Tahuka Tah ukah h Kamu Karbol Karbo l ? Mei 12, 2008 pada 3:09 am (Kimia (Kimia Terapan) Terapan) Pada iklan-iklan ditelevisi salah satu produk karbol atau kreolin menginformasikan bahwa karbol tersebut segarnya aroma cemara. Jika kita telusuri karbol berasal dari getah pohon pinus bukan dari getah pohon cemara. Ini berarti aroma yang timbul seharusnya aroma pinus bukan aroma cemara. Ini pembohongan public? Getah pohon pinus di olah melalui proses penyulingan akan menghasilkan minyak pinus yang dinamakan pine oil dan residunya dinamakan arpus (gondorukem). Bentuk arpus mirip bongkahan batu berwarna coklat kekuninga-kuningan mudah pecah. Arpus inilah sebagai bahan utama sekaligus sebagai bahan aktif pembuatan karbol atau kreolin. Arpus mengandung desinfektan cocok untuk pembersih lantai sekaligus pembunuh kuman, bakteri dan jamur sehingga kita terhindar penyakit. Minyak pinus (pine oil) juga berfungsi sebagai desinfektan dan juga sebagai antiseptic. Bila kita mengetahui lebih jauh, banyak sekali kegunaan dari cairan karbol. Penulis akan menjabarkan kegunaan-keguanaan kreolin adalah sebagai berikut: 1. Pembersih Pembersih lantai lantai sekaligu sekaliguss pembunuh pembunuh kuman, bakteri bakteri maupun maupun jamur, jamur, tidak tidak hanya cocok untuk di kamar mandi saja sehingga kita betah di kamar mandi berjam-jam, tetapi untuk semua ruangan dirumah, perkantoran, rumah sakit dll. 2. Mengatasi Mengatasi bau yang sangat sangat membande membandell yang tidak tidak bisa bisa diatasi diatasi oleh oleh pewangi atau parfum apapun. Bau tidak sedap disebabkan oleh kuman atau jamur hidup dengan memberikan cairan karbol bau tak sedap akan hilang seketika. Juga bisa penghilang bau bangkai dengan menyiramkan cairan karbol di bangkai tersebut. 3. Keset dan wangi segarnya segarnya aroma aroma pinus pinus (bukan (bukan cemara cemara yang tahu tahu selama selama ini), ini), maksudnya lantai tidak licin sehingga tidak mudah akan terpeleset umumnya untuk kamar mandi dan kususnya bagi yang punya anak kecil. Wanginya segar nuansa pegunungan pohon pinus. 4. Karbol + diterjen diterjen bisa bisa untuk untuk membersih membersihkan kan kerak-kera kerak-kerak k yang membande membandel. l. Pembuatan karbol Dalam pembuatan karbol ada dua cara yaitu cara dingin dan cara panas. Cara dingin dengan menggunakan air dingin akan menghasilkan karbol berwarna seperti kopi susu dan cara panas akan menghasilkan karbol berwarna seperti minyak goreng. Arpus yang berbentuk bongkahan ini harus ditumbuk sampai halus supaya mudah dilarutkan nantinya. Selanjutnya simak dibawah ini Komposisi pembuatan karbol: 1. 2. 3. 4.
Arpus 1kg NaOH NaOH secu secuku kupn pnya ya Camper per 50 gr Pine Pine Oil/ Oil/Mi Miny nyak ak pinu pinuss
5. Air 10 – 20 liter Peralatan yang dibutuhkan: Penumbuk, Ayakan, Ember plastik, pengaduk kayu. Cara membuat: 1. 2. 3. 4. 5.
