BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kita tentu tahu, bahwa ilmu biologi mempelajari banyak hal di
muka bumi. Banyak orang yang menganggap bahwa ilmu biologi hanya
mempelajari makhluk hidup semata. Padahal, biologi mencakup semua yang
ada di muka bumi, bahkan hingga luar angkasa. Khususnya di bumu,
biologi mempelajari semua komponen, baik makhluk hidup ataupun benda
mati.
Makhluk hidup dan benda mati tersebut terdapat di dalam
suatu kawasan atau di dalam lingkup yang disebut ekosistem.Di dalam
ekosistem ini, terdapat banyak sekali hubungan atau interaksi yang
terjadi. Baik makhluk hidup degan makhluk hidup, atau makhluk hidup
dengan benda mati.
Dalam ekosistem, semua komponen saling membutuhkan. Kita ambil
contoh, ekosistem sawah. Di mana tikus pasti akan membutuhkan padi
untuk makan. Kemudian ular juga membutuhkan tikus sebagai makanan.
Lalu burung hantu memakan ular, hingga ular tersebut mati, lalu
diuraikan dekomposer. Jika terjadi gangguan,ekosistem bisa tidak
seimbang. Hal ini bisa disebabkan faktor alami seperti bencana.
Selain itu, penyebab terjadinya kerusakan ekosistem adalah
akibat tangan manusia yang kejam. Mereka tidak pernah berpikir ketika
melakukan perusakan, seperti pembakaran, penebangan dan pembuangan
limbah. Mereka tidak tahu dampak negatif bagi kelangsungan suatu
ekositem. Bisa saja, jika uah manusia terus merusak lingkungan
sekitar, ekosistem akan semakin rusak. Bukan mustahil, biotik penghuni
suatu ekosistem bisa musnah dari muka bumi.
Semua ini, dipelajari oleh salah satu cabang ilmu biologi yaitu
ekologi. Ilmu ekologi mempelajari seputar rumah tangga kehidupan.
Dalam makalah ini, akan diberi sedikit penjabaran tentang hal
tersebut. Tentang apa itu ekosistem? Atau komponennya. Kemudian bisa
disadari bahawa dalam setiap komponen dalam suatu ekosistem saling
membutuhkan. Sehing ga manusia bisa lebih menjaga perilakunya untuk
menjaga alam dan isinya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu ekologi?
2. Apa saja, satuan makhluk hidup penyusun ekosistem?
3. Komponen apa yang menyusun suatu ekosistem?
4. Bagaimana ketergantungan antar komponen ekosistem?
5. Apa yang meenyebabkan tidak seimbangnya ekosistem?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian ekologi.
2. Mengetahui serta meahami satuan makhluk hidup.
3. Mengetahui komponen penyusun ekosistem.
4. Mengetahui dan memahami ketergantungan antar komponen ekosistem.
5. Mengetahui penyebab tidak seimbangnya ekosistem.
BAB II
Pembahasan
A. Ekologi
Ekologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari dua kata,
yaitu oikos yang artinya rumah atau tempat hidup, dan logos yang
berarti ilmu. Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik
interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup
dan lingkungannya.
Ekologi adalah cabang ilmu biologi yang banyak memanfaatkan
informasi dari berbagai ilmu pengetahuan lain, seperti : kimia,
fisika, geologi, dan klimatologi untuk pembahasannya. Pembahasan
ekologi tidak lepas dari pembahasan ekosistem
Ekosistem ialah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh
hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya.
Ekosistem terbentuk oleh komponen hidup (biotic) dan tak hidup
(abiotic) disuatu tempat yang berinteraksi membentuk suatu kesatuan
yang teratur.
Di dalam ekositem sendiri, terdiri dari berbagai macam
susunan/tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu individu,
populasi dan komunitas. Yang saling mempengaruhi dan merupakan
suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
B. Satuan-satuan makhluk hidup penyusun ekosistem.
a. Individu
Istilah individu berasal dari bahasa latin,yaitu in yang
berarti tidak dan dividus yang berarti dapat di bagi. Jadi
individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara
fisiologis bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan
sesamanya. Individu juga disebut satuan makhluk hidup tunggal.
Seperti dalam gambar di atas, seekor anjing. Atau mungkin,
contoh lain; seekor kucing, seekor tikus, seeokor kelinci.
