TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FARMASI DI KAMPUS ISTA MENGENAI SWAMEDIKASI PADA PASIEN DEMAM PERIODE APRIL-SEPTEMBER 2018
PROPOSAL
Disusun sebagai salah satu syarat s yarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Institut Sains dan Teknologi AlKamal
Oleh: SARAH FAUZIAH 201551266
PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI AL-KAMAL JAKARTA 2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha esa, yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan hodayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul ”Evalusai tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi dikampus x mengenai swamedikasi pada pasien demam periode april-september 2018 .
Maksud dan tujuan pembuatan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam jenjang perkuliahan starata 1 di Institut Sains dan Teknologi ALkhamal.Dalam penulisan skripsi ini cukup sering penulis temui berbagai hambatan dan rintangan, tapi berkat bimbingan, pertolongan, nasihat serta saran dari semua pihak akhirya penulis dapat menyelesaikan pembuatan skripsi ini.
Walaupun begitu, penulis tahu masih banyak keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, maka dari itu penulis menerima berbagai saran dan kritik yang membangun agar dimasa yang akan datang tulisan ini dapat menjadi lebih baik lagi. Pada kesempatan ini penulisan juga mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada:
Jakarta
Penulis
i
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................... ....................................... i BAB I ..................................................... ...................................................... ....................1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1 PENDAHULUAN ..............................................................................................................1 1.1
Latar Belakang................................................... ..............................................1
1.2
RUMUSAN MASALAH................................................ ......................................3
1.3
BATASAN MASALAH.................................................. ......................................3
1.4
TUJUAN PENELITIAN PENELITIAN ................................................. ......................................3
1.5
MANFAAT PENELITIAN PENELITIAN .............................................. ......................................3
TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................4 1.
Swamedikasi ............................................... ..................................................... ...4
2.
Demam .............................................. ...................................................... ...........6
3.
Terapi ................................................. ...................................................... ...........6
4.
Tingkat pengetahuan..................................................... .....................................6
5.
Pelayanan informasi obat ...................................................... .............................7
6. INSTITUT SAINS dan TEKNOLOGI AL-KAMAL ........................................................ .7 6.1. Sejarah ............................................................................................................7 BAB III ................................................... ...................................................... ..................11 METODOLOGI PENELITIAN PENELITIAN ................................................................................. .........11 1. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................11 1.1. Tempat Penelitian.........................................................................................11 1.2. Waktu Penelitian ..........................................................................................11 2. Pendekatan dan Metode Penelitian .................................................. ..................11 3. Data dan Sumber Data ........................................................................................12 3.1. Data................................................ ...................................................... .........12 3.2.Sumber Data ...................................................... ............................................12 4. Teknik pengumpulan Data ............................................... ....................................13 4.1. Wawancara ............................................. ..................................................... .13 4.2. Observasi ......................................................................................................13 4.3. Dokumentasi..................................................... ............................................13
ii