Larutkan NaOH dalam air 6 liter di Ember plstik aduk rata (1) + Arpus aduk rata dan biarkan beberapa lama Larutkan Camper dalam minyak pinus terjadi larutan homogen (2) + (3) aduk rata (4) + beri sisa air yang dibutuhkan dan siap dikemas
Cara Membuat Karbol Bahan utama karbol berbentuk coklat kekuning-kuningan berbentuk bongkahan batu mudah pecah, namanya arpus mengandung desinfektan cocok untuk pembersih lantai, sekaligus pembunuh kuman, bakteri, jamur, sehingga terhindar dari penyakit. Minyak pinus berfungsi sebagai desinfektan dan antiseptic. Jadi Karbol berasal dari getah pohon pinus yang disuling dan menghasilkan minyak pinus dan residunya dinamakan arpus. Pemakaian karbol biasanya banyak digunakan di rumah sakit, klinik, mall, toilet umum, dan dirumah. Selain untuk membunuh kuman karbol juga bisa mengatasi bau yang sangat mengganggu dan membandel, tambahkan detergent bisa membersihkan kerak-kerak yang membandel. Untuk membuat karbol sangat mudah hanya saja pada saat membuat sebaiknya di ruang yang agak terbuka, karena proses nya ada bau yang ditimbulkan dari arpus yang cukup menyengat. Alat-alat untuk membuat Karbol antara lain : timbangan, wadah, pengaduk,panci,kompor,gelas ukur. Bahan-bahan untuk membuat Karbol antara lain: NaOH, Arpus, Minyak Pinus, Air Cara membuat Karbol antara lain :
Panaskan air dipanci sampai mendidih lalu masukkan arpus perlahan-lahan kedalamnya sambi l diaduk terus sampai semua larut.
Pindahkan ke wadah plastik dan masukkan NaOH kedalamnya dan aduk lagi sampai larut. Bila larutan sudah rata masukkan minyak pinus kedalam adukan aduk perlahan-lahan, Biarkan sampai dingin lalu pindahkan ke botol. Keunggulan Karbol: •
Membuatnya mudah, bahan banyak dijual ditoko bahan kimia.
Karbol 1. Data Umum Produk NO
ITEM
KETERANGAN
1 Nama Merk
B'Glow / AorA
2 Jenis Produk
Pel Lantai Karbol
3 Sifat Dasar Produk
Pembersih Lantai dan pembasmi kuman
4 Bentuk Fisik
Cairan (liquid)
5 Odor
Khas Karbol
6 pH
Netral
7 Viskositas
08 - 09 cps (fore cup method)
8 Berat Jenis ( SG )
1,02
9 Warna
Bening Awan, keruh (jika dikocok)
10 Bahan Aktif
Surfactan, disinfectant dan zat aktif karbol
2. Spesifikasi Aplikasi Produk No.
Aplikasi
Daya Bersih
Daya Kilap
Waktu Kering
Mengangkat minyak, lemak Terhadap lantai ubin / 1 dan kotoran organik dengan Mengkilap Singkat keramik baik Mengangkat debu, kerak, dan bahan organik dengan baik
Status Produk
Good quality
Sangat Singkat
Good quality
Terhadap permukaan Membersihkan unsur-unsur 3 wasthafel & closed biologis yang menempel Mengkilap Singkat kamar mandi pada permukaan
Good quality
2 Terhadap kaca
Mengkilap
3. Kegunaan Produk ini berfungsi efektif dalam membersihkan debu, kotoran organik yang menempel pada bidang lantai keramik/ubin ruangan, dinding ruangan, permukaan closed dan washtafel kamar mandi. Efektif membunuh dan menghilangkan bau tidak sedap yang disebabkan oleh mikroorganisme patogen, sisa makanan dan bahan kimia. Wangi karbol yang khas menebarkan aroma yang menyegarkan di sekitar ruangan sepanjang waktu. 4. Aturan Pakai Dalam kegunaannya sebagai pembersih lantai keramik/ubin digunakan air sebagai pengencer dengan perbandingan 1 : 10 bagian air ( ± 1/3 gelas karbol dengan ½ ember kecil air) dengan menggunakan kain/alat pel. Untuk membersihkan bidang kaca, permukaan washtafel dan closed kamar mandi dapat langsung digunakan tanpa perlu dilarutkan dengan air. Penggunaan sebagai disinfectant. pada area peternakan, pemotongan hewan dan ruangan biologis seperti area rumah sakit, kamar mandi, ruang isolasi, dan lain-lain gunakan alat spray dalam keadaan concentrate (tanpa pengenceran). Dianjurkan kocok dulu sebelum digunakan. 5. Keunggulan Produk ini memiliki daya angkat yang baik dalam membersihkan minyak, lemak, kotoran organik, debu dan sisa-sisa makanan. Sangat efektif dalam membunuh mikroorganisme patogen seperti, E. coly, salmonella, kapang. Aroma karbol yang khas dalam produk ini tidak disukai oleh hewan-hewan kecil seperti golongan serangga (insectant), anthropoda, vermes, molusca menjadikan lantai anda bersih dan higenis sepanjang waktu sehingga anak-anak aman bermain di lantai. 