Urgensi Studi Islam Interdisipliner di Era Millennial Oleh : Nailul Ghufron Aziz
Abstrak Artikel ini akan membahas tentang apa itu studi islam interdisipliner dan bagaimana urgensi studi islam interdisipliner di era millennial. Sekarang ini Islam telah berkembang di dunia. Banyak peneliti yang mempelajari Islam. Dengan berkembangnya zaman dan waktu banyak orang yang mengkaji Islam dengan berbagai pendekatan dan metode seperti pendekatan filsafat, sosiologi dan sejarah. Maka dari itu urgenitas mempelajari Studi Islam sangat perlu bagi kita untuk mencegah adanya kesalahpahaman dan perpecahan antar umat beragama. Dalam era millennial atau era sekarang banyak sekali kajian tentang Islam yang berbeda dengan menggunakan berbagai macam model pendekatan. Untuk itu penting bagi kita mempelajari studi Islam interdisipliner dengan segala model dan pendekatan. Kata Kunci : Studi Islam, interdisipliner, era millennial Pendahuluan
keraguan. Islam merupakan fitrah sehingga
Menurut Muhammad Syahrur dalam
tidak membutuhkan seorang rasul atau nabi.1
bukunya menerangkan bahwa Islam adalah
Menurut Edi susanto dalam bukunya
“Iman Kepada Allah dan Hari Akhir”, tanpa
menerangkan bahwa Sebagai agama, Islam
1
Syahrur, Muhammad. 2015. Islam dan Iman. Yogyakart: IRCiSoD
1|Page
tidak datang dalam ruang hampa. Islam
mata para sejarawan dan hal itu dapat
hadir
dipandang sebagai suatu fenomena yang
kepada
suatu
masyarakat
yang
berbudaya, dengan seperangkat keyakinan,
menarik
tradisi dan berbagai praktik kehidupan.
perkembangan sejarah.2
Dalam kondisi masyarakat yang
dalam
spectrum
babakan
Dalam rangka memahami Islam,
plural dan multicultural dengan fasilitas
dapat
teknologi
pemahaman
Pertama, mempelajari teks-teks suci Al-
terhadap agama dan keagamaan menjadi
Qur‟an yang merupakan himpunan dari ide
penting dilakukan secara tepat dan benar.
dan output ilmiah dan literer yang dikenal
Hal ini dikarenakan kepentingan sosial
dengan Islam. Kedua, mempelajari dinamika
kemasyarakatan kerap kali bercampur aduk
historis yang menjadi perwujudan dari ide-
dengan agama sehingga sulit dibedakan
ide Islam,mulai dari diturunkannya misi
mana wilayah agama dan mana pula wilayah
Islam
“kepentingan historis kultural yang juga
Muhammad SAW, hingga masa akhir-akhir
melekat di dalamnya.
ini.
yang
melimpah,
Menurut menerangkan
Abdullah bahwa
merupakan
Amin fakta
dilakukan
melalui
tersebut,
dua
terutama
metode.
masa
Nabi
Masalahnya kemudian adalah, jika memang
benar
bahwa
penelitian
itu
bahwa pada awal ke-7 masehi Islam muncul
bertujuan mencari
di mekkah dan kemudian berkembang
agama
secara luas dan mantap di seluruh kawasan
Memang,
Jazirah Arab. Kemunculan Islam di Mekkah
mencari kebenaran, dan agama itu sendiri
dan penyebarannya secara cepat dan luas di
merupakan kebenaran. Namun demikian,
(Islam)
kebenaran, bukanlah
merupakan
penelitian
kebenaran?
dilakukan
untuk
Arabia Memiliki signifikansi tersendiri di 2
ABDULLAH Amin. 2003. Rekontruksi Metodologi Ilmu Ilmu Keislaman. Yogyakarta : SUKA-Press
2|Page
Islam yang telah mengalami proses diologis
agama, sosial, budaya, ekonomi dan politik,
dengan masyarakat, tidak dapat dihindarkan
yang kemudian dikenal dengan orientalisme.
dari
munculnya
keragaman
aktualisasi.