5. Teknik Analisis Data ................................................. ............................................14 5.1. Pengumpulan data........................................................................................14 5.2. Reduksi data .................................................................................................14 5.3. Pengajiyan data ............................................................................................14 5.4. Pengambilan keputusan atau verifikasi ............................................... .........15 6. Keabsahan Data ............................................. ..................................................... .15 7. Tahapan-tahapan Tahapan-tahapan penelitian ............................................................. ..................16 8. Skema Penelitian .................................................................................................17 DAFTAR PUSTAKA .................................................. ..................................................... .18
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian telah bergeser orientasinya dari obat kepasien yang mengacu kepada asuhan kefarmasian. Layanan kefarmasian di apotek meliputi pelayanan resep dan tanpa resep. Kebanyakan Keban yakan masyarakat m asyarakat menggunakan obat sendiri sebagai langkah pertama untuk mengobati penyakit, salah satunya demam. Demam adalah gejala yang sering menyerang anak-anak. Demam dapat diobati tanpa resep. Antipiretik dapat digunakan sebagai obat demam yang dapat dibeli tanpa resep diapotek. Selama pelayanan kefarmasian, apoteker harus mendapatkan informasi terkait penyakit yang diderita oleh pasien sebelum memberikan obat. Informasi terkait farmakologi dan informasi non-farmakologi. Penelitian ini bertujuan untuk menangani gejala demam pada anak. Demam adalah kondisi ketika suhu tubuh berada di atas angka 38 derajat celsius. Demam merupakan bagian dari proses kekebalan tubuh yang sedang melawan infeksi akibat virus, bakteri, atau parasit. Selainitu, demam juga bisa terjadi pada kondisi hipertiroidisme, artritis, atau karena penggunaan beberapa jenis obat-obatan, termasuk antibiotik. Kenaikan suhu tubuh akibat konsumsi obat ini disebut dengan demam obat atau “drug fever”. Meskipun terkadang mengkhawatirkan, demam yang tinggi tidak selalu menandakan bahwa Anda menderita suatu penyakit yang serius. Demam yang sering kali dijumpai pada kasus infeksi anak-anak sering kali tidak berbahaya. Malahan, demam merupakan pertanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang berusaha untuk melawan infeksi tersebut. Demam bukanlah sebuah penyakit, melainkan gejala yang sering kali menyertai penyakit yang dapat sembuh sendiri tanpa memerlukan pengobatan, pen gobatan, seperti sep erti misalnya flu atau pilek. Maka dari itu, demam akan menghilang dengan sendirinya saat
1
penyakit yang mendasarinya sembuh. Tapi untuk mengobati demam yang lebih parah, beberapa obat-obatan penurun panas bisa dibeli secara bebas di apotek. Baca aturan pakai dan ikuti dosis yang dianjurkan. Gejala yang menyertai demam tergantung kepada penyebab demam itu sendiri. Berikut ini adalah contoh gejala yang bisa menyertai demam: •
Sakit kepala
•
Berkeringat dingin
•
Menggigil
•
Dehidrasi
•
Batuk-batuk
•
Sakit tenggorokan
•
Sakit pada telinga
•
Diare dan muntah-muntah
•
Sakit otot
•
Kehilangan seleramakan
•
Merasa kelelahan Pemeriksaan suhu tubuh yang paling tepat adalah menggunakan termometer. Jangan mengandalkan rabaan tangan untuk memastikan demam atau tidak. Demam belum tentu menjadi kondisi yang serius, namun Anda perlu waspada apabila suhu tubuh anda di atas 38 derajat celcius dan Anda mengalami satu atau lebih gejala dibawah ini:
•
Leher terasa kaku dan mata menjadi sangat sensitif terhadap cahaya
•
Muntah-muntah secara terus-menerus
•
Muncul bercak-bercak kemerahan pada kulit
•
Sesak napas
•
Terus-menerus merasa mengantuk
•
Apabila anda / anak anda merasa kesakitan
•
Anak tidak mau minum dan jarang buang air kecil
2
Demam yang membahayakan pada anak tidak semua membutuhkan pemeriksaan di laboratorium. Demam tidak selamanya berbahaya hanya han ya saja menjadi pertanda untuk melawan mikrooganisme yang masuk kedalam tubuh. Pemeriksaan darah dapat dilakukan pada hari ketiga, sebagai upaya pencegahan terhadap beberapa penyakit yang mungkin terjadi pada anak. Walaupun demikian pemeriksaan kesehatan tidak harus ditandai dengan demam, pemeriksaan laboratorium dapat dilakukan apabila anak mengalami gejala dan infeksi yang menjurus pada salah satu penyakit. Peranan tenaga kefarmasi sangatlah berpengaruh pada pasien atau pun masyarakat manapun dan sebagai mahasiswa jurusan farmasi kita harus dapat memahami serta dapat mengorientasi masyarakat itu sendiri Sebagai calon Apoteker mahasiswa harus menguasai tentang kasus itu sendiri, tentang dasar obat, dan penyakit. Untuk itu saya sebagai peneliti tertarik untuk melihat tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi pada kampus X pada penyakit demam dan terapinya. 1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi terkait dengan penyakit demam 2. Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi terkait dengan terapi demam 3.Apa saja yg harus dipelajari terkait tentang p enyakit terkait pelayanan swamedikasi 1.3 BATASAN MASALAH
Penelitian ini dibatasi hanya pada mahasiswa farmasi di kampus X mulai dari semester 5 sampai dengan semester 8 1.4 TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pemahaman mahasiswa farmasi tentang demam dan terapinya 2. Untuk mengetahui materi apa yang dipersiapkan untuk swamedikasi 1.5 MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman tentang tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi di kampus institut sains dan teknologi al-kamal mengenai swamedikasi pada pasien demam.