6. Sifat Fisik, Kimia, Biologi Produk ini berbentuk cair (liquid) berwarna bening awan, jika dikocok menjdi putih keruh dan berbusa mengindikasikan produk ini memiliki daya reaktif yang kuat dan jika didiamkan dalam waktu lama bentuknya akan kembali berwarna bening awan, memiliki berat jenis (SG) 1,02 dan pH yang netral (pH 7) sampai sedikit basa, beraroma kh as karbol. Komposisi kimia produk ini terdiri dari surfactan, disinfectant., dan bah an aktif karbol sehingga efektif sebagai pembersih. Sifat biologi produk ini mampu membunuh secara efektif mikroorganisme patogen seperti, E. coly, salmonella, k apang. 7. Penyimpanan Produk ini sebaiknya di simpan dalam keadaan tertutup rapat untuk menghindari penguapan bahan aktif dan terabsorbsinya polutan ke dalam produk, simpan di tempat yang sejuk. Dengan penyimpanan yang baik produk ini mampu bertahan 3 hingga 5 tahun dari pengaruh polutan dan oksidasi sinar matahari. 8. Peringatan Bahan bersifat toxic jika diminum. Jauhkan dari jangkauan anak-anak, bila terkena mata bilaslah dengan air yang banyak dengan air bersih. Jika tertelan, segera minum air sebanyak mungkin.
Karbol bersifat korosif sehingga Ketika Menggunakan seharusnya memakai Sarung tangan . Namun kadang-kadang Kita Kurang memperhatikan hal ini, dan akhirnya tangan panas bahkan bisa melepuh . Kalau sudah begitu Apa yang Harus kita lakukan? Gampang.....karbol mengandung fenol yang bersifat asam, maka untuk menetralisir kita memerlukan bahan kimia yang bersifat basa, yaitu Soda Kue . Tangan yang kepanasan atau melepuh tersebut cukup kita endam dalam Air yang diberi soda kue.
Desinfektan Desinfektan adalah bahan kimia yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau kuman penyakit lainnya. Disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati. Desinfeksi adalah membunuh mikroorganisme penyebab penyakit dengan bahan kimia atau secara fisik, hal ini dapat mengurangi kemungkinan terjadi infeksi dengan jalam membunuh mikroorganisme patogen. Desinfeksi dilakukan apabila sterilisasi sudah tidak mungkin dikerjakan, meliputi : penghancuran dan pemusnahan mikroorganisme patogen yang ada tanpa tindakan khusus untuk mencegah kembalinya mikroorganisme tersebut. 10 kriteria suatu desinfektan dikatakan ideal, yaitu : 1. Bekerja dengan cepat untuk menginaktivasi mikroorganisme pada suhu kamar 2. Aktivitasnya tidak dipengaruhi oleh bahan organik, pH, temperatur dan kelembaban 3. Tidak toksik pada hewan dan manusia 4. Tidak bersifat korosif 5. Tidak berwarna dan meninggalkan noda 6. Tidak berbau/ baunya disenangi 7. Bersifat biodegradable/ mudah diurai 8. Larutan stabil 9. Mudah digunakan dan ekonomis 10. Aktivitas berspektrum luas B. Variabel dalam desinfektan 1. Konsentrasi (Kadar) Konsentrasi yang digunakan akan bergantung kepada bahan yang akan didesinfeksi dan pada organisme yang akan dihancurkan. 2. Waktu Waktu yang diperlukan mungkin dipengaruhi oleh banyak variable. 3. Suhu Peningkatan suhu mempercepat laju reaksi kimia. 4. Keadaan Medium Sekeliling pH medium dan adanya benda asing mungkin sangat mempengaruhi proses disinfeksi. C. Antiseptik Antiseptik adalah zat yang dapat menghambat atau menghancurkan mikroorganisme pada jaringan hidup, sedang desinfeksi digunakan pada benda mati. Desinfektan dapat pula
