RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
PENGADAAN OBAT NARKOTIKA
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 102/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
DEFINISI
Obat narkotika adalah obat yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasanyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan.
TUJUAN
Untuk memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan obat-obat golongan narkotika -
INFORMASI UMUM
1.
PROSEDUR
Petugas gudang membuat daftar obat narkotika yang akan dipesan, dan diberikan kepada apoteker penanggung jawab 2. Apoteker penanggung jawab membuat surat pesanan khusus narkotika yang ditandatangani dengan mencantumkan nomor SIPA. 3. Surat pesanan dibuat rangkap empat dengan menyampaikan salinannya untuk arsip dan yang lain diserahkan ke masing-masing distributor.
NO. DOKUMEN : 102/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
Pengadaan perbekalan farmasi barang berbahaya dilakukan oleh Bagian Pembelian
1. 2.
Unit Kerja Administrasi dan Keuangan Distributor/Pedagang Besar Farmasi/ Rekanan
1. 2. 3.
Surat Pesanan khusu narkotika; Daftar perbekalan farmasi yang akan dipesan (defecta) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
PELAYANAN RESEP NARKOTIKA
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
HALAMAN:
PROSEDUR
18 JULI 2017
1/3
NO. DOKUMEN :
DITETAPKAN OLEH:
203/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
Direktur,
NO. REVISI : -
PENGERTIAN
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
Semua proses kegiatan dari skrining resep penyiapan resep dan penyerahan resep narkotika.
1. Memaskitkan semua proses pelayanan obat golongan
TUJUAN
narkotika memenuhi undang-undang yang berlaku . 2. Memastikan pengeluaran obat golongan narkotika aman dan akurat.
1. UU RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika 2. Narkotika hanya dapat diserahkanatas dasar resep asli Rumah Sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan dan dokter. 3. Salinan resep narkotika yang baru dilayani sebagian,
KEBIJAKAN
atau yang belum dilayani sama sekali hanya boleh dilayani oleh apotek yang menyimpan resep asli. 4. Salinan resep narkotika dalam tulisan “iter” tidak boleh dilayani sama sekali.
NO. DOKUMEN : 203/ RSES/SOP/JANGMED
NO. REVISI :
07/2017
-
Halaman : 2/3
Skrining Resep
1. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk yang telah ditunjuk melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi. 2. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmaseutik. 3. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk mengkaji pertimbangan klinis. 4. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk mengkonsultasikan kedokter apabila terdapat masalah dalam resep.
Penyiapan Resep
1. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk
PROSEDUR
memberi garis bawah berwarna merah pada obat yang termasuk golongan narkotika. 2. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep. 3. Untuk obat racikan apoteker dan atau petugas farmasi yang telah ditujuk menyiapakan obat jadi yang mengandungn arkotika. 4. Mendokumentasikan pengeluaran obat narkotika pada kartu stok. 5. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya yaitu pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali. 6. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan dalam resep. 7. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep.
Penyerahan Resep
1. Apoteker atau petugas farmasi yang telah ditujuk melakukan penulis
pemeriksaan
etiket dengan
akhir
kesesuaian
resep sebelum
antara
dilakukan
penyerahan NO. DOKUMEN : 203/ RSES/SOP/JANGMED
NO. REVISI :
Halaman : 3/3
-
07/2017
2. Memanggil nama pasien secara lengkap (minimal 2 suku kata) 3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima 4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat (nama obat, kegunaan masing-masing obat, dosis dan cara penggunaan obat) 5. Menanyakan
kembali
kejelasan
pasien
terhadap
informasi obat dan meminta pasien untuk mengulang penjelasan yang telah disampaikan 6. Menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep narkotika dan mendokumentasikannya pada buku pencatatan resep narkotika
1. PetugasInstalasiFarmasi
UNIT TERKAIT
(ApotekerdanAsistenApoteker) 2. Dokter penulis resep
1. Undang Undang RI No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika
DOKUMEN TERKAIT
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
PENYIMPANAN OBAT NARKOTIKA
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 107/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
DEFINISI
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
TUJUAN
Sebagai acuan dalam menyimpan dan memelihara obatobatan narkotik untuk pengamanan, pemantauan dan pengawasan dari penyalahgunaan narkotik.
