SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK 1. Peng Penggun gunaan aan Ener Energi gi Sejak awal kehidupan di dunia ini, untuk mencukupi kebutuhan, manusia sudah sud ah mem memerl erluka ukan n ene energi rgi ala alam. m. Sej Sejak ak za zaman man pra prase sejara jarah h sum sumber ber ene energi rgi ala alam, m, seperti kayu dipakai memanaskan badan, memasak, dan pertukangan. Awal abad XII,, ben XII bentuk tuk ene energi rgi lai lainny nnya a se seper perti ti ang angin in dan air dim dimanf anfaa aatka tkan n unt untuk uk kep keperl erluan uan pengangk peng angkutan utan dan peng penggiling gilingan an biji-bi biji-bijian. jian. Manu Manusia sia mulai mema memanfaat nfaatkan kan ener energi gi batubara untuk keperluan pemanasan dan memasak pada awal abad ke- 14. Sejak abad ab ad XV XVII IIII di In Ingg ggri ris s ba batu tuba bara ra in inii di digu guna naka kan n un untu tuk k me meng ngha hasi silk lkan an ua uap p da dan n mengge men ggerak rakkan kan mes mesin in uap pad pada a pa pabrik brik pen penger gerjaa jaan n log logam am dan tek teksti stil. l. Ber Berbag bagai ai penelitian dan uji coba dilakukan, sehingga dapat menemukan bentuk-bentuk energi alam lainnya yang dapat dimanfaatkan dalam kebutuhan dan kegiatan sehari-hari. Samp Sa mpai ai se seka kara rang ng ha hasi sill pe pene nelit litia ian n me meng ngha hasi silk lkan an be bebe bera rapa pa su sumb mber er en ener ergi gi,, di antaranya: 1. Energi Mekanik 2. Energi Medan Magnet 3. Energi Grafitasi 4. Energi Nuklir 5. Energi Sinar 6. Energi Panas 7. Energi Listrik Semua zat-zat (padat, cair dan gas) yang ada di alam semesta ini disebut materi. Materi ini mengandung energi dan energi ini dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk lainnya, karena alam maupun kejadian-kejadian teknis. Menurut hukum kekekalan energi bahwa energi itu tidak dapat diciptakan ataupun dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari energi satu ke energi lainnya.
2. Sejara Sejarah h Penyediaan Penyediaan Tenaga Tenaga Listrik Listrik Pada tahun 1885 seorang dari Prancis bernama Lucian Gauland dan John Gibbs dari Inggris menjual hak patent generator arus bolak-balik kepada seorang pengusaha bernama George Westinghouse Selanjutnya dikembangkan generator arus bola bolak-bal k-balik ik deng dengan an tega tegangan ngan teta tetap, p, pembu pembuatan atan trans transforma formator, tor, dan akhir akhirnya nya
dipero dip eroleh leh sis sistem tem jar jaring ingan an aru arus s bol bolak akbal balik ik se sebag bagai ai tra transm nsmisi isi da dari ri pe pemba mbangk ngkit it ke beban/pemakai.
Generator gaulard dan gibbs
Generator westinghouse Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai dengan selesai dibangunnya pusat tenaga listrik di Gambir, Jakarta Mei 1887, kemudian di Medan (1899), Surakarta (1902), Bandung (1906), Surabaya (1912), dan Banjarmasin (1922). Pusat-pusat tenaga listrik ini pada awalnya menggunakan tenaga thermis. Kemudian disusul dengan pembuatan pusat-pusat listrik tenaga air: PLTA Giringan di Madiun (1917), PLTA PLT A Te Tes s di Ben Bengku gkulu lu (19 (1920) 20),, PL PLTA TA Ple Plenga ngan n di Pri Priang angan an (19 (1922) 22),, ser serta ta PL PLTA TA Bengkok dan PLTA Dago di Bandung (1923). Sebelum kemerdekaan pengusahaan tenaga listrik di Indonesia dikelola oleh beberapa perusahaan swasta, di antaranya yan ang g
terb te rbe esa sarr
ada dala lah h
NIG IGE EM
(Ne Nede derl rlan ands ds
Indis In disch che e
Gas Ga s
en
Elec El ectr tric icit itei eits ts
Maatschappij ) yang kemu mudi dia an me men nje jelm lma a me menj nja adi OGE GEM M (Ove Overze rzese se Gas Gasen en Electriciteits Maatschappij ), ) , ANIEM ( Algemene Algemene Nederlands Indhische Electriciteits Maatschappij ), ), dan GEBEO (Gemeen (Gemeen Schappelijk Electriciteits Bedrijk Bandung en Omsheken). Omsheken ). Sementara itu, Jawatan Tenaga Air membangun dan mengusahakan sebagi seb agian an bes besar ar pus pusatat-pus pusat at lis listri trik k ten tenaga aga air di Jaw Jawa a Bar Barat. at. Sej Sejak ak tah tahun un 195 1958 8 pengelolaan ketenagalistrikan di Indonesia ditangani oleh Perusahaan Umum Listrik Negara.
3. Perana Peranan n Tenaga Listri Listrik k Di pusat pembangkit tenaga listrik, generator digerakkan oleh turbin dari bentuk energi lainnya antara lain: dari Air - PLTA; Gas - PLTG; Uap - PLTU; Diesel PLTD; Panas Bumi - PLTP; Nuklir - PLTN. Energi listrik dari pusat pembangkitnya disa di salu lurk rkan an me mela lalu luii ja jari ring ngan an tr tran ansm smis isii ya yang ng ja jara rakn knya ya re rela lati tiff ja jauh uh ke pe pema maka kaii listrik/konsumen.
Konsumen listrik di Indonesia dengan sumber dari PLN atau Perusahaan swasta lainnya dapat dibedakan sebagai berikut. •
Konsumen Rumah Tangga Masin Ma sing-ma g-masin sing g rum rumah ah day dayan anya ya ant antara ara 450 VA s.d s.d.. 4.4 4.400 00 VA VA,, se secar cara a umu umum m meng me nggu guna naka kan n sis iste tem m 1 fa fasa sa de deng ngan an te tega gang ngan an re rend ndah ah 22 220 0 V/ V/38 380 0 V da dan n jumlahnya sangat banyak. banyak.