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1. Swamedikasi
Swamedikasi adalah Pengobatan diri sendiri yaitu penggunaan obat-obatan atau menenangkan diri dalam bentuk perilaku untuk mengobati penyakit yang dirasakan atau nyata. Berikut adalah peranan apoteker dalam pengobatan sendiri atau swamedikasi, yang diambil dari situs WHO :
Peranan apoteker sebagai komunikator
Apoteker harus menginisiasi dialog dengan pasien atau dokter pasien tersebut bila diperlukan, untuk memperoleh riwayat pengobatan pasien sebelumnya. Untuk dapat memberikan saran mengenai obat bebas yang sesuai, maka apoteker harus bertanya pertanyaan yang sesuai kepada pasien & juga mampu me mberikan informasi penting yang dibutuhkan (seperti cara konsumsi obat atau indeks keamanan obat).
Apoteker juga harus mempersiapkan diri & dilengkapi dengan peralatan yang memadai untuk melakukan skrening terhadap kondisi atau penyakit tertentu, tanpa melampaui kewenangan seorang dokter.
Apoteker juga harus menyediakan informasi yang objektif tentang obat. Apoteker juga harus dapat menggunakan & mengartikan sumber informasilain, untuk dapat memenuhi kebutuhan pasien atau konsumen.
4
Apoteker harus dapat membantu pasien melakukan pengobatan sendiri atau swamedikasi yang tepat & bertanggung jawab, atau memberikan saran ke pasien untuk konsultasi lebih lanjut ke dokter bila diperlukan. Apoteker harus dapat menjamin kerahasiaan informasi tentang keadaan kesehatan pasien.
•
Peran apoteker sebagai penyedia obat
Apoteker harus dapat menjamin, bahwa obat-obatan yang disediakannya berasal dari sumber resmi yang dapat dipercaya serta mempunyai kualitas yang baik. Apoteker juga harus menyediakan penyimpanan yang tepat untuk obat-obatan yang ada.
•
Peran apoteker sebagai seorang pengajar & pengawas.
Untuk dapat memberikan pelayanan yang terbaik, maka apoteker juga disarankan untuk berpartisipasi dalam kegiatan peningkatan kemampuan diri yang berkelanjutan, seperti misalnya melanjutkan pendidikannya lagi. Selain itu, apoteker biasanya juga didampingi oleh staf non-apoteker lain, yang perlu untuk diawasi & diberikan pelatihan yang sesuai. Oleh karena itu, apoteker juga sebaiknya membuat : Pedoman penyerahan ke apoteker
Pedoman untuk tenaga kesehatan lainnya yang terlibat dalam hal penanganan obat. Peran apoteker sebagai rekan sejawat
Untuk dapat memberikan informasi yang tepat, maka sangat penting bagi apoteker untuk dapat memiliki kerja sama yang baik dengan berbagai kalangan,
seperti :
a. Tenaga kesehatan lainnya. b. Perkumpulan seprofesi. c. Industri farmasi. d. Pemerintahan (baik lokal maupun nasional). e. Pasien & masyarakat umum.
5
Sebagai promotor kesehatan
Sebagai seorang anggota tenaga kesehatan, maka apoteker juga harus dapat : a. Berpartisipasi dalam skrining masalah kesehatan untuk dapat mengidentifikasi adanya masalah kesehatan. b. Berpartisipasi dalam hal promosi masalah kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kesadaran mengenai masalah kesehatan ataupun pencegahan penyakit. c. Menyediakan saran kepada individu untuk membantu mereka membuat pilihan yang tepat.
