116
1
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah ini telah diperiksa, disetujui dan siap untuk diujikan dihadapan Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah Jurusan Keperawatan Singkawang Politeknik Kesehatan Pontianak.
Singkawang, Juli 2015
Pembimbing Utama
Ns. Dedi Damhudi, M.Kep, Sp.KMB
NIP 19760226 200112 1 001
Pembimbing Pendamping
Niya Fittarsih, S.ST
NIP 19850623 2010121 2 003
HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Hipertensi di Puskesmas Pajintan Singkawang Timur Tahun 2015", telah dipertahankan di hadapan tim penguji Karya Tulis Ilmiah D-III Jurusan Keperawatan Singkawang.
Susunan Dewan Penguji
Penguji utama
Winnellia. F.S.R, MPH
NIP 19760208 200212 2 002
Penguji II
dr. Nurmansyah, M.Kes
NIP 19570907 198901 1 001
Penguji III
Ns. Dedi Damhudi, M.Kep., Sp.KMB
NIP 19760226 200112 1 001
Singkawang, Juli 2015
Mengetahui,
Ketua Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak
Hj. Sarliana Zaini, SKM., M,Kep
NIP 19600112 198503 2 011
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam karya tulis ilmiah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Singkawang, Juli 2015
Frangky Dinata Bangga
NIM 2012.611.0988
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan limpahan karunia-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul "Studi Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Tahun 2015" Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan pendidikan Diploma III di Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang.
Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Alianus S.pd dan Ibu Yuliana Amd.Kep yang selama ini selalu memberikan dukungan, motivasi, berkorban serta bekerja keras membimbing dan mengarahkan penulis hingga berada pada tahap ini.
Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini pula peneliti telah mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, koreksi dan motivasi dari berbagai pihak sehingga penulisan Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
Bapak Khayan SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak.
Ibu Sarliana Zaini SKM, M.Kep selaku Ketua Jurusan Keperawatan Singkawang.
Bapak Ns. Dedi Damhudi, M.Kep, Sp.KMB selaku Dosen Pembimbing utama dalam penulisan Studi Kasus.
Ibu Niya Fitarsih, S.ST selaku Dosen Pembimbing pendamping dalam penulisan Studi Kasus.
Ibu Winnellia, FSR, MPH selaku Dosen Penguji utama dalam penulisan Studi Kasus.
Bapak dr. Nurmansyah, M.Kes selaku Dosen Penguji II dalam penulisan Studi Kasus.
Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan materi tentang Riset Keperawatan.
Ibu Edita Acu, SKM selaku kepala Puskesmas Singkawang Timur yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di wilayah kerja Puskesmas Singkawang Timur.
Bapak, Ibu dosen dan Staf pengajar, Jurusan Keperawatan Singkawang yang telah memberikan motivasi serta ilmu selama penulis mengikuti pendidikan.
Puskesmas Pajintan serta Partisipan yang telah bersedia ikut dalam penelitian.
Teman-teman seperjuangan dan sahabat yang selalu mengiringi perjalan saya dan tidak hentinya memberikan semangat hingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Peneliti menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini masih terdapat kekurangan, untuk itu saran dan kritikan yang sifatnya membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya mahasiswa/i Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Pontianak Jurusan Keperawatan Singkawang yang masih dalam proses pendidikan.
Singkawang, Juli 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
HALAMAN PERNYATAAN iv
KATA PENGANTAR v
DAFTAR ISI vii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR GAMBAR xi
DAFTAR LAMPIRAN xii
INTISARI xiii
ABSTRACT xiv
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang 1
Rumusan Masalah 4
Tujuan Penelitian 4
Manfaat Penelitian 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Keluarga
Definisi Keluarga 6
Ciri - Ciri Keluarga 7
Tujuan Keluarga 7
Bentuk Keluarga 7
Struktur dan Fungsi Keluarga 8
Pemegang Kekuasaan 11
Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga 11
Konsep Penyakit Keluarga
Definisi Penyakit 14
Anatomi dan Fisiologi 15
Etiologi 16
Insiden 18
Patofisiologi 18
Pathway 20
Tanda dan Gejala 21
Komplikasi 21
Pemeriksaan Diagnostik 22
Penatalaksanaan Medik 23
Konsep Asuhan Keperawatan
Pengkajian 24
Diagnosa Keperawatan 29
Rencana Asuhan Keperawatan 32
Intervensi Keperawatan 35
Evaluasi 36
Kerangka Teori 38
Pertanyaan Penelitian 39
BAB III METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian 40
Partisipan 40
Tempat dan Waktu Penelitian 41
Metode Pengambilan Data 42
Prosedur penelitian 42
Instrumen Penelitian 43
Etika Penelitian 43
Analisa Data 45
BAB IV HASIL PENELITIAN
Asuhan Keperawatan pada Tn. Z
Pengkajian 46
Pemeriksaan Fisik 54
Analisa Data 56
Penampisan Masalah 57
Prioritas Diagnosa Keperawatan 58
Rencanaan Asuhan Keperawatan 59
Implementasi dan Evaluasi 62
Asuhan Keperawatan Pada Tn. L
Pengkajian 68
Pemeriksaan Fisik 75
Analisa Data 77
Penampisan Masalah 78
Prioritas Diagnosa Keperawatan 80
Rencanaan Asuhan Keperawatan 80
Implementasi dan Evaluasi 83
BAB V PEMBAHASAN
Pengkajian 90
Diagnosa Keperawatan 92
Perencanaan 94
Implementasi 98
Evaluasi 99
BAB VI PENUTUP
Kesimpulan 101
Saran 103
Jadwal Penelitaian 104
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO 14
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut JNC 7 14
Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia 15
Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga 25
Tabel 5 Prioritas Masalah 30
Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan 33
Tabel 7 Komposisi Anggota keluarga (Pasien 1) 46
Tabel 8 Pemeriksaan Fisik (Pasien 1) 54
Tabel 9 Analisa Data (Pasien 1) 56
Tabel 10 Penapisan Masalah (Pasien 1) 57
Tabel 11 Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 1) 59
Tabel 12 Implementasi dan Evaluasi (Pasien 1) 62
Tabel 13 Komposisi Anggota keluarga (Pasien 2) 68
Tabel 14 Pemeriksaan Fisik (Pasien 2) 75
Tabel 15 Analisa Data (Pasien 2) 77
Tabel 16 Penapisan Masalah (Pasien 2) 78
Tabel 17 Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 2) 80
Tabel 18 Implementasi dan Evaluasi (Pasien 2) 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pathway Hipertensi 20
Gambar 2 Kerangka Teori 38
Gambar 3 Genogram (Pasien 1) 47
Gambar 4 Denah Rumah (Pasien 1) 51
Gambar 5 Genogram (Pasien 2) 68
Gambar 6 Denah Rumah (Pasien 2) 72
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH
Lampiran 2 SURAT IZIN PENELITIAN
Lampiran 3 SURAT BALASAN MELAKUKAN PENELITIAN
Lampiran 4 PERMINTAAN MENJADI PARTISIPAN
Lampiran 5 PERNYATAAN BERSEDIA UNTUK MENJADI PARTISIPAN
Lampiran 6 FORMAT PEMERIKSAAN (Friedman, 2013)
Lampiran 7 SAP (Satuan Acara Penyuluhan)
Lampiran 8 LEAFLET HIPERTENSI
KARYA TULIS ILMIAH
STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA PASIEN HIPERTENSI DI PUSKESMAS PAJINTAN KECAMATAN SINGKAWANG TIMUR TAHUN 2015
Frangky Dinata Bangga1), Dedi Damhudi2), Niya Fittarsih³)
xiv+104 halaman, 14 tabel, 6 gambar, 7 lampiran
INTISARI
Menurut laporan Noncommunicable Diseases, naiknya tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia. Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2002). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013 menunjukkan prevalensi hipertensi secara nasional mencapai 26.5% (Riskesdas, 2013).
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus yang betujuan untuk mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Tahun 2015. Jenis instrumen yang digunakan adalah lembar pengkajian, lembar scoring, lembar intervensi, lembar implementasi dan lembar evaluasi serta leaflet. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah dua keluarga yang mengalami Hipertensi yang melakukan rawat jalan di Puskesmas Pajintan yang telah memenuhi kritreria inklusi yang ditetapkan peneliti.
Hasil penelitian: pada Tn. Z ditemukan tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan dan tinjauan teoritis, pada Tn. L ditemukan tiga diagnosa keperawatan sesuai dengan keluhan dan tinjauan teoritis, terdapat dua diagnosa yang sama antara Ny. Y dan Ny. L dan ada satu diagnosa yang berbeda. Intervensi: memberikan asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi. Implementasi keperawatan menyesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan. Hasil evaluasi pada Tn. Z dan Tn. L kedua pasien tersebut memiliki satu diagnosa yang berbeda di karenakan respon individu yang berbeda-beda.
Kesimpulan: Asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Tahun 2015 telah sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan. Saran: diharapkan bagi pihak Puskesmas lebih meningkatkan pelayanan kesehatan terutama asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan Hipertensi serta program-program yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dan keluarga tentang penyakit Hipertensi dan keluarga dapat mengaplikasikan asuhan keperawatan yang telah diberikan, agar perawatan terhadap pasien Hipertensi dapat dilakukan secara optimal.
Daftar Bacaan : 17 ( 2000-2013)
Kata Kunci : Keluarga, Hipertensi
Keterangan : 1) Peneliti, 2) Pembimbing Utama, 3) Pembimbing Pendamping
SCIENTIFIC PAPERS
STUDY CASE IN FAMILY NURSING CARE TO HYPERTENSION PATIENTS IN PUBLIC HEALTH CENTER AT PAJINTAN EAST SINGKAWANG SUB-DISTRICT
OF THE YEAR 2015
Frangky Dinata Bangga1), Dedi Damhudi2), Niya Fittarsih³)
xiv+104 pages, 14 table, 6 image, 7 attachment
ABSTRACT
According to reports Noncommunicable Diseases, rise in blood pressure is estimated to cause 7.5 million deaths worldwide. Hypertension is abnormally high blood pressure and measured on at least three different occasions (Corwin, 2009). Persistent Hypertension is blood pressure that systolic pressure above 140 mmHg and diastolic pressure above 90 mmHg (Smeltzer, 2002). Results Health Research (Riskesdas) in 2013 showed that the prevalence of Hypertension nationwide reached 26.5 % (Riskesdas, 2013).
This study is a qualitative research with case study approach that aims to find out "family nursing care to Hypertension patients in Public Health Center at Pajintan East Singkawang sub-district of the Year 2015". The type of instrument used is the assessment sheet, scoring sheet, sheet intervention, sheet implementation, evaluation sheets and brochures. Participants in this research were two families who suffer from hypertension who are doing outpatient in Pajintan Public Health Centers, the which have met the specified Researchers inclusion characteristic.
Results: On Mr. Z found three nursing diagnoses accordance with the complaints and theoretical overview, the Tn. L found three nursing diagnoses accordance with the complaints and theoretical overview, there are two common diagnoses among Mr .Z and Mr . L and there is a different diagnoses. Interventions: providing nursing care in patients with hypertension. Implementation of nursing adjusted to a predetermined plan. Results of the evaluation on Mr. Z and Mr. L both patients had a different diagnosis because individual responses vary.
Conclusion : family nursing care to Hypertension patients in Public Health Center at Pajintan East Singkawang sub-district of the Year 2015 in accordance with the purpose of research is expected. Suggestion: it is expected to further enhance the health center to health services, especially family nursing care in patients with hypertension. and aggressively implement programs that aim to increase knowledge and awareness about the disease and the family of Hypertension and the family can apply the nursing care that has been given, so that treatment can be administered to patients Hypertension optimally.
Reading list : 17 ( 2000-2013)
Keyword : Familly, Hypertension
Description : 1) Researcher 2) 1st Supervisor, 3) 2nd Supervisor
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Paradigma keperawatan konsep sehat sakit memandang bentuk pelayanan keperawatan diberikan selama rentang sehat dan sakit. Status kesehatan digambarkan mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi. Batasan sehat yaitu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Hidayat, 2008).
Karakteristik sehat antara lain, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia, dan memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang kreatif dan produktif (Hidayat, 2008).
Sakit pada dasarnya keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia atau bisa dikatakan sebagai gangguan fungsi yang normal di mana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan adaptasi sosial (Hidayat, 2008).
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa memiliki penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia. Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya Hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009). Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2010).
Keluarga dengan anggota keluarga yang mengalami penyakit Hipertensi saat sekarang sangat mudah kita temui di lingkungan sekitar kita, baik yang berasal dari anggota keluarga kita sendiri maupun dari anggota keluarga lainnya. Masalah tersebut dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gaya hidup yang tidak sehat, genetik, stress yang berkepanjangan, serta kurangnya pengetahuan tentang kesehatan khususnya penyakit Hipertensi.
Dampak penyakit Hipertensi pada seseorang khususnya pada anggota keluarga yang menderita Hipertensi dapat menyebabkan gangguan dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia yaitu seperti gangguan dalam kebutuhan jasmainah, kebutuhan keamanan, kebutuhan untuk memiliki dan cinta, kebutuhan harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri. Banyak orang yang berasumsi jika penyakit Hipertensi adalah penyakit yang tidak bisa disembuhkan, karena terbebani dengan penyakit tersebut membuat stressor pembuat stress bekerja jauh lebih meningkat. Akibatnya timbul gangguan psikologis berupa kecemasan baik itu kecemasan ringan, sedang maupun kecemasan berat yaitu depresi. Koping yang tidak baik dan depresi menyebabkan penurunan kualitas hidup (Maslow dalam Asmadi, 2008).
Menurut laporan Noncommunicable Diseases, naiknya tekanan darah diperkirakan menyebabkan 7,5 juta kematian di seluruh dunia. kejadian ini untuk 57 juta disability adjusted life years (DALY) atau 3,7% dari total DALY. Peningkatan tekanan darah merupakan faktor risiko utama untuk penyakit jantung koroner dan iskemik serta stroke hemoragik. Karena faktor pertumbuhan penduduk dan penuaan, jumlah penderita Hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun 1980 menjadi hampir 1 miliar pada tahun 2008 (WHO,NCDs Report, 2013).
Prevalensi Hipertensi di Indonesia berdasarkan wawancara terjadi peningkatan dari 7,6 persen tahun 2013 menjadi 9,5 persen tahun 2013 dengan prevelensi sebesar 26,5%. Sedangkan pravelensi kasus Hipertensi di Kalimantan Barat adalah 28,3% (Depkes, Riskesdas, 2013).
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kota Singkawang jumlah kasus Hipertensi di area pelayanan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur sebanyak 103 kasus sepanjang bulan Desember 2014. Sedangkan sepanjang tahun 2014 sebanyak 1.995 kasus.