•
Penerangan Jalan Umum (PJU) Pada kota-kota besar penerangan jalan umum ini sangat diperlukan oleh karena bebannya berupa lampu dengan masing-masing daya tiap lampu/tiang antara 50 VA sampai dengan 250 VA bergantung pada jenis jalan yang diterangi, maka sistem yang digunakan 1 fasa dengan tegangan rendah 220 V/380 V.
•
Konsumen Pabrik Jumlahnya tidak sebanyak konsumen rumah tangga, tetapi masing-masing pabrik dayanya dalam orde ratusan kVA. Penggunaannya untuk pabrik yang kecil masih menggunakan sistem 1 fasa tegangan rendah (220V/380V), untuk pabrik-pabrik skala besar menggunakan sistem 3 fasa dan saluran masuknya dengan jaringan tegangan menengah 20 kV.
•
Konsumen Komersial Yang dimaksud konsumen komersial antara lain stasiun, terminal, KRL (Kereta Rel Listrik), hotel hotel berbintang, rumah rumah sakit besar, kampus, kampus, stadion olahraga, olahraga, mall, supermarket, dan apartemen. Rata-rata menggunakan sistem 3 fasa, untuk yang kapasitasnya kecil dengan tegangan rendah, sedangkan yang berkapasitas besar dengan tegangan menengah 20KV.
4. Instalasi Penyediaan Penyediaan dan Pemanfaatan Pemanfaatan Tenaga Listrik
Keterangan: G
= Generator/Pembangkit Tenaga Listrik
GI = Gardu Induk GH = Gardu Hubung GD = Gardu Distribusi TT = Jaringan Jaringan Tegangan Tegangan Tinggi Tinggi TM = Jaringan Jaringan Tegangan Tegangan Menengah Menengah TR = Jaringan Jaringan Tegangan Tegangan Rendah Rendah
APP = Alat Pembatas/Pengukur Pembatas/Pengukur Instalasi dari pembangkitan sampai dengan alat pembatas/pengukur (APP) disebut Instalasi Penyediaan Tenaga Listrik. Dari mulai APP sampai titik akhir beban disebut diseb ut Insta Instalasi lasi Peman Pemanfaata faatan n Tena Tenaga ga Listr Listrik. ik. Stan Standarisa darisasi si daya tersa tersambung mbung yang disediakan oleh pengusaha ketenagalistrikan (PT PLN) berupa daftar penyeragaman pembatasan dan pengukuran dengan daya tersedia untuk tarif S-2, S-3, R-1, R-2, R4, U-1, U-2, G-1, I-1, I-2, I-3, H-1, dan H-2 pada jaringan distribusi tegangan rendah. Adapun daya tersambung pada tegangan menengah, dengan pembatas untuk tarif S-4, SS-4, I-4, U-3, H-3, dan G-2 terlihat dalam tabel 14.1 berikut. Daya Tersambung pada Tegangan Menengah Arus nominal (ampere) –
6 kV
Daya Tersambung (kVA) pada Tegangan 12 kV 15 kV
20 kV
*)
*)
*)
210**)
–
–
–
–
235***)
6,3
–
–
–
240
10
–
210
260
345
16
–
335
415
555
20
210
415
520
690
25
260
520
650
865
32
335
665
830
1.110
40
415
830
1.040
1.385
50
520
1.040
1.300
1.730
63
655
1.310
1.635
2.180
80
830
1.660
2.080
2.770
100
1.040
2.880
2.600
3.465
125
1.300
2.600
3.250
4.330
160
1.660
3.325
4.155
5.540
200
2.080
4.155
5.195
6.930
250 Keterangan:
2.600
5.195
6.495
8.660
*) Secara bertahap disesuaikan menjadi 20 kV **) Pengukuran tegangan menengah tetapi dengan pembatasan pada sisi tegangan rendah dengan pembatas arus 3 × 355 Ampere tegangan 220/380 Volt.
***) Pengukuran tegangan menengah tetapi dengan pembatasan pada sisi tegangan rendah dengan pembatas arus 3 × 630 Ampere tegangan 127/220 Volt. Pengguna listrik yang dilayani oleh PT PLN dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yang ditunjukkan tabel 14.2. berikut ini. Daya Tersambung Fungsi Arus Primer Daya Primer
Daya Tersambung
Arus Primer
Daya Tersambung
(A) 6
(kVA) 210
(A) 67,5
(kVA) 2.335
7
245
70
2.425
8
275
75
2.595
9
310
80
2.770
10
345
82,5
2.855
11
380
87,5
3.030
12
415
90
3.115
14
485
100
3.465
15
520
105
3.635
16
555
110
3.805
17,5
605
112,5
3.895
18
625
120
4.150
20
690
122,5
4.240
21
725
125
4.330
22
760
135
4.670
22,5
780
140
4.845
24
830
150
5.190
25
865
157,5
5.450
27
936
160
5.540
27,5
950
165
5.710
28
970
175
6.055
30
1.040
180
6.230
32
1.110
192,5
6.660
33
1.140
200
6.930
35
1.210
210
7.265
36
1.245
220
7.615
40
1.385
225
7.785
42
1.455
240
8.305
44
1.525
250
8.660
45
1.560
270
9.345
48
1.660
275
9.515
50
1.730
280
9.690
52,5
1.815
300
10.380
54
1.870
315
10.900
55
1.905
330
11.420
60
2.075
350
12.110
66
2.285
385
13.320
Daya Da ya yan yang g dis disara aranka nkan n unt untuk uk pel pelang anggan gan TM 20 kV (Pe (Pengu ngukur kuran an pad pada a sis sisii TM dengan relai sekunder). Pelanggan TM 20KV yang dibatasi dengan pelabur TM, standarisasi dayanya seperti tabel berikut.