INFORMASI UMUM
PROSEDUR
-
1. Obat narkotika yang diterima disimpan dalam lemari khusus yang terkunci yang disimpan oleh Apoteker Penaggung Jawab; 2. Setiap pengambilan obat narkotik menulis dikartu stok narkotik; 3. Setiap bulan Apoteker Penaggung Jawab melaporkan
penggunaan narkotik
Penyimpanan perbekalan Farmasi dilakukan oleh Instalasi Farmasi untuk menjamin mutu perbekalan Farmasi dan kemudahan dalam melakukan pelayanan.
KEBIJAKAN
NO. DOKUMEN : 107/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
1. Kepala Gudang Farmasi; 2. Distributor/Pedagang Besar Farmasi/ Rekanan 1. Surat Pesanan khusu narkotika; 2. Daftar perbekalan farmasi yang akan dipesan (defecta) 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
PENERIMAAN OBAT NARKOTIKA
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 108/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
DEFINISI
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
TUJUAN
Agar obat-obatan narkotika yang diterima sesuai dengan pesanan, baik fisik maupun jumlahnya.
INFORMASI UMUM
-
PROSEDUR
1. Apoteker melakukan pemesanan obat-obatna narkotika; 2. Barang diterima oleh Apoteker penganggung jawab; 3. Obat-obat narkotika yang diterima diperiksa kebenaran jenis danjumlah barang yang diterima
KEBIJAKAN
Penerimaan perbekalan farmasi dilakukan oleh Apoteker Penanggung jawab
UNIT TERKAIT
1. Kepala Gudang Farmasi; 2. Distributor/Pedagang Besar Farmasi/ Rekanan
NO. DOKUMEN : 108/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
DOKUMEN TERKAIT
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
1. Surat Pesanan khusu narkotika; 2. Daftar perbekalan farmasi yang akan dipesan (defecta); 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT
PEMBUATAN LAPORAN PEMAKAIAN
UMUM EL-SYIFA
OBAT NARKOTIKA DAN
KUNINGAN
PSIKOTROPIKA
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/1
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 109/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
DEFINISI
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
TUJUAN
Sebagai acuan dalam melakukan pembuatan laporan pelayanan obat narkotikadan psikotropika di Instalasi Farmasi
INFORMASI UMUM
PROSEDUR
-
1. Apoteker melakukan pengecekan buku catatan penggunaan narkotika dan psikotropika, resep dan buku stok narkotika dan psikotropika yang terdapat ditiap depo pelayangan serta gudang farmasi harian pada tiap akhir bulan; 2. Apoteker merekap penggunaan narkotika di Instalasi farmasi; 3. Apoteker membuat laporan penggunaan obat narkotika dan psikotropika dalam Format SINAPS yang disediakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, kemudian diupload ke situs SINAPS; 4. Apoteker mencetak laporan untuk arsip
NO. DOKUMEN : 109/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
Produk layanan Rumah Sakit diinformasikan secara terstruktur, tersosialisasi kepada masyarakat secara tertulis dan tidak tertulis, dievaluasi dan dikembangkan sesuai permintaan pasar.
Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3
DOKUMEN TERKAIT
Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
2. Buku penggunaan Narkotik dan Psikotropik 3. Print Out Laporan Narkotik dan PSikotropik
RUMAH SAKIT
PELAYANAN RESEP
UMUM EL-SYIFA
OBAT-OBAT TERTENTU
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
HALAMAN:
PROSEDUR
18 JULI 2017
1/3
NO. DOKUMEN :
DITETAPKAN OLEH:
205/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
Direktur,
NO. REVISI : dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
-
PENGERTIAN
Semua proses kegiatan dari skrining resep penyiapan resep dan penyerahan resep obat-obat tertentu.
1. Memaskitkan semua proses pelayanan obat golongan
TUJUAN
obat-obat tertentu memenuhi standar yang berlaku . 2. Memastikan pengeluaran obat golongan obat-obat tertentu aman dan akurat.
