1
1. Jelaskan arti muhammadiyah secara estimologis?
Jawaban: Muhammadiyah berasal dari kata bahasa arab “Muhammad” yaitu nama Nabi dan Rasul Allah yang terakhir. Kemudian mendapatkan “ya’nisbiyah” yang artinya menjeniskan. Jadi Muhammadiyah berarti umat “Muhammad SAW” atau “Pengikut Muhammad SAW”, iatu semua orang Islam mengakui dan meyakini bahwa Nabi Muhammad SAW adalah hamba dan pesuruh Allah yang terakhir. 2. Jelaskan arti muhammadiyah secara terminologis?
Jawaban: Muhammadiyah ialah gerakan Islam, Dakwah Amar Makruf Nahi Munkar, beraqidah Islam dan bersumber pada Al-Qur’an Al- Qur’an dan sunnah. 3. Siapa pendiri Muhammadiyah?
Jawaban: Muhammadiyah didirikan oleh K.H Ahmad Dahlan atau dulu dikenal dengan Muhammad Darwis. 4. Kapan Muhammadiyah didirikan dan dimana?
Jawaban: Muhammadiyah didirikan di kota Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijiriyah atau 18 November 1912. 5. Jelaskan faktor-faktor yang melatarbelakangi melatarbelakangi berdirinya muhammadiyah?
Jawaban: berdasarkan hal-hal yang melatarbelakangi melatarbelakangi berdirinya Muhammadiyah, terdapat dua faktor yang melatarbelakangi, yakni faktor subyektif dan faktor obyektif. Faktor subyektif yang sangat kuat, bahkan dapat dikatakan faktor utama dan faktor penentu yang mendorong berdirinya Muhammadiyah adalah hasil pendalaman K.H Ahmad Dahlan terhadap Al-Qur’an Al-Qur’an baik dalam gemar gemar membaca maupun menelaah, membahas, dan mengkaji kansungan isinya. Kemduain terdapat faktor objektif, yang sebagian dapat dikelompokkan dalam faktor internal, yaitu faktor-faktor penyebab yang muncul di tengah-tengah kehidupan masyarakat Islam di Indonesia, dan sebagianna dapat dimasukkan kedalam faktor eksternal, yaitu faktor-faktor penyebab ada diluar tubuh masyarkat Islam Indonesia. 6. Apa yang mendasari KH. Ahmad Dahlan secara subyektif dalam mendirikan Muhammadiyah?
Jawaban: hal yang mendasari K.H Ahmad Dahlan dalam mendasari berdirinya Muhammadiyah secara subyektif yakni bentuk K.H Ahmad Dahlan dalam melaksanakan firman Allah pada surat An-Nisa’ An-Nisa’ ayat 82 dan Muhammad ayat 24, kemudian keinginan ini semakin kuat ketika ia menatap surat Ali Imran ayat 104:
Dan hendaklah ada diantara kamu sekalian segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang makruf dan mencegah yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung” “
2
7. Sebutkan faktor-faktor obyektif yang bersifat internal dalam berdirinya muhammadiyah?
Jawaban: berikut merupakan faktor-faktor objektif yang berasal dari Internal yaitu; a) Ketidakmurnian amalan Islam akibat tidak dijadikannya Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai satu-satunya rujukan oleh sebagian besar umat-Islam Indonesia, b) Lembaga pendidikan yang dimiliki umat Islam belum mampu menyiapkan generasi yang siap mengemban misi selaku “khalifah Allah diatas bumi”, 8. Sebutkan faktor-faktor obyektif yang bersifat eskternal dalam berdirinya muhammadiyah?
Jawaban: a) Semakin meningkatnya gerakan kristenisasi ditengah-tengah masyarakat Indonesia b) Penetrasi bangsa-bangsa Eropa, terutama bangsa Belanda ke Indonesia c) Pengaruh gerakan pembaharuan dalam dunia Islam 9. Berdasarkan faktor-faktor yang ada atas berdirinya Muhammadiyah, sebutkan faktorfaktor lain yang diungkapkan oleh Prof. Mukti Ali dalam bukunya "Interpretasi Amalan Muhammadiyah"?
