SURVEY dan INSPEKSI KAPAL “SURVEY EKSTERNAL KAPAL”
Kelompok 1 1. Ivan Nabil A.
04211340000055
2. Diga Galani
04211340000109
3. Dedi Ardiansyah
04211440000005
4. Desi Annike Putri
04211440000010
5. Favi Ainin Fitria
04211440000011
DEPARTEMEN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2017
KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah . Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mengimpresentasikan secara tertulis dari pengalaman-pengalaman sewaktu bekerja sebagai Owner Surveyor dari perusahaan pelayaran serta kontraktor teknik yang berkaitan dengan permasalahan teknis di kapal. Oleh karena itu, melalui tulisan ini penulis sedikit banyak akan dapat memberikan sumbangsih bagi pustaka kelautan khususnya teknik perawatan dan reparasi kapal. Sebagai penulis yang menyusun naskah ini, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah menerima, bekerja bersamasama serta team kerja yang selama ini telah bekerja dengan sangat baik dan dedikasi yang tinggi. Sehingga pada suatu kesempatan dan waktu yang berbeda penulis dapat menyususun berbagai hal pada lain waktu kesempatan. Penulis menyadari bahwa sebaik-baiknya hasil pekerjaan pasti ada ketidaksempurnaan, begitu juga penulisan naskah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Penulis berharap adanya masukan, saran maupun kritik dari pembaca untuk penyempurnaan naskah ini selanjutnya. Akhir kata, semoga naskah ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca sekalian.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam pemakaian operasi kapal mengakibatkan konstruksi dam permesinannya akan kehilangan sebagian atau seluruh mutu awalnya, sehingga akan mengganggu atau mengurangi pemakaian operasi selanjutnya yang mengharuskan untuk mereparasi atau merawat secara berkelanjutan kapal tersebut. Kehilangan sebagian atau keseluruhan mutu awalnya dari sebuah kapal tergantung dari berbagai macam keausan dan kerusakan, yang disebabkan antara lain oleh. Pengkaratan, Geseran, Erosi, Kelelahan (Material Fatique), Pemanasan sampai temperatur tinggi, Perubahan struktur material, Pemakaian operasinya yang terlalu berat, Kecelakaan, Pembangunan atau Perbaikan yang tidak memenuhi ketentuan yang berlaku. Kerusakan pada suatu kapal secara umum memang banyak terjadi seperti yang disebutkan di atas, namun sejauh ini yang terjadi keausan maupun kerusakan mutu struktur kapal dapat di minimalisir dengan inspeksi, dan perawatan secara berkala dengan tujuan terjaminnya kelancaran, keamanan dan keselamatan operasi suatu kapal. Karena kapal merupakan objek vital yang bergerak di air, khususnya di laut maka sudah seharusnya dilakukan prosedur atau manajemen inspeksi dan survey secara periodik, sesuai yang disyaratkan klass kapal tersebut maupun dari petunjuk teknis spesifikasi dari galangan kapal tempat kapal tersebut di bangun.
1.2 Tujan Makalah 1. Mengetahui survey dan inspeksi pada kapal dan jenis-jenis survey. 2. Mengetahui berbagai macam survey diatas garis air dan dibawah garis Air.