Daya Tersambung Fungsi Pelabur Arus Nominal TM (Amper) 6,3
DayaTersambung (kVA) (kVA) 240
10
345
16
555
20
690
25
865
32
1.110
40
1.385
50
1.730
63
2.180
80
2.770
100
3.465
125
4.330
160
5.540
200
6.930
250
8.660
Pelanggan TM yang dibatasi dengan pelabur TR, standarisasi dayanya seperti tabel berikut. Daya Tersambung Tiga Phasa Arus Nominal TR (Ampere) 3 × 355
Daya Tersambung (kVA) (kVA) 233
3 × 425
279
3 × 500
329
3 × 630
414
3 × 800
526
3 × 1.000
630
Pengguna listrik yang dilayani oleh PT PLN dapat dibedakan menjadi beberapa golongan yang ditunjukkan pada tabel berikut ini. Golongan Pelanggan PLN No. Golongan Penjelasan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Sitem
Batas Daya
Tegangan TR TR TR TM TM
s/d 200 VA 250 VA s/d 2.200 VA 2.201 VA s/d 200 kVA 201 kVA KE ATAS 201 kVA KE ATAS
Tarif S–1 S–2 S–3 S–4 SS – 4
Pemakai sangat kecil Badan sosial kecil Badan sosial sedang Badan sosial besar Badan sosial besar dikelola
R–1 R–2 R–3 R–4 U–1 U–2 U–3 U–4 H–1 H–2 H–3 I–1 I–2 I–3 I–4 I–5 G–1
swasta untuk komersial Rumah tangga kecil Rumah tangga sedang Rumah tangga menengah Rumah tangga besar Usaha kecil Usaha sedang Usaha Besar Sambungan Sementara Perhotelan Kecil Perhotelan Sedang Perhotelan Besar Industri Rumah Tangga Industri Kecil Industri Sedang Industri Menengah Industri Besar Gedung Pemerintahan
TR TR TR TR TR TR TR TM TR TR TR TR TR TR TM TT TR
250 VA s/d 500 VA 501 VA s/d 2.200 VA 2.201 VA s/d 6.600 VA 6601 VA KE ATAS 250 VA s/d 2.200 VA 2.201 VA s/d 200 kVA 201 kVA KE ATAS
G–5
kecil/sedang Gedung Pemerintahan
TM
201 kVA KE ATAS
Besar
250 VA s/d 99 kVA 100 kVA s/d 200 kVA 201 kVA KE ATAS 450 VA s/d 2.200 VA 2.201 VA s/d 13,9 kVA 14 kVA s/d 200 kVA 201 kVA KE ATAS 30.000 kVA KE ATAS 250 VA s/d 200 kVA
24
H
Penerangan Umum
TR
5. Jar Jaringa ingan n Listri Listrik k Pusat Pus at ten tenag aga a list listrik rik umu umumny mnya a ter terlet letak ak jau jauh h da dari ri pus pusat at beb bebann annya. ya. En Energ ergii listrik yang diha dihasilka silkan n pusa pusatt pemb pembangk angkitan itan disa disalurka lurkan n mela melalui lui jarin jaringan gan trans transmisi. misi. Tegangan generator pembangkit relatif rendah (6 kV – 24 kV). Maka tegangan ini dinaikan dengan transformator daya ke tegangan yang lebih tinggi antara 150 kV – 500 kV. Tujuan peningkatan tegangan ini, selain memperbesar daya hantar dari saluran (berbanding lurus dengan kwadrat tegangan), juga untuk memperkecil rugi daya dan susut tegangan pada saluran transmisi. Penurunan tegangan dari jaringan tegang teg angan an tin tinggi ggi/ek /ekstr stra a tin tingg ggii se sebel belum um ke kon konsum sumen en dil dilaku akukan kan dua kal kali. i. Ya Yang ng pertama dilakukan di gardu induk (GI), menurunkan tegangan dari 500 kV ke 150 kV atau dari 150 kV ke 70 kV. Yang kedua dilakukan pada gardu distribusi dari 150 kV ke 20 kV, atau dari 70 kV ke 20 kV. Saluran listrik dari sumber pembangkit tenaga listrik sampai transformator terakhir, sering disebut juga sebagai saluran transmisi, sedangkan dari transformator terakhir sampai konsumen disebut saluran distribusi atau saluran primer. Ada dua macam saluran transmisi/distribusi PLN yaitu saluran udara (overhed (overhed lines) lines) dan saluran kabel bawah tanah (undergound (undergound cable). cable). Kedua cara penyaluran tersebut mesing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian. Dari segi estetik, saluran bawah tanah lebih disukai dan juga tidak mudah terganggu oleh cuaca buruk: hujan, petir angin, dan sebagainya. Namun saluran bawah tanah jauh lebih mahal dibanding saluran udara, tidak cocok untuk daerah banjir karena bila terjadi gangguan/ke gangguan/kerusakan rusakan Secara rinci keuntungan pemasangan saluran udara sebagai berikut: • Bi Biay aya a in inve vest stas asii un untu tuk k me memb mban angu gun n su suat atu u sa salu lura ran n ud udar ara a ja jauh uh le lebi bih h mu mura rah h dibandingkan untuk saluran di bawah tanah. • Untuk daerah-daerah yang tanahnya banyak mengandung batu-batuan, akan lebih mudah dengan membuat lubang untuk tiang-tiang listrik. • Bila terjadi gangguan lebih mudah mencarinya dan lebih mudah memperbaikinya jika dibandingkan untuk saluran saluran bawah tanah. Keuntungan pemasangan saluran bawah tanah: • Biaya pemeliharaan saluran kabel bawah tanah r elatif murah.
