EBOOK
TPA TP A MASUK SMP
FAV O R I T
1
KEMAMPUAN VERBAL
KEMAMPUAN VERBAL Tes Verbal atau Verbal atau tes bahasa adalah sebuah tes yang bertujuan untuk mengukur kemampuan siswa dalam bidang intelejensi pemahaman, penguasaan, dan penggunaan bahasa. Adapun, tes bahasa ini memiliki setidaknya empat jenis subtes. Yaitu Yaitu persamaan kata (sinonim), lawan kata (antonim), padanan
hubungan
(analogi)
kata,
dan
pengelompokan
kata. Untuk dapat mengerjakan tes verbal ini, kamu harus mengetahui bentuk-bentuk bentuk-bentuk soal tersebut dengan baik. Soal-soal pada tes ini lebih cenderung ditujukan untuk melihat pengetahuan kamu (tahu atau tidak tahu) terhadap kata-kata yang diberikan. Ada berbagai macam jenis subtes kemampuan verbal, di antaranya adalah: SINONIM (PERSAMAAN KATA) Sinonim adalah suatu kata yang memiliki bentuk yang berbeda namun memiliki arti atau pengertian yang sama atau mirip. Sinomin bisa disebut juga dengan persamaan kata atau padanan kata. Tugas kamu adalah mencari arti kata yang sama atau mirip dengan kata yang tersedia.
2
a. Sinonim Netral Adalah sinonim yang dapat digunakan dalam satu kalimat yang sama
Contoh: –
DINDING (= TEMBOK) masjid itu berwarna putih.
–
Tania adalah murid yang sangat PANDAI ( = PINTAR) di sekolah Madaniah.
b. Sinonim berkonotasi Adalah sinonim yang tidak dapat digunakan dalam 1 kalimat yang sama atau nilai rasanya berbeda Contoh: MATI = MENINGGAL = WAFAT = TEWAS = GUGUR
ANTONIM (LAWAN KATA) Tes Antonim (lawan kata) ditujukan untuk mampu melihat kebenaran
secara
terbalik,
sekaligus
melihat
wawasan
seseorang. Yang dimaksud kebenaran secara terbalik, bahwa seseorang mengetahui sesuatunya benar atau salah tidak hanya secara fenomenologis, tetapi dapat juga secara dialektis. Pada tes ini, dituntut untuk menguasai perbendaharaan kata bahasa sebaik mungkin, karena pada bagian ini Anda harus mencari kata yang paling bertentangan dengan yang diberikan. Antonim kembar adalah kata-kata yang berantonim tidak dapat digantikan dengan kata berantonim lainnya. Contoh: -
AYAH >< IBU
-
PEMUDA >< PEMUDI
-
PRIA >< WANITA
-
KAKAK >< ADIK
3
Antonim bertingkat dalah kata-kata berantonim memiliki tingkatan tentang sesuatu. Contoh: -
CEPAT >< LAMBAT
-
TINGGI >< RENDAH
-
PANJANG >< PENDEK
-
BESAR >< KECIL
-
PAGI >< MALAM
-
SIANG >< SORE
-
TUA >< MUDA
-
LANGIT >< BUMI
Antonim kebalikan adalah kata-kata berantonim berbalik tepat sesuai rujukannya. Contoh: -
PULANG >< PERGI
-
ANTAR >< JEMPUT
-
KIRI >< KANAN
-
DEPAN >< BELAKANG
Antonim hierarkis (bersruktur) adalah antonim yang naik tingkat. Contoh: -
DETIK >< MENIT
-
MENIT >< JAM
-
JAM >< HARI
-
HARI >< MINGGU
-
MINGGU >< BULAN
-
BULAN >
4
ANALOGI (PADANAN HUBUNGAN) Pada tes ini yang harus Anda cari adalah kata atau kalimat penghubung yang dapat menghubungkan pasangan kata yang tersedia di sebelah kiri sehingga pasangan tersebut mempunyai hubungan yang sama atau serupa dengan pasangan kata yang ada di sebelah kanan. Jika pada pilihan terdapat lebih dari satu jawaban berdasarkan cara ini, maka lihat jenis katanya atau cari hubungan yang lebih spesifk. Peserta tes yang belum pernah menghadapi soal tes seperti ini, tentu akan kebingungan dan mengatakan bahwa soal ini cukup sulit. Tetapi, bagi mereka yang sudah pernah atau kenal dengan tes ini, hal ini akan mudah dalam menjawabnya. Perlu Anda ketahui di sini bahwa tes ini seluruhnya mengandalkan daya nalar Anda untuk mencari hubungan kata yang tepat dan posisi kata pertama dan kedua tidak boleh terbolak-balik. Contoh: GERGAJI : KAYU = A. sendok : makan
C. gunting : kertas
B. sepatu : kaki
D. baju : badan
Di sini, terdapat soal atau kata “GERGAJI” dan “KAYU”. Apa hubungan antara kedua kata tersebut? Hubungannya adalah “gergaji digunakan untuk memotong kayu”. Lalu, adakah hubungannya dengan pilihan jawaban atau tidak ada hubungan sama sekali? Di sinilah letak persoalannya. Manakah dari pilihan jawaban yang mempunyai padanan hubungan kata (analog) dengan soal. Dalam hal ini, jawabannya adalah (C) gunting : kertas, mengapa? Karena, ”gunting digunakan untuk memotong kertas”. Dengan demikian, antara jawaban dengan soal mempunyai suatu padanan hubungan, yaitu fungsi.