Menurut hasil survey yang dilakukan oleh peneliti ditemukan fenomena dimana kurangnya pengetahuan dan pola hidup yang kurang sehat menjadi pemicu terhadap tingginya angka kejadian Hipertensi di area pelayanan kesehatan Puskesmas Singkawang Timur, peneliti tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Penyakit Hipertensi yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan mutu kesehatan keluarga yang lebih baik.
Rumusan Masalah
Berdasarkan pemasalahan diatas, maka muncul petanyaan penelitian sebagai berikut : "Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Pada Tahun 2015?"
Tujuan Penelitian
"Asuhan Keperawatan Keluarga Klien Dengan Hipertensi Di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur Pada Tahun 2015"
Mempunyai tujuan, yaitu:
Tujuan Umum
Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Keluarga Klien Dengan Hipertensi.
Tujuan khusus
Mengetahui hasil pengkajian pada keluarga klien dengan Hipertensi.
Mengetahui rumusan diagnosa keperawatan pada keluarga klien dengan Hipertensi.
Mengetahui rencana tindakan keperawatan yang diterapkan pada keluarga klien dengan Hipertensi.
Mengetahui implementasi tindakan keperawatan pada keluarga klien dengan Hipertensi.
Mengetahui hasil dari evaluasi apa saja yang didapat pada keluarga klien dengan Hipertensi.
Mengetahui perbedaan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori terhadap kenyataan hasil yang didapat
Manfaat Penelitian
Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Hipertensi
Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam penerapan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan Hipertensi.
Manfaat Bagi Institusi
Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan. Dapat sebagai acuan ataupun referensi dalam pembelajaran di institusi.
Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga Partisipan
Adapun manfaat bagi pasien dan keluarga partisipan adalah untuk mengurangi dampak dari Hipertensi bagi klien dan meningkatkan derajat kesehatan klien serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan keluarga dalam menghadapi anggota keluarga yang menderita Hipertensi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Konsep Keluarga
Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Keluarga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh perkawinan, adopsi dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum, menigkatkan perkembangan fisik, mental, emosional dan sosial dari individu - individu yang ada di dalamnya terlihat dari pola interaksi yang saling ketergantungan untuk mencapai tujuan bersama (Komang, 2010).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang terhubung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 2013).
Dari beberapa pengertian tentang keluarga tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
Terdiri dari dua atau lebih individu yang terikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain.
Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosisal.
Ciri - Ciri Keluarga
Ciri - ciri keluarga menurut, Effendy dalam Harmoko (2012) yaitu;
Diikat tali perkawinan
Ada hubungan darah
Ada ikatan batin
Memiliki tanggungjawab masing –masing
Ada pengambil keputusan
Kerjasama
Interaksi
Tinggal dalam suatu rumah
Tujuan Keluarga
Bergabungnya dua orang atau lebih yang membentuk keluarga, mempunyai suatu tujuan. Menurut Friedman (2013) tujuan utama keluarga adalah sebagai perantara yaitu menanggung semua harapan dan kewajiban-kewajiban masyarakat serta membentuk dan mengubah sampai taraf tertentu hingga dapat memenuhi kebutuhan dan kepentingan setiap individu dalam keluarga.
Bentuk Keluarga
Ada beberapa bentuk keluarga menurut, Effendy dalam Harmoko (2012) yaitu;
Keluarga inti (nuclear family), merupakan keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran natural maupun adopsi.
Keluarga asal (family of origin), merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang dilahirkan.
Keluarga besar (extended family), keluarga inti yang ditambah dengan keluarga lain (karena hubungan darah), misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu, termasuk keluarga modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, serta keluarga pasangan sejenis (guy/lesbian family).
Keluarga berantai (serial family), keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
Keluarga duda atau janda (single family), keluarga yang terbentuk karena perceraian dan atau kematian pasangan yang dicintai.
Keluarga komposit (composite family), keluarga dari perkawinan poligami dan hidup bersama.
Keluarga kohabitasi (cohabitation), dua orang menjadi satu keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak.
Keluarga inses (incest family), seiring dengan masuknya nilai-nilai global dan pengaruh informasi yang sangat dahsyat, dijumpai bentu keluarga yang tidak lazim, misalnya anak perempuan menikah dengan ayah kandungnya.
Keluarga tradisional dan nontradisional, keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak diikat oleh perkawinan.
Struktur dan Fungsi Keluarga
Struktur dan fungsi keluarga menurut, Effendy dalam Harmoko (2012) yaitu;
Fungsi afektif (the affective function) adalah fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial anggota keluarga.
Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
Fungsi reproduksi (the reproduction function) adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.
Fungsi ekonomi (the economic function) yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan (the health care function) adalah untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Tetapi dengan berubahnya zaman, fungsi keluarga dikembangkan menjadi :
Fungsi ekonomi, yaitu keluarga diharapkan menjadi keluarga yang produktif yang mampu menghasilkan nilai tambah ekonomi dengan memanfaatkan sumber daya keluarga.
Fungsi mendapatkan status sosial, yaitu keluarga yang dapat dilihat dan dikategorikan strata sosialnya oleh keluarga lain yang berbeda disekitarnya.
Fungsi pendidikan, yaitu keluarga mempunyai peran dan tanggungjawab yang besar terhadap pendidikan anak-anaknya untuk menghadapi kehidupan dewasanya.
Fungsi sosialisasi bagi anaknya, yaitu orang tua atau keluarga diharapkan mampu menciptakan kehidupan sosial yang mirip dengan luar rumah.
Fungsi pemenuhan kesehatan, yaitu keluarga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dasar primer dalam rangka melindungi dan pencegahan terhadap penyakit yang mungkin dialami oleh keluarga.
Fungsi religius, yaitu keluarga merupakan tempat belajar tentang agama dan mengamalkan ajaran agama.
Fungsi rekreasi, yaitu keluarga merupakan tempat untuk melakukan kegiatan yang dapat mengurangi ketegangan akibat berada di luar rumah.
Fungsi reproduksi, yaitu bukan hanya mengembangkan keturunan tetapi juga tempat untuk mengembangkan fungsi reproduksi secara menyeluruh, diantaranya seks yang sehat dan berkualitas serat pendidikan seks bagi anak-anak.
Fungsi afektif, yaitu keluarga merupakan tempat yang utama untuk pemenuhan kebutuhan psikososial sebelum anggota keluarga berada di luar rumah.
Dari beberapa fungsi keluarga diatas, ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, antara lain asih, yaitu memberikan kasih sayang, perhatin dan rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbun dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Sedangkan asuh, yaitu merujuk pada kebutuhan pemeliharaan dan perawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Dan asah, yaitu memenuhi kebutuhan pendidikan anak sehingga siap menadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya.
Pemegang Kekuasaan
Pemegang kekuasaan dalam tiap keluarga berbeda dalam mengatur kehidupan dalam keluarga. Effendy dalam Harmoko (2012) membagi pemegang kekuasaan dalam rumah tangga atau keluarga dengan tiga jenis yaitu keluarga patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga adalah pihak ayah. Sementara pada keluarga matriakal pihak ibu lebih dominan dan sebagai pemegang kekuasaan. Dan yang ketiga adalah equalitarian yaitu keluarga yang dalam keluarga ayah dan ibu sama-sama memegang kekuasaan.
Tahap Perkembangan dan Tugas Keluarga
Menurut Effendy dalam Harmoko (2012), tahap perkembangan keluarga berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru. Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu membina hubungan dan kepuasan bersama, menetapkan tujuan bersama, membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial dan merencanakan anak atau KB.
Keluarga sedang mengasuh anak (child bearing family), yaitu dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Mempunyai tugas perkembangan seperti persiapan bayi, membagi peran dan tanggung jawab, adaptasi pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan menjadi orang tua.
Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan anak pertama yang berumur 30 bulan sampai dengan 6 tahun. Mempunyai tugas perkembangan, yaitu membagi waktu, pengaturan keuangan, merencanakan kelahiran yang berikutnya dan membagi tanggungjawab dengan anggota keluarga yang lain.
Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dengan anak pertama berusia 13 tahun. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menyediakan aktivitas untuk anak, pengaturan keuangan, kerjasama dalam menyelesaikan masalah, memperhatikan kepuasan anggota keluarga dan sistem komunikasi keluarga.
Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama 13 tahun sampai dengan 20 tahun. Tugas pekembangan keluarga ini untuk menyediakan fasilitas kebutuhan keluarga yang berbeda, menyertakan keluarga dalam tanggungjawab dan mempertahankan filosofi hidup.
Keluarga dengan anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan keluarga, yaitu menata kembali sumber dan fasilitas, penataan tanggungjawab antar anak, mempertahankan komunikasi terbuka, melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun. Adapaun tugas perkembangan, yaitu mempertahankan suasana yang menyenangkan, bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga, membina keakraban dengan pasangan, mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi dalam aktivitas sosial.
Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia. Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu menghadapi pensiun, saling merawat, memberi arti hidup, mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan masyarakat.
Konsep Penyakit Hipertensi
Definisi Penyakit
Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang abnormal dan diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (Corwin, 2009).
Hipertensi adalah tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg (Smeltzer, 2010).
Hipertensi adalah tekanan darah sistolik 140 mmHg dan tekanan darah diastoliknya 90 mmHg, atau bila pasien memakai obat antiHipertensi (Mansjoer, 2007).
Kesimpulan; Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi pada arteri yang persisten menetap dan abnormal diatas 140 mmhg sistolik dan 90 mmhg diastolik. Adapun berikut klasifikasi menurut WHO, JNC 7, dan PHI :
Tabel 1 Klasifikasi Hipertensi menurut WHO
KATEGORI
SISTOL (mmHg)
DIASTOL (mmHg)
Optimal
<120
<80
Normal
<130
<85
Tingkat 1 (Hipertensi ringan)
140-159
90-99
Tingkat 2 (Hipertensi sedang)
160-179
100-109
Tingkat 3 (Hipertensi berat)
180
110
Hipertensi sistol terisolasi
> 140
<90
Tabel 2 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Committee 7
KATEGORI
SISTOL(mmHg)
DAN/ATAU
DIASTOLE(mmHg)
Normal
<120
Dan
<80
Pre Hipertensi
120 - 139
Atau
80 - 89
Hipertensi tahap1
140 - 159
Atau
90 - 99
Hipertensi tahap2
>160
Atau
>100
Tabel 3 Klasifikasi Hipertensi Hasil Konsensus Perhimpunan Hipertensi Indonesia
KATEGORI
SISTOL(mmHg)
DAN/ATAU
DIASTOLE(mmHg)
Normal
< 120
Dan
< 80
Pre Hipertensi
120 - 139
Atau
80 - 89
Hipertensi tahap 1
140 - 159
Atau
90 -99
Hipertensi tahap 2
> 160
Atau
> 100
Hipertensi sistol terisolasi
> 140
Dan
< 90
Anatomi Fisiologi
Anatomi dan fisiologi menurut smeltzer (2010) yaitu;
Anatomi Jantung
Jantung adalah organ berongga, berotot, yang terletak ditoraks bagian kiri dari sternum yang beratnya sekitar 300 gram. Daerah pertengahan dada antara kedua paru disebut sebagai mediastinum. Sebagaian besar rongga mediastinum ditempati oleh jantung yang terbungkus dalam kantung fibrosa tipis yang disebut pericardium. Sisi kanan jantung dan kiri masing-masing tersusun atas dua kamar atau bilik yang disebut atrium dan ventrikel, sedangkan dinding yang memisahkan kamar kanan dan kiri disebut septum. Karena posisi jantung agak memutar dalam rongga dada, maka ventrikel kanan terletak lebih ke anterior (tepat di bawah sternum) dan ventrikel kiri lebih ke posterior.
Fisiologi Jantung
Fungsi jantung adalah memompa darah seluruh tubuh hingga ke jaringan perifer, menyuplai oksigen dan zat nutrisi lain sambil mengangkut karbondioksida dan sampah hasil metabolisme. Aktivitas listrik jantung terjadi akibat ion bergerak menembus membran sel. Pada keadaan istirahat otot jantung terdapat dalam keadaan terpolarisasi dan pada saat siklus jantung bermula saat dilepaskannya implus listrik disebut fase depolarisasi. Adapun repolarisasi terjadi saat sel kembali kekeadaan dasar dan sesuai dengan relaksasi otot miokardium. Prinsip penting yang menentukan arah aliran darah adalah aliran cairan dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah. Perubahan tekanan yang terjadi dalam kamar jantung selama siklus jantung di mulai dengan diastolic saat ventrikel berelaksasi. Selama diastolik, katup atrioventrikularis terbuka dan darah yang kembali dari vena mengalir ke atrium dan kemudian ke ventrikel. Pada titik ini ventrikel itu sendiri mulai berkontraksi (sistolik) sebagai respon propagasi implus listrik yang dimulai di nodus SA (sinoatrial) beberapa milidetik sebelumnya. Selama sistolik tekanan di dalam ventrikel dengan cepat meningkat, mendorong katup AV (atrioventricular) untuk menutup. Pada saat berakhirnya sistolik, otot ventrikel berelaksasi dan tekanan dalam kamar menurun dengan cepat. Secara bersamaan, begitu tekanan di dalam ventrikel menurun drastissampai di bawah tekanan atrium, nodus AV akan membuka, ventrikel mulai terisi dan urutan kejadian berulang kembali.
Etiologi
Penyebab terjadinya Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain :
Kecepatan denyut jantung
Volume sekuncup
Asupan tinggi garam
Vasokontriksi arterio dan arteri kecil
Stres berkepanjangan
Genetik
Sedangkan menurut Tambayong, (2007) etiologi dari Hipertensi adalah sebagai berikut :
Usia
Insidens Hipertensi makin meningkat dengan meningkatnya usia.
Kelamin
Pada umumnya insidens pada pria lebih tinggi daripada wanita.
Ras
Hipertensi pada orang yang berkulit hitam dua kali lebih besar daripada orang berkulit putih. Akibat penyakit ini umumnya lebih berat pada ras kulit hitam.
Pola hidup
Faktor seperti pendidikan, penghasilan, dan faktor pola hidup lain telah diteliti, tanpa hasil yang jelas. Penghasilan rendah, dan kehidupan atau pekerjaan yang penuh stres agaknya berhubungan dengan insidens Hipertensi yang lebih tinggi
Diabetes Militus
Hubungan antara diabetes melitus dan Hipertensi kurang jelas, namun secara statistik nyata ada hubungan antara Hipertensi dan penyakit arteri koroner.
Hipertensi sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, Hipertensi dapat terjadi dengan akibat yang tidak diketahui. Bila faktor penyebab dapat diatasi, tekanan darah dapat kembali normal.
Insiden
Penyakit Hipertensi lebih banyak menyerang wanita daripada pria, Sekitar 20% populasi dewasa mengalami Hipertensi; lebih dari 90% diantara mereka menderita Hipertensi esensial (primer), dimana tidak dapat ditentukan penyebab medisnya. Sisanya mengalami kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu (Hipertensi sekunder), seperti penyempitan renalis atau penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi organ, tumor dan kehamilan (Smeltzer, 2010).