BAB II ISI 2.1 Macam- macam Survey dan Inspeksi Kapal Dalam bidang perkapalan perawatan kapal perlu dilakukan untuk mempertahankan ketahanan kapal agar life time nya lebih panjang sehingga tingkat produktifitas lancar berkembang tidak terganggu akibat adanya kerusakan kapal. Selain itu juga dilakukan survey secara berkala untuk pengecekan kondisi kapal sekaligus pendataan kapal pada kelas. Tujuan perawatan kapal adalah Menjamin terlaksananya pelaksanaan sistem pemeliharaan terencana (PMS, Planned Maintenance System) di kapal yang memenuhi persyaratan, sesuai dengan: -
Peraturan Pemerintah (Statutories) yang mengacu ke Konvensi IMO (International Maritime Organization); yaitu: Safety of Life at Sea (SOLAS) & Marine Pollution (MARPOL)
-
Peraturan class baik itu BKI, LR, GL dan Lain-lain
-
Buku Petunjuk Pemeliharaan dari Manufacturer
Kapal yang dikelaskan di BKI harus melaksanakan survey mempertahankan kelas sesuai waktu yang ditentukan. Dalam rangka mempertahankan kelas, survey periodik dan survey khusus untuk lambung, instalasi mesin dan instalasi listrik, dan setiap perlengkapan khusus yang dikelaskan harus dilaksanakan. Ketentuan umum survey mempertahankan kelas : Surveyor harus diberikan kebebasan setiap saat untuk naik ke kapal dan atau memasuki bengkel, untuk dapat melaksanakan tugasnya. Semua bagian yang akan disurvey harus dalam keadaan bebas, bersih dan harus dalam keadaan bebas dari gas, bila dianggap perlu oleh surveyor Sertifikat kelas dan data lainnya yang berkaitan dengan klasifikasi harus ditunjukkan kepada surveyor. BKI berhak untuk memperluas lingkup survey dan atau pemeriksaan karena alasan tertentu. Catatan dari setiap survey, termasuk persyaratan khusus untuk mempertahankan kelas akan dicatat pada sertifikat klasifikasi terkait. Sebagai Marine Surveyor, ada 2 macam survey dan inspeksi kapal yang biasanya dilakukan baik itu digalangan maupun pada saat di kapal yaitu : a. Statutory Survey Merupakan jenis survey yang meliputi keselamatan kapal dan penumpang yang berdasarkan SOLAS. Pada survey ini, pemeriksaan dilakukan pada Load Line Survey yaitu pemeriksaan yang dilakukan pada semua bukaan kapal yang berada pada geladak
utama dan semua harus kedap air. Untuk survey ini, yang memeriksa adalah Dirjen Perhubungan Laut. Selain SOLAS ada pula MARPOL, IMO, ISPS, dan ISM. Ruang lingkup survei ini sering didefinisikan untuk melakukan hal-hal khusus dan relevan dengan keselamatan selama operasi. 24 persen dari rekomendasi survey berada pada kategori ini. b. Mandatory (Class) Survey Survey jenis ini, pemeriksaannya dilakukan oleh class. Ada banyak class diantaranya : IACS (International Association Class Society), LR, GL, BV, NK, ABS, BKI (dibawah naungan dirjen perhubungan kelautan), dan lain-lain. Jenis survey ini pemeriksaan lebih difokuskan pada pemeriksaan struktur seperti hull dan machinery Gambar dibawah ini menunjukkan berbagai masalah struktural yang diidentifikasi dalam survey .
Gambar 1.1 Kegagalan Struktur pada kapal (sumber Ship inspection report 2009)
Pemeriksaan secara Statutory dan Mandatory dilakukan setiap tahun dan setelah 5 tahun saat surat berlayarnya habis, maka surat-surat tersebut harus diperbaharui. Survey dilakukan dalam kurun waktu yang telah ditentukan yaitu diantaranya :
Gambar 2. Struktur Survey kapal Keterangan : -
AS
: Annual Survey
-
DS
: Docking Survey
-
SS
: Special Survey
-
IS
: Intermediate Survey
1. Annual Survey (AS) Survey yang dilakukan setiap tahun. Survey ini lebih difokuskan pada fungsi dari seluruh system yang ada di kapal dan peralatan-peralatan yang mendukung kerja kapal. Annual survey ini tidak harus dilakukan didok kecuali untuk beberapa special case. Untuk Annual survey, boleh diberi tambahan waktu dalam melakukan survey yaitu kurang lebih 3 bulan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa lambung kapal, alat-alat penutup/ kekedapan kapal, dan peraturan keselamatan dijaga dalam kondisi yang baik selama periode Renewal Class / pembaharuan kelas. Annual Survey ini juga merupakan item survey yang diakui oleh syah 6andar yang dikuasakan kepada surveyor kelas untuk menilai kelayakan kapal dalam rangka penerbitan sertifikat keselamatan konstruksi. Selain itu juga survey tahunan lambung dilakukan dengan survey tahunan permesinan dan kondisi kapal yang akan disurvey harus dalam kondisi tidak bermuatan. Jatuh tempo survey tahunan adalah setiap tahun pada tanggal kapal tersebut dilakukan pengkelasan. Survey dapat dilakukan dalam periode yang terbentang dari 3 bulan sebelum sampai 3 bulan setelah tanggal jatuh tempo. Untuk perbaikan yang dilakukan pada Annual Survey melingkupi : -
Sertifikat kapal.