5
Beberapa model soal padanan kata adalah sebagai berikut: Model 1: GURU : SEKOLAH = ... : .... A. penebang pohon : pabrik B. musisi : piano C. pengacara : panggung D. petani : lading Model 2: BULU HIDUNG : UDARA = ALIS : ... A. hitam B. keringat C. kotor D. debu Model 3: … berhubungan dengan KAPAL, sebagaimana PESAWAT UDARA berhubungan dengan … A. angkatan laut – angkatan udara B. pelaut – penerbang C. prajurit – pilot D. ikan – polusi Model 4: PAKAIAN : …
…. : BOTAK.
A. adat – rambut B. pewangi – penyukur C. tubuh – kepala D. jahit – cukur
6
KEMAMPUAN NUMERIK
KEMAMPUAN NUMERIK Kemampuan Numerik adalah tes yang berkaitan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar. Jika dipadukan dengan kemampuan mengingat, maka tes ini dapat mengungkap kemampuan intelektual siswa terutama kemampuan penalaran berhitung dan berfkir secara logis. Hal lain yang akan terlihat juga adalah kemampuan kuantitatif,
ketelitian,
dan
keakuratan
individu
dalam
mengerjakan sesuatu. Adapun, tes kemampuan numerik memiliki setidaknya tiga jenis subtes, yaitu tes seri angka dan huruf, tes matematika dasar, dan tes matematika berpola. TES SERI ANGKA DAN HURUF Tes deret angka dan huruf menguji siswa untuk menentukan pola angka atau huruf dari satu suku ke suku berikutnya. Siswa
dapat mengimajinasikan berbagai kemungkinan pola
yang tepat. Kemampuan melakukan operasi hitung sederhana sangat dibutuhkan di sini. a. Seri Angka 1. Deret bilangan ganjil Contoh: 3
5
7
9
11
…
12
…
2. Deret bilangan genap Contoh: 4
6
8
10
7
3. Pola larik •
Pola penjumlahan Contoh: 3
6
9
+3
+3
11 +3
14
+3
17 +3
pola: larik 1 (ditambah 3) •
Pola pengurangan Contoh: 12
10
-2
8
-2
6 -2
4 -2
2 -2
pola: larik 1 (dikurangi 2) •
Pola perkalian Contoh: 2
4 x2
8 x2
16 x2
pola: larik 1 (dikalikan 2) •
Pola gabungan (penjumlahan dan perkalian) +4
Contoh: 2
3 X2
4
+4
7 x2
8
+4
11
16
15
x2
pola: larik 1 (dikali 2) dan larik 2 (ditambah 4) b. Seri Huruf Pada umumnya, pola pada deret huruf dapat berupa:
Pola meloncat maju n huruf secara tetap (n = 1 atau 2 atau 3 atau ...) Misal: A D G (meloncat maju 2 huruf)
pola meloncat mundur n huruf secara tetap (n = 1 atau 2 atau 3 atau ...) Misal: J F B (meloncat mundur 3 huruf)
Pola meloncat maju 1 huruf, lalu 2 huruf, lalu 3 huruf, dan seterusnya Misal: A C
F
J
8
Pola meloncat mundur 1 huruf, lalu 2 huruf, lalu 3 huruf, dan seterusnya Misal: Z
X
U
Q
pola huruf yang sama Misal: P
P
P
P
pola huruf kembar dengan jumlah huruf meningkat
Misal: 1.