Patofisiologi
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor ini bermula impuls saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda spinalis dan keluar dari kolumna medula spinalis ke ganglia simpatis di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilapaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriktor.
Individu dengan Hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai rangsang respons emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medula adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon vasokonsriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriksi striktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldesteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan Hipertensi (Smeltzer, 2010).
Pathway
ObesitasUsiaJenis kelaminGaya hidup
Obesitas
Usia
Jenis kelamin
Gaya hidup
Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta
Stimulasi baroreceptor dari sinus korotis & arkus aorta
saraf simpatis (pepelepasan kolekolamin)
saraf simpatis (pepelepasan kolekolamin)
Aktivasi epineprin dan norepineprin
Aktivasi epineprin dan norepineprin
Retina
Retina
vasokontriksiSapsme artriole
vasokontriksi
Sapsme artriole
DiplopiaPeningkatan tekanan darah
Diplopia
Peningkatan tekanan darah
Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi
Resiko injuriGinjal
Resiko injuri
Ginjal
Otak
Otak
suply o2Vasokontriksi pembuluh darah ginjalkoronerSistemikResistesi pembuluh darah otak
suply o2
Vasokontriksi pembuluh darah ginjal
koroner
Sistemik
Resistesi pembuluh darah otak
pe after loadIskemi myoka
pe after load
Iskemi myoka
sinklopNyeri dada aliran renal rererrererreadhrereasdgrasrererererenal
sinklop
Nyeri dada
aliran renal rererrererreadhrereasdgrasrererererenal
Fatiquepe Cardiac OutputGangguan perfusi jariganGangguan pola tidurRenin angiotensin INyeri kepala
Fatique
pe Cardiac Output
Gangguan perfusi jarigan
Gangguan pola tidur
Renin angiotensin I
Nyeri kepala
Intoleransi aktifitasAngiotensin II
Intoleransi aktifitas
Angiotensin II
Rancang aldosteron
Rancang aldosteron
Retensi Na di tubulus ginjal
Retensi Na di tubulus ginjal
pe vol cairan extra sululer
pe vol cairan extra sululer
Gangguan keseimbangan elektrolit
Gangguan keseimbangan elektrolit
Gambar 1 Pathway Hipertensi
(Sumber : Nanda Nic Noc, 2013)
Tanda dan Gejala
Adapun tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada pederita Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain :
Sakit kepala serta pegal di bagian tengkuk saat terjadi kadang-kadang disertai mual dan muntah, yang diakibatkan oleh peningkatan tekanan darah intrakranium.
Penglihatan kabur akibat kerusakan Hipertensif pada retina.
Cara berjalan yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat.
Nokturia yang disebabkan oleh peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
Edema dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada Hipertensi menurut Corwin (2009), antara lain :
Stroke
Infark miokard
Gagal ginjal
Ensefalopati (kerusakan otak)
Kejang
Retinopati
Pemeriksaan Diagnostik
Jenis pemeriksaan diagnostik pada penyakit Hipertensi menurut Corwin (2009) antara lain :
Pengukuran diagnostik pada tekanan darah menggunakan sfigmomanometer akan memperlihatkan peningkatan tekanan sistolik dan diastolik diatas batas normal.
Untuk menunjang pemeriksaan diagnostik biasanya dokter akan mengintruksikan pemeriksaan penunjang, diantaranya :
Dijumpai proteinuria pada wanita preklamsia.
BUN/ Kreatinin untuk mengetahui keadaan perfusi ginjal
Kalsium serum Hiperkalsemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama sebagai penyebab utama yang menjadi efek samping terapi diuretik.
Kolesterol dan triliserin serum peningkatan kadar dapat mengidentifikasikan pencetus untuk adanya pembentukan plak. Ateromosa (efek kardiovakuler).
Pemeriksaan tiroid, Hipertrioidisme dapat menimbulkan vasokontriksi dan Hipertensi.
EKG dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan kondusi, peningkatan gelombang P adalah salah satu tanda diri penyakit jantung Hipertensi.
Urinalisasi, memperhatikan protein sel darah merah, atau sel darah putih. Glukosa menyisyaratkan disfungsi ginjal atau adanya diabetes
Penatalaksanaan Medik
Tujuan tiap program penanganan bagi setiap pasien adalah mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap program ditentukan oleh derajat Hipertensi, komplikasi biaya perawatan, dan kualitas hidup sehubungan dengan terapi.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendekatan nonfarmakologis, termasuk penurunan berat badan, pembatasan alkohol, natrium dan tembakau; latihan relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada setiap terapi anti-Hipertensi. Apabila pada penderita Hipertensi ringan berada dalam risiko tinggi (pria perokok) atau bila tekanan darah diastoliknya menetap, diatas 85 atau 95 mmHg dan siastoliknya diatas 130 sampai diatas 139 mmHg, maka perlu dimulai terapi obat-obatan (Smeltzer, 2010)
Konsep Asuhan Keperawatan
Pada dasarnya proses keperawatan merupakan suatu proses pemecahan masalah yang sistematis, yang digunakan ketika bekerja pada individu, keluarga, kelompok dan komunitas. Pada keperawatan keluarga perawat dapat mengkonseptualisasikan keluarga sebagai konteks dimana fokus dan proses perawatannya berorientasi pada anggota keluarga secara individu.
Dalam praktiknya kebanyakan perawat keluarga bekerja pada keduanya yaitu pada keluarga dan pada individu dalam keluarga. Ini berarti bahwa perawat keluarga akan menggunakan proses keperawatan pada dua tingkatan yaitu tingkat individu dan keluarga. Sasaran asuhan keperawatan keluarga adalah keluarga-keluarga yang rawan kesehatan, yaitu keluarga yang mempunyai masalah kesehatan atau beresiko timbulnya masalah kesehatan. Sasaran keluarga yang dimaksud adalah individu sebagai anggota keluarga dan keluarga itu sendiri.
Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga, beberapa poin yang perlu dilakukan oleh perawat, yaitu;
Pengkajian
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil informasi secara terus-menerus terhadap anggota keluarga yang dibina. Untuk mendapatkan data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa ibu (bahasa yang digunakan setiap hari), lugas dan sederhana.
Asuhan keperawatan keluarga menurut teori aplikasi model pengkajian Friedman (2013) dalam kasus keluarga dengan penyakit Hipertensi yaitu :
Data umum
Nama kepala keluarga
Usia
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
Daftar anggota keluarga
Tabel 4 Daftar Anggota Keluarga
No
Nama
L/K
Usia
Hubungan
Pendidikan
Pekerjaan
Status kesehatan
1
2
3
Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui faktor genetik atau faktor bawaan yang sudah ada pada diri manusia untuk timbulnya penyakit Hipertensi.
Status sosial ekonomi
Status sosial ekonomi dapat dilihat dari, yaitu;
Pendapatan keluarga
Kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan keluarga.
Pada pengkajian status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan seseorang. Dampak dari ketidak-mampuan keluarga membuat seseorang enggan memeriksakan diri ke dokter dan fasilitas kesehatan lainnya.
Riwayat kesehatan keluarga
Riwayat masing-masing kesehatan keluarga (apakah mempunyai penyakit keturunan).
Perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
Sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan keluarga
Pengalaman terhadap pelayanan kesehatan
Karakteristik lingkungan
Karakteristik rumah
Tetangga dan komunitas
Geografis keluarga
Sistem pendukung keluarga
Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap anggota keluarga dan bagaimana anggota keluarga mengembangkan sikap saling mengerti. Semakin tinggi dukungan keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit, semakin mempercepat kesembuhan dari penyakitnya. Fungsi ini merupakan basis sentral bagi pembentukan dan kelangsungan unit keluarga. Fungsi ini berhubungan dengan persepsi keluarga terhadap kebutuhan emosional para anggota keluarga. Apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi akan mengakibatkan ketidakseimbangan keluarga dalam mengenal tanda-tanda gangguann kesehatan selanjutnya.
Fungsi keperawatan
Untuk mengetahui kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan sejauh mana keluarga mengetahui fakta-fakta dari masalah kesehatan yang meliputi pengertian, faktor penyebab tanda dan gejala serta yang mempengaruhi keluarga terhadap masalah, kemampuan keluarga dapat mengenal masalah, tindakan yang dilakukan oleh keluarga akan sesuai dengan tindakan keperawatan, karena Hipertensi memerlukan perawatan yang khusus yaitu mengenai pengaturan makanan dan gaya hidup. Jadi disini keluarga perlu tau bagaimana cara pengaturan makanan yang benar serta gaya hidup yang baik untuk penderita Hipertensi.
Untuk mengtahui kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat. Yang perlu dikaji adalah bagaimana keluarga mengambil keputusan apabila anggota keluarga menderita Hipertensi.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga merawat keluarga yang sakit. Yang perlu dikaji sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya dan cara merawat anggota keluarga yang sakit Hipertensi.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat. Yang perlu dikaji bagaimana keluarga mengetahui keuntungan atau manfaat pemeliharaan lingkungan kemampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan akan dapat mecegah kekambuhan dari pasien Hipertensi.
Untuk mengetahui sejauh mana kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang mana akan mendukung kesehatan seseorang.
Fungsi sosialisasi
Pada kasus penderita Hipertensi yang sudah mengalami komplikasi stroke, dapat mengalami gangguan fungsi sosial baik di dalam keluarga maupun didalam komunitas sekitar keluarga.
Fungsi reproduksi
Pada penderita Hipertensi perlu dikaji riwayat kehamilan (untuk mengetahui adanya tanda-tanda Hipertensi saat hamil).
Fungsi ekonomi
Status ekonomi keluarga sangat mendukung terhadap kesembuhan penyakit. Biasanya karena faktor ekonomi rendah individu segan untuk mencari pertolongan dokter ataupun petugas kesehatan lainya (Friedman, 2013).
Stres dan koping keluarga
Stresor yang dimiliki
Kemampuan keluarga berespons terhadap stresor
Strategi koping yang digunakan
Strategi adaptasi disfungsional
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik umum
Pemeriksaan fisik khusus
Harapan keluarga
Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap perawat (petugas kesehatan) untuk membantu penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.
Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga atau masyarakat yang diperoleh dari suatu proses pengumpulan data dan analisis cermat dan sistematis, memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab melaksanakannya (Shoemaker dalam Murwani, A, & Setyowati, S, 2011).
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnosis keperawatan meliputi masalah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda (sign). Sedangkan etiologi mengacu pada 5 tugas keluarga yaitu :
Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah
Persepsi terhadap keparahan penyakit
Pengertian
Tanda dan gejala
Faktor penyebab
Persepsi keluarga terhadap masalah
Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Sejauh mana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya masalah
Masalah dirasakan keluarga/Keluarga menyerah terhadap masalah yang dialami
Sikap negatif terhadap masalah kesehatan
Kurang percaya terhadap tenaga kesehatan
Informasi yang salah
Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit
Sifat dan perkembangan perawatan yang dibutuhkan
Sumber – sumber yang ada dalam keluarga
Sikap keluarga terhadap yang sakit
Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan
Keuntungan/ manfaat pemeliharaan lingkungan
Pentingnya higyene sanitasi
Upaya pencegahan penyakit
Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga
Keberadaan fasilitas kesehatan
Keuntungan yang didapat
Kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan
Pengalaman keluarga yang kurang baik
Pelayanan kesehatan yang terjangkau oleh keluarga
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga dengan memperhatikan sumber daya dan sumber dana yang dimiliki keluarga. Prioritas masalah asuhan keperawatan keluarga sebagai berikut :
Tabel 5 Prioritas Masalah
KRITERIA
BOBOT
SKOR
Sifat masalah
1
Aktual = 3
Resiko = 2
Potensial = 1
Kemungkinan masalah untuk dipecahkan
2
Mudah = 2
Sebagian = 1
Tidak dapat = 0
Potensi masalah untuk dicegah
1
Tinggi = 3
Cukup = 2
Rendah = 1
Menonjolnya masalah
1
Segera diatasi = 2
Tidak segera diatasi = 1
Tidak dirasakan adanya masalah = 0
Skoring :
Tentukan skor untuk tiap kriteria
Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan nilai bobot
SKOR
x
NILAI BOBOT
ANGKA TERTINGGI
Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot
Menurut (Komang, 2010) adapun diagnosa dalam keperawatan keluarga meliputi :
Gangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami hipertensi.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan, ketidakseimbangan sumplai dan kebutuhan oksigen pada keluarga.
Rencana Asuhan Keperawatan
Effendy dalam Harmoko (2012), mendefinisikan: rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaksanakan, dalam memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang telah didefinisikan.
Sedangkan Friedman (2013) menyatakan ada beberapa tingkat tujuan. Tingkat pertama meliputi tujuan-tujuan jangka pendek yang sifatnya dapat diukur, langsung dan spesiflk. Sedangkan tingkat kedua adalah tujuan jangka panjang yang merupakan tingkatan terakhir yang menyatakan maksud-maksud luas yang yang diharapkan oleh perawat maupun keluarga agar dapat tercapai.
Dalam menyusun kriteria evaluasi dan standar evaluasi, disesuaikan dengan sumber daya yang mendasar dalam keluarga pada umumnya yaitu biaya, pengetahuan, dan sikap dari keiuarga, sehingga dapat diangkat tiga respon yaitu respon verbal, kognitif, afektif atau perilaku, dan respon psikomotor untuk mangatasi masalahnya. Tujuan asuhan keperawatan keluarga dengan masalah Hipertensi dapat dibedakan menjadi dua yaitu tujuan jangka pendek dan tujuan jangka panjang (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Tujuan jangka pendek pada penderita Hipertensi antara lain : setelah diberikan informasi kepada keluarga mengenai Hipertensi keluarga mampu mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat untuk anggota keluarga yang menderita Hipertensi dengan respon verbal keluarga mampu menyebutkan pengertian, tanda dan gejala, penyebab serta perawatan Hipertensi. Respon afektif, keluarga mampu menentukan cara penanganan atau perawatan bagi anggotanya yang menderita Hipertensi secara tepat. Sedangkan respon psikomotor, keluarga mampu memberikan perawatan secara tepat dan memodifikasi lingkungan yang sehat dan nyaman bagi penderita Hipertensi. Standar evaluasi yang digunakan adalah pengertian, tanda dan gejala, penyebab, perawatan, komplikasi dan pengobatan Hipertensi (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Tujuan jangka panjang yang ingin dicapai dalam perawatan Hipertensi adalah masalah dalam keluarga dapat teratasi atau dikurangi setelah dilakukan tindakan keperawatan. Tahap intervensi diawali dengan menyelesaikan perencanaan perawatan.