1. PKBPOM No. 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu 2. Penyerahan
Obat-Obat
Tertentu
kepada
fasilitas
pelayanan kefarmasian lain hanya dapat dilakukan oleh
KEBIJAKAN
Apotek kepada Apotek lain, Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau Instalasi Farmasi Klinik dan hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan Obat-Obat Tertentu yang tertera dalam resep. 3. Penyerahan pelayanan
Obat-Obat kefarmasian
Tertentu harus
kepada
fasilitas
berdasarkan
permintaan tertulis Obat-Obat Tertentu yang
surat
NO. DOKUMEN : 205/
Halaman :
NO. REVISI :
RSES/SOP/JANGMED
2/3
-
07/2017
ditandatangani oleh Apoteker. 4. Penyerahan Obat-Obat Tertentu kepada pasien harus dilakukan oleh Apoteker berdasarkan resep dokter. Penyerahan tersebut dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
Skrining Resep
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi. a. Keabsahan resep atau copy resep b. Kewajaran jumlah obat yang diresepkan c. Frekuensi resep untuk pasien yang sama. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmaseutik. 3. Mengkaji pertimbangan klinis. 4. Mengkonsultasikan kedokter apabila terdapat masalah dalam resep.
Penyiapan Resep
PROSEDUR
1. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep. 2. Untuk obat racikan apoteker dan atau asisten apoteker menyiapakan obat jadi yang mengandungn obat-obat tertentu. 3. Mendokumentasikan pengeluaran obat-obat tertentu. pada kartu stok. 4. Menutup tempatnya
dan
mengembalikan
yaitu
pada
lemari
wadah dua
obat
pada
pintu
dan
menguncinya kembali. 5. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan dalam resep 6. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep.
NO. DOKUMEN : 205/ RSES/SOP/JANGMED
NO. REVISI :
07/2017
Halaman : 3/3
-
Penyerahan Resep
1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulis etiket dengan resep sebelum dilakukan penyerahan 2. Memanggil nama pasien secara lengkap (minimal dua suku kata) 3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima 4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat (nama obat, kegunaan masing-masing obat, dosis dan cara penggunaan obat) 5. Menanyakan
kembali
kejelasan
pasien
terhadap
informasi obat dan meminta pasien untuk mengulang penjelasan yang telah disampaikan 6. Menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep Obat-obat tertentu dan mendokumentasikannya pada buku pencatatan resep Obat-obat tertentu
1. Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan
UNIT TERKAIT
Apoteker) 2. Dokter penulis resep
DOKUMEN TERKAIT
1. PKBPOM No. 7 Tahun 2016 Tentang Pedoman Pengelolaan Obat-Obat Tertentu
Asisten
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA KUNINGAN
PELAYANAN RESEP OBAT PSIKOTROPIKA
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
HALAMAN:
PROSEDUR
18 JULI 2017
1/3
NO. DOKUMEN :
DITETAPKAN OLEH:
206/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
Direktur,
NO. REVISI : -
PENGERTIAN
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
Semua proses kegiatan dari skrining resep penyiapan resep dan penyerahan resep psikotropika.
1. Memaskitkan semua proses pelayanan obat golongan
TUJUAN
psikotropika tertentu memenuhi standar yang berlaku. 2. Memastikan pengeluaran obat golongan psikotropikaaman dan akurat.
1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
KEBIJAKAN
2. Penyerahan Obat Psikotropika kepada fasilitas pelayanan kefarmasian lain hanya dapat dilakukan oleh Apotek kepada Apotek lain, Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau Instalasi Farmasi Klinik dan hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan Obat Psikotropika yang tertera dalam resep. 3. Penyerahan Obat Psikotropika kepada fasilitas pelayanan kefarmasian harus berdasarkan surat permintaan tertulis Obat Psikotropika yang ditandatangani oleh Apoteker.
NO. DOKUMEN : 206/ RSES/SOP/JANGMED
NO. REVISI :
07/2017
Halaman :
-
2/3
4. Penyerahan Obat Psikotropika kepada pasien harus dilakukan oleh Apoteker berdasarkan resep dokter. Penyerahan tersebut dapat dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian
Skrining Resep
1. Melakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan administrasi. a. Keabsahan resep atau copy resep b. Kewajaran jumlah obat yang diresepkan c. Frekuensi resep untuk pasien yang sama. 2. Melakukan pemeriksaan terhadap kesesuaian farmaseutik. 3. Mengkaji pertimbangan klinis. 4. Mengkonsultasikan kedokter apabila terdapat masalah dalam resep.