A
B
B
C
C
C
D
D
D
D
2.
A
C
C
E
E
E
G
G
G
G
Terdapat berbagai kemungkinan pola yang berbeda dari pola yang disebutkan di atas. Kamu butuh banyak berlatih agar semakin terampil dalam menentukan pola deret angka dan huruf.
TES MATEMATIKA DASAR Tes matematika dasar menguji siswa untuk menyelesaikan soal-soal sederhana yang berkaitan dengan matematika. Agar dapat menaklukkan soal jenis ini, peserta dapat mempelajari terlebih
dahulu
konsep
matematika
dan
rumus
dasar.
Pemahaman terhadap soal, ketelitian, pengetahuan tentang matematika dasar adalah kunci utama untuk menghadapi soal sejenis ini.
9
Berikut adalah beberapa rumus matematika dasar yang dapat dipelajari. a. Bangun Datar No. 1.
Bangun datar Persegi s
K=4×s L = s2
s
2.
Persegi panjang p
l
3.
Segitiga c
t
K = 2(p + l) L=p×l
K=a+b+c
b
L=
a
4.
Rumus
Belah ketupat s
s
s
s
1 (a × t) 2
K=4×s 1 L= (d1 × d2) d1 = 2diagonal ke-1 d2 = diagonal ke-2
10
5.
Jajargenjang t
b
K = 2(a + b) L=a×t
a
6.
Layang-layang
b
a
7.
1 L= (d1 × d2) 2 d1 = diagonal ke-1 d2 = diagonal ke-2
Trapesium c
d
K=a+b+c+d b
t a
8.
K = 2(a + b)
L=
1 ((a + c) × t) 2
Lingkaran
r d
K = 2πr = L = π r2 π
11
= 3,14 =
π
d
22 7
b. Bangun Ruang
No.
Bangun Ruang
Luas Permukaan
Volume
1.
Kubus
L = 6s2
V = s3
2.
Balok
L = 2(p × l + p × t + l × t)
V=p×l×t
3.
Prisma
L = 2 × luas alas + keliling alas × tinggi
V = luas alas × tinggi
4.
Limas
L = luas alas + jumlah luas sisi-sisi tegak
V = 13 (luas alas × tinggi)
5.
Tabung
L = 2 π r(r + t)
V=
π
r2t
6.
Kerucut
L=
V=
1 3
π
r2t
7.
Bola
L = 4 π r2
V=
4 3
π
r3
π
r(r + s)
Keterangan: s
= panjang rusuk (kubus)
s
= panjang garis pelukis/apotema (kerucut)
p
= panjang
l
= lebar
t
= tinggi
π
r
= 3,14 =
22 7
= jari-jari
(Untuk menghitung luas atau volume, jika jari-jari atau diameter bangun ruang kelipatan 7 akan lebih mudah jika 22 menggunakan π = .) 7
12
c. Statistik 1. Mean atau rata-rata ( x ) adalah jumlah semua data dibagi banyaknya data. jumlah data x= banyak data 2. Median adalah nilai tengah dari kumpulan data yang sudah terurut dari yang terkecil. a. Jika banyaknya data ganjil, median adalah nilai paling tengah dari kumpulan data yang sudah terurut. b. Jika banyaknya data genap, median adalah rataan hitung dua nilai data paling tengah. 3. Modus merupakan data yang paling sering muncul dalam kumpulan data. d. Untung, Rugi, dan Laba 1. Untung terjadi apabila harga jual lebih besar daripada harga beli (modal). Untung = harga jual – harga beli Persentase untung: % untung =
untung × 100 % harga beli
2. Rugi terjadi apabila harga jual lebih kecil daripada harga beli (modal). Rugi = harga beli – harga jual Persentase rugi: % rugi =
rugi × 100 % harga beli
3. Diskon atau rabat adalah potongan harga terhadap suatu produk atau barang yang dijual. besar diskon % diskon = × 100 % harga semula
13