Berikut adalah rencana asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi:
Tabel 6 Rencana Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan
Tujuan
Kriteria Evaluasi
Standar Evaluasi
Rencana Intervensi
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan nyeri berkurang
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 6x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputusan
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Keluarga dapat menjelaskan pengertian, penyebab, tanda dan gejala Hipertensi
Keluarga mampu mengambil keputusan jika ada anggota keluarga dengan Hipertensi
Keluarga mampu merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
Keluarga mampu mengubah faktor lingkungan yang menyebabkan Hipertensi
Keluarga mampu memanfaaastkan fasilitas kesehatan yang ada.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit hipertensi : pengertian, penyebab, tanda dan gejala.
Membantu keluarga dalam memutuskan keputusan yang tepat.
Memberikan pendidikan kesehatan dalam merawat anggota keluarga dengan Hipertensi
Membantu keluarga mengenal dan mengubah faktor lingkungan yang menyebabkan Hipertensi
Membantu keluarga dalam mencari fasilitas kesehatan yang tersedia.
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 6x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputusan
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Keluarga dapat menjelaskan pengertian hipertensi
Keluarga dapat menyebutkan klasifikasi hipertensi
Keluarga mampu menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
Keluarga dapat mengerti penyebab hipertensi
Keluarga menyebutkan komplikasi dari hipertensi
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian hipertensi
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai klasifikasi hipertensi
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai tanda dan gejala hipertensi
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyebab hipertensi
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai komplikasi hipertensi
Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengambil keputusan
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputus
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Keluarga dapat menjelas kan bagaimana cara mengambil keputusan jika salah satu keluarga ada yang mengalami perubahan status kesehatan
Keluarga dapat mengambil keputusan
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana cara keluarga mengambil keputusan
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga
Intervensi Keperawatan
Implementasi dapat dilakukan oleh banyak orang seperti klien (individu atau keluarga), perawat dan anggota tim perawatan kesehatan yang lain, keluarga luas dan orang-orang lain dalam jaringan kerja sosial keluarga (Friedman, 2013).
Hal yang perlu diperhatikan dalam tindakan keperawatan keluarga dengan Hipertensi menurut Effendy dalam Harmoko (2012) adalah sumber daya dan dana keluarga, tingkat pendidikan keluarga, adat istiadat yang berlaku, respon dan penerimaan keluarga serta sarana dan prasarana yang ada dalam keluarga.
Sumberdaya dan dana keluarga yang memadai diharapkan dapat menunjang proses penyembuhan dan penatalaksanaan penyakit Hipertensi menjadi lebih baik. Sedangkan tingkat pendidikan keluarga juga mempengaruhi keluarga dalam mengenal masalah Hipertensi dan dalam mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang terkena Hipertensi.
Adat istiadat dan kebudayaan yang berlaku dalam keluarga akan mempengaruhi pengambilan keputusan keluarga tentang pola pengobatan dan penatalaksanaan penderita Hipertensi, seperti pada suku pedalaman lebih cenderung menggunakan dukun daripada pelayanan kesehatan.
Demikin juga respon dan penerimaan terhadap anggota keluarga yang sakit Hipertensi akan mempengaruhi keluarga dalam merawat anggota yang sakit Hipertensi.
Sarana dan prasarana baik dalam keluarga atau masyarakat merupakan faktor yang penting dalam perawatan dan pengobatan Hipertensi. Sarana dalam keluarga dapat berupa kemampuan keluarga menyediakan makanan yang sesuai dan menjaga diit atau kemampuan keluarga, mengatur pola makan rendah garam, menciptakan suasana yang tenang dan tidak memancing kemarahan. Sarana dari lingkungan adalah, terjangkaunya sumber-sumber makanan sehat, tempat latihan, juga fasilitas kesehatan (Effendy dalam Harmoko, 2012).
Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah evaluasi. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya tindakan keperawatan
yang dilakukan oleh keluarga, perawat, dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat memperbaharui rencana asuhan keperawatan (Friedman, 2013).
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya.
Evaluasi dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi formatif dan evaluasi sumatif (Suprajitno, 2006) yaitu dengan SOAP, dengan pengertian "S" adalah ungkapan perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan, "O" adalah keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh perawat menggunakan penagamatan. "A" adalah merupakan analisis perawat setelah mengetahui respon keluarga secara subjektif dan objektif, "P" adalah perencanaan selanjutnya setelah perawat melakukan tindakan.
Dalam mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat sebelumnya. Bila tujuan tersebut belum tercapai, maka dibuat rencana tindak lanjut yang masih searah dengan tujuan
Kerangka Teori
Fungsi keluargaFungsi afektifFungsi sosialisasiFungsi reproduksiFungsi ekonomiFungsi perawatan kesehatanKeluarga
Fungsi keluarga
Fungsi afektif
Fungsi sosialisasi
Fungsi reproduksi
Fungsi ekonomi
Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga
EtiologiKecepatan denyut jantungVolume sekuncupAsupan tinggi NaVasokontriksi arterio dan arteri periferStressgenetik
Etiologi
Kecepatan denyut jantung
Volume sekuncup
Asupan tinggi Na
Vasokontriksi arterio dan arteri perifer
Stress
genetik
Masalah keperawatanGangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi Kurangnya pengetahuan Resiko jatuh Perubahan status kesehatan Intoleransi aktivitas Penyakit Hipertensi
Masalah keperawatan
Gangguan rasa nyaman, nyeri pada anggota keluarga dengan hipertensi
Kurangnya pengetahuan
Resiko jatuh
Perubahan status kesehatan
Intoleransi aktivitas
Penyakit Hipertensi
KomplikasiStrokeInfark miokardGagal ginjalEnsefalopati Kejang
Komplikasi
Stroke
Infark miokard
Gagal ginjal
Ensefalopati
Kejang
Asuhan keperawatanPengkajian Diagnosa keperawatanRencana tindakan keperawatanImplementasiEvaluasi
Asuhan keperawatan
Pengkajian
Diagnosa keperawatan
Rencana tindakan keperawatan
Implementasi
Evaluasi
Gambar 2 Kerangka teori
(Sumber : Friedman, 2013. Corwin, 2009)
Pertanyaan Penelitian
Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan secara langsung kepada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
Bagaimana merumuskan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
Bagaimana menyusun rencana tindakan keperawatan pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
Bagaimana mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan yang nyata sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah ditegakkan pada keluarga dengan penyakit Hipertensi?
Bagaimana mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan?
Bagaimana perbedaan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai dengan teori terhadap kenyataan hasil yang di dapat?
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berfokus menggambarkan dan memahami fenomena (konsep) dalam dunia sosial dari perspektif individu yang memiliki pengalaman dalam dunia sosial tersebut. Studi kasus adalah suatu pendekatan yang mempelajari tentang peristiwa yang unik dari suatu kasus yang spesifik (Dharma, 2011). Penelitian studi kasus bertujuan untuk menggambarkan kasus secara mendalam, dengan cara mengumpulkan data dari keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
Partisipan
Partisipan
Partisipan dalam penelitian ini adalah keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi yang datang berobat ke Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
Terdiagnosa oleh dokter menderita Hipertensi
Memiliki keluarga yang tinggal bersama dalam satu rumah
Metode pengambilan kasus
Pengambilan kasus dalam penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pengambilan sample secara sengaja dengan kriteria yang diinginkan oleh penulis sesuai dengan tujuan penelitian.
Jumlah Kasus
Jumlah kasus yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dua keluarga yang salah satu anggotanya menderita penyakit Hipertensi dan memenuhi kriteria.
Tempat dan Waktu Penelitian
Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur untuk mencari partisipan setelah menemukan partisipan yang bersedia selanjutnya penelitian dilakukan di rumah partisipan (Home Care). Proposal penelitian dibuat oleh peneliti selama 4 bulan dari bulan Januari hingga Mei 2015. Penelitian dilakukan selama 2 minggu pada bulan Juni. Pengelolaan data, analisis,dan penyusunan laporan disusun selama 3 minggu menyusul sidang hasil pada minggu selanjutnya pada bulan Juli.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di unit kesehatan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur dan rumah keluarga klien.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dapat dibedakan menjadi data primer dan data sekunder yaitu :
Data Primer
Data primer diperoleh langsung dari subjek penelitian. Yaitu tiga keluarga klien dengan Hipertensi.
Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari unit kesehatan Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur yang mendukung untuk penelitian yaitu catatan medis dan catatan keperawatan.
Prosedur Penelitian
Prosedur Administratif
Mengurus surat izin penelitian dari Jurusan Keperawatan Singkawang.
Mengurus perizinan penelitian ke Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur.
Prosedur Tehnik
Mengajukan Informed consent kepada klien yaitu memberikan informasi tentang penelitian dan meminta persetujuan untuk menjadikan partisipan dalam penelitian.
Pengumpulan data melalui metode studi kasus
Setelah data diperoleh, kemudian diolah dan di analisa untuk mendapatkan kesimpulan hasil penelitian.
Tahap penulisan laporan/penyusunan hasil penelitian
Instrumen Penelitian
Jenis instrumen
Jenis alat yang digunakan untuk mendapatkan data meliputi format pengkajian, leaflet dan data yang telah terdokumentasi
Sumber mendapatkan instrumen
Format pengkajian asuhan keperawatan Keluarga Hipertensi diadopsi dari Friedman (2013).
Etika Penelitian
Prinsip pertama, peneliti mempertimbangkan hak-hak responden untuk mendapatkan informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Oleh karena itu, peneliti mempersiapkan formulir persetujuan responden (informed consent) yang terdiri dari :
Penjelasan mengenai manfaat penelitian.
Penjelasan tentang kemungkinan risiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan.
Penjelasan tentang manfaat yang didapatkan.
Persetujuan peneliti untuk dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan subjek berkaitan dengan prosedur penelitian.
Persetujuan responden dapat mengundurkan diri kapan saja; dan
Jaminan anonimitas dan kerahasiaan.
Prinsip kedua, peneliti tidak akan menampilkan informasi mengenai nama dan alamat asal responden dalam kuesioner maupun alat ukur apapun untuk menjaga anonimitas dan kerahasiaan identitas subyek. Oleh karena itu, peneliti menggunakan koding responden.
Prinsip ketiga, prinsip keadilan memiliki konotasi keterbukaan dan adil. Untuk memenuhi prinsip keterbukaan, penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, profesional, berprikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan, keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius mahasiswa. Lingkungan penelitian dikondisikan agar memenuhi prinsip keterbukaan yaitu kejelasan prosedur penelitian. Agar prosedur penelitian jelas maka peneliti mempertimbangkan aspek keadilan gender dan hak subyek untuk mendapatkan perlakuan yang sama baik sebelum, selama dan sesudah berpartisipasi dalam penelitian.
Prinsip keempat, peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi subyek. Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi subyek (nonmaleficence). Apabila intervensi penelitian berpotensi mengakibatkan stres maka subyek dikeluarkan dari kegiatan penelitian untuk mencegah terjadinya stres berkelanjutan (Dharma, 2011).
Analisa Data
Analisa data pada penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan cara menemukan tema dalam setiap tahap asuhan keperawatan mulai dari pengkajian sampai dengan evaluasi pada keluarga dengan Hipertensi
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Pada BAB ini peneliti akan membahas mengenai Asuhan Keperawatan pada keluarga Tn. Z dan Tn. L.
Asuhan Keperawatan Pada Tn. Z
Pengkajian Tn. Z
Indentitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. Z
Umur dan jenis kelamin KK : 62 Tahun
Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Pensiun PNS
Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SPG
Alamat dan nomor telepon : Mayasopa RT 01/ 01
Komposisi anggota keluarga
Tabel 7. Komposisi Anggota Keluarga (Pasien 1)
Nama
Umur
JK
Hub dengan KK
Pendidikan
Pekerjaan
Keterangan
Tn. Z
Ny. M
An. L
An. T
62 th
60 th
35 th
30 th
L
P
L
L
KK
Istri
Anak
Anak
SPG
SMA
SMA
SMA
Swasta
IRT
Swasta
Swasta
Sakit
Sehat
Sehat
Sehat
Genogram
Gambar 3. Genogram (Pasien 1)
Keterangan:
: laki - laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Laki - laki
: Perempuan
: Tn. Z
.......
: Tinggal serumah
Keluhan Saat di Kaji:
S: Tn. Z mengatakan stiap tekanan darahnya tinggi, Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, serta pegal didaerah tengkuk. Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu kadang mengganggu aktifitas Tn. Z.
P: nyeri karena tekanan darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 4 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi
O: Tn. Z tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 150/110 mmHg
N: 85x/m
RR: 20x/m
S: 37 0C
S: Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah tinggi, keluarga mulai cemas ketika Tn. Z mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat terjadi perubahan status kesehatan keluarga khususnya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani.
O : keluarga tampak cemas dengan penyakitnya Tn. Z
S: Tn. Z mengatakan tidak mengerti tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan Tn. Z mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya. Keluarga mengatakan mau mendengarkan penjelasan tentang penyakit Hipertensi.
O: keluarga dan Tn. Z tampak bngung, keluarga tampak tidak mengerti ketika ditanya.
Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. Z adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Suku bangsa
Keluarga Tn. Z merupakan keluarga suku Dayak, bahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa Indonesia.
Agama
Keluarga Tn. Z beragama Katolik dan seluruh anggota keluarga melaksanakan ibadah pada hari minggu.
Status sosial ekenomi keluarga:
Penghasilan keluarga Tn. Z diperoleh dari Tn. Z sebagai pensiunan PNS dan bertani karet. Penghasilan rata-rata sebulan ± Rp 1.800.000, yang dipergunakan untuk bayar listrik rumah Rp 85.000 perbulan, untuk membeli air bersih Rp 32.000.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan suami):
Tahap perkembangan keluarga Tn. Z saat ini termasuk keluarga dengan anak dewasa tugas perkembangan keluarga usia lanjut :
Baik Tn. Z maupun Ny. M saat ini dalam masa pensiunan dimana Tn. Z sudah tidak lagi mengajar namun masih tetap menyadap karet sedangkan Ny. M masih melakukan kegiatan sebagai ibu rumah tangga dengan dibantu oleh kedua anaknya yang sudah menikah. Keduanya saling memberikan perhatian dan kasih sayang baik kepada anak, menantu dan cucu. Serta tetap aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat sebagai anggota masyarakat.
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga saat ini yang belum terpenuhi yaitu An. L yg belum menikah.
Riwayat keluarga inti
Tn. Z dan Ny. M menikah ± 42 tahun yang lalu, perkawinnya direstui oleh kedua orang tuanya masing-masing. Penyakit yang diderita oleh orang tua dan saudara Tn. Z kebanyakkan Hipertensi
Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):
Riwayat orang tua pihak Tn. Z dan ibu Tn. Z tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai. Sedangkan orang tua baik dari Tn. Z maupun Ny. M sudah meninggal dunia.