digunakan sebagai antiseptik atau sebaliknya tergantung dari toksisitasnya. Antiseptik adalah substansi kimia yang dipakai pada kulit atau selaput lendir untuk mencegah pertumbuhan mikroorganisme dengan menghalangi atau merusakkannya. Sedangkan desinfektan, pada dasarnya sama, namun istilah ini disediakan untuk digunakan pada benda-benda mati. Beberapa antiseptik merupakan germisida, yaitu mampu membunuh mikroba, dan ada pula yang hanya mencegah atau menunda pertumbuhan mikroba tersebut. Antibakterial adalah antiseptik hanya dapat dipakai melawan bakteri. D. Macam-Macam Desinfektan Dan Antiseptik 1. Garam Logam Berat Garam dari beberapa logam berat seperti air raksa dan perak dalam jumlah yang kecil saja dapat membunuh bakteri, yang disebut oligodinamik. Hal ini mudah sekali ditunjukkan dengan suatu eksperimen. Namun garam dari logam berat itu mudah merusak kulit, makan alat-alat yang terbuat dari logam dan lagipula mahal harganya. Meskipun demikian, orang masih biasa menggunakan merkuroklorida (sublimat) sebagai desinfektan. Hanya untuk tubuh manusia lazimnya kita pakai merkurokrom, metafen atau mertiolat. 2. Zat Perwarna Zat perwarna tertentu untuk pewarnaan bakteri mempunyai daya bakteriostatis. Daya kerja ini biasanya selektif terhadap bakteri gram positif, walaupun beberapa khamir dan jamur telah dihambat atau dimatikan, bergantung pada konsentrasi zat pewarna tersebut. Diperkirakan zat pewarna itu berkombinasi dengan protein atau mengganggu mekanisme reproduksi sel. Selain violet Kristal (bentuk kasar, violet gentian), zat pewarna lain yang digunakan sebagai bakteriostatis adalah hijau malakhit dan hijau cemerlang. 3. Klor dan senyawa klor Klor banyak digunakan untuk sterilisasi air minum. persenyawaan klor dengan kapur atau dengan natrium merupakan desinfektan yang banyak dipakai untuk mencuci alat-alat makan dan minum. 4. Fenol dan senyawa-senyawa lain yang sejenis Larutan fenol 2 – 4% berguna sebagai desinfektan. Kresol atau kreolin lebih baik khasiatnya daripada fenol. Lisol ialah desinfektan yang berupa campuran sabun dengan kresol; lisol lebih banyak digunakan daripada desinfektan-desinfektan yang lain. Karbol ialah nama lain untuk fenol. Seringkali orang mencampurkan bau-bauan yang sedap, sehingga desinfektan menjadi menarik. 5. Kresol Destilasi destruktif batu bara berakibat produksi bukan saja fenol tetapi juga beberapa senyawa yang dikenal sebagai kresol. Kresol efektif sebagai bakterisida, dan kerjanya tidak banyak dirusak oleh adanya bahan organic. Namun, agen ini menimbulkan iritasi (gangguan) pada jaringan hidup dan oleh karena itu digunakan terutama sebagai disinfektan untuk benda mati. Satu persen lisol (kresol dicampur dengan sabun) telah digunakan pada kulit, tetapi konsentrasi yang lebih tinggi tidak dapat ditolerir. 6. Alkohol Sementara etil alcohol mungkin yang paling biasa digunakan, isoprofil dan benzyl alcohol juga antiseptic. Benzyl alcohol biasa digunakan terutama karena efek preservatifnya (sebagai pengawet).
7. Formaldehida Formaldehida adalah disinfektan yang baik apabila digunakan sebagai gas. Agen ini sangat efektif di daerah tertutup sebagai bakterisida dan fungisida. Dalam larutan cair sekitar 37%, formaldehida dikenal sebgai formalin. 8. Etilen Oksida Jika digunakan sebagi gas atau cairan, etilen oksida merupakan agen pembunuh bakteri, spora, jamur dan virus yang sangat efektif. Sifat penting yang membuat senyawa ini menjadi germisida yang berharga adalah kemampuannya untuk menembus ke dalam dan melalui pada dasarnya substansi yang manapun yang tidak tertutup rapat-rapat. Misalnya agen ini telah digunakan secara komersial untuk mensterilkan tong-tong rempah- rempah tanpa membuka tong tersebut. Agen ini hanya ditempatkan dalam aparatup seperti drum dan, setelah sebagian besar udaranya dikeluarkan dengan pompa vakum, dimasukkanlah etilen oksida. 9. Hidogen Peroksida Agen ini mempunyai sifat antseptiknya yang sedang, karena kemampuannya mengoksidasi. Agen ini sangat tidak stabil tetapi sering digunakan dalam pembersihan luka, terutama luka yang dalam yang di dalamnya kemungkinan dimasuki organisme aerob. 10. Betapropiolakton Substansi ini mempunyai banyak sifat yang sama dengan etilen oksida. Agen ini mematikan spora dalam konsentrasi yang tidak jauh lebih besar daripada yang diperlukan untuk mematikan bakteri vegetatif. Efeknya cepat, ini diperlukan, karena betapropiolakton dalam larutan cair mengalami hidrolisis cukup cepat untuk menghasilkan asam akrilat, sehingga setelah beberapa jam tidak terdapat betapropiolakton yang tersisa.
