000862421
-3,09
113
89,5
0,000707946
0,0015208
0,000760388
1
0,000760388
-3,15
114
89
0,000630957
0,0013389
0,000669452
1
0,000669452
-3,2
115
88,4
0,000549541
0,0011805
0,000590249
1
0,000590249
-3,26
116
87,7
0,000467735
0,0010173
0,000508638
1
0,000508638
-3,33
117
87,2
0,000416869
0,0008846
0,000442302
1
0,000442302
-3,38
118
86,6
0,000363078
0,0007799
0,000389974
1
0,000389974
-3,44
119
86
0,000316228
0,0006793
0,000339653
1
0,000339653
-3,5
120
85,5
0,000281838
0,0005981
0,000299033
1
0,000299033
-3,55
121
85
0,000251189
0,000533
0,000266513
1
0,000266513
-3,6
122
84,4
0,000218776
0,00047
0,000234982
1
0,000234982
-3,66
123
84
0,000199526
0,0004183
0,000209151
1
0,000209151
-3,7
124
83,6
0,00018197
0,0003815
0,000190748
1
0,000190748
-3,74
125
83
0,000158489
0,0003405
0,00017023
1
0,00017023
F0 =
26,50742942
-3,8
Sumber: Dokumentasi Kelas B, 2017 Tabel 2. Hasil Pengamatan Letality Rate Sampel Jus Mangga Suhu (oC)
Lethal Rate (z = 10 oC)
0
26,5
4,33679E-09
1
27,2
5,00167E-09
9,34E-09
4,67E-09
1
4,67E-09
-8,30088
2
28,6
6,65287E-09
1,17E-08
5,83E-09
1
5,83E-09
-8,17699
3
30,6
0,00000001
1,67E-08
8,33E-09
1
8,33E-09
-8
4
33,3
1,73356E-08
2,73E-08
1,37E-08
1
1,37E-08
-7,76106
5
36,4
3,26043E-08
4,99E-08
2,5E-08
1
2,5E-08
-7,48673
6
39,1
5,65213E-08
8,91E-08
4,46E-08
1
4,46E-08
-7,24779
7
41,7
9,60066E-08
1,53E-07
7,63E-08
1
7,63E-08
-7,0177
8
44,4
1,66433E-07
2,62E-07
1,31E-07
1
1,31E-07
-6,77876
9
48,1
3,53731E-07
5,2E-07
2,6E-07
1
2,6E-07
-6,45133
10
52,4
8,49579E-07
1,2E-06
6,02E-07 6,02E-07
1
6,02E-07
-6,0708
11
62,4
6,51867E-06
7,37E-06
3,68E-06
1
3,68E-06
-5,18584
12
73,4
6,13212E-05
6,78E-05
3,39E-05
1
3,39E-05
-4,21239
13
80,5
0,000260573
0,000322
0,000161
1
0,000161
-3,58407
14
84,9
0,000638719
0,000899
0,00045
1
0,00045
-3,19469
15
88,1
0,001226014
0,001865
0,000932
1
0,000932
-2,9115
16
90,7
0,002082495
0,003309
0,001654
1
0,001654
-2,68142
17
93,1
0,003396045
0,005479
0,002739
1
0,002739
-2,46903
18
95,5
0,005538126
0,008934
0,004467
1
0,004467
-2,25664
19
97,7
0,008670679
0,014209
0,007104
1
0,007104
-2,06195
20
99,8
0,013301291
0,021972
0,010986
1
0,010986
-1,87611
21
102,1
0,021253655
0,034555
0,017277
1
0,017277
-1,67257
22
104,0
0,031302226
0,052556
0,026278
1
0,026278
-1,50442
23
105,9
0,046101687
0,077404
0,038702
1
0,038702
-1,33628
24
107,7
0,066528671
0,11263
0,056315
1
0,056315
-1,17699
25
109,5
0,096006555
0,162535
0,081268
1
0,081268
-1,0177
26
111,3
0,138545658
0,234552
0,117276
1
0,117276
-0,85841
27
113,1
0,199933218