• Sambungan bawah tanah relatif tidak terganggu oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti: hujan, angin, petir, salju, sabotase, pencurian kabel lebih sulit, gangguan layang-layang. • Saluran bawah tanah tidak mengganggu keindahan pandangan, tidak semerawut seperti saluran udara. Pada Pa da ak akhi hir/ r/uj ujun ung g
dari da ri sa salu lura ran n
tran tr ansm smis isi, i, sa salu lura ran n
masu ma suk k
ke da dala lam m
suat su atu u
gedung/bangunan gedung/banguna n sebagai pengguna energi listrik. Dari pertimbangan di atas, bahwa saluran udara lebih cocok digunakan pada: • saluran transmisi tegangan tinggi, • da daera erah h lua luarr kot kota, a, mis misaln alnya ya di peg pegunu ununga ngan n ata atau u dae daerah rah jar jaran ang g pen pendud duduk uknya nya.. Adapun untuk saluran bawah bawah tanah akan cocok cocok digunakan pada: • saluran transmisi tegangan rendah, kota-kota besar yang banyak penduduknya Komponen/peralatan utama perlistrikan pada gedung/bangunan tersebut terdiri dari: 1. APP: Alat Pengukur dan Pembatas (milik PLN) 2. PHB: Papan Hubung Bagi - Utama/MDP : Main Distribution Panel - Cabang/SDP : Sub Distribution Panel - Beban/SSDP : Sub-sub Distribution Panel 3. Penghantar: - Kawat Penghantar (tidak berisolasi) - Kabel (berisolasi) 4. Beban - Penerangan: Lampu-lampu Listrik - Tenaga: Motor-motor Listrik Dalam perencanaan instalasi listrik pada suatu gedung/bangunan, berkas rancangan instalasi listrik terdiri dari: gambar situasi, gambar instalasi, diagram garis tunggal, dan gambar rinci.
6. Alat Pengukur Pengukur dan Pembatas Pembatas (APP) APP
merupakan
bagian
dari
pekerjaan
dan
tanggung
jawab
pengusaha
ketenagalistrikan (PLN). Terdiri dari alat ukur kwh meter dan pembatas arus: – 450 VA sampai dengan dengan 4.400 VA untuk sistem satu fasa – 4,9 kVA sampai dengan dengan 630 kVA untuk sistem tiga fasa
Gambar APP sistem satu frasa
Gambar APP sistem tiga frasa
7. Panel Hubung Bagi (PHB) Panel Pan el Hub Hubung ung Bag Bagii (PH (PHB) B) ad adala alah h pan panel el be berbe rbentu ntuk k alm almari ari (cubicle cubicle), ), yang dapat dibedakan sebagai: - Panel Utama/MDP : Main Distribution Panel - Panel Cabang/SDP : Sub-Distribution Panel - Panel Beban/SSDP : Subsub-Distribution Panel Untuk PHB sistem tegangan rendah, hantaran utamanya merupakan kabel feeder dan biasanya menggunakan NYFGBY. Di dalam panel biasanya busbar/rel dibagi diba gi menja menjadi di dua segmen yang saling berh berhubung ubungan an deng dengan an sake sakelar lar pemis pemisah, ah, yang satu mendapat saluran masuk dari APP (pengusaha ketenagalistrikan) dan satunya lagi dari sumber listrik sendiri (genset). Dari kedua busbar didistribusikan ke beban secara langsung atau melalui SDP dan atau SSDP. Tujuan busbar dibagi menjadi dua segmen ini adalah jika sumber listrik dari PLN mati akibat gangguan ataupun karena pemeliharaan, maka suplai ke beban tidak akan terganggu dengan adanya sumber listrik sendiri (genset) sebagai cadangan.
Peralatan pengaman arus listrik untuk penghubung dan pemutus terdiri dari: • CB (Circuit (Circuit Breaker ) • MCB (Miniatur (Miniatur Circuit Breaker ) • MCCB (Mold (Mold Case Circuit Breaker ) • NFB (No (No Fuse Circuit Breaker ) • ACB ( Air Air Circuit Breaker ) • OCB (Oil (Oil Circuit Breaker ) • VCB (Vacuum (Vacuum Circuit Breaker ) • SF6CB (Sulfur (Sulfur Circuit Breaker ) • Sekering dan pemisah • Switch dan DS (Disconnecting (Disconnecting Switch) Switch) Peralatan tambahan dalam PHB antara lain: • Reley proteksi • Trafo tegangan, Trafo arus • Alat-alat listrik: Amperemeter, Voltmeter, Frekuensi meter, Cos ϕ meter • Lampu indikator • dan lain-lain Cont Co ntoh oh ga gamba mbarr di diag agra ram m sa satu tu ga garis risny nya a bi bisa sa di dilih lihat at pa pada da.. Un Untu tuk k PH PHB B si sist stem em tegangan menengah, terdiri dari tiga cubicle yaitu satu cubicle incoming dan cubicle outgoing . Han Hantar taran an mas masuk uk mer merupa upakan kan kab kabel el teg tegang angan an men menen engah gah dan bia biasa sanya nya dengan kabel XLPE atau NZXSBY. Saluran daya tegangan menengah ditransfer melalui trafo distribusi ke LVMDP (Low (Low Voltage Voltage Main Distribution Panel ). ). Pengaman arus listriknya terdiri dari sekering dan LBS ((Load Load Break Switch). Switch). Peralatan dan rangkaian dari busbar sampai ke beban seperti pada PHB sistem tegangan rendah. Salah satu contoh cubicle seperti gambar berikut.