11. Senyawa Amonium Kuaterner Kelompok ini terdiri atas sejumlah besar senyawa yang empat subtituennya mengandung karbon, terikat secara kovalen pada atom nitrogen. Senyawa – senyawa ini bakteriostatis atau bakteriosida, tergantung pada konsentrasi yang digunakan; pada umumnya, senyawa-senyawa ini jauh lebih efektif terhadap organisme gram-positif daripada organisme gram-negatif. 12. Sabun dan Detergen Sabun bertindak terutama sebagai agen akti-permukaan;yaitu menurunkan tegangan permukaan. Efek mekanik ini penting karena bakteri, bersama minyak dan partikel lain, menjadi terjaring dalam sabun dan dibuang melalui proses pencucian. 13. Sulfonamida Sejak 1937 banyak digunakan persenyawaan-persenyawaan yang mengandung belerang sebagai penghambat pertumbuhan bakteri dan lagipula tidak merusak jaringan manusia. Terutama bangsa kokus seperti Sterptococcus yang mengganggu tenggorokan, Pneumococcus, Gonococcus, dan Meningococcus sangat peka terhadap sulfonamide. 14. Antibiotik Antibiotik ialah zat-zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, dan zat-zat itu dalam jumlah yang sedikit pun mempunyai daya penghambat kegiatan mikroorganisme yang lain.
Antiseptik atau germisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan yang hidup seperti pada permukaan kulit dan membran mukosa.[1][2]Antiseptik berbeda dengan antibiotik dan disinfektan, yaitu antibiotik digunakan untuk membunuh mikroorganisme di dalam tubuh, dan disinfektan digunakan untuk membunuh mikroorganisme pada benda mati.[2] Hal ini disebabkan antiseptik lebih aman diaplikasikan pada jaringan hidup, daripada disinfektan.[3] Penggunaan disinfektan lebih ditujukan pada benda mati, contohnya wastafel atau meja.[3] Namun, antiseptik yang kuat dan dapat mengiritasi jaringan kemungkinan dapat dialihfungsikan menjadi disinfektan contohnya adalah fenol yang dapat digunakan baik sebagai antiseptik maupun disinfektan.[4] [3] Penggunaan antiseptik sangat direkomendasikan ketika terjadi epidemi penyakit karena dapat memperlambat penyebaran penyakit.[5] Efektivitas antiseptik dalam membunuh mikroorganisme bergantung pada beberapa faktor, misalnya konsentrasi dan lama paparan.[6] Konsentrasi mempengaruhi adsorpsi atau penyerapan komponen antiseptik.[7] Pada konsentrasi rendah, beberapa antiseptik menghambat fungsi biokimia membran bakteri, namun tidak akan membunuh bakteri tersebut.[7] Ketika konsentrasi antiseptik tersebut tinggi, komponen antiseptik akan berpenetrasi ke dalam sel dan mengganggu fungsi normal seluler secara luas, termasuk menghambat biosintesis(pembuatan) makromolekul dan persipitasi protein intraseluler dan asam nukleat (DNA atau RNA}.[7] Lama paparan antiseptik dengan banyaknya kerusakan pada sel mikroorganisme berbanding lurus.[7] Jenis-jenis Mekanisme kerja antiseptik terhadap mikroorganisme berbeda-beda, misalnya saja dengan mendehidrasi (mengeringkan) bakteri, mengoksidasi sel bakteri, mengkoagulasi (menggumpalkan) cairan di sekitar bakteri, atau meracuni sel bakteri.[4] Beberapa contoh antiseptik diantaranya adalah hydrogen peroksida, garam merkuri, boric acid, dan triclosan.[3][4][7] Hidrogen peroksida Hidrogen peroksida (H2O2) adalah agen oksidasi, merupakan antiseptik kuat namun tidak mengiritasi jaringan hidup.[3][4] Senyawa ini dapat diaplikasikan sebagai antiseptik pada membrane mukosa.[4] Kelemahan dari zat ini adalah harus selalu dijaga kondisinya karena zat ini mudah mengalami kerusakan ketika kehilangan oksigen.