Terkadang, makhluk hidup harus menghadapi permasalahan di
dalam hidupnya. Seperti mencari makan, ataupun mempertahankan
diri/anaknya dari predator yang kapan saja siap menyerang. Ada
tiga macam bentuk pertahanan makhluk hidup. Petahanan atau
penyesuaian diri itu disebut adaptasi. Adaptasi morfologi,
fisiologi dan tingkah laku.
1. Adaptasi Morfologi
Adaptasi morfologi merupakan penyesuaian bentuk tubuh
luar suatu makhluk hidup untuk kelangsungan hidupnya.
Contoh adaptasi morfologi, antara lain sebagai berikut.
Gigi-gigi khusus
Gigi hewan karnivora atau pemakan daging
beradaptasi menjadi empat gigi taring besar dan
runcing untuk menangkap mangsa, serta gigi geraham
dengan ujung pemotong yang tajam untuk mencabik-cabik
mangsanya.
Moncong
Trenggiling besar adalah hewan menyusui yang
hidup di hutan rimba Amerika Tengah dan Selatan.
Makanan trenggiling adalah semut, rayap, dan serangga
lain yang merayap. Hewan ini mempunyai moncong
panjang dengan ujung mulut kecil tak bergigi dengan
lubang berbentuk celah kecil untuk mengisap semut
dari sarangnya. Hewan ini mempunyai lidah panjang dan
bergetah yangdapat dijulurkan jauh keluar mulut untuk
menangkap serangga.
Paruh
Elang memiliki paruh yang kuat dengan rahang
atas yang melengkung dan ujungnya tajam. Fungsi paruh
untuk mencengkeram korbannya.
Daun
Tumbuhan insektivora (tumbuhan pemakan
serangga), misalnya kantong semar, memiliki daun
yang berbentuk piala dengan permukaan dalam yang
licin sehingga dapat menggelincirkan serangga yang
hinggap. Dengan enzim yang dimiliki tumbuhan
insektivora, serangga tersebut akan dilumatkan,
sehingga tumbuhan ini memperoleh unsur yang
diperlukan.
Akar
Akar tumbuhan gurun kuat dan panjang,berfungsi
untuk menyerap air yang terdapat jauh di dalam
tanah. Sedangkan akar hawa pada tumbuhan bakau untuk
bernapas.
2. Adaptasi Fisiologi
Merupakan penyesuaian makhluk hidup terhadap
lingkungannya. Lebih tepatnya, fungsi dalam tubuhnya.
Berikut beberapa contoh adaptasi fisiologi.
Kelenjar bau
Musang dapat mensekresikan bau busukdengan cara
menyemprotkan cairan melalui sisi lubang dubur. Sekret
tersebut berfungsi untuk menghindarkan diri dari
musuhnya.
Kantong tinta
Cumi-cumi dan gurita memiliki kantong tinta
yang berisi cairan hitam. Bila musuh datang, tinta
disemprotkan ke dalam air sekitarnya sehingga musuh
tidak dapat melihat kedudukan cumi-cumi dan gurita.
Mimikri pada kadal
Kulit kadal dapat berubah warna karena pigmen
yang dikandungnya. Perubahan warna ini dipengaruhi
oleh faktor dalam berupa hormon dan faktor luar
berupa suhu serta keadaan sekitarnya.
Hemoglobin Manusia
Pada orang yang hidup di dataran tinggi,
hemoglobinnya lebih tinggi dari pada kadar
hemoglobin masyarakt yang hidup di dataran rendah.
3. Adaptasi Tingkah laku
Adaptasi makhluk hidup yang diperlihatkan dari
tingkah lakunya. Perhatikan beberapa contoh berikut:
Pura-pura tidur atau mati
Beberapa hewan berpura-pura tidur atau mati,
misalnya tupai Virginia. Hewan ini sering berbaring
tidak berdaya dengan mata tertutup bila didekati
seekor anjing. Setelah musuh atau predator pergi,
tupai Virginia kembali bergerak seperti semula.