-
External inspections pada shell plating di atas garis air dan sekat kedap air
-
Functional test and external inspection of steering gear External inspection of Main propulsion plants, Auxiliaries, Pumps, compressors, heat exchangers, pipelines, valves and fittings.
-
External inspection of electrical installations
-
External inspection dan functional test of Fire-protection and Safety equipment, the check of the equipment.
2. Spesial Survey Survey pembaruan kelas dikenal dengan Special Survey (SS) yaitu survey yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali (setiap berakhirnya masa berlaku sertifikat klasifikasi) dan dilaksanakan diatas dok. Survey pembaruan kelas untuk lambung, instalasi mesin, termasuk instalasi listrik dan perlengkapan khusus yang dikelaskan harus dilaksanakan pada akhir periode kelas. Survey pembaruan kelas dapat dimulai pada survey tahunan keempat dan harus selesai dilaksanakan secara lengkap pada akhir periode kelas. Masa survey keseluruhan tidak boleh lebih dari 15 bulan. Adapun item yang dilakukan pada tahap ini yaitu: -
Pembaruan Sertifikat
-
Pemeriksaan terhadap bottom and side plating ,coating and painting
-
Pemeriksaan total terhadap kemudi
-
Pemeriksaan total terhadap propeller ,stern tube, 7andar perporosan, dan bow-thruster
-
Crank web deflection of Main Engine and Auxiliary Engine
-
General overhaul of Main Engine and Auxiliary Engine
-
Pemeriksaan pompa dan kompresor
3. Intermediate Survey Setelah survey tahunan yang dilakukan oleh pemilik kapal, ada jenis survey lain yang wajib dilakukan oleh pemilik kapal yaitu intermediate survey Intermediate survey merupakan jenis survey yang dilakukan setiap diantara dua sampai tiga tahun sekali untuk kapal seagoing setelah melakukan annual survey pada tahun sebelumnya. Intermediate survey ini juga merupakan item survey yang diakui oleh syah 7andar yang dikuasakan kepada Surveyor kelas untuk menilai kelayakan kapal dalam rangka penerbitan Sertifikat Keselamatan Konstruksi. Selain itu juga survey tahunan lambungdilakukan dengan survey tahunan permesinan dan kondisi kapal yang akan
disurvey harus dalam kondisi tidak bermuatan. Untuk tanggal kadaluwarsa intermediate survey adalah : 1. Survey menjadi kadaluwarsa setelah 2½ tahun dari dimulainya periode pengkelasan (saat commissioning
mengacu pada pembaharuan Kelas). Tanggal kadaluwarsa
dihitung dari tanggal dimana periode kelas saat ini akan memenuhi 2½ tahun validitasnya. Survey bisa dilakukan pada kesempatan diantara annual survey ke-2 dan ke-3. 2. Docking Survey(jika diperlukan) yang dilakukan sebelum tanggal jatuh tempo untuk periode survey, bisa diakui sebagai Survey Intermediate sepanjang jangka waktu interval antara Docking Survey yang diakui tersebut terhadap Docking Survey berikutnya tidak lebih lama dari 36 bulan. Untuk intermediate survey melingkupi : -
Ruangan yang dipakai untuk tangki ballast.
-
Perbaikan cat pelindung pada tangki ballast.
-
Pemeriksaan kondisi lambung di bawah garis air.
-
Perbaikan buritan kapal melingkupi tongkat dan daun kemudi, shaft dan propeller, sterntube , dan lain-lain.
-
annual survey yang belum diselesaikan.
-
Peralatan pemadam kebakaran.
-
Pemeriksaan permesinan kapal, yaitu Penggerak utama, Penggerak Utama Mesin Bantu dan turbin, mesin bantu dan turbin.Pompa, kompresor, vessels dan peralatan di bawah tekanan, pemanas, alat penukar panas,
pipa, katup dan peralatan,
instrumentasi (juga di wilayah kargo). -
Main and auxiliary steering gear.
-
Peralatan jangkar dan peralatan tambat.