Contoh Panel Cubicle
7.1 MCB (Miniatur Circuit Breaker ) MCB ad adala alah h pen pengam gaman an ran rangka gkaian ian yan yang g dil dileng engkap kapii den dengan gan pe penga ngaman man ther th ermi mis s (b (bim imet etal al))
untu un tuk k pe peng ngam aman an be beba ban n le lebi bih h da dan n ju juga ga di dile leng ngka kapi pi re rela laii
elektromag elek tromagnetik netik untuk peng pengaman aman hubung singk singkat. at. MCB bany banyak ak digun digunakan akan untuk pengaman sirkit satu phasa dan tiga phasa. Keuntungan menggunakan menggunakan MCB sebagai berikut. 1. Dapat memutuskan rangkaian tiga phasa walaupun terjadi hubung singkat pada salah satu phasanya. 2. Dapat digunakan kembali setelah rangkaian diperbaiki akibat hubung singkat atau beban lebih. 3. Mempunyai tanggapan yang baik apabila terjadi hubung singkat atau beban lebih. Pada Pa da MC MCB B te terd rdap apat at du dua a je jeni nis s pe peng ngam aman an ya yait itu u se seca cara ra th ther ermi mis s da dan n elektromagnetis, pengaman termis berfungsi untuk mengamankan arus beban lebih sedangkan pengaman elektromagnetis berfungsi untuk mengamankan jika terjadi hubung singkat. Pengaman thermis pada MCB memiliki prinsip yang sama dengan thermal overload yaitu menggunakan dua buah logam yang digabungkan (bimetal), pengamanan secara thermis memiliki kelambatan, ini bergantung pada besarnya arus yang harus diamankan, sedangkan pengaman elektromagnetik menggunakan sebuah kumparan yang dapat menarik sebuah angker dari besi lunak. MCB dibuat hanya memiliki satu kutub untuk pengaman satu phasa, sedangkan untuk pengaman tiga tig a pha phasa sa bia biasa sanya nya mem memilik ilikii tig tiga a ku kutub tub den dengan gan tua tuas s ya yang ng dis disatu atukan kan,, se sehin hingga gga apabila terjadi gangguan pada salah satu kutub maka kutub yang lainnya juga akan ikut terputus.
MCB satu phasa
MCB tiga phasa
7.2 MCCB (Molded Case Circuit Breaker) MCCB MC CB
meru me rupa paka kan n
alat al at
peng pe ngam aman an
yang ya ng
dala da lam m
pros pr oses es
oper op eras asin inya ya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai pengaman dan sebagai alat penghubung. Jika dilih di lihat at da dari ri se segi gi pe peng ngam aman an,, ma maka ka MC MCCB CB da dapa patt be berf rfun ungs gsii se seba baga gaii pe peng ngam aman an gangguan arus hubung singkat dan arus beban lebih. Pada jenis tertentu, pengaman ini mem mempun punyai yai ke kemam mampua puan n pe pemut mutusa usan n ya yang ng dap dapat at dia diatur tur se sesua suaii den dengan gan yan yang g diinginkan.
Molded Case Circuit Breaker
Keterangan: 1. BMC material for base and cover 2. Arc chute 3. Mounting for ST or UVT connection block 4. Trip-free mechanism 5. Moving contacts 6. Clear and IEC-complaint maekings m aekings 7. Magnetic trip unit 8. Compact size
7.3 ACB (Air Circuit Breaker) ACB ( Air Air Circuit Breaker ) merupakan jenis circuit breaker dengan sarana pemadam busur api berupa udara. ACB dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Udara pada tekanan ruang atmosfer digunakan sebagai peredam busur api yang timbul akibat proses switching switching maupun maupun gangguan.
ACB (Air Circuit Breaker)
Air Circuit Breaker dapat digunakan pada tegangan rendah dan tegangan menengah. Rating standar Air Circuit Breaker (ACB) yang dapat dijumpai dipasaran sebagai berikut. • LV-ACB: Ue = 250 V dan 660 V Ie = 800 A – 6.300 A Icn = 45 kA – 170 kA • LV-ACB: Ue = 7,2 kV dan 24kV Ie = 800 A – 7.000 A Icn = 12,5 kA – 72 kA
7.4 OCB (Oil Circuit Breaker) Oil Circu Circuit it Break Breaker er adal adalah ah jenis CB yang menggunaka menggunakan n minya minyak k seba sebagai gai sarana pemadam busur api yang timbul saat terjadi gangguan. Bila terjadi busur api dalam dal am min minyak yak,, mak maka a miny minyak ak ya yang ng de dekat kat bus busur ur api ak akan an ber beruba ubah h men menjad jadii uap minyak dan busur api akan dikelilingi oleh gelembunggelembung uap minyak dan gas. Gas yang terbentuk tersebut mempunyai sifat thermal conductivity yang baik dengan tegangan ionisasi tinggi sehingga baik sekali digunakan sebagi bahan media pemadam loncatan bunga api.
OCB (Oil Circuit Breaker)
7.5 VCB (Vacuum Circuit Breaker) Pada dasarnya kerja dari CB ini sama dengan jenis lainnya hanya ruang kont ko ntak ak di ma mana na te terj rjad adii bu busu surr ap apii me meru rupa paka kan n ru ruan ang g ha hamp mpa a ud udar ara a ya yang ng tin tingg ggii sehingga peralatan dari CB jenis ini dilengkapi dengan seal penyekat udara untuk mencegah kebocoran.
VCB (Vacuum Circuit Breaker)
7.6 SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker) SF6 CB adalah pemutus rangkaian yang menggunakan gas SF6 sebagai sarana pemadam busur api. Gas SF6 merupakan gas berat yang mempunyai sifat dielektrik dan sifat memadamkan busur api yang baik sekali. Prinsip pemadaman busu bu surr ap apin inya ya ad adal alah ah Ga Gas s SF SF6 6 di ditiu tiupk pkan an se sepa panj njan ang g bu busu surr ap api, i, ga gas s in inii ak akan an mengambil panas dari busur api tersebut dan akhirnya padam. Rating tegangan CB adalah antara 3.6 KV – 760 KV.
SF6 CB (Sulfur Hexafluoride Circuit Breaker)
8. Pe Pengh nghant antar ar Untuk Unt uk ins instal talasi asi list listrik rik,, pen penya yalura luran n aru arus s list listrik riknya nya dar darii pan panel el ke be beban ban dig diguna unaka kan n penghantar listrik yang sesuai dengan penggunaanya. penggunaanya. Ada dua macam penghantar penghantar listrik yaitu: – Kawat Penghantar tanpa isolasi (telanjang) yang dibuat dari Cu dan AL, sebagai contoh BC, BCC, A2C, A3C, ACSR.