2. Demam
Demam adalah kenaikan suhu melewati batas normal yang dapat disebabkan oleh berbagai hal, seperti infeksi, peradangan atau gangguan metabolik (sofwan, 2010).
3. Terapi
Terapi dalam demam pertama dengan gaya hidup, apabila sudah lama lalu beri antibiotik.
4. Tingkat pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil proses keinginan untuk mengerti, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terutama indera pendengaran dan pengelihatan terhadap obyek tertentu yang menarik perhatian terhadap suatu objek. Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung, sedangkan tindakan nyata seseorang yang belum terwujud (overt behavior). Pengetahuan itu sendiri di pengaruhi oleh tingkat pendidikan, dimana pengetahuan kesehatan akan berpengaruh kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah (intermediate impact) dari pendidikan kesehatan, selanjutnya perilaku kesehatan akan berpengaruh pada meningkatnya indikator kesehatan masyarakat sebagai keluaran dari pendidikan.
6
5. Pelayanan informasi obat
Pelayanan Informasi Obat (PIO) Merupakan kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Apoteker untuk memberikan informasi secara akurat, jelas dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien. Tujuan: a. Menyediakan informasi mengenai Obat kepada tenaga kesehatan lain di lingkungan Puskesmas, pasien dan masyarakat. b. Menyediakan informasi
untuk
membuat
kebijakan yang berhubungan dengan Obat (contoh: kebijakan permintaan Obat oleh jaringan dengan mempertimbangkan stabilitas, harus
memiliki
penyimpanan yang memadai). c. Menunjang penggunaan Obat yang
alat rasional.
6. INSTITUT SAINS dan TEKNOLOGI AL-KAMAL
6.1. Sejarah Yayasan Pondok Pesantren Al Kamal (YPP) didirikan di Jakarta pada tahun 1987 oleh tokoh-tokoh dan kader Cendekiawan Muslim, Ulama, Tokoh Pemerintah dan Pemuka Masyarakat. Upaya yang dilakukan adalah ikut berperan serta dalam mensukseskan pembangunan nasional di bidang pendidikan dan pelayanan kesehatan bagi umat di Indonesia. YPP Al Kamal Jakarta bercita-cita untuk mencetak muslim yang berbudi luhur, Berpengetahuan luas, berwawasan kebangsaan, mandiri serta terampil, serta mempunyai kekuatan antara ilmu Agama dan penguasaan teknologi (IMTAQ dan IPTEK). Dalam rangka rangka mewujudkan keinginan keinginan itu Yayasan Pondok Pesantren Al- Kamal Jakarta tergugah untuk turut berperan serta serta secara aktif membantu pemerintah dengan membentuk unit-unit kegiatan sebagai berikut:
7
TK Al-Kamal Jakarta
SD Al-Kamal Jakarta
SMP Al-Kamal Jakarta
SMA dan SMK Al-Kamal Jakarta
Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal (ISTA)
Rumah Sakit Puri Mandiri Kedoya
Pengembangan fisik serta program pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat sedang digalakan. Untuk melengkapi hal tersebut diatas tersedia beberapa gedung sedang dan akan di bangun dalam rangka pengembangan Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal. Pola Ilmiah Pokok Institut Sains dan Teknologi AlKamal adalah Lingkungan Hidup. Program pendidikan yang ada di Institut Sains dan Teknologi Al-kamal dimulai sejak tahun 1989 sesuai SK Mendikbud RI No.0239/0/89 tentang pemberian status TERDAFTAR untuk semua jurusan yang ada di ISTA adalah sebagai berikut: Fakultas Teknologi Industri:
Jurusan Teknik Informatika
Jurusan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Kimia
Jurusan Manajemen Informatika Fakultas Tenik Sipil dan Perencanaan:
Jurusan Teknik Sipil Pada tahun 1993 sesuai SK Dirjen Dikti No.27/DIKTI/1993, No.27/DIKTI/1993, maka Institut Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal (ISTA) telah mendapatkan status diakui untuk beberapa jurusan yaitu:
8
Jurusan Teknik Informatika