-
Instalasi listrik yang melingkupi main generator, auxiliary generator, emergency generator, main switchboards, motor listrik, panel distribusi dan switch cabinets, baterai dan seluruh tempat-tempat instalasi kabel sejauh yang dapat diakses. Dan lain sebagainya.
3. Emergency Survey Survey yang dilakukan bila di tengah perjalanan terjadi sesuatu yang harus diadakan survey seperti kecelakaan, penambahan crane, perubahan bentuk deck, dll.
2.2 Ruang Lingkup Inspeksi Kapal Berikut ini merupakan gambar rentang waktu survey untuk menjelaskan lebih jelas penjelasan diatas :
Gambar 3. Rentang Waktu Survey Pada Kapal Pada gambar diatas dijelaskan 2011 2012 2013 2014 2015 2015 Kapal baru keluar dan seluruh sertifikat kapal masih dalam keadaan baru Boleh dilakukan intermediate survey Annual survey pertama dan boleh diberi tenggang waktu 3 bulan Dilakukan spesial survey atau survey pembaharuan class 8 Pada umumnya survey dan inspeksi kelautan mencakup pekerjaanpekerjaan struktur dan keselamatan kapal. Berikut ini akan dijelaskan kegiatan yang berkaitan erat dengan survey dan inspeksi secara umum. 1. Sebelum kapal masuk dok, ABK menyerahkan daftar perbaikan yang telah dilakukan sebelumnya. 2. Setelah itu, menyerahkan lines plan kapal yang nantinya digunakan untukmenentukan ganjalan yang akan ditempatkan pada kapal serta penentuan letak side girder. 3. Setelah itu, juga disertakan data General Arrangement yang digunakan untuk penentuan tangki-tangki yang terdapat pada double bottom kapal. Hal ini
dimaksudkan agar ganjalan-ganjalan tadi tidak ditempatkan pada tangki. Biasanya, ganjalan-ganjalan tersebut ditempatkan pada solid floor & watertight floor. 4. Setelah itu, dilakukan persiapan klass periodic yaitu hal yang harus dilakukan sebelum pengedokan dan harus dilakukan gas freeing. 5. Setelah itu, mulai melakukan proses pengedokan. Yang pertama dilakukan adalah tugboat akan mengaitkan tali pada kapal yang akan melakukan proses doking dan mendorongnya untuk menuju dok. Jumlah tugboat yang mendorong kapal ini ada 2 yaitu pada sisi portside dan pada sisi starboard side. Di dok, dokmaster sudah bersiap untuk memberikan arahan apakah kapal dalam posisi seimbang (ditengah) di dok sehingga kapal tidak berada pada posisi terlalu ke kiri maupun ke kanan. Pada bagian forepeak kapal, diberi tanda yang menandakan bahwa disitu merupakan batas maksimal kapal berhenti. Pada dok, juga diberi tanda yang nantinya akan di paskan dengan tanda yang ditempatkan pada kapal. Setelah kapal masuk ke dok, akan ada penyelam yang hanya memastikan ada ganjalan yang jatuh atau tidak. Setelah itu, air didalam dok dikeluarkan sehingga dapat dilakukan proses docking pada kapal. 6. Dari penjelasan secara umum proses pengedokan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka ada beberapa persiapan data-data kapal sebelum kapal naik dok yaitu : -
Gambar rencana pengedokan (dock plan)
-
Gambar potongan membujur kapal atau gambar konstruksi profil
-
Gambar rencana umum
-
Gambar tangki-tangki serta lubang-lubang pada lambung kapal dibawah garis air
-
Gambar bukaan kulit
7. Selain itu ada beberapa informasi yang harus diberikan nahkoda kepada dok master yaitu : -
Sarat kapal pada ujung haluan dan ujung buritan
-
Kemiringan arah kapal melintang
-
Letak tangki bahan bakar serta jumlah bahan bakar yang tersisa
8. Ada juga beberapa persyaratan kapal saat kapal akan naik dok yaitu : -
Perbedaan sarat haluan dan buritan tidak boleh terlalu besar
-
Kemiringan melintang kapal diusahakan harus nol
-
Kapal harus bebas dari bahan-bahan yang mudah terbakar