TES MATEMATIKA BERPOLA Tes matematika berpola menguji siswa untuk menentukan pola operasi hitung apa yang tepat sehingga diperoleh sebuah angka lain. Sebagian soal berupa beberapa angka yang terletak pada gambar. Siswa diminta untuk menentukan angka yang tepat untuk mengisi gambar kosong. Beberapa pola perhitungan, di antaranya: 1. dijumlahkan, kemudian dikurangkan dengan suatu bilangan 2. dikurangkan, kemudian dijumlahkan dengan suatu bilangan 3. dijumlahkan atau dikurangkan, kemudian hasilnya dikalikan suatu bilangan 4. dijumlahkan atau dikurangkan, kemudian hasilnya dibagi suatu bilangan 5. dijumlahkan
atau
dikurangkan,
kemudian
hasilnya
dipangkatkan (kuadrat, kubik, atau pangkat yang lebih besar) 6. dijumlahkan atau dikurangkan, kemudian dicari akar kuadratnya 7. selisih dari jumlah dua pasangan bilangan 8. dikalikan atau dibagi suatu bilangan 9. deret bilangan dengan pola tertentu (umumnya terdapat pada bentuk lingkaran) Masih ada berbagai kemungkinan kombinasi operasi hitung lainnya. Imajinasikanlah berbagai pola perhitungan.
14
Berikut ini adalah beberapa contoh pola soal yang sering diujikan. Contoh: 1. Berapakah angka yang tepat untuk mengisi titik-titik dalam tanda kurung? 8 (24) 3 9 (...) 2 A. 16 B. 11 C. 18 D. 20 Jawaban: C Kamu harus mengetahui pola operasi hitung antara bilangan di sebelah kiri dan kanan tanda kurung yang menghasilkan bilangan di dalam tanda kurung. Pada soal di atas, pola hasil bilangan adalah 8 × 3 = 24. Sehingga untuk 9 (...) 2 adalah 9 × 2 = 18. Jadi, angka yang tepat adalah 18. 2. Berapakah angka yang tepat untuk mengisi titik-titik pada kotak di bawah? 2
6 4
11
5
5
2
A. 12 B. 13 C. 16 D. 18
15
….
Jawaban: B Pola operasi hitung di atas adalah sebagi berikut: Pola operasi hitung pertama 2 + 5 + 4 = 11. Pola operasi hitung yang ditanyakan 6 + 2 + 5 = 13. Jadi, angka yang tepat adalah 13. 3. Tentukan bilangan yang tepat untuk mengisi kotak kosong! 2
3
10
5
2
14
4
5
…
A. 30 B. 22 C. 20 D. 18 Jawaban: D Pola perhitungan: Bilangan pada kolom pertama ditambah bilangan pada kolom kedua, kemudian dikalikan 2. 2
3
10
(2 + 3) x 2 = 5 x 2 = 10
5
2
14
(5 + 2) x 2 = 7 x 2 = 14
4
5
…
(4 + 5) x 2 = 9 x 2 = 18
Jadi, bilangan yang tepat untuk mengisi kotak kosong adalah 18.
16
KEMAMPUAN PENALARAN
KEMAMPUAN PENALARAN Tes Penalaran terdiri atas tes penalaran logis, tes penalaran analitis, dan tes penalaran spasial. Tes ini merupakan salah satu tes yang krusial untuk mengetahui apakah seorang siswa memiliki daya nalar yang baik dalam mencermati suatu permasalahan. PENALARAN LOGIS Penalaran logis adalah untuk mendayagunakan logika siswa dalam
memahami
pernyataan
ataupun
informasi
yang
diberikan. Siswa diminta untuk menentukan kesimpulan dari beberapa pernyataan yang diberikan. Soal yang diberikan membutuhkan jawaban dari hasil analisis secara logis. Contoh Penalaran Logis 1. Jika cuaca buruk, penerbangan ditunda. Hari ini penerbangan maskapai X ditunda. A. Penerbangan maskapai X ditunda karena cuaca buruk B. Alasan penundaan semua penerbangan adalah cuaca buruk C. Cuaca tidak buruk, tidak ada penerbangan yang ditunda D. Hanya maskapai X yang ditunda penerbangannya karena cuaca buruk Jawaban : A •
•
Jika cuaca buruk, penerbangan ditunda Hari ini penerbangan maskapai X ditunda
Jadi penerbangan maskapai X ditunda karena cuaca buruk.