Lingkungan
Karakteristik rumah
Rumah yang dihuni Tn. Z merupakan rumah sendiri, berukuran panjang15 m2 lebar 4 m2terdiri dari dari ruang tamu, kamar tidur, dapur dan WC, kondisi WC bersih dengan model WC leher angsa, lantai sebagian terbuat dari papan dan beton, rumah semi permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu jendela dan ventilasi, keluarga mempunyai halaman rumah yang dipergunakan untuk buka warung kecil-kecilan, sampah keluarga yang kering dibakar dan yang basah dibuang ditempat sampah, kebersihan rumah lumayan bersih, air minum sehari-hari diperoleh dari air ledeng dengan kondisi air bersih. Dan keluarga ingin merehap rumahnya tetapi sampai sekarang belum ada biayanya
Gambar 4. Denah Rumah (Pasien 1)
L. 4mP. 3,5m1
L. 4m
P. 3,5m
1
L. 2mP. 3,5mL. 2,8m2
L. 2m
P. 3,5m
L. 2,8m
2
L. 2,7mP. 3,5m3
L. 2,7m
P. 3,5m
3
L. 3,5mP. 4mL. 2,7mP. 2m45
L. 3,5m
P. 4m
L. 2,7m
P. 2m
4
5
87
8
7
L. 3,5mP. 4m6
L. 3,5m
P. 4m
6
L. 2mP. 2mL. 2mP. 2m
L. 2m
P. 2m
L. 2m
P. 2m
Keterangan:
1
:
Ruang Tamu
5
:
Ruang TV
2
:
Kamar Tidur
6
:
Dapur
3
:
Kamar Tidur
7
:
Kamar Mandi
4
:
Kamar Tidur
8
:
WC
Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal
Keluarga Tn. Z tinggal di lingkungan yang berpenduduk jarang, mayoritas penduduknya bersuku Dayak, lingkungan tetangga akrab dan saling menolong bila ada kesusahan.
Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Tn. Z sudah lama tinggal di Mayasopa sejak tahun 1987, kendaraan yang di pakai biasanya motor.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. M sangat aktif mengikuti arisan di RT nya yang dilakukan sebulan sekali.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. Z bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh keluarganya yang lain.
Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga terbuka antara Tn. Z, Ny. M dan anaknya. Bila ada masalah keluarga selalu mendiskusikan secara bersama untuk mecari jalan keluarnya.
Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Tn. Z saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Struktur peran
Tn.Z sebagai kepala keluarga, mencari nafkah dan pensiunan PNS serta bekerja menyadap karet. Ny. M sebagai IRT, pengatur rumah tangga dan An L sebagai anak yang sudah menikah dan tinggal satu rumah dengan Tn.z bekerja sebagai penyadap karet, An. T sebagai anak yang belum menikah dan bekerja serabutan.
Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai budaya Dayak dan agama Katolik dalam kehidupan sehari-hari.
Fungsi keluarga
Fungsi afektif:
Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Cara keluarga mengekspresikan peran kasih sayangnya yaitu ketika salah satu anggota keluarga yang berulangtahun keluarga saling mengucapkan walaupun hanya sekedar mengucapkan.
Dukungan terhadap anggota keluarga
keluarga saling mendukung ketika ada anggota keluarga yang berbuat baik.
Saling menghargai, kehangatan
Keluarga saling menghargai ketika ada anggota keluarga yang memberikan pendapat
Fungsi sosialisasi:
Sosialisasi keluarga dengan masyarakat disekitarnya baik.
Stress dan koping keluarga
Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga:
Stresor jangka pendek keluarga mengatakan saat ini stres memikirkan masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarganya khususnya Tn. Z.
Stresor jangka panjang keluarga mengatakan ingin An. L segera menikah dan membina keluarga.
Respon keluarga terhadap stress
Tn. Z memberikan semangat kepada anggota keluarganya jika ada masalah. Keluarga juga membantu memecah kan masalah yang ada dikeluarga tersebut.
Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah dalam keleuarga maka cara keluarga untuk memecahkan masalah yang dilakukan adalah musyawarah.
Strategi adaptasi yang disfungsional:
Bila ada salah satu anggota keluarga yang salah Tn. Z selalu menegurnya
Pemeriksaan fisik (head to toe)
Tabel 8. Pemeriksaan Fisik (Pasien 1)
Aspek Pemeriksaan Fisik
Anggota Keluarga
Tn. Z
Ny. M
An. L
An. T
Keadaan umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis
Baik, kesdaran compos mentis, badan ideal.
Baik, kesadaran compos mentis, badan ideal
Baik, kesadaran compos mentis, badan ideal.
TTV
Pasien mengatakan pusing dan nyeri dibagian tengkuk jika tekanan darah tinggi
TD:150/110 mmHg
N:85 x/m
S:36 C
R:20x/m
TD:120/80 mmHg
N:80 x/m
S:36,8 C
R:20 x/m
TD:110/80 mmHg
N:84 x/m
S:37,0 C
R:21 x/m
TD:-
N:88 x/m
S:36,5 C
R:20 x/m
Kulit/kepala
Kulit sawo matang, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut putih, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam dan agak ikal tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Kulit sawo matang, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam,rambutagak pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Mata
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Hidung
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Mulut
Mulut simetris, bibir tampak hitam dan kering, gigi lengkap dan agak kuning.
Mulut simetris, bibir tidak kering, gigi lengkap, terdapat sdikit karang gigi.
Mulut simetris, bibir tampak sedikit kering, gigi lengkap dan bersih.
Mulut simetris, bibir tampak lembab, gigi lengkap dan bersih.
Leher
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Abdomen
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Ekstremitas
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Kesimpulan
Ada masalah
Tidak ada masalah kesehatan
Tidak ada masalah kesehatan
Tidak ada masalah kesehatan
Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. Z khususnya pada Tn. Z dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan Tn. Z
Analisa Data
Tabel 9. Analisa Data (Pasien 1)
No
DATA
Diagnosis Keperawatan
1
DS: Tn. Z mengatakan stiap tekanan darahnya tinggi, Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, serta pegal didaerah tengkuk. Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu kadang mengganggu aktifitas Tn. Z.
P: nyeri karena tekanan darah
tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 4 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan
darah tinggi
DO: Tn. Z tampak lemah, tampak kesakitan
TD : 150/110 mmHg
N : 85x/menit
RR: 20x/menit
S : 36 oC
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluargamerawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. Z
2
DS: Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah tinggi, keluarga mulai cemas ketika Tn. Z mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat terjadi perubahan status kesehatan keluarga khususnya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani.
DO: keluarga tampak cemas dengan penyakitnya Tn. Z
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khusunya Tn. Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. Z
3
DS: Tn. Z mengatakan tidak mengerti tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan Tn. Z mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya. Keluarga mengatakan mau mendengarkan penjelasan tentang penyakit Hipertensi.
DO: keluarga dan Tn. Z tampak bingung keluarga tampak tidak mengerti ketika ditanya
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
Penapisan Masalah
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. Z
Tabel 10. Penapisan Masalah (Pasien 1)
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah : aktual
3/3 x 1
1
Setiap tekanan darah Tn. Z tinggi, Tn. Z merasakan pusing (nyeri dibagian kepala) dan tidak dilakukan tindakkan apa pun.
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian
2/2x 2
2
Harapan keluarga terhadap kesembuhan Tn. Z dari pusing (nyeri dibagian kepala) yang dapat disebab kan karena Tn. Z stres.
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
2/3 x 1
2/3
Tn. Z merasakan nyeri saat tekanan darah Tn. Z tinggi
Menonjolnya masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
½x 1
½
Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani
TOTAL SKORS
4 1/6
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khususnya pada Tn. Z
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah : aktual
3/3 x 1
1
Keluarga tampak cemas ketika Tn. Z mulai sakit
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian
1/2 x 2
1
Harapan keluarga agar penyakit Tn. Z dapat sembuh agar keluarga tidak cemas lagi
Potensi masalah dapat dicegah : rendah
2/3 x 1
2/3
Keluarga merasakan cemas saat terjadi perubahan status kesehatan keluarga khususnya Tn. Z
Menonjolnya masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
½x 1
½
Keluarga mengatakan jika Tn. Z. Sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani
TOTAL SKOR
3 1/6
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah : aktual
3/3 x 1
1
Keluarga tidak tahu tentang masalah kesehatan penyakit Hipertensi
Kemungkinan masalah untuk diubah : mudah
1/2 x 2
1
Keluarga mengatakan mau mendenagrkan apa yang sudah dijelaskan
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
1/3 x 1
1/3
Keluarga tidak mengetahui pentingnya kesehatan
Menonjolnysa masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
½ x 1
½
Keluarga mengatakan Tn. Z mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya
TOTAL SKOR
2 5/6
Prioritas Diagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. Z
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khusunya Tn. Z
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 11. Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 1)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
STANDAR EVALUASI
RENCANA INTERVENSI
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. Z
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan nyeri berkurang
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputus
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Respon verbal
Mengetahui sejauh mana keluarga mengenal tentang nyeri.
Keluarga mengetahui cara mengurangi/mencegah nyeri.
Keluarga dan Tn. Z dapat mendemontrasikan cara mengurangi nyeri
Keluarga tahu diet apa yang harus dijalani Tn. Z
Keluarga memberikan menu rendah garam pada Tn. Z
Keluarga memberikan waktu istirhat pada Tn. Z
Keluarga bersedia membawa Tn. Z ke fasilitas kesehatan terdekat
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi.
Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri.
Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. Z tentang cara mengurangi nyeri.
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. Z yang sesuai dengan diet.
Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. Z
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. Z secara teratur
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khususnya Tn. Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. Z
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan cemas dan status kesehatan teratasi
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputus
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Respon verbal
Mengetahui faktor penyebab kecemasan
Keluarga dapat mengenal masalah cemas dengan perubahan status kesehatan
Keluarga dapat mengatasi cemas dengan perubahan status kesehatan
Keluarga dapat merawat Tn. Z dan mengurangi kecemasan.
Keluarga dapat mengontrol cemas dengan perubahan status kesehatan
Keluarga membawa Tn. Z secara rutin ke Puskesmas terdekat.
Kaji penyebab dari kecemasan keluarga
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cemas.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana cara mengatasi cemas.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. Z
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol cemas.
Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. Z k fasilitas kesehatan terdekat
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengenal masalah Hipertensi
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputusan
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Mengetahui sejauh mana keluarga mengenal penyakit Hipertensi.
Keluarga dapat mengenal pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Membantu keluarga mengambil keputusan yang tepat.
Keluarga dapat merawat Tn. Z dengan Hipertensi.
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dengan menurunkan tingkat stress drumah.
Keluarga mau membawa dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. Z
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. Z untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
Implementasi dan Evaluasi
Tabel 12. Implementasi dan Evaluasi (Pasien 1)
NO
TGL/WAKTU
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF
1
08-06,
2015
Jam15.00
1.1
Mengakaji nyeri dan skala nyeri dan TTV pada Tn. Z
Respon :
S : Tn. Z mengatakan stiap tekanan darah Tn. Z tinggi Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak dilakukan tindakkan yang perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala dan tengkuk
S: skala nyeri 4 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi.
O : Tn. Z tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 150/110 mmHg
N : 85x/menit
RR: 20x/menit
S : 36 oC
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mengatakan tidak tahu tentang hubungan nyeri dengan Hipertensi.
O : keluarga tampak bingung saat ditanya.
S : Tn. Z mengatakan stiap tekanan darah Tn. Z tinggi Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak dilakukan tindakkan yang perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan
darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 4 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi.
Keluarga mengatakan tidak tahu tentang hubungan nyeri dengan Hipertensi.
O : Tn. Z tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 150/110 mmHg
N : 85x/menit
RR: 20x/menit
S : 36 oC
Keluarga tampak bingung saat ditanya.
A : TUK 1 tercapai sesuai
Rencana
P : lanjutkan TUK 2 : Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
08-06, 2015
Jam: 15.30
2.1
menanyakan kepada keluarga penyebab dari kecemasan itu
respon :
S : Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah ditinggi, keluarga mulai cemas ketika Ny. Mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat perubahan status kesehatan keluarga khusunya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani.
O : keluarga tampak cemas
Keluarga sering bertanya
S : Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah ditinggi, keluarga mulai cemas ketika Ny. Mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat perubahan status kesehatan keluarga khusunya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani.
O : keluarga tampak cemas
A : TUK 1 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 2 an 3 : Memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan status kesehatan pada Tn. Z.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perubahan status kesehatan Tn. Z.
08-06, 2015
Jam: 16.00
3.1
perkenalkan diri dan Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mau memperkenalkan diri dengan baik, keluarga mau memberikan data-data keluarga, keluarga dan Tn. Z mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya.
O : keluarga tampak kooperatif
S:keluarga mau memperkenalkan diri dengan baik, keluarga mau memberikan data-data keluarga, keluarga dan Tn. Z mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya.
O:keluarga tampak kooperatif
A:TUK 1 tercapai sesuai rencana
P:melanjutkan TUK 2 dan 3 : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
2
09-06, 2015
Jam 15.05
1.2
1.3
Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan cara mengurangi nyeri.
O : keluarga tampak mengerti
Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. Z tentang cara mengurangi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan yang telah di demonstrasikan
O : keluarga tampak mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
S : keluarga mengatakan mengerti dengan cara mengurangi nyeri.
Keluarga mengatakan mengerti dengan yang telah di demonstrasikan
O : keluarga tampak mengerti
Keluarga tampak mengerti
A : TUK 2 dan 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 : Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. Z yang sesuai dengan diet.
09-06, 2015
Jam 15.40
2.2
2.3
Memberikan pendidikan kesehatan tentang perubahan status kesehatan pada Tn. Z.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan perubahan kesehatan yang terjadi dan berharap dapat membantu Tn. Z.
O : keluarga tampak mengerti tentang perubahan status kesehatan Tn. Z.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai perubahan status kesehatan Tn. Z
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan perubahan status kesehatan yang terjadi pada Tn. Z
O : keluarga tampak mengerti dengan perubahan status kesehatan Tn. Z
S : keluarga mengatakan mengerti dengan perubahan kesehatan yang terjadi dan berharap dapat membantu Tn. Z.
keluarga mengatakan mengerti dengan perubahan status kesehatan yang terjadi pada Tn. Z
O : keluarga tampak mengerti tentang perubahan status kesehatan Tn. Z.
keluarga tampak mengerti dengan perubahan status kesehatan Tn. Z
A : TUK 2 dan 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 : Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. Z
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol cemas.
09-06, 2015
Jam 16.15
3.2
3.3
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
O : keluarga tampak mengerti dan tidak bingung
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
Respon :
S : keluarga mengatakan tahu keputusan apa yang harus dibuat untuk Tn. Z.
O : keluarga tampak berdikusi untuk membuat keputusan.
S : keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
keluarga mengatakan tahu keputusan apa yang harus dibuat untuk Tn. Z.
O : keluarga tampak mengerti dan tidak bingung
keluarga tampak berdikusi untuk membuat keputusan.