-
Tangki-tangki bahan bakar dan minyak pelumas harus kosong kecuali pada tangki harian
2.3 Survey Bagian Bawah Garis Air Agar dapat melakukan pemeriksaan pelat bagian bawah kapal secara baik, suatu kapal harus didudukkan diatas kursi blok dengan ketinggian yang cukup untuk dapat jalan masuk untuk pekerjaan pembersihan dan survei. Sekali bagian bawah sudah dibersihkan surveyor dapat memulai pekerjaan surveinya dan sebaiknya dilakukan dari belakang bagian sisi kiri terus ke depan tetap pada sisi kiri, lalu dilanjutkan dari depan bagian sisi kanan terus ke belakang tetap pada bagian sisi kanan. Apabila surveyor diminta untuk melakukan survei "tak terjadwal" atau survei "kerusakan" di dalam dok, sebagai contoh untuk baling-baling yang rusak, bagian dasar kapal rusak atau perbaikan, surveyor harus menghimbau pemilik kapal bahwa hal itu bisa dipakai sebagai kredit surveinya sebagai survei periodik dengan catatan bahwa barangbarang tambahan tersebut di atas juga disurvei. Apabila pemilik kapal menolak untuk melakukan setiap barang-barang yang diperlukan di atas, seperti clearance pada baling-baling dan kemudi, surveyor tidak bisa memasukkannya sebagai kredit surveinya sebagai suatu survei periodik. Tanki-tanki alas ganda merupakan survei yang paling baik ketika mereka dibersihkan dan dikeringkan dengan baik. Hal ini dapat dengan mudah dilakukan di atas dok ketika penyumbat untuk pengeringan tanki bisa dibuka. Apabila surveyor mendapati adanya survei yang akan jatuh tempo dalam waktu dekat, beri saran pemilik kapalnya. A. Survey Pada pelat kulit Sebelum survei bagian bawah badan kapal dimulai, surveyor sebaiknya mencoba mendapatkan kopi gambar bukaan kulit dari file kapal yang ada di dalam kapal. Hal ini akan memberikan gambaran tentang ketebalan tentang pelat kulitnya, yang mana akan memberikan surveyor suatu ketentuan apakah perlu atau tidaknya suatu tekukan perlu diperbaiki atau tidak. Hal-hal yang paling penting yang surveyor perlu untuk diawasi adalah: o Korosi, tekukan atau keretakan pada pelat
o Deformasi pada bagian bilga yang melengkung dan lunas bilga o Keretakan pada bagian sambungan antara lunas bilga dan pelat kulit o Korosi di tempat-tempat untuk buangan dan masukan air laut kapal o Integritas daripada lapisan pengelasan pada pelat bagian bawah dan sisi badan kapal B. Survey pada katup dan keran Air laut Surveyor harus melakukan eksaminasi terhadap semua katup-katup dan kerankeran untuk air laut pada setiap survei bagian bawah kapal, akan tetapi pemeriksaan internal pada katup dan keran itu hanya diperlukan setiap 5 tahun dan hal ini biasanya bertepatan dengan suatu Survei Khusus. -
Pada katup tipe globe dan butterfly keduanya pastikan bahwa surveyor melakukan pemeriksaan pada dudukan katupnya terutama pemeriksaan secara hati-hati karena kedua tipe itu memiliki kecendrungan untuk bocor apabila dudukannya rusak atau diganggu oleh kotoran dan sampah.
-
Lakukan pemeriksaan terhadap badan katupnya dari kerusakan karena korosi atau kerusakan secara mekasis, dan kondisi daripada dudukan katupnya
-
Lakukan pemeriksaan terhadap poros (spindle) dari adanya korosi bersamaan dengan cakram katupnya
-
Lakukan eksaminasi pada baut-bautnya, mur-murnya atau batang penghubung katup air laut terhadap kerangan laut secara hati-hati. Apabila terjadi korosi terhadap mereka, mereka harus diganti baru.
-
Lakukan pemeriksaan dan pengetesan palu ketok pada setiap pipa antara pelat kulit dan kerangan laut dan katup air laut dengan sangat hati-hati dan mintalah pengukuran ketebalan apabila didapati adanya keraguan.