– Kabel Penghantar yang terbungkus isolasi, ada yang berinti tunggal atau banyak, ada yang kaku atau berserabut, ada yang dipasang di udara atau di dalam tanah, dan masingmasing digunakan sesuai dengan kondisi pemasangannya. Hal ini bisa dilihat dari masing-masing karakter jenis kabelnya pada nomen klatur kabel. Sebagai contoh: NYA, NYM, NYY, NYMHY, NYYHY, NYFGBY. Berikut ini adalah gambar diagram satu garis untuk konsumen tegangan rendah dan konsumen tegangan tinggi.
Diagram Transmisi dan Distribusi
9. Beba Beban n List Listri rik k Menurut sifatnya, beban listrik terdiri tiga. a. Resistor (R) yang bersifat resistif b. Induktor (L) yang bersifat induktif c. Kapasitor (C) yang bersifat kapasitif Beba Be ban n lis listr trik ik ya yang ng di dima maks ksud ud ad adal alah ah pi pira rant ntii / pe pera rala lata tan n ya yang ng me meng nggu guna naka kan n / mengkonsumsi energi listrik. Secara garis besar beban listri k adalah : – Untuk penerangan dengan dengan lampu-lampu pijar, pemanas listrik yang yang bersifat resistip – Un Untu tuk k
pera pe rala lata tan n ya yang ng me meng nggu guna naka kan n mo moto tor-m r-mot otor or lis listr trik ik (p (pom ompa pa ai air, r, al alat at
pendi pe ndingi ngin/A n/AC/F C/Free reezer zer// ku kulka lkas, s, per perala alatan tan lab labora orator torium) ium),, pen penera eranga ngan n den dengan gan lampu tabung yang menggunakan balast/trafo bersifat induktif (lampu TL, sodium, merkuri, komputer, TV, dan lain-lain).
Jika beban resistif diaktifkan (dinyalakan), maka arus listrik pada beban ini segera mengalir dengan cepatnya sampai pada nilai tertentu (sebesar nilai arus nominal beban) dan dengan nilai yang tetap hingga tidak diaktifkan (dimatikan). Lain halnya dengan beban induktif, misalnya pada motor listrik. Begitu motor diaktifkan (digerakkan), maka saat awal (start) menarik arus listrik yang besar (3 sampai 5 kali nilai arus nominal), kemudian turun kembali ke arus nominal Jenis beban listrik dalam gedung/bangunan dapat dikelompokkan menjadi: 1. Penerangan (lighting (lighting ) 2. Stop kontak 3. Motor-motor listrik
9.1 penerangan (lighting) Pene Pe nera rang ngan an ge gedu dung ng me merup rupak akan an pe peng nggu guna naan an ya yang ng do domi mina nan, n, ka kare rena na dibutu dib utuhka hkan n ole oleh h se semua mua ged gedung ung dan jug juga a wak waktu tu pe pengg nggun unaa aanny nnya a ya yang ng pan panjan jang. g. Jumlah Jum lah lam lampu pu yan yang g dig diguna unaka kan n aka akan n mem mempen pengar garuhi uhi pe pemba mbagia gian n gru grup p dar darii pa panel nel penerangan; penampang penghantarnya dan pengamannya (CB atau MCB) serta sakelar kendalinya. 9.2 Stop Kontak Stop Kontak adalah istilah populer yang biasa digunakan sehari-hari. Dalam PUIL 2000, stop kontak ini dinamakan KKB (Kotak Kontak Biasa) dan KKK (Kotak Kontak Khusus) KKB adalah kotak kontak yang dipasang untuk digunakan sewaktuwaktu (tidak secara tetap) bagi piranti listrik jenis apa pun yang memerlukannya, asalkan penggunaannya tidak melebihi batas kemampuannya. KKK adalah kotak kontak yang dipasang khusus untuk digunakan secara tetap bagi suatu jenis piranti listrik tertentu yang diketahui daya maupun m aupun tegangannya.
Macam – macam stop kontak
9.3 Motor-Motor Listrik Motor-motor listrik merupakan beban kedua terbanyak sesudah penerangan, motor listrik digunakan untuk menggerakan pompa, kipas angin, kompresor yang merupakan bagian penting dari sistem pendingin udara, dan juga sebagai pengerak mesin-m mes in-mesi esin n ind indust ustri, ri, ele eleva vator, tor, es escal calato ator, r, dan seb sebaga againy inya. a. Mot Motor or dik dikate ategor gorika ikan n sebagai motor fraksional (kurang dari 1 HP), integral (diatas 1 HP), dan motor kelas medi me dium um sa samp mpai ai be besa sarr (d (dia iata tas s 5 HP HP). ). Mo Moto tor-m r-mot otor or ju juga ga da dapa patt di dike kelo lomp mpok okan an berdasarkan jenis arus yang digunakan, yaitu: a. Motor arus searah b. Motor arus bolak-balik satu phasa c. Motor arus bolak-balik tiga phasa Gambar berikut ini merupakan beberapa berbagai piranti yang menggunakan motor.