Migrasi
Ikan salem raja di Amerika Utara melakukan
migrasi untuk mencari tempat yang sesuai untuk
bertelur. Ikan ini hidup di laut. Setiap tahun, ikan
salem dewasa yang berumur empat sampai tujuh tahun
berkumpul di teluk disepanjang Pantai Barat Amerika
Utara untuk menuju ke sungai. Saat di sungai, ikan
salem jantan mengeluarkan sperma di atas telur-telur
ikan betinanya. Setelah itu ikan dewasa biasanya
mati. Telur yang telah menetas untuk sementara
tinggal di air tawar. Setelah menjadi lebih besar
mereka bergerak ke bagian hilir dan akhirnya ke laut.
b. Populasi
Merupakan kumpulan individu sejenis yang berada dalam
suatu tempat dan waktu yang sama. Contoh di atas, terdapat
populasi anjing. Contoh lain misalnya, kumpulan pelajar
yang sedang menuntut ilmu bersama di dalam kelas.
c. Komunitas
Sementara yang dimaksud komunitas adalah hubungan
timbal balik atau interaksi antara individu dengan
individu, individu dengan populasi, atau populasi dengan
populasi. Contohnya, populasi anjing dengan seekor
kelinci.
C. Komponen-komponen ekosistem
Ekosistem merupakan kesatuan dari seluruh komponen yang
membangunnya. Di dalam suatu ekosisiem terdapat kesatuan proses
yang saling terkait dan mempengauhi antar semua komponen.Pada suatu
ekosistem terdapat komponen yang hidup[biotik] dan komponen tak
hidup[abiotik].
1. Komponen Biotic
Manusia,hewan dsn tumbuhan termasuk komponen biotik yaang
terdapat dalamsuatu ekosistem. Komponen biotik di bedakan menjadi
3golongan yaitu ;produsen,konsumen dan dekomposer.
a. Produsen
Semua produsen dapat menghasilkan makanannya sendiri
sehingga disebut organisme autotrof. Sebagai
produsen,tumbuhan hijau mnghasilkan makanan[karbohidrat]
melalui proses potosintesis. Makanan di manfaatkan oleh
tumbuhan itu sendiri maupun makhluk hidup lainnya. Dengan
demikian produsen merupakan sumber energi utama bagi
organisme lain,yaitu konsumen.
b. Konsumen
Semua konsumen tidak dapat membuat makanan sendiri di
dalam tubuhnya sehingga disebut heterotrof. Mereka mendapatkan
zat-zat organik yang telah di bentuk oleh produsen,atau dari
konsumen lain yang menjadi mangsanya.
Berdasarkan jenis makanannya,konsumen di kelompokkan sebagai
berikut;
- Pemakan tumbuhan [herbivora],nisalnya kambing,kerbau,kelini
dan sapi.
- Pemakan daging[karnivora],misalnya harimau,burung elang,dan
serigala,
- Pemakan tmbuhan dan daging[omnivora],misalnya ayam,itik, dan
orang hutan.
c. Pengurai
Kelompok ini berperan penting dalam ekosistem.Jika kelompok ini
tidak ada, kita akan melihat sampah yang menggunung dan makhluk
hidup yang mati tetap utuh selamanya. Dekomposer berperan
sebagai pengurai,yang menguraikan zat-zat organik[dari bangkai]
menjadi zat-zat organik penyusunnya.
2. Komponen abiotic
Bagian dari komponen abiotik adalah ;
a. Tanah.
Tanah penting bagi kelangsungan suatu ekosistem. Sebagai tempat
tumbuh produsen. Berkembangbiak konsumen,termasuk sebagai tempat
pengurai. Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur,kematangan, dan kemapuan menahan air.
b. Air.
Bayangkan jika di bumi, tidak ada air. Tentu banyak makhluk
hidup atau semuanya mati. Sehingga air sangat dibutuhkan sebagai
pelengkap suatu ekosistem. Hal-hal penting pada air yang
mempengaruri kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,kadar mineral
air,salinitas,arus air,penguapan,dan kedalaman air.
c. Udara.
Udara merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas.Gas itu
berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk hidup. Oksigen,karbon
dioksida,dan nitrogen merupakan gas yang paling pentung bagi
kehidupan makhluk hidup.
d. Cahaya matahari
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di
bumi ini. Namun demikian,penyebara cahaya ddi bumi belum
merata.Oleh karena itu, organisme harus menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya berbeda.
e. Suhu atau temperature
Setiap makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan
metabolisme dan perkembangbiakannya. Suhu juga membantu proses
penguraian. Menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi proses
kelangsungan hidup komponen biotic.
D. Ketergantungan Antarkomponen Ekosistem
Tidak ada makhluk yang bisa hidup sendirian di dunia ini. Bukan
hanya manusia, tumbuhan dan hewan pun juga sama. Tidak dapat hidup
sendiri. Seperti herbivora, membutuhkan rumput untuk dimakan. Atau
benalu, butuh inang untuk tempat hidup.