Penyiapan Resep
PROSEDUR
1. Memberi garis bawah berwarna biru pada obat yang termasuk golongan psikotropik 2. Menyiapkan obat sesuai dengan permintaan pada resep. 3. Untuk obat racikan apoteker dan atau asisten apoteker menyiapakan obat jadi yang mengandung psikotropik. 4. Mendokumentasikan pengeluaran obat psikotropik pada kartu stok. 5. Menutup dan mengembalikan wadah obat pada tempatnya yaitu pada lemari dua pintu dan menguncinya kembali. 6. Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai permintaan dalam resep 7. Obat diberi wadah yang sesuai dan diperiksa kembali jenis dan jumlah obat sesuai permintaan dalam resep.
NO. DOKUMEN : 206/
Halaman :
NO. REVISI :
RSES/SOP/JANGMED
3/3
-
07/2017 Penyerahan Resep
1. Melakukan pemeriksaan akhir kesesuaian antara penulis etiket dengan resep sebelum dilakukan penyerahan 2. Memanggil nama pasien secara lengkap (minimal dua suku kata) 3. Mengecek identitas dan alamat pasien yang berhak menerima 4. Menyerahkan obat yang disertai pemberian informasi obat (nama obat, kegunaan masing-masing obat, dosis dan cara penggunaan obat) 5. Menanyakan
kembali
kejelasan
pasien
terhadap
informasi obat dan meminta pasien untuk mengulang penjelasan yang telah disampaikan 6. Menyimpan resep pada tempat penyimpanan khusus resep Obat-obat tertentu dan mendokumentasikannya pada buku pencatatan resep Obat-obat tertentu
1. Petugas Instalasi Farmasi (Apoteker dan Asisten
UNIT TERKAIT
Apoteker) 2. Dokter penulis resep
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia 3
DOKUMEN TERKAIT
Tahun
2015
Tentang
Peredaran,
Nomor
Penyimpanan,
Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT
PENGADAAN OBAT PSIKOTROPIK,
UMUM EL-SYIFA
OBAT PREKURSOR DAN
KUNINGAN
OBAT-OBAT TERTENTU
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 110/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
DEFINISI
TUJUAN
INFORMASI UMUM
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar Obat Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya disebut dengan Obat-Obat Tertentu, adalah obatobat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, terdiri atas obat-obat yang mengandung Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan/atau Haloperidol. Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan kimia yang proses produksi industri farmasi atau produk antara, produk ruahan, dan produk jadi dapat digunakan sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan yang mengandung ephedrine, pseudoephedrine, norephedrine / phenylpropanolamine, ergotamin, ergometrine, atau Potasium Permanganat.
Untuk memenuhi kebutuhan pasien yang membutuhkan obatobat golongan psikotropik, obat prekursor dan obat-obat tertentu -
NO. DOKUMEN : 110/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
NO. REVISI : -
Halaman : 2/3
1.
PROSEDUR
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
Staf perbekalan farmasi membuat daftar obat psikotropik, obat prekursor dan obat-obat tertentu yang akan dipesan; 2. Staf perbekalan farmasi menyerahkan daftar obat psikotropik, obat prekursor dan obat-obat tertentu yang akan dipesan ke Bagian Pembelian untuk dibutuhkan surat pesanan khusus obat psikotropik, obat prekursor dan obatobat tertentu yang ditandatangani oleh apoteker dengan mencantumkan nomor SIPA. 3. Surat pesanan dibuat rangkap dua atau tiga dengan menyampaikan salinannya untuk arsip dan yang lain diserahkan ke masing-masing distributor.
Pengadaan perbekalan farmasi barang berbahaya dilakukan oleh Bagian Pembelian
1. 2.
Unit Kerja Administrasi dan Keuangan Distributor/Pedagang Besar Farmasi/ Rekanan
1.
Surat Pesanan khusus obat psikotropik, obat prekursor dan obat-obat tertentu; Daftarb perbekalan farmasi yang akan dipesan (defecta)
2. 3.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA
PENYIMPANAN OBAT PSIKOTROPIK DAN OBAT-OBAT TERTENTU
KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
TGL. TERBIT:
PROSEDUR
18 JULI 2017
Halaman : 1/2
DITETAPKAN OLEH: Direktur,
NO. DOKUMEN : 111/RSES/SOP/JANGMED/07/2017
NO. REVISI : -
DEFINISI
TUJUAN
INFORMASI UMUM
dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar Obat Psikotropika adalah zat/bahan baku atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Obat-Obat Tertentu yang Sering Disalahgunakan, yang selanjutnya disebut dengan Obat-Obat Tertentu, adalah obat-obat yang bekerja di sistem susunan syaraf pusat selain Narkotika dan Psikotropika, yang pada penggunaan di atas dosis terapi dapat menyebabkan ketergantungan dan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku, terdiri atas obat-obat yang mengandung Tramadol, Triheksifenidil, Klorpromazin, Amitriptilin dan/atau Haloperidol.