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Sipil Pada tahun 1994 sesuai SK Dirjen DIKTI No.225/DIKTI/Kep/1994 Insitut Sains dan Teknologi Al-Kamal telah membuka Jurusan Baru Manajemen Informatika, jurusan ini diharapkan dapat dimanfaatkann oleh para calon mahasiswa yang berlatar pendidikan non eksakta. Pada tahun 1995 sesuai dengan SK Dirjen Dikti No.373/DIKTI/Kep/1995 maka empat jurusan telah diberikan status DISAMAKAN (TERAKREDITASI) yaitu:
Jurusan Teknik Informatika
Jurusan Teknik Industri
Jurusan Teknik Mesin
Jurusan Teknik Sipil Pada tahun 2000 sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. Jurusan Teknik Kimia memperoleh Status Terakreditasi. Pada tahun 2002 sesuai dengan SK Dirjen Dikti No. Jurusan Manajemen Informatika memperoleh Status Terakreditasi. Pada tahun 2006 sesuai dengan SK Dirjen Dikti, Kementerian Pendidikan Nasional RI, Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal telah memiliki 8 (delapan) Program S tudi, yaitu:
1. Teknik Mesin SK Dirjen Dikti No. 430/D/T/2006 2. Teknik Sipil SK Dirjen Dikti No. 431/D/T/2006 3. Teknik Kimia SK Dirjen Dikti No. 432/D/T/2006 4. Teknik Industri SK Dirjen Dikti No. 433/D/T/2006 5. Farmasi SK Dirjen Dikti No. 2292/D/T/2006 6. Teknik Informatika SK Dirjen Dikti No. 434/D/T/2006 7. Sistem Informasi SK Dirjen Dikti No. 435/D/T/2006 8. Desain Komunikasi Visual SK Dirjen Dikti No. 2292/D/T/2006
9
Pada tahun 2010 sesuai dengan SK Dirjen Dikti, Institut Sains dan Teknologi AlKamal telah memperpanjang izin operasional 8 P rogram Studi, yaitu : 1. Teknik Kimia dengan NO. SK: 2596/D/T/K-III/2010, tanggal 23-06-2010 2. Teknik Mesin dengan NO. SK: 3093/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 3. Teknik Sipil dengan NO. SK: 3089/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 4. Teknik Industi dengan NO. SK: 3094/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 5. Farmasi dengan NO. SK: 3090/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 6. Teknik Informatika dengan NO. SK: 3092/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 7. Sistem Informasi dengan NO. SK: 3091/D/T/K-III/2010, tanggal 21-07-2010 8. Desain komunikasi Visual dengan NO. SK: 3095/D/T/K-III/2010, tanggal 21-072010
10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1. Tempat dan Waktu Penelitian
1.1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Institut Sains dan Teknologi Al-Kamal di Jalan
Raya Al Kamal No.2, RT.7/RW.3, Kedoya Selatan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, 11520.
1.2. Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan kurang lebih 3 bulan.
2. Pendekatan dan Metode Penelitian
Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yang ingin mengetahui tentang tingkat pengetahuan mahasiswa farmasi di kampus institus sains dan teknologi al-kamal mengenai swamedikasi pada pasien demam periode april-september 2018, maka metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif.
Menurut Kierl dan Miller dalam Moleong yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah "tradisi tertentu dalam pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan, manusia, kawasan sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristilahannya."
11
Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna pada generalisasi.
Pertimbangan penulisan menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimana yang diungkapkan oleh Lexy Moleong. 1. Menyesuaiakan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda. 2. Metode ini secara tidak langsung hakikat langsung anatara penelitian dan responden 3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dari manajement pengeruh bersama pola-pola nilai yang dihadapi.
3. Data dan Sumber Data
3.1. Data Data dalam penelitian ini bersifat data kualitatif dimana data yang dikumpulkan berupa deskripsi dari hasil pengamatan observasi, wawancara, dan interaksi langsung dengan subjek penelitian ini.