Studi
Keragaman itu muncul akibat ruang (space)
(islamologi)
dan waktu (time). Perbedaan ruang dan
pemantapannya sejak 1950-an, dalam mana
waktu, melahirkan perbedaan pemahaman
saat itu mulai ditawarkan studi Islam di
oleh masyarakat sesuai setting yang mereka
Universitas bergengsi di Amerika Serikat,
hadapi. Karena itu, bisa dimengerti bahwa
seperti Harvard University, University of
Islam Indonesia berbeda dengan praktik
California
Islam di Timur Tengah,baik pada tataran
lainnya, sekalipun studi agama secara umum
kognisi maupun pada tataran praksis sosial.
masih
Begitupun
(stepchild).3
Islam
yang
dipahami
oleh
generasi awal Islam, berbeda dengan yang dipahami
generasi
Abad
pertengahan
maupun Abad Modern.
Islam
secara
menemukan
Los
dianggap
Angeles
sebagai
akademis momentum
(UCLA),
“anak
dan
tiri”
Istilah studi Islam atau dikenal dengan sebutan Islamic Studies (dalam bahasa Inggris) atau dirasah Islamiyah
Pada sisi lain, munculnya studi Islam
(dalam bahasa Arab) secara sederhana dapat
sebagai suatu kajian akademis, tidak bisa
dikatakan sebagai sebuah usaha untuk
dipisahkan oleh semangat orang barat untuk
mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan
mengetahui perihal kehidupan orang timur
agama Islam. Studi Islam merupakan bentuk
dalam
Mereka
usaha sadar dan sistematis untuk mengetahui
melakukan penelitian terhadap berbagai
dan memahami serta membahas secara
aspek kehidupan orang timur mulai dari
mendalam tentang seluk beluk atau hal-hal
berbagai
aspeknya.
3
Susanto, Edi. Dimensi Studi Islam Kontemporer. 2016. PRENADAMEDIA GROUP: Jakarta
3|Page
yang berhubungan dengan agama Islam,
teks-teks kuncinya sendiri, bidang studi ini
baik yang berhubungan dengan ajaran,
dapat didefinisikan sebagai studi tentang
sejarah
praktik-praktik
tradisi teks-teks keagamaan klasik dan ilmu-
nyata
dalam
ilmu keagamaan klasik, memperluas ruang
kehidupan sehari-hari, dalam sepanjang
lingkupnya berarti akan mengurangi kualitas
sejarahnya (Muhaimin,dkk 2012:1).4
kajiannya.
maupun
pelaksanannya
secara
Sedangkan
menurut
zakiyyudin
Menurut definisi ini, Islamic Studies
Baidhawy dalam bukunya menerangkan
adalah suatu bidang yang sempit. Upaya-
bahwa Istilah “Islamic Studies” atau studi
upaya untuk memperluas bidang kajiannya
Islam kini telah dipergunakan dalam jurnal-
dapat mengakibatkan berkurangnya kualitas
jurnal professional, departemen akademik,
kajian.
dan lembaga-lembaga perguruan tinggi yang
Pendekatan kedua mendefinisikan
mencakup bidang pengkajian dan penelitian
Islamic studies berdasarkan pada pernyataan
yang luas, yakni seluruh yang memiliki
bahwa Islam perlu dikaji dalam konteks
dimensi “Islam” dan keterkaitan dengannya.
evolusi Islam modern yang penuh teka-teki.
Kita
akan
mengemukakan
dua
Islamic tudies bukanlah sebuah disiplin,
pendekatan mendasar mengenai definisi
namun
Islamic Studies, yaitu definisi sempit dan
kesalinghubungan antara beberapa disiplin,
definisi yang lebih luas. Pendekatan pertama
dalam bahasa metodologi, para peneliti
melihat
suatu
meminjam serangkaian disiplin termasuk
disisplin dengan metodologi, materi dan
ilmu-ilmu sosial. Kurang tegasnya batasan-
Islamic
Studies sebagai
ia
lebih
merupakan
batasan ini justru menyediakan peluang 4
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan Heri. STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan interdisipliner. 2015. PT REMAJA ROSDAKARYA: Bandung
4|Page
untuk memperkaya studi indesipliner yang
luas yang pemeluknya banyak di dunia.
beragam.5
tidak
Metode Penelitian
mayoritas berpenduduk muslim, Islam juga
Metode digunakan
penelitian
adalah
yang
penelitian
akan
deskriptif
sebanyak
yang
penduduk muslimnya masih minoritas. Studi
Islam
di
Negara-Negara
muslim telah lama ada. Ditandai dengan
islam
sebuah perguruan Tinggi (PT) Nizhamiyah
interdisipliner dan urgensi nya di zaman
di Baghdad yang berdiri pada tahun 435
millennial.