[4] Garam merkuri Senyawa ini adalah antiseptik yang paling kuat. Merkuri klorida (HgCl) dapat digunakan untuk mencuci tangan dengan perbandingan dalam air 1:1000.[4]. Senyawa ini dapat membunuh hampir semua jenis bakteri dalam beberapa menit.[4]. Kelemahan dari senyawa ini adalah berkemungkinan besar mengiritasi jaringan karena daya kerja antimikrobanya yang sangat kuat.[4]. Asam Borat Asam Borat merupakan antiseptik lemah, tidak mengiritasi jaringan.[4] Zat ini dapat digunakan secara optimum saat dilarutkan dalam air dengan perbandingan 1:20. Triclosan adalah antiseptik yang efektif dan populer, bisa ditemui dalam sabun, obat kumur, deodoran, dan lain-lain.[7] Triclosan mempunyai daya antimikroba dengan spektrum luas (dapat melawan berbagai macam bakteri) dan mempunyai sifat toksisitas
minim.[7] Mekanisme kerja triclosan adalah dengan menghambat biosintesis lipid sehingga membran mikroba kehilangan kekuatan dan fungsinya.[7]
Fenol Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus hidroksil (-OH) yang berikatan dengancincin fenil. Daftar isi [sembunyikan]
•
1 Ikhtisar
•
2 Karakteri stik
•
3 Produksi
•
4 Penggun aan
•
5 Lihat Pula
•
6 Referens i
•
7 Pranala luar
[sunting]Ikhtisar Kata fenol juga merujuk pada beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.
[sunting]Karakteristik
Fenol memiliki kelarutan terbatas dalam air , yakni 8,3 gram/100 ml. Fenol memiliki sifat yang cenderung asam, artinya ia dapat melepaskan ion H + dari gugus hidroksilnya. Pengeluaran ion tersebut menjadikan anion fenoksida C6H5O− yang dapat dilarutkan dalam air. Dibandingkan dengan alkohol alifatik lainnya, fenol bersifat lebih asam. Hal ini dibuktikan dengan mereaksikan fenol dengan NaOH, di mana fenol dapat melepaskan H +. Pada keadaan yang sama, alkohol alifatik lainnya tidak dapat bereaksi seperti itu. Pelepasan ini diakibatkan pelengkapan orbital antara satu-satunya pasangan oksigen dan s istem aromatik, yang mendelokalisasi beban negatif melalui cincin tersebut dan menstabilkan anionnya.
[1]
[sunting]Produksi Fenol didapatkan melalui oksidasi sebagian pada benzena atau asam benzoat dengan proses Raschig, Fenol juga dapat diperoleh sebagai hasil dari oksidasi batu bara.
[sunting]Penggunaan Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik seperti yang digunakan Sir Joseph Lister saat mempraktikkan pembedahan antiseptik. Fenol merupakan komponen utama pada anstiseptik dagang, triklorofenol atau dikenal sebagai TCP ( trichlorophenol ). Fenol juga merupakan bagian komposisi beberapa anestitika oral, misalnya semprotan kloraseptik. Fenol berfungsi dalam pembuatan obat-obatan (bagian dari produksi aspirin, pembasmi rumput liar, dan lainnya. Fenol yang terkonsentrasi dapat mengakibatkan pembakaran kimiawi pada kulit yang terbuka. Fenol : a. mengandung gugus OH, terikat pada sp 2-hibrida b. mempunyai titik didih yang tinggi c. mempunyai rumus molekul C 6H6O d. Fenol larut dalam pelarut organik e. berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna f. mempunyai massa molar 94,11 0C g. mempunyai titik didih 181,9 oC h. mempunyai titik lebur 40,9 oC Penyuntikan fenol juga pernah digunakan pada eksekusi mati. Penyuntikan ini sering digunakan pada masa Nazi, Perang Dunia II. Suntikan fenol diberikan pada ribuan orang di kemah-kemah, terutama di Auschwitz-Birkenau. Penyuntikan ini dilakukan oleh dokter secara penyuntikan ke vena (intravena) di lengan dan jantung. Penyuntikan ke jantung dapat mengakibatkan kematian langsung.
[2]