Jawaban: a) Ketidakbersihan dan campur-aduknya kehidupan agama Islam di Indonesia b) Ketidakefisiennnya lembaga-lembaga pendidikan agama Islam c) Aktivitas misi-misi Katholik dan Protestan; dan d) Sikap acuh tak acuh, malah kadang-kadang sikap merendahkan dari golongan intelegnesia terhadap Islam 10. Jelaskan maksud dan tujuan dari terbentuknya Muhammadiyah?
Jawaban: a) Menegakkan, membuat dan mengupayakan agar tegak dan tidak roboh b) Menjunjung tinggi, membawa atau menjunjung diatas segala-galanya c) Agama Islam, Agama Allah yang diwahyukan lepada para Rasul-Nya dari Nabi Adam, Musa, Ibrahim, hingga Nambi Muhammad SAW sebagai hidayah dan rahmat d) Terwujud, menjasi satu kenyataan akan adanya e) Masyarakat utama, masyarakat yang sennatiasa mengejar keuatamaan dan kemashlahatan untuk kepentingan hidup umat f) Adil dan makmur, suatu kondisi masyarakat 11. Sebutkan amalan-amalan Usaha Muhammadiyah dan berikan penjelasan dari masingmasing amalan usaha.?
Jawaban: a) Bidang Keagamaan (Majlis Tarjih – 1927) b) Bidang Pendidikan c) Bidang Kemasyarakatan d) Bidang politik kenegaraan 12. Jelaskan periodisasi kepemimpinan muhammadiyah?
Jawaban:
3
a) b) c) d) e) f) g) h) i) j) k) l)
KH. Ahmad Dahlan (1912-1923) KH. Ibrahim (1923-1932) KH. Hisyam (1932-1936) KH. Mas Mansyur (1936-1942) Ki Bagus Hadikusumo (1942-1953) A.R Sutan Mansyur (1952-1959) H.M Yunus Anis (1959-1968) KH. Ahmad Badawi (1962-1968) KH. Fakih Usman/A.R Fakhrudin (1968-1971) K.H Abdul Razak Fakhruddin (1971-1990) KH. Azhar Basyir (1990-1995) Prof. Amien Rais/ Syafii Ma’arif (1995-2000)
13. Sebutkan 3 ciri-ciri dari perjuangan Muhammadiyah dan jelaskan dari masing-masing ciri tersebut?
Jawaban: a) Muhammadiyah sebagai gerakan Islam, dari latar belakang berdirinya Muhammadiyah jelaslah bahwa sesungguhnya kelahiran Muhammadiyah itu tidak lain karena diilhami dan dimotivasi dan disemangati oleh ajaran-ajaran Al- Qur’an, serta merealisasikan prinsip-prinsip ajaran Islam dalam kehidupan yang riil dan konkrit. b) Muhammadiyah sebagai gerakan Dakwah Islam Amar Makruf Nahi Munkar, Muhammadiyah ebagai pergerakan dakwah yang menekankan pengajaran serta pendalaman nilai-nilai Islam dan memiliki kepedulian yang sangat besar terhadap penetrasi misi Kristen di Indonesia. c) Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid (Reformasi), makna tajdid dari segi bahasa berarti pembaharuan, dan dari segi istilah tajdid memiliki dua arti, yakni pemurnian dan peningkatan/pengembangan/modernisasi. Muhammadiyah sebagai gerakan puritan yang menjadik an fokus utama “Pemurnian atau pembersihan ajaran -ajaran Islam dari sinkritisme dan belenggu formalisme. Sementara K.H Ahmad Siddiq, seorang tokoh ulama Nahdliyin dari malang menjelaskan bahwa makna dari tajdid dalam arti pemurnian menyasar pada tiga dasar, yaitu: 1) I’adah atau pemulihan, yaitu mebersihkan ajaran Islam yang tidak murni lagi 2) Iba:nah atau memisahkan, yaitu memisah-misahkan secara cermat oleh ahlinya, mana yang sunnah dan mana pula yang bid’ah 3) Ihya’ atau menghidup-hidupkan, yaitu menghidupkan ajaran-ajaran Islam yang belum terlaksana atau yang terbengkalai.