H/1063 M. PT ini dilengkapi dengan
dengan
buku
Negara-negara
yang
berhubungan
8
di
semakin berkembang di Negara-negara yang
dengan pendekatan kepustakaan. Dengan mengkaji
hanya
studi
Penentuan metode ini didasarkan
perpustakaan,
yang
bernama
Bait
al-
pada tujuan penelitian yaitu mengetahui apa
Hikmah, yang dibangun oleh khalifah Al-
itu studi Islam Interdisipliner dan bagaimana
Makmun (813-833 M). salah seorang ulama
urgenitas Studi Islam Interdisipliner di era
besar yang pernah mengajar disana, adalah
millennial
ahli piker Islam Abu Hamid Al-Ghazali
(era
sekarang
ini).
Peneliti
mengkaji 8 buku yang berhubungan dengan
(1058-1111
M)
yang terkenal
studi Islam Interdisipliner.
sebutan Imam Al-Ghazali. Akan tetapi,
Hasil dan Bahasan
sejarah
Perkembangan Studi Islam
tinggi Islam tertua di Baghdad ini hanya
menyebutkan
bahwa
dengan
perguruan
Studi agama Islam di dunia lebih
sempat hidup selama hamper dua abad. Pada
menarik diperbincangkan, karena Islam
akhirnya hancur akibat penyerbuan bangsa
sebagai sebuah ajaran yang telah menyebar
mongol di bawah pimpinan Hulgu Khan pada Tahun 1258 M.
5
Baidhawy Zakiyyuddin. Studi Islam Pendekatan dan Metode. 2011. Insan Madani: Yogyakarta.
5|Page
Selanjutnya berdiri pusat-pusat studi
Derasnya
arus
komunikasi
Mesir. Pada masa pemerintahan Al-Hakim
westernisasi tentunya tidak ada yang dapat
Biamrillah khalifah keenam dari Daulat
membendung karena hal itu pasti terjadi.
Fathimiah, ia pun membangun perpustakaan
Maka
terbesar di al-Qahira untuk mendampingi PT
mempelajari
Al-Azhar, yang diberi nama Bait al-Hikmat
sebagai
(Balai Ilmu Pengetahuan) seperti nama
penerimaan informasi yang bersumber dari
perpustakaan terbesar di Baghdad.6
dunia Barat tersebut. Tentunya dalam rangka
di
sini
letak
agama
benteng
modernisasi
dan
Islam seperti Universitas Al-Azhar Kairo
Bagi umat Islam, studi keislaman
serta
informasi
urgensitasnya,
Islam
dan
dan
lebih
filterisasi
jauh, dalam
tabayyun atau kroscek, meluruskan dan
tentu memiliki urgenitas yang sangat tinggi,
islamisasi7.
terutama masih banyak umat Islam, yang
Studi Islam Interdisipliner
hanya mengaku Islam tetapi kehidupan
Dengan
berkembangan
ilmu
sehari-harinya masih jauh dari nilai-nilai
pengetahuan dan teknologi informasi. Maka
ajaran Islam. Hadirnya teknologi informasi
muncullah banyak ilmu yang mengkaji
membawa dampak tidak hanya positif tetapi
Islam dengan beberapa pendekatan dan
juga negative. Hal ini tentu menjadi
metode untuk mempelajari Islam.
tantangan sekaligus peluang bagi umat Islam
Maka timbullah sebuah pertanyaan
sendiri. Dengan demikian, studi keislaman
perlukah
menjadi sangat penting terutama dalam
indesipliner? Jawabannya akan diterangkan
menghadapi budaya modern yang cenderung
di bawah ini. Tentang apa itu studi Islam
berkiblat ke Barat, yang terus menngerus
Indesipliner. Secara garis besar adalah Islam
nilai-nilai keislaman masyarakat muslim.
dikaji melalui beberapa pendekatan dan
6
7
Opcit hal. 45,47
studi
Islam
diteliti
secara
Opcit hal.13
6|Page
metode agar bisa mengikuti perkembangan
dianggap dapat membantu memahami Islam
teknologi dan informasi.
secara lebih komprehensif.