D.1. Simbiosis
Hubungan di antara komponen ekosistem. Melibatkan antar individu
dengan individu atau individu dengan kelompok atau kelompok dengan
kelompok.
a. Mutualisme
Hubungan simbiotik yang setiap sopesies mendapatkan
keuntungan disebut mutualisme. Algae sering terdapat hidup di
dalam tubuh organisme heteotropik. Siliata paramecium bursaria
mengandung alga hijjau unisel dalam tubuhnya. Algae ini memberi
makan pada inangnya, algae dapat keuntungan dengan adanya
karbondioksida dan transport oleh inang ke tempat yang banyak
cahayanya. Kedua organisme dapat dipelihara secara terpisah
pisah tetapi paramecium tersebut harus diberi makanan tambahan.
Bila keduanya disatukan paramecium memakan algae dan
memasukannya ke dalam valuola. Banyak heterotrof akuatik lain,
seperti spons anemon laut, planaria dan kerang tertentu
mengandung algae di dalam tubuhnya.
Hubungan mutualisme antara tumbuhan dan fungi sangat
lazim. Funggi masuk ke dalam tyumbuhan dan hidup di dalam atau
diantara sel korteks dari akar sekunder. Asosiasi antara
tumbbuhan dan akar disebut mikoriza. Sejumlah percobaan
membuktikan bahwa adanya fungi mikoriza sangat meningkatkkan
efisiensi penyerapan miineral dari tanah. B eberapa fungi
mikoriza juga menghasilkan antibiiotik yang melindungi inang
terhadap serangan fungi dan bakteri parasit.
Keuntungan hubungan fungi mikoriza juga telah dibuktikan.
Fungi mendapatkan makanan dari gula yang dipindahkan tumbuhan
itu ke akarnya. Sebenarnya fungi mikoriza dapat membuat saluran
salurannya untuk makanan diantara spesies tanaman. Tanaman pipa
indian yang tidak bewarna jadi heterotropik, mendapat makanan
dari fungi mikoriza yang juga terkaiit pada akar tumbuhan
autotrofit seperti pinus atau cemara. Karbon radioaktif yang
diberikan pada pohon cemara tersebut akhirnya terdapat pada
tanaman pipa india, meskipun ini tumbuh agak berjauhan pada
rantai hutan.
Banyak dari jamur yang tumbuh di hutan merupakan tubuh
buah spora dan fungi mikoriza. Jamur terufel yang merupakan
makanan lezat, sering terdapat di hutan pohon oak karena fungi
yang menghasilkan membuat mikoriza pada akar otak.
Hubungan mutuialisme sering melibatkan adaptasi struktur,
fungsi dan bahkan tingkah laku yang rumit pada kedua spesies.
Ketiga adaptasi tersebut dapat dilihat di pembahasan
sebelumnya.
b. Komensalisme
Komensalisme berarti bersama sama pada satu meja. Istilah
ini digunakan untuk menggambarkan hubungan simbiotik, yaitu
satu organisme memakan makanan yang tidak dimanfaatkan oleh
yang lain. Hubungan antara remora dengan ikan hiu merupaakan
contoh yang khas. Sirip dorsal remora berubah menjadi alat
pengisap yang dipakai untuk melekatkan diri pada ikan hiu.
Ikan hiu tersebut tidak merasa terganggu oleh hal lain dan
tidak mencoba memangsa remora. Bila ikan hiu makan, remora itu
dapat menangkap sisa sisa makanan ikan hiu tersebut. Ada
spesies teritip tertentu yang hanya terdapat sebagai komensal
pada rahang ikan paus. Bahkan terdapat pula teritip yang hanya
hidup sebagai komersal pada teritip yang terdapat pada rahang
paus.
Banyak bakteri yang hidup dalam usus kita dapat
digolongkan sebagai komensal. Merekka memakan zat makanan yang
tidak tercernna dan pada umumnya tidak merugikan kita. Dari
ppengalaman memelihara hewan laboratorium yang bebas hama
dapat ditarik kesimpulan bahwa paling tidak beberapa bakteri
yang hidup di usus menguntungkan inangnya. Hewan yang bebas
hama (umpamanya tikus) dalam beberapa hal merupakan makhluk
yang abnormal, dan sekarang merupakan tindakan baku untuk
dengan sengaja menginfeksi hewan-hewan tersebut dengan
beberapa spesies mikroorganisme agar hewan-hewan itu dapat
berkembang dengan normal. Ternyata hubungan mikroorganisme
dengan inang mereka itu sedikit banyakbersifat mutualisme.
c. Parasitisme
Parasit adalah organisme yang hidup di atas atau di dalam
tubuh organisme lain (inang) yang mendapatkan makanan dari
jaringnya dan sedikit banyak menyebabkan kerugian. Cacing
tambang yang menghisap darah, hubungan itu berlangsung lama dan
jelas merupakan parasitisme.Di bumi ini mungkin tidak ada satu
organismepun yang tidak dihinggapi parasit.
