PAPER PARASITOLOGI
Enteromonas hominis
OLEH
1. 2.
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.. 11 12.. 12 13.
Ayu Putu Astiti Natih Ni Wayan Suasih Lestari (P07134011003) Ayu Savitri Siskayani Ni Kadek Desta estarri Dwi Wiantari tari (P07134011006) Komang Jatmika Luh Lu h Pu Putu tu Risc Risca a Dana Dana Para Parami mith tha a A.A Shi Shintya ntya Darm Darmay ayan anii Koman omang g Bayu Bayu Hend endrawa rawan n Ni Kadek adek Sus usii Wian Wianda dari ri Ni Luh Komang Komang Ita Purnama Purnamasar sarii Kade Kadek k Dwi Suant Suantar ara a Jaya Jaya Seraf Serafina ina C. Danal Danal Pande Agus Jordy Sutanaya
(P07134011002)
(P07134011004)
(P07134011010) (P07 (P 0713 1340 4011 1101 012) 2) (P07 (P 0713 1340 401 110 1017 17)) (P07 (P 0713 1340 401 110 1019 19)) (P07 (P 0713 1340 401 110 1028 28)) (P07134 (P07134011 011029 029)) (P071 (P07134 3401 0110 1034 34)) (P071 (P07134 3401 0110 1036 36)) (P07134011040)
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR JURUSAN ANALIS KESEHATAN
1
DENPASAR 2012
BAB I
PENDAHULUAN
Protozoa intestinal terdiri atas amoeba, flagelata dan cilliata. Flagelata, merupakan kelompok protozoa yang termasuk subphlum Mastigophora yang pada salah satu stadiumnya membentuk satu atau lebih flagella (tunggal flagellum), merupakan penjuluran sitoplasma (ektoplasma). (Natadisastra dan Ridad Agoes, 2009). Flagellata termasuk filum Sarcomastigophora, subfilum Mastigophora. Grup ini memiliki karakteristik yang beragam. Beberapa organelnya menyerupai struktur amoeba, namun dengan tambahan struktur lain yang unik. Berdasarkan habitatnya dikenal flagellata intestinal, darah, urogenital, dan oral. Freeliving flagellata juga terdiri dari jumlah yang banyak. Beberapa organel yang penting pada flagellata antara lain adalah : 1. Flagella
: cambuk yang keluar dari tubuh, berfungsi sebagai alat gerak
2. Axoneme
: bagian flagella yang berada di dalam sitoplasma
3. Undulting membrane : struktur membranous yang berundulasi yang melekat pada ektoplsma 4. Axostyle
: terdiri dari sepasang axoneme yang membantu rigiditas flagellata.
Manusia menjadi hospes dari 8 spesies flagelata yang hidup di dalam rongga usus, mulut dan vagina yaitu Embadomonas intestinalis; Enteremonas hominis; Chilomastix mesnili; Giardia
lamblia;
Trichomonashominis;
Trichomonastenax;
Trichomonasvaginalis;
Dientamoeba fragilis; penyebaran bersifat kosmopolit. (Natadisastra dan Ridad Agoes, 2009).
2
Banyak spesies flagellata usus yang dikenal, namun yang pasti bersifat patogen adalah Giardia lambli. Enteromonas hominis adalah nama yang diberikan oleh da fonseca (1915) untuk flagelata baru dari usus manusia dimana organisme ini sangat kecil memiliki tiga flagela anterior, dua diantaranya diarahkan ke depan dan satu lagi diarahkan pada posterior tetapi tidak rata terhadap permukaan untuk bagian tubuh. Spesies ini mirip dnegan Tricercomonas intestinalis yang ditemukan oleh Wanyon dan O’Connor. Klasifikasi Ilmiah Kindom
: Protista
Filum
: Sarcomastigophora
Sub filum
: Mastigophora
Kelas
: Eopharyngia
Orde
: Diplomonadida
Genus
: Enteromonas
Spesies
: E. hominis
Nama binomial Enteromonas hominis
3
BAB II ISI
2.1
MORFOLOGI Enteromonas hominis
Enteromonas hominis merupakan flagellata yang tidak pathogen (apatogen) dan hidup dalam rongga usus besar manusia, tetapi spesies ini jarang ditemukan. Spesies ini mempunyai stadium trofozoit dan kista. Stadium trofozoit :
Trofozoit sangat kecil oval sebesar eritrosit, mempunyai 1 inti, 5 flagel anterior, 1 flagel posterior, banyak vakuola makanan yang berisi bakteri. Ukuran trofozoit 4-10 mikron, bentuk bulat dan bujur. Nucleus terletak di anterior dan mempunyai kariosom yang besar di bagian tengah. Dari bleparoplas yang terletak dibagian anterior inti keluar 4 flagel yang 3 diantaranya bebas dan menghadap ke depan dan yang ke empat menghadap ke belakang yang sebagian melekat pada badan serta ujunganya melebihi posterior badan. Tidak
mempunyai
sitostoma.