A : TUK 2 dan 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. Z
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. Z untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
3
10-06, 2015
Jam 16.00
1.4
1.5
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan alasan kenapa Tn. Z harus makan dengan diet rendah garam
O : keluarga tampak mengerti
Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. Z yang sesuai dengan diet.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dan akan memisahkan menu makanan Tn. Z dari angoota keluarga yang lain
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
S : keluarga mengatakan mengerti dengan alasan kenapa Tn. Z harus makan dengan diet rendah garam
keluarga mengatakan mengerti dan akan memisahkan menu makanan Tn. Z dari angoota keluarga yang lain
O : keluarga tampak mengerti
keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 dan 7 : Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. Z
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. Z secara teratur
10-06, 2015
Jam 16.30
2.4
2.5
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. Z
S : keluarga mengatakan mengerti cara merawat Tn. Z dan cemasnya berkurang
O : keluarga tampak lebih tenang
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol cemas.
Respon :
S : keluarga mengatakan sudah mengerti dengan cara mengontrol cemas
O : keluarga tampak lebih tenang
S : keluarga mengatakan mengerti cara merawat Tn. Z dan cemasnya berkurang
keluarga mengatakan sudah mengerti dengan cara mengontrol cemas
O : keluarga tampak lebih tenang
keluarga tampak lebih tenang
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 : Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. Z k fasilitas kesehatan terdekat
10-06, 2015
Jam 17.00
3.4
3.5
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. Z
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan tujuan pemberian diet rendah garam.
O : keluarga tampak mengerti dengan materi yang disampaikan
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. Z untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dan akan menurunkan tingkat stres yang ada di lingkungan.
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
S : keluarga mengatakan mengerti dengan tujuan pemberian diet rendah garam.
keluarga mengatakan mengerti dan akan menurunkan tingkat stres yang ada di lingkungan.
O : keluarga tampak mengerti dengan materi yang disampaikan
keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 : Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
4
11-06, 2015
Jam 15.15
1.6
1.7
Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. Z
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan maksud dan tujuan mengatur jadwal tidur untuk Tn. Z
O : keluarga tampak mengerti dan berdiskusi untuk menyiapkan jam tidur bagi Tn. Z.
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. Z secara teratur
Respon :
S : keluarga mengatakan akan membawa Tn. Z ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin
O : keluarga tampak berdiskusi tentang hal ini
S : keluarga mengatakan mengerti dengan maksud dan tujuan mengatur jadwal tidur untuk Tn. Z
keluarga mengatakan akan membawa Tn. Z ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin
O : keluarga tampak mengerti dan berdiskusi untuk menyiapkan jam tidur bagi Tn. Z.
keluarga tampak berdiskusi tentang hal ini
A : TUK 1.2.3.4.5.6.7 tercapai sesuai rencana
P : intervesi dihentikan
11-06, 2015
Jam 15.50
2.6
Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. Z k fasilitas kesehatan terdekat
Respon :
S : keluarga dan Tn. Z mengatakan bersedia untuk pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin.
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. Z mengatakan bersedia untuk pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin.
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
A : TUK 1.2.3.4.5.6 tercapai sesuai rencana
P : intervensi dihentikan
11-06, 2015
Jam 16.15
3.6
Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
Respon :
S : keluarga dan Tn. Z mengatakan bersedia untuk rutin pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. Z mengatakan bersedia untuk rutin pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat
O : keluarga dan Tn. Z tampak mengerti
A : TUK 1.2.3.4.5.6 tercapai sesuai rencana
P : intervensi di hentikan
Asuhan Keperawatan Pada Tn. L
Pengkajian Tn. L
Indentitas Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga (KK) : Tn. L
Umur dan jenis kelamin KK : 76 Tahun
Pekerjaan Kepala Keluarga (KK) : Tani
Pendidikan Kepala Keluarga (KK) : SD
Alamat dan nomor telepon : Bagak Sahwa rt5/rw2
Komposisi anggota keluarga
Tabel 13. Komposisi Anggota Keluarga (Pasien 2)
Nama
Umur
JK
Hub dengan KK
Pendidikan
Pekerjaan
Keterangan
Tn. L
Ny. S
An. D
76 th
72 th
28 th
L
P
L
KK
Istri
Anak
SD
SD
SMA
Swasta
IRT
Swasta
Sakit
Sehat
Sehat
Genogram
Gambar 5. Genogram (Pasien 2)
Genogram
Keterangan:
: Perempuan
: Laki-laki
: Perempuan meninggal
: Laki-laki meninggal
: Pasien Tn. L
: Tinggal serumah
Keluhan Saat di Kaji:
S: Pasien mengatakan stiap tekanan darah Tn. L tinggi Tn. L merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan darah meningkat
Q: nyeri seperti ditusuk - tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi
O : Tn. L tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 160/100 mmHg
N: 80x/m
RR: 20x/m
S: 36,60C
S: Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani.
O : Tn. L tampak lemah, Tn. L sering pusing.
S: Tn. L mengatakan tidak mengerti tentang penyakit Hipertensi, Tn. L mengatakan ingin mengetahui tentang penyakit Hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang masalah kesehatan, keluarga mengatakan mau mendengarkan informasi yang diberikan, keluarga tidak mengetahui pentingnya kesehatan, keluarga mengatakan Tn. L mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya.
O: Tn. L Tampak bingung, keluarga tampak tidak mengerti ketika ditanya mengenai penyakit Hipertensi.
Tipe keluarga
Tipe keluarga Tn. L adalah keluarga inti (nuclear family) yang terdiri dari ayah, ibu dan anak.
Suku bangsa:
Keluarga Tn. L merupakan keluarga suku Melayu, bahasa yang digunakan sehari hari adalah bahasa Indonesia.
Agama:
Keluarga Tn. L beragama Islam dan seluruh anggota keluarganya melaksanakan sholat lima waktu.
Status sosial ekeonomi keluarga:
Penghasilan keluarga Tn. L diperoleh dari Tn. L yang bekerja sebagai Tani. Penghasilan rata-rata sebulan ± Rp 1.700.000, yang dipergunakan untuk bayar listrik rumah Rp 15.000 perbulan, untuk membeli air ledeng Rp 25.000 jika air ledeng habis.
Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan suami):
Tahap perkembangan keluarga Tn. L saat ini termasuk keluarga yang melepas anak usia dewasa muda :
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan ingin sekali anaknya yang berusia 28 tahun segera menikah.
Riwayat keluarga inti:
Keluarga Tn. L dan Ny. S menikah ± 52 tahun yang lalu, perkawinnya direstui oleh kedua orang tuanya masing-masing. Penyakit yang diderita oleh orang tua dan saudara Tn. L kebanyakkan Hipertensi
Riwayat keluarga sebelumnya (suami istri):
Riwayat orang tua pihak Tn. L dan Ny. S tidak mempunyai kebiasaan kawin cerai. Sedangkan orang tua laki- laki Tn. L dan kakak Tn. L meninggal karena Hipertensi.
Lingkungan
Karakteristik rumah:
Rumah yang dihuni Tn. L merupakan rumah sendiri, berukuran panjang 12 m2 dan lebar 5 m2 terdiri dari dari ruang tamu, kamar tidur, dapur dan WC, kondisi WC bersih dengan model WC leher angsa, lantai terbuat dari papan, rumah semi permanen, sirkulasi udara diperoleh dari pintu jendela dan ventilasi, keluarga mempunyai halaman rumah, sampah keluarga yang kering dibakar dan yang basah dibuang ditempat sampah, kebersihan rumah kurang bersih, air minum sehari-hari diperoleh dari air ledeng dengan kondisi air bersih.
Gambar 6. Denah Rumah (Pasien 2)
1L. 2mP. 8mL. 4mP. 4mL. 3mP. 4mL. 3mP. 4mL. 4mP. 8mL. 3mP. 4mL. 1,75mP. 2mWC
1
L. 2m
P. 8m
L. 4m
P. 4m
L. 3m
P. 4m
L. 3m
P. 4m
L. 4m
P. 8m
L. 3m
P. 4m
L. 1,75m
P. 2m
WC
42
4
2
53
5
3
7
7
6
6
Keterangan:
1
:
Ruang Tamu
2
:
Kamar Tidur
3
:
Kamar Tidur
4
:
Kamar Tidur
5
:
Ruang TV
6
:
Dapur
7
:
WC
Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal:
Keluarga Tn. L tinggal di lingkungan yang berpenduduk padat, mayoritas penduduknya bersuku Melayu, lingkungan tetangga cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan.
Mobilitas geografis keluarga:
Keluarga Tn. L sudah lama tinggal di kelurahan Bagak Sahwa sejak tahun 1999, kendaraan yang di pakai biasanya motor dan Tn. L jika ingin pergi keluar diantar oleh anak bungsunya.
Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Ny. S sangat aktif mengikuti arisan di RT nya yang dilakukan sebulan sekali.
Sistem pendukung keluarga
Keluarga Tn. L bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh keluargany yang lain.
Struktur keluarga
Pola komunikasi keluarga:
Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada malam hari, pola komunikasi keluarga tertutup antara Tn. L, Ny. S dan anaknya. Bila ada maslah keluarga selalu mendiskusikan secara bersama untuk mecari jalan keluarnya.
Struktur kekuatan keluarga:
Keluarga Tn. L saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang bermasalah selalu mencari jalan keluarnya bersama-sama.
Struktur peran
Tn.M sebagai kepala keluarga, mencari nafkah dan bekerja sebagai tani. Ny. S sebagai pengasuh anak, pengatur rumah tangga dan An D sebagai anak yang dewasa dan bekerja sebagai swasta.
Nilai dan norma keluarga
Keluarga menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga seperti mengaji, shalat dan berpuasa.
Fungsi keluarga
Fungsi afektif:
Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang
Keluarga biasanya mengungkapkan peran dan kasih sayang nya dengan cara ketika makan biasanya selalu sama-sama
Dukungan terhadap anggota keluarga
Keluaraga Tn.M selalu mendukung anaknya untuk bekerja apapun asalkan pekerjaannya halal.
Saling menghargai, kehangatan
Keluarga Tn.M mengatakan selalu menghargai ketika ada anggota keluarga yang memberikan pendapat.
Fungsi sosialisasi:
Sosialisasi keluarga dengan masyarakat disekitarnya baik.
Stress dan koping keluarga
Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
Stresor jangka pendek keluarga mengatakan saat ini stres memikirkan masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarganya khususnya Tn. L.
Stresor jangka panjang keluarga mengatakan stres memikirkan anaknya yang berusia 28 tahun tetapi belum menikah.
Respon keluarga terhadap stress
Ny. S memberikan semangat kepada anggota keluarganya jika ada masalah. Keluarga juga membantu memecah kan masalah yang ada dikeluarga tersebut.
Strategi koping yang digunakan
Bila ada masalah dalam kleuarga maka cara keluarga untuk memecahkan masalah yang dilakukan adalah musyawarah.
Strategi adaptasi yang disfungsional:
Bila ada salah satu anggota keluarga yang salah, Tn. L selalu menegurnya agar tidak mengulangi kesalahannya lagi.
Pemeriksaan fisik (head to toe)
Tabel 14. Pemeriksaan Fisik (Pasien 2)
Aspek Pemeriksaan Fisik
Anggota Keluarga
Tn. L
Ny. S
An. D
Keadaan umum
Tampak lemah, kesadaran compos mentis
Baik, kesdaran compos mentis, badan agak kurus.
Baik, kesadaran compos mentis, badan ideal
TTV
Tn. L mengatakan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi
TD:160/100 mmHg
N:80 x/m
S:36,6 C
R:20 x/m
TD:120/70 mmHg
N:78 x/m
S:36,5 C
R:20 x/m
TD:110/80 mmHg
N:84 x/m
S:36,0 C
R:21 x/m
Kulit/kepala
Kulit sawo matang, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut beruban, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut beruban dan agak ikal tidak ada ketombe.
Kulit kuning langsat, kepala simetris dan tidak ada kelainan, rambut hitam, pendek dan tidak rontok, tidak ada ketombe.
Mata
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik.
Telinga
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengaran kurang baik.
Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, pendengan baik.
Hidung
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Simetris, tidak ada lesi, tidak ada polip, tidak ada kelainan bentuk.
Mulut
Mulut simetris, bibir tampak hitam dan kering, gigi sudah banyak yang ompong.
Mulut simetris, bibir tidak kering, gigi sudah banyak yang ompong
Mulut simetris, bibir tampak sedikit kering, gigi lengkap dan bersih.
Leher
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Tidak ada lesi, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada pembengkakan kelenjar limfe.
Abdomen
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Datar, tidak buncit, tidak ada lesi, tidak ada benjolan, tidak nyeri.
Ekstremitas
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Tidak edema, tidak atropi, KKO: 5
Kesimpulan
Ada masalah
Tidak ada masalah kesehatan
Tidak ada masalah kesehatan
Harapan Keluarga
Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada keluarga Tn. L khususnya Tn. L dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan Tn. L, dan keluarga berharap Tn. L dapat sembuh.
Analisa Data
Tabel 15. Analisa Data (Pasien 2)
No
DATA
Diagnosis Keperawatan
1
DS: Pasien mengatakan stiap tekanan darah Tn. L tinggi Tn. L merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan darah
tinggi
Q: nyeri seperti ditusuk - tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan
darah tinggi
DO: Tn. L tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 160/100 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,6oC
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. L
2
DS: Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani.
DO: Tn. L tampak lemah, Tn. L sering pusing
Resiko Komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
3
DS: Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani.
DO: Tn. L tampak bingung, keluarga tampak tidak mengerti ketika ditanya mengenai penyakit Hipertensi
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. L
Penampisan Masalah
Tabel 16. Penapisan Masalah (Pasien 2)
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. L.
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah :aktual
3/3 x 1
1
Keluarga tidak tahu tentang masalah kesehatan
Kemungkinan masalah untuk diubah : mudah
2/2 x 2
2
Keluarga mengatakan mau mendenagrkan apa yang sudah dijelaskan
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
2/3 x 1
2/3
Keluarga tidak mengetahui pentingnya kesehatan
Menonjolnya masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
½ x 1
½
Keluarga mengatakan Tn. L mengalami penyakit Hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya
TOTAL SKOR
4 1/6
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah : aktual
3/3 x 1
1
Jika tekanan darah Tn. L tinggi, Tn. L merasakan pusing (nyeri dibagian kepala) dan tidak dilakukan tindakkan apa pun.