Eskalator
Air-condotioning
10.Sistem distribusi Sistem Sistem Distrib Distribusi usi merupa merupaka kan n bagian bagian dari dari sistem sistem tenaga tenaga listrik listrik.. Sistem Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk (Bulk Power Power Sourc Source) e) sampa sampaii kekons kekonsume umen. n. Jadi Jadi fungsi fungsi distribusi distribusi tenaga tenaga listrik listrik adalah: pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan 2) merupakan subsistem tenaga listrik yang langsung l angsung berhubungan dengan pelanggan, pelanggan, karena karena catu daya pada pusat-pusat pusat-pusat beban beban (pelangga (pelanggan) n) dilayani dilayani langsung langsung melalui jaringan distribusi. Tenag Tenaga a listrik listrik yang yang dihasi dihasilka lkan n oleh oleh pemba pembangk ngkit it listrik listrik besar besar denga dengan n tegangan dari 11 kV sampai 24 kV dinaikan tegangannya oleh gardu induk dengan transformator penaik tegangan menjadi 70 kV ,154kV, 220kV atau 500kV kemudian disalu disalurka rkan n melalu melaluii salura saluran n transm transmisi. isi. Tujuan Tujuan menaik menaikkan kan tegang tegangan an ialah ialah untuk untuk memper memperkec kecilil kerugi kerugian an daya daya listrik listrik pada pada salura saluran n transm transmisi isi,, dimana dimana dalam dalam hal hal ini
kerugian daya adalah sebanding dengan kuadrat arus yang mengalir (I kwadrat R). Deng Dengan an daya daya yang yang sama sama bila bila nila nilaii tega tegang ngan anny nya a dipe diperb rbes esar ar,, maka maka arus arus yang yang mengalir semakin kecil sehingga kerugian daya juga akan kecil pula. Dari saluran transmisi, transmisi, tegangan tegangan diturunkan diturunkan lagi menjadi 20 kV dengan dengan transforma transformator tor penurun penurun tegangan tegangan pada gardu induk distribusi, distribusi, kemudian kemudian dengan dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan oleh saluran distribusi primer primer.. Dari Dari salura saluran n distri distribus busii primer primer inilah inilah gardugardu-gar gardu du distri distribus busii mengam mengambil bil tegang tegangan an untuk untuk dituru diturunka nkan n tegang tegangan annya nya dengan dengan trafo trafo distrib distribus usii menjad menjadii sistem sistem tegangan rendah, yaitu 220/380 Volt. Selanjutnya disalurkan oleh saluran distribusi seku sekund nder er ke kons konsum umen en-k -kon onsu sume men. n. Deng Dengan an ini ini jela jelas s bahw bahwa a sist sistem em dist distrib ribus usii merupakan bagian yang penting dalam sistem tenaga listrik secara keseluruhan. Pada Pada sistem sistem penya penyalura luran n daya daya jarak jarak jauh, jauh, selal selalu u diguna digunaka kan n tegan tegangan gan setinggi setinggi mungkin, mungkin, dengan dengan mengguna menggunakan kan trafo-trafo trafo-trafo step-up. step-up. Nilai tegangan tegangan yang sangat tinggi ini (HV,UHV,EHV) menimbulkan beberapa konsekuensi antara lain: berbahaya berbahaya bagi lingkunga lingkungan n dan mahalnya mahalnya harga perlengka perlengkapan-pe pan-perleng rlengkapa kapannya nnya,, selain menjadi tidak cocok dengan nilai tegangan yang dibutuhkan pada sisi beban. Maka, pada daerah-daerah pusat beban tegangan saluran yang tinggi ini diturunkan kembali kembali dengan dengan menggunak menggunakan an trafo-trafo trafo-trafo step-down. step-down. Akibatnya, Akibatnya, bila ditinjau ditinjau nilai tegangannya, maka mulai dari titik sumber hingga di titik beban, terdapat bagianbagi bagian an salu salura ran n yang yang memi memilik likii nilai nilai tega tegang ngan an berb berbed eda-b a-bed eda. a. Peng Pengel elom ompo poka kan n Jaringan Distribusi Tenaga Listrik
Konfigurasi Sistem Tenaga Listrik. Untuk kemudahan kemudahan dan penyeder penyederhana hanaan, an, lalu diadakan diadakan pembagian pembagian serta pembatasan-pembatasan pembatasan-pembata san seperti pada Gambar diatas: Daerah I
: Bagian pembangkitan (Generation)
Daerah II
: Bagian penyaluran (Transmission) , bertegangan tinggi (HV,UHV,EHV)
Daerah III : Bagian Distribusi Primer, bertegangan menengah (6 atau atau 20kV). Daerah IV :(Di dalam bangunan bangunan pada beban/konsumen), beban/konsumen), Instalasi, bertegangan bertegangan rendaH
Berdasarka Berdasarkan n pembatasa pembatasan-pem n-pembatas batasan an tersebut, tersebut, maka diketahui diketahui bahwa porsi materi Sistem Distribusi adalah Daerah III dan IV, yang pada dasarnya dapat dikelasifik dikelasifikasika asikan n menurut menurut beberapa beberapa cara, bergantun bergantung g dari segi apa klasifikas klasifikasii itu dibuat.
Dengan
demiki ikian
ruang
lin lingkup
Jaringan
Distribusi
adalah:
a. SUTM , terdiri dari : Tiang dan peralatan kelengkapannya, konduktor dan peralatan perlengkapannya, perlengkapannya, serta peralatan pengaman dan pemutus. b. SKTM , terdiri dari : Kabel tanah, indoor dan outdoor termination dan lain-lain. c. Gardu trafo, trafo, terdir terdirii dari dari : Transf Transform ormato ator, r, tiang, tiang, pondas pondasii tiang, tiang, rangka rangka tempat tempat trafo,L trafo,LV V panel, panel, pipa-p pipa-pipa ipa pelind pelindung ung,, Arrest Arrester, er, kabelkabel-kab kabel, el, transf transform ormer er band, band, peralatan grounding,dan lain-lain. d. SUTR dan SKTR , terdiri dari: sama dengan perlengkapan/material pada SUTM dan SKTM. Yang membedakan hanya dimensinya. Klasifikas Klasifikasii Saluran Saluran Distribusi Distribusi Tenaga Listrik Listrik Secara Secara umum, saluran tenaga Listrik Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Menurut nilai tegangannya: tegangannya: a. Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan bertegangan menengah menengah 20 kV. Jaringan Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi. b. Saluran Saluran Distribusi Distribusi Sekunder, Sekunder, Terletak Terletak pada sisi sekunder sekunder trafo distribusi, distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban
2. Menurut bentuk tegangannya: tegangannya: a. Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah. b. Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolakbalik.