4
Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Warga Muhammadiyah ( MKCHM) 1) 2) 3) 4) 5)
Berasaskan Islam Islam agama wahyu sejak N.Adam -N.Muhammad saw Berdasarkan Al-Qur'an dan As-Sunnah Terlaksananya ajaran Islam meliputi Aqidah, Akhlak, Ibadah, Mu'amalah, Duniawiyah. Negara yang adil dan makmur dan diridhai Allah SWT.
Penyebab gerakan ekonomi belum optimal a. Berskala lokal sulit diintegrasikan. b. Tidak memiliki keterikatan dengan usaha yang lain. c. Enggan dengan usaha yang mencari profit. d. Keterbatasan SDM yang menekuni bisnis e. Kurangnya jaringan kerja dalam aspek ekonomi. f. Kurangnya pembinaan dalam berbisnis.
Rekomendasi gerakan ekonomi Muhammadiyah a. Dikelola pendekatan korporasi. b. Konsorsium dibidang ekonomi, pendidikan, kesehatan c. Fokus pengentasan kemiskinan kepada mereka yang miskin d. Tidak setiap aset wakaf untuk tempat ibadah tetapi juga untuk bisnis. e. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan f. Dibutuhkan profesionalitas dan militansi. g. Memperluas jaringan produksi dan pemasaran. h. Usaha simpan pinjam untuk mendukung pendanaan. i. Saham bersama warga Muhammadiyah j. BUMM lintas majelis ekonomi. j. Strategi kelembagaan dan usaha ditingkat PWM k. Staf ahli dari PTM Dakwah Kultural adalah upaya menanamkan nilai-nilai Islam dalam seluruh dimensi kehidupan dengan memperhatikan potensi dan kecendrungan manusia sebagai makhluk budaya secara luas dalam rangka mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Dakwah Kultural lebih memperhatikan kreativitas dengan melakukan purifikasi dakwah Islam
5
dalam bentuk strategi kebudayaan dan strategi perubahan sosial. Dakwah Kultural di Muhammadiyah 1) Majelis Tabligh dan Dakwah Khusus berbicara masalah dakwahnya 2) Majlis tarjih berbicara masalah batas batas yang mungki n dilakukan sesuai syari’ah 3) Lembaga Seni Budaya berbicara mengenai implementasinya Dakwah kultural melakukan dinamisasi kreasi budaya yang memiliki kecendrungan untuk selalu berkembang dan berubah kearah yang lebih baik dan islami dan melakukan purifikasi sebagai pemurnian nilai-nilai dalam budaya dengan mencerminkan nilai-nilai tauhid.
Syirik dalam dimensi Rububiyah mempercayai ada makhluk yang mampu menolak segala kemudharatan dan meraih segala kemanfaatan, dapat memberi berkat sehingga orang meminta bantuan kepada makhluk tersebut untuk menolak petaka atau meraih keuntungan. Syirik dalam dimensi mulkiya yaitu mematuhi sepenuhnya penguasa muslim atau non muslim disamping menyatakan patuh kepada Allah padahal pemimpin itu menghalalkan apa yang diharamkan Allah dan mengharamkan apa yang dihalalkan Allah serta mengajak melakukan kemaksiatan. Syirik dalam dimensi ilahiyah misalnya berdo’a kepada Allah melalui perantaraan orang yang sudah meninggal dunia.
Pengertian Tauhid Tauhid berasal dari kata ‘ahada yang artinya satu atau tunggal, secara bahasa tauhid bermakna menunggalkan atau mengesakan. Secara istilah tauhid ialah mengesakan Allah SWT baik dari segi dzat, nama, dan sifat maupun perbutan- Nya (af’al) Tauhid Rububiyah: suatu keyakinan bahwa Allah adlah Tuhan penciptaa langi dan bumi, pencipta semua makhluk dan penguasa seluruh alam semesta. Kesadaran dan keyakinan bahwa Allah satu-satunya Dzat yang menciptakan serta mengatur alam semesta dengan seluruh isinya. Tauhid Mulkiyah: keyaninan bahwa segala sesuatu di alam semesta ini adalah merupaka ciptaan Allah semata, diciptakan atas dan kekuasaan-Nya dan seluruh hasil ciptaanNya adalah mutlak milik-Nya Tauhid Ulu:hiyah: sesuatu yang disembah dengan penuh kecintaan dan pengagungan