C. Jangkar dan Rantai Jangkar Rantai-rantai jangkar harus dikalibrasi dan metode yang biasa dipakai untuk melakukan kalibrasi ini adalah dengan mengambil 3 link yang paling buruk pada setiap panjang 27,5 meter, dikenal dengan istilah satu "shackle", dan lakukan pengukuran diameternya pada titik bagian yang mengalami keausan. Apabila ratarata dari pembacaan tersebut kurang dari 0,88 diameter aslinya, shackle tersebut
harus diganti baru. Pemilihan link untuk dikalibrasi sepenuhnya diserahkan kepada surveyor bersangkutan, untuk itu surveyor memiliki tanggung jawab yang besar terhadap kondisi pemeriksaan rantai jangkar ini. Jangan pernah diserahkan kepada galangan atau pemilik kapal tentang pemilihan ini. Tanyakan kepada awak badan kapal apabila biasa memakai jangkar pada salah satu sisi jangkar saja. Hal ini mungkin apabila ada kerusakan pada mesin jangkar, jangkar atau rantainya di bagian sisi lainnya. Akan tetapi, walaupun hal ini bukan permasalahannya, hal ini nampaknya bahwa rantai dan atau jangkarnya pada sisi yang selalu biasa dipakai akan mengalami lebih mengalami korosi. D. Kemudi, Poros Kemudi dan Pintel Kemudi Ketika surveyor melakukan eksaminasi secara visual terhadap kondisi kemudi, hal-hal utama untuk dipertibmangkan adalah seperti berikut: -
Kerusakan mekanis
-
Kondisi dari perlengkapan pengikat-pengikatnya
-
Ketidak lurusan atau terpuntirnya poros kemudi
-
Jarak spasi (clearances) dan perbandingan dengan kalibrasi sebelumnya. Clearance maksimum yang diijinkan mempertimbangkan operasional kemudi dan pengaruh dari "hentakan" dan merusak pintel/bantalanya sebagaimana clearance-nya membesar.
E. Baling-baling dan Porosnya Hal-hal yang penting untuk dipertimbangkan ketika melakukan eksaminasi terhadap baling-baling dan porosnya yang termasuk dalam cakupan survei bagian alas kapal adalah: o Melakukan inspeksi secara visual terhadap daun baling-baling terhadap adanya kerusakan atau erosi yang disebabkan oleh kavitasi. o Apabila baling-balingnya adalah variable pitch propeller (VPP), lakukan pemeriksaan terhadap kondisi perlengkapan pengikat daun-daunnya. o Catat semua hasil pengukuraln clearance poros baling-balingnya. o Peepasan baling-baling dan poros, apabila dipandang perlu dari hasil pengukuran clearence dan hasil analisa minyak pelumas.
2.4 Survey Di atas Garis Air Ada dua tahap dalam survey bagian atas garis air yaitu : 1. Load Line Survey yaitu survey yang dilakukan diatas garis air dimana seluruh bukaan yang ada di geladak utama harus kedap air. Untuk survey jenis ini, tidak diperbolehkan ada perubahan bangunan atas. Beberapa hal yang harus disurvey diantaranya -
freeboard
-
main deck,
-
penutup palkah,
-
penutup pipa untuk bahan bakar,
-
ventilasi, dll
2. Draft Survey yaitu survey yang bergantung pada muatan yang akan dilakukan proses bongkar muat sehingga akan berpengaruh pada draft/sarat kapal. Berdasarkan teori Dasar Archimedes serta keterangan gambar maka kita dapatkan adanya perbedaan volume antara volume benaman akhir (Final) dengan volume benaman awal (Initial). Dari perbedaan tersebut diketahui bobot muatan yang berada diatas kapal. Setelah kita pahami teori hukum archimedes, mari kita memulai mengupas masalah bagaimana Draught Survey dimulai. Urutan pelaksanaan Draught Survey yaitu; A. DRAFT READING Pembacaan Draft Kapal dari ke-enam titik draft kapal untuk referensi berat/ displacement kapal. Lokasi ke-enam draft kapal tersebut yaitu seperti contoh gambar berikut ini. B. MEASURING o Pengukuran Tanki Ballast, Tanki Fresh Water, Tanki Fuel, Tanki Diesel Oil, o Tanki Lub Oil, Ukur Nilai Density Perairan, Ukur Nilai Density Cairan dalam tanki-tanki diatas kapal dsb. C. DATA CHECK AND CALCULATION -
Pengecheckan Data Kapal, Data Koreksi Draft, Perhitungan Ballast, Perhitungan Fuel Oil, Perhitungan Diesel Oil, Perhitungan Lub Oil, Perhitungan Muatan.