Namun hal ini menjadi sebuah Perdebatan
perangkat
ini, dalam perkembangannya, menempati
analisis dan metodologis dalam studi Islam
posisi penting dan signifikan setelah mentri
(Dirasah Al-Islamiyah, Islamic Studies)
Agama RI diajabat oleh Prof. Dr.H.A Mukti
merupakan agenda
pernah
Ali. Lewat kebijakan yang ditetapkannya,
kalangan
mpdernisasipolitik keagamaan orde baru ini,
berhenti akademisi
tentang
perlunya
Kelompok yang disebutkan terakhir
yang tidak
diperdebatkan dan
oleh
intelektual
Islam
di
tidak hanya mendorong perlunya Islam
Indonesia. Pada tahun 70-an, saat pertama
dikaji secara Interdisipliner, tetapi sekaligus
diperbincangkan,
awal
meminta kepada seluruh Rektor IAIN di
mengenai masalah ini telah muncul pro-
Indonesia untuk merumuskan bagaimana
kontra. Di satu sisi ada kelompok yang
Islam dapat dipahami secara Multidisiplin.
menolak Islam dikaji secara interdisipliner
Studi Islam Interdisipliner di Indonesia
perbincangan
dengan alasan, selain pendekatan semacam
Upaya ke arah untuk mengkaji studi
ini dianggap dapat merusak moral dan
Islam interdisipliner mendapat respon yang
akidah mahasiswa, juga muncul kesan
sangat positif. Ini terbukti pada bulan
bahwa studi-studi Islam konvensional akan
agustus
ditinggalkan. Sedangkan di sisi lain, ada
Ciumbeliut, Bandung, diadakan pertemuan
kelompok yang menerima Islam dikaji
rector seluruh Indonesia. Dalam pertemuan
dengan pendekatan interdisipliner, karena
itu, Rektor IAIN Syarif Hidayatullah, yang
bagi mereka, ilmu-ilmu bantu tersebut
ketika itu dijabat oleh Prof. Dr. Harun Nasution,
1973,
tepatnya
mengusulkan
di
daerah
perlunya
7|Page
modernisasi
kurikulum
melalui
Sosiologi, Geografi, dan lain sebagainya,
pengembangan wilayah kajian studi Islam
merupakan
contoh
bidang-bidang
yang
dan pentingnya memasukkan pendekatan-
dimaksud. Setiap bidang mewakili dimensi
pendekatan baru dalam studi Islam, seperti
kehidupan tertentu dan para ilmuan dari
pengantar ilmu agama, filsafat, teologi,
masing-masing bidang „hanya‟ focus kepada
sosiologi, dan metodologi riset.
bidang yang digelutinya. Dengan kata lain,
Usulan demikian, meskipun pada
para ilmuan ini meruduksi realitas hanya
awalnya mendapat perlawanan dari kalangan
sebatas bidang yang menjadi lahan nya. Hal
Rektor Tua, seperti H.Ismail Ya‟kub dan
ini sebenarnya bukan permasalahan besar,
KH. Bafadal, namun karena ide tersebut
karena kenyataannya realitas hidup memang
didukung
birokrasi
multi-dimensi dan multi aspek. Kiranya
pemerintahan, seperti Mulyanto Supardi,
mustahil bagi seseorang untuk menguasai
yang ketika itu menjabat Direktur Jenderal
seluruh bidang keilmuan tersebut secara
Perguruan Tinggi
Islam, dan Zarkawi
sama dan mendalam. Apabila dicermati,
Suyuti, yang ketika itu sebagai Sekretaris
dalam konteks ilmu-ilmu agama pun hal
Dirjen Bimas Islam, pada akhirnya usulan
yang sama terjadi, misalnya ada bidang
untuk memasukkan pendekatan-pendekatan
hukum agama, ada bidang teologi, ada
baru dalam studi Islam diterima.8
bidang mistik dan lain sebagainya.9
oleh
kalangan
Maka dari itu, penting untuk kita
Metodologi Studi Islam dalam dikursus ilmu pengetahuan modern,
mempelajari kajian Studi Islam. Namun
bidang-bidang keilmuan terpisah secara
sebelum itu kita akan berbicara tentang
tegas dan jelas. Biologi, Fiska, Psikologi,
masalah utama yang menopang definisi
8
9
Thahir, S, Lukman. Studi Islam Interdisipliner aplikasi pendekatan filsafat, sosiologi dan sejarah. 2004.Yogyakarta : Qirtas
Abdullah, Amin. 2007. Islamic Studies dalam paradigm integrasi –interkoneksi (sebuah antologi). Yogyakarta: SUKA Press
8|Page
Islamic Studies tampaknya muncul dari
Salah satu kritik paling umum terhadap
metodologi bagaimana islam dikaji dan
pendekatan
kemudian bagaimana diajarkan. Di Negara-
Stephen R. Sterling ketika ia menguji
negara Barat umumnya, kajian tentang Islam
pendekatan sains terhadap subjek dari studi
mengikuti
ini
tentang alam. Mengutip Werner Heisenberg,
bertentangan dengan kajian Islam di dalam
ia mengatakan: “melalui intervensinya, sains
suatu lingkungan yang tidak mengkontensi
mengubah dan membentu kembali objek”.
metodologi
Barat,
agama tersebut. Kajian
“sains”
Berikut Islam
di
Barat,
Inggris
perdebatan
ini
seputar
diungkapkan
adalah
oleh
beberapa
metodologi
dalam
Misalnya, memberikan mahasiswa strata
Islamic Studies. M.Izzi Dien (2003:255)
satu berbagai materi yang relevan dengan
secara
Islam dengan mempergunakan metodologi
perdebatan metodologi tersebut mencakup
pengajaran
kritik
yang
dilandaskan
pada
gambling
akademisi
menggambarkan
Muslim
terhadap
objektivitas dan integritas,
metodologi Barat, pendekatan apologetic
Hal serupa juga sering muncul ketika
Muslim
menguji
pendekatan
ide-ide
para
pemikir
muslim
terhadap radikal
metodologipenelitian, Muslim
terhadap
modern tentang Islam dan pendekatan Barat
metodologi Barat, dan kritik metodologi
terhadap pengetahuan. ketakutan bukan
Muslim dari dalam.10
datang dari Barat, melainkan dari sains yang
Model Pendekatan 1. Pendekatan I‟jaz Klasik
dapat menjadi pendekatan yang salah arah jika dipercaya sebagai satu-satunya jalan
Al-Qur‟an sebagai sumber pertama
menuju kebenaran. Pandangan ini juga
dan utama ajaran Islam sudah sejak
digaungkan oleh para sarjana Barat sendiri.
awal 10
kelahirannya
memperoleh
Opcit, hal 6-7
9|Page
perhatian luas di kalangan para
kronologis
sarjana Muslim.
berbagai aspek yang terkansung
masa
kesusastraan juga
modern,pendekatan terhadap
berkembang
memaparkan
dalam ayat-ayat Al-Qur‟an sesuai
2. Pendekatan Sastra Modern Pada
dan
dengan urutan bacaan yang terdapat dalam urutan mushaf ‘utami.
Al-Qur‟an
bahkan
lebih
5. Pendekatan Semantik
kompleks dari yang sudah ada.
Pendekatan Semantik dalam ilmu
Misalnya,
bahasa
menggunakan
Muhammad
sastra
dimanfaatkan
oleh
para
ini
pengkaji Islam untuk mempelajari
untuk menafsirkan Al-Qur‟an yang
teks-teks keislaman, terutama Al-
sangat erat hubungannya dengan
Qur‟an.11
pemahaman
metode
Abduh
rasionalnya
tentang
Era Millenial
Islam. 3. Pendekatan Tajdid
Era millennial dimulai pada tahun 1980 an sebagai awal kelahiran kelompok
Sepanjang pencerahan atau tajdid
ini dan pertengahan tahun 1990 an hingga
terus berkembang dan hidup, ia mesti
awal 2000 an sebagai akhir kelahiran.12
mulai dengan studi intensif dan
Sedangkan menurut Google translate
menyeluruh tentang tradisi lama
Millenial diartikan seribu tahun. Namun jika
dalam setiap bidang pengetahuan.
diartikan sebagai kata benda (Noun) menjadi
4. Pendekatan Tahlili
a person reaching young adulthood around
Maksud tafsir tahlili atau ijmali atau Juz‟I adalah metode kajian AlQur‟an dengan menganalisis secara
11
Baidhawy Zakiyyuddin. 2011. Studi Islam Pendekatan dan Metode. Yogyakarta: Insan Madani, hal.68-80 12 www.id.m.wikipedia.org tanggal 05 desember 2017.
10 | P a g e
the year 2000, a generation yer (orang yang
dipergunakan metode-metode yang selama
berkembang pada tahun 2000 an).13
ini dipergunakan dalam ilmu manusia,
Studi
Islam
Interdisipliner
di
Era
agama dengan cara pandang seperti ini. Atas dasar kenyataan demikian, pada
Millenial Meski materi studi Islam secara
tahun 1997, kurikulum IAIN tahun 1995
teoritik dimaksudkan sebagai pengantar
disempurnakan
yang
unsur
Mentri Agama Nomor 383 Tahun1997, yang
metodologis, namun dalam kenyataannya,
di dalamnya mulai diperkenalkan mata
meminjam pendapat Atho Mudzhar, kedua
kuliah baru yang dinamai metodologi Studi
buku
terlalu
Islam (MSI). Pada lampiran SK tersebut
menitikberatkan kepada isi Studi Islam dan
diberikan catatan bahwa materi untuk mata
kurang memberikan perhatian pada aspek
kuliah baru itu dikembangkan dari mata
metodologinya. Karena itu, pada tahun
kuliah Dirasah Islamiyah yang dalam silabi
1996, terutama ketika program Studi Islam
IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dijabarkan
dikembangkan
perguruan-perguruan
ke dalam 21 topik inti, tiga diantaranya
tinggi Islam swasta termasuk pada program
adalah pendekatan filsafat, Sosiologi, dan
sarjana
Sejarah.
sekaligus
mengansdung
Harun
S1,
Nasution
di
dirasakan
penting
untuk
lewat
surat
Keputusan
mengembangkan mata kuliah pendekatan
Dibawah ini dijabarkan penjelasan
Studi Islam ( Approches to the Study of
tentang Studi Islam dengan menggunakan
Islam).
tiga pendekatan (Filsafat, Sosiologi, dan
Dimensi lain dari agama Islam adalah masalah kehidupan manusia di bumi ini. Untuk 13
mempelajari
dimensi
ini
harus
sejarah) beserta dengan hal-hal yang dibahas di dalamnya. 1. Pendekatan Filsafat
Late.google.com tanggal 27 Desember 2017
11 | P a g e
a. Memahami matan Hadis lewat
c. Wanita Islam dalam penafsiran
pendekatan Hermeneutika ( Studi
Kontekstual
hadis tentang amalan Utama,
Wanita,Poligami, Warisan, dan
Larangan Wanita pergi sendirian,
Presiden Wanita)
larangan melukis) b. Telaah
d. Menyoal perguruan Tinggi Islam
sintetis-tematis
tafsir
klasik dan modern (Kontroversi di sekitar perkembangan iblis) c. Pendekatan
memahami
“ketegangan” (metode
Religiusitas
Fenomologi
Edmund
Husser) d. Ke
pembentukan
teori
pembebasan dalam Islam ( Etika dikursus Jurgen Habermes)
(Kritik
atas
Doktrin
Metafisiks- Spekulatif) b. Penafsiran
Abbas)
Hadis
Kasus
Islam
(Terapi
Dakwah abad XXI) 3. Pendekatan Sejarah a. Respon umat Islam terhadap Imperaslisme dan Kolonialisme Ilmu
Pengetahuan
Agama (Mengkaji Epistemologi Ibnu Taimiyah)
dan Kebangsaan (Sayyid Idrus
a. Dikursus Teologi Sosial dalam
(Studi
e. Komunikasi
c. Pejuang pendidikan, Kegamaan,
2. Pendekatan Sosiologi
Islam
(Tiga Tipologi berpikir di IAIN)
b. Sejarah
arah
(Kejadian
d. Kritik
sakralisasi
pemikiran
kegamaan (Mengkaji pemikiran
Kontekstual
Abdullah
Bin Salim ad-Djufrie 1899-1996)
Ibnu
Muhammed Arkoun) e. Islam dan Wacana Indonesia Modern (Studi atas Gagasan
12 | P a g e
Teologi
Inklusif
Nurcholis
Madjid)
ketiga tradisi keilmuan tersebut adalah jauh lebih penting daripada hanya membiarkan
f. Menggeledah
Orientalisme
(
diri kita menerima begitu saja kebenaran
Kritik atas buku Muhammad,
dari
Prophet, and Statesman Karya
domainnya masing- masing secara sendiri-
M.Watt)
sendiri.
Bangunan Keislaman,
baru
setelah
setiap
Ilmu-Ilmu
diperkenalkan
dan
tradisi
Dengan keislaman
yang
akademik
demikian, kritis,
dalam
Ilmu-Ilmu sebagaimana
dihubungkan dengan wacana filsafat Ilmu
pernyataan Fazlur Rahman dan Mohammed
dan sosiologi ilmu pengetahuan, lebih lanjut
Arkoun beserta kolega-kolega mereka yang
harus
penggunaan
memiliki keprihatinan yang sama, hanya
sebuah pendekatan dengan tiga dimensi
akan dapat dibangun secara sistematik
untuk melihat fenomena agama Islam, yakni
dengan menggunakan model gerakan tiga
pendekatan yang berunsur linguistic-historis,
pendekatan secara sirkuler, di mana masing-
teologis-filosofis,
masing
mempertimbangkan
dan
sosiologis-
antropologis pada saat yang sama.14
dimensi
dapat
berinteraksi,
berinterkomunikasi satu dengan lainnya.
Apakah kerangka hubungan antara
Masing-masing pendekatan berinteraksi dan
ketiga macam pendekatan akademik tersebut
dihubungkan dengan yang lainnya. Tidak
harus
sirkuler?
ada satu pendekatan maupun disiplin yang
Berdasarkan pengamatan penulis dalam
dapat berdiri sendiri. Gerakan dinamis ini
uraian
pada esensinya adalah hermeneutik.
linier,
pararel
terdahulu,
ataukah
penulis
berkeyakinan
bahwa menentukan bentuk hubungan antara 14
Abdullah Amin. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi pendekatan IntegratifInterkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Hanya dengan kerangka kerja yang demikianlah, makna Corrigibility (dapat
13 | P a g e
dikoreksi) dan Fasibility (dapat salah) dari
Anomali-
ilmu-ilmu keislaman dapat dipahami dengan
inkonsistensi yang terkandung dalam setiap
baik, sehingga adanya paradigm dan teori-
teori dan metodologi dalam ilmu- ilmu
teori
menjadi
keislaman dengan begitu akan mudah dapat
dimungkinkan. Lebih jauh lagi, konteks
dideteksi, sehingga tradisi investigasi yang
penemuan-penemuan
terus- menerus dan tradisi riset yang
yang
kompetitif
baru
(context
of
anomali
dan
discovery) dalam ilmu- ilmu keislaman dan
berkelanjutan
riset dapat berkembang dan mendapat
pendekatan interdisipliner dapat terpelihara
prioritas,
dengan baik.15
sementara
konteks
justifikasi
dengan
inkonsistensi-
menggunakan
(context of justification) dapat ditekan
Kedudukan Studi Islam Sebagai Mata
menjadi sekecil mungkin. Dalam jaringan
Kuliah
kerja akademik semacam ini ilmu-ilmu
Studi Islam sebagai satu mata kuliah
keislaman dalam tradisi umat Muslim tidak
memiliki posisi yang sangat penting bagi
hanya
paradigm-
para mahasiswa, dalam kurikulum PTAI,
paradigma lama yang secara umum telah
mata kuliah ini diposisikan sebagai mata
diterima, akan tetapi juga mengkritisinya
kuliah
dan bahkan mungkin menggantinya dengan
difungsikan sebagai dasar pembentukan
yang baru. Reformasi dan rekontruksi yang
sarjana lulusan perguruan tinggi agama
sedemikian memang sering kali kurang
Islam yang beriman dan bertakwa kepada
berfungsi dalam rentang waktu jangka
Tuhan yang Maha Esa. Kemudian memiliki
pendek, sering menimbulkan revolusi dan
wawasan keislaman yang komprehensif,
keresahan sosial, namun dalam jangka
integral (utuh) dan terbuka yang diwujudkan
panjang
dalam
akan
akan
“Memproduksi”
berfungsi
dengan
baik.
15
dasar
sikap
umum
dan
(MKDU),
tingkah
laku
yang
serta
Opcit , hal.65-66
14 | P a g e
perbuatan, baik dalam kehidupan pribadi,
akhirnya akan melahirkan keyakinan yang
bermasyarakat, maupun dalam pelaksanaan
didukung pada ilmu pengetahuan yang
pembangunan Nasional.
dipelajarinya.
Hal tersebut sesuai dengan Visi Misi
Penting untuk memahami bahwa
Perguruan Tinggi Agama Islam sebagai
siapa pun di antara mereka, hendaknya
lembaga
mengembangkan
keilmuan
sekaligus
lembaga
keagamaan.
studi
Islam
dengan
menguasai basic (dasar) dari kerangka
Sebagai lembaga keilmuan maka
keislaman, yaitu akidah (keimanan yang
mata kuliah studi Islam mendudukkan Islam
kuat keapada Allah), syari‟ah (Ketentuan-
sebagai objek studi yang harus dikaji dan
ketentuan Allah) dan akhlak. Ketiga hal
dianalisis secara kritis rasional, objektif,
tersebut
bersifat
historis-empiris,
nantinya
berpindah
dan
secara
sosiologis.
kepada
mata
bersifat fardhu kifayah.16
studi
Islam
berusaha
membangun sikap dan perilaku mahasiswa
ain,
kepada
Sementara itu, sebagai lembaga keagamaan kuliah
keilmuan
fardhu
sebelum
spesialisasi
masing-masing
yang
Simpulan
yang memiliki komitmen yang kuat terhadap
Beberapa
temuan
yang
bisa
Islam. Islam dianggap sebagai satu-satunya
disampaikan dalam penelitian ini adalah
agama yang diyakini kebenarannya, atas
pertama, studi Islam mulai muncul pada
dasar
yang
abad ke-9 di Irak, ketika ilmu-ilmu agama
dimilikinya sehingga dalam beragama tidak
Islam mulai memperoleh bentuknya dan
hanya didukung oleh keyakinan semata,
berkembang
wawasan
dan
keilmuan
tetapi didukung oleh pengetahuan dan keilmuan
yang
mumpuni,
yang
pada
di dalam sekolah-sekolah
16
Ghazali Ahmad dede dan Gunawan Heri. 2015. STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan interdisipliner. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA hal. 17,19
15 | P a g e
hingga
terbentuknya
tradisi
literer
di
untuk memperkaya studi interdisipliner yang
kawasan Arab masa pertengahan. Studi
beragam. Sedangkan Menurut kamus bahasa
Islam bukan hanya berjalan di dalam
Inggis Interdisipliner adalah gabungan dari
peradaban Islam itu sendiri bahkan juga
rangkaian beberapa Ilmu.
menjadi fokus diskusi di Negara-negara Barat.
Keempat, Millenial diartikan seribu tahun. Namun jika diartikan sebagai kata
Kedua, menerangkan bahwa Istilah
benda (Noun) menjadi a person reaching
studi Islam atau dikenal dengan sebutan
young adulthood around the year 2000, a
Islamic Studies (dalam bahasa Inggris) atau
generation yer (orang yang berkembang
dirasah Islamiyah (dalam bahasa Arab)
pada tahun 2000 an). Jadi Era Millenial
secara sederhana dapat dikatakan sebagai
adalah Era yang terjadi mulai tahun 1990 an
sebuah usaha untuk mempelajari hal-hal
sampai sekarang ini.
yang berkaitan dengan agama Islam.
Kelima, dengan perbedaan model
Ketiga, Islamic studies berdasarkan
aplikasi pendekatan interdisipliner beberapa
pada pernyataan bahwa Islam perlu dikaji
buku tidak hanya kembali menegaskan
dalam konteks evolusi Islam modern yang
perlunya
penuh teka-teki. Islamic tudies bukanlah
interdisipliner,
sebuah disiplin, namun ia lebih merupakan
menggambarkan betapa kajian tentang Islam
kesalinghubungan antara beberapa disiplin,
membuka kemungkinan-kemungkinan baru
dalam bahasa metodologi, para peneliti
bagi aplikasi metodologi disiplin keilmuan
meminjam serangkaian disiplin termasuk
lain, utamanya pendekatan humanities dan
ilmu-ilmu sosial. Kurang tegasnya batasan-
social sciences. Dengan menjadikan Studi
batasan ini justru menyediakan peluang
Islam sebagai mata kuliah, maka diharapkan
pengembangan tetapi
studi
Islam
sekaligus
16 | P a g e
mahasiswa
dalam
belajar
seberapa
pentingnya studi Islam itu dipelajari dan
juga berusaha untuk mengembangkan Studi Islam.
Daftar Pustaka ABDULLAH Amin. 2003. Rekontruksi Metodologi Ilmu Ilmu Keislaman. Yogyakarta : SUKAPress. Abdullah Amin. 2006. Islamic Studies di Perguruan Tinggi pendekatan Integratif-Interkonektif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Abdullah, Amin. 2007. Islamic Studies dalam paradigm integrasi –interkoneksi (sebuah antologi). Yogyakarta: SUKA Press Baidhawy Zakiyyuddin. 2011. Studi Islam Pendekatan dan Metode. Yogyakarta: Insan Madani. Ghazali Ahmad dede dan Gunawan Heri. 2015. STUDI ISLAM suatu pengantar dengan pendekatan interdisipliner. Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA Susanto, Edi. 2016. Dimensi Studi Islam Kontemporer. Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP. Syahrur, Muhammad. 2015. Islam dan Iman. Yogyakart: IRCiSoD Thahir, S, Lukman. 2004. Studi Islam Interdisipliner aplikasi pendekatan filsafat, sosiologi dan sejarah. Yogyakarta : Qirtas www.id.m.wikipedia.org tanggal 05 desember 2017. Late.google.com tanggal 27 Desember 2017
17 | P a g e