3.2.Sumber Data Data penelitian ini berasal dari kata dan tindakan yang terjadi di tempat penelitian. Sumber data penelitian ini adalah quisoner dengan informasi seperti mahasiswa/i institut sains dan teknologi al-kamal.
12
4. Teknik pengumpulan Data Metode yang digunakan untuk proses pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan proses trianggulasi. Yaitu: 4.1. Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu pewancara(interviuwer) yang mengajukan pertanyaan dari diwawancarai (interviewee) untuk memberikan atas itu.
Metrode interview adalah sebuah dialog atau tanya jawab yang dilakukan dua orang atau lebih pewawancara dan terwawancara (narasumber) dilakukan secara berhadap-hadap (face to face).
4.2. Observasi Sebagai metode ilmiah observasi dapat diartiakan sebagai pengamatan, meliputi pemusatan perhatian terhadapsuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indra . Jadi observasi merupakan suatu penyedikan yang dilakukan secara sistematik sengaja diadakan dengan menggunakan alat indra terutama mata terhadap kejadian itu terjadi.
4.3. Dokumentasi Dokumentasi berasal dari dokumen, yang berarti barang barang
tertulis, metode
dokumentasi berarti cara pengumpulan data dengan mencatat data-data yang sudah ada. Metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan buku, surat, transkip, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.
13
5. Teknik Analisis Data Analisa data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikan ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Sedangkan metode kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dap at diamati.
Dalam proses analisis data terhadap komponen-komponen utama yang harus benar-benar dipahami. Komponen tersebut adalah reduksi data, Kajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan secara bersamaan dengan cara proses pengumpulan data Menurut Miles dan Humberman tahapan analisis data sebagai berikut :
5.1. Pengumpulan data Penelitian mencatatat semua data secara objecktiv dan apa adanya sesuai dengan hasil observasi dan wawancara di lapangan.
5.2. Reduksi data Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok yang sesuai dengan fokus penelitian. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan menggorganisasikan data-data yang telah di reduksi memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan mempermudah penelitian untuk mencarinya sewaktu-waktu di perlukan.
5.3. Pengajiyan data Pengajiyan data
adalah
sekumpulan
informasi
yang
tersusun
yang
memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Pengajiyan data merupakan analisis dalam bentuk matriks, networks, cart, atau grafis. Sehinmgga data dapat dikuasai.
14
5.4. Pengambilan keputusan atau verifikasi Setelah data disajikan, maka dilakukan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Verifikasi dapat dilakukan dengan keputusan, didasarkan pada reduksi data, dan pengajian data yang merupakan jawaban atas masalah yang diangkat dalam penelitian.
6. Keabsahan Data Untuk mendapatkan keabsahan data maka peneliti menggunakan beberapa teknik pemeriksaan keabsahan data, yaitu:
6.1. Teknik pemeriksaan derajat kepercayaan (crebebillity). Teknik ini dapat dilakukan dengan jalan:
6.1.a. Keikutsertaan peneliti sebagai instrumant (alat) tidak hanyadilakukan dalam waktu singkat, tetapi tidak memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti, sehingga memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data di kumpulkan. 6.1.b. Ketentuan pengamatan, yaitu dimaksud menentukan ciri-ciri dan unsurunsur dan situasi yang sangat relavan dengan persoalan yang sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci. 6.1.c. Trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding. Teknik yang paling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-sumber lainnya. 6.1.d. Kecangkupan refrensial yakni bahan-bahan yang tercatat dan terekamdapat digunakan sebagai patokan untuk menguji atau menilai sewaktu-waktu diadakan analisis analisis dan interprensi interprensi data.
15
6.2. Teknik pemisahan keterlalihan (transferabillity) dengan cra uraian rinci. Uraian nya harus mengungkapkan secara khusus segala sesuatu yang dibutuhkan oleh pembaca agar mereka dapat memahami penemuan-penemuan yang diperoleh.