Dari pelaksanaan ketiga urutan diatas maka dapat diketahui nilai volume/ berat benaman kapal. Regulasi yang dipakai adalah “Load Lines, 1966/1988 - International Convention on Load Lines, 1966, as Amended by the Protocol of 1988”. 2.5 Painting Pengecatan merupakan proteksi yang melindungi suatu permukaan logam dari akses lingkungannya dengan cara membentuk lapisan tipis diatas permukaan logam untuk mengurangi terjadinya korosi. Pengecatan kapal terdiri dari 3 lapisan yaitu cat Anti Corrosive (AC) dasar sebagai lapisan dasar pertama pengecatan pada kapal serta mencegah terjadinya korosi pada lambung kapal, cat Anti Fouling (AF) yang bertujuan untuk mencegah binatang dan tumbuhan laut menempel pada bagian kapal yang tercelup dalam air dan cat warna. Sebelum melakukan proses pengecatan maka lambung kapal yang akan dicat harus dibersihkan terlebih dahulu. Untuk jumlah lapisan cat ditentukan berdasarkan kesepakatan antara pihak galangan dan pemilik kapal sedangkan interval waktu pengecatan yang sesuai dengan spesifikasi cat yang digunakan dan jumlah cat yang digunakan berdasarkan data luas permukaan basah kapal (WSA). Untuk pengecatan bagian lunas kapal sampai garis air muatan kosong dicat dengan menggunakan cat primer kemudian cat anti corrosive dan cat anti fouling. Kemudian dari garis air muatan kosong sampai garis air muatan penuh dicat dengan dengan cat primer, cat anti corrosive dan bottop paint. Sedangkan dari lambung luar diatas garis air serta sisi luar dari bangunan atas biasanya dicat dengan cat primer dan cat warna saja. Proses pengecatan pada lambung kapal sesuai dengan urutan jenis cat : a. Cat AC dasar dilakukan antara 2-3 lapisan dengan ketebalan masing-masing minimal 90 mikron. Proses untuk pengecatan menggunakan cat AC ini dilakukan dengan menunggu sampai kering. b. Setelah itu, dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat AF. Lambung kapal ini dicat dengan menggunakan cat AF sebaiknya 24 jam sebelum kapal akan diturunkan ke dalam air (masih dalam keadaan basah). Ketebalan cat ini minimal 95 mikron. c. Setelah itu dilakukan pengecatan dengan menggunakan cat warna bergantung pada perusahaan pelayarannya.
d. Setelah proses pengecatan selesai, maka harus dilakukan pemasangan cathodic protection (zinc anoda) dengan cara dibaut maupun dengan cara dilas. Zinc anoda berfungsi sebagai pelindung plat agar tidak terjadi korosi. Untuk plat datar, pemasangan zinc anoda berdasarkan ukuran ± 1 m2/kg sedangkan untuk plat yang tidak datar berdasarkan ukuran ± 0,5 m2/kg.
BAB III KESIMPULAN Kesimpulan 1. Tujuan perawatan kapal adalah Menjamin terlaksananya pelaksanaan sistem pemeliharaan terencana (PMS, Planned Maintenance System) di kapal yang memenuhi persyaratan, sesuai dengan: -
Peraturan Pemerintah (Statutories) yang mengacu ke Konvensi IMO (International Maritime Organization); yaitu: Safety of Life at Sea (SOLAS) & Marine Pollution (MARPOL)
-
Peraturan class baik itu BKI, LR, GL dan Lain-lain
-
Buku Petunjuk Pemeliharaan dari Manufacturer
2. Jenis- jenis Survey untuk perkapalan : -
AS
: Annual Survey
-
DS
: Docking Survey
-
SS
: Special Survey
-
IS
: Intermediate Survey
3. Survey Diatas garis Air meliputi -
Load line survey
-
Draft survey
4. Survey dibawah garis Air -
Survey pelat kulit
-
Katup dan seachest
-
Jangkar dan rantai jangkar
-
Kemudi dan propeller
-
Katoda dan painting