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian
1/2x 2
1
Harapan keluarga terhadap kesembuahan tinggi tetapi pusing (nyeri dibagian kepala) dapat disebab kan karena Tn. L stress
Potensi masalah dapat dicegah : cukup
2/3 x 1
2/3
Tn. L merasakan nyeri saat tekanan darah Tn. L tinggi
Menonjolnya masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
1/2 x 1
½
Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani
TOTAL SKORS
3 1/6
Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. Z
KRITERIA
NILAI
SKOR
PEMBENARAN
Sifat masalah : resiko
2/3 x 1
1
Tn. L mengatakan sering pusing biasanya TD 160/100 mmHg, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi
Kemungkinan masalah untuk diubah : sebagian
1/2 x 2
1
Harapan keluarga agar penyakit Tn. L dapat sembuh
Potensi masalah dapat dicegah :cukup
2/3 x 1
2/3
Keluarga tidak mengatahui apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi
Menonjolnya masalah : masalahnya ada tetapi tidak segera ditangani
1/2 x 1
1/2
Keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani dan akibatnya akan beresiko komplikasi
TOTAL SKOR
2 5/6
Prioritas DIagnosa Keperawatan
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. L
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. L
Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Rencana Asuhan Keperawatan
Tabel 17. Rencana Asuhan Keperawatan (Pasien 2)
DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
KRITERIA EVALUASI
STANDAR EVALUASI
RENCANA INTERVENSI
Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. L
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 6 hari diharapkan nyeri berkurang
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 6x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputus
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Respon verbal
Mengetahui sejauh mana keluarga mengenal tentang nyeri.
Keluarga mengetahui cara mengurangi/mencegah nyeri.
Keluarga dan Tn. L dapat mendemontrasikan cara mengurangi nyeri
Keluarga tahu diet apa yang harus dijalani Tn. L
Keluarga memberikan menu rendah garam pada Tn. L
Keluarga memberikan waktu istirhat pada Tn. L
Keluarga bersedia membawa Tn. L ke fasilitas kesehatan terdekat
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi.
Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri.
Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. L tentang cara mengurangi nyeri.
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan makan pada Tn. L sesuai dengan diet.
Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. L
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. L secara teratur
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah Hipertensi khususnya Tn. L
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan keluarga dapat mengenal masalah Hipertensi
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputusan
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Mengetahui sejauh mana keluarga mengenal penyakit Hipertensi.
Keluarga dapat mengenal pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Membantu keluarga mengambil keputusan yang tepat.
Keluarga dapat merawat Tn. L dengan Hipertensi.
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan dengan menurunkan tingkat stress drumah.
Keluarga mau membawa dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. L
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. L untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tujuan umum :
Setelah dilakukan kunjungan ke rumah selama 4 hari diharapkan komplikasi Hipertensi tidak terjadi
Tujuan khusus:
Setelahdilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu:
Mengenal masalah kesehatan
Mengambil keputus
Merawat anggota keluarga yang sakit
Memodifikasi lingkungan
Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
Respon verbal
Mengetahui tingkat pengetahuan keluarga tentang Hipertensi
Keluarga dapat mengenal komplikasi dari Hipertensi
Keluarga dapat menghindari komplikasi Hipertensi
Keluarga dapat merawat Tn. L dan menghindari komplikasi.
Keluarga dapat mengontrol kemungkinan komplikasi yang akan terjadi.
Keluarga membawa Tn. L secara rutin ke Puskesmas terdekat untuk deteksi dini.
Kaji riwayat keluarga serta keluhan yang dialami oleh keluarga
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai komplikasi dari Hipertensi.
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana menghindari komplikasi Hipertensi.
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. L
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol faktor resiko komplikasi.
Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. L k fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dini sebelum komplikasi terjadi.
Implementasi dan Evaluasi
Tabel 18. Implementasi dan Evaluasi (Pasien 2)
NO
TGL/WAKTU
DX
IMPLEMENTASI
EVALUASI
PARAF
1
15-06, 2015
Jam 15.00
1.1
Mengakaji nyeri dan skala nyeri dan TTV pada Tn. L
Respon :
S : Pasien mengatakan stiap tekanan darah Tn. L tinggi Tn. L merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan
darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi
O : Tn. L tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 160/100 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 36,6oC
Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mengatakan tidak tahu tentang hubungan nyeri dengan Hipertensi.
O : keluarga tampak bingung saat ditanya.
S : Pasien mengatakan stiap tekanan darah Tn. L tinggi Tn. L merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani.
P: nyeri karena tekanan
darah tinggi
Q: nyeri seperti tertusuk tusuk
R: nyeri dibagian kepala
S: skala nyeri 5 (sedang)
T: nyeri sering ketika tekanan darah tinggi
Keluarga mengatakan tidak tahu tentang hubungan nyeri dengan Hipertensi.
O : Tn. L tampak lemah, tampak kesakitan
TD: 160/110 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 36 oC
Keluarga tampak bingung saat ditanya.
A : TUK 1 tercapai sesuai
Rencana
P : lanjutkan TUK 2 : Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
15-06, 2015
Jam: 15.30
2.1
perkenalkan diri dan Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mau memperkenalkan diri dengan baik, keluarga mau memberikan data-data keluarga, keluarga dan Tn. L mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya.
O : keluarga tampak kooperatif
S:keluarga mau memperkenalkan diri dengan baik, keluarga mau memberikan data-data keluarga, keluarga dan Tn. L mengatakan tidak mengerti dengan penyakitnya.
O:keluarga tampak kooperatif
A:TUK 1 tercapai sesuai rencana
P:melanjutkan TUK 2 dan 3 : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi. Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
15-06, 2015
Jam: 16.00
3.1
Mengkaji riwayat keluarga serta keluhan yang dialami oleh keluarga
Respon :
S : Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani dan akibatnya akan beresiko komplikasi.
O : Tn. L mau menceritakan permasalahannya
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai komplikasi dari Hipertensi.
Respon :
S : keluarga dan Tn. L mengatakan mengerti dengan komplikasi yang dapat terjadi jika tekanan darahnya terus tinggi.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S: Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit Hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani dan akibatnya akan beresiko komplikasi.
Keluarga dan Tn. L mengatakan mengerti dengan komplikasi yang dapat terjadi jika tekanan darahnya terus tinggi.
O: Tn. L mau menceritakan permasalahannya
Keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A: TUK 1 dan 2 tercapai sesuai rencana
P:lanjutkan TUK 3 : Memberikan pendidikan kesehatan mengenai komplikasi dari Hipertensi.
2
16-06, 2015
Jam: 15.15
1.2
1.3
Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan cara mengurangi nyeri.
O : keluarga tampak mengerti
Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. L tentang cara mengurangi nyeri dengan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan yang telah di demonstrasikan
O : keluarga tampak mendemonstrasikan teknik relaksasi nafas dalam dan kompres dingin.
S : keluarga mengatakan mengerti dengan cara mengurangi nyeri.
Keluarga mengatakan mengerti dengan yang telah di demonstrasikan
O : keluarga tampak mengerti
Keluarga tampak mengerti
A : TUK 2 dan 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 : Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. L yang sesuai dengan diet.
16-06, 2015
Jam: 15.40
2.2
2.3
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari Hipertensi.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
O : keluarga tampak mengerti dan tidak bingung
Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi.
Respon :
S : keluarga mengatakan tahu keputusan apa yang harus dibuat untuk Tn. L.
O : keluarga tampak berdikusi untuk membuat keputusan.
S : keluarga mengatakan mengerti tentang penyakit Hipertensi.
keluarga mengatakan tahu keputusan apa yang harus dibuat untuk Tn. L.
O : keluarga tampak mengerti dan tidak bingung
keluarga tampak berdikusi untuk membuat keputusan.
A : TUK 2 dan 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 :
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. L
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. L untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
16-06, 2015
Jam: 16.00
3.3
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana menghindari komplikasi Hipertensi.
Respon :
S : keluarga dan Tn. L mengerti jika tekanan darahnya dapat dikontrol Tn. L akan terhindar dari komplikasi
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. L mengerti jika tekanan darahnya dapat dikontrol Tn. L akan terhindar dari komplikasi
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 3 tercapai sesuai dengan rencana
P : lanjutkan TUK 4 dan 5 : Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. L
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol faktor resiko komplikasi.
3
17-06, 2015
Jam: 15.05
1.4
1.5
Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita Hipertensi, yaitu diet rendah garam.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan alasan kenapa Tn. L harus makan dengan diet rendah garam
O : keluarga tampak mengerti
Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. L yang sesuai dengan diet.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dan akan memisahkan menu makanan Tn. L dari angoota keluarga yang lain
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga mengatakan mengerti dengan alasan kenapa Tn. L harus makan dengan diet rendah garam
keluarga mengatakan mengerti dan akan memisahkan menu makanan Tn. L dari angoota keluarga yang lain
O : keluarga tampak mengerti
keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 dan 7 : Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. L
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. L secara teratur
17-06, 2015
Jam: 15.30
2.4
2.5
Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. L
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan tujuan pemberian diet rendah garam.
O : keluarga tampak mengerti dengan materi yang disampaikan
Anjurkan kepada keluarga dan Tn. L untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah.
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dan akan menurunkan tingkat stres yang ada di lingkungan.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga mengatakan mengerti dengan tujuan pemberian diet rendah garam.
keluarga mengatakan mengerti dan akan menurunkan tingkat stres yang ada di lingkungan.
O : keluarga tampak mengerti dengan materi yang disampaikan
keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 : Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
17-06, 2015
Jam: 16.00
3.4
Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. L
Respon :
S : keluarga dan Tn. L mengatakan agar Tn. L terhindar dari komplikasi Tn. L harus menjauhi faktor penyebab Hipertensi dan mengontrol tinggi tekanan darahnya
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol faktor resiko komplikasi.
Respon :
S : keluarga dan Tn. Lmengatakan mengeri bagaimana cara mengontrol faktor resiko yang ada, dengan diet rendah garam dan kontrol tekanan darah.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. L mengatakan agar Tn. L terhindar dari komplikasi Tn. L harus menjauhi faktor penyebab Hipertensi dan mengontrol tinggi tekanan darahnya
Keluarga dan Tn. L mengatakan mengeri bagaimana cara mengontrol faktor resiko yang ada, dengan diet rendah garam dan kontrol tekanan darah.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 4 dan 5 tercapai sesuai rencana
P : lanjutkan TUK 6 : Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. L k fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dini sebelum komplikasi terjadi.
4
18-06, 2015
Jam: 15.00
1.6
1.7
Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. L
Respon :
S : keluarga mengatakan mengerti dengan maksud dan tujuan mengatur jadwal tidur untuk Tn. L
O : keluarga tampak mengerti dan berdiskusi untuk menyiapkan jam tidur bagi Tn. L.
Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. L secara teratur
Respon :
S : keluarga mengatakan akan membawa Tn. L ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin
O : keluarga tampak berdiskusi tentang hal ini
S : keluarga mengatakan mengerti dengan maksud dan tujuan mengatur jadwal tidur untuk Tn. L
keluarga mengatakan akan membawa Tn. L ke fasilitas kesehatan terdekat secara rutin
O : keluarga tampak mengerti dan berdiskusi untuk menyiapkan jam tidur bagi Tn. L.
keluarga tampak berdiskusi tentang hal ini
A : TUK 1.2.3.4.5.6.7 tercapai sesuai rencana
P : intervesi dihentikan
18-06, 2015
Jam: 15.25
2.6
Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
Respon :
S : keluarga dan Tn. L mengatakan bersedia untuk rutin pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. L mengatakan bersedia untuk rutin pemeriksaan ke fasilitas kesehatan terdekat
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 1.2.3.4.5.6 tercapai sesuai rencana
P : intervensi di hentikan
18-06, 2015
Jam: 15.55
Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. L ke fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dini sebelum komplikasi terjadi.
Respon :
S : keluarga dan Tn. L mengatakan mengerti dan akan membawa Tn. L secara Rutin ke fasilitas kesehatan terdekat.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
S : keluarga dan Tn. L mengatakan mengerti dan akan membawa Tn. L secara Rutin ke fasilitas kesehatan terdekat.
O : keluarga dan Tn. L tampak mengerti
A : TUK 1.2.3.4.5.6 tercapai sesuai rencana
P : intervensi dihentikan
BAB V
PEMBAHASAN
Pada BAB V, peneliti akan membahas mulai dari tahap pengkajian untuk mengumpulkan data-data serta dalam masalah keluarga yang dikaji, kedua menentukan prioritas dan diagnosa keperawatan keluarga, ketiga tahap perencanaan atau planing yang dirancang untuk merubah pengetahuan keluarga, sikap dan tindakan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga, keempat yaitu implementasi keperawatan dilakukan untuk memandirikan kleuarga dan kelima evaluasi menggambarkan keberhasilan dalam proses keperawatan keluarga dan dapat digunakan untuk perencanaan kegiatan berikutnya.
Pengkajian
Berdasarkan pengkajian keluarga Tn. Z dan Tn. L memilikai kesamaan dan perbedaan dengan teori yaitu
Keluhan Keluarga
Nama KK
Teori
Perbedaan dan Persamaan
Tn. Z
pengkajian tanggal
01-06-2015
Sering gelisah, Wajah merah, Tengkuk terasa pegal, Mudah marah , Telinga berdengung, Sukar tidur, Sesak nafas, Rasa berat di tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang, Mimisan (keluar darah dari hidung).
Pada keluarga Tn. Z berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. Z keluarga mengatakan stiap tekanan darah Tn. Z tinggi Tn. Z merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. Z merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak dilakukan tindakkan yang perlu ditangani, Keluarga mengatakan cemas dengan penyakitnya Tn. Z yaitu darah ditinggi, keluarga mulai cemas ketika Tn. Z Mulai sakit, keluarga mengatakan cemas saat perubahan status kesehatan keluarga khusunya Tn. Z, keluarga mengatakan jika Tn. Z sakit keluarga cemas tetapi tidak segera ditangani, Tn. Z mengatakan tidak mengerti tentang penyakit hipertenssi, Tn. Z mengetahui tentang hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang masalah kesehatan, keluarga mengatakan mau mendengarkan apa yang sudah dijelaskan, keluarga tidak mengetahui pentingnya kesehatan, keluarga mengatakan Tn. Z mengalami penyakit hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya. Persamaan berdasarkan teori (Corwin, 2009) yaitu Tn. Z mengatakan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk.
Tn. L pengkajian tanggal
6-06-2015
Sering gelisah, Wajah merah, Tengkuk terasa pegal, Mudah marah, Telinga berdengung, Sukar tidur, Sesak nafas, Rasa berat di tengkuk, Mudah lelah, Mata berkunang-kunang, Mimisan (keluar darah dari hidung).
Pada keluarga Tn. L berdasarkan hasil pengkajian pada Tn. L keluarga mengatakan setiap tekanan darah Tn. L tinggi Tn. L merasakan pusing dan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk jika tekanan darah tinggi, Keluarga mengatakan jika Tn. L merasakan nyeri itu sudah biasa dan tidak perlu ditangani, Tn. L mengatakan tidak mengerti tentang penyakit hipertensi, Tn. L mengatakan ingin mengetahui tentang penyakit hipertensi, keluarga mengatakan tidak tahu tentang masalah kesehatan, keluarga mengatakan mau mendengarkan apa yang sudah dijelaskan, keluarga tidak mengetahui pentingnya kesehatan, keluarga mengatakan Tn. L mengalami penyakit hipertensi tetapi tidak tahu cara mengatasinya, Tn. L mengatakan sering pusing, Tn. L mengatakan jika tekanan darahnya 160/100 mmHg sudah biasa, Tn. L juga mengatakan jarang olahraga, Tn. L mengatakan banyak pikiran dan Tn. L takut bila terjadi komplikasi, keluarga mengatakan tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap Tn. L agar tidak terjadi komplikasi, keluarga mengatakan penyakit hipertensi sudah biasa dan tidak perlu segera ditangani dan akibatnya akan beresiko komplikasi. Persamaan berdasarkan teori (Corwin, 2009) yaitu Tn. L mengatakan nyeri dibagian kepala, pegal didaerah tengkuk.