Sebagai acuan dalam menyimpan dan memelihara obatobatan psikotropik dan obat-obat tertentu untuk pengamanan, pemantauan dan pengawasan dari penyalahgunaan obat-obatan psikotropik dan obat-obat tertentu. -
NO. DOKUMEN : 111/ RSES/SOP/JANGMED 07/2017
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
PROSEDUR
1. Obat-obatan psikotropik dan obat-obat tertentu yang diterima disimpan dalam lemari khusus yang terkunci yang disimpan oleh Apoteker Penaggung Jawab; 2. Setiap pengambilan Obat-obatan psikotropik dan obatobat tertentu menulis dikartu stok narkotik; 3. Setiap bulan Apoteker Penaggung Jawab melaporkan penggunaan Obat-obatan psikotropik dan obat-obat tertentu
KEBIJAKAN
Penyimpanan perbekalan Farmasi dilakukan oleh Instalasi Farmasi untuk menjamin mutu perbekalan Farmasi dan kemudahan dalam melakukan pelayanan.
UNIT TERKAIT
DOKUMEN TERKAIT
1. Kepala Gudang Farmasi; 2. Distributor/Pedagang Besar Farmasi/ Rekanan
1. Surat Pesanan khusus Obat-obatan psikotropik dan obat-obat tertentu; 2. Daftar perbekalan farmasi yang akan dipesan (defecta) 3. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi
RUMAH SAKIT UMUM EL-SYIFA KUNINGAN
STANDAR OPRASIONAL
PENDELEGASIAN PENYIMPANAN KUNCI DAN PEMBERIAN OBAT NARKOTIKA DAN PSIKOTROPIKA
TGL. TERBIT:
HALAMAN:
13 SEPTEMBER 2017
1/2
PROSEDUR
NO. DOKUMEN :
DITETAPKAN OLEH:
112/RSES/SOP/JANGMED/09/2017
Direktur,
NO. REVISI : dr. Loudry Amsal Elfa Gustanar
-
DEFINISI
Memberikan kunci lemari obat narkotika dan psikotropika dan pemberian obat narkotika dan psikotropika kepada pasien kepada selain apoteker penanggung jawab
TUJUAN
Dapat melayani pasien yang membutuhkan obat narkotika dan psikotropika.
INFORMASI
-
UMUM
PROSEDUR
1. Apoteker penangung jawab memberikan kunci lemari obat narkotika dan psikotrpika kepada apoteker pendamping pada saat apoteker penanggung jawab akan meninggalkan rumah sakit. 2. Jika tidak ada apoteker pendamping, apoteker penangung jawab memberikan kunci lemari obat narkotika dan psikotrpika kepada koordinator shift (tenaga teknis kefarmasian) pada saat apoteker penanggung jawab akan meninggalkan rumah sakit.
NO. DOKUMEN : 112/ RSES/SOP/JANGMED 09/2017
NO. REVISI : -
Halaman : 2/2
3. Koordinator Shift bertanggung jawab atas kunci obaat narkotika dan psikotropika 4. Koordinator shift selalu mengawasi pelayanan obat narkotika dan psikotropika 5. Pengeluaran dan pemasukkan obat narkotika dan psikotropika harus dicatat dalam kartu stok dan dibawah tanggung jawab koordinator shift 6. Kunci lemari obat narkotika dan psikotropika dikembalikan kembali oleh koordinator shift kepada apoteker penanggung jawab
KEBIJAKAN
UNIT TERKAIT
1. Keputusan menteri Kesehatan RI No. 72 Tahun 2016 tentang
DOKUMEN TERKAIT
Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit. 2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2015 Tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan, Dan Pelaporan Narkotika, Psikotropika, Dan Prekursor Farmasi