17
2. Tak satupun pahlawan yang korupsi Semua guru adalah pahlawan A. Semua yang korupsi adalah pahlawan B. Semua yang tidak korupsi adalah guru C. Semua pahlawan adalah guru D. Semua guru tidak korupsi Jawaban : D Dengan hukum silogisme maka kesimpulannya adalah semua guru tidak korupsi. PENALARAN ANALITIS Penalaran analitis adalah untuk mempelajari informasi yang diberikan, kemudian menjawab beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan informasi tersebut. Contoh Soal Penalaran Analitis Teks Empat lampu menyala setiap beberapa menit sekali. Lampu merah menyala setiap 2 menit sekali. Lampu kuning menyala setiap 4 menit sekali. Lampu hijau menyala setiap 6 menit sekali. Lampu biru menyala setiap 3 menit sekali. 1. Lampu manakah yang menyala paling lama? A. lampu biru B. lampu kuning C. lampu hijau D. lampu merah Jawaban: C Dari teks, kita dapat melihat bahwa lampu hijau menyala setiap 6 menit sekali. Dengan demikian, lampu merah, biru, dan kuning menyala lebih cepat daripada lampu hijau. Jadi, jawaban paling tepat adalah C.
18
2. Dalam jangka waktu 1 jam. Lampu kuning akan menyala berapa kali? A. 10 kali B. 12 kali C. 15 kali D. 20 kali Jawaban: C 1 jam = 60 menit. Lampu kuning menyala setiap 4 menit sekali. 60 : 4 = 15. Jadi, dalam waktu 1 jam lampu kuning akan menyala 15 kali.
PENALARAN SPASIAL Tes penalaran spasial adalah tes logika yang berkaitan dengan gambar-gambar. Biasanya kamu diminta untuk menentukan pola gambar selanjutnya atau pola gambar yang berbeda sesuai dengan apa yang diminta dari soal. Itulah salah satu kunci sukses untuk dapat menaklukkan soal ini. Berikut adalah tip praktis untuk memahami dan mengerjakan soal dengan pola gambar. 1. Amati gambar secara cermat. 2. Pikirkanlah berbagai pola yang mungkin, apakah deret, rotasi, pencerminan, ciri khusus, perubahan bentuk, dan lain-lain. Terkadang kamu harus jeli dengan pola perubahan warna (hitam, putih, atau arsiran). 3. Dengan rajin berlatih, kamu akan semakin terampil dalam menyelesaikan soal logika gambar. 4. Jika kamu masih kebingungan dalam menyelesaikan sebuah soal, melajulah ke soal berikutnya. Waktu sangatlah berharga.
19
Contoh Soal Penalaran Spasial 1. Perhatikan gambar berikut!
Manakah yang tidak sesuai? Jawaban: D Gambar pada pilihan A, B, dan C merupakan gambar tiruan bumi. Sedangkan gambar D adalah pesawat. Jadi gambar yang berbeda adalah gambar D.
2. Perhatikan gambar berikut!
? Pola gambar selanjutnya adalah ….
A.
B.
C.
D.
Jawaban: D Pola: segitiga kecil bertambah satu per satu secara bergantian antara segitiga putih dan segitiga hitam. Perhatikan dengan teliti, yang bertambah dulu adalah segitiga putih. Jadi, pola selanjutnya yang tepat adalah gambar D.
20
3. Perhatikan gambar berikut!
? Gambar selanjutnya adalah . . . .
A.
B.
C.
D.
Jawaban: C Pola pada soal adalah pola rotasi atau berputar sesuai dengan arah jarum jam. Pola tanda panah tersebut berotasi 450. Jadi, pola selanjutnya yang tepat adalah gambar C. 4. Manakah gambar berikut yang memiliki pola berbeda?
A.
B.
C.
D.
Jawaban: D Gambar A, B, dan C adalah gambar segi empat, sedangkan gambar D adalah segi lima. Jadi, jawaban yang tepat adalah D.
21
5. Tentukan susunan jaring-jaring bangun yang sesuai!
Jawaban: B Jaring-jaring yang tepat adalah sesuai dengan gambar B, yaitu bangun balok.
22