6.3. Teknik pemeriksaan ketergantungan (dependabillity) dengan cara teknik ketergantungan. Pencatatan itu diklasifikasi dari datamentah sehingga formasi tentang pengembangan instrument sebelum auditing au diting dilakukan agar mendapatkan persetujuan antara auditor dan auditi terlenih dahulu.
7. Tahapan-tahapan penelitian 7.1. Tahapan Pra Lapangan
Menyusun proposal ini penelitian, ini digunakan untuk meminta izin kepada lembaga yang terkait sesuai dengan sumber data yang diperlukan.
7.2. Tahap Pelaksanaan Penelitian
7.2.a. Pengumpulan data
Dalam pengumpulan data ini, peneliti pengumpulkan data dengan cara : a. Wawancara dengan mahasiswa/i smt 5-8 b. Mengidentifiksai data Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi diidentifikasi untuk memudahkan peneliti dalam menganalisa sesuai tujuan yang diinginkan.
7.3. Tahap terakhir penelitian 7.3.a. Menyajikan data dalam bentuk dipskirpsi 7.3.b. Menganalisis data sesuai dengan apa yang ingin dicapai.
16
8. Skema Penelitian
Masukkan data : Distribusi jawaban Responden
Proses Data : Deskripsi data Pengujian Persyaratan Analisis
Keluaran Data : Hasil pengukuran regresi/korelasi Hasil pengujian Hipotesis
Prosedur : Data mentah yang didapat dari sampel penelitian atau sampel an erlu di u i
17
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, Departemen Kesehatan. 1983. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2380/A/SK/VI/83 tentang Tanda Khusus Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas. Pasal 1 ayat 2 & 5, Pasal 3.
Anonim, Departemen Kesehatan. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 917/ Menkes/Per/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi. Pasal 1 A yat 1-3.
Departemen Kesehatan. 1994. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 386/Menkes/SK/IV/1994 tentang Pedoman Periklanan Obat Bebas. Bab umum.
Rubin G, Potts H, Michie S. The impact of communications about swine flu (influenza A H1N1v) on public responses to the outbreak: results from 36 national telephone surveys in the UK. Health UK. Health Technol Assess 2010;14(34):165 – .
Health
Technology
Assessment
is
indexed
and
abstracted
in
Index
Medicus/MEDLINE, Medicus/MEDLINE, Excerpta Medica/EMBASE, Medica/EMBASE, Science Citation Index Expanded (SciSearch ) and Current Contents /Clinical Medicine.
This is an accepted work that has been peer-reviewed and accepted for publication in the Health the Health Technology Assessment journal, Assessment journal, but has yet to undergo proof correction.
Homenta Rampengan, Novie. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/RSU Prof.Dr.R.D. Kandou, Manado
18
Kasl, Stanislav & Sidney Cobb. 1966. “Health Behavior, Illness Behavior and Sick Role Behavior”. Dalam Archives of Environmental Health, 12: 246-266
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), Hlm, 131
Moh. Nazir. Ph. D, Metode Penelitian Pe nelitian (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia, 2003), Hlm, 3
Milez, M. B. Dan Huberman, A. M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Penerjemah Tjejep Rohendi . Jakarta: UI-Press
World Health Organization. 1988. Guidelines for Developing National Drug Policies.Geneva: 31-33.
Holt, Gary A. & Edwin L. Hall. 1986. “The Pros and Cons of Self medication”.Dalam Journal of Pharmacy Technology, September /October: 213-218.
Dolinsky, Donna 1989. “Psychosocial Aspects of the Illness Experience”.Dalam Wertheimer, A.I. dan Mickey C.Smith (eds). Pharmacy Practice, Social and Behavioral Aspects. Third edition, Sydney: Williams & Wilkins, 241-243.
Mc Ewen, J. 1979. “Self-medication in The Context of Self-care: Self-care: A review”.Dalam: review”.Dalam: Anderson, J.A.D (ed). Self Medication. The Proceedings of Workshop on Self-Care, London: MTP Press Limited Lancaster, 95-111.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan.
19
20