3. Menurut jenis/tipe konduktornya: konduktornya: a. Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas: - Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus. - Saluran kabel udara, bila bil a konduktornya terbungkus isolasi. b. Saluran Saluran Bawah Bawah Tanah, Tanah, dipasang dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan menggunakan kabel tanah (ground cable).
c. Salura Saluran n Bawah Bawah Laut, Laut, dipasa dipasang ng di dasar dasar laut laut dengan dengan mengg mengguna unakan kan kabel kabel laut laut (submarine cable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya: salurannya: a. Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, netral, atau saluran positip terhadap terhadap negatip negatip (pada sistem DC) membentuk membentuk garis horisontal.
b. Salura Saluran n Konfig Konfigura urasi si Vertik Vertikal, al, bila bila salura saluran-s n-salu aluran ran terse tersebut but memben membentuk tuk garis garis vertikal
.
c. Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta)
5. Menurut Susunan Rangkaiannya Dari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi di bedakan menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder. a. Jaringan Sistem Distribusi Primer, Sistem distribusi primer digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu induk distribusi ke pusat-pusat beban. Sistem ini dapat menggunakan saluran udara, kabel udara, udara, maupun maupun kabel kabel tanah tanah sesuai sesuai dengan dengan tingkat tingkat keandalan keandalan yang diinginkan diinginkan dan kondis kondisii serta serta situas situasii lingku lingkunga ngan. n. Salura Saluran n distri distribus busii ini diren direntan tangka gkan n sepan sepanjan jang g daerah rah
yang
akan
di
suplai lai
ten tenaga
listrik
sampai
ke
pusat
beban.
Terda Terdapat pat bermac bermacam-m am-maca acam m bentuk bentuk rangka rangkaian ian jaring jaringan an distri distribus busii primer, primer, yaitu: yaitu: - Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area. - Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop. -Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET) - Jaringan distribusi spindle - Saluran Radial Interkoneksi b. Jaringan Sistem Distribusi Sekunder, Sistem Sistem distribusi distribusi sekunder sekunder digunaka digunakan n untuk menyalurkan menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder
bentuk saluran yang paling banyak digunakan ialah sistem radial. Sistem ini dapat menggunak menggunakan an kabel kabel yang berisolasi berisolasi maupun maupun kondukto konduktorr tanpa isolasi. Sistem Sistem ini biasanya disebut sistem tegangan rendah yang langsung akan dihubungkan kepada konsumen/pemakai konsumen/pemakai tenaga listrik dengan melalui peralatan-peralatan sbb: -Papan pembagi pada trafo distribusi, - Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder). - Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai) - Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan.
Komponen Sistem Distribusi Tegangan Sistem Distribusi Sekunder Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National Electrical Manufactures
Association). Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima pada titik beban mende mendekat katii nilai nilai nomina nominal, l, sehin sehingga gga perala peralatan tan/be /beban ban dapat dapat dioper dioperas asika ikan n secara secara optimal. optimal. Ditinjau Ditinjau dari cara pengawat pengawatannya annya,, saluran saluran distribusi distribusi AC dibedaka dibedakan n atas bebera beberapa pa macam macam tipe tipe dan dan cara cara penga pengawat watan, an, ini bergan bergantun tung g pula pula pada pada jumlah jumlah fasanya, yaitu: 1.
Sistem
satu
fasa
2.
Sistem
satu
3.
Sistem
tiga
fasa
empat
kawat
120/208
Volt
4.
Sistem
tiga
fasa
empat
kawat
120/240
Volt
fasa
dua tiga
kawat kawat
120 120/240
Volt Volt
5.
Sistem
tiga
fasa
tiga
kawat
240
Volt
6.
Sistem
tiga
fasa
tiga
kawat
480
Volt
7.
Sistem
tiga
fasa
empat
kawat
240/416
Volt
8.
Sistem
tiga
fasa
empat
kawat
265/460
Volt
9.
Sistem
tiga
fasa
empat
kawat
220/380
Volt
Di Indonesia Indonesia dalam hal ini PT. PLN mengguna menggunakan kan sistem sistem tegangan tegangan 220/380 Volt. Seda Sedang ng pema pemaka kaii listr listrik ik yang yang tida tidak k meng menggu guna naka kan n tena tenaga ga listr listrik ik dari dari PT. PT. PLN, PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik listrik yang yang dimaks dimaksud ud umumny umumnya a merek mereka a berga bergantu ntung ng kepad kepada a negara negara pembe pemberi ri pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun 1967 halaman 7 seri 1 tabel 1) Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari: 1. Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat , Tipe ini merupakan bentuk dasar yang yang palin paling g sede sederha rhana na,, bias biasan anya ya digu diguna naka kan n untu untuk k mela melaya yani ni peny penyal alur ur daya daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan. 2. Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat , Pada tipe ini, prinsipnya sama dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran “netral” disini dihubungkan pada tengah
belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan. 3. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt , Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan beban 3 fasa. 4. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt . 5. Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat , Tipe ini banyak dikembangkan seca secara ra ekst eksten ensi sif. f. Dalam Dalam hal hal ini ini rang rangka kaia ian n tiga tiga fasa fasa sisi sisi seku sekund nder er traf trafo o dapa dapatt dipe dipero role leh h dala dalam m bent bentuk uk rang rangka kaia ian n delt delta a (seg (segit itig iga) a) atau ataupu pun n rang rangka kaia ian n wye wye (star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam pelaksanaannya perlu perlu diperh diperhati atikan kan adanya adanya pemba pembagia gian n seimba seimbang ng antara antara ketig ketiga a fasany fasanya. a. Untuk Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau perdagangan. 6. Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat , Pada tipe ini, sisi sekunder (outpu (output) t) trafo trafo distrib distribusi usi terhub terhubung ung star,d star,dima imana na salura saluran n netral netral diambi diambill dari dari titik titik bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat dua alternatif besar tegangan.