0,338479
0,169239
1
0,169239
-0,69912
28
114,9
0,288520709
0,488454
0,244227
1
0,244227
-0,53982
29
116,7
0,416360026
0,704881
0,35244
1
0,35244
-0,38053
30
117,3
0,470507306
0,886867
0,443434
1
0,443434
-0,32743
31
117,8
0,520971732
0,991479
0,49574
1
0,49574
-0,28319
32
118,3
0,576848738
1,09782
0,54891
1
0,54891
-0,23894
33
117,1
0,451717854
1,028567
0,514283
1
0,514283
-0,34513
34
115,8
0,346595571
0,798313
0,399157
1
0,399157
-0,46018
35
114,4
0,260572874
0,607168
0,303584
1
0,303584
-0,58407
LR1 + LR2
(LR1 + LR2)/2
Luas Trapesium (Fo Parsial)
t (menit)
Menit
(T-Tref)/z -8,36283
36
112,3
0,169858974
0,430432
0,215216
1
0,215216
-0,76991
37
110,5
0,11770542
0,287564
0,143782
1
0,143782
-0,9292
38
107,9
0,069295968
0,187001
0,093501
1
0,093501
-1,15929
39
106,1
0,048019312
0,117315
0,058658
1
0,058658
-1,31858
40
104,1
0,03194661
0,079966
0,039983
1
0,039983
-1,49558
41
102,1
0,021253655
0,0532
0,0266
1
0,0266
-1,67257
42
100,4
0,015031113
0,036285
0,018142
1
0,018142
-1,82301
43
98,7
0,010630377
0,025661
0,012831
1
0,012831
-1,97345
44
97,3
0,007991989
0,018622
0,009311
1
0,009311
-2,09735
45
96,4
0,006652867
0,014645
0,007322
1
0,007322
-2,17699
46
96,0
0,00613212
0,012785
0,006392
1
0,006392
-2,21239
47
94,7
0,004705073
0,010837
0,005419
1
0,005419
-2,32743
48
93,9
0,003997329
0,008702
0,004351
1
0,004351
-2,39823
49
93,3
0,003537305
0,007535
0,003767
1
0,003767
-2,45133
50
92,7
0,003130223
0,006668
0,003334
1
0,003334
-2,50442
51
92,2
0,002827011
0,005957
0,002979
1
0,002979
-2,54867
52
91,6
0,00250167
0,005329
0,002664
1
0,002664
-2,60177
53
91,0
0,002213771
0,004715
0,002358
1
0,002358
-2,65487
54
90,4
0,001959004
0,004173
0,002086
1
0,002086
-2,70796
55
90,0
0,001805665
0,003765
0,001882
1
0,001882
-2,74336
56
89,7
0,00169859
0,003504
0,001752
1
0,001752
-2,76991
57
89,2
0,001534054
0,003233
0,001616
1
0,001616
-2,81416
58
88,8
0,001413977
0,002948
0,001474
1
0,001474
-2,84956
59
88,5
0,001330129
0,002744
0,001372
1
0,001372
-2,87611
60
88,1
0,001226014
0,002556
0,001278
1
0,001278
-2,9115
61
87,7
0,001130049
0,002356
0,001178
1
0,001178
-2,9469
62
87,4
0,001063038
0,002193
0,001097
1
0,001097
-2,97345
63
86,9
0,000960066
0,002023
0,001012
1
0,001012
-3,0177
64
86,6
0,000903134
0,001863
0,000932
1
0,000932
-3,04425
65
86,2
0,000832442
0,001736
0,000868
1
0,000868
-3,07965
66
85,7
0,000751807
0,001584
0,000792
1
0,000792
-3,12389
67
85,3
0,00069296
0,001445
0,000722
1
0,000722
-3,15929
F0=
4,511335
Sumber: Dokumentasi Kelas A, 2017