Pembiakan
(Rosdiana,2010)
4
secara
belah
pasang
longitudinal.
Stadium kista :
Stadium kista lonjong, ukuran 6-8 mikron, mempunyai inti 2 atau 4 yang terletak masingmasing 1 atau 2 pada tiap ujung. Penularan dalam bentuk kista, apatogen. Ditemukan pada caecum manusia dan kera (Rosdianan, 2010)
A
B 5
(http://www.dpd.cdc.gov/dpdx//HTML/ImageLibrary/AF/Enteromonas/body_Enteromon as_il1.htm) Gambar A dan B merupakan gambar dari kista Enteromonas hominis yang mempunyai 4 inti dengan pewarnaan hematosiklin.
2.2
SIKLUS HIDUP
6
1. Kista dan trofozoit dari Enteromonas hominis biasanya terdapat dalam tinja. Infeksi
terjadi setelah menelan kista yang terdapat pada air atau makanan yang terkontaminasi oleh feses yang terinfeksi. 2. Dalam usus ( dan mungkin kecil) besar, excystation rilis trophozoit. Enteromonas
berada di usus besar, dimana ia dianggap sebagai komensal dan tidak diketahui menyebabkan penyakit.
2.3
DIAGNOSIS
Kista dapat terlihat apabila menggunakan formol-eter. Kista tidak memiliki karakteristik yang khas, oleh karena itu sangat sulit dibedakan dengan E. nana. Stadium trofozoit dapat diidentifikasikan dengan hapusan feses penderita. Morfologi parasit ini sangat diperlukan dalam mendiagnosa parasit ini di laboratorium. 2.4
MANIFETASI KLINIS
Enteromonas hominis merupakan flagelata non patogen sehingga parasit ini tidak menimbulkan gejala klinis dan infeksi pada host. 7
2.5
PATOLOGI
1. Tidak patogen 2. Sebagai pembanding dalam diagnose
2.6
EPIDEMOLOGI
Enteromonas hominis menginfeksi manusia dan monyet, babi, kelinci dan beberapa hewan pengerat. Penyebaran parasit ini bersifat kosmopolit.
2.7
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN
Pencegahan Enteromonas hominis dapat dilakukan dengan cara selalu menjaga higiene dan sanitasi serta diri sendiri. Spesies ini merupakan spesies yang jarang ditemukan dan selama ini jarang ditemukan adanya kasus akibat infeksi Enteromonas hominis.
8
DAFTAR PUSTAKA
M. Lynch, Kenneth.1922. The Journal of Parasitology.America : The American Society of Parasitologists. http://www.jstor.org/stable/3270952 (diakses tanggal 6 Oktober 2012) Natadisastra dan Ridad Agoes.2009. Parasitologi Kedokteran. Yogyakarta : EGC. Prasetyo, Heru. Pengantar Praktikum Protozoologi Kedokteran Edisi 2. Surabaya : Airlangga University Press Safar, Rosdiana. 2010. Parasitologi Kedokteran. Bandung : Yrama Widya. Safar, Rosdiana. 2009. Protozoologi Helminthologi Entomologi. Bandung : Yrama Widya Soejoto dan Soebari. 1996. Parasitologi Medik Jilid I Porozoologi dan Helmintologi.Surabaya : Akademi Analis Kesehatan Depkes RI Surabaya.
9