Parasit menimbulkan kerusakan pada inang dengan dua cara
ialah : dengan memakan jaringannya. Beberapa parasit memakan
jaringan dalam jumlah yang tidak membahayakan inang, tetapi
dalam proses metabolismenya, mereka melepaskan toksin yang
meracuni inang. Walaupun beberapa perkecualian, parasit
biasanya tidak mematikan inangnya. Mematikan inangnya
berarti membuang makanan dengan Cuma-Cuma karena itu parasit
yang sudah menyesuaikan diri dengan baik hanya akan memakan
jaringan inangnya untuk mencukupi kebutuhannya, tanpa membunuh
inang tersebut. Arti daripada adptasi timbal balik antara
parasit dan inang sering diperagakan dengan baik, bila suatu
parasit secara kebetulan masuk ke dalam hewan yang bukan
inangnya. Larva cacing pita yang inangnya normalnya adalah
vertebrata kecuali manusia, sewaktu waktu secara tidak sengaja
masuk ke dalam tubuh manusia hal ini terjadi maka mereka
bergerak ke seluruh tubuh dan menyebabkan kerusakan yang luas.
Parasit seringkali dikatakan telah mengalami degenerasi
parasit telah kehilangan struktur demi kesejahteraan, mutlak
diperlukan oleh kerabatnya yang hidup bebas. Lenyapnya
struktur dan fungsi yang tidak berguna merupakan ciri khas
semua parasit. Virus dapat merupakan contoh degenarasi yang
berlebihan. Mereka tidak mempunyai sebagian besar dari sistem
enzim yang diperlukan untuk hidup bebas. Sebagian besar virus
hanya terdiri atas gen yang cukup untuk memerintahkan sel inang
dan suatu kapsin protein yang membantu virus masuk ke dalam
inang.
Rantai Makanan
Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara
makhluk hidup dengan urutan tertentu. Dalam rantai makanan ada
makhluk hidup yang berperan sebagai produsen, konsumen, dan
dekomposer. Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan
dimakan dalam urutan tertentu. Tiap tingkat dari rantai makanan
dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan
sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof dengan kata
lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki tingkat
tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki
tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II),
diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya.
Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak.
contoh 1 :
KETERANGAN :
1. Tumbuhan menggunakan sinar matahari untuk menghasilkan makanan
dalam bentuk gula, dan disimpan dalam dalam biji, batang, buah, dan
bagian lainnya.
2. Tikus sebagai konsumen tingkat I {hewan herbivora/pemakan tumbuhan}
memakan tumbuhan. Kemudian tubuh tikus mengubah sejumlah makanan
menjadi energi untuk lari, makan, dan bereproduksi.
3. Ular sebagai konsumen tingkat II {hewan karnivora/pemakan daging}
memakan tikus. Tikus merupakan sumber energi untuk ular agar tetap
hidup.
4. Burung Elang sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora)
memakan ular. Tubuh elang menggunakan energi yang tersedia dari
ular untuk melangsungkan proses kehidupan.
5. Jika elang mati, maka akan diuraikan oleh bakteri, cacing, dan
lainnya yang berperan sebagai dekomposer untuk diubah menjadi zat
hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang.
contoh 2 :
KETERANGAN :
1. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu
menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau
organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada
gambar bahwa rumput dimakan belalang. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa rumput bertindak sebagai produsen.
2. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen
primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan
herbivora. Terlihat pada gambar bahwa belalang dimakan katak.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa belalang sebagai konsumen I
(Herbivora).
3. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging
(karnivora). Terlihat pada gambar bahwa katak dimakan ular.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa katak sebagai konsumen II
(karnivora).
4. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).
5. Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan
sebagai dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat
hara yang akan dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan
berkembang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai
dekomposer.
E. Keseimbangan Ekosistem.
Suatu ekosistem dikatakan seimbang, apabila komponen-komponen di
dalamnya seimbang. Ekositem yang seimbang, keberadannya bisa
bertahan lama. Suatu ekosistem bisa saja rusak atau bahkan hilang.
Ada dua faktor yang menyebabkannya, faktor alami dan faktor
manusia.
F.1. Faktor Alami
a. Gunung Meletus
Kita tentu tahu, bahwa negara Indonesia disebut negara
cincin berapi. Di mana, banyak gunung berapi yang masih
aktif. Tentu saja ini mengancam keberlangsungan suatu
ekositem. Bukan hanya mengancam, tetapi juga merusak.
Contohnya, seperti meletusnya Gunung Sinabung beberapa waktu
lalu. Membuat hutan sekitarnya rusak. Banyak hewan-hewan
mati.
b. Tsunami
Negara yang terletak di antara lempeng bumi, sering
mengalami gempa. Gempa dapat menghasilkan tsunami yang besar.
Contohnya, tsunami besar yang melanda Aceh. Bukan hanya hewan
ataupun tumbuhan, akan tetapi banyak manusia yang mati karena
bencana besar tersebut. Faktor alamiini, lebih banyak
disebabkan oleh bencana alam.
F.2. Faktor Manusia
a. Penebangan hutan secara liar
Hutan adalah hamparan lahan yang banyak ditumbuhi
pepohonan yang merupakan sumber daya alam hayati tempat hidup
bagi hewan dan tumbuhan.manusia sering memanfaatkan sumber
daya hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup.mereka menebang
pohon untuk mengambilkayunya namun sering kali tidak
terkendali . manusia hanya memikirkan semua kebutuhan yang
mereka perlukan tanpa memperdulikan alam.
Akibat dari penebangan hutan secara liar:
1. Tanah menjadi gundul
2. Tanah menjadi tidak subur dan gersang karena lapisan humus
hilang
3. Mengakibatkan banjir dan tanah longsor
4. Hewan yang hidup di hutan kehilangan tempat tinggal dan
sumber makanan
5. Hewan menyerang permukiman penduduk karena kehilangan tempat
tinggal dan sumber makanan hewan mulai mencari tempat baru.
b. Penggunaan bahan kimia pada bidang pertaniaan
Akibat yang ditimbulkan dari penggunaan bahan kimia oleh
petani:
1. Pemakaian pestisida tidak tepat atau berlebihan akan
mengakibatkan serangga kebal terhadap pestisida tertentu.
Akibatnya, populasi serangga tersebut akan merusak tumbuhan
yang sedang di budidayakan manusia
2. Pemakaian pestisida secara berlebihan juga dapat membasmi
hewan lain yang bukan perusak
3. Bahan kimia dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah
c. Pembuangan limbah rumah tangga dan limbah industri
Akibat pembuangan limbah kesungai :
1. Pencemaran air. Sampah mengandung racun dan bibit penyakit
sehingga air menjadi tercemar.
2. Bibit penyakit dan racun dapat meracuni tumbuhan dan hewan
yang hidup disungai
3. Bahan beracun juga dapat meracuni manusia yang menggunakan
air sungai tersebut untuk minum,mandi dan mencuci
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Di muka bumi, baik di darat atau darat, pasti memliki
suatu ekosistem. Setiap ekosistem berbeda-beda. Dan di dalam
ekosistm satu dengan yang lain juga dihuni oleh komponen-
komponen baik biotik atau abiotik yang berbeda. Setiap komponen
saling mengalami ketergantungan. Jika salah satu saja, komponen
hilang. Bisa mengganggu kelangsungan suatu ekosistem tersebut.
Dan kita, manusia, mempunyai peran besar dalam menjaga
keberlangsungan ekosistem di muka bumi agar tetap terjaga hingga
anak cucu kita nantinya.
B. Kritik dan saran
Penulis snagat menyadari bahwa dalam menyusun makalah ini, masih
sangat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karenanya, penulis
sangat berharap agar pembaca atau para ahli dalam bidang ini,
memberi kritik dan saran yang bersifat membangun. Demi untuk
perbaikan pembuatan makalah-makalah yang akan datang.
Demikianlah makalah ini dibuat, semoga bisa bermanfaat untuk
kita semua. Baik bermanfaat untuk saat ini, ataupun nanti. Serta
dapat ikut berpartisipasi menjaga bumi nan indah ini.