Disini peneliti akan membahas persamaan dan perbedaan antara teori, Tn. Z dan Tn. L.
Persamaannya karena pada saat kita membaca teori bahwa tanda dan gejala
Hipertensi seperti sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak nafas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang dan mimisan (keluar darah dari hidung). Semua teori tersebut sudah dibuktikan oleh peneliti sebelumnya mengenai tanda dan gejala hipertensi, sehingga pada saat peneliti melakukan penelitian kepada kedua keluarga khusnya Tn. Z dan Tn. L tersebut terdapat kesamaan tanda dan gejala dengan teori namun tidak semua tanda dan gejala didalam teori sama dengan tanda dan gejala pada keluarga khususnya Tn. Z dan Tn. L yang dikarenakan setiap pasien memiliki respon yang berbeda-beda.
Perbedaannya, disini kita harus menyesuaikan dengan keadaan serta respon pasien yang berbeda sehingga menimbulkan tanda dan gejala yang berbeda dengan teori karena pada teori hanya kumpulan tanda dan gejala yang ditemukan secara umum yang telah dibuktikan dari serangkaian penelitian. tetapi tidak semua pasien pada saat dikaji sama dengan teori.
Diagnosa Keperawatan
Setelah data dianalisis dan ditetapkan masalah keperawatan keluarga, selanjutnya masalah kesehatan keluarga yang ada, perlu diprioritaskan bersama keluarga.
Nama KK
Diagnosa Berdasarkan Teori
Diagnosa Berdasarkan Pengkajian Kepada Keluarga
Tn. Z
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi
Perubahan status kesehatan pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluargamerawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi khususnya Tn. Z
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khusunya Tn. Z
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi khususnya Tn. Z
Tn. L
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi
Perubahan status kesehatan pada keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi
Resiko jatuh berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi khususnya Tn. L
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi khususnya Tn. L
Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Disini peneliti akan membahas persamaan dan perbedaan antara masalah yang didapatkan pada teori, Tn. Z dan Tn. L
Persamaannya yaitu peneliti melakukan pengkajian muncul beberapa masalah yang sesuai dengan teori (komang, 2010) dimana masalah yang muncul yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluargamerawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi serta Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi. Hal ini disebabkan oleh kesamaan hasil pengkajian pada kedua pasien seperti yang telah dibahas sebelumnya.
Perbedaannya adalah karena pada saat peneliti melakukan pengkajian kerumah pasien terdapat perbedaan pada saat ditanya antara Tn. Z dan Tn. L. Dalam menentukan masalah kita melihat dari pengkajian seperti tanda dan gejala yang dirasakan oleh pasien, maka pada diagnosa yang saya angkat terdapat perbedaan antara teori (komang, 2010), Tn. Z dan Ny.L.
Berdasarkan teori masalah yang sering terjadi pada penderita hipertensi yaitu gangguan rasa nyaman nyeri, kurang pengetahuan, dan resiko jatuh. Namun berdasarkan penelitian yang di dapatkan didalam setiap keluarga juga ditemukan masalah lain yaitu cemas serta resiko komplikasi yang memiliki prioritas sebagai penyebab terjadinya permasalahan kesehatan.
Perencanaan
Perencanaan yang dirancang untuk merubah pengetahuan keluarga, sikap dan tindakkan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialamai keluarga. Berdasarkan perencanaan yang di dapat berdasarkan diagnosa yang di dapat dari keluarga memiliki kesamaan serta perbedaan dengan teori.
Tahap perencanaan yang terdapat pada tinjauan teori yang dibuat meliputi penentuan prioritas masalah, menentukan tujuan, kriteria hasil dari rencana keperawatan, mengidentifikasi tindakan keperawatan yang tepat untuk mencapai tujuan serta menerapkan kriteria hasil yang diharapkan. Perencanaan keperawatan ini dibuat sesuai kebutuhan klien dan sesuai dengan teori yang ada.
Diangnosa pada Tn. Z
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri Hipertensi khususnya Tn. Z
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu Mengenal masalah kesehatan, Mengambil keputusan, Merawat anggota keluarga yang sakit, Memodifikasi lingkungan, Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakan yang dilakukan Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi, Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri, Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. Z tentang cara mengurangi nyeri, Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita hipertensi, yaitu diet rendah garam, Menganjurkan pada keluarga untuk memisahkan makan pada Tn. Z yang sesuai dengan diet, Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. Z, Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. Z secara teratur
Cemas berhubungan dengan perubahan status kesehatan pada keluarga khususnya Tn. Z berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat Tn. Z
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu Mengenal maslah kesehatan, Mengambil keputusan, Merawat anggota keluarga yang sakit, Memodifikasi lingkungan, Memanfaatkan fasilitas pelayan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakan yang dilakukan, Kaji penyebab dari kecemasan keluarga, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai cemas, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana cara mengatasi cemas, Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. Z, Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol cemas, Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. Z k fasilitas kesehatan terdekat
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi khususnya Tn. Z
Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu mengenal maslah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakkan yang diberikan, Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari hipertensi, Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. Z, Anjurkan kepada keluarga dan Tn. Z untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah, Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin.
Diagnosa pada Tn. L
Gangguan rasa nyaman nyeri hipertensi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami nyeri hipertensi khususnya Tn. L
Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu mengenal maslah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakan yang diberikan, Mengkaji tingkat pengetahuan keluarga tentang nyeri dan hubungannya dengan Hipertensi, Memberikan penjelasan pada keluarga cara mengurangi/mencegah nyeri, Mendemonstrasikan pada keluarga dan Tn. L tentang cara mengurangi nyeri, Memberikan pendidikan kesehatan pada keluarga tentang diet yang sesuai dengan penderita hipertensi, yaitu diet rendah garam, Menganjurkan pada keluarga untuk memberikan makan pada Tn. L sesuai dengan diet, Menganjurkan pada keluarga untuk mengatur jadwal tidur Tn. L, Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan Tn. L secara teratur
Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi khususnya Tn. L
Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu mengenal maslah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakkan yang diberikan, Kaji tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit hipertensi, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai pengertian, klasifikasi, tanda dan gejala, penyebab, dan komplikasi dari hipertensi, Berikan pendidikan kesehatan pada keluarga jika Terjadi komplikasi, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai diet rendah garam untuk Tn. L, Anjurkan kepada keluarga dan Tn. L untuk menurunkan tingkat stress yang ada di rumah, Anjurkan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada untuk pemeriksaan rutin
Resiko komplikasi berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan tindakkan keperawatan selama 4x60 menit keluarga mampu mengenal maslah kesehatan, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan, memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan. Intervensi atau rencana tindakkan yang diberikan, Kaji riwayat keluarga serta keluhan yang dialami oleh keluarga, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai komplikasi dari Hipertensi, Memberikan pendidikan kesehatan mengenai bagaimana menghindari komplikasi Hipertensi, Memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang cara merawat Tn. L, Memberikan pendidikan kesehatan bagaimana cara mengontrol faktor resiko komplikasi, Menganjurkan keluarga untuk membawa Tn. L k fasilitas kesehatan terdekat untuk pemeriksaan dini sebelum komplikasi terjadi.
Perencanaan atau intervensi yang diberikan kepada dua keluarga dengan KK yang berbeda yaitu sama. Namun tanggapan dari setiap keluarga yang berbeda dimana ada keluarga yang lebih cepat penerimaan dalam penyampaian, namun ada juga keluarga yang kemungkinan masalah untuk dipecahkan didalam keluarganya cukup lama sehingga harus disampaikan informasi kembali.
Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan untuk membantu memandirikan keluarga dimana didalam implementasi kita memberikan informasi atau penyuluhan kepada keluarga dengan tujuan menambah pengetahuan keluarga.
Didalam implementasi peneliti memperkenalkan kepada keluarga mengenai pengertian dari hipertensi, penyebab terjadinya hipertensi, tanda dan gejala dari hipertensi dan komplikasi pada hipertensi. Dalam melakukan implementasi keperawatan pada keluarga Tn. Z dan Tn. L, peneliti menyesuaikan dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dalam melakukan implementasi peneliti juga melihat dari masalah yang ditemukan pada pengkajian, maka terdapat lah persamaan dan perbedaan antara teori, keluarga Tn. Z khususnya Tn. Z dan keluarga Tn. L khususny Tn. L dibuktikan dengan pada saat pengkajian antara teori, keluarga Tn. Z khususnya Tn. Z dan keluarga Tn. L khususnya Tn. L terdapat persamaan dan perbedaan.
Evaluasi
Evaluasi pada keluarga Tn. Z dan Tn. L didokumentasikan dalam SOAP, sesuai dengan teori diatas. Hasil evaluasi dari tindakan keperawatan yang dilakukan selama 4 hari (4x60 menit), pada 2 keluarga tersebut adalah sebagai berikut:
Keluarga Tn. Z
Subjective (S): keluarga mengatakan sudah mengerti dengan semua yang telah disampaikan keluarga mengatakan sudah mengerti mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi dan diet hipertensi.
Objective (O): keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah di sampaikan
Analysis (A): TUK 1,2,3,4 tercapai sesuai rencana.
Planning (P):Intervensi dihentikan.
Keluarga Tn. L
Subjective (S): keluarga mengatakan sudah mengerti dengan semua yang telah disampaikan, keluarga sudah mengerti mengenai pengertian, penyebab, tanda dan gejala, komplikasi dan diet hipertensi
Objective (O): keluarga dapat menjelaskan kembali apa yang telah di sampaikan
Analysis (A): TUK 1,2,3,4 tercapai sesuai rencana.
Planning (P):Intervensi dihentikan.
Dalam evaluasi kita melihat seberapa jauh keberhasilan yang telah dicapai dari implementasi asuhan keperawatan yang telah dilakukan. Dilihat dari selama beberapa hari kita melakukan pengkajian dan kita melihat respon dari kedua keluarga selama kita melakukan asuhan keperawatan, disini terdapat persamaan antar kedua pasien yang mana kedua pasien tersebut sama-sama memiliki respon yang baik yang mana selama saya melakukan asuhan keperawatan kedua pasien tersebut dapat mengerti apa yang telah peneliti sampaikan selama melakukan asuha keperawatan dibuktikan dengan dokumentasi SOAP diatas.
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut keluarga Tn. Z dan keluarga Tn. L telah mampu mengenal hipertensi dengan menjelaskan pengertian, penyebab, tanda & gejala hipertensi serta komplikasi, mengambil keputusan untuk mengatasi hipertensi, merawat anggota keluarga dengan hipertensi, memodifikasi lingkungan dalam merawat anggota keluarga dengan hipertensi, memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi hipertensi. Hasil evaluasi tersebut sesuai dengan rencana keperawatan yang telah ditetapkan, maka intervensi yang dilakukan pada 2 keluarga partisipan dihentikan.
BAB VI
PENUTUP
Setelah dibahas asuhan keperawatan pada keluarga Tn. Z dan Tn. L pada pasien Hipertensi maka penulis menarik kesimpulan dan saran sebagai masukan untuk meningkatkan mutu asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi
Kesimpulan
Dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan mulai dari pengkajian ampai dengan evaluasi maka dapat disimpukan sebagai berikut:
Pengkajian Yang di lakukan pada keluarga dengan Hipertensi meliputi data dasar yang terdiri dari riwayat keperawatan dan pengkajian fisik. Pada tahap pengkajian, ditemukan tanda dan gejala sesuai dengan tinjauan teori yaitu Gangguan rasa nyaman nyeri Hipertensi, Kurangnya pengetahuan, Cemas dan Resiko komplikasi, terdapat dua diagnosa yang sama antara Tn. Z dan Tn. L dan terdapat satu diagnosa yang berbeda dikarenakan respon individu yang berbeda.
Setelah dilakukan pengkajian, data dianalisis kemudian muncul diagnosa keperawatan. Adapun diagnosa yang terdapat pada tinjauan teoritis tidak semuanya ada dalam tinjauan kasus. Ini disebabkan oleh perbedaan respon individu dan tanda gejala yang didapat pada saat pengkajian. Pada tahap perumusan diagnosa keperawatan terdapat lima diagnosa keperawatan pada tinjauan teoritis, sedangkan dalam asuhan keperawatan penulis menegakkan tiga diagnosa pada masing-masing pasien yang sesuai dengan tinjauan kasus.
Tahap perencanaan dibuat berdasarkan dengan diagnosa yang telah dirumuskan dengan menetapkan tujuan, kriteria hasil dan rencana keperawatan yang disesuaikan dengan sittuasi, kondisi, sarana dan prasarana yang ada.
Pelakasanaan merupakan aplikasi dari perencanaan yang dilaksanakan sesuai dengan kondisi klien dan prosedur perawatan. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis merujuk pada rencana keperawatan yang telah disusun pada perencanaan sehingga tidak banyak mengalami kesulitan.
Evaluasi dilakukan dilakukan pada setiap proses keperawatan. Dari tiga diagnosa keperawatan yang di angkat masalah dapat teratasi, sehingga setelah melakukan Asuhan Keperawatan selama empat hari intervensi dihentikan.
Terdapat Persamaan yang banyak dan perbedaan sedikit dari hasil asuhan keperawatan yang dilakukan terhadap teori, hal ini dikarenakan oleh perbedaan respon maupun sikap dari tiap individu maupun keluarga di lapangan.
Saran
Setelah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga Tn. Z dan Tn. L khususnya Tn. Z dan Tn. Z pada pasien Hipertensi yang telah dilakukan pada tanggal 03 Juni 2015, maka penulis dapat memberikan saran sesuai tahap konsep keperawatan.
Bagi Puskesmas Pajintan Kecamatan Singkawang Timur
Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan mengenai asuhan keperawatan pada pasien Hipertensi di Puskesmas Pajintan.
Bagi Jurusan Keperawatan Singkawang
Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan untuk penelitian selanjutnya.
Bagi peneliti selanjutnya
Semoga hasil penelitian dapat dipergunakan untuk menambah wawasan, peneliti juga dapat menambah pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam melakukan asuhan keperawatan pada keluarga selama mengikuti mata kuliah di Diploma III Jurusan Keperawatan Singkawang.
Bagi Keluarga
Semoga hasil penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah-masalah kesehatan dalam keluarga khususnya penyakit Hipertensi.
Bagi Masyarakat
Semoga hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai:
Informasi penting tentang Hipertensi
Pemahaman kepada masyarakat untuk lebih mengetahui tentang cara penanganan